Fania Nur A - Proposal KIAN - Logo Kemenkes
Fania Nur A - Proposal KIAN - Logo Kemenkes
Fania Nur A - Proposal KIAN - Logo Kemenkes
Disusun Oleh:
FANIA NUR ANGGRAENY
NIM. P17320123510
Zaenal Muttaqin, S.Kep., Ners., M.Kep Vera Fauziah Fatah, S.Kep, Ners, M.Kep
NIP. 196807051997031002 NIP. 198607132019022001
Menyetujui
Ketua Jurusan Keperawatan Bandung
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kebesaran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal Karya
Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien
Lanjut Usia dengan Depresi Menggunakan Penerapan Terapi Reminiscence di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung”.
KIAN ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan asuhan
keperawatan yang pada akhirnya digunakan untuk penyusunan tugas akhir di
program studi Profesi Ners, Jurusan Keperawatan Bandung di Poltekkes
Kemenkes Bandung.
KIAN ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Maka dari itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih, rasa
hormat dan penghargaan kepada:
ii
Penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan tugas akhir ini.
Besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata,
penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Hasil Pencarian Jurnal...................................................................................6
B. Landasan Teori............................................................................................15
1. Konsep Lanjut Usia (Lansia).....................................................................15
2. Konsep Depresi Pada Lansia......................................................................17
3. Konsep Terapi Reminiscence.....................................................................19
4. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa pada Lansia dengan Depresi..............22
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................30
A. Jenis/Desain Karya Ilmiah Akhir Ners........................................................30
B. Subjek Studi Kasus.....................................................................................30
C. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus...................................................................32
D. Fokus Studi Kasus.......................................................................................32
E. Instrumen Penelitian...................................................................................32
F. Pengumpulan Data......................................................................................34
G. Analisis Data...............................................................................................35
H. Etika............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk usia 60 tahun atau lebih yang
disebut dengan lanjut usia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase
32.747.250 jiwa pada tahun 2023. Angka tersebut naik 1,27% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang sebesar 10,48% atau sekitar 28.900.700 jiwa
kondisi yang dialaminya. Depresi pada lansia adalah emosi atau gangguan alam
perasaan yang disertai dengan beberapa tanda dan gejala meliputi murung, sedih,
putus asa, dan tidak bahagia yang dialami oleh lansia. Depresi merupakan hal
yang sering terjadi pada seseorang yang memasuki usia lanjut. Hal ini
Menurut Riskesdas pada tahun 2018 angka depresi lansia yaitu sebesar 7,8% dari
total penduduk usia lanjut dijawa barat. Angka kejadian depresi ini dapat
Depresi pada lansia ini diakibatkan oleh lansia yang tidak memiliki
mekanisme koping yang baik dan memicu kecewaan yang dialami seperti hal
3
yang berkaitan dengan suasana hati, misalnya merasa diabaikan dan juga
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi yang berada di Kota Bandung,
diisi oleh keseluruhan lansia berjenis kelamin wanita. Panti ini diisi keseluruhan
oleh lansia dengan jenis kelamin wanita. Jenis kelamin wanita merupakan salah
satu faktor yang memicu terjadinya depresi pada lansia. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hartutik dan Nurrohmah pada tahun 2021 yang
menemukan bahwa faktor jenis kelamin wanita memiliki resiko lebih tinggi
dan memicu terjadinya depresi. Maka dari itu, penghuni Panti Sosial Tresna
2021).
