KOWIYAH M.pd-Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir-01092023
KOWIYAH M.pd-Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir-01092023
KOWIYAH M.pd-Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir-01092023
Tim Pengusul
Kowiyah (0318048203)
Bismillahirrahmanirrahim
Pada hari ini, Jum'at, tanggal Dua Belas, bulan Juni, Tahun Dua Ribu Dua Puluh, yang bertanda
tangan di bawah ini Prof. Dr. Suswandari, M.Pd, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA; KOWIYAH M.Pd, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kontrak Kerja
Penelitian yang didanai oleh RAPB Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Pasal 1
PIHAK KEDUA akan melaksanakan kegiatan penelitian dengan judul : PENGEMBANGAN
INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA SEKOLAH
DASAR dengan luaran wajib dan luaran tambahan sesuai data usulan penelitian Bacth 2 Tahun
2019 melalui simakip.uhamka.ac.id..
Pasal 2
Bukti luaran penelitian wajib dan tambahan harus sesuai sebagaimana yang dijanjikan dalam Pasal
1, Luaran penelitian yang dimaksud dilampirkan pada saat Monitoring Evaluasi dan laporan
penelitian yang diunggah melalui simakip.uhamka.ac.id.
Pasal 3
Kegiatan tersebut dalam Pasal 1 akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA mulai tanggal
12 Juni 2020 dan selesai pada tanggal 12 November 2020.
Pasal 4
Berdasarkan kemampuan keuangan lembaga, PIHAK PERTAMA menyediakan dana sebesar
Rp.12.000.000,- (Terbilang : Dua Belas Juta) kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
kegiatan tersebut dalam Pasal 1. Sumber biaya yang dimaksud berasal dari RAB pada Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Tahun Anggaran
2019/2020.
Pasal 5
PIHAK PERTAMA
Lembaga Penelitian dan Pengembangan PIHAK KEDUA
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Peneliti,
Ketua,
Tabel
Halaman
3.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 9
Halaman
4) (Situation): memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir untuk
diambil.
Dapat disimpulkan, kemampuan berpikir kritis adalah usaha menyelidiki dan
menilai segala sesuatu hal dengan teliti guna mampu memecahkan masalah tersebut
dan menghasilkan keputusan yang tepat. Dalam proses belajar, pembiasaan berpikir
kritis oleh peserta didik juga perlu dilatih dan dibiasakan sejak awal. Sehingga
sudah menjadi strategi awal bagi peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang
Penyimpulan
Hasil
3) Develop (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk
memperolah atau mengahasilkan istrumen tes yang sesuai dengan standar tes yang
baik. Pada tahap ini juga dilakukan pengecekan butir tes yang dilakukan oleh ahli
untuk mengetahui tingkat validasi dan reliabilitas tes yang telah dikembangakan.
Selanjutnya, instrumen hasil pengembangan tersebut divalidasi oleh para ahli.
Istrumen yang digunakan dalam pengembangan ini adalah lembar observasi untuk
mengumpulkan data hasil review dari ahli baik dari segi aspek kelayakan isi,
kontruksi dan Bahasa. Setelah divalidasi oleh Ahli instrument juga di validasi
konstruk menggunakan Rasch model.
Validasi instrumen dilakukan oleh 3 Dosen Matematika dan Pendidikan
dasar yang sudah bergelar doktor yaitu Ibu Dr. Nur Amaliyah, M. Pd, Bapak Dr.
Joko Subagyo serta bapak Dr. Ishaq Nurudin. Hasil Validasi dari ketiga ahli materi
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil validasi instrumen Expert Justment
Aspek Rata-rata Prosentase Kategori
Kelayakan Isi 3.27 82% Sangat Layak
Konstruk 3.38 84% Sangat Layak
Bahasa 3.47 87% Sangat Layak
Jika the infit atau outfit MNSQ nilai kurang dari 0,5 digit, ditunjukkan item
yang terlalu mudah untuk diantisipasi (Linacre, 2007). Dan titik korelasi berarti
harus berada dalam kisaran 0,4 - 0,85 tidak menunjukkan adanya masalah sebaran
(Sumintono, 2015). Selain itu, that the outfit and infit ZSTD nilai berada diantara
2 sampai +2 (Bond & Fox, 2007). Tetapi jika the outfit and infit MNSQ diterima,
indeks ZSTD dapat diabaikan (Linacre, 2007 dan Bond, Trevor G, & Fox,
Christine M., 2007). Menerapkan Model Rasch: Pengukuran Fundamental dalam
Ilmu Manusia.
Tabel 4.6 Skala tidak cocokan item
Tabel 4.6 Menunjukkan bahwa ada 3 item yang berada diluar range karena
telah melebihi nilai batas infit dan out fit MNSQ (> 1.5) yaitu E3 dan batas infit
dan outfit ZSTD (> 2) yaitu E3, E1 dan E2). Item E3 memiliki Infit MNSQ sebesar
1.75 (> 1.5) dan oufit MNSQ 1.57 (> 1.5) serta nilai infit dan outfit ZSTD yang
diperoleh juga besar yaitu infit ZSTD sebesar 7.41 (> 2) dan outfit ZSTD sebesar
5.53 (> 2). Item E1 memiliki nilai infit ZSTD sebesar 2.57 (> 2) dan outfit ZSTD
sebesar 4.06 (> 2) namun nilai infit dan outfit MNSQ dapat diterima yaitu infit
MNSQ 1.20 (< 1.5) dan outfit MNSQ sebesar 1.37 (< 1.5). Selanjutnya Item E2
memiliki nilai infit ZSTD sebesar 4.03 (> 2) dan outfit ZSTD sebesar 2.73 (> 2)
namun nilai infit dan outfit MNSQ dapat diterima yaitu nilai infit MNSQ sebesar
1.34 (< 1.5) dan outfit MNSQ sebesar 1.25 (< 1.5). Dengan demikian ada satu item
yang benar-benar berada diluar range adalah E1. Maka item E1 perlu direvisi atau
dieliminasi dari daftar item dalam instrumen penelitian.
