Octaviana Dewi W.
Octaviana Dewi W.
Octaviana Dewi W.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.M DENGAN DEMENSIA PADA NY.K
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG SELATAN
KOTA MAGELANG
KTI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Octaviana Dewi Wulandari
NIM. P1337420514017
i
HALAMAN JUDUL
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.M DENGAN DEMENSIA PADA NY.K
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG SELATAN
KOTA MAGELANG
KTI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Octaviana Dewi Wulandari
NIM. P1337420514017
ii
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.1337420514017
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah yang
saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan
merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Kasus Karya
Tulis llmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Kasus Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M
Penyusunan Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka Tugas
Magelang.
menemui banyak hambatan dan kesulitan. Tetapi karena bantuan dan pengarahan
Kesehatan Semarang.
3. Hermani Tri Redjeki, S.Kep, Ns.,M.Kes., Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Magelang.
4. Siti Arifah, SKM, M. Kes. sebagai pembimbing dan penguji Karya Tulis
Ilmiah.
vi
5. Moh.Ridwan, SKM, M.PH dan Adi Isworo, SKM, M.PH tim penguji Karya
Tulis Ilmiah.
6. Dosen dan staf karyawan Program Sudi Diploma III Keperawatan Magelang
7. Ayahanda Daryun dan Ibunda Saripah tercinta, terimakasih yang tak terhingga
penulis. Serta Zhahwa Dwi Larasati, adik tercinta yang senantiasa memberikan
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
ini masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
viii
D. Lokasi Dan Waktu ................................................................................................ 71
E. Teknik Analisa Data ............................................................................................. 71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 74
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.2 Genogram.........................................................................................................26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan
terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO juga
jumlah lansia semakin banyak pula permasalah yang muncul, salah satunya
diperkirakan akan meningkat lebih dari 131 juta jiwa pada tahun 2050
sebanyak 23 juta jiwa. Pada tahun 2050 demensia di Benua Asia diperkirakan
Dengan Demensia (ODD) pada tahun 2015 sekitar 556 ribu jiwa dan akan
meningkat pada tahun 2030 sekitar 2,3 juta jiwa (Prince, Herrera, Knapp,
1
2
kemanpuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut
umum terjadi pada lansia akibat proses dari penuaan. Mereka beranggapan
maka tugas keluarga yang lain tidak terpenuhi. Demensia yang tidak
makan dan berfikir bahwa mereka sudah makan, penurunan daya ingat,
di Indonesia. Oleh karena itu hal mendasar bagi semua penderita demensia
maupun anggota keluarga untuk dapat mengenal masalah demensia ini guna
Magelang Selatan Kota Magelang” dengan harapan karya tulis ini dapat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
yang telah diberikan pada keluarga Tn. M dengan Demensia Pada Ny.
Kota Magelang
C. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
2. Praktis
Hasil laporan kasus ini dapat dijadikan bahan masukan bagi institusi
masalah demensia.
b. Bagi keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Demensia
(Aspiani, 2014).
2. Anatomi Otak
7
8
3. Etiologi Demensia
mayor, obat anti konvulsan, obat anti aritmia dan obat anti
hipertensi.
hiperkalsemia.
demensia dialisis.
1) Penyakit Alzheimer
9
2) Khorea Huntington
3) Penyakit Parkinson
kepala.
4. Patofisiologi Demensia
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada
proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan
gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan
kejadian yang baru saja terjadi, seperti lupa janji, menanyakan dan
g. Menaruh barang tidak pada tempatnya dan kadang curiga ada yang
memperhitungkan pembayaran.
untuk melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati, tidak terlalu
berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa, marah dan putus asa
6. Klasifikasi Demensia
a. Demensia Senilis
otak. Kadang-kadang ada kelainan otak yang jelas, tetapi orang itu
b. Demensia Prenilis
1) Penyakit Alzheimer
Penyakit ini dimulai pelan sekali, tidak ada ciri yang khas pada
tidak teratur), dan bila sudah berat maka penderita tidak dapat
2) Penyakit Pick
gangguan.
7. Penatalaksanaan Demensia
a. Farmakoterapi
Memantine.
b. Terapi Suportif
secara fisik.
anggota keluarga.
menghargai pasien.
