MAKALAH - Logika Pernyataan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TABEL KEBENARAN DARI SEBUAH PERNYATAAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah logika matematika

Dosen Pengampu : Santy Widiani, M.Pd

Disusun Oleh :

Indah apriyani azzahra (2386210041)

Chaerunisa Salsabila (2386210086)

Silma aghnia supriadi (2386210105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MANDIRI

SUBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Tabel
Kebenaran dari Sebuah Pernyataan.

Penyusun menyadari akan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki, sehingga


dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Subang, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan. ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1. Pengertian Logika Matematika .......................................................................... 2
2.2. Pernyataan dan Kalimat Terbuka ....................................................................... 2
2.3. Operasi Logika ................................................................................................... 3
2.4. Konvers, Invers dan Kontraposisi suatu Implikasi ............................................ 7
2.5. Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan Bersyarat Ganda) ....................... 8
2.6. Tautologi, Ekivalen Dan Kontradiksi ................................................................ 8
2.7. Pernyataan Berkuantor ....................................................................................... 8
2.8. Validitas Pembuktian ( Menarik Kesimpulan ) ............................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu
kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan
pernyataan kedua. Misalkan, apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu
maka sekolah libur.” sama artinya dengan “Jika sekolah libur maka sekarang adalah
hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu kita perlu mengetahui aturan-
aturan dalam logika..
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga
dapat mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting
yang akan didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan
atau keahlian mengambil kesimpulan dengan benar atau sah. Logika matematika
memberikan dasar bagi sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat digunakan dalam
banyak aspek kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai beirkut:
1. Apa yang dimaksud logika Matematika,pernyataan dan kalimat terbuka?
2. Operasi-operasi apa saja yang terdapat dalam logika matematika?
3. Bagaimana konvers, invers dan kontraposisi dari suatu implikasi?
4. Apa yang dimaksud tautologi dan kontradiksi?
5. Apa yang dimaksud pernyataan berkuantor?
6. Bagaimana cara menarik kesimpulan?

1.3 Tujuan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dari:
1. Logika Matematika, pernyataan dan kalimat terbuka
2. Operasi-operasi dalam logika matematika
3. Konvers, invers dan kontraposisi dari suatu implikasi
4. Tautologi dan kontradiksi
5. Pernyataan berkuantor
6. Cara menarik kesimpulan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Logika Matematika

Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan


bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-
simbol. Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas,
univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.

2.2. Pernyataan dan Kalimat Terbuka


A. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah
saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Kebenaran atau kesalahan sebuah
pernyataan dinamakan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut. Suatu pernyataan
biasanya dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r, dan seterusnya.
Setiap pernyataan adalah kalimat, tetapi tidak semua kalimat merupakan
pernyataan.
Contoh :
a. Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.
b. 5 adalah bilangan genap.
c. Kemana anda pergi?
Kalimat (a) merupakan pernyataan yang bernilai benar, kalimat (b)
merupakan pernyataan yang bernilai salah dan kalimat (c) bukan merupakan
pernyataan, karena tidak bernilai benar atau salah
Kalimat-kalimat yang tidak termasuk pernyataan, adalah:
a. Kalimat perintah
b. Kalimat pertanyaan
c. Kalimat keheranan
d. Kalimat harapan

2
B. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat perubahan (variabel),
sehingga belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya. Variabel adalah simbol
untuk menunjukkan suatu anggota yang belum spesifik dalam semesta
pembicaraan. Untuk memahami pengertian kalimat terbuka, perhatikan contoh
berikut.
a. 2 x + 3 = 11
b. y – 3 < 9
c. Kota itu bersih, indah dan teratur.
Kalimat-kalimat di atas merupakan kalimat terbuka karena belum dapat
ditentukan benar atau salahnya. Pada kalimat (a), jika kita ganti variabel x dengan
3 maka kalimat (a) tidak lagi berupa kalimat terbuka, sekarang (a) adalah suatu
pernyataan yang bernilai salah tetapi jika kita ganti variabel x dengan 4 maka (a)
adalah suatu pernyataan yang bernilai benar. Jika kita ganti variabel “itu” pada
kalimat (c) dengan Jakarta, maka (c) belum menjadi pernyataan karena tetap harus
diselidiki nilai kebenarannya.

