Bu Emi - Laporan Akhir Penelitian Internal 2020 - 2
Bu Emi - Laporan Akhir Penelitian Internal 2020 - 2
Bu Emi - Laporan Akhir Penelitian Internal 2020 - 2
PENELITIAN TERAPAN
Dibiayai oleh:
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
Sesuai dengan Kontrak Penelitian TahunAnggaran 2020
No: 054/UTI/LPPM/E.1.1/VII/2020
HALAMAN PENGESAHAN
Bandarlampung, 24-12-2020
Mengetahui,
Dekan FEB Ketua Peneliti,
Dewi Sukmasari, SE., M.SA., CA., Akt. Dr. Emi Suwarni, SE., M.Si
Menyetujui,
Ketua LPPM,
i
RINGKASAN
Terjadinya pandemik COVID 19 saat ini, mau tak mau berdampak terhadap berbagai
sektor ekonomi. Demikian juga pada keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di berbagai daerah di Indonesia. Di mana banyak UMKM yang mulai menutup
usahanya. Namun di sisi lain terdapat pula peluang usaha baru di masa COVID 19 ini. Dalam
hal ini diperlukan suatu upaya atau strategi pengembangan usaha yang tepat bagi UMKM
melalui pendekatan potensi dan peluang di masa covid 19 agar perkembangan dan
pertumbuhan UMKM semakin meningkat sehingga upaya untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan konsep dan strategi pengembangan UMKM berbasis potensi dan peluang di masa
COVID 19. Objek penelitian adalah unit-unit UMKM di Kota di Bandarlampung khususnya
UMKM produk ungulan daerah keripik pisang. Metode analisis yang akan digunakan adalah
analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini digunakan
untuk menyusun strategi pengembangan usaha dengan menggunakan pendekatan potensi dan
peluang di masa COVID 19. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan nilai matriks EFE
(External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) dapat diketahui posisi
pengembangan UMKM berada pada kuadran I. Dimana pada posisi ini UMKM strategi yang
digunakan adalah meningkatkan potensi dan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial
dalam pengembangan UMKM produk unggulan daerah keripik pisang. Hal ini cukup strategis
mengingat pada masa pandemi covid 19 masyarakat mengurangi untuk keluar rumah dan
cenderung banyak menggunakan media sosial dan teknologi informasi sebagai media untuk
beraktivitas.
ii
PRAKATA
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan Syukur kehadirat allh SWT, akhirnya
Laporan Akhir Penelitian Hibah Penelitian Internal yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berbasis Potenis dan Peluang di Masa Covid 19” telah
selesai disusun. Laporan Akhir Penelitian ini merupakan salah satu kewajiban yang harus
disampaikan oleh peneliti setelah mendapatkan dana hibah dari Universitas Teknokrat
Indonesia dan Penelitian telah dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Selesainya penelitian dan laporan Akhir ini banyak mendapat bantuan dari rekan
sejawat, oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya, terutama rekan satu tim dalam penelitian ini, yaitu Dr. Maidiana Astuti
Handayani, M.Si. serta mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Marsa, Raka
Septio Saputra, Tuti Alfiah, Evita Fitriani yang telah ikut serta memberikan kontribusi yang
positif pada penelitian ini. Selanjutnya ucapan terima kasih ini saya sampaikan kepada Ketua
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Teknokrat Indonesia,
Bapak Dedi Darwis, S. Kom., M. Kom.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kami sampikan kepada Rektor Universitas
Teknokrat Indonesia Bapak Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE., MBA. Yang telah berkenan
mendanai penelitian ini. Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknokrat Indonesia, Ibu Dewi Sukmasari, SE., M.SA., CA.,
Akt. yang telah memberi izin dan memberikan motivasi kepada tim dalam proses penelitian
ini.
Hasil penelitian dan Laporan Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,
saya sangat menghargai kritikan dan saran untuk penyempurnaan penelitian dan Laporan
Akhir ini.
Akhirnya, atas segala bantuan dan masukannya, saya ucapkan terima kasih dan
semoga mendapatkan berkah dari Allah SWT. Aamiin.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
ukurannya, tetapi lebih karena isolasi yang menghambat akses UMKM kepada pasar,
informasi, modal, keahlian, dan dukungan institusional (Werastuti, 2014).
Kondisi dunia usaha di Provinsi Lampung pada saat ini masih didominasi oleh Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMK). Dari hasil SE2016 Lanjutan (BPS, 2018) jumlah usaha ini
mencapai lebih dari 770 ribu usaha atau 99,17 persen dari total usaha nonpertanian di
Lampung. Usaha ini juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 1,67 juta orang atau
sekitar 87,81 persen dari total tenaga kerja nonpertanian. UMK terbukti tetap berdiri kokoh di
saat usaha-usaha besar lainnya berjatuhan. Keunggulan UMK dalam bertahan dari badai krisis
karena berbagai alasan. Pertama, umumnya UMK menghasilkan barang konsumsi dan jasa
yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, UMK tidak mengandalkan bahan baku
impor dan lebih memanfaatkan sumber daya lokal baik dari sisi sumber daya manusia, modal,
bahan baku, maupun peralatannya. Ketiga, umumnya bisnis UMK menggunakan modal relatif
rendah. Dengan keunggulan tersebut, UMK tidak begitu merasakan pengaruh krisis global
yang biasanya ditandai dengan penurunan nilai tukar rupiah.
Meskipun mempunyai banyak keunggulan, UMKM juga mempunyai banyak
keterbatasan sehingga usaha ini tidak mampu berkembang. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
diantaranya minimnya aksese perbankan; kemampuan dan pengetahuan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang masih rendah; pengelolaan usaha yang mesih sederhana; penggunaan
teknologi yang masih terbatas
Situasi pandemi COVID 19 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi untuk
menjaga ekistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlunya solusi jangka pendek untuk
membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamnya. Peluang diartikan, solusi jangka
pendek perlu dilanjutkan dengan solusi jangka panjang apalagi jika dikaitkan dengan era
industry 4.0 yang mensyaratkan ketersediaaan teknologi digital untuk mendukung aktivitas
ekonomi.
Dalam hal ini diperlukan suatu upaya atau strategi pengembangan usaha yang tepat
bagi UMKM melalui pendekatan potensi dan peluang di masa covid 19 agar perkembangan
dan pertumbuhan UMKM semakin meningkat sehingga upaya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumasan masalah dalam penelitian ini adalah “
Bagaimana Strategi Pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui pendekatan
potensi dan peluang di masa Covid 19 ?”