mengalami sakit fisik atau yang lebih buruknya lagi yaitu menurunnya keinginan
untuk hidup. Maka dari itu, diperlukan penanganan lebih lanjut untuk menekan
untuk membantu menurunkan tingkat depresi pada lansia. Terapi ini berbentuk
4
terapi psikologis yang digunakan sebagai pengobatan untuk lanjut usia yang
akan memberikan penggambaran bahwa terdapat banyak hal baik yang telah
terjadi dalam hidupnya, meningkatkan rasa syukur, yang secara tidak langsung
akan menekan depresi yang dialami. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cahyono, Rahmani dan Sukardin pada tahun 2021 berjudul
dijadikan sebagai terapi alternatif untuk menurunkan tingkat depresi pada lansia
dilakukan oleh Azizah dan Sudaryanto pada tahun 2023. Penelitian ini
mengatasi Depresi pada Lansia” yang dilakukan oleh Hermawati dan Permana
pada tahun 2020 yang menunjukan bahwa terapi reminiscence dapat menurunkan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah Ners ini yaitu untuk
Budi Pertiwi.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini yaitu dibagi menjadi dua sebagai berikut:
1. Manfaat Keilmuan
2. Manfaat Aplikatif
2019-2024 dan diberi kemudahan akses (open access journals) dengan kata
Penulis mendapatkan lima belas jurnal yang terdiri dari jurnal Indonesia
6
2 Manfaat Terapi Artikel ini Penelitian ini menggunakan Terapi
Reminiscence bertujuan untuk subjek: 5 artikel tidak reminiscence dari
Dalam mengidentifikasi, menjelaskan besar sampel ke 7 jurnal
Mengatasi mengkritisi dan yang digunakan dalam terapi tersebut
depresi pada menganalisa kelompok reminiscence, menunjukan
Lansia artikel penelitian sedangkan artikel (Lök dkk., bahwa terdapat
(Hermawati dan mengenai manfaat 2019) menggunakan 6 lansia manfaat dalam
Permana, 2020) terapi reminiscence dalam satu kelompok, artikel menurunkan
pada lansia yang (Duru Aşiret & Kapucu, tingkat depresi
DOI: mengalami depresi. 2016) menggunakan 4-5 lansia pada lansia.
10.32584/jikj.v3 dalam satu kelompok,
i1.447 sedangkan artikel (Wu dkk.,
2018) menggunakan terapi
individu reminiscence sejumlah
27 lansia wanita. Metode: enam
artikel menggunakan quasy
experiment dan one grup pretest
post test dan 1 artikel
menggunakan Randomized
Controlled Trial (RCT).
Instrumen: 5 jurnal
menggunakan GDS, 1 jurnal
menggunakan Depression Beck,
dan 1 jurnal menggunakan
Cornell Scale for Depression
in Dementia. Prosedur: Dari
7 artikel yang ditelaah,
didapatkan artikel (Viguer
dkk., 2017) melaksanakan
terapi reminiscence sebanyak
10 sesi selama 3 bulan,
artikel (Tarugu dkk., 2019)
sebanyak 6 sesi, artikel (Wu
dkk., 2018) melakukan
intervensi terapi individu
reminiscence selama 6 minggu.
Tidak dijelaskan mengenai topik
setiap sesi yang dilaksanakan
7
dilaksanakan sesi 5 atau dikenal
dengan sesi evaluasi, dimana
pasien mengungkapkan
perasaannya setelah mengingat
beberapa proses kehidupan yang
telah dilalui. Pada sesi ini
diharapkan pasien juga mampu
melakukan dan menerapkan
terapi ini secara mandiri dalam
kehidupan guna meningkatkan
kualitas hidup serta mencegah
terjadinya depresi.
