Hesti Widyanti 859888937 Hesti Widyanti PKP 1-5 14837820 1820155584
Hesti Widyanti 859888937 Hesti Widyanti PKP 1-5 14837820 1820155584
Hesti Widyanti 859888937 Hesti Widyanti PKP 1-5 14837820 1820155584
HESTI WIDYANTI
859888937
LAPORAN
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah, permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut: (a) dari 10
siswa, hanya 4 siswa atau sekitar 40% saja yang sudah mencapai KKM yang
ditetapkan, sedangkan sisanya 7 siswa (70%) lagi belum mencapai KKM yang
sudah ditetapkan. (b) Metode dan strategi yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran kurang tepat.(c) Tidak adanya media pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, maka yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA pada
siswa. Menurut peneliti, hal tersebut terjadi dikarenakan metode dan strategi yang
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPA kurang tepat. Tidak adanya
penggunaan media yang digunakan juga menjadi salah satu faktor penyebab hasil
belajar IPA masih rendah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada tema
selalu berhemat energi di kelas IV SD IT Ulul-Albab Desa Bengkel Tahun
Pelajaran 2022-2023?”
A. Pembelajaran IPA
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap
ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dana lam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (Sapriati, 2021).
Berdasarkan Kurikulum 2004 yang dikutip oleh (Sapriati, 2021), Ilmu
Pengetahuan Alam seharusnya diajarkan secara inkuiri ilmiah agar kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta kemampuan berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup dapat berkembang.
Sapriati (2021) Pembelajaran IPA di SD menekankan pemberian
pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pengembangan pelajaran IPA yang
menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan
waktu, keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah
untuk dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas
yang cukup agar pembelajaran dapat terselenggarakan secara efektif dan efisien.
Sapriati juga menjelaskan bahwa pengetahuan yang dikembangkan melalui IPA
memberi sumbangan terhadap perkembangan teknologi baru. Teknologi baru
tersebut akan mempengaruhi kegiatan ilmiah dan penentuan masalah yang diteliti
serta cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Pengetahuan yang
dihasilkan IPA dan proses yang digunakan ilmuwan mempengaruhi pandangan
hidup manusia, cara berpikir manusia, dan lingkungan hidup secara umum.
Rustaman (2021) berpendapat, karakteristik mata pelajaran IPA perlu
diperhatikan dalam menyusun pembelajaran terpadu. IPA merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA,
antara lain adalah pendekatan lingkungan, sain-lingkungan-teknologi-masyarakat,
konseptual, faktua, nilai, pemecahan masalah, penemuan (discovery), inkuiri,
keterampilan proses, computer, sejarah, dan deduktif-induktif. Jenis metode yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain :
metode penugasan, diskusi, tanya jawab, latihan, ceramah, simulasi, prosyek,
studi lapangan/widyawisata, demonstrasi dan eksperimen (Sapriati, 2021).
Pendidikan IPA menurut (Rustaman,2021) difokuskan kepada proses
inquiri agar dapat membantu peserta didik untuk memahami mengenai alam
sekitarnya. Selain itu dalam pembelajaran IPA, suatu konsep atau tema dibahas
dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan perubahan energi,
serta materi dan sifat-sifat materi benda. Rustaman menyebutkan bahwa
berdasarkan pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya
disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau
dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial.
B. Media Pembelajaran
1. Media Gambar
Media gambar menurut pendapat (Safitri,2020) adalah suatu gambar yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari
guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk
mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan
antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Sedangkan menurut (Siregar, 2017) media gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau
pikiran yang berbacam-macam seperti lukisan, potret, slide dan lain-lain.
Penggunaan media gambar merupakan strategi pembelajaran IPA yang
sesuai. Dimana melalui penggunaan media gambar, siswa diajak untuk mengamati
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan alam melalui gambar. Dengan adanya
media dapat membantu hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal (Utami, 2020).