3
BAB 2 ;v
TINJAUAN PUSTAKA
4
Kemudian indikator Opportunity yang paling tinggi adalah O1 (Oleh-oleh khas daerah) dan
O5 (Bahan Baku) yaitu sebesar 4. Sementara itu, indikator Threat yang paling tinggi adalah
T3 (Pesaing pendatang baru), yaitu sebesar 2.3. Kemudian untuk lokasi titik potong A, B, C,
dan D, yaitu titik E, berada kuadran I (Strategi agresif). Dengan demikian, analisis SWOT
terhadap UMKM di Kota Malang menunjukkan posisi yang bagus, sehingga dapat
diterapkan strategi SO.Kata kunci: SWOT, UMKM, strategi peningkatan kinerja.
Peneliti lain yaitu A. Amri (Amri, 2020) . Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Penurunan Omzet Pelaku UMKM dan koperasi akibat covid-a9 sangat signifikan Sejak
kemunculannya di akhir tahun 2019. Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang
terdampak oleh penyebaran virus ini. Lesunya sektor pariwisata memiliki efek domino
terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan
pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro
mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar
1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%.
Pengaruh virus COVID-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro
akan berada di angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77%
dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi
antara 0,5% hingga 0,8%. Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada
roda ekonomi termasuk pasar ritel. Karena virus corona, satu persatu pasar ritel modern,
skala besar, mikro, hingga kecil mulai mengalami penurunan penghasilan. Meskipun dengan
menghadirkan kemudahan berbelanja pada kenyataannya di era digital orang tetap enggan
dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau menggunakan aplikasi media.
Banyak keuntungan yang ditawarkan cara belanja online. Beberapa langkah untuk dapat
mempertahankan eksistensinya di pasar di era digital seperti, refokus pelanggan dan industri
rethinking, merancang strategi sosial dan digital dan mengembangkan kapabilitas organisasi.
5
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.
Ciri-ciri Usaha Mikro, yaitu:
1. Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara
keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah
6. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keungan non bank
7. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor
Pokok Wajib pajak (NPWP).
UMKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian di Indonesia, terutama
berperan dalam menopang perekonomian masyarakat. UMKM sangat berperan dalam hal
penciptaan lapangan kerja, menciptakan unit kerja baru, dan menyerap tenaga kerja sehingga
pendapatan rumah tangga akan meningkat. Berdasarkan data dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) 2014 perkembangan UMKM ditunjukkan oleh peningkatan jumlah
UMKM sebesar 2,4 persen sehingga mencapai 56,5 juta unit usaha pada tahun 2012 dan
6
jumlah tenaga kerja UMKM juga meningkat sebesar 5,8 persen menjadi sekitar 107,7 juta
orang. Peningkatan jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar tercatat pada kelompok
usaha menengah, yaitu masing-masing 10,7 persen dan 14,7 persen. Sementara itu,
pertumbuhan unit usaha dan tenaga kerja usaha kecil juga terus meningkat. Namun
pengembangan kinerja usaha mikro masih membutuhkan kerja keras, hal ini penting
karena pertumbuhan unit usaha dan tenaga kerja yang rendah. Padahal usaha mikro
masih dominan yaitu 98,8 persen unit usaha dengan menampung 92,8 persen tenaga kerja.
Sejak tahun 2015 UMKM Indonesia harus siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi
ASEAN yang merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan UMKM. Di
lihat dari persaingan yang akan semakin tinggi, maka perlu strategi khusus bagi para pelaku
UMKM untuk mencari dan memafaatkan peluang yang ada sehingga akan menjadi unggul
dalam persaingan tersebut.
2.3.2 Strategi
Manajemen Strategi
Manajemen Strategi adalah “Suatu proses yang senantiasa berkesinambungan dan terus
berulang-ulang yang diarahkan kepada pemeliharaan suatu organisasi sebagai salah satu
kesatuan yang serasi dan seirama dengan lingkungannya demi tercapainya suatu keunggulan
bersaing yang berkelanjutan.(Purwanto, 2006)”. Dalam menentukan strategi beberapa hal
penting yang harus diperhatikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efisien.
7
Ancaman produk pengganti akan menjadi kekuatan jika konsumen dihadapkan pada biaya
peralihan (switching cost) dan jika produk pengganti tersebut mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
3. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pada kondisi ini pembeli akan meminimumkan biaya dengan berusaha meminta kualitas
produk yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Kondisi
tersebut akan menyebabkan persaingan yang kuat di antara perusahaan yang ada dalam
suatu industri yang sama.
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara
menaikkan harga serta menurunkan kualitas produk yang dijualnya. Jika perusahaan tidak
dapat menutupi kenaikan biayanya melalui struktur harganya, maka kemampuan laba
perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan pemasok tersebut.
5. Persaingan di antara perusahaan dalam industry
Hal ini dapat terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau
melihat peluang untuk memperbaiki posisi.
8
Opportunity (Peluang) adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan perusahaan (Zimmerer,2002). Peluang
merupakan lingkungan perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat menghilangkan atau
menciptakan sebuah peluang. Perusahaan hanya dapat mencari informasi pengenai peluang
yang ada.
Threats (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar yang negatif yang merintangi
kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan perusahaan (Zimmere,
2002).
Hal penting bagi perusahaan adalah memiliki kekuatan yang relatif lebih besar
dibanding pesaing. Rangkuti (2001) menyatakan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi, analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threaths).
Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weaknesses
serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yng dihadapi. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor-faktor internal dan eksternal sehingga dari analisis tersebut
dapat diambil suatu keputusan strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus
diarahkan pada usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan,
memanfaatkan peluang-peluang, serta mengantisipasi ancaman.
Selanjutnya Rangkuti (Rangkuti, 2013) menyatakan bahwa proses penyusunan
perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis
dan tahap pengambilan keputusan. Tahap pengumpulan data merupakan suatu kegiatan
pengumpulan data tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis,
pada tahap ini data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Model yang
digunakan dalam tahap ini terdiri dari tiga yaitu matrik faktor strategi eksternal, matrik faktor
strategi internal dan matrik 6 profil kompetitif. Matrik faktor strategi ekternal akan diketahui
dengan menyusun EFAS (ekternal strategic factors analysis summary), sedangkan matrik
faktor strategi internal dapat diketahui dengan menyusun IFAS (internal strategic factors
analysis summary). Tahap Analisis dapat dimulai setelah faktor-faktor strategis diketahui
melalui EFAS dan IFAS, maka disusunlah matrik SWOT, seperti berikut :
9
Gambar 2.1
Matriks SWOT
Selanjutnya dari analisis SWOT kualitatif diatas akan dikembangkan secara pengangkaan
melalui perhitungan Analisis SWOT Model Balance Score Card agar diketahui secara pasti
posisi organisasi yang sesungguhnya. Hasil Model Balance Score Card kemudian
diaplikasikan pada kuadran-kuadran berikut ini.