2.3. Operasi Logika


A. Negasi
Negasi (ingkaran) adalah suatu pernyataan baru yang dapat dibentuk dari
pernyataan semula sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan
bernilai salah Maka pernyataan semula benar.
Jika pada suatu pernyataan p, diberikan pernyataan lain yang disebut
negasi p, dilambangkan oleh ~p, maka dapat dibentuk dengan menuliskan
“Tidak benar…” di depan pernyataan p atau jika mungkin, dengan menyisipkan
kata “tidak” atau “bukan”di dalam pernyataan p.
Nilai kebenaran negasi suatu pernyataan memenuhi sifat berikut ini:
Jika p benar, maka ~p salah; jika p salah maka ~p benar.

3
Jadi, nilai kebenaran negasi suatu pernyataaan selalu berlawanan dengan
nilai kebenaran pernyataan semula. Sifat tersebut dapat dituliskan dalam bentuk
tabel berikut ini.
p ~p
B S
S B
Contoh:
a. p : Semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Ada bilangan prima yang tidak ganjil.
b. q : 2+2=5
~q : Tidak benar 2 +2 =5
~q : 2+25

B. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan
menggunakan kata hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p ^ q”.
Nilai kebenaran konjungsi p ^ q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q benar,
maka p^ q benar; sebaliknya, jika salah satu p atau q salah serta p salah dan q salah, maka
p ^ q salah. Dengan perkataan lain, konjungsi dua pernyataan akan bernilai benar hanya
bila setiap pernyataan bagiannya bernilai benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut.
p Q p^ q
B B B
B S S
S B S
S S S

4
Contoh :
a. p : 2 + 3 = 5 (benar)
q : 5 adalah bilangan prima (benar)
p ^ q : 2 + 3 = 5 dan 5 adalah bilangan prima (benar)
b. p : 12 habis dibagi 3 (benar)
q : 15 habis dibagi 2 (salah)
p ^ q : 12 habis dibagi 3 dan 15 habis dibagi 2 (salah)

C. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan
menggunakan kata hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p  q”.
Nilai kebenaran disjungsi p  q memenuhi sifat berikut ini: jika p
benar dan q benar serta salah satu diantara p dan q benar, maka p  q benar.
Jika p dan q dua-duanya salah maka p  q salah. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut.
p Q p q
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p  q : 5 + 3 = 8 atau 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3  8 (salah)
q : 8 bukan bilangan genap (salah)
p  q : 5 + 3  8 atau 8 bukan bilangan genap (salah)

5
D. Implikasi
Implikasi (pernyataan bersyarat/kondisional) adalah pernyataan
majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan dengan menggunakan
kata hubung logika “jika . . . maka . . .”. Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p q”, dapat dibaca “jika p maka q”.
Nilai kebenaran implikasi p  q memenuhi sifat berikut: jika p
benar dan q salah, maka p  q dinyatakan salah. Dalam kemungkinan
yang lainnya p  q dinyatakan benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel berikut.
p Q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 = 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3  8 (salah)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3  8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)

E. Biimplikasi
Jika dua pernyataan p dan q dirangkai dengan menggunakan
dengan kata hubung “… jika dan hanya jika …”, maka diperoleh
pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan hanya jika q” yang disebut
biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p 
q”.
Nilai kebenaran biimplikasi p  q memenuhi sifat berikut: p  q
dinyatakan benar jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama. p 
q dinyatakan salah jika mempunyai nilai kebenaran yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

6
p Q p q
B B B
B S S
S B S
S S B

Contoh:
a. p : 2 + 6 = 8 (benar)
q : 2 < 8 (benar)
p  q : 2 + 6 = 8 jika dan hanya jika 2 < 8 (benar)
b. p : 2 + 6  8 (salah)
q : 2 > 8 (salah)
p  q : 2 + 6  8 jika dan hanya jika 2 > 8 (benar)

2.4. Konvers, Invers dan Kontraposisi suatu Implikasi


Dari suatu implikasi p  q dapat dibentuk implikasi lain, yaitu:
1. q  p, yang disebut konvers dari p  q.
2. ~p  ~q, yang disebut invers dari p  q.
3. ~q  ~p, yang disebut kontraposisi dari p q.
Tabel kebenaran hubungan antara implikasi-implikasi tersebut adalah:
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q p q q p ~p  ~q ~q  ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p  q sama dengan nilai
kebenaran ~q  ~p. Begitu pula nilai kebenaran q  p sama dengan nilai
kebenaran ~p  ~q.

