Askep Pre HD
Askep Pre HD
Askep Pre HD
1. Pengertian
ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural maupun
kelainan dalam komposisi kimia darah, urin atau kelainan pathologis atau
yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal, gagal ginjal adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit
volume dan komposisi. Biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik
dan akut gagal ginjal. Progresif dan lambat pada setiap nefron Penyakit
dalam hitungan beberapa hari hingga minggu. (Price & Wilson, 2006
primer GGK juga akan mempengaruhi manifestasi klinis yang akan sangat
(Irwan, 2018).
2018).
3. Anatomi dan Fisiologi Ginjal
a. Anatomi ginjal
dengan lebar 5 –
7.5 cm dan tebalnya 2.5 cm dan beratnya sekitar 150 gram. Organ
dibungkus oleh
kapsul ginjal, yang berguna untuk mempertahankan ginjal, pembuluh
sebagai berikut :
relatif normal.
muntah
bahan
Ginjal terdiri atas tiga area yaitu korteks, medulla dan pevis.
a) Korteks
Korteks merupakan bagian paling luar ginjal, dibawah
pada korteks.
b) Medulla
18 buah.
c) Pelvis
Wartonah, 2015).
arteriol aferen.
c. Fisiologi Ginjal
mengatur fungsi nefron. Setelah itu dari tubulus distal, urin menuju
melalui ujung
papilla renalis dan kemudian bergabung membentuk struktur pelvis
renalis.
bahwa volume plasma rata – rata pada orang dewasa adalah 2,75 liter,
hal ini berarti seluruh volume plasma tersebut difiltrasi sekitar enam
puluh lima kali oleh ginjal setiap harinya. Apabila semua yang
difiltrasi menjadi urin, volume plasma total akan habis melalui urin
dalam waktu setengah jam. Namun, hal itu tidak terjadi karena adanya
yang masih dapat dipergunakan oleh tubuh. Perpindahan zat - zat dari
170 liter plasma yang difiltrasi setiap hari, 178,5 liter diserap kembali
dengan 1,5 liter sisanya terus mengalir melalui pelvis renalis dan
keluar sebagai urin. Secara umum, zat - zat yang masih diperlukan
tubulus. Sekresi tubulus merupakan rute kedua bagi zat - zat dalam
darah merah.
dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk
sisa dalam darah yang dapat diukur adalah Blood Urea Nitrogen
sensor dalam
ginjal memutuskan berapa banyak air dikeluarkan sebagai urin,
suatu penyakit, ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan urin
adalah jauh lebih encer, dan urin menjadi bening. Sistem ini dikontrol
Filtration Rate) GFR dan berakhir menjadi Gagal Ginjal Kronis dimana
tubuh. Produk sampah ini berupa ureum dan kreatinin, dimana dalam
jangka waktu
22
bernapas dengan cepat dan pernapasan yang dalam dan lambat (kusmaul),
serta dalam keadaan berat, dapat menyebabkan koma (Silbernagl & Lang,
2015).
sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah merah. Hal ini
6. Faktor Resiko
a. Usia
Usia yang lebih tua mempunyai resiko GGK yang lebih besar
tahun dan pada usia 80 tahun, hanya 40% nefron yang berfungsi. Hasil
b. Jenis Kelamin
bahwa resiko GGK pada laki – laki lebih besar dibanding perempuan.
c. Sosial Ekonomi
laki- laki kulit putih dan perempuan Afrika - Amerika dengan status
fungsi ginjal dan pengobatan lebih lebih kecil pada masyarakat dengan
d. Penyakit Pemicu
GGK dibandingkan yang tidak DM. hal ini dikarenakan kadar gula
beresiko 3,7 kali lebih besar untuk terjadinya GGK dibandingkan yang
e. Obesitas
Sri, 2015).
7. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala dari penyakit ginjal kronik menurut Smeltzer &
pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
kussmaul.
26
saluran GI.
drop
8. Pemeriksaan Penunjang
biasanya< 400 ml/jam atau oliguria atau urin tidak ada/anuria, perubahan
ukuran kandung kemih, refluk kedalam ureter, dan retensi) (Nuari, 2017).
27
9. Komplikasi
10. Penatalaksanaan
penurunan fungsi ginjal, factor resiko untuk penurunan fungsi ginjal, dan
ginjal
yaitu:
perburukan.
ginjal
1. Definisi
tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung
Kronik yaitu :
Penyebab :
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
a) Mayor :
b) Minor :
menurun.
31
Penyebab :
a) Hiperglikemi
garam, imobilitas)
h) Kurang aktivitas
a) Mayor
(1) Subjektif :-
b) Minor
32
intermiten)
Faktor Resiko :
a) Perubahan afterload
d) Perubahan kontraktilitas
e) Perubahan
preload 4) Nausea
(D.0076).
Penyebab :
c) Distensi lambung
d) Iritasi lambung
e) Gangguan pangkreas
intraabdomen)
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan
r) Efek toksin
Tanda dan
Gejala
a) Mayor :
(2) Objektif :-
b) Minor :
Penyebab :
neoplasma)
a) Mayor :
b) Minor :
(1) Subjektif :-
35
metabolisme
Penyebab :
a) Mayor :
(1) Subjektif :-
b) Minor :
diare.
7) Hipervolemia (D.0022).
atau intraselular.
Penyebab :
a) Mayor :
dyspnea (PND)
b) Minor :
(1) Subjektif :-
37
hari.
Penyebab :
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
e) Gaya Hidup
Gejala :
a) Mayor :
kondisi istirahat
b) Minor :
Penyebab :
a) Perubahan sirkulasi
bertegangan tinggi)
h) Kelembapan
i) Proses penuaan
j) Neuropati ferifer
k) Perubahan pigmentasi
l) Perubahan hormonal
39
a) Mayor :
(1) Subjektif :-
b) Minor :
(1) Subjektif :-
5. Evaluasi Keperawatan
a. Pengkajian
Nomor Register 12 XX XX
Tgl Pengkajian 02 Januari 2024
Pemeriksaan Pasien
1. Keadaan umum Cukup
5 5
5 5
Pemeriksaan
Tanggal 02-01-2024
Penunjang
Laboratorium Hematologi Lengkap
Hemoglobin: 6.6 g/dL
(11.0 – 14.7)
Leukosit: 4,56 10^3/uL
(3.37 - 10.00)
Eritrosit: 2.18 10^6/uL
(3.69 – 5.46)
Hematokrit: 20.7 % (35.2
– 46.7)
Trombosit: 159 10^3/uL
(150 - 450)
b. Analisa Data
Pasien
N Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan (Kode SDKI)
o ditemukan
Ur
ut
1 Selasa , 02 Januari Pola nafas tidak efektif b.d sindrom hipoventilasi
. 2024 (D.0005)
Karaktristik (kriteria mayor dan minor) :
a. Subjektif:
- Pasien mengatakan sesak saat beraktifitas
b. Objektif:
- Keadaan umum pasien sedang
- RR = 24x/mnit
- TD = 150/80 mmHg
- Nadi = 88x/mnit
- Suhu = 36,4
- Hb = 6,6 gr/dL
2 Selasa , 02 Januari Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan
. 2024 konsentrasi hemoglobin (D0009)
Batasan karakteristik (kriteria mayor dan minor) :
a. Subjektif : -
b. Objektif :
- CRT lebih dari 2 detik
- KU : Sedang,
- Wajah tampak pucat
- Turgor kulit menurun
- TD : 150/80 mmHg
- Nadi :88x/menit
- Suhu : 36,5oC
- RR : 24x/menit
- HB 6.6 gr/dL
3 Selasa , 02 Januari Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
. 2024 ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (D.0056)
Batasan karakteristik (kriteria mayor dan minor) :
a. Subjektif :
- Pasien mengatakan sering merasa lelah
- Pasien mengatakan sesak
b. Objektif :
- TD : 150/80 mmHG
- N : 88 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
- Hb : 6,6 mg/dl
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
c. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sindrom
hipoventilasi (D.0005)
2. Perfusi perifer tidak Efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin. (D.0009)
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (D.0056)
d. Intervensi
Tabel 4.6 Intervensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD dr.
Soetomo
I.01014 Pemantauan
Respirasi
Observasi
2.1 Monitor
frekuensi, irama,
kedalaman dan
upaya nafas
2.2 Monitor pola
nafas
2.3 Monitor saturasi
oksigen
Terapuetik
2.4 Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
2.5 Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2.6 Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu.
Selasa, 02 Perfusi perifer Setelah dilakukan I.02079 Perawatan
Januari 2024 tidak Efektif tindakan keperawatan Sirkulasi
berhubungan selama 1x30 menit Observasi
dengan penurunan diharapkan perfusi 1.1 Periksa sirkulasi
konsentrasi perifer (L.02011) perifer (mis. Nadi
hemoglobin. dapat meningkat perifer, edema,
(D.0009) dengan Kriteria Hasil pengisian kapiler,
: warna, suhu,
1. Denyut nadi ankle brachial
perifer index)
meningkat 1.2 Identifikasi faktor
2. Sensasi resiko gangguan
meningkat sirkulasi ( mis.
3. Warna kulit Diabetes, perokok,
pucat menurun orang tua hipertensi
4. Pengisian dan kadar kolestrol
kapiler tinggi)
membaik 1.3 Monitor panas,
5. Akral membaik kemerahan, nyeri
6. Turgor kulit atau bengkak
membaik pada ekstermitas
Terapeutik
1.4 Lakukan
pencegahan
infeksi
1.5 Lakukan
perawatan kaki
dan kuku
Edukasi
1.6 Anjurkan berhenti
merokok
1.7 Ajarkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi ( mis.
Rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3)
1.8 Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan (mis.