(Tomb, 2000)
15
(2014), yaitu:
NOC:
kemampuan
evaluasi keperawatan
rutinitas klien
pengkajian standar
yang konsisten
mengurangi stres
bagi klien)
10) Tempatkan nama klien dengan huruf warna hitam yang besar di
NOC:
tidur/istirahat
2) Pantau dan catat pola tidur dan jumlah jam tidur klien
3) Pantau pola tidur dan catat adanya gangguan fisik dan psikologis
psikologis, gaya hidup, dan bekerja dalam waktu yang lama dan
faktor lingkungan.
NOC:
kebutuhan
jatuh
ambulasi
spesifik
19
kursi
NOC: Memori
masalah ingatan.
dengan cepat.
1. Pengertian Keluarga
kumpulan dua orang atau lebih, yang satu sama lain saling terikat secara
emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu daerah yang
berdekatan.
20
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
oleh darah, perkawinan atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau
jika terpisah tetap memperhatikan satu sama yang lain (Muhlisin, 2012).
2. Tipe Keluarga
yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
nenek, paman, bibi atau keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
c. Keluarga “Dyad” (the dyad family) yaitu rumah tangga yang terdiri
d. Orang tua tunggal (Singgle parent) yaitu keluarga yang terdiri dari
satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang
e. Commuter family yaitu keluarga yang terdiri dari kedua orang tua
bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
21
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul
f. The Singgle adult living alone/single adult family yaitu rumah tangga
satu rumah
h. The unmarried teenage mother yaitu keluarga yang terdiri dari orang
3. Fungsi Keluarga
yaitu:
a. Fungsi Afektif
diri yang pisitif, peran dijalankan dengan baik, dan pemenuhan rasa
kasih sayang.
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
asuhan kesehatan/keperawatan.
4. Struktur Keluarga
berikut:
a. Struktur komunikasi
3) Berfikir positif
b. Struktur peran
sesuai posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
c. Struktur kekuatan
power.
dialami keluarga.
1. Pengertian
(Suprajitno, 2004).
Pada tahap ini hal-hal yang dikaji dalam keluarga menurut Muhlisin
a. Data umum
yang sakit
Tinggal dalam
7) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
belum terpenuhi.
yang hilang.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
tank, jarak septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang
d. Struktur Keluarga
3) Struktur peran
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
kesehatan keluarga.
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
keluarga.
32
stresor.
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan keluarga
(individu) keluarga.
dengan cepat.
bantuan perawat.
dapat ditingkatkan.
4. Proses Skoring
Suprajitno, 2004).
Tabel 2.1
Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : Tidak/kurang sehat sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolkan masalah 1
Skala : masalah berat, harus segera ditangani 2
Masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
dengan bobot
35
keluarga.
atau masalah.
mengatasi masalah.
1) Berikan informasi
kesehatan:
dicapai.
dan planning).
demensia.
mengambil keputusan.
NOC: Koping
NIC:
1) Peningkatan Koping:
keputusan.
mendukung.
keluarga.
40
NOC:Orientasi Kognitif
ingatan.
yang tepat.
informasi.
yang tepat.
6) Berbagi canda
yang terlibat
42
perawatan pasien
perawatan utama
NOC:
NIC:
kesehatan.
43
demensia
mengambil keputusan.
yang lalu.
pasien
keluarga
45
hubungan keluarga
kesehatan
1. Pengertian Lansia
2. Pembagian Lansia
(geriatric age): >65 tahun atau 70 tahun, masa lanjut usia itu
Ada beberapa teori tentang penuaan menurut Stanley & Beare (2007),
yaitu:
a. Teori Biologis
melawan penyakit.
b. Teori Genetika
tingkatan seluler menjadi tidak sesuai yang diberikan dari sel inti.
c. Teori Wear-And-Tear
f. Teori Imunitas
d. Teori Psikososiologi
e. Teoria Kepribadian
g. Teori Disengagement
h. Teori Aktivitas
i. Teori Kontinuitas
penuaan.
yaitu:
50
a. Perubahan Fisik
1) Sel
ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak
2) Sistem Persarafan
3) Sistem Pendengaran
4) Sistem Penglihatan
pemeriksaan.
5) Sistem Kardiovaskuler
7) Sistem Pernafasan
8) Sistem Gastrointestinal
aliran darah.