10
Gambar 2.2
Skema Kuadran SWOT
11
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan
untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
12
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
13
BAB 4
METODE PENELITIAN
14
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk kepentingan efektivitas dan efisiensi penelitian, maka metode pengumpulan data
yang akan dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth Interview) dan
penyebaran kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertentu yang harus diisi oleh
responden. Hasil wawancara dan penyebaran kuisoiner ini kemudian akan dilengkapi dengan
data sekunder yang berasal dari dokumen/publikasi/laporan, penelitian dari dinas/instansi
maupun sumber data lainnya yang menunjang.
15
Untuk menganalisis strategi yang akan digunakan dalam pengembangan UMKM adalah
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan alat analisis untuk menyusun strategi
pengembangan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
oleh suatu usaha. Analisis ini digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mengenai
strategi pengembangan UMKM berbasis potensi dan peluang di masa covid 19.
16
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI
17
diperoleh di daerah Lampung, karena pisang merupakan salah hasil pertanian yang menjadi
unggulan daerah. Faktor lokasi usaha mempunyai pengaruh langsung yang signifikan dan
positif terhadap strategi bisnis (Hermanto, 2011). Makin strategis lokasi usaha, akan
semakin mendukung implementasi strategi bisnis. Penentuan lokasi yang strategis sangat
mempengaruhi perkembangan usaha UMKM (Yulia et al., 2019).
18
(Abdillah, 2019). Hingga saat ini, kawasan Lampung masih menjadi destinasi utama
wisatawan lokal maupun domestik yang ingin menikmati suasana pantai, khususnya bagi
masyarakat sekitar Sumatera.
Menjadi salah satu makanan khas provinsi Lampung, keripik pisang selalu menjadi
incaran sebagai makanan oleh-oleh khas Lampung. Prospek bisnis keripik pisang di Provinsi
Lampung cukup baik. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi keripik pisang
di Indonesia. Keberadaan industri keripik pisang terus tumbuh dan menjadi salah satu
penyumbang pendapatan daerah dan tenaga kerja penyerap di Provinsi Lampung (Indriastuti
et al., 2015).
Sejalan dengan program pemerintah yang mendukung sepenuhnya peningkatan dan
pengembangan produk unggulan daerah. Dukungan pemerintah pusat dan daerah untuk
mengembangkan industri pariwisata menjadi peluang bagi pengembangan UMKM (Abdillah,
2019).
Berkembangnya media sosial dan internet untuk promosi dan penjualan.
Perkembangan media sosial dan internet untuk promosi dan penjualan, menjadi peluang besar
bagi mengembangkan usaha mikro di era ekonomi digital ini (Suwarni et al., 2019)
Faktor yang menjadi ancaman dalam pengembangan UMKM ini adalah
Adanya persaingan pada industri keripik;
1. Kenaikan Harga Bahan baku; Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sektor perdagangan
saat ini dihadapkan pada masalah penurunan penjualan, kesulitan dalam mendapatkan
bahan baku, menghambat produksi dan distribusi, kesulitan modal, kurangnya
pengetahuan teknologi informasi dan kendala jaringan bisnis (Fitriyani, Ika; Sudiyarti,
Nining;, 2020).
2. Prosedur untuk mendapatkan pendanaan bank masih rumit;
3. Sistem distribusi terhambat sejak adanya pandemi covid 19;
4. Penurunan Omzet UMKM akibat covid-19 sangat signifikan Sejak kemunculannya
pada akhir 2019(Amri, 2020);
5. Berkurangnya wisatawan yang berkunjung sejak adanya pandemi covid 19 menjadi
ancaman bagi perkembangan UMKM.Sektor pariwisata adalah sektor yang paling
terdampak covid-19. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan
salah satu yang terdampak di sektor pariwisata adalah Usaha Mikro, Kecil dan
19
Menengah (UMKM) khususnya pada unit usaha makanan dan minuman (Kusumastuti,
2020)
Dari hasil pemetaan tersebut, maka dibuatlah matrik SWOT untuk mengetahui posisi
UMKM produk unggulan daerah keripik pisang dengan memberikan pembobotan pada
setiap komponen. Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini.
Tabel 5.1. Martiks SWOT
No
KEKUATAN Bobot Rating Bobot x Rating
.
Banyaknya tempat
1. 0,1290
wisata di daerah 4 0,516129
Lampung;
2. Produk sudah
memiliki sertifikat
0,09677 4 0,387097
produk halal dan
P-IRT;
3. Harga produk
yang mampu
bersaing pada 0,09677 3 0,290323
produk-produk
sejenis;
4. Bahan baku
0,09677 3 0,29032
mudah diperoleh;
5. Lokasi strategis. 0,12903 4 0,51612
Total 2
No KELEMAHAN Bobot Rating
Bobot x Rating
.
Modal masih
1. 0,09677 2 0,19354
terbatas.
2. Kurangnya
pemahaman dari
pelaku UMKM 2 0,129032
0,06451
tentang
manajemen usaha;
3. Sebagian besar 0,06451 3 0,193548
20
UMKM belum
terdaftar dalam
paguyuban/asosias
i usaha ;
4. Jalur distribusi dan
pemasaran belum
optimal hanya 3 0,290323
0,09677
dipasarkan di
sekitar kota;
5. Baru sedikit yang
sudah
menggunakan
teknologi 0,12903 3 0,387097
informasi untuk
promosi
penjualan.
Total 1,193548
No PELUANG Bobot Rating Bobot x Rating
.
1. Banyaknya tempat
wisata di daerah 0,129032 4 0,516129
Lampung;
2. Prospek usaha
kripik pisang 0,096774 3 0,290323
cukup baik;
3. Tingginya minat
masyarakat untuk
belanja oleh-oleh 0,096774 4 0,387097
keripik khas
daerah;
4. Program
pemerintah dalam 0,096774 4 0,387097
mendukung
21
produk unggulan
daerah ;
5. Berkembangnya
media sosial dan
internet untuk 0,129032 4 0,516129
promosi dan
penjualan.
Total 2,096774
No ANCAMAN Bobot Rating Bobot x Rating
.