rasa sakit
yang tidak hilang
saat istirahat, luka
tidak sembuh,
hilangnya rasa)
I.06195 Manajemen
Sensasi Perifer
Observasi
2.1 Identifikasi
penyebab
perubahan sensasi
2.2 Periksa perbedaan
sensasi tajam dan
tumpul
2.3 Monitor
perubahan kulit
2.4 Monitor adanya
tromboflebitis dan
tromboemboli
vena
Terapuetik
2.5 Hindari
pemakaian benda-
benda yang
berlebihan
suhunya (terlalu
panas atau dingin)
2.6 Anjurkan
memakai sepatu
lembut dan
bertumit rendah
Edukasi
2.7 Anjurkan
memakai sepatu
lembut dan
bertumit rendah
Kolaborasi
2.8 Kolaborasi
pemberian
kortikosteroid,
jika
Selasa, 02 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan I.05178 Manajemen
Januari 2024 b.d tindakan keperawatan energi
ketidakseimbangan selama 1x30 menit Observasi
antara suplai dan diharapkan toleransi 1.1 Identifikasi
kebutuhan oksigen aktivitas (L.05047) gangguan fungsi
(D.0056) dapat meningkat tubuh yang
dengan Kriteria Hasil mengakibatkan
: kelelahan
1. Kemudahan 1.2 Monitor
melakukan kelelahan fisik
aktivitas sehari- dan emosional
hari meningkat 1.3 Monitor pola dan
2. Keluhan lelah jam tidur
menurun 1.4 Monitor lokasi
3. Dispnea saat dan
beraktivitas ketidaknyamanan
menurun selama
4. Warna kulit melakukan
membaik aktivitas
5. Saturasi oksigen Terapuetik
membaik 1.5 Sediakan
6. Frekuensi nafas lingkungan
membaik nyaman dan
7. Perasaan rendah stimulus
lemah (mis. Cahaya,
menurun suara,
kunjungan)
1.6 Fasilitasi duduk
di sisi tempat
tidur, jika tidak
dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
1.7 Anjurkan
1.8 melakukan
aktivitas secara
bertahap
1.9 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1.10 Kolaborasi
1.11 dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
I.05186 Terapi
aktivitas
Observasi
2.1 Identifikasi
defisit tingkat
aktivitas
2.2 Monitor respons
emosional, fisik,
sosial dan
spiritual terhadap
aktivitas
Terapuetik
2.3 Libatkan
keluarga dalam
aktivitas, jika
perlu
2.4 Fasilitas aktivitas
fisik rutin, sesuai
kebutuhan
Edukasi
2.5 Anjurkan
melakuka
n aktivitas
fisik,
sosial,
spiritual,
dan
kognitif
dalam
menjaga
fungsi dan
kesehatan
2.6 Ajurkan keluarga
untuk memberi
penguatan psotif
atas partisipasi
dalam aktivitas
Kolaborasi
2.7 Kolaborasi dengan
terpis okupasi
dalam
merencanakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai.
e. Implementasi
f. Evaluasi
Tabel 4.9 Evaluasi asuhan keperawatan dengan Gagal Ginjal Kronik RSUD dr.
Soetomo
1. Pengkajian
a. Identitas :
Nama : Nn. ‘I”
Usia : 44 tahun
Tanggal Lahir : 30 Oktober 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Pendidikan : Sarjana Teknik
b. Keluhan utama
Oedema ekstermitas bawah
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan pasien yang telah menjalani Hemodialisa reguler
seminggu 2x di RSUD dr. Soetomo. Pasien datang ke ruang Hemodialisa
dengan keluhan bengkak pada kedua kaki disertai sesak nafas.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat Hipertensi sejak 11 tahun yang lalu
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum pasien
k/u Cukup
2) B1 (Breathing)
RR 26 x/menit, SpO2 98% dengan O2 Nasal 4 lpm
3) B2 (Blood)
TD 160/90 mmHg, Nadi 92x/menit reguler, S:36,6’ C
4) B3 (Brain)
GCS E4V5M6, pasien sadar penuh dan terorientasi baik
5) B4 (Bladder)
BAK keluar sedikit kurang lebih 50 cc/hari, terkadang pasien juga tidak
kencing
6) B5 (Bowel)
Terdapat ascites minimal, paien diit rendah garam, rendah lemak
7) B6 (Bone)
Kedua ekstremitas bawah tampak oedema
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
2. Gangguan integritas kulit dan jaringan b.d kekurangan / kelebihan volume
cairan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan karena anemia
4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi perfusi
5. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
3. Rencana Keperawatan
Edukasi:
Edukasi pembatasan cairan
(dilakukan setelah HD
selesai)
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian diuretik
Manajemen Hemodialisis
(I.03112) :
Observasi :
1. Identifikasi tanda dan
gejala serta kebutuhan
HD
2. Identifikasi kesiapan HD
3. Monitor TTV selama HD
4. Monitor TTV setelah HD
Terapeutik :
1. Siapkan peralatan HD
2. Atur filtrasi sesuai
kebutuhan penarikan
kelebihan cairan
3. Hentikan Hd jika
mengalami kondisi yang
membahayakan
(mis.syok)
Edukasi :
1. Jelaskan tentang prosedur
HD
2. Ajarkan pembatasan
cairan dan pengenalan
tanda pemburukan
kondisi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian heparin
pada bloodline, sesuai
indikasi