Pendapat senada dikemukakan (Sapriati, 2021) yang menyebutkan agar
pengajaran lebih menarik dan merangsang minat belajar siswa, sebaiknya
memaksimalkan pengunaan alat bantu mengajar (media). Media dapat berupa
model atau gambar-gambar lepas sehingga pengajaran tidak terkesan abstrak.
Pembelajaran dengan menggunakan media sebagai penghantar materi
dapat menjadi salah satu alternatif keberhasilan proses belajar mengajar karena
melalui pembelajaran yang aktif akan mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran (Safitri, 2020).
Siklus I Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II Pelaksanaan
Observasi
Pengamatan
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Mempersiapkan RPP yang akan dilaksanakan pada kegiatan perbaikan
pembelajaran Siklus II, mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakai,
dalam hal ini papan tulis, spidol, penghapus dan media gambar sumber-sumber
energi dan manfaatnya. mempersiapkan sumber belajar dalam hal ini Buku Siswa
Tema “Selalu Berhemat Energi”. Kemudian mempersiapkan alat evaluasi berupa
soal-soal uraian mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan.
mempersiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk menilai
keberhasilan belajar siswa pada siklus II.
b. Pelaksanaan Siklus II
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran Siklus
II sebagai berikut : guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab. Guru
memberikan penjelasan tentang apa yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran
mengenai sumber energi dan manfaatnya. guru memperlihatkan gambar berbentuk
slide yang dicetak dalam ukuran cukup besar yang berisi tentang sumber-sumber
energi dan manfaatnya. Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai sumber
energi dan manfaatnya. Guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang
manfaat energi matahari kemudian meminta siswa mengerjakan soal-soal tentang
manfaat energi bagi kehidupan. Guru memberikan penguatan kembali dengan sesi
tanya jawab mengenai gambar-gambar yang disajikan guru. Guru melakukan
penilaian selama proses dan sesudah proses perbaikan pembelajaran terhadap
semua aktivitas belajar siswa.
c. Observasi Siklus II
Pada tahap ini, supervisor mengobservasi peneliti yang bertindak sebagai
pengajar dikelas, tujuannya untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dilakukan sudah terlaksana sesuai dengan tata cara pembelajaran yang
diharapkan.
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada perbaikan pembelajaran Siklus II
diperoleh hasil yang lauh lebih baik dari siklus I yaitu, siswa terlihat lebih aktif
dalam mengikuti kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Penyampaian materi yang disampaikan guru dapat dipahami oleh siswa. Dari 10
orang siswa, yang tuntas sudah mencapai 9 siswa (90%). Media yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran sangat tepat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Menurut (Arikunto,2018) penelitian deskirptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui keadaan dan kondisi yang hasilnya dijelaskan dalam
bentuk laporan penelitian. yang diperoleh dari hasil belajar IPA pada siswa Kelas
IV SD IT Ulul Albab Desa Bengkel. Skor nilai yang digunakan adalah 0 s/d 100.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis nilai rata-rata dan
persentase ketuntasan belajar.
1) Nilai rata-rata kelas
Nilai akhir rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus :
x
𝑥= Keterangan :
N
Keterangan :
x = Keberhasilan belajar
x = Jumlah siswa yang mencapai KKM
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Pembahasan Siklus II
Dari hasil analisis pengumpulan data, maka diperoleh rekapitulasi data
hasil belajar siswa. Berikut ini ditampilkan rekapitulasi hasil belajar siswa yang
tertera pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
100%
80%
60% 90%
40% 60%
20%
0%
Siklus 1 Siklus 2
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di SD
IT Ulul-Albab Desa Bengkel didapat kesimpulan bahwa hasil belajar IPA siswa
Kelas IV SD IT Ulul Albab Desa Bengkel Tahun Pelajaran 2022/2023 mengalami
peningkatan dengan adanya penggunaan media gambar. Dari hasil observasi dan
pengamatan selama peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran,
dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus I masih
60% dan mengalami peningkatan menjadi 90% pada Siklus II.