1. Adanya
persaingan pada 0,064516 2 0,129032
industri keripik;
2. Kenaikan Harga
0,064516 2 0,129032
Bahan baku;
3. Prosedur untuk
mendapatkan
0,096774 2 0,193548
pendanaan bank
masih rumit;
4. Sistem distribusi
terhambat sejak
0,129032 3 0,387097
adanya pandemi
covid 19;
5. Berkurangnya
wisatawan yang
berkunjung sejak 0,096774 3 0,290323
adanya pandemi
covid 19;
Total 1,129032
Berdasarkan dari hasil analisis SWOT dengan pendekatan Score Card dapat
menunjukkan letak keberadaan UMKM produk unggulan kripik pisang. Dari hasil
pembobotan berdasarkan butir-butir SWOT tersebut, maka dapat diperoleh nilai yang
22
menggambarkan posisi UMKM berada. Nilai X diperoleh dari faktor internal yang merupakan
selisih antara kekuatan dan kelemahan. Nilai Y diperoleh dari faktor eksternal yang
merupakan selisih antara peluang dan tantangan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai X = 2 – 1.193548 = 0.806452 dan nilai
Y = 2.096774 – 1.129032 = 0.967742. Hasil ini menunujukkan posisi UMKM produk
unggulan keripik pisang berada pada kuadran positif yaitu kuadran satu. Posisi tersebut
menunjukkan suatu posisi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan
pada industri yang berada pada posisi ini adalah Progresif. Hal ini memberi arti bahwa
organisasi dalam hal ini adalah UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Selanjutnya, dengan melihat data diatas, maka strategi yang tepat dalam
pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung adalah
Strategi SO (Strength and Opportunity). Pada strategi SO (Strengh and Opportunity)
berdasarkan perumusan matrik kualitatif analisis SWOT yang telah dilakukan, maka
terdapat empat strategi progresif dalam pengembangan UMKM produk unggulan keripik
pisang di Kota Bandar Lampung, sebagai berikut:
1) Lokasi yang strategis
Lokasi merupakan letak atau tempat dimana suatu usaha tersebut dijalankan. Menurut Kotler
(Kotler & Armstrong, 2018) “Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai
dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya.Lokasi sangat
mempengaruhi angka penjualan pada UMKM produk unggulan keripik pisang di kota
Bandarlampung. Semakin dekat dengan jalan poros maka semakin besar peluang suatu usaha
untuk dapat berkembang.
23
permodalan merupakan masalah umum yang dihadapi oleh kebanyakan UMKM di
Indonesia. Namun demikian telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalan
hal memperkuat permodalan pada UMKM. Kemudahan dalam memperoleh bantuan
modal dapat berupa kemudahan-kemudahan dalam pengajuan memperoleh Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Namun pada kenyataannya masih banyak UMKM yang belum dapat
memahami dan mengikuti prosedur untuk mengajukan pendanaan tersebut.
3) Melakukan inovasi dan variasi produk
Banyaknya kompetitor yang bermunculan mendorong perlunya sebuah inovasi dan
variasi produk. Hal ini diperlukan guna memaksimalkan penjualan dan menarik perhatian
pelanggan. Inovasi ini diantaranya adalah dengan menambah ragam variasi produk yang
ditawarkan.
4) Pemanfaatan teknologi informasi dan sosial media dalam melakukan promosi dan
penjualan yang intensif
Dalam lingkungan yang menantang dan kompetitif saat ini, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) penting untuk diadopsi dalam melakukan kegiatan usaha khususnya di
Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM). Integrasi TIK dalam kegiatan UMKM
membantu pemilik usaha untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus mampu
mengelola bisnis dengan cara yang tepat. Adopsi TIK membantu meningkatkan kinerja
bisnis perusahaan terutama dalam mengelola operasi sehari-hari dan untuk
mempertahankan bisnis. Keterbatasan pengetahuan dan modal rendah untuk infrastruktur
TIK adalah salah satu alasan untuk membuat adopsi di TIK sulit (Nur et al., 2018).
Dengan melakukan promosi lebih agresif melalui pemanfaat teknologi informasi, UMKM
produk unggulan keripik pisang bisa mengatasi kelemahan jalur distribusi yang belum
optimal, juga kelemahan belum dilakukannya promosi dengan menggunakan teknologi
informasi. Sehingga dengan dilakukannya promosi akan lebih memaksimalkan
pengembangan usaha selain memanfaatkan potensi lokasi yang startegis. Berkembangnya
promosi penjualan melaui media sosia saat ini merupakan suatu peluang yang harus
dimanfaatkan. Penggunaan media sosial dan internet dalam hal promosi dan penjualan ini
juga merupakan suatu hal yang menjadi salah satu alternatif solusi pada masa pandemi
ini. Selain menggunakan website, penggunaan sosial media juga sangat membantu dalam
mempromosikan produk. Saat ini selain facebook, penggunaan grup whatsapp serta
24
instragram merupakan media yang cukup strategis sebagai sarana dalam mempromosikan
produk khususnya produk unggulan daerah keripik pisang.
Dari empat strategi pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di
Kota Bandarlampung diatas, maka harapannya UMKM produk unggulan keripik pisang
akan berkembang dengan dan terus bertahan pada masa pandemic covid 19 ini. Penciptaan
iklim pengembangan UMKM dan produk unggulan juga sebgai salah satu bentuk
dukungan terhadapat pembangunan daerah. Sebagaimana yang diharapkan pemerintah
kota Bandarlampung pada rencana pembangunan ekonominya, salah satunya adalah
pengembangan sektor pariwisata dan industri kecil dan menengah.
5.3 Peran pemerintah dalam pengembangan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah
(UMKM).
Peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah merupakan
salah satu syarat mutlak dalam era otonomi daerah. Pemerintah dalam hal ini adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan mempunyai peran sebagaimana yang telah diemban dalam
tugas pokok dan fungsinya. Terkait dengan pengembangan UMKM produk unggulan
keripik pisang di Kota Bandarlampung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai
peran terhadap pengembangan industri keripik pisang yaitu berupa fasilitas seperti
pembinaan atau pelatihan pengembangan pemasaran dengan menggunakan teknologi
informasi dan pengembangan produk.
Dalam konteks peranan pemerintah daerah, peranan ini merupakan bentuk dukungan
pemerintah daerah terhadap suatu kebijakan pembangunan yang bersifat
partisipatif. Hal ini sangat penting, karena Pemerintah Daerah adalah instansi
pemerintah yang paling mengenal potensi daerah dan juga mengenal kebutuhan rakyat
setempat .