9) Sistem Genitourinaria
kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku
tremor.
b. Perubahan Mental
c. Perubahan Psikososial
masa pension.
yaitu:
a. Anamnesis
1) Identitas klien
2) Privasi
3) Pendampingan
kurang baik untuk klien dan juga perawat ketika klien berlainan
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Tingkat kesadaran :
d) BB dan TB :
f) Keluhan :
a) Compos mentis
b) Apatis
c) Somnolen
d) Sopor
e) Koma
2)Penilaian Kuantitatif
Wanita (18,7-23,8)
57
Klasifikasi nilai:
a) Kurang : <18,5
b) Normal : 18,5-24,9
c) Berlebihan : 25-29,9
d) Obesitas : >30
4) Head to Toe
a) Kepala
b) Mata
c) Hidung
e) Leher
f) Dada
g) Abdomen
h) Genetalia
i) Ekstremitas
j) Integument
1) Indeks Katz
fungsi tersebut.
fungsi tambahan.
tambahan.
2) Barthel Indeks
Tabel 2.2
Barthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri
Bantuan
1. Makan 5 10
2. Aktivitas ke toilet 5 10
3. Berpindah dari kursi 5-10 15
roda atau sebaliknya,
termasuk duduk di
tempat tidur
4. Kebersihan diri 0 5
mencuci muka,
menyisir rambut dan
menggosok gigi
59
0-20 : ketergantungan
100 : mandiri
kerusakan intelektual.
Tabel 2.3
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
No Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang?
3. Apa nama tempat ini?
4. Di mana alamat Anda?
5. Berapa anak Anda?
6. Kapan Anda lahir?
7. Siapa presiden saat ini
60
Interpretasi :
Tabel 2.4
Mini-Mental State Exam (MMSE)
No Aspek Kriteria Nilai Nilai
Kognitif maksimal klien
1. Orientasi Menyebutkan : tahun, 5
musim, tanggal, hari, bulan
2. Orientasi Dimana sekarang kita 5
berada? Negara, provinsi,
kabupaten.
Registrasi Sebutkan 3 nama objek 3
(kursi, meja, kertas),
kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab:
1. Kursi
2. Meja
3. kertas
4.
3. Perhatian Meminta klien berhitung 5
dan mulai dari 100, kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 tingkat.
4. Mengingat Meminta klien untuk 3
menyebutkan objek pada
point 3.
1. Kursi
2. Meja
3. ….
5. Bahasa Menanyakan kepada klien 9
tentang benda (sambil
menunjuk benda tersebut).
24-30 : normal
kondisi kesehatan.
1) Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk
mencintai (afek)
5) Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama.
informasi baru.
yang biasa terjadi pada klien lansia menurut Herdman T.H., 2012 dan
dan cemas.
tidurnya
66
NOC: Memori
masalah ingatan.
dengan cepat.
mempu mengingat kejadian yang baru saja terjadi atau masa lampau,
Gambar 2.4
Pathway keluarga dengan demensia dikembangkan dari NANDA (dalam
Herdman & Kamitsuru, 2015), Muhlisin (2012), Suprajitno (2004), Sakala (2013).
BAB III METODE PENULISAN
METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Jenis penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang digunakan oleh penulis
Kota Magelang”.
B. Pengumpulan Data
Questionnaire (SPMSQ).
a. Wawancara
keluarga untuk memperoleh data subjektif. Pada studi kasus ini penulis
b. Observasi
69
70
c. Studi Dokumentasi
Puskesmas.
d. Partisipasi Aktif
Keperawatan.
1. Populasi
(Sugiyono, 2006). Populasi pada studi kasus ini adalah lansia di Wilayah
2. Sampel
Sampel pada studi kasus ini adalah salah satu anggota keluarga yang
3. Penetapan Sampel
1. Pengumpulan Data
ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
dapat berupa data subjektif yang diperoleh melalui wawancara, dan data
2. Analisa Data
3. Perumusan Masalah
5. Tindakan Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
tindakan yang telah dilakukan kepada Ny. K (klien) dan keluarga Tn. M.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil
A. Pengkajian
dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 13, 14, 15, dan 17 Desember 2016.
sampai pukul 15.30 WIB di rumah Tn. M. Keluarga Tn. M merupakan tipe
dari Ny. K (klien), Tn. M (Kepala Keluarga), Ny. I, Tn. E, Ny. F, Sdr. A dan
terakhir tidak sekolah dan tidak bekerja. Tn. M berusia 46 tahun, pendidikan
74
75
Keterangan:
: Klien : meninggal
Bahasa Jawa, dan anggota keluarga beragama Islam kecuali Ny. K yang
beragama Kristen, tidak ada kepercayaan atau adat istiadat yang berhubungan
dengan kesehatan.