6 Pengaruh Terapi Untuk menganalisis Penelitian ini menggunakan Rata -rata skor
Reminiscence pengaruh terapi subjek: Jumlah responden 10. depresi pre test
Individu reminiscence Metode: pre eksperimen 7,70, dan rata -
terhadap Skor individu terhadap dengan desain one group pre rata skor depresi
8
Depresi Lansia skor depresi test post test. Instrumen: GDS post test adalah
(Hermawati, lansia. (Geriatric Depression Scale). 4. Terdapat
2021). Prosedur: Terapi reminiscence penurunan skor
individu dilaksanakan sebanyak depresi setelah
5 sesi yang dibagi menjadi 5 dilakukan
kali pertemuan yaitu satu sesi intervensi
DOI: dalam satu kali pertemuan per reminiscence
10.53399/ hari dalam waktu kurang lebih dengan nilai p
knj.v3i2.79 60 menit. Pengukuran skor value 0,00 < 0,05
depresi lansia dilaksanakan
sebelum dilaksanakan intervensi
dan sesudah dilaksanakan terapi
reminiscence (total 5 sesi yang
terdiri dari mengenang hal yang
menyenangkan pada masa kecil,
masa remaja, masa dewasa,
masa menikah dan berkeluarga,
dan evaluasi integritas diri)
Penulis melakukan pencarian artikel dimulai dengan menggunakan perumusan PICO (Problem,
Intervention, Comparison, Outcome) yang digunakan dalam pencarian artikel secara klinis. Rumusan
I: Terapi Reminiscence
Penulis melakukan pencarian artikel menggunakan kata kunci untuk mendapatkan artikel yang
spesifik. Hal ini dilakukan supaya dapat memberi kemudahan bagi setiap peserta untuk mendapatkan
inti dalam permasalahan yang sedang dibahas. Penulis mendapatkan lima belas artikel yang
keseluruhan artikel bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi reminiscence untuk
12
Setelah penulis melakukan analisa terhadap keseluruhan jurnal yang telah disampaikan pada tabel
diatas, dua jurnal pada nomor (2) dan (7) merupakan penelitian studi literatur. Sedangkan tiga belas
jurnal melaksanakan intervensi langsung pada sampel lansia dengan depresi. Keseluruhan jurnal
penerapan terapi reminiscence pada lansia dengan depresi diatas menunjukan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan terhadap penurunan depresi lansia. Jurnal-jurnal ini menggunakan pretest
posttest design dengan instrumen menggunakan kuisioner GDS (Geriatric Depression Scale), kecuali
pada jurnal (12) yang menggunakan instrumen Cornell Scale for Depression (CSD).
Prosedur pelaksanan yang terdiri dari sesi, waktu, dan tahapan reminiscence dijelaskan oleh
beberapa jurnal yaitu jurnal penelitian nomor (3), (5), dan (6) yaitu terapi reminiscence yang dilakukan
terdiri dari 5 sesi yang terdiri dari mengenang hal yang menyenangkan pada masa kecil, masa remaja,
masa dewasa, masa berkeluarga, dan evaluasi integritas diri. Implementasi diberikan dalam rentang
waktu kurang lebih 60 menit setiap sesi atau sesuai kesepakatan dengan subjek penelitian dalam satu
kali pertemuan (total pertemuan tiga kali pada jurnal (3) dan lima kali pertemuan pada jurnal (5) dan
(6)).
Berdasarkan hal tersebut, jurnal (5) dan (6) dapat menjadi jurnal utama dalam pengembangan
penelitian intervensi kali ini dikarenakan waktu penelitian yang cenderung singkat dengan efektifitas
yang sama untuk hasil yang diberikan dalam 5 kali pertemuan dan jurnal ini menggunakan GDS
sebagai alat ukur yang digunakan mayoritas penelitian serupa tentang reminiscence terhadap depresi
lansia.
13
B. Landasan Teori
a. Definisi Lansia
Lanjut usia (Lansia) adalah suatu proses alami dalam perjalanan hidup manusia.
Menurut UU RI No. 13 tahun 1998 (dalam Wisnusakti dan Sriati, 2021) seseorang disebut
lansia apabila telah memasuki usia 60 tahun ke atas tanpa ada pembeda antara laki laki ataupun
wanita.
Lanjut usia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (dalam Mampa dkk.,
2022) adalah suatu individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Hal ini sejalan dengan
definisi lansia yang dikeluarkan oleh United Nations High Commissioner of Refugees
(UNHCR) bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas (UNHCR, 2020).
Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi dari lanjut usia merupakan
seorang individu baik pria ataupun wanita yang telah berusia 60 tahun keatas.
b. Klasifikasi Lansia
Lansia memiliki beberapa tingkatan usia yang berbeda. World Health Organization
(WHO) (dalam Friska dkk., 2020) menggolongkan batasan usia lansia menjadi 4 yaitu; usia
pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Selain itu, terdapat penggolongan batasan usia yang berbeda dari yang dikemukakan
oleh WHO, yaitu penggolongan batasan usia lansia menurut Peraturan Menteri Kesehatan.
