Makalah Shalat Dhuha-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH B.

INDOESIA

(SHALAT DHUHA)

DISUSUN OLEH :

HAERUNISA AMALIA R
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, saya panjatkan kepada Allah Swt. Karena


atas qudrat, hidayah dan ma’unah-Nya, saya dapat membuat makalah ini sesuai
waktu yang ditentukan. Tidak lupa shalawat serta salam semoga Allah tetap
curah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada keluarganya, para
sahabatnya, serta kepada kita selaku umatnya.
Daftar Isi
KataPengantar.................................................................................................1
Daftar
Isi.................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masalah................................................................................. 3
B. Rumusan
Masalah........................................................................................... 3
C. Tujuan
Pembahasan........................................................................................ 4
BAB II Pembahasan
a. Pengertian Shalat
Dhuha................................................................................. 5
b. Hukum Shalat
Dhuha...................................................................................... 5
c. Waktu Shalat
Dhuha....................................................................................... 5
d. Bilangan Raka’at Shalat
Dhuha...................................................................... 6
e. Surat-Surat Yang di baca Dalam Shalat
Dhuha..............................................
f. Fadhilah Shalat Dhuha.............................................................................. 9
g. Do’a Dalam Shalat
Dhuha.........................................................................11
BAB III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan kewajiban hamba Allah Swt yang beriman.
Bentuknya adalah gerakan dan do’a dengan menghadapkan wajahnya kepada
Yang Maha Pencipta. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali
diperhitungkan dan pertama dihisab di akhirat. Di dalam ibadah shalat ada dua
macam bentuk, yaitu shalat wajib dan shalat sunnah. Menurut hadits bukhori,
shalat wajib adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh masing-masing orang
muslim, apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan
mendapat dosa. Shalat wajib ini ada lima macam waktu, diantaranya shalat
subuh dikerjakan menjelang fajar, shalat dzuhur dikerjakan pada saat matahari
melebihi bayangan kita, shalat Ashar dikerjakan ketika sore sebelum matahari
berwarna merah, shalat Maghrib dikerjakan ketika matahari sudah tenggelam,
dan terakhir shalat Isya dikerjakan setelah shalat Maghrib.
Dijelaskan dalam hadits Bukhori, bahwa shalat sunnah adalah ibadah
shalat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan
tidak berdosa. Shalat sunnah banyak macamnya, diantaranya yaitu shalat dhuha,
shalat witir, shalat tahajjud dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Shalat Dhuha
2. Hukum Shalat Dhuha
3. Waktu Shalat Dhuha
4. Bilangan Raka’at Shalat Dhuha
5. Surat-Surat Yang di baca Dalam Shalat Dhuha
6. Fadhilah Shalat Dhuha
7. Do’a Dalam Shalat Dhuha

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas bahasa indonesia
2. Untuk menambah wawasan siswa/i tentang shalat dhuha

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat pada siang hari yang dianjurkan.
Pahalannya di sisi Allah cukup besar. Nabi Saw biasa melakukannya, dan
mendorong umat muslimin untuk melakukannya juga. Beliau menjelaskan
barangsiapa yang shalat empat rakaat pada awal siang hari, niscaya Allah
mencukupkan pada sore harinya. Sebagaimana beliau juga menjelaskan bahwa
shalat dhuha itu sama dengan tiga ratus enam puluh sedekah.[1]
Adapun pendapat yang lain bahwa shalat dhuha ialah shalat sunah yang
dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Sekurang-kurangya shalat ini dua
raka’at, boleh empat raka’at, enam, delapan atau dua belas raka’at.[2]
B. Hukum Shalat Dhuha
Shalat dhuha hukumnya sunah. Karena itu barangsiapa yang
menginginkan pahalanya, kerjakanlah sekehendakmu, dan kalau tidak, tidak ada
larangan pula meninggalkannya.
Dari Abu Sa’id r.a berkata:
‫ (رواه‬.‫ َو َيَد ُع َها َح َّتى َنُقوَل اَل ُيَص ِّليَها‬،‫َك اَن صلى هللا عليه وسلم ُيَص ِّلى الُّض َح ى َح َّتى َنُقوُل اَل َيَد ُع َها‬
)‫الترمذي‬
Artinya:
“Rosulullah Saw selalu melaksanakan shalat dhuha sampai-sampai kita
mengira bahwa tidak pernah meninggalkannya, tetapi jika
meninggalkannya sampai-sampai kita mengira, bahwa beliau tidak pernah
meninggalkannya.” (H.R Turmudzi)
C. Waktu Shalat Dhuha
Shalat dhuha dimulai setelah matahari naik kira-kira setinggi tiga
tombak, dan berakhir ketika posisi matahari tepat berada di tengah-tengah langit
(istiwa) dan pada saat itu makruh hukumnya untuk melakukan shalat. Menurut
pandangan yang lain, shalat dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi 7 hasta
dan berakhir ketika matahari tergelincir (istiwa).[3]
Disunahkan juga melaksanakan pada waktu naik agak tinggi dan panas
agak terik. Dari Zaid bin Arqam r.a berkata:
‫َخ َر َج الَّنِبُّي صلى هللا عليه وسلم َع َلى َاهِل ُقَباِء َو ُهْم ُيَص ُّلْو َن الُّض َح ىى َفَقاَل َص اَل ُة اَاْلَّو اِبْيَن ِاَذ ا َر َم َض ِت‬
)‫ (رواه احمد ومسلم وترمذى‬.‫اِلفَص اِل ِم َن الُّض َح ى‬
Artinya:
“Nabi Saw keluar menuju tempat ahli quba, dikala itu mereka sedang
mengerjakan shalat dhuha. Beliau lalu bersabda: “inilah shalat orang-
orang yang kembali kepada Allah, yakni di waktu anak-anak unta telah
bangkit karena kepanasan waktu dhuha.” (H.R Ahmad dan Muslim)
D. Bilangan Raka’at Shalat Dhuha
Bilangan shalat dhuha sekurang-kurangnya ialah dua raka’at, dan
maksimalnya delapan raka’at, ada pula yang mengatakan dua belas raka’at.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa shalat dhuha tidak ada batasannya,
tetapi pendapat kedua tadilah yang kuat. Berikut dalil tentang bilangan raka’at
shalat dhuha.
1. Dua raka’at
‫َاْو َص اِني َخ ِلْيِلي صلى هللا عليه وسلم ِبِص َياِم َثَالَثِة َاَّياِم ِم ْن ُك ِّل َش ْ‍هٍر‬: ‫َع ْن َاِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
)‫ (رواه متفق عليه‬.‫َو َر ْك َع َتى الُّض َح ى َو َاْن ُاْو ِتَر َقْبَل َاْن َاْر ُقَد‬
Artinya:
“Abu Hurairah r.a berkata: “Kekasihku Rosulullah Saw berpesan
kepadaku, supaya berpuasa tiga hari di tiap-tiap bulan, dan shalat dhuha
dua raka’at, dan shalat witir sebelum tidur.” (H.R Muttafaqun ‘Alaih)
2. Empat raka’at
)‫ (رواه مسلم‬.‫َك اَن الَّنِبُّي صلى هللا عليه وسلم ُيَص ِّلى الُّض َح ى َاْر َبَع َر َك َع اٍت َو َيِز ْيُد َم اَش اَء ُهللا‬
Artinya:
“Aisyah r.a berkata: “ Rosuluullah Saw biasa melaksanakan shalat
dhuha empat raka’at, dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak
Allah.” (H.R Muslim)
3. Delapan raka’at
)‫ (رواه ابو داود‬. ‫َاَّن الَنِبَّي صلى هللا عليه وسلم َص َّلى ُسْبَح َة الُّض َح ى َثَم اِنَي َر َك َع اٍت ُيَس ِّلُم ِم ْن ُك ِّل َر ْك َع َتْيِن‬
Artinya:
“Bahwa Nabi Saw mengerjakan shalat dhuha sebanyak delapan raka’at
dan tiap-tiap dua raka’at beliau salam.” (H.R Abu Daud)
4. Dua belas raka’at
‫ َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َم ْن َص َّلى الُّض َح ى ِاْثَنَتى َع ْش َر َة َر َك َع ًة‬: ‫َع ْن َاَنْس َر ِض َى ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
)‫ (رواه الترمذى‬.‫َبَنى ُهللا َلُه َقْص ًرا ِفْي الَج َّنِة‬
Artinya:
“Dari Anas r.a berkata: Rosulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang
shalat dhuha dua belas raka’at. Niscaya Allah dirikan gedung baginya di
surga.” (H.R Turmudzi)
E. Surat-surat yang harus di baca
1. Surat-surat yang harus dibaca sesudah membaca al-fatihah pada tiap-tiap
raka’at boleh mana saja yang mudah.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan:
)٢٠:‫ (المزمل‬...‫فاقرئوا ما تيسر من القران‬
Artinya:
“...... bacalah oleh kamu apa-apa yang mudah dari pada Al-Qur’an.” (Q.S Al-
Muzammil:20)
2. Jika dikerjakan dua raka’at disunahkan pada raka’at pertama sesudah
membaca Fatihah, membaca surat “Wasy-Syamsi Wadhuhahaa....” dan pada
raka’at kedua sesudah membaca Fatihah, membaca surat “ Wadhuha...”. jika
dikerjakan lebih dari dua raka’at , maka disunahkan tiap-tiap dua raka’at
salam.
Surat yang dibaca seperti yang disebutkan di atas, sedang raka’at selebihnya
membaca surat Al-Kafirun dan surat Al-Ikhlas.
3. Cara yang terbaik, apabila dikerjakan dua raka’at, maka pada raka’at pertama
sesudah membaca Fatihah, kemudian membaca ayat Al-Kursi sepuluh kali
dan pada raka’at kedua sesudah membaca Fatihah, membaca surat Al-Ikhlas
sepuluh kali juga.
Demikian sesuai hadits nabi Muhammad Saw dengan sabdanya:
‫عن انس رضى هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم من صلى الضحى يقرأ في الر كعة االولى فا تحة‬
،‫ وفي الثانية فا تحة الكتاب وقل هو هللا احد عشر مرات‬،‫الكتاب واية الكرسى عشر مرات‬
‫استوجب رضوان هللا االكبر‬.
Artinya:
“Anas r.a meriwayatkan dari Nabi Saw, “Barangsiapa yang
melaksanakan shalat dhuha membaca pada raka’at pertama surat Al-
Fatihah dan ayat kursi sepuluh kali, serta pada raka’at kedua sesudah
Fatihah membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali, pasti ia mendapat
keridhoan yang terbesar dari Allah.”

F. Fadhilah Shalat Dhuha


Shalat dhuha sebagai shalat sunah yang sangat banyak sekali
fadhilahnya (keutamaannya).
Sangat baik sekali shalat dhuha ini, kita Mudawamahkan (langgengkan)
yakni kita biasakan sehari-hari melaksanakannya. Karena ditinjau dari segala
segi baik sekali bagi yang melaksanakannya, sebagai Maghfiroh (ampunan),
mencari ketenangan hidup, serta sebagai sarana untuk memohon tambahnya
rizqi kepada Allah. Maka shalat dhuha ini patut sekali kita langgengkan setiap
hari.[7]
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah r.a dalam haditsnya sebagai berikut:
‫ (رواه‬.‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من حافظ على شفعة الضحى غفر له ذنوبه وان مثل زبد البحر‬
)‫الترمذى‬
Artinya:
“Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng, akan
diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih dilautan.”
(H.R Turmudzi)
Dalam hadits lain dinyatakan, sebagai beriku:
‫ وال يحافظ على صالة الضحى اال اواب‬،‫صالة الضحى تجلب الرزق وتنفى الفقر‬.
Artinya:
“Shalat dhuha itu mendatangkan rizqi dan menolak kefakiran
(kemiskinan), dan tidak ada yang akan memelihara shalat dhuha, kecuali
hanya orang-orang yang bertaubat.”
Dari Nu’was bin Sam’an r.a bahwa nabi bersabda:
‫ (رواه الحاكم‬.‫ ابن ادم ال تعجزن عن اربع ركعات فى اول النهار اكفك احخره‬:‫قال هللا عز وجل‬
)‫والطبرانى‬
Artinya:
“Allah ‘azza wajalla berfirman: “Wahai anak adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan empat raka’at pada waktu permulaan siang
(yakni) shalat dhuha, nanti pasti akan Kucukupkan kebutuhanmu pada
waktu sorenya.” (H.R Hakim dan Thabroni)
Dari Abu Dzar r.a berkata:
‫ وكل‬،‫ فكل تسبيحة صدقة‬،‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يصبح على كل سالئ من احدكم صدقة‬
‫ وامر بالمعروف صدقة ونهى عن المنكر‬،‫ وكل تكبيرة صدقة‬،‫ وكل تهليلة صدقة‬،‫تحميدة صدقة‬
)‫ (رواه احمد ومسلم وابو داود‬.‫ ويجزى من ذلك ركعتان بركعهما من الضحى‬،‫صدقة‬
Artinya;
“Rosulullah Saw bersabda: “Hendaklah masing-masing tiap-tiap pagi
bershodaqoh untuk persendian (ruas tulang) badannya. Maka tiap kali
bacaan tasbih itu shodaqoh, setiap tahmid itu shodaqoh, setiap tahlil
shodaqoh, setiap takbir juga shodaqoh, menyuruh kebaikan dan melarang
kemungkaran atau kejahatan itu shodaqoh, dan sebagai ganti itu semua,
cukuplah mengerjakan shalat dhuha dua raka’at.” (H.R Ahmad, Muslim
dan Abu Daud)
Abu Hurairah juga berkata, bahwasanya Nabi Saw pernah bersabda:
‫ اين الذين كانوا يداومون على صالة‬:‫ان في الجنة بابا يقال له الضحى فاذا كان يوم القيامة نادى منادى‬
)‫ (رواه الطبرانى‬.!‫الضحى؟ هذا بابكم فادخلوه برحمة هللا‬
Artinya:
“Bahwasanya di surga ada pintu yang dinamakan “Dhuha”. Maka jika
telah datang hari kiamat kelak, berserulah (malaikat) penyeru: “Manakah
orang-orang yang telah melanggengkan shalat dhuha? Inilah pintu kamu,
silahkan masuk kedalam dengan rahmat Allah.” (H.R Thobroni)
G. Do’a Dalam Shalat Dhuha
Do’a yang dibaca setelah shalat dhuha
،‫اللهم إن الضحاء ضحاءك والبهاء بهائك والجمال جمالك والقوة قوتك والقدرة قدرتك والعصمة عصمتك‬
‫اللهم إن كان رزقى في السماء فانزله وإن كان في االرض فاخرجه وإن كان معسرا فيسره وإن‬
‫حراما فطهره وإن كان بعيدا فقربه بحق ضحائك وبهائك وجمالك وقوتك وقدرتك اتنى ما اتيت‬
‫عبادك الصالحين‬.
Artinya:
“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kemegahan
ialah kemegahan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu
kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu
perlindungan-Mu. “Ya Allah jika rizqiku masih di langit, turunkanlah dan
jika ada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka
mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika masih jauh maka
dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan
kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah engkau
limpahkan kepada hamba-hamba yang shaleh.”
Adapun do’a yang lainnya yaitu:
)‫ (رواه الترمذى‬.‫اللهم بك اسبحنا وبك امسينا وبك نحيا وبك نموت وإليك النشور‬
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat Engkau aku berada di waktu pagi ini, dan
dengan rahmat Engkau aku berada di sore ini, dan dengan rahmat Engkau
aku hidup dan aku akan mati dan kepada-Mu aku akan kembali.” (H.R
Turmudzi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat dhuha merupakan shalat pada siang hari yang dianjurkan.
Pahalannya di sisi Allah cukup besar. Nabi Saw biasa melakukannya, dan
mendorong umat muslimin untuk melakukannya juga. Beliau menjelaskan
barangsiapa yang shalat empat rakaat pada awal siang hari, niscaya Allah
mencukupkan pada sore harinya. Sebagaimana beliau juga menjelaskan bahwa
shalat dhuha itu sama dengan tiga ratus enam puluh sedekah.
Shalat dhuha hukumnya sunah. Karena itu barangsiapa yang
menginginkan pahalanya, kerjakanlah sekehendakmu, dan kalau tidak, tidak ada
larangan pula meninggalkannya.
Shalat dhuha dimulai setelah matahari naik kira-kira setinggi tiga
tombak, dan berakhir ketika posisi matahari tepat berada di tengah-tengah langit
(istiwa) dan pada saat itu makruh hukumnya untuk melakukan shalat. Menurut
pandangan yang lain, shalat dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi 7 hasta
dan berakhir ketika matahari tergelincir (istiwa).
Bilangan shalat dhuha sekurang-kurangnya ialah dua raka’at, dan
maksimalnya delapan raka’at, ada pula yang mengatakan dua belas raka’at.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa shalat dhuha tidak ada batasannya,
tetapi pendapat kedua tadilah yang kuat. Berikut dalil tentang bilangan raka’at
shalat dhuha.
Sangat baik sekali shalat dhuha ini, kita Mudawamahkan (langgengkan)
yakni kita biasakan sehari-hari melaksanakannya. Karena ditinjau dari segala
segi baik sekali bagi yang melaksanakannya, sebagai Maghfiroh (ampunan),
mencari ketenangan hidup, serta sebagai sarana untuk memohon tambahnya
rizqi kepada Allah. Maka shalat dhuha ini patut sekali kita langgengkan setiap
hari.

Anda mungkin juga menyukai