Rp 3.300.000.
tempat wisata, hiburan yang biasa dilakukan adalah menonton televisi dan
keluarga melepas anak usia dewasa muda yaitu memperluas jaringan keluarga
milik sendiri dengan luas 9x10 m2, lantai keramik dan atap genteng. Terdapat
beberapa ruangan yang terdiri dari 1 teras depan, 1 ruang tamu, 4 kamar tidur,
sudah cukup baik dan ventilasi baik dengan sering membuka jendela. Kondisi
rumah dalam keadaan cukup bersih, terdapat jendela di ruang tamu dan setiap
kamar. Sumber air menggunakan PDAM, kondisi air tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berbusa, dan tidak berasa. Untuk pembuangan tinja keluarga
menggunakan septic tank, dan untuk pembuangan sampah ada petugas yang
berkeliling untuk mengambil sampah rumah tangga setiap pagi hari. Keluarga
4
5
S
3 3
6 7
Keterangan:
1. Teras Rumah
2. Ruang Tamu
3. Kamar Tidur
4. Dapur
5. Ruang Makan
6. Kamar Mandi
7. Gudang
satu sama lain, hubungan dengan masyarakat baik namun Ny. K yang sudah
pukul 15.00 sampai pukul 16.00 WIB. Dari Pengkajian fungsi perawatan
pikun itu apa keluarga menjawab bahwa pikun adalah penurunan daya ingat
dengan tanda sering lupa. Namun saat ditanya penyebab, tanda dan gejala
selain yang sudah disebutkan, serta bagaimana cara merawat lansia dengan
apotek. Keluarga mengatakan jika kepikunan yang dialami Ny. K bukan suatu
tersebut.
klien sering salah menaruh barang, sering lupa, dan susah memahami kata.
79
tidak ada cara yang khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Keluarga
menganggap bahwa hal tersebut lazim terjadi pada lansia maka tidak ada
sendirian.
yang sakit akan di bawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jarak antara rumah
dengan Puskesma cukup dekat dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau naik
sepeda motor, namun apabila ke Rumah sakit jaraknya cukup jauh dan harus
Katz didapatkan data bahwa klien mendapat skor A yaitu mandiri dalam hal
kerusakan sedang.
Tabel 2.5
Hasil Pengkajian Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Ny.K
7. Siapa Presiden saat “tidak tahu” Salah Presiden saat ini Joko
ini? Widodo
8. Siapakah Presiden “Soekarno” Salah Presiden sebelumnya
Indonesia SBY
sebelumnya?
9. Siapakah nama Ibu “Ibu Benar Tn. M mengatakan jika
Anda? Jumiyem” ibu dari klien bernama
Ibu Jumiyem
Tabel 2.6
Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. M
Ekstremi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tas oedem, oedem, oedem, oedem, oedem, oedem,
akral akral akral akral akral akral
hangat, hangat, hangat, hangat, hangat, hangat,
83
B. Analisa Data
pikun adalah penurunan daya ingat dengan tanda sering lupa. Keluarga tidak
mampu menjawab saat ditanya mengenai tanda dan gejala selain yang telah
demensia.
Keluarga mengatakan ketika ada salah satu anggota yang sakit akan
Keluarga mengatakan jika kepikunan yang dialami Ny. K bukan suatu yang
mengganggu anggota keluarga yang lain, dan keluarga menerima kondisi Ny.
mengatakan Ny. K sering salah menaruh barang, sering lupa, dan susah
84
mengatasi masalah tersebut, dan tidak ada perawatan yang dilakukan keluarga
masing. Akibat dari hal tersebut Ny. K sering sendirian di rumah. Dari data
satu anggota keluarga sakit akan dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit,
dengan jarak yang dapat terjangkau. Keluarga juga memiliki kartu jaminan
kesehatan berupa Jamkesmas dan BPJS. Dari data tersebut tidak terdapat
sebagai berikut:
keluarga)
C. Masalah Keperawatan
dapat diubah tidak dapat dengan skor 0, pembenaran klien sudah lansia.
