Kisi-Kisi PPPK Perawat Ahli Pertama (Ners)
Kisi-Kisi PPPK Perawat Ahli Pertama (Ners)
Kisi-Kisi PPPK Perawat Ahli Pertama (Ners)
@nipwarrior
https://nipwarrior.com/pppk
1
A. KOMPETENSI UMUM
1. Komunikasi Terapeutik Perawat-klien
a. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal antar perawat dan
pasien yang dilakukan dalam keadaan sadar ketika perawat dan pasien saling
memperoleh dan mempengaruhi pengalaman bersama yang memiliki tujuan
untuk mengatasi masalah yang dimiliki oleh pasien dan emosional pasien yang
pada akhirnya akan mencapai kesembuhan (Anjaswarni, 2016).
Copyright @nipwarrior
2
Copyright @nipwarrior
3
Copyright @nipwarrior
4
Copyright @nipwarrior
5
Copyright @nipwarrior
6
Copyright @nipwarrior
7
pengetahuan, orang lain perlu melihat bukti atas apa yang disampaikan.
Upaya untuk mengubah dan menigkatkan profesionalisme perawat paling
baik dilakukan melalui pembuktian secara langsung melalui peran sebagai
model. Perawat harus mampu menjadi model yang baik dalam menjalankan
profesinya.
d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Peran Perawat sebagai Edukator
1) Persepsi Iklim Pendidikan Pasien
Hal ini disebabkan kelebihan beban kerja, kurangnya kebijakan dan pedoman
tentang edukasi pasien, dan edukasi pasien masih menjadi prioritas rendah.
Apabila semakin perawat merasa edukasi pasien, dan edukasi pasien
merupakan bagian integral dari proses keperawatan yang bersifat
profesional, maka semakin sedikit rintangan dari kesulitan perawat dalam
menghadapi masalah yang mempengaruhi persepsi iklim pendidikan pasien.
(Live et al,2017) 2. Persepsi Peran Perawat
2) Memberikan Edukasi
Persepsi peran perawat dalam memberikan edukasi disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan profesional, kesulitan
berkomunikasi dengan pasien, keyakinan bahwa edukasi pada pasien bukan
menjadi tanggung jawab perawat. Apabila persepsi peran perawat
memberikan edukasi baik, maka akan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan perawat yang profesional, berkurangnya kesulitan
berkomunikasi dengan pasien, dan meningkatkan keyakinan bahwa edukasi
menjadi bagian tanggung jawab.
3) Kemampuan Pasien untuk Menulis dan Membaca
Permasalahan pada pasien yang mengalami buta huruf dapat menyebabkan
pasien tidak mampu membaca, menulis, dan memahami informasi yang
diberikan oleh perawat. Pasien yang mengalami buta huruf juga akan
menurunkan pengetahuan tentang kesehatan, seperti diagnosis yang
tertunda, keterampilan manajemen penyakit yang buruk, dan biaya
perawatan kesehatan akan menjadi lebih tinggi. Perawat bertanggung jawab
untuk meningkatkan keterampilan, preferensi, dan menyediakan informasi
kesehatan.
4) Budaya Pasien
Copyright @nipwarrior
8
Copyright @nipwarrior
9
auditorial, dan kinestik. Perawat perlu mempelajari pola belajar pasien agar
perawat berhasil untuk menyampaikan pesan dan membangun pemahaman
pasien.
8) Metode Edukasi
Perawat Metode edukasi sangat penting dipahami oleh perawat untuk
memberikan edukasi pada pasien. Metode yang diberikan dapat berupa
metode demonstrasi, metode instruksi tercetak (contoh leaflet, pamflet, dan
sebagainya), dan metode video. Metode-metode tersebut harrus disesuaikan
dengan kondisi pasien, sebelumnya perawat harus mengkaji kebutuhan
edukasi pasien, lalu perawat memberikan intervensi edukasi sesuai metode
yang akan diberikan.
9) Beban Kerja Perawat yang Tinggi
Perawat merasa memiliki beban kerja yang tidak hanya memberikan edukasi
pasien, melainkan bekerja merawat pasien seperti membantu memobilisasi
pasien, memberi dan mengambilkan obat, membersihkan tubuh pasien,
berkoordinasi dengan staf lainnya, dan lain lain).
10) Ketidakpuasan Kerja
Ketidakpuasan kerja merupakan penghalang untuk mengimplementasikan
edukasi pada pasien. Adanya ketidak puasan kerja yang tinggi disebabkan
oleh kurangnya motivasi, gaji yang tidak mencukupi,, kurangnya
kesempatan yang tepat untuk belajar, kurangnya staf medis, stres kerja,
adanya kecemasan, depresi dan tidak mendukungnya lingkungan
pekerjaan sehingga memperburuk kepuasan perawat.
11) Kurangnya perhatian manajerial terhadap edukasi pasien
Kurangnya perhatian manajer menjadi penyebab utama hambatan dalam
memberikan edukasi pada pasien. Manajer seharusnya mendukung
tindakan dalam pemberian edukasi, seperti mengevaluasi staff dalam
pelaksanaan prosesedukasi pasien, menyediakan fasilitas dan tempat yang
sesuai untuk edukasi, mempersiapkan suasan interaktif antar staf, serta
mendukung proses promosi dan edukasi pasien( Abdi et al, 2014).
Copyright @nipwarrior
10
Copyright @nipwarrior
11
Copyright @nipwarrior
12
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasiklien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya bolehdibaca dalam rangka pengobatan klien.h.
8) Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professionaldapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
9) Informed Consent
Informed consent didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh
pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
B. KOMPETENSI KHUSUS
1. Pengkajian keperawatan
a. Pengertian Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Anamnesa adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak
klien dan keluarga bertukar pikiran dan perasaan, mencakup keterampilan
secara verbal dan nonverbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Tujuan Pengkajian
Mendapatkan data klien terkait Riwayat Kesehatan Sekarang, Riwayat
Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga. Tahap pengkajian merupakan
pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan,
kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan
dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
Copyright @nipwarrior
13
• Data fokus adalah informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang
dari keadaan normal. Data fokus dapat berupa ungkapan klien maupun hasil
pemeriksaaan langsung dari perawat. Jika pasien tidak sadar dapat diambil
data hasil pemeriksaan.
• Data subjektif, berupa ungkapan keluhan dari klien secara langsung dan dapat
diperoleh dari orang lain yang mengetahui keaadaan klien secara langsung.
contoh: merasa pusing, mual, nyeri dada, dan lain lain.
• Data objektif, berupa data yang diperoleh oleh perawat secara langsung
melalui observasi dan pemeriksaan pada klien. contoh: tekanan darah 120/80
mmHg, konjungtiva anemis.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien
masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-
menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data (re-assessment). Tujuan pengumpulan data:
1) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
Copyright @nipwarrior
14
f. Tipe Data
1) Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan
oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan,ide klien tentang status
kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
2) Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan
fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran.
g. Sumber Data
1) Sumber data primer
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2) Sumber data sekunder
Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri,
anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam
berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-
anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar.
3) Sumber data lainnya
Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.Catatan kesehatan
terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung
rencana tindakan perawatan.
4) Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit
yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang
difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana
tindakan medis.
Copyright @nipwarrior
15
5) Konsultasi
Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan
spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam
merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat
diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
6) Hasil pemeriksaan diagnostic
Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan
perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah
kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu
mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
7) Perawat lain
Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat
harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien
sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
8) Kepustakaan
Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat
membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh
literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
yang benar dan tepat.
Copyright @nipwarrior
16
2. Diagnosis keperawatan
a. Pengertian diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis perawat, tentang
respon pasien, keluarga dan atau komunitas sebagai akibat dari masalah
kesehatan yang ditemukan saat pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan
ini sebagai dasar perawat menyusun perencanaan atau intervensi keperawatan.
Kriteria diagnosa keperawatan.
Copyright @nipwarrior
17
Copyright @nipwarrior
18
Copyright @nipwarrior
19
3. Rencana keperawatan
a. Pengertian perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk
mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,
memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Copyright @nipwarrior
20
Copyright @nipwarrior
21
Copyright @nipwarrior
22
5. Evaluasi keperawatan
a. Pengertian Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini
dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan
dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan. Evaluasi ini akan
mengarahkan asuhan keperawatan, apakah asuhan keperawatan yang dilakukan
ke pasien berhasil mengatasi masalah pasien ataukan asuhan yang sudah dibuat
akan terus berkesinambungan terus mengikuti siklus proses keperawatan
sampai benar-benar masalah pasien teratasi.
Copyright @nipwarrior
23
Copyright @nipwarrior
24
klien.
3) Modifikasi rencana keperawatan
Modifikasi rencana keperawatab dilakukan jika hasil evaluasi kita ada temuan
data baru yang mendukung timbulnya masalah keperawatan baru. Sehingga
perawat harus merevisi daftar diagnosis keperawatan, dan menyusun
rencana keperawatan baru sesuai dengan maslah yang baru ditemukan.
Copyright @nipwarrior
25
Copyright @nipwarrior
26
d. Standar Dokumentasi
Standar dokumentasi merupakan standar yang dapat digunakan untuk
memberikan pengarahan dan panduan dalam melakukan dokumentasi proses
keperawatan. Kategori informasi yang biasanya masuk dalam status (chart)
pasien adalah :
Copyright @nipwarrior
27
1) Data demografik
2) Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
3) Formulir persetujuan
4) Diagnosa
5) Pengobatan
6) Catatan perkembangan /kemajuan
7) Catatan secara berkesinambungan (flow sheet)
8) Catatan perawat
9) Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan
sangat membantu dalam berkomunikasi baik antara sesama
perawat/bidan maupun lembaran tindakan (treatment)
10) Catatan laboratorium
11) Laporan rontgen ( X – ray )
12) Ringkasan pasien pulang
e. Metode Pendokumentasian
Metode pendokumentasian meliputi : data dasar, masalah kesehatan, rencana
pelayanan/asuhan termasuk catatan perkembangan kesehatan pasien.
Kesalahan dalam pendokumentasian :
• Tulisan tangan yang berbeda dan tidak terbaca dengan jelas.
• Tanggal, bulan, dan jam tidak konsisten.
• Tidak ada tanda tangan perawat yang melakukan tindakan keperawatan.
• Merubah instruksi tanpa izin dan tidak melalui prosedur yang benar.
Copyright @nipwarrior
28
Copyright @nipwarrior
29
c. Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah proses penggunaan waktu yang efektif melalui
perencanaan dan pengaturan kinerja perawat klinis dengan sistem manajerial
untuk mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis bagi pelayanan
keperawatan, sesuai dengan teori, sistematik, prinsip dan metode yang saling
berkaitan dan berada pada tataran institusi yang besar dengan organisasi
keperawatan yang ada di dalamnya sampai ke level unit.
d. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen keperawatan meliputi beberapa elemen utama yaitu :
1) Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan berkelanjutan yang diawali
dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
menentukan personal, merancang proses dan kriteria hasil, memberikan
Copyright @nipwarrior
30
Copyright @nipwarrior
31
Copyright @nipwarrior
32
Copyright @nipwarrior