3.3 Item Polaritas Nilai PTMEA CORR
Pemeriksaan Point Measure Correlation (CORR PTMEA) untuk
mendeteksi item polaritas dimaksudkan untuk menguji sejauh mana konstruksi
konstruksi untuk mencapai tujuannya. Jika nilai yang terkandung dalam PTMEA
CORR adalah positif (+), itu menunjukkan item mengukur konstruk yang akan
diukur (Bond & Ford, 2007). Sebaliknya jika nilainya negatif (-), item tersebut
tidak dikembangkan untuk mengukur konstruk yang akan diukur. Dengan
demikian perlu ditingkatkan atau dijatuhkan karena item tidak mengarah pada
pertanyaan (tidak fokus) atau sulit dijawab oleh responden.
Berdasarkan tabel 4.10 Item Misfit Order di bawah terdapat 3 item yang
misfit, yaitu item E2, E3 yang skor outfit means square (MNSQ) lebih dari 1,5 dan
skor outfit z-standar kurang dari 2. sedangkan E10 yang skor outfit means square
(MNSQ) kurang dari 1,5 dan skor outfit z-standar lebih dari -2 . sisanya sebanyak
12 item termasuk kategori fit.
4. Polaritas Item dengan PTMEA Correlation Value
Pemeriksaan Korelasi Point Measure (CORR PTMEA) bertujuan untuk
mendeteksi polaritas item dimaksudkan untuk menguji sejauh mana konstruksi
konstruk mencapai tujuannya. “Jika nilai yang terdapat pada PTMEA CORR adalah
positif (+), hal ini menunjukkan item mengukur konstruksi yang akan diukur“.
Sebaliknya, jika nilainya negatif (-), item tersebut tidak dikembangkan ke
mengukur konstruk yang akan diukur. Sehingga perlu ditingkatkan atau diturunkan
karenaitem tidak mengarah ke pertanyaan (tidak fokus) atau sulit dijawab oleh
responden.
Tabel 4.11
Item Statistics: Correlation Order
----------------------------------------------------------------------------------------
----
|ENTRY TOTAL TOTAL MODEL| INFIT | OUTFIT |PTMEASUR-AL|EXACT MATCH|
|
|NUMBER SCORE COUNT MEASURE S.E. |MNSQ ZSTD|MNSQ ZSTD|CORR. EXP.| OBS% EXP%|
ITEM |
|------------------------------------+----------+----------+-----------+-----------+----
---|
| 2 119 30 -.70 .18|1.76 2.18|2.20 2.54| .26 .64| 30.0 42.6| E2
|
| 3 98 30 -.16 .15|1.95 3.17|2.10 3.17| .36 .64| 20.0 27.0| E3
|
| 1 78 30 .26 .14| .65 -1.68|1.17 .72| .38 .61| 30.0 27.3| E1
|
| 10 71 30 .41 .14|1.52 2.06|1.50 1.83| .54 .59| 30.0 29.9| E10
|
| 6 87 30 .08 .14|1.56 2.14|1.43 1.59| .55 .63| 20.0 25.6| E6
|
| 9 69 30 .45 .14| .73 -1.22| .83 -.63| .61 .58| 36.7 30.0| E9
|
| 5 80 30 .22 .14| .75 -1.13| .85 -.56| .62 .61| 33.3 26.0| E5
|
| 4 123 30 -.83 .19|1.43 1.30|1.33 .87| .63 .63| 40.0 46.7| E4
|
| 8 89 30 .04 .14| .80 -.84| .78 -.87| .68 .63| 36.7 24.6| E8
|
| 7 119 30 -.70 .18|1.21 .77| .90 -.15| .71 .64| 30.0 42.6| E7
|
| 14 78 30 .26 .14| .52 -2.53| .58 -1.92| .72 .61| 30.0 27.3| E14
|
| 12 64 30 .55 .14| .57 -2.15| .56 -1.98| .75 .57| 43.3 30.8| E12
|
| 15 85 30 .12 .14| .74 -1.15| .71 -1.22| .78 .62| 26.7 25.3| E15
|
| 13 111 30 -.47 .16|1.21 .81| .94 -.09| .79 .65| 30.0 33.7| E13
|
| 11 68 30 .47 .14| .38 -3.58| .42 -2.89| .81 .58| 36.7 29.9| E11
|
|------------------------------------+----------+----------+-----------+-----------+----
---|
| MEAN 89.3 30.0 .00 .15|1.05 -.1|1.09 .0| | 31.6 31.3|
|
| P.SD 19.4 .0 .45 .01| .48 2.0| .52 1.7| | 6.3 6.8|
|
----------------------------------------------------------------------------------------
----
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
1) Instrumen kemampuan berpikir kritis dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika pada materi bilangan dan geometri
2) Terdapat proses khas dari instrumen pengukuran kemampuan berpikir kritis
pada materi bilangan dan geometri dengan menggunakan Rasch model.
Analisis dengan Rasch model memberikan informasi yang lebih
komprehensif dan mendalam pengujian responden, item soal secara
bersamaan dan akurat.
3) Instrumen yang dikembangkan sudah layak, valid dan reliabel
5.2 Saran
1) Instrumen kemampuan berpikir yang dikembangkan masih terpisah antara
materi pelajaran bilangan dengan geometri maka perlu dibuat instrumen
kemampuan berpikir kritis matematika yang terpadu antara bilangan,
geometri dan pengukuran sesuai dengan mata pelajaran di sekolah dasar
2) Penggunaan Analisis untuk uji validasi dengan menggunakan rasch model
sangat tepat dan lebih terperinci, maka disarankan untuk terus
dikembangkan untuk uji kemampuan yang lain
BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI
Jurnal
IDENTITAS JURNAL
1 Nama Jurnal JPD (Jurnal Pendidikan Dasar)
2 Website Jurnal http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/issue/view
/1338
3 Status Makalah Publish
4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi Sinta 4
4 Tanggal Submit 31 Januari 2021
5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR
1 Nama Jurnal EAI
2 Website Jurnal https://eudl.eu/proceedings/ICEMS/2019?articles_pag
e=2
3 Status Makalah Publish
4 Jenis Prosiding Prosiding International
4 Tanggal Submit
5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
DAFTAR PUSTAKA
Angelo, Thomas A. & Cross Patricia. (1993). Classroom Assessment Techniques:
A Handbook for College Teachers, 2nd editions.
Bond, T.G., & Fox, C.M.(2007). Applying The Rasch Model: Fundamental
Measurement in the Human Sciences, 2nd Edition. Lawrence Erlbaum
Associates, Publisers. Mahwah, New Jersey. London
Christo Kriel. (2013). Creating a disposition for critical thinking in the mathematics
classroom (pp. 67–75). The Biennial Conference of the South African
Society for Engineering Education.
Egok, A.S. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar
Dengan
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(2), 186-198.
Ennis, R.H. (1985). A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill. USA:
University of IIionois.
Facione, P. a. (2011). Critical Thinking : What It Is and Why It Counts. Insight
Assessment, (ISBN 13: 978-1-891557-07-1.), 1–28. Retrieved from
https://www.insightassessment.com/CT-Resources/Teaching-For-and-
About-Critical-Thinking/Critical-Thinking-What-It-Is-and-Why-It-
Counts/Critical-Thinking-What-It-Is-and-Why-It-Counts-PDF
Filsaime. D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Hidayati, A. U. (2017). Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Dasar, 4 (2), 143-155.
Haryani, D. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk
Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011.
Hendriana, H., Rohaeti, E. E. & Sumarmo, U. (2017). Hard Skills and Soft
Skills Matematik Siswa. Jakarta: Refika Aditama.
Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar,
3(5),175–179. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Kowiyah. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Open Ended
Kowiyah1,. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 2(1), 27–34. Retrieved from
http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd/article/view/48
Lambertus. (2009). Pentingnya melatih Keterampilan Berpikir Kritis
Dalam Pembelajaran Matematika di SD. Forim Kependidikan, 28 (2),
136-142
Linacre, J. M. (2007). A User’s Guide to WINDTEPS Rasch-Model
ComputerPrograms. Chicago, Illinois: MESA Press.
Linacre, J.M. (2010). User’s guide to Winsteps Ministep Rasch-Model Computer
Programs. http://www. winsteps.com/winman.
Ni Kt. Maha Putri Widiantari, I Md. Suarjana, N. K. (2016). ANALISIS
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA Ni. E-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha, 4(2).
Pritananda, R., Yusmin, E. & Nursangaji, A. (2017). Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pada Aspek Inference Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Teorema
Phytagoras. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 6 (9), 1-8.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/21708.
Sumintono, B,. & Widhiarso, W. (2013). Aplikasi Model Rasch Untuk Penelitian
Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Tim Komunikata Publishing House.
Viera, R. M., Tenreiro-Viera, C., & Martin, I.P. (2011). Critical Thinking:
Conceptual Clarification and its Important in Science Education. Science
Education Inernational, 22(1):43-54.
Widiantari, Ni Kt. Maha Putri, Suarjana, I Md., Kusmariyatni, Nym.. (2016).
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran
Matematika Ni. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 4(2).
Wijayanti, D.A.I., Pudjawan, K., & Margunayasa, I. G. (2015). Analisis Kemapuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas V Dalam pembelajaran IPA Di 3 SD Gugus X
Kecamatan Buleleng. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
3(1).
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
- Siswa mampu
mengidentifikasi masalah
terbuka dengan berbagai - Mengidentifikas i 2 1
cara penyelesaian yang
berkaitan dengan operasi
hitung campuran
- Siswa mampu
menyimpulkan dari
masalah terbuka yang
diberikan.
- Menyimpulkan 4 1
3 - Siswa mampu Menarik - Mengkomunika 5 1
mengkomunikasikan Kesimpulan sikan data
data yang ada dengan
berbagai cara pendekatan
- Siswa mampu
menjelaskan kesimpulan - Menjelaskan
dari data yang telah Kesimpulan 6 1
diberikan
4 - Siswa mampu Penjelasan - Menuliskan 7 1
menuliskan hasil hasil
pemecahan masalah
dalam operasi hitung
campuran dengan
banyak cara
penyelesaian 1
JUMLAH SOAL 8
50
INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG
MATERI BILANGAN
Kerjakan Soal dibawah ini dengan Teliti dan gunakan dengan berbagai
macam jawaban!
1. Arjuna memiliki kegemaran memanah dengan diberikan tiga anak panah oleh
orang tuanya. Target atau sasaran diberi skor sebagai berikut.
Berapa banyak kemungkinan jumlah
nilai yang dapat dikumpulkan Arjuna jika
10 2
5
lemparannya tepat dan tidak ada
yang meleset dari sasaran
2. Saat acara perpisahan, di halaman sekolah terpakir 37 mobil dan montor, jika
total jumlah roda ada 130 buah. Berapakah jumlah montor yang terpakir?
3. Pak Udin adalah tukang kayu khusus pembuat meja berkaki 3 dan meja berkaki
4. Pak Udin ingin membuat 20 meja dari kedua jenis tersebut dengan
menggunakan 75 kaki meja. Berapa banyak meja berkaki 3 dan berkaki 4 yang
dapat dibuat oleh Bapak Udin?
4. Dokter Ardian, dokter Dini dan dokter Bobi merupakan spesialisasi dibidang
penyakit Anak, penyakit Dalam, dan penyakit Bedah, dalam urutan acak.
Masing-masing huruf depan nama dokter tidak sama dengan huruf depan
spesialisasi mereka. Dokter Dini bukan dokter Anak. Tentukan spesialisasi
masing-masing dokter.
51
5.
Dari diagram diatas buatlah pernyataan yang dapat kamu sampaikan dari
jumlah penduduk baik di tahun 2007, 2008 dan 2009!
6. Dari soal no. 5 tadi. Kesimpulan apa yang dapat kamu buat berdasarkan
informasi diagram Jumlah Penduduk tersebut?
8.
52
Reni mempunyai uang Rp. 100.000,00 Yang terdiri dari lembaran Rp.
10.000,00 dan lembaran uang Rp. 5.000,00. Berapa banyak kemungkinan
lembaran uang yang dimiliki oleh Reni?
53
54
55
KISI KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI BANGUN DATAR
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V
Kompetensi Dasar 1. Bangun segi banyak beraturan dan tidak
beraturan
: 2. Menjelaskan dan menentukan keliling
dan luas daerah persegi, persegi panjang,
trapesium dan segitiga.
No.
Indikator Sub Indikator Materi Indikator Soal Level Soal Jawaban
Soal
Memberikan Memfokuskan Bangun Disajikan sebuah C3 1. Gambar ini terdiri dari Trapesium sama kaki, 1
penjelasan pertanyaan segi gambar, peserta bangun apa saja? karena memiliki
sederhana banyak didik dapat Jelaskan! sepasang sisi yang sama
mengidentiifikasikan panjang
bangun datar
menurut sifat sifat Persegi, karena
tertentu (sesuai memiliki empat sisi
dengan konsepnya) yang sama panjang
Membangun Mempertimban Luas Disajikan soal C5 4. Luas segitiga siku-siku Luas segitiga = 30 cm 4
keterampilan gkan apakah segitiga kepada peserta didik adalah 30 cm 1
30 cm = 2×a×t
dasar sumber dapat siku-siku untuk Berapakah tinggi
1
segitiga jika alasnya 5 30 cm = 2×5×t
dipercaya atau mempertimbangkan
cm? 30 cm = 2,5 cm x t
tidak penggunaan
prosedur atau rumus 30 𝑐𝑚
t = 2,5 𝑐𝑚 = 12 cm
yang tepat
= 104 cm
Menyimpulkan Membuat dan Keliling Disajikan C5 7. Pekarangan Pak Edo Keliling persegi 7
menentukan persegi sebuah pernyataan berbentuk persegi panjang
hasil panjang yang diasumsikan panjang dengan ukuran = 2 × (p+l)
24 m x 18 m. Di
pertimbangan kepada peserta didik = 2 × (24+18)
sekeliling pekarangan
untuk menentukan akan dipasang tiang = 2 × 42
hasil berdasarkan lampu dengan jarak = 84
penerapan fakta antar tiang 3 m. Banyak Banyak lampu yang
tiang lampu yang dapat 84
dapat dipasang = =
dipasang adalah … 3
28 buah
Dapur
dengan ketentuan
kepada peserta didik Halaman
sebagai berikut :
untuk merancang a. luas ruang tamu 16
sebuah gambar cm dengan 4 sisi
berdasarkan yang sama
penerapan fakta b. diantara ruang tamu
terdapat dapur di
samping kanan dan
halaman di samping
kiri
c. dapur memiliki
panjang 3 cm dan
lebar 2,5 cm
d. sedangkan keliling
halaman adalah
setengah dari luas
ruang tamu
Mengatur Menentukan Luas Disajikan sebuah C6 10. Luas yang diarsir pada Luas segitiga 10
strategi dan suatu tindakan bangun gambar bagun datar, gambar berikut adalah 1
= 2×a×t
taktik segitiga peserta didik dapat ….
1
= 2×20×30
merumuskan
penerapan strategi = 300 cm2
logikanya
16 m
digunakan adalah … =p×l
m2 . = 14 × 8
= 112 m2
2m
4m
Luas tanah yang tersisa
= 576 – 112 – 32
14 m
= 432 m2
24 m 8m
Luas Disajikan sebuah C5 13. Ilham akan memasang Luas ruang tamu 13
persegi masalah/problem, ubin dengan ukuran 5 L = 100 × 100
peserta didik dapat cm x 5 cm di ruang = 10.000 cm²
tamu. Jika ukuran ruang Luas ubin;
merusmuskan
tamu adalah 100 cm x L=5×5
strategi logikanya 100 cm. Jumlah ubin = 25 cm²
yang dibutuhkan Ketut Ubin yang dibutuhkan
adalah... = 10.000 ÷ 25
= 400 ubin.
Memberikan Mendefinisika Bangun Disajikan sebuah C3 14. Jelaskanlah macam a. Segitiga sama sisi 14
penjelasan n istilah datar gambar bagun datar, macam bangun segitiga katena semua sisinya
ini! sama panjang
lanjut danmempertim segi peserta didik dapat
bangkan suatu banyak membuat bentuk b. Segitiga siku siku
a. c. karena memiliki sudut
definisi beraturan definisi dengan
90 derajat
dan tidak memberikan c. Segitiga sembarang
beraturan penjelasan lanjut karena tiap sisi dan
sudutnya masing
masing berbeda
b. d. d. Segitiga sama kaki
karena memiliki dua
sisi dengan panjang
yang sama.
Disajikan sebuah C3 15. Mengapa persegi Karena persegi memiliki 15
pertanyaan, peserta dikatakan bangun datar sisi sisi yang sama
segi banyak beraturan panjang dan memiliki
didik dapat membuat sudut yang sama besar.
sedangkan trapesium
bentuk definisi Sedangkan, trapesium
dikatakan bangun datar dikatakan bangun datar
dengan memberikan segi banyak tidak
penjelasan lanjut segi banyak tidak
beraturan? Jelaskan! beraturan karena sisi
sisinya tidak memiliki
panjang yang sama dan
sudut sudutnya juga
berbeda
SIMAKIP
Sistem Informasi Manajemen & Kinerja Penelitian
Lembaga Penelitian dan Pengembangan - Universitas Muhammadiyah Prof DR. HAMKA
Tlp. 021-8416624, 87781809; Fax. 021-87781809; Email : [email protected]
NIDN :0318048203
4 THE EFFECT OF NON-ROUTINE DR. KHOERUL UMAM, M.PD JETL (JOURNAL OF EDUCATION,
GEOMETRY PROBLEM ON KOWIYAH M.PD TEACHING AND LEARNING)
ELEMENTARY STUDENTS ISSN: 2477-5924
BELIEF IN MATHEMATICS: A VOLUME: 3
CASE STUDY NOMOR: 1
HALAMAN: 94 - 98
URL: HTTP://JOURNAL.STKIPSINGKAW
ANG.AC.ID/INDEX.PHP/JETL/ARTICLE/
VIEW/552
(ICE-STEM)
SUPRIANSYAH M.PD
NIDN : 0303088302
STATUS : ANGGOTA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi pelaporan kinerja penelitian dosen Universitas
Muhammadiyah Prof DR HAMKA.
KOWIYAH M.PD
Kowiyah
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Email: [email protected]
Abstrack: This study aims to determine the identification of students’ critical thinking skills in
science learning at SDN Gugus 1 Duren Sawit District. This study used a quantitative descriptive
research method using survey method. The research population was SDN Gugus 1 Duren Sawit
District and the sample was SDN Duren Sawit 02, 10 and 14 Pagi. The sampling technique was
cluster random sampling. The data was collected by using critical thinking skills tests, interviews and
documentation. The results showed that the average of critical thinking skills in SDN Gugus 1
students Duren Sawit District was 35,14 in the moderate category. The average score of critical
thinking in SDN Duren Sawit 02 Pagi was 39,74 in the moderate category, SDN Duren Sawit 10 Pagi
was 34,91 in the low category, and SDN Duren Sawit 14 Pagi was 30,78 in the low category. The
highest furthemore indicator of critical thinking in SDN Gugus 1 Duren Sawit District, namely SDN
Duren Sawit 02 Pagi the average score was 39, 74 in the moderate category, SDN Duren Sawit 10
Pagi got an average score of 34,91 with the low category and SDN Duren Sawit 14 Pagi have an
average value of 30,78 in the low category, while the results of the study on the average of each
indicator show that the highest indicator in SDN Gugus 1 Duren Sawit District on the indicator
provides further explanation with an average score 38 and the lowest indicator in SDN Gugus 1 Duren
Sawit District on indicators og managing strategies and tactics with an average score of 31.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi keterampilan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran IPA di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini
siswa-siswi SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit dan sampelnya adalah SDN Duren Sawit 02, 10
dan 14 Pagi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis di SDN
Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit yaitu 35,14 dengan kategori sedang. SDN Duren Sawit 02 Pagi
didapatkan nilai rata-rata 39,74 dengan kategori sedang, SDN Duren Sawit 10 Pagi didapatkan nilai
rata-rata 34,91 dengan kategori rendah dan SDN Duren Sawit 14 Pagi didapatkan nilai rata-rata 30,78
dengan kategori rendah. Hasil penelitian terhadap rata-rata tiap indikator menunjukkan bahwa
indikator tertinggi di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit pada indikator memberikan penjelasan
lebih lanjut dengan skor rata-rata 38 dan indikator terendah di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit
pada indikator mengatur strategi dan taktik dengan skor rata-rata 31.
12
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
13
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
penting diketahui agar guru mengetahui Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi
hasil dari keterampilan berpikir kritis pada SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit
proses pembelajaran IPA, dengan begitu yang berjumlah 589. Teknik pengambilan
guru pun dapat terus menerus mengasah sampel yang digunakan pada penelitian ini
keterampilan berpikir kritis siswa di kelas. adalah cluster random sampling dengan
Mengasah keterampilan berpikir jumlah siswa-siswi 314 diantaranya di
kritis dapat memutuskan apa yang siswa SDN Duren Sawit 02, 10, dan 14 Pagi
ingin temukan dengan sendirinya, dapat Tahun Ajaran 2019-2020. Teknik
membantu siswa dalam kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan
menganalisis suatu masalah dan mencari menggunakan tes keterampilan berpikir
solusi untuk memecahkan suatu kritis yang menggunakan soal essay
permasalahan sehingga dapat membuat dengan jumlah soal 10 diberikan kepada
keputusan yang tepat. Siswa dikatakan siswa menggunakan tautan link google
sudah memiliki keterampilan berpikir from dengan bantuan oleh guru dan untuk
kritis, jika siswa sudah mampu menentukan skor keterampilan berpikir
menganalisis, menemukan suatu masalah kritis sebagai berikut:
yang sedang dihadapi, dan mampu 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
memecahkan jawaban melalui
pengumpulan informasi untuk pemecahan Menghitung nilai tiap indikator dengan
masalah sehingga dapat mengambil rumus:
14
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
maupun via chat whatsaap dan Sawit 14 Pagi memperoleh hasil mean
dokumentasi, teknik yang dilakukan sesuai 30,78 dengan kategori rendah.
dengan protokol kesehatan selama
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis.
pendemi covid19.
Hasil perhitungan rata-rata skor
HASIL PENELITIAN keterampilan berpikir kritis siswa SDN
Skor Rata-rata Keterampilan Berpikir Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit pada tiap
Kritis. indikator dapat dilihat pada diagram di
Keterampilan berpikir kritis yang bawah ini.
diukur dalam penelitian ini terdiri dari lima
indikator keterampilan berpikir kritis yaitu Gambar 1. Rata-Rata Skor Tiap
memberikan penjelasan sederhana, Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis
membangun keterampilan dasar,
melakukan inferensi, memberikan
penjelasan lebih lanjut dan mengatur
strategi dan taktik. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh 10 soal keterampilan
berpikir kritis yang berbentuk essay yang
mencangkup indikator dan sub indikator
keterampilan berpikir kritis. Perhitungan
mean, median, modus, dan simpangan
baku tiap sekolah dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Nilai Rata-rata SDN Gugus 1
Kecamatan Duren Sawit
Nama
Mean Me Mo SB
Sekolah
02 39,74 37,82 36,78 230,591
10 34,91 34,3 31,3 9,852
14 30,78 30,30 29,26 32,088
Berdasarkan tabel diatas terlihat di
lampiran bahwa siswa SDN Duren Sawit
02 Pagi memperoleh hasil mean 39,74
dengan kategori sedang, SDN Duren Sawit
10 Pagi memperoleh hasil mean 34,91
dengan kategori rendah dan SDN Duren
15
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
di atas terlihat pada indikator memberikan memahami pertanyaan atau informasi yang
dengan rata-rata skor 38, namun hal ini terhadap guru masih banyak siswa yang
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di terjadi dan beberapa guru masih
strategi dan taktik (strategy and tactis) kritis dengan pertanyaan secara lisan
rata-rata skor 31, hal ini termasuk dalam Sulianto, & Cintang, 2018) menyatakan
16
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
17
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
18
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
19
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
mampu dari segi berpikir ketika siswa dan keterampilan dalam mencari,
diberikan masalah-masalah yang lebih mengelolah dan menilai berbagai
rumit (Wijayanti et al., 2015). Hasil informasi secara kritis (Susanti, 2019).
wawancara terhadap guru, siswa dapat Hasil belajar yang optimal akan sangat
memutuskan apa yang siswa ingin berpengaruh untuk masa depan siswa yang
temukan dengan suatu tindakan atau berpikir kritis dan logis (Hallatu, 2017).
percoban.
Hal untuk mempengaruhi kemampuan
Sejalan dengan penelitian yang berpikir siswa seharusnya guru merubah
dilakukan oleh (Kartimi & Liliasari, 2012), gaya belajar yang membuat siswa dari
bahwa keterampilan berpikir kritis pasif menjadi aktif dalam berpikir, oleh
membutuhkan latihan-latihan soal yang karena itu guru harus membiasakan diri
mengembangkan berpikir kritis agar siswa untuk memberikan beberapa pertanyaan
terbiasa dengan soal yang kritis yang dimana siswa dituntut untuk
mengembangkan keterampilan berpikir berpikir kritis sebagai usaha menjawab
kritis. Berpikir kritis dapat melatih siswa pertanyaan secara kritis yang diberikan
menjadi lebih aktif dalam membuka pola oleh guru (Kowiyah, 2016).
berpikirnya di setiap proses belajar
Peran seorang guru dalam
mengajar.
mengembangkan keterampilan berpikir
Berpikir kritis adalah keterampilan kritis siswa juga disampaikan yaitu guru
berpikir tingkat tinggi yang mampu perlu merancangkan instruksi strategi
meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir spesifik, dimulai dengan strategi
lebih aktif dalam berpikir kritis, oleh pertanyaan dasar, kemudian membangun
karena itu keterampilan berpikir kritis untuk mengembangkan kemmapuan untuk
sangat diperlukan karena siswa yang menarik kesimpulan, mensintensi dan
berpikir kritis akan mampu berpikir sesuai mengevaluasi keterampilan (Acharya,
dengan pengalaman yang siswa dapat, 2018). Dengan adanya upaya
menjawab permasalahan-permasalahan meningkatkan keterampilan berpikir kritis
dengan baik dan dapat mengambil setidaknya dapat menutupi kendala-
keputusan sesuai dengan apa yang siswa kendala disetiap sekolah untuk membantu
temukan (Susilawati et al., 2020). proses belajar mengajar dengan baik untuk
kedepannya. Oleh karena itu, memiliki
Pembelajaran di sekolah sebaiknya
keterampilan berpikir kritis dapat
melatih siswa untuk menggali kemampuan
membantu siswa dalam memecahkan
20
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
Adinda, A. (2016). Berpikir Kritis dalam Inggriyani, F., & Fazriyah, N. (2017).
Pembelajaran Matematika. Jurnal Analisis kemampuan berpikir kritis
Logaritma, IV(01), 125–138. siswa dalam pembelajaran menulis
https://doi.org/https://doi.org/10.2495 narasi di sekolah dasar. Jurnal
21
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
22
Rasch Model Analysis of Critical Thinking Instruments
for Elementary School
Kowiyah1.3*, Arita Marini1, Sihadi Darmo Wihardjo2
{[email protected],[email protected],[email protected]}
Abstract. One of the 21st century abilities that must be mastered by students is the
ability to think critically. To determine the level of successful students in developing
critical thinking skills, an instrument is needed that can measure the critical thinking
ability. The aimed of this study is to analyze the instrument of critical thinking skills.
This research is quantitative methode. Data of critical thinking skills was obtained from
269 students on fifth grade from five elementary schools in Jakarta. The data was
analyzed by rasch models using winstep version 4.4.3 software. The findings of the pilot
study found that the reliability obtained based on the Cronbach Alpha is 0.98, so this
value shows instruments used are in very good condition and effectively with a high level
of consistency. Reliability of item is 0.99, while the separation of the item is 9.70 and
this value can still be used because it shows that the entire item. The respondent was
0.72. While the separation of respondent is 1.62, it indicates in good condition and
acceptable. The results showed that all items had a high value of Point Measure
correlation which indicated that items could distinguish the ability of respondents.
Instruments are valid and reliable can be used for further research
1. Introduction
Nowadays, education is in the industrial revolution 4.0 faced with the demands of the 21st
century. According to the results of research conducted by more than 250 researchers from 60
world institutions members of ATC21S (Assessment & Teaching of 21st Century Skills), there
are four skills that must be possessed such as communication, collaboration, critical thinking
and problem solving, creativity and innovation. One of 21 st century skills is to think
critically.Critical thinking is a competency that must be possessed by every individual in
globalization era [2], [6], [7]. It is an inseparable part of education because it is a very
important cognitive ability [18], so the school keep striving to improve it.Students who have
critical thinking will be able to solve problems effectively [3], [10]
Furthermore, the character of the person when facing problem will be seen if he has
critical thinking skills. It appears when hespeaks, acts and gives arguments and solutions to a
problem. Facione says that there are six main critical thinking skills involved in the process of
critical thinking. These skills are interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation
and self-regulation [4], [11]. In measuring critical thinking skills, an instrument is made based
on the aspects of critical thinking. It can be measured through written, oral and observation
2. Methods
In this study,the data was obtained by developing instruments of critical thinking ability
assessment. Respondents were 269 students from fifth grade taken from five elementary
schools in Jakarta. Instrument was developed from part of one research variable.
The instrument was a questionnaire about critical thinking skills which contained eight
questions in the form of open-ended mathematical problem solving questions. Eight questions
were developed from six aspects of critical thinking skills delivered by Facione [4] and four
aspects were taken which included interpretation, analysis, evaluation, interference. From the
four main aspects then it was developed into eight aspects,such as identifying, considering,
concluding, communicating data, explaining conclusions, writing results and presenting
arguments. In material numbers in elementary school, the instruments of thinking ability were
developed from general knowledge and technical knowledge. Then, the respondents
determined the correct answer.
The instrument analysis of critical thinking skills used is the Rasch model with the
Winstep Software tool version 4.4.3 developed by Linacre (2006)[8]. Analysis of the Rasch
model was put forward by Georg Rasch in the 1960s and popularized by Ben Wirght. The raw
data used is dichotomous data that shows the ability of students. In the analysis of this Rasch
model in one model it can be seen the relationship between questions and students [16].
The obtained data was processed using Winsteps software.Rasch model connected student
data with questions on the same scale. This scale is obtained from the logarithmic value of the
chance that the students are working correctly. By using Rasch model, it can be seen the
relationship between the ability level of students (person abilities) and the difficulty level of
the problem (difficulty items). Thus, it can be concluded that high-ability students are able to
work on easier questions [1].
The Rasch model analysis is able to provide such as the overall information, the quality of
the instruments used, the overall response quality of the students, and the interaction between
respondents with the items [15]. Person measure shows the average score of all students in
working on the problem. Sumintono stated that to measure reliability, it was shown by the
value of person reliability and item reliability [16]. Reliability criteria are as follows: <0.67
(weak); 0.67-0.8 (enough); 0.8-0.9 (good); 0.91-0.94 (very good);> 0.94 (excellent).
The analysis of the Rasch model will provide a level of items fit. It will explain whether
the item is functioning normally to make measurements. If an obtained question is not fit, this
indicates a misconception on the question, so it is useful for the teacher to improve the quality
of his teaching [16].
In Rasch model analysis, the quality between item fit and model is abbreviated with item
fit. Determination of items fit according to Boone et al in Sumintono (2014) [15] the used
criteria are: (1) Value of accepted Outfit mean square (MNSQ) = 0.5 <MNSQ <1.5; (2) The
value of the Z-standard Outfit (ZSTD) accepted = -2.0 <ZSTD <+2.0; (3) Value of Measure
Correlation (Pr Mean Corr): 0.4 <Pt Measure Corr<0.85.
Analysis of the obtained data using Winsteps software in accordance with the Rasch
model if the value of the number of the middle quadrant (mean square) is 1.0 while the
standardized value (Z-standarized value) is 0.0. In the analysis, it can also be known that the
questions are too easy or too difficult and the respondents are outliers
Based on Rasch measurement model approach, the acceptable reliability Cronbach's Alpha
is between 0.71-0.99 where it is at the best level (71% - 99%). The findings of the pilot study
found that the reliability obtained based on the Cronbach Alpha is 0.98. So this value shows
instruments used are in very good condition and effectively with a high level of consistency
thus can be used in the actual research.
Person RAW SCORE-TO-MEASURE CORRELATION = .98
CRONBACH ALPHA (KR-20) Person RAW SCORE "TEST" RELIABILITY = .70
SEM3.48
Analysis was also performed on the instrument as a whole, namely the reliability and the
separation of the respondent. Table 1 shows the reliability and separation respondent where
the reliability of the respondent was 0.72, while the separation of respondent is 1.62 when
rounded off is equal to 2.0. Based on the reliability of the respondent, “the value of 0.72
indicates are in good condition and acceptable“ [1]. While “ the separation of the item is 1.62
if rounded off is equal to 2.0 and this value can still be used because it shows that the entire
item is devide into 2.0 levels of measurement“. According to Linacre (2003) [8], the
separation index is better when the value is more than the value of 2.0
Besides, the validity and reliability of respondents in answering questions, questions can also
be analyzed from each item to be measured. The following are the results of the reliability of
the item question.
Table 2 shows the reliability of item is 0.99, while the separation of the item is 9.70. This
shows that the item are very high reliability and very good. This is because Bond and Fox
“based on the reliability of the item, the value of 0.99 indicates are in very good condition and
acceptable“ [1]. While the separation of the item is 9.70 and this value can still be used
because it shows that all items
Table 3 shows that there are 3 items that are outside the range because they exceed the
MNSQ infit and out fit limit values (> 1.5), namely E3 and the ZSTD in fit and outfit limits (>
2), namely E3, E1 and E2). Item E3 has MNSQ infit of 1.75 (> 1.5) and MNSQ 1.57 (> 1.5)
out fit and the ZSTD infit and outfit values obtained are also large, namely ZSTD infit of 7.41
(> 2) and ZSTD outfit at 5.53 (> 2). Item E1 has a ZSTD infit value of 2.57 (> 2) and ZSTD
outfit is 4.06 (> 2) but the infit and MNSQ outfit values are acceptable, namely MNSQ 1.20
(<1.5) infit and MNSQ outfit 1.37 (<1.5). Furthermore Item E2 has ZSTD infit value of 4.03
(> 2) and ZSTD outfit of 2.73 (> 2) but the infit and MNSQ outfit values can be received,
namely MNSQ infit value of 1.34 (<1.5) and MNSQ outfit of 1.25 (<1.5). Thus,there is one
item that really is outside the range is E1. Then item E1 needs to be revised or eliminated from
the list of items in the research instrument.
3.3 Polarity Item By PTMEA CORR Value
Examination of the Point Measure Correlation (CORR PTMEA) to detect polarity items
intended to test theextent to which the construction of constructs to achieve its goal. “If the
value contained in the PTMEA CORR is the positive (+), it shows the item measure the
constructs to be measured“[1]. Otherwise, if value is negative (-), the item is not developed to
measure the constructs to be measured. Thus, it needs to be improved or dropped because the
item is not lead to the question (not focus) or difficult to answer by the respondent.
Based on table 4, it shows that for each item E1 to E8 has a positive Point Measure
Correlation value. Thus, there are no items in the instrument that are discarded because “they
meet the minimum requirements (PTMEA CORR> 0)“[15]. In addition, the item login value
(Measure) which is item E8 of 0.73 shows the most difficult item for the respondent to
answer. While E4 items are -1, 36 shows the easiest items to be approved by respondents. The
results showed that all items had a high value of Point Measure correlation which indicated
that items can distinguish the ability of respondents.
4. Conclusion
From the research that has been done, it can be concluded that there is a typical process of
measuring instruments of critical thinking skills in material numbers in fifth grade using the
Rasch model. Rasch model analysis provides more comprehensive and in-depth information
on the respondent's test, the items simultaneously and accurately. The findings found that the
reliability obtained based on the Cronbach Alpha is 0.98, so this value shows instruments that
are used in very good condition and with a high level of consistency. The reliability of the
item is 0.99 while the item is 9.70 it shows that the entire item. The respondent was 0.72 while
the round of off was 1. When rounded off was equal to 2, 0.72 indicated are in good condition
and acceptable. The results showed that all items had a high value of Point Measure
correlation which indicated that the item could distinguish the ability of the respondents. It can
be concluded that the instrument of critical thinking skills could be used for further research.
Reference
[1] Bond, T.G., & Fox, C.M.(2007). Applying TheRaschModel: Fundamental
Measurement in the Human Sciences, 2nd Edition. Lawrence ErlbaumAssociates,
Publisers. Mahwah, New Jersey. London
[2] Christo Kriel. (2013). Creating a disposition for critical thinking in the mathematics
classroom (pp. 67–75). The Biennial Conference of the South African Society for
Engineering Education.
[3] Chukwuyenum, A. N. (2013). Impact of critical thinking on performance in
mathematics among senior secondary school students in Lagos State. IOSR Journal of
Research & Method in Education, 3(5), 18–25. Retrieved from www.iosrjournals.org
[4] Facione, P. A. (1990). The California Critical Thinking Skills Test - College Level.
Experimental Validation and Content Validity. California Academic Press. La Cruz
Ave. Milllbrae
[5] Fisher, Alec.(2004).Critical Thinking An Introduction. Cambridge: University Press.
[6] Kalelioğlu, F., & Gülbahar, Y. (2014). The effect of instructional techniques on
criticalthinking and critical thinkingdispositions in online discussion. Educational
Technology and Society, 17(1), 248–258
[7] Kowiyah. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN
OPEN ENDED Kowiyah1,. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 2(1), 27–34. Retrieved
from http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd/article/view/48
[8] Linacre, J. M. (2007). AUser’sGuide to WINDTEPSRasch-Model Computer Programs.
Chicago, Illinois:MESA Press.
[9] Linacre, J.M. (2010). User’s guide to WinstepsMinistepRasch-Model Computer
Programs.http://www.winsteps.com/winman.
[10] Peter, E. E. (2012). Critical thinking: Essence for teaching mathematics and
mathematics problem solving skills. African Journal of Mathematics and Computer
Science Research, 5(3), 39–43. https://doi.org/10.5897/AJMCSR11.161
[11] Peter, A., &Facione, P. A. (1989). The California critical thinking skills test -- college
level technical report # 4 Interpreting the CCTST , Group Norms , and Sub-Scores
[12] Stacey, K. (2011). The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia. Journal on
Mathematics Education, 2(2), 95–126. https://doi.org/10.22342/jme.2.2.746.95-126
[13] Starkey, L. (2009). Critical thinking skills success teskemampuanberpikirkritisdalam
20 menit. Yogjakarta: Bookmarks.
[14] Sudjana. (2005). Penilaianhasil proses belajarmengajar. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
[15] Sumintono, B,.&Widhiarso, W. (2013). Aplikasi ModelRaschUntukPenelitianIlmu-
ilmuSosial. Jakarta:Tim Komunikata Publishing House..
[16] Sumintono, B., &Widhiarso, W. (2015). Aplikasipemodelanraschpada assessment
pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House
[17] Wibisono, S. (2016). Aplikasi Model
RaschUntukValidasiInstrumenPengukuranFundamentalisme Agama BagiResponden
Muslim. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol 5, No. 1, pp. 1-29.
[18] Zhou, Q., Huang, Q., & Tian, H. (2013). Developing Students ’ Critical Thinking Skills
by Task-Based Learning in Chemistry Experiment Teaching. Creative Education,
4(12), 40–45. https://doi.org/10.4236/ce.2013.412A1006