86
1
Potensial masalah dapat dicegah rendah dengan skor , pembenaran Ny. K
3
berusia lanjut usia. Menonjolnya masalah harus segera di tangani degan skor
a. Intervensi
demensia
b. Implementasi
lansia seperti membaca, bermain puzzle atau catur, dan latihan fisik.
c. Evaluasi
meliputi:
seksama dan antusias, serta bertanya terkait hal yang belum paham
a. Intervensi
hasil:
diberikan
90
b. Implementasi
dalam mengingat hal yang baru saja terjadi dan informasi yang baru
keluarga.
pasien tentang data pribadi meliputi nama, umur dan alamat, klien
c. Evaluasi
meliputi:
92
nama diri namun tidak ingat tanggal lahir/umur serta alamat rumah.
Klien tampak kesulitan dalam mengingat hal yang baru saja terjadi
P: Lanjutkan intervensi
meliputi:
tempatnya
umur dan alamat klien lupa. Klien tampak kesulitan dalam mengikuti
otak.
a. Intervensi
kriteria hasil:
4) Berbagi canda
perawatan pasien
hubungan keluarga.
b. Implementasi
c. Evaluasi
meliputi:
sebagian
II. Pembahasan
tindak lanjut.
keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga, harapan keluarga, data
family karena dalam satu rumah terdiri dari nenek, ayah, ibu, anak, dan
menantu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Friedman dalam
Muhlisin (2012).
pusat berupa penurunan fungsi kognitif. Salah satu fungsi kognitif yang
terganggu dapat berupa penurunan fungsi memori yang bila dibiarkan secara
demensia yaitu penurunan daya ingat yang ditandai dengan sering lupa.
Namun saat ditanya mengenai penyebab, tanda dan gejala selain yang
kesehatan.
Hal ini sesuai dengan teori menurut NANDA (dalam Herdman &
Kamitsuru, 2015), Carpenito & Moyet (2013) dan Achjar (2010), yaitu
kondisi klien karena menurut penulis hal tersebut sudah dilakukan saat
pengkajian.
tanda dan gejala, cara merawat, serta latihan otak untuk lansia dapat berupa
2010) sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang baru, didalam diri orang
diberikan.
sasaran pendidikan yaitu keluarga Tn. M dengan cara ceramah dan tanya
lebih efektif dan intensif. Media yang digunakan yaitu leafet karena memiliki
seksama dan antusias, serta bertanya terkait hal yang belum paham. Keluarga
alamat, tanggal lahir, presiden saat ini, presiden sebelumnya, dan kalkulasi.
Menurut Sunaryo, dkk (2016) interpretasi skor meliputi salah 0-3 yaitu
fungsi intelektual utuh, salah 4-5 yaitu fungsi intelektual kerusakan ringan,
salah 6-8 yaitu fungsi intelektual kerusakan sedang, dan salah 9-10 yaitu
sering salah menaruh barang, sering lupa, susah memahami kata, dan jarang
tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh Ny. K sesuai dengan tanda dan
semuanya dialami oleh klien. Tanda dan gejala menurut Depkes (2013)
yang tidak dialami oleh klie meliputi kesulitan dalam melakukan tugas yang
mudah lupa. Menurut penulis tanda dan gejala yang klien tunjukkan masuk
karena cara yang dipakai hampir sama dengan tindakan yang akan
dilakukan.
untuk mencapai hasil kesehatan dan peningkatan kualitas hidup lansia salah
satunya dengan promosi perawatan daya ingat (stimulus memori). Cara yang
kesulitan untuk mengingat dan mengulang kata “meja, kursi, pintu”. Klien
dapat mengingat nama diri namun tidak ingat tanggal lahir/umur serta
gambar efektif terhadap perilaku klien untuk menaruh barang dengan benar
atau tidak. Klien tampak kesulitas dalam mengingat hal yang baru saja
103
dengan yang direncanakan, penulis juga melatih senam otak kepada Ny. K
dan keluarga. Menurut Denisson (2009 dalam Setiawan, 2014) senam otak
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, meringankan atau merelaksasi
belakang otak dan bagian depan otak, merangsang sistem yang terkait
lebih jelas.
