Hesti Widyanti 859888937 Hesti Widyanti PKP 1-5 14837820 1820155584

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA TEMA SELALU

BERHEMAT ENERGI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA


SISWA KELAS IV SD IT ULUL ALBAB DESA BENGKEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

HESTI WIDYANTI

859888937

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN

TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan tempat bagi siswa dalam menuntut ilmu. Sering kita
temui dalam kelas terdapat siswa yang kurang semangat dalam menuntut ilmu dan
kurang tanggap terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Siswa terkadang
merasa bosan dengan model pembelajaran yang berbasis ceramah, sehingga
sebagai pendidik perlu mengadakan evaluasi diri dan peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas (Supriyono, 2018)
Pembelajaran tematik Pembelajaran untuk tingkat Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah dengan model pembelajaran tematik sudah mulai
diperbicangkan oleh para ahli pendidikan di Indonesia sejak tahun 1999. Menurut
(Ratnaningsih dan Nastiti,2018) pembelajaran tematik yang merujuk pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sudah diberlakukan sejak tahun 2005. Untuk Implementasi
Pembelajaran tematik di sekolah dasar ada beberapa komponen yang perlu
dibahas dahulu seperti metode, penilaian, media, langkah pembelajaran dan peran
guru.
Berdasarkan pada teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh
Jean Piaget, maka anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif
Praoperasional sampai operasional konkret. Pada usia ini anak memerlukan
bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya. Oleh
karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah stregis bagi pengembangan
kecerdasan dan kepribadian anak (Winataputra, 2018).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari, mulai dari membuka mata di pagi hari hingga beristirahat di malam
hari. Oleh sebab itulah IPA merupakan salah satu mata pelajaran penting yang
dibelajarkan di Sekolah Dasar (Oktavera,2017). Pembelajaran yang berhasil
mencapai tujuan belajar siswa sebagaimana yang diharapkan oleh guru merupakan
salah satu defenisi pembelajaran efektif yang disebutkan Kyriacou dalam
(Setyosari,2014).
Profesionalitas guru dalam memilih dan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tema atau pokok bahasan dengan
memperhatikan minat belajar siswa memiliki peran penting dalam usaha
mengubah hasil belajar IPA siswa yang semula rendah atau dibawah KKM
sehingga dapat diusahakan meningkat semaksimal mungkin melampaui KKM.
Metode pembelajaran berfungsi sebagai salah satu penunjang dan daya dukung
terjadinya kefektififan proses pembelajaran sehingga dapat menambah minat
belajar serta mempermudah siswa dalam belajar yang pada akhirnya siswa
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan (Prihatini, 2017).
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran juga tak kalah
pentingnya dengan metode pembelajaran. Sebab tanpa adanya media
pembelajaran, siswa akan kesulitan dalam menerima materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Menurut (Sapriati, 2021), dalam merencanakan dan
menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami
karakteristik siswa, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan jembatan atau
penghubung atnara pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa dengan tujuan
yang akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media
yang cocok atau tepat, menggunakan media, melibatkan seiswa untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran, dan melalukan evaluasi dan revisi terhadap
pembelajaran.
Pemahaman siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh
guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Apabila pemahaman anak
cukup baik, maka hasil belajar anak juga akan baik. Sebaliknya, apabila
pemahaman anak terhadap pembelajaran rendah, maka hasil belajar anak juga
akan rendah. Sehingga seorang guru seyogyanya memiliki cara dan strategi yang
tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Hal ini ditunjukkan oleh permasalahan yang terjadi di Kelas IV SD IT
Ulul-Albab, perlu sekali melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa. Beberapa referensi dari penelitian yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar, diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh (Supriyono, 2019) pentingnya Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Selain itu ada penelitian (Suparman dkk;
2020) yang berjudul Pengaruh Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA pada
Siswa Sekolah Dasar. Masih ada lagi penelitian dari (Utami, 2018) yang berjudul
Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah
disebutkan diatas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan
menggunakan media gambar pada siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah, permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut: (a) dari 10
siswa, hanya 4 siswa atau sekitar 40% saja yang sudah mencapai KKM yang
ditetapkan, sedangkan sisanya 7 siswa (70%) lagi belum mencapai KKM yang
sudah ditetapkan. (b) Metode dan strategi yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran kurang tepat.(c) Tidak adanya media pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, maka yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA pada
siswa. Menurut peneliti, hal tersebut terjadi dikarenakan metode dan strategi yang
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPA kurang tepat. Tidak adanya
penggunaan media yang digunakan juga menjadi salah satu faktor penyebab hasil
belajar IPA masih rendah.

3. Alternatif Penyelesaian Masalah


Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka peneliti memandang
perlunya mengadakan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar IPA. Perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan
media gambar dalam pembelajaran tematik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada tema
selalu berhemat energi di kelas IV SD IT Ulul-Albab Desa Bengkel Tahun
Pelajaran 2022-2023?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan perbaikan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada
tema selalu berhemat energi menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD
IT Ulul-Albab Desa Bengkel Tahun Pelajaran 2022-2023.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun manfaat penelitian bagi siswa yaitu : (a) Meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA. (b) Menumbuhkan sikap kritis
siswa dalam pembelajaran. (c) Sebagai motivasi belajar bagi siswa agar dapat
memperoleh hasil belajar semaksimal mungkin.
Manfaat Bagi Guru: (a) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
program kegiatan pembelajaran selanjutnya agar dikemudian hari pembelajaran
lebih berhasil. (b) Sebagai umpan balik terhadap peningkatan profesionalitas
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. (c) Sebagai sumber untuk melakukan
inovasi dalam proses pembelajaran.
Manfaat Bagi Sekolah : (a) Memberikan nilai tambah bagi sekolah karena
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. (b) Dapat menjadikan hasil penelitian
sebagai bahan pertimbangan untuk memfasilitasi kegiatan perbaikan yang
diakukan oleh guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap
ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dana lam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (Sapriati, 2021).
Berdasarkan Kurikulum 2004 yang dikutip oleh (Sapriati, 2021), Ilmu
Pengetahuan Alam seharusnya diajarkan secara inkuiri ilmiah agar kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta kemampuan berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup dapat berkembang.
Sapriati (2021) Pembelajaran IPA di SD menekankan pemberian
pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pengembangan pelajaran IPA yang
menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan
waktu, keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah
untuk dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas
yang cukup agar pembelajaran dapat terselenggarakan secara efektif dan efisien.
Sapriati juga menjelaskan bahwa pengetahuan yang dikembangkan melalui IPA
memberi sumbangan terhadap perkembangan teknologi baru. Teknologi baru
tersebut akan mempengaruhi kegiatan ilmiah dan penentuan masalah yang diteliti
serta cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Pengetahuan yang
dihasilkan IPA dan proses yang digunakan ilmuwan mempengaruhi pandangan
hidup manusia, cara berpikir manusia, dan lingkungan hidup secara umum.
Rustaman (2021) berpendapat, karakteristik mata pelajaran IPA perlu
diperhatikan dalam menyusun pembelajaran terpadu. IPA merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA,
antara lain adalah pendekatan lingkungan, sain-lingkungan-teknologi-masyarakat,
konseptual, faktua, nilai, pemecahan masalah, penemuan (discovery), inkuiri,
keterampilan proses, computer, sejarah, dan deduktif-induktif. Jenis metode yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain :
metode penugasan, diskusi, tanya jawab, latihan, ceramah, simulasi, prosyek,
studi lapangan/widyawisata, demonstrasi dan eksperimen (Sapriati, 2021).
Pendidikan IPA menurut (Rustaman,2021) difokuskan kepada proses
inquiri agar dapat membantu peserta didik untuk memahami mengenai alam
sekitarnya. Selain itu dalam pembelajaran IPA, suatu konsep atau tema dibahas
dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan perubahan energi,
serta materi dan sifat-sifat materi benda. Rustaman menyebutkan bahwa
berdasarkan pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya
disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau
dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial.

B. Media Pembelajaran
1. Media Gambar
Media gambar menurut pendapat (Safitri,2020) adalah suatu gambar yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari
guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk
mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan
antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Sedangkan menurut (Siregar, 2017) media gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau
pikiran yang berbacam-macam seperti lukisan, potret, slide dan lain-lain.
Penggunaan media gambar merupakan strategi pembelajaran IPA yang
sesuai. Dimana melalui penggunaan media gambar, siswa diajak untuk mengamati
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan alam melalui gambar. Dengan adanya
media dapat membantu hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal (Utami, 2020).
Pendapat senada dikemukakan (Sapriati, 2021) yang menyebutkan agar
pengajaran lebih menarik dan merangsang minat belajar siswa, sebaiknya
memaksimalkan pengunaan alat bantu mengajar (media). Media dapat berupa
model atau gambar-gambar lepas sehingga pengajaran tidak terkesan abstrak.
Pembelajaran dengan menggunakan media sebagai penghantar materi
dapat menjadi salah satu alternatif keberhasilan proses belajar mengajar karena
melalui pembelajaran yang aktif akan mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran (Safitri, 2020).

2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Media Gambar


Menurut (Oviani, 2019), tujuan penggunaan gambar yaitu : (1)
Menerangkan suatu materi pelajaran kepada siswa. (2) sebagai motivasi untuk
memancing respon siswa pada materi yang disampaikan. (3) menggabungkan
suatu unsur kebudayaan dengan kegiatan kelas. (4)mewujudkan situasi belajar
yang optimal.
(Kasmir, 2020) menyebutkan bahwa media gambar memiliki manfaat :
(1) meningkatkan daya tarik bagi siswa, (2) mempermudah pemahaman siswa, (3)
mempermudah pemahaman abstrak, (4) memperjelas bagian yang penting atau
kecil sehingga dapat diamati, (5) mempersingkat uraian panjang.

3. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar


Sebagai media pembelajaran, media memiliki beberapa kelebihan antara
lain (1) bersifat konkret karena mampu menunjukkan pokok permasalahan
dibandingkan dengan kata-kata verbal, (2) dapat mengatasi ruang dan waktu, (3)
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, (4) dapat memperjelas suatu masalah,
(5) harganya lebih murah dan gambar lebih mudah didapatkan atau digunakan
tanpa peralatan khusus (Hilmi, 2016). Namun media gambar juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain : (1) gambar sukar melukiskan bentuk
sebenarnya karena hanya dua dimensi, (2) tidak bergerak sebagaimana gambar
hidup,(3) terkadang siswa sulit menginterpretasikan isi gambar, (4) ukuran
gambar kadang terlalu kecil untuk diperlihatkan di kelas berukuran besar
(Kasmir,2021).
Sedangkan menurut (Ambarwati ,2017), keunggulan penggunaan media
gambar adalah: (1) meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran, (2)
memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses pembelajaran sehingga
siswa lebih mudah mencerna pelajaran, (3) melengkapi dan memperkaya informasi
dalam proses pembelajaran, (4) mendorong motivasi belajar siswa,(5) meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dalam menyampaikannya,(6) menambah variasi dalam
menyajikan materi, (7) manambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
Sedangkan kelemahan media gambar menurut (Ambarwati 2017), adalah(1) siswa
sulit untuk membuat kesimpulan pelajaran, (2) sulitnya mencari gambar yang sesuai
dengan materi pelajaran, (3) waktu sangat luas untuk pelaksanaannya,(4)
membutuhkan biaya tambahan pembuatan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek,Tempat,Waktu dan pihak yang membantu


Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV yang berjumlah 10 orang. Objek
penelitiannya adalah proses kegiatan belajar dengan menggunakan media gambar.
Dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2023, pihak yang membantu didalam
pelaksanaan penelitian ini adalah bapak Dedi Irawan S.Pd.I selaku kepala sekolah
tempat praktik PKP Dan ibu Dewi Nurmaya Sari Harahap S.Pd selaku supervisor
II dan ibu Jamilah Nasution , S.Pd.,M.Si selaku pembimbing dan supervisor I.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
kegiatan pembelajaran, berdasarkan repleksi mereka megnenai hasil dari tindakan-
tindakan tersebut (Nurdin, 2016). Selanjutnya menurut (Arikunto,2016) tujuan
penelitian ini adalah untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik
pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas
sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang
sistimatis mengenai apa yang selama ini dilakukan. Komponen pokok pada
penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu : (1) perencanaan,(2) pelaksanaan
tindakan , (3) observasi dan (4) evaluasi dan refleksi.
Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II Pelaksanaan

Observasi
Pengamatan

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan bagan diatas proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan


berdasarkan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran
siklus I.
1. Siklus 1
a. Perencanaan Siklus 1
Dalam perencanaan Siklus 1 ini penulis menyusun RPP materi Selalu
Berhemat Energi yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran siklus I.
Selanjutnya mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakai, dalam hal ini
papan tulis, spidol dan penghapus. Selain itu peneliti juga mempersiapkan sumber
belajar yaitu Buku Siswa Tema “Selalu Berhemat Energi” termasuk
mempersiapkan alat evaluasi berupa soal-soal uraian mengenai materi
pembelajaran yang akan disampaikan, sekaligus mempersiapkan instrument
penilaian yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan belajar siswa.
b. Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan Siklus I peneliti menggunakan metode ceramah, guru
melakukan apersepsi melalui tanya jawab(religius). Guru meminta siswa
membuka buku tema dan menjelaskan materi tentang sumber energi dan
manfaatnya. Guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang manfaat
energi matahari. Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal tentang manfaat
energi bagi kehidupan. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil kerjanya ke
depan kelas yang diwakili oleh satu siswa.
Selanjutnya guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan atau
rangkuman hasil kerja mandiri diwakili oleh satu siswa. Setelah itu guru
memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru dan siswa berdoa bersama
dan mengakhiri pelajaran dengan salam. Selama proses dna sesudah proses
perbaikan pembelajaran guru melakukan penilaian terhadap semua aktivitas
belajar siswa.
c. Observasi Siklus 1
Pada tahap ini yang dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan yaitu peneliti dan Teman Sejawat adalah merangkum hasil
pengamatan yang didapat dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Refleksi
Ditahap ini peneliti melakukan refleksi selama proses pembelajaran dan
peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran ke siklus selanjutnya
agar ketuntasan belajar siswa mencapai target yang diharapan.karena memang
terdapat kekurangan pada pembelajaran siklus I yaitu pembelajaran yang monoton
dan kurang kreatif, Karena itu peneliti melanjutkan penelitian pada perbaikakan
pembelajaran Siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Mempersiapkan RPP yang akan dilaksanakan pada kegiatan perbaikan
pembelajaran Siklus II, mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakai,
dalam hal ini papan tulis, spidol, penghapus dan media gambar sumber-sumber
energi dan manfaatnya. mempersiapkan sumber belajar dalam hal ini Buku Siswa
Tema “Selalu Berhemat Energi”. Kemudian mempersiapkan alat evaluasi berupa
soal-soal uraian mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan.
mempersiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan untuk menilai
keberhasilan belajar siswa pada siklus II.
b. Pelaksanaan Siklus II
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran Siklus
II sebagai berikut : guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab. Guru
memberikan penjelasan tentang apa yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran
mengenai sumber energi dan manfaatnya. guru memperlihatkan gambar berbentuk
slide yang dicetak dalam ukuran cukup besar yang berisi tentang sumber-sumber
energi dan manfaatnya. Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai sumber
energi dan manfaatnya. Guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang
manfaat energi matahari kemudian meminta siswa mengerjakan soal-soal tentang
manfaat energi bagi kehidupan. Guru memberikan penguatan kembali dengan sesi
tanya jawab mengenai gambar-gambar yang disajikan guru. Guru melakukan
penilaian selama proses dan sesudah proses perbaikan pembelajaran terhadap
semua aktivitas belajar siswa.
c. Observasi Siklus II
Pada tahap ini, supervisor mengobservasi peneliti yang bertindak sebagai
pengajar dikelas, tujuannya untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dilakukan sudah terlaksana sesuai dengan tata cara pembelajaran yang
diharapkan.
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada perbaikan pembelajaran Siklus II
diperoleh hasil yang lauh lebih baik dari siklus I yaitu, siswa terlihat lebih aktif
dalam mengikuti kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Penyampaian materi yang disampaikan guru dapat dipahami oleh siswa. Dari 10
orang siswa, yang tuntas sudah mencapai 9 siswa (90%). Media yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran sangat tepat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Menurut (Arikunto,2018) penelitian deskirptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui keadaan dan kondisi yang hasilnya dijelaskan dalam
bentuk laporan penelitian. yang diperoleh dari hasil belajar IPA pada siswa Kelas
IV SD IT Ulul Albab Desa Bengkel. Skor nilai yang digunakan adalah 0 s/d 100.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis nilai rata-rata dan
persentase ketuntasan belajar.
1) Nilai rata-rata kelas
Nilai akhir rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus :
x
𝑥= Keterangan :
N

x = Nilai akhir rata-rata kelas


x = Jumlah seluruh skor
N = Jumlah subyek

2) Presentasi ketuntutasan belajar


Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :
x
𝑥=
N

Keterangan :
x = Keberhasilan belajar
x = Jumlah siswa yang mencapai KKM
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I
Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data yang diperoleh melalui
tes tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran, yang kemudian dikumpulkan
dan di analisis oleh peneliti. Adapun nilai-nilai tes siswa pada siklus I ditampilkan
pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Aditya 65 Belum Tuntas
2. Andira Fitria 70 Tuntas
3. Dava Amru Fenni 70 Tuntas
4. Faisal Akbar 65 Belum Tuntas
5. Keisya Aulia Susanto 70 Tuntas
6. Muhammad Fahri 50 Belum Tuntas
7. Muhammad Yazid Arkan 75 Tuntas
8. Nida Aulia Putri 70 Tuntas
9. Rafa Dwika 65 Belum Tuntas
10. Rinjani Aryono 75 Tuntas
Jumlah Nilai 675
Nilai Rata-Rata 67,5

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hasil perolehan data berdasarkan


instrumen penilaian pada perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah
dilaksanakan oleh guru, diketahui bahwasanya nilai rata-rata kelas mencapai
67,5%. Dimana terdapat 6 siswa yang mendapat ketuntasan klasikal dan 4 siswa
belum mencapai ketuntasan klasikal. Sehingga pembelajaran pada siklus I melalui
metode ceramah belum berhasil dilaksanakan karena jumlah siswa yang mencapai
nilai diatas KKM yaitu 70 hanya mencapai 67,5, dari seluruh jumlah siswa.
Karena ketuntasan belajar belum mencapai 75% dari jumlah siswa, maka
diadakan tindakan pembelajaran pada siklus II.

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II


Hasil penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus II diperoleh data
berupa tes tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran, yang kemudian diolah
dan dianalisis kembali oleh peneliti. Adapun nilai-nilai tes siswa pada siklus II
ditampilkan pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Aditya 80 Tuntas
2. Andira Fitria 90 Tuntas
3. Daffa Amru Fenni 90 Tuntas
4. Faisal Akbar 85 Tuntas
5. Keisya Aulia Susanto 90 Tuntas
6. Muhammad Fahri 60 Belum Tuntas
7. Muhammad Yazid Arkan 95 Tuntas
8. Nida Aulia Putri 95 Tuntas
9. Rafa Dwika 85 Tuntas
10. Ririjani Aryono 95 Tuntas
Jumlah Nilai 865
Nilai Rata-Rata 86,5 %

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa


yaitu 86,5. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah dapat
dikatakan berhasil. Kelemahan pada pembelajaran siklus I dapat diperbaiki pada
pembelajaran siklus II. Semua siswa semangat dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran karena pada siklus II guru menggunakan media gambar, sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dari 10 orang siswa, yang tuntas
sudah mencapai 9 siswa (90%), Sedangkan 1 siswa (10% )tidak dapat mencapai
nilai ketuntasan.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


1. Pembahasan Siklus I
Dari hasil peroleh data berdasarkan instrumen penilaian pada perbaikan
pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan oleh guru, diketahui bahwasanya
nilai rata-rata kelas mencapai 67,5 . Artinya dari nilai rata-rata kelas pra-siklus 50,
ada peningkatan sebesar 17,5 sehingga nilai rata-rata kelas menjadi 67,5 .
pada perbaikan pembelajaran Siklus I, persentase keberhasilan belajar
siswa belum mencapai standar KKM yang sudah ditetapkan sehingga peneliti
merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya di Siklus II.

2. Pembahasan Siklus II
Dari hasil analisis pengumpulan data, maka diperoleh rekapitulasi data
hasil belajar siswa. Berikut ini ditampilkan rekapitulasi hasil belajar siswa yang
tertera pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase


Siklus 1 67,5 Tuntas 6 60 %
Tidak Tuntas 4 40 %
Siklus II 86,5 Tuntas 9 90 %
Tidak Tuntas 1 10 %

Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hasil pengamatan pada tindakan


perbaikan Siklus II diperoleh data peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata
kelas mengalami peningkatan sebesar 19 poin sehingga persentase siklus I sebesar
67,5% meningkat menjadi 86,5 %. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami
peningkatan signifikan. Dari 60% pada Siklus I, meningkat menjadi 90% pada
Siklus II. Artinya penggunaan media gambar memiliki pengaruh yang cukup
besar dalam kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa. Pembahasan ketuntasan belajar siswa pada siklus I – Siklus II dapat
dicermati pada grafik di bawah ini :

100%

80%

60% 90%

40% 60%

20%

0%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 2. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I-Siklus II

Gambar diagram diatas merupakan persentase perbandingan hasil belajar


IPA siswa pada siklus I dan siklus II. Dimana pada siklus I siswa yang
memperoleh nilai KKM hanya sebesar 60% saja. Selanjutnya pada Siklus II
mengalami peningkatan sebesar 30% menjadi 90% setelah peneliti menerapkan
kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada tema
Selalu Berhemat Energi. Dari uraian-uraian yang sudah dikemukakan diatas,
terlihat jelas bahwasanya terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase
keberhasilan belajar siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran setiap
siklusnya. Dengan kata lain, penggunaan media gambar dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas IV SD IT
Ulul-Albab Desa Bengkel. Hal ini sesuai dengan pendapat (Safitri, 2020) yang
menyebutkan bahwa media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi
yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam
masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Setelah perbaikan pembelajaran sisklus II selesai dilaksanakan, peneliti
memutuskan untuk menghentikan penelitian karena menganggap kegiatan
perbaikan sudah tuntas karena sudah melampaui standar yang ditetapkan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di SD
IT Ulul-Albab Desa Bengkel didapat kesimpulan bahwa hasil belajar IPA siswa
Kelas IV SD IT Ulul Albab Desa Bengkel Tahun Pelajaran 2022/2023 mengalami
peningkatan dengan adanya penggunaan media gambar. Dari hasil observasi dan
pengamatan selama peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran,
dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus I masih
60% dan mengalami peningkatan menjadi 90% pada Siklus II.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan pengamatan dan penarikan kesimpulan selama penelitian, ada
beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti antara lain kegiatan
pembelajaran hendaknya menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang
tepat agar dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar pada siswa sekolah
dasar. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran juga harus tepat agar tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Kepada guru disarankan untuk sesering mungkin melakukan evaluasi
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, agar masalah sekecil apapun
yang ada di dalam kelas yang diajar dapat segera dicari solusi dan sesegera
mungkin menyelesaikan permasalahan tersebut. Agar seluruh siswa memiliki
kemampuan semaksimal mungkin dalam seluruh bidang pembelajaran di sekolah
dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R. (2017). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA siswa Kelas VI C SDN 004 Tembilahan Kota. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 6 No. 1. hal 280.
Arsyad, A. (2021). Media Pembelajaran. Edisi 6. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Edisi
Revisi. Cetakan I. Jakarta : Bumi Aksara.
Hilmi. (2016). Efektivitas Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab. Lantanida Journal. Vol.4 No. 2
Kasmir. 2021. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode
Resitasi dengan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPA Materi Struktur
dan Fungsi Tumbuhan di Kelas VIII-1 Semester 1 SMPN 4 Bolo Tahun
Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia.
Vol.1 No 2. doi: https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.5
Maharuli, FM. & Zulherman. (2021). Analisis Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam Muatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio, vol.
7 no. 2 hal. 265-271. doi: 10.31949/educatio.v7i2.966
Nurfadhillah, N. (2021). Media Pembelajaran. Sukabumi : CV Jejak.
Oviani, T. (2019). Skripsi. Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Negeri 56 Kota Bengkulu.
Fakultas Tarbiyah dan Tadris. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.
Prihatini, E. (2017). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar IPA. Jurnal Formatif 7. Vol. 7 Nomor 2 hal. 172-173
Ratnaningsih, S dan Nastiti, G. (2018). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Pembelajaran Tematik
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru MI, vol. 5 (2) hal. 275-286.
Rustaman, N., Wahyuningsih, T., Sekarwinahyu, M., Ratnaningsih, A., Sutarno,
N, Rokhiyah, I., Rahayu, U., Mujadi, Budiastra, K., (2021). Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Edisi 2. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Safitri, A. (2020). Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Minat Belajar
Siswa di SD Negeri 3 Ranomeeto. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan. Vol. 20 No. 1
Sapriati, A., Rokiyah, I., Budiastra, K., Hartinawati, Ristasa, R., Rumanta,
R.(2021). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.
Setyosari, P. (2014). Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas.
Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. 1(1). 24
Siregar, Ruslan. (2017). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial,
Sains, dan Humaniora, Vol. 3, No. 4. https://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/suaraguru/article/view/4855
Suparman, T, Anggy Giri Prawiyogi, A,G., Susanti, R,E. (2020). Pengaruh
Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, vol. 4 Nomor 2, hal. 250-256. doi :
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v7i1.5346
Supriyono. (2019). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Pengaruh Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 2 (1), hal. 43-48.
https://doi.org/10.26740/eds.v2n1.p43-48
Utami, S. (2018). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar .vol.7 no.1. doi : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v7i1.5436
Wardani, IG.A.K., Winataputra, S., julaeha S., Andayani., Marsinah,N., Etty K.,
Teguh, P., Jovanka, D., Pratisto, T. (2021). Perspektif Pendidikan SD.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK. dan WIhardit, K. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai