Makalah Etika Profesi Guru

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ESENSI DAN PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARIR


GURU SERTA JENIS PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Makalah ini guna untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Etika Profesi Guru

Dosen Pengampu:

Nelly Mujahidah S.Ag., M.S.I.

Disusun Oleh:

Nabila Yazid Syeban 12102022

Syazana Sri Wahyuni 12102029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puja dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak
bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu atas tugas yang telah
diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang dapat kami pelajari melalui pembahasan
dalam makalah ini.

Makalah dengan judul “Esensi dan Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi dan


Karir Guru Serta Jenis Program Pendidikan dan Latihan” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Etika Profesi Guru. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi penulis dan juga para pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi orang lain. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran para pembaca yang akan membangun kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pontianak, 25 Maret 2024

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4

A...Latar Belakang.......................................................................................... 4
B...Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C...Tujuan........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
A...Pengertian Kompetensi............................................................................. 6
B...Jenis-jenis Kompetensi.............................................................................. 9
C...Esensi Peningkatan Kompetensi............................................................ 10
D...Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir Guru.............................. 12
E...Jenis-jenis Program Pendidikan dan Latihan Guru............................ 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A...Simpulan................................................................................................... 16
B...Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Esensi (Hakikat, inti, hal yang pokok) peningkatan kompetensi Guru, pada era
sekarang yaitu zamannya teknologi Informasi dimana Guru dituntut untuk bisa
menggunakan teknologi sebagai media Informasi dan pembelajaran disekolah. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar maupun
piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika ini menuntut
guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu
mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan
berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi pembelajaran terkini. Hanya dengan cara
itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta
didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada
zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan
wawasan dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan lingkungan profesinya
justru akan menjadi salah satu faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
2. Apa saja jenis-jenis kompetensi?
3. Bagaimana esensi peningkatan kompetensi?
4. Bagaimana prinsip peningkatan kompetensi dan karir guru?
5. Apa saja jenis-jenis program Pendidikan dan Latihan guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kompetensi
3. Untuk mengetahui esensi peningkatan kompetensi
4. Untuk mengetahui prinsip kompetensi dan karir guru
5. Untuk mengetahui jenis-jenis program Pendidikan dan Latihan guru

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi
Kompeteasi, dalam Kamus Inggris-Indonesia adalah "competence”: kata
benda, artinya: kompetensi: berarti: 1. kecakapan, kemampuan, 2. wewenang This
mutler does not Ile whithin his competence. Artinya: hal ini tidak termasuk
wewenangnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi diartikan
kewenangan/kekuasaan untuk. menemukan/memutuskan sesuatu, Balai Pustaka (2002,
him.584). Kompetensi diartikan dengan cara bersikap, cara berpikir, dan cara
mengacu dari pengertian kompetensi di atas, maka dapat diartikan bahwa kompetensi,
yaitu bermakna berpikir/pengetahuan, bersikap/karakteristik dan agar tugas itu dapat
bermakna bagi siswa, lembaga dan masyarakat. (Imron, 2018)
Menurut Danim dalam (Maryadi, 2022) kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak dari tenaga profesional. Mulyasa dikutip dari (Imron, 2018)
mengemukakan bahwa kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya.
Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-
cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode
waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi
menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran,
sikap, dan perilaku. Karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut:
1. Motif, yaitu sesuatu yang orang fikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu.
2. Sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi.
3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image dari seseorang.
4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.
5. Keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan
dengan fisik dan mental.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dalam menguasai pengetahuan mengenai pendidikan dan memiliki
berbagai macam keterampilan baik secara IPTEK maupun non IPTEK, serta harus

5
memiliki perilaku yang luhur karena guru merupakan panutan bagi peserta didik.
Kompetensi itu sendiri terdiri dari empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi pofesional, dan kompetensi sosial.
B. Jenis-jenis Kompetensi
Menurut Soedijarto, 2005 dalam Kunandar, 2007, Kompetensi guru profesional
meliputi: 1) merancang dan merencanakan program pembelajaran, 2)
mengembangkan program pembelajaran, 3) mengelolah pelaksanaan program
pembelajaran, 4) menilai proses dan hasil pembelajaran, 5) mendiagnosis faktor yang
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. (Eko, 2011)
Kompetensi guru profesional terbagi menjadi empat macam: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Keempat kompetensi tersebut, harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif dan efisien.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampauan mengelolah pembelajaran peserta
didik. Kompetensi pedagogik meliputi sebagai berikut: (Nurjan, 2015)
a. Pemahaman terhadap peserta didik
 Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif
 Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kepribadian
 Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik
b. Perencanaan pembelajaran
 Memahami landasan Pendidikan
 Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
 Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar
 Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih
c. Pelaksanaan pembelajaran
 Menata latar (setting) pembelajaran
 Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
d. Mengevaluasi hasil pembelajaran
 Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan

6
 Menganalisis hasil evaluasi proses belajar dan hasil belajar untuk
menentukan tingkatan ketuntasan belajar
 Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas
program pembelajaran secara umum
e. Pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan potensi yang dimiliki
 Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
akademik
 Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
non-akademik
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, dilihat dari aspek psikologis kompetensi kepribadian
guru menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian a)
mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum,
norma sosial, dan etika yang berlaku, b) dewasa yang berarti mempunyai
kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
guru, c) arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan
bertindak, d) berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik, dan e) memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku
yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur,
ikhlas, dan suka menolong. (Kirana, 2017)
a. Kepribadiannya yang stabil
 Bertindak sesuai dengan norma hukum dan sosial
 Bangga sebagai guru
 Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
b. Berakhlak mulia dan menjadi teladan
 Bertindak sesuai dengan norma agama
 Memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik
c. Kepribadian yang dewasa
 Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
 Memiliki etos kerja sebagai guru

7
d. Kepribadian yang arif
 Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakat
 Menunujukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
e. Kepribadian yang berwibawa
 Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
 Memiliki perilaku yang disegani
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara mendalam, yang mencakup penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. (Nurjan, 2015)
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
 Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
 Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait.
 Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan
 Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
 Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik dan
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Adapun
lebih jelasnya sebagai berikut: (Nurjan, 2015)
a. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien dengan orang
tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

8
Kompetensi sosial lain yang penting dikembangkan adalah menanamkan jiwa
untuk menyadari dan menghargai perbedaan. Kerja sama siswa atau siswi
merupakan cerminan kondisi masyarakat inklusivisme.
C. Esensi Peningkatan Kompetensi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar
maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika ini
menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu
mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan
berbagai pendekatan, metode dan teknologi pembelajaran terkini. Hanya dengan cara
itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta
didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada
zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan
wawasan dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan lingkungan profesinya
justru akan menjadi salah satu faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
Hingga kini, baik dalam fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang
meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun bidang
lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan metodik pembelajaran. Keraguan
ini cukup beralasan karena didukung oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan
masih banyak guru yang belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.Uji
kompetensi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Uji-coba studi video terhadap
sejumlah guru di beberapa lokasi sampel melengkapi bukti keraguan itu. Kesimpulan
lain yang cukup mengejutkan dari studi tersebut di antaranya adalah bahwa
pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh ceramah satu arah dari guru dan sangat
jarang terjadi tanya jawab. Padahal semasa kuliah sangat inovatif dan penuh dengan
kreativitas. Setiap mengajar menggunakan strategi yang “cespleng”, model
pembelajaran yang menyenangkan, metode pembelajaran efektif, dan media
pembelajaran terkini. Ini mencerminkan betapa masih banyak guru yang tidak
berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya.
Reformasi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menuntut reformasi guru untuk memiliki tingkat

9
kompetensi yang lebih tinggi, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional,
maupun sosial.
Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK
membawa dampak pada siswa paling tidak dalam dua hal.Pertama, siswa hanya
terbekali dengan kompetensi yang sudah usang.Akibatnya, produk sistem pendidikan
dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus berubah.
Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif
bagi tercapainya tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak
didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan handal.Hal itu
didasarkan pada kenyataan bahwa substansi materi pelajaran yang harus dipelajari
oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun kompleksitasnya.
Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar (accelerated learning),
kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang semakin hari semakin
bertambah jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya, menuntut dukungan strategi dan
teknologi pembelajaran yang secara terus-menerus disesuaikan pula agar
pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval waktu yang sama.
Sejatinya, guru adalah bagian integral dari subsistem organisasi pendidikan
secara menyeluruh. Agar sebuah organisasi pendidikan mampu menghadapi
perubahan dan ketidakpastian yang menjadi ciri kehidupan modern, perlu
mengembangkan sekolah sebagai sebuah organisasi pembelajar. Di antara karakter
utama organisasi pembelajar adalah mencermati perubahan internal dan eksternal
yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan
eksistensinya.
D. Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir Guru
Terdapat dua prinsip dasar pengembangan profesi guru yang dikemukakan
oleh Sudarwan Danim (2011) dalam (Munawir et al., 2022) yaitu prinsip umum dan
khusus. Berikut merupakan prinsip umum pengembangan profesi guru:
1. Prinsip-prinsip Umum
Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini.
a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.

10
b. Suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem yang terbuka dan multi
makna.
c. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
d. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
e. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip Khusus
Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini.
a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga
pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.
c. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan
indikator.
e. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan Iptek.
f. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan jaman.
g. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan
profesionalitasnya, baik secara individual maupun institusional.
h. Objektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan
mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-
indikator terukur dari kompetensi profesinya.
i. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya
untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam
memberikan layanan pendidikan dalam rangka membangun generasi yang

11
memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya
sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.
j. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
k. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
l. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi
yang dimiliki oleh guru.
m. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat
kesulitan kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
n. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan
seni, serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
o. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada public.
p. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan
profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja
guru.
q. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
E. Jenis-jenis Program Pendidikan dan Latihan Guru
Menurut Danim,Khairil (2011:41-43) Peningkatan kompetensi dan karir guru,
termasuk juga tenaga kependidikan pada umumnya, dilaksanakan melalui berbagai
strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara
lain sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Pelatihan

12
a. In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan
melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan
dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang
belum dimiliki oleh guru lain, dengan strategi ini diharapkan dapat lebih
menghemat waktu dan biaya.
b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
profesional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi guru dan dapat
dilakukan selama periode tertentu. Misalnya, magang di sekolah tertentu untuk
belajar manajemen kelas atau manajemen sekolah yang efektif. Program
magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan
antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negri
dengan sekolah swasta, dan sebagainya. Jadi, pelaksanaannya dapat di sekolah
atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra seklah diperlukan dengan
alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya,
dibidang manajemen sekolah atau manajemen kelas.
d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan
tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat
tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
Pembinaan lewat belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa
tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di
tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di
provinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di
lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang di mana program disusun
secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.
Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.
Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau
disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.

13
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus
singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam
beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan
kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan , melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui
rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan,
diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan
memberi tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang
berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru
pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan
profesi.

2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan

a. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara


berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.
Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah
yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun
masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.
b. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi
peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru
untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan
hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis
kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.

14
d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan
kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat,
buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik
atau animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru
dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan
pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh
masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Esensi peningkatan guru yaitu seorang guru harus lebih mengetahui tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai subtasi materi ajar maupun
prianti pembelajaran dimana seorang guru dituntut meningkatkan dan menyesuaikan
kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang
aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi
pembelajaran terkini. Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan
sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada zamannya.
Beberapa prinsip peningkatan kompetensi guru yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa, satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang
berlangsung sepanjang hayat, memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan. Secara khusus program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, aktual dan kontekstual, fleksibel, demokratis, obyektif,
komprehensif, memandirikan, profesional, bertahap, berjenjang, berkelanjutan, efektif,
dan efisien.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Eko, L. (2011). Pengaruh Keikutsertaan Diklat dan Supervisi Terhadap Kompetensi


Pedagogik dengan Motivasi Berprestasi Sebagai Moderatingnya Pada Guru SD di
Kecamatan Beringin. Repository.Uksw.Edu.

Imron, F. (2018). Etika Profesi Keguruan.

Kirana, D. D. (2017). PENTINGNYA PENGUASAAN EMPAT KOMPETENSI GURU


DALAM MENUNJANG KETERCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR. Damaxdyahkirana.Blogs.Uny.Ac.Id.

Maryadi. (2022). Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi


Guru. Jurnal Pendidikan Dasar Dan Sosial Humaniora, 1(8.5.2017), 2003–2005.

Munawir, M., Aliya, N., & Bella, Q. S. (2022). Pengembangan Profesi dan Karir Guru. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(1), 75–83.

Nurjan, S. (2015). Profesi Keguruan Konsep dan Aplikasi. In A.-F. Hamam (Ed.), Samudra
Biru (Vol. 1, Issue 2).

17

Anda mungkin juga menyukai