Senam otak yang diajarkan adalah gerakan 8 tidur (lazzy 8). Menurut
dilakukan adalah luruskan satu lengan ke depan, dengan ibu jari mengarah
tidur, fokuskan mata di ibu jari. Jaga leher tetap relaks dan kepala lurus,
wajah ke depan, agar kepala agak diam atau hanya sedikit bergerak
bahwa klien tetap menaruh barang tidak pada tempatnya walaupun sudah di
beri gambar . Klien tampak kesulitan dalam mengulang kata yang baru di
keluarga)
kesibukan masing-masing.
koping klien dan anggota keluarga. Menurut penulis hal tersebut sudah
keluarga selalu mendorong lansia lebih aktif dalam kegiatan sehari-hari agar
mengatakan tidak ada kekurangan atau ganggua dalam sumber daya fisik,
mengusahakan agar salah satu anggota keluarga ada yang menemani Ny. K,
ini dibuktikan dengan ketika ada salah satu anggota yang sakit akan dibawa
fasilitas kesehatan menurut Ali (2010) yang ada antara lain tahu atau sadar
otak.
mengikuti dan klien tidak mampu berperan aktif dalam proses asuhan
keperawatan.
A. Kesimpulan
demensia pada Ny. K pada tanggal 13 dan 14 Desember 2016. Data yang
dan observasi klien selama di rumah, dan , mengambil data dari keluarga.
109
110
dan keluarga.
gejala demensia dalam teori muncul pada Ny. K, tidak semua diagnosis
111
teori dilakukan.
dilakukan.
B. Saran
masalah demensia.
3. Bagi Keluarga
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Bulechek, G., Howard, B., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapura: Elsevier.
Carpenito, L. J., & Moyet. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta: EGC.
Efendi, F., & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Irmawati. (2012, April 7). Alzheimer. Dipetik November 28, 2016, dari Blogspot:
http://kingdombiologyirmawati.blogspot.co.id/2012/04/alzheimer_07.html
Machfoedz, I., Suryani, E., Sutrisno, & Santosa, S. (2005). Pendidikan Kesehatan
Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Fitrimaya.
112
The Global Impact of Dementia An Analysis of prevalence, Incidence,
Cost And Trends. Dipetik Oktober 26, 2016, dari Alzheimer’s Disease
International (ADI):
https://www.alz.co.uk/research/WorldAlzheimerReport2015.pdf,
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification. Singapur: Elsevier.
Mubarak, W. I., Santoso, B. A., Rozikin, K., & Patonah, S. (2006). Ilmu
Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Prince, M., Herrera, A. C., Knapp, M., Guerchet, M., & Karagiannidou, M. (2016,
September). World Alzheimer Report 2016: Improving healthcare for
people . Dipetik November 28, 2016, dari World Alzheimer Report:
https://www.alz.co.uk/research/WorldAlzheimerReport2016.pdf
Prince, M., Wimo, A., Guerchet, M., Ali, G.-C., Wu, Y.-T., Prina, M., et al.
(2015, September). The Global Impact of Dementia An Analysis of
prevalence, Incidence, Cost And Trends. Dipetik Oktober 26, 2016, dari
Alzheimer’s Disease International (ADI):
https://www.alz.co.uk/research/WorldAlzheimerReport2015.pdf
Sakala, H. (2013, Maret 29). Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Lansia Dengan
Demensia. Dipetik November 8, 2016, dari google:
http://hanifsakala.blogspot.co.id/2013/03/asuhan-keperawatan-gerontik-
pada-lansia.html
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., K, M. S., Setiyohadi, B., & Syam, A. F.
(2014, Januari 17). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
113
Setiawan, A. (2012, Mei 24). Prevalensi Demensia Akan Meningkat Drastis.
Dipetik Oktober 24 , 2016, dari dw: http://www.dw.com/id/prevalensi-
demensia-akan-meningkat-drastis/a-15974243
Stanley, M., & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Sunaryo, Wijayanti, R., Kuhu, M. M., Sumedi, T., Widayanti, E. D., Sukrillah, U.
A., et al. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
Werdhana, H. (2015, Juni 23). Mereka Lansia, Mereka Berdaya. Dipetik October
24, 2016, dari KOMPASIANA:
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/mereka-lansia-mereka-
berdaya_54f72ff1a33311b06d8b4693
114
LAMPIRAN
115
Lampiran 1
116
117
Lampiran 2
2. Penyebab Demensia
A. Tujuan Umum
B. TujuanKhusus
118
d. Menyebutkan perawatan demensia oleh keluaga.
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
E. MEDIA
Leaflet
F. KEGIATAN
G. Evaluasi
119
2. Keluarga mengetahui tentang penyebab demensia
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Demensia
kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut
2014).
B. Penyebab Demensia
mayor, obat anti konvulsan, obat anti aritmia dan obat anti
hipertensi.
120
i) Gangguan metabolik dan elektrolit, seperti gangguan triroid
hiperkalsemia.
demensia dialisis.
5) Penyakit Alzheimer
6) Khorea Huntington
7) Penyakit Parkinson
kepala.
121
k. Gangguan daya ingat. Gejalanya diakibatkan karena sering lupa akan
kejadian yang baru saja terjadi, seperti lupa janji, menanyakan dan
q. Menaruh barang tidak pada tempatnya dan kadang curiga ada yang
122
r. Salah membuat keputusan, seperti berpakaian tidak serasi, tidak dapat
memperhitungkan pembayaran.
untuk melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati, tidak terlalu
berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa, marah dan putus asa
kacamata, alat bantu dengar, alat proteksi (untuk anak tangga, kompor,
123
kekuatan/kelebihan pasien. Bersikaplah menerima dan menghargai
pasien.
(Tomb, 2000)
1. Membiasakan aktif menjadi kidal (aktif tangan kiri) dan juga kanan
Institute, jenis latihan ini dapat memperkuat hubungan saraf yang ada dan
2. Membaca
demensia.
124
LearningRx. Tambahkan strategi baru untuk mengefektifkan latihan otak,
5. Ubah rutinitas
yang bisa dilakukan misalnya, mandi dengan mata tertutup atau mengatur
belum digunakan sejak Anda mulai berbicara. Sebuah studi tahun 2007 di
koneksi saraf.
7. Menikmati musik
8. Latihan fisik
125
Latihan fisik juga dapat meningkatkan kesehatan otak, karena
Longevity and the Max Planck Institute for Human Development, latihan
9. Hidup sosial
cobalah untuk belajar melukis atau memahat. Jika Anda bisa bermain
(Wahyuningsih, 2010)
126
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
127
Lampiran 3
H. Tujuan Umum
I. Tujuan Khusus
J. MATERI
Terlampir
K. METODE
128
L. MEDIA
Leaflet
M. KEGIATAN
b. Mendemonstrasikan langkah
senam otak
secara mandiri
e. Memberikan reinforcement
positif
f. Menutup pembelajaran
dengan salam
N. Evaluasi
129
LAMPIRAN MATERI
Senam otak atau Brain Gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan
tubuh sederhana. Gerakan tersebut dibuat untuk merangsang otak kanan dan
dapat merangsang seluruh bagian otak untuk bekerja sehingga dapat untuk
gerakan 8 tidur (lazy 8). Gerakan senam otak 8 tidur mempunyai manfaat
130
mengikuti gambar 8 tidur, fokuskan mata Anda di ibu jari. Jaga leher
Anda tetap relaks dan kepala lurus, wajah ke depan, agar kepala agak
2. Gerakkan tangan menuju arah panah 1 ( Ke kiri), agak atas dari mata.
namun jangan terlalu lebar. Batasannya, dengan lirikan, ibu jari itu
3. Ikuti gerakan arah panah 5 (Ke kanan), agak ke atas dari mata,
mengikuti ibu jari tersebut. Bila sudah demikian lancar, anda boleh
131
( (Gerakan 8 Tidur , 2008)
132
DAFTAR PUSTAKA
Gerakan 8 Tidur . (2008, Maret 14). Dipetik Desember 15, 2016, dari
https://supersuga.wordpress.com/2008/03/14/senam-otak-
menyeimbangkan-otak-kiri-dan-kanan/
133
134
135
136
137
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN
Penulis,
138
Lampiran 7
139
Lampiran 8
140