Batasan usia lansia yaitu: Pra lanjut usia: 45-59 tahun, lanjut usia: 60-69 tahun, kelompok
lansia dan resiko tinggi: 60 tahun keatas dengan masalah kesehatan (PMK, 2016).
Proses degeneratif pada lansia akan menunjukan berbagai perubahan fungsi baik fisik,
mental, maupun psikososial. Perubahan-perubahan ini saling berkaitan satu sama lain. Sebagai
14
contoh, seorang lansia yang mengalami kelemahan akibat perubahan fisik akan mengalami
penurunan pada konsep diri seperti malu akan kulitnya yang makin keriput, merasa rendah diri
akibat kelemahan fisiknya, dan lain-lain. Penurunan konsep diri lansia akan menimbulkan
permasalahan mental seperti depresi. Konsep diri dan depresi pada lansia saling berhubungan
satu sama lain. Lansia yang tidak mampu beradaptasi dapat mengalami depresi. Semakin
positif konsep diri lansia, maka semakin rendah tingkat depresi lansia (Flora, 2019).
Saat ini, banyak dari lansia yang berisiko terkena kondisi kesehatan mental seperti
depresi dan gangguan kecemasan. Menurut Riskesdas tahun 2018, depresi lansia memiliki
angka yang cukup tinggi. Pada kelompok usia 55-64 tahun terdapat 6,5% lansia dengan depresi,
usia 65-74 tahun terdapat 8,0% lansia dengan depresi, dan usia lebih dari 75 tahun sekitar 8,9%
Depresi adalah salah satu penyakit mental paling umum yang terlihat pada usia
lanjut. Depresi pada lansia adalah emosi atau gangguan alam perasaan yang disertai dengan
beberapa tanda dan gejala meliputi murung, sedih, putus asa, rasa susah dan tidak bahagia yang
Depresi pada lansia dengan penyakit kronis adalah seseorang yang mengalami
gangguan mood menetap, gangguan fungsi secara nyata dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
penyakit yang bersifat menetap atau berlangsung lama menyebabkan ketidakmampuan karena
menghilangkan kemampuan dalam berbagai fungsi pada usia diatas 60 tahun (Hariman dkk.,
2022).
15
Depresi pada lansia adalah gangguan mental yang dialami individu usia 60 tahun ke atas
seperti perasaan sedih, adaya kecemasan, sulit tidur dan tidak memiliki harapan (WHO, 2020).
Depresi lansia merupakan ganguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih
terus menerus, hilangnya kesenangan dan minat, timbulnya rasa bersalah dan harga diri
gangguan mental yang dialami oleh individu berusia diatas 60 tahun yang ditandai dengan
hilangnya kesenangan dan minat, murung, putus asa, harga diri rendah, perasaan sedih, adaya
b. Klasifikasi Depresi
Depresi pada lansia secara umum sama dengan depresi pada umumnya. Hal yang
membedakan depresi lansia dengan depresi pada tingkatan usia lainnya hanya pada faktor
predisposisi dan presipitasi yang mendasari depresi. Maka dari itu, tingkat depresi pada setiap
usia sama. Tingkat depresi (Cahyono dkk., 2021) dibagi menjadi kategori normal depresi
Depresi ringan melibatkan lebih dari sekadar perasaan sedih sementara. Gejala bisa
Depresi moderat atau sedang adalah tingkat yang lebih berat dari depresi ringan.
Depresi sedang dan ringan memiliki gejala yang hampir sama. Namun, biasanya depresi sedang
dapat menyebabkan masalah dengan harga diri, mengurangi produktivitas, terlalu sensitif,
Depresi berat berlangsung rata-rata enam bulan atau lebih lama. Kadang-kadang depresi
berat bisa hilang setelah beberapa saat, tetapi bisa juga berulang bagi sebagian orang.