Sehubungan dengan hal ini, pemerintah kota Bandarlampung melihat bahwa industri
produk unggulan daerah keripik pisang ini merupakan potensi daerah yang harus
dikembangkan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung banyak
melakukan upaya untuk mendukung perkembangan usaha produk unggulan daerah keripik
pisang ini. Dalam tugas pokok dan fungsinya yang dijabarkan pada rencana kerja jangka
menengah yaitu meningkatkan industri pariwisata dan pertumbuhan UMKM khususnya
produk unggulan daerah. Hal yang diupayakan pemerintah antara lain adalah
25
mempermudah pengurusan ijin usaha dan sertifikasi–sertifikasi produk UMKM.
26
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Kesimpulan
1. Pada pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung permasalahan permodalan, sumberdaya manusia, serta faktor
pemasaran produk masih menjadi permasalahan perlu diperhatikan. Berdasarkan
hasil dari analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Treaths) dengan
pendekatan score card, dapat diketahui bahwa hasil perumusan terkait strategi
pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung
berada pada kuadran pertama.
2. Berada pada Kuadran pertama berarti UMKM produk unggulan daerah keripik
pisang ini masih mempunyai peluang besar untuk dikembangkan dan organisasinya
dalam kondisi cukup prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan masih besar peluang untuk
meraih kemajuan secara maksimal. Oleh karenanya strategi yang tepat dalam
pengembangan UMKM produk unggulan daerah keripik pisang ini adalah strategi
SO (Strenght and Opportunity). Strategi ini masih memungkinkan untuk diterapkan
meskipun dalam masa pandemik seperti sekarang ini.
3. Keberhasilan pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung tidak lepas dari peran pemerintah dalam hal ini adalah Dinas
Koperasi dan UMKM Bandar Lampung, serta Perindustrian dan Perdagangan kota
Bandarlampung dan para stakeholder.
6.3 Saran
1. Program-program pendampingan dan pelatihan untuk UMKM dalam menggunakan
teknologi informasi sebagai sarana mengembangkan usaha akan sangat bermanfaat
terlebih bila dilakukan secara intensif.
2. Memberikan kesadaran akan potensi teknologi informasi dan sosial media dalam
mendukung proses bisnis. Dengan meningkatnya kesadaran akan potensi dukungnan
teknologi informasi dalam meningkatkan pengembangan bisnis ini, maka akan
memperlancar proses adopsi teknologi infformasi di kalanagan pelaku usaha UMKM.
27
3. Pelatihan pengembangan inovasi dan differensiasi produk kepada UMKM akan
banyak memberikan pengayaan ide dan pengembangan produk yang dihasilkan
UMKM.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ab Talib, M. S., & Hamid, A. B. A. (2014). Halal logistics in Malaysia: A SWOT analysis.
Journal of Islamic Marketing, 5(3). https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2013-0018
Abdillah, D. (2019). Pantai Teluk Lampung Marine Tourism Development In Lampung
Coastal Bay. 45–65.
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/old_all/03_ JDP_
03 WISATA BAHARI_ DARIUSMAN(1).pdf
Amri, A. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap UMKM Di Indonesia. Jurnal Brand, 2(1),
123–131. https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand
Cahyono, W. E., & Kunhadi, D. (2020). Strategi Pengembangan UKM Gethuk Pisang Guna
Melestarikan Makanan Tradisional. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 4(1).
https://doi.org/10.35194/jmtsi.v4i1.842
David, F. R. (2011). Strategic Management : Concepts and Cases (S. Yagan (ed.)). Prentice
Hall.
Delmayuni, Hubies, M., & Cahyadi Eko, R. (2017). STRATEGI PENINGKATAN DAYA
SAING UMKM PANGAN DI PALEMBANG Strategies to Increase the
Competitiveness of Food’s Small Medium Enterprises (SMEs) in Palembang. Buletin
Ilmiah Litbang Perdagangan, 11(N01).
Fitriyani, Ika; Sudiyarti, Nining;, M. N. (2020). STRATEGI MANAJEMEN BISNIS PASCA
PANDEMI COVID-19. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities.
Hermanto, B. (2011). Bambang_Pengaruh Lokaasi Terhadap Kinerja UKM.pdf. Jurnal
Aplikasi Manajemen, 9(3), 1050–1060.
https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/388
Indriastuti, I., Affandi, M., & Indriani, Y. (2015). Strategi Pemasaran Berdasarkan Perilaku
Pembelian Keripik Pisang Di Kota Metro. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis.
https://doi.org/10.23960/jiia.v3i2.
Julius, A., Agbolade, K., & Johnson, O. (2016). Strategic Management and Small and
Medium Enterprises (SMEs) Development: A Review of Literature. International
Review of Management and Business Research, 5(1).
Kementrian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam
29
Pengembangan UMKM. Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler & Armstrong, Principles of Marketing |
Pearson. In Pearson.
Kusumastuti, A. D. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Eksistensi Bisnis Umkm
Dalam Mempertahankan Business Continuity Management (Bcm). Jurnal Administrasi
Bisnis Fisipol Unmul, 8(3), 224–232. http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/jadbis/article/view/4188
Lina, L. F., & Nani, D. A. (2020). Kekhawatiran Privasi Pada Kesuksesan Adopsi Fintech
Menggunakan Model Delone Dan Mclean. 27(1), 60–69.
https://doi.org/https://doi.org/10.20884/1.jp.2020.27.01.2250
Lina, L. F., & Permatasari, B. (2020). Social Media Capabilities dalam Adopsi Media Sosial
Guna Meningkatkan Kinerja UMKM. Jembatan: Jurnal Ilmiah Manajemen, 17(2), 227–
239. https://doi.org/https://doi.org/10.29259/jmbt.v17i2.12455
Monique, E. P., & Nasution, S. (2019). ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
USAHA TAHU TEGUH PRIBADI DI BENGKULU TENGAH. EKOMBIS REVIEW:
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 7(2). https://doi.org/10.37676/ekombis.v7i2.824
Novia, C., Santoso, I., Soemarno, S., & Astuti, R. (2020). The strategy for improving the
competitiveness of SMEs apple chips in Malang Raya by using the concept of the house
model. Food Research, 4(5). https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(5).207
Nur, A., Rozmi, A., Nordin, A., & Bakar, M. I. A. (2018). The Perception of ICT Adoption in
Small Medium Enterprise : A SWOT Analysis. International Journal of Innovation and
Business Strategy, 9(1), 69–79.
Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI. In PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Suci, R. P., Hermawati, A., & Suwarta, S. (2019). PENTINGNYA ANALISIS SWOT
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SDM (Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Malang). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, 5(2).
https://doi.org/10.35906/jm001.v5i2.369
Suwarni, E., Sedyastuti, K., & Mirza, A. H. (2019). Peluang dan Hambatan Pengembangan
Usaha Mikro pada Era Ekonomi Digital. Ikraith Ekonomika.