7
2.5. Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan Bersyarat Ganda)
Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-komponennya
bernilai sama.
Contoh:
Jika p : 2 bilangan genap (B)
q : 3 bilangan ganjil (B)
maka p ⇔ q : 2 bilangan genap dan 3 bilangan ganjil (B)

2.6. Tautologi, Ekivalen Dan Kontradiksi

A. Tautologi

Perhatikan bahwa beberapa pernyataan selalu bernilai benar. Contoh


pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai
benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan
bujang. Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka
pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan
menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk
setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.

B. Ekivalen

Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua


pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama.

C. Kontradiksi

Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai


kebenaran dari komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi
selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan
sebaliknya.

2.7. Pernyataan Berkuantor


Kuantor adalah pengukur kuantitas atau jumlah. Pernyataan berkuantor
artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Biasanya
pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, beberapa, ada dan
sebagainya. Kata-kata tersebut merupakan kuantor karena kata-kata tersebut

8
menyatakan ukuran jumlah. Kuantor dibagi menjadi dua, yaitu kuantor universal dan
kuantor eksistensial.

A. Kuantor Universal
Pernyataan yang menggunakan kata semua atau setiap disebut
pernyataan berkuantor universal. Kata semua atau setiap disebut kuantor
universal. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor
universal.
a. Semua kuda berlari cepat.
b. Setiap bilangan asli lebih besar daripada nol.
Kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara
mengganti peubah pada kalimat terbuka itu dengan nilai-nilai pengganti pada
himpunan yang telah ditentukan. Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka
menjadi pernyataan adalah dengan membubuhkan kuantor universal di depan
kalimat terbuka itu. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk
menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
 x, p(x)
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk semua x berlakulah p(x)

B. Kuantor Eksistensial
Pernyataan yang menggunakan kata beberapa atau ada disebut
pernyataan berkuantor eksistensial. Kata beberapa atau ada disebut kuantor
eksistensial. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor
eksistensial.
a. Ada bis kota yang bersih.
b. Beberapa dinding rumah terbuat dari papan kayu.
Seperti halnya pada kuantor universal, kuantor eksistensial juga dapat
digunakan untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan. Misalkan p(x)
adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x)
dituliskan sebagai berikut.
 x, p(x)
dibaca: beberapa x berlakulah p(x) atau ada x berlakulah p(x)

9
C. Ingkaran Kuantor Universal
Perhatikan contoh berikut.
p : Semua kucing berwarna putih
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih,
atau
~p : Ada kucing yang tidak berwarna putih
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan
berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial. Secara
umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor universal dapat ditentukan sebagai
berikut.
~[ x, p(x)]  x, ~p(x)
dibaca: ingkaran dari “untuk setiap x berlakulah p(x)” ekuivalen dengan
“ada x yang bukan p(x)”

D. Ingkaran Kuantor Eksistensial


Perhatikan contoh berikut.
p : Ada pria yang menyukai sepak bola
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak ada pria yang menyukai sepak bola, atau
~p : Semua pria tidak menyukai sepak bola
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan
berkuantor eksistensial adalah sebuah pernyataan berkuantor universal. Secara
umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial dapat ditentukan
sebagai berikut.

~[ x, p(x)]   x, ~p(x)


dibaca: ingkaran dari “ada x berlakulah p(x)” ekuivalen dengan “untuk semua x
bukan p(x)”

10
2.8. Validitas Pembuktian ( Menarik Kesimpulan )

A. Premis dan Argumen

Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan


disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi
atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.

Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang


terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan
suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari
premis-premis.

B. Validitas Pembuktian

Modus ponens, modus tollens dan silogisme adalah metode atau cara yang
digunakan dalam penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan terdiri atas
beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya (disebut premis).
Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dapat diturunkan
pernyataan baru (disebut kesimpulan/konklusi) yang diturunkan dari premis-
premis semula. Penarikan kesimpulan seperti itu sering juga disebut argumentasi.
Suatu argumentasi disusun dengan cara menuliskan premis-premisnya baris
demi baris dari atas ke bawah, kemudian dibuat garis mendatar sebagai batas
antara premis-premis dengan konklusi. Misalkan pernyataan-pernyataan yang
diketahui (premis-premis) adalah a dan b, konklusinya c, maka argumentasi
tersebut dapat disajikan dalam susunan berikut.
a ……. premis 1
b ……. premis 2
c ……. kesimpulan/konklusi
Pernyataan a sebagai premis 1, pernyataan b sebagai premis 2, dan pernyataan c
sebagai kesimpulan/konklusi. Tanda  dibaca “jadi” atau “oleh karena itu”.
1. Modus Ponens
Misalkan diketahui premis-premis p q dan p. Dari premis-premis itu
dapat diambil konklusi q. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu
disebut modus ponens atau kaidah pengasingan. Modus ponens disajikan
dalam susunan sebagai berikut.

11
p  q ……. premis 1
p ……. premis 2
q ……. kesimpulan/konklusi
Contoh :
Diketahui:
Premis 1 : Jika saya jujur, maka usaha saya berhasil
Premis 2 : Jika usaha saya berhasil, maka hidup saya bahagia
Dari premis-premis tersebut dapat ditarik kesimpulan yang sah adalah … Jika
saya jujur, maka hidup saya bahagia
2. Modus Tollens
Misalkan diketahui premis-premis p  q dan ~q. Dari premis-premis
itu dapat diambil konklusi ~p. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti
itu disebut modus tollens atau kaidah penolakan akibat. Modus tollens
disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q ……. premis 1
~q ……. premis 2
~p ……. kesimpulan/konklusi

Contoh :
Premis 1 : Jika semua harta benda Andi terbawa banjir, maka ia menderita
Premis 2 : Andi tidak menderita
Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut adalah …
Misalkan : p = semua harta benda Andi terbawa banjir
q = ia menderita
~q = Andi tidak menderita
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~q
Kesimpulan :  ~p
Semua harta benda Andi tidak terbawa banjir

12
3. Silogisme
Misalkan diketahui premis-premis p  q dan q  r. Dari premis-premis itu dapat
diambil konklusi p  r. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut kaidah
silogisme. Silogisme disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q ……. premis 1
q r ……. premis 2
 p  r ……. kesimpulan/konklusi
Contoh
Diketahui:
Premis 1 : Jika Adi rajin belajar maka Adi lulus ujian
Premis 2 : Jika Adi lulus ujian maka Adi dapat diterima di PTN
Penarikan kesimpulan dari premis–premis tersebut adalah…
Misalkan : p = Adi rajin belajar
q = Adi lulus ujian
r = Adi dapat diterima di PTN

Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Kesimpulan :  p  r
Jika Adi rajin belajar maka Adi dapat diterima di PTN

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti
kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan
(Kusumah, 1986). Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-
penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam logika matematika ada dua kalimat yang penting, yaitu kalimat
pernyataan dan kalimat terbuka serta terdapat juga operasi logika, yaitu negasi
(ingkaran), konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Dari suatu implikasi
dapat dibentuk implikasi lain, yaitu konvers, invers dan kontraposisi. Metode atau
cara yang digunakan dalam penarikan kesimpulan, yaitu modus ponens, modus
tollens dan silogisme.

3.2. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang
masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan
kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://bloogeragus.blogspot.co.id/2014/03/makalah-logika-informatika_23.html
http://achieve-ourdreams.blogspot.co.id/2012/05/makalah-logika-matematika.html
Lipschutz, Seymour dan George G. hall. 1988. Matematika Hingga. Jakarta: Penerbit
Erlangga
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html
https://www.academia.edu/40129748/MAKALAH_LOGIKA_MATEMATIKA
https://www.scribd.com/document/539717329/MAKALAH-PENALARAN-ILMIAH
https://osf.io/preprints/osf/2eu4d

15

Anda mungkin juga menyukai