16
Seseorang yang mengalami depresi ringan dan sedang dapat menyebabkan perasaan
putus asa, mudah marah, rasa bersalah, tak bersemangat, sulit konsentrasi, kurang motivasi,
rasa kantuk di siang hari, insomnia, perubahan nafsu makan hingga keteledoran. Sedangkan
depresi berat dapat menyebabkan delusi, pingsan, halusinasi hingga keinginan bunuh diri
Apabila dilihat dari berbagai macam dampak yang terjadi pada setiap tingkatan depresi
pada lansia, maka diperlukannya intervensi yang mendukung untuk mengatasi permasalah
depresi lansia agar tidak semakin berat. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan yaitu
Terapi Reminiscence adalah terapi alternatif yang dapat digunakan untuk membantu
menurunkan tingkat depresi pada lansia. Terapi ini berbentuk terapi psikologis yang digunakan
sebagai pengobatan untuk lanjut usia yang bertujuan agar terjadi peningkatan status kesehatan
kejiwaan mereka dengan mengenang dan mempertimbangkan memori masa lalu yang
menyenangkan. Kenangan menyenangkan ini akan meningkatkan kebahagiaan pada lansia dan
akan memberikan penggambaran bahwa terdapat banyak hal baik yang telah terjadi dalam
hidupnya, meningkatkan rasa syukur, yang secara tidak langsung akan menekan depresi yang
Poorneselvan & Steefel (dalam Rokayah dkk., 2019) dalam penelitian terkait efek
Individual Reminiscence terhadap harga diri dan depresi pada lansia di India, didapatkan bahwa
terapi Reminiscence yang dilakukan selama 6 hari dapat memberikan efek peningkatan harga
17
Manfaat terapi Reminiscence ini dibuktikan melalui penelitian berjudul “Penerapan
Reminiscence Therapy dalam Menurunkan Tingkat Depresi Lansia Kabupaten Lombok Barat”
yang dilakukan oleh Cahyono, Rahmani dan Sukardin pada tahun 2021, ditemukan bahwa
terdapat pengaruh Reminiscence Therapy dalam menurunkan depresi pada lansia. Reminiscence
therapy dapat dijadikan sebagai terapi alternatif untuk menurunkan tingkat depresi pada lansia
Selain itu, terdapat beberapa penelitian lain seperti “Efektivitas Terapi Reminiscence
dalam Mengurangi Depresi Pada Lansia: Telaah Literatur” yang dilakukan oleh Azizah dan
Sudaryanto pada tahun 2023 dan “Manfaat Terapi Reminiscence dalam Mengatasi Depresi pada
Lansia” yang dilakukan oleh Hermawati dan Permana pada tahun 2020 yang menunjukan
bahwa terapi reminiscence dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia (Azizah dan
Terapi Reminiscence memiliki lima sesi yang memiliki topik yang berbeda-beda.
1) Pada sesi satu ini tujuan terapi adalah sharing pengalaman masa anak-anak (usia 6-12
tahun). Terapis memberikan kesempatan pada semua peserta untuk berkenalan dan
2) Pada sesi dua, lansia diberikan kesempatan untuk menceritakan pengalaman menyenangkan
3) Pada sesi 3 menceritakan hal yang menyenangkan menyenangkan saat lansia di masa
4) Pada sesi 4 ini lansia menceritakan pengalaman menyenangkan saat sudah berkeluarga dan
melihat perkembangan anak anaknya sampai menikah atau hal lain yang menyenangkan
18
5) Pada sesi 5 ini terapis mengevaluasi kegiatan terapi dari masa anak-anak sampai usia 50
harapan, serta penyampaian manfaat yang dirasakan setelah mengikuti keseluruhan sesi
terapi reminiscence.
a. Pengkajian
masalah-masalah yang terjadi pada klien dengan depresi, perlu diperhatikan hal sebagai berikut.
1) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor psikososial juga berperan sebagai faktor predisposisi depresi. Orang tua
Faktor penurunan kekuatan dan fungsi fisik juga meningkatkan kerentanan terhadap
depresi dengan berkurangnya kemapuan untuk merawat diri sendiri. Berkurangnya fungsi
penglihatan dan pendengaran akan mengakibatkan lansia terisolasi dan berujung pada
depresi. Berkurangnya kemampuan daya ingat dan fungsi berpikir dapat menimbulkan
terjadinya depresi.
Selain itu, kehilangan mata pencaharian, penghasilan, dan dukungan keluarga dengan
seiring bertambahnya usia turut menjadi faktor predisposisi lansia mengalami depresi
2) Faktor Presipitasi
Seiring kehidupan lansia yang semakin tua, maka akan banyak kejadian-kejadian
yang dapat menjadi faktor terjadinya depresi lansia. Salah satu contohnya yaitu terjadinya
19
kejadian yang tidak diinginkan yang merupakan faktor presipitasi depresi pada lansia
(Sofyan, 2022).
3) Mekanisme Koping
konstruktif. Pada lansia depresi, lansia cenderung untuk menutup diri dan tidak ingin
membicarakan masalahnya kepada orang lain. Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman
yang tidak menyenangkan dimasa lalu. Selain itu, lansia juga dapat mengungkapkan
amarah berlebihan dan yang akan menimbulkan penarikan diri pada lingkungan sosial
(Oktaviana, 2018).
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang sering muncul pada lansia dengan depresi yaitu:
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan untuk diagnosa harga diri rendah dan koping individu tidak
Dx Perencanaan
Keperawata
n Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUK:
1. Klien dapat
membina 1. Ekpresi wajah tidak 1. Bina hubungan saling
hubungan bersahabat, percaya dengan
saling menunjukkan ekspresi mengungkapkan
20
percaya datar, kontak mata prinsip komunikasi
dengan kurang, mau berjabat terapeutik :
perawat tangan, mau
menyebutkan nama, Sapa klien
mau menjawab salam, dengan ramah
klien mau duduk baik verbal
berdampingan dengan maupun non
perawat, mau verbal
mengutarakan masalah Perkenalkan diri
yang dihadapi. dengan sopan
Tanyakan nama
lengkap dan
nama panggilan
yang disukai
klien
Jelaskan tujuan
pertemuan
Jujur dan
menepati janji
Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
Beri perhatian
kepada dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat 2. Klien mengidentifikasi 2.1. Diskusikan
mengidentifi kemampuan dan aspek kemampuan dan
kasi positif yang dimiliki aspek positif yang
kemampuan dimiliki klien dan
dan aspek Kemampuan yang buat daftarnya jika
positif yang dimiliki klien klien tidak mampu
dimiliki Aspek positif mengidentifikasi
keluarga maka dimulai oleh
Aspek positif perawat untuk
lingkungan yang memberi pujian
dimiliki klien pada aspek positif
yang dimiliki klien
a. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data pasien secara holistik, meliputi aspek
jiwa serta kuesioner pengukuran depresi sesuai dengan subjek yang akan diukur.
Pada remaja yang mengalami depresi terdapat beberapa data yang harus dikaji
yaitu:
25
a) Identitas pasien dan penanggung jawab
berperan. Kerabat tingkat pertama dari individu yang mengalami depresi memiliki
umum.
Ada faktor risiko biologis potensial yang telah diidentifikasi untuk depresi
penyakit Parkinson), stroke, kanker, dan nyeri kronis telah dikaitkan dengan
c) Pemeriksaan fisik
palpasi dan perkusi. Tanda gejala yang ditemukan dalam pemeriksaan fisik pada
pasien dengan depresi di antaranya nyeri, penurunan berat badan, kelelahan, tanda
dinding, mengencangkan tali atau benda di pergelangan tangan, atau menusuk diri
26
sendiri) serta kondisi yang berkaitan dengan penyakit kronis seperti stroke atau
d) Data psikososial
Pasien dengan depresi akan memiliki konsep diri yang negatif meliputi
persepsi diri yang tidak berharga dan merasa tidak berguna, harga diri yang
rendah, citra diri negatif, pesimis, merasa bersalah atau marah (Remes et al.,
2021).
e) Status mental
sangat fokus pada diri sendiri dan mungkin tampak bingung ketika
terkini karena mereka tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka
(a) Berantakan. Rambut pasien mungkin tidak disisir, dan mungkin tidak
diri.