Yulia, Y., Bahtera, N. I., & Evahelda, E. (2019). SWOT Application in Marketing Strategy
30
for Chicken Egg Shredded in UKM “Raja Abon Makmur Lestari” in Pangkalpinang
City. International Journal of Advances in Social and Economics, 1(2).
https://doi.org/10.33122/ijase.v1i2.43
31
LAMPIRAN 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
32
analisis data.
5. Tuti Alfiah Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data.
6. Evita Fitriani Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data.
33
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
2.1 Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
2. Jenis Kelamin P
5. NIDN 0022127001
3. Metodologi Penelitian
4. Perekonomian Indonesia
5. Ekonomi Managerial
34
4 2017- Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Hibah Penelitian 233 Juta
2018 Menengah Berbasis Teknologi Informasi Terapan
dalam Upaya Menurunkan Tingkat Unggulan
Kemiskinan Perguruan Tinggi
35
3 International Economic Growth and Income Inequality
Conferencre on Bali, 25-26 Juni
Business, Economics 2014
and Social Sciences
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya, untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal (Non Ditlitabmas)
36
2.2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri
2. Jenis Kelamin P
3. Jabatan Fungsional
4. NIK 021170802
5. NIDN 0225056903
1. Metodologi Penelitian
37
5 2019 The Effect of Emotional Intelegence, Mandiri 5 Juta
Intellectual Intelegence, Self Control and
Motivation Student of Accountig Class to
Learn The Level Understanding
Accounting Intruduction to Accounting 1
and 2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya, untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal (Non Ditlitabmas)
38
Bandarlampung, 9 Juni 2020
Anggota,
39
Submit Artikel pada “Journal of Innovation in Business & Economics” (JIBE)
Terindeks Sinta 2
40
Journal of Innovation in Business and Economics
Vol.03 No. xx June 2019 Page xx
P-ISSN: 2580-9431E-ISSN: 2581-2025 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jibe
Abstract
The current COVID 19 pandemic has an impact on various sectors of the economy. Similarly, the existence of Micro, Small,
and Medium Enterprises (MSMEs) in Indonesia. As an industry that absorbs a lot of labor, the reduction of MSMEs during
the Covid 19 pandemic causes many workers to lose their jobs. However, there are several business opportunities that later
emerged as a result of the COVID 19 pandemic. This study aims to find the concept and strategy of developing MSMEs
based on potential and opportunities in the period of covid-19. The research object is the MSME unit in Bandarlampung City,
especially msme banana chips. This study used qualitative descriptive analysis with SWOT analysis. Based on the results of
SWOT analysis and evaluation of external and Internal factors it is known that the position of MSMEs is in quadrant I.
Where in this position the strategy of developing MSMEs is to increase the potential and take advantage of opportunities.
One of the strategies is the utilization of information technology and social media in the development of MSMEs of the
region's flagship banana chips products. This is quite strategic considering that during the covid-19 pandemic people are
reduced to getting out of the house and tend to use social media and information technology as media. The results of this
research are expected to be useful as a consideration for MSMEs to develop their businesses even during the covid 19
pandemic. Likewise, for the government to actively socialize the use of digital media for MSMEs so that MSME
development will increase. The limitation of this research is that it has not quantitatively calculated the role of social media
and information technology in MSME development. This could be an opportunity for further research.
Introduction
Micro Small and Medium Enterprises have an important role to play in the economic structure of
Indonesia. MSMEs play a large role in alleviating poverty and unemployment. MSMEs have a high degree of
flexibility in the face of market changes, so even in the midst of economic turmoil MSMEs are still able to
survive. The success of MSMEs as the backbone of the economy is unquestionable, both in terms of labor
absorption and the ability to contribute to GDP. This has been proven at a time when Indonesia faced an
economic crisis in 1997(Suci et al., 2017). After the economic crisis in 1997-1998 the number of MSMEs did not
decrease, it increased steadily, even able to absorb 85 million to 107 million workers until 2012 (Hamza &
Agustien, 2019).
Data from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (UMKM, 2018) shows that in
2018 there were 64,194,057 MSMEs in Indonesia (or about 99 percent of the total business units) and employed
116,978,631 workers (or about 97 percent of the total workforce in the economic sector) (UMKM, 2018)
The current COVID 19 pandemic will inevitably have an impact on various sectors of the economy.
Similarly, the existence of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Indonesia. Where this impact is
not only on the total production and trade aspects but also on the amount of labor absorbed in MSMEs. As an
industry that absorbs a lot of labor. The reduction of MSMEs during the Covid-19 pandemic caused many
workers to lose their jobs. The decrease in turnover of MSMEs and cooperatives due to covid 19 is very
significant since its appearance at the end of 2019. The tourism industry is one of the industries affected by the
1
[email protected]
2
[email protected]
41
spread of this virus. Reduced activities in the tourism sector have a domino effect on the MSME sector. Based
on data processed by P2E LIPI, the impact of tourism decline on MSMEs engaged in micro food and beverage
business reached 27% (Amri, 2020).
However, there are several business opportunities that then arise as a result of this COVID 19 pandemic.
The role of MSMEs is very strategic in the economy, but the tight competition, especially facing large
corporations and other modern competitors has put MSMEs in an unfavorable position. In Indonesia, most
MSMEs run their businesses in traditional ways, including in production and marketing. However, the problem
faced by MSMEs is actually not because of its size, but more because of the isolation that inhibits MSME access
to markets, information, capital, expertise, and institutional support (Werastuti, 2014)
The business world in Lampung Province is currently dominated by Small and Medium Enterprises
(MSEs). From the results of the 2016 Advanced Economic Census (BPS, 2018) the number of businesses
reached more than 770 thousand businesses or 99.17 percent of the total nonfarm business in Lampung. The
business is also able to absorb a workforce of more than 1.67 million people or about 87.81 percent of the total
nonfarm workforce. MSEs proved to stand firm as other major businesses fell.
The excellence of MSEs in surviving crises for a variety of reasons. First, generally MSEs produce
consumer goods and services that are close to the needs of the community. Second, MSEs do not rely on
imported raw materials and make more use of local resources in terms of human resources, capital, raw
materials, or equipment. Third, generally UMK businesses use relatively low capital. With these advantages,
MSEs are not particularly affected in the event of a global crisis.
Despite its advantages, MSMEs also have limitations that make this business unable to thrive. These
limitations include a lack of banking access; low human resources capabilities and knowledge; simple
management of businesses; limited use of technology (UMKM, 2018) .