27
(b) Gangguan tidur. Pasien mungkin menunjukkan terlalu banyak tidur
(yaitu, 14-18 jam setiap hari) atau menderita insomnia (yaitu, tidur
hari ini.”
28
pasien karena hal ini mungkin normal jika mereka memiliki riwayat cedera
(b) Selain itu dapat juga terlihat cemas, mudah tersinggung, marah,
(c) Suasana hati yang labil (perubahan suasana hati yang cepat dan
29
bahasa tubuh mereka melengkung seperti janin tanpa kontak mata, dan
mereka bergumam.
harapan bagi dirinya untuk menjadi lebih baik atau lebih baik
kehidupan membaik.
seperti beban bagi orang lain dan tidak mampu mengenali nilai diri
mereka sendiri.
peristiwa kehidupan.
(6) Persepsi :
aspek negatif dari konsep diri atau kesalahan dan kegagalan karena
mereka tidak dapat fokus pada hal lain dan karenanya sering
30
(d) Pemikiran bunuh diri.
atau menyelesaikan masalah merupakan hal yang umum terjadi pada pasien
depresi.
dengan orang lain, memendam semuanya sendiri, melukai diri sendiri dan
berikut:
h) Terapi
diresepkan dan disarankan sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien lansia
maupun pasien yang lebih muda. ECT adalah pengobatan pilihan untuk
kebanyakan pasien dengan depresi. ECT mungkin efektif dalam kasus resisten
bahkan ketika beberapa obat gagal. Penggunaan ECT memiliki respons yang cepat
31
7
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
2019).
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek studi kasus adalah lansia dengan depresi dengan kriteria inklusi
1. Kriteria Inklusi
30
32
2. Kriteria Eksklusi
Lokasi studi kasus di lakukan di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi
Lanjut Usia (Lansia) agar dapat terpenuhi kebutuhan hidup baik jasmani,
rohani dan sosial yang berada di Jl. Sancang No.2, Burangrang, Kecamatan
Studi kasus ini menerapkan terapi reminiscence pada lansia dengan depresi
dengan melihat skor depresi lansia sebelum dilakukan terapi dan setelah
E. Instrumen Penelitian
(Sugiyono, 2017).
33
tidak.
GDS adalah:
34
F. Pengumpulan Data
reminiscence
G. Analisis Data
pada lansia.
H. Etika
1. Inform Consent
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Badan Pusat Statistik. (2023). Profil Penduduk Lanjut Usia Provinsi Jawa Barat
2021. Bandung: Badan Pusat Statistik.
Flora, Many. (2019). Hubungan Konsep Diri dengan Depresi pada Lansia di
Yayasan Guna Budi Bakti Medan. Thesis. Medan: Faculty of Nursing of
Universitas Sumatera Utara
Friska, B., dkk. (2020). The Relationship Of Family Support With The Quality Of
Elderly Living In Sidomulyo Health Center Work Area In Pekanbaru
Road. Jurnal Proteksi Kesehatan, 9(1).
https://doi.org/10.36929/jpk.v9i1.194
Hariman YN., Wismanto YB., & Yudiati EA. (2022). Efektivitas Terapi
Reminiscence untuk Mengurangi Depresi pada Lansia dengan Penyakit
Kronis. Philanthropy: Journal of Psychology, 6(2).
https://doi.org/10.26623/philanthropy.v6i2.5436
Husna N., Jannah SR. & Marthoenis. (2022). Reminiscence Therapy Decreases
the Level of Depressions among Elderly: A Quasi Experiment. EAS
Journal of Nursing and Midwifery, 4(4).
https://doi.org/10.36349/easjnm.2022.v04i04.005
Ilannoor Z. B., Wati, Y.R., & Raden Ganang Ibnusantosa, R.G. (2020). Gambaran
Karakteristik dan Tingkat Depresi Lansia yang Tinggal di UPTD Panti
Sosial dan Rehabilitasi Ciparay Kabupaten Bandung Tahun 2020.
Prosiding Kedokteran, 7(1).
http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.26816
Mampa, M., Wowor, R., & Ratu A. (2022). Analisis Penerapan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Pineleng pada Masa Pandemi Covid-
19. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi,
11(3). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/41616
Rokayah, C., Kusnandar, K., & Putri MH. (2019). Pengaruh Terapi Reminiscence
Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia. Jurnal Ilmiah Permas:
Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, 9(2).
https://doi.org/10.32583/pskm.9.2.2019.73-78
Sofyan, A.A., Susilowati & Hernanik. (2022). Perbedaan Tingkat Depresi Pada
Lansia Yang Tinggal Di Panti Sosial Tresna Wedha Dan Yang Tinggal Di
Rumah Di Kecamatan Bondowoso. Progresif: Media Publikasi Ilmiah,
10(2). https://doi.org/10.61595/progresif.v10i2.515
Sonhaji, Wijayanti H., & Nafisah N. A. (2021). Penurunan Tingkat Depresi Pada
Lansia Dengan Terapi Reminiscence. Jendela Nursing Journal, 5(2).
https://doi.org/10.31983/jnj.v5i2.7957
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
UNHCR. (2020). Older Persons. Jenewa: United Nations High Commissioner for
Refugees
NASKAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya telah mendapat penjelasan dan mengerti mengenai penelitian yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Lanjut Usia dengan Depresi
Menggunakan Penerapan Terapi Reminiscence di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Pertiwi Kota Bandung” yang akan dilakukan oleh Fania Nur Anggraeny.
Saya memahami bahwa partisipasi yang saya lakukan atas dasar sukarela dan saya
dapat menolak atau mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Nama : ………………………………………………
Alamat : ……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
Nomor HP : ………………………………………………
Bandung, 2024
Mengetahui
Nama :................................................................................................
Jenis Kelamin : P / L
Usia : ......... tahun
PETUNJUK: Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan berikut ini. Berikan
tanda checklist () pada jawaban yang paling mewakili perasaan anda tentang
No Pertanyaan Ya Tidak
Anda?
setiap saat?
hidup Anda?
orang?
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa diri anda tidak berharga saat ini?
harapan?
1. Tujuan:
masa anak yaitu jenis permainan yang disukai dan teman yang paling
3. Media/Alat
a. Barang-barang yang masih dimiliki peserta pada saat masih kecil (bila
ada).
c. Alat tulis
4. Metode
Metode dalam terapi ini adalah diskusi dan berbagi cerita dengan anggota
peserta lain.
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
2) Fase Kerja
benda yang masih dimiliki peserta pada saat masih anak -anak.
3) Fase Terminasi
1. Tujuan:
masa remaja.
3. Media/Alat
c. Alat tulis
4. Metode
Metode dalam terapi ini adalah diskusi dan berbagi cerita dengan anggota
peserta lain.
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
terapi.
2) Fase Kerja
3) Fase Terminasi
1. Tujuan:
masa dewasa.
3. Media/Alat
ada).
c. Alat tulis
4. Metode
Metode dalam terapi ini adalah diskusi dan berbagi cerita dengan anggota
peserta lain.
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
kegiatan terapi.
2) Fase Kerja
3) Fase Terminasi
1. Tujuan:
3. Media/Alat
ada).
c. Alat tulis
4. Metode
Metode dalam terapi ini adalah diskusi dan berbagi cerita dengan anggota
peserta lain.
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
kegiatan terapi.
2) Fase Kerja
3) Fase Terminasi
1. Tujuan:
terapi.
3. Media/Alat
b. Alat tulis
4. Metode
Metode dalam terapi ini adalah diskusi dan berbagi cerita dengan anggota
peserta lain.
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Menanyakan perasaan peserta saat ini
2) Fase Kerja
3) Fase Terminasi