External barriers faced by SME owners in the creative industries sector in determining business
development strategies, are imperfect market information and lack of access to capital. While the internal
problems faced by each SME is human resources that are low competent (Purwaningsih & Kusuma Damar,
2015).
The covid 19 pandemic situation presents both challenges and opportunities to maintain the existence of
MSMEs. The challenge is defined, the need for short-term solutions to help MSMEs and workers who are
incorporated in it. Opportunities are defined, short-term solutions need to be continued with long-term solutions,
especially if associated with the era of industry 4.0 which requires the availability of digital technology to
support economic activity. Currently, a business development strategy is needed that is appropriate for MSMEs
through a potential approach and opportunities. So that efforts to increase people's income and economic growth
can be achieved.
The analysis used to analyze MSME development strategies is SWOT Analysis (strengths, weaknesses,
opportunities, threats). SWOT Analysis is a strong approach to evaluating the strengths and weaknesses of an
organization with an internal perspective. This approach also takes into account opportunities and threats from
an external point of view. These features make SWOT a commonly used approach in strategic management
(Büyüközkan & Ilıcak, 2019). SWOT analysis can also be used to design MSME marketing development
strategies so as to increase production efficiency and marketing effectiveness (Suparjo, 2016).
Similarly, research conducted by Anis (Nur et al., 2018), using SWOT analysis. The results showed that
SWOT analysts helped SME owners decide to adopt ICT as a strategy to improve the company's business
performance, especially in managing daily operations and maintaining the business.
Literature Review
Strategy Management
Management is "An ongoing and repetitive process that is directed towards the maintenance of an
organization as a unit that is in line with its environment in order to achieve a sustainable competitive advantage
(Purwanto, 2006)". In determining the strategy some important things that must be considered so that the
company's goals can be achieved efficiently.
42
is even higher than the products of an industry; (3) Buyer's bargaining power, In these conditions the buyer will
minimize the cost by trying to ask for higher product quality, better service and cheaper price. These conditions
will lead to strong competition among companies in the same industry; (4) Bargaining power of suppliers,
Suppliers can put pressure on companies in an industry by raising prices and lowering the quality of the products
they sell. If the company is unable to cover its rising costs through its pricing structure, then the company's profit
capability may decrease due to the actions of the supplier; (5) Among companies in the industry, This can
happen because one or more competitors feel pressure or see an opportunity to improve their position.
SWOT Analysis
The analytical tool used to compile the strategic factors of the company is SWOT analysis. SWOT
Analysis (Strength, Weakness, Threats) is an analysis of the strengths, weaknesses, opportunities and threats that
the company has so that based on the analyst can be formulated the right strategy.
Strength is positive internal factors that play a role in the ability to achieve mission, goals, and
organizational goals (Zimmerer & Scarborough, 2008). The definition implies that the company has factors that
support the company to achieve its goals. These factors should be completely known so as not to be mistaken in
designing strategies in achieving the company's vision.
Weakness is a negative internal factor that hinders the company's ability to achieve mission, goals and
organizational goals. The company's weakness should be minimized, because if weakness is more dominant than
strength, it will reduce the company's ability to compete and grow the business.
Opportunity is a positive external option that the company can use to achieve the company's mission,
goals, and goals. Opportunity is a corporate environment, so companies can't eliminate or create opportunities.
The Company can only search for information about existing opportunities.
The important thing for the company is to have relatively more power than competitors. (Rangkuti,
2013) states that SWOT analysis is the identification of various factors systemically to formulate strategies, this
analysis is based on logic that can maximize strength and opportunities, but can simultaneously minimize
weaknesses and threatshs. The SWOT analysis takes into account internal strengths and weaknesses
environmental factors as well as the external environment opportunities and threats they face. SWOT analysis
compares between internal and external factors so that from that analysis can be taken a strategic decision.
Basically alternative strategies taken should be directed at efforts to use strengths and correct weaknesses, take
advantage of opportunities, and anticipate threats.
The matrix of external strategic factors will be known by compiling EFAS (external strategic factors
analysis summary), while the internal strategy factor matrix can be known by compiling IFAS (internal strategic
factors analysis summary). The analysis stage can be started after strategic factors are known through EFAS and
IFAS, then swot matrics are arranged.
There are two kinds of approaches in SWOT analysis, namely: Qualitative Approach of SWOT Matrix.
The qualitative approach of the SWOT matrix as developed by Kearns displays eight boxes, of which the top two
boxes are external factor boxes (Opportunities and Threats) while the two left are internal factors (Strengths and
Weaknesses). The other four boxes are boxes of strategic issues arising as a result of the meeting point between
internal and external factors. Furthermore, the qualitative SWOT analysis will be developed in numbers through
a balance score card model. SWOT Analysis calculation form Balance Score Card Model can be known
exactlythe the real position of organization.
43
Figure 1. SWOT Quadrant Scheme
(Rangkuti, 2013)
Research Method
This research is a qualitative study by conducting observations, interviews and documents. The method
is used to describe all the facts related to the development of MSMEs and the right strategy by using the
approach of potential and opportunities in the covid-19 period in Bandarlampung City.
The number of MSME owners of banana chips who become informants are four business owners with
business experience for 3-12 years. In accordance with Law No. 20 of 2008 on Micro, Small and Medium
Enterprises (MSMEs), a business is said to be small if it has a net worth of more than Rp.50,000,000-
Rp.500,000,000 (Purwaningsih & Kusuma Damar, 2015). Banana chips MSMEs studied are those that have a
profit value between Rp 150,000,000 to Rp 220,000,000 each year. The value of the profit is obtained from the
investment value issued by the owner of banana chips MSMEs excluding land and buildings.
The data collection techniques in this study are by observation, interview, documentation and filling out
score card questionnaires to respondents. Furthermore, the research instrument is a tool used to measure natural
and social phenomena observed (Sugiyono, 2017). The research instruments in this research consist of: (1)
Researcher. Researcher is the main instrument (instrument guide) where researchers serve as planners, data
collectors, analysts, data interpreters and reporters of research results; (2) Interview Guide is a list of interviews
as guidelines that help direct researchers in exploring research-related data from respondents in the field; (3)
SWOT Score Card Questionnaire. Namely the attachment of researcher data in the field to fill weights and
ratting to stakeholders as a means of scoring in swot balance score card analysis; (4) Field Note is a research
instrument in the form of notes from interviews in the field and also a researcher's interpretation of the
conditions obtained by researchers in the field; (5) Research supporting devices, consisting of cameras as a tool
to document real images of researched objects and tape recorders to make it easier for researchers to remember
and understand the exposure of information from respondents.
The analysis method used in this research is SWOT analysis method with Score Card. Rangkuti
(Rangkuti, 2013) explained that SWOT analysis is the identification of various factors systematically to
44
formulate organizational strategies. This analysis is based on the logic can maximize strengths and opportunities,
but simultaneously minimize weakness and threats.
SWOT analysis is an analytical tool to develop business development strategies based on the strengths,
weaknesses, opportunities and threats that a business has (Harrison, 2010). This analysis is used to achieve
research objectives that are about the development strategy of MSMEs based on potential and opportunities in
the covid-19 period.
45
Being one of the typical foods of Lampung province, banana chips have always been the target as a
souvenir food typical of Lampung. The prospect of banana chips business in Lampung province is quite good.
Lampung province is one of the centers of banana chips production in Indonesia. The existence of banana chips
industry continues to grow and become one of the contributors of regional income and absorbent labor in
Lampung Province (Indriastuti et al., 2015).
Government programs in supporting regional flagship products. The support of the central and local
governments to develop the tourism industry becomes an opportunity for the development of MSMEs (Abdillah,
2019). The development of social media and the internet for promotion and sales, becomes a great opportunity to
develop micro enterprises in this digital economy era (Suwarni et al., 2019). Other factors are business location.
Business location factor has a significant and positive direct influence on business strategy (Hermanto, 2011).
The more strategic the business location, the more supportive the implementation of business strategy. Strategic
location determination greatly influences the development of MSME business (Yulia, Bahtera, et al., 2019)
1. 0.097 2 0.194
Lack of Capital
2. lack of managerial
knowledge and 2 0.129
operational skills; 0.064
46
3. Lack of knowledge in
0.064 3 0.194
financial management
4. Distribution and
marketing channels
have not been 3 0.290
optimally marketed 0.097
only around the city;
5. Few of MSMEs use
information
0.129 3 0.387
technology for sales
promotions.
Total 1.194
No. Oppotunity Weights Rating Weightst x Rating
1. The number of tourist
destinations in 0.129 4 0.516
Lampung;
2. The prospects of
banana chips business 0.097 3 0.290
are good;
3. High public interest in
shopping for regional 0.097 4 0.387
chips;
4. Government programs
in supporting regional 0.097 4 0.387
flagship products;
5. Increasing rule of
social media and the
0.129 4 0.516
internet for promotion
and sales.
Total 2.097
No. Threats Weughts Rating Weights x Rating
1. There is competition
0.065 2 0.129
in the crisps industry;
2. Increase in The Price
0.065 2 0.129
of Raw Materials;
3. Bank funding
procedures are 0.097 2 0.194
complicated;
4. Distribution system
hampered by covid-19 0.129 3 0.387
pandemic
5. Decrease in tourists
visiting since the 0.097 3 0.290
covid-19 pandemic;
Total 1.129
Based on the results of SWOT analysis with score card approach can show the location of MSMEs of
banana chips flagship products. From the weighting result based on the SWOT items, it can be obtained a value
that describes the position of msmes in the location. The X is derived from internal factors which are the
difference between strengths and weaknesses. The Y value is derived from external factors which are the
difference between opportunities and challenges.
The calculation results show that the value X = 2 – 1.193548 = 0.806452 and the value Y = 2.096774 –
1.129032 = 0.967742. This result highlights the position of MSMEs of banana chips' flagship products in the
positive quadrant of one. The position represents a strong position and a chance. The strategic recommendations
given to industries in this position are Progressive. This means that the organization in this case is the MSME of
the flagship product of banana chips in Bandarlampung City in prime and steady condition so it is possible to
continue to expand, enlarge growth and achieve maximum progress.
47
Furthermore, by looking at the data above, the right strategy in the development of MSME banana chips
flagship products in Bandarlampung City is the SO Strategy (Strength and Opportunity). In the SO (Strengh and
Opportunity) strategy based on the formulation of the qualitative matrix of SWOT analysis that has been carried
out, then there are four progressive strategies in the development of MSMEs of banana chips flagship products in
Bandarlampung City, as follows:
1) Utilizing a Strategic Location
Location is the location or place where the business is run. According to Kotler (Kotler & Armstrong, 2018)
One of the keys to success is location, starting with choosing a strategic location that is easily accessible to
consumers. This decision is highly dependent on the potential for economic growth and stability, competition
and so on (Widharta & Sugiharto, 2013). Location greatly affects sales figures for superior products of
banana chips in Bandarlampung. The closer to the main road, the greater the opportunity for a business to
develop. There is still high public interest in buying banana chips as souvenirs from the Lampung area, so a
location that is easily accessible and seen by the community, such as on the side of the road, will be very
helpful. Likewise during a pandemic like this time, a strategic location will make it easier for consumers to
reach it.
2) Maximizing Government Support on the development of MSMEs and regional flagship products
The government is also responsible for the sustainability of small and medium-sized micro-enterprises. This
is in line with some experts' opinions, as stated by (Tocher et al., 2012) that the development of MSMEs is
essentially a shared responsibility between the government and the community. Capital issues are a common
problem faced by most MSMEs in Indonesia. However, there have been many efforts made by the
government in strengthening capital in MSMEs (Chittithaworn et al., 2011). The ease of obtaining capital
assistance can be in the form of facilities in the application of obtaining People's Business Credit (KUR). But
in reality there are still many MSMEs who have not been able to understand and follow the procedure for
applying for such funding.
3) Innovate and variety products
The number of competitors that are emerging encourages the need for innovation and product variation
(Ratela & Taroreh, 2016). This is necessary to maximize sales and attract customers (Wibowo et al., 2015).
This innovation is to increase the variety of products offered. The focus of MSMEs is to offer new value
through product development and enhancing good relationships with customers. A product development
strategy is a strategy that seeks to increase sales by improving or modifying current products / services
(David, 2011). The product development strategy that can be carried out by MSMEs for superior products in
the Lampung Banana Chips area is to diversify banana chips with chocolate flavors, durian fruit flavors,
strawberries, blueberries and others by continuing to test the taste. Addition of shape variants, for example,
banana chips in the shape of hearts, triangles and small circles. Addition of packaging variants starting from
the size and type of packaging, for example plastic, paper or aluminum foil. Improving good relations with
customers and maintaining partnerships with gift shops by providing discounted purchases and return
services, maintaining communication by increasing the use of social media accounts and websites.
4) In today's challenging and competitive environment, information and communication technology (ICT) is
important to be adopted in conducting business activities, especially in Micro, Small and Medium Enterprises
(MSMEs). The integration of ICT in MSME activities helps business owners to increase productivity and at
the same time be able to manage businesses in the right way. Adoption of ICT helps improve the company's
business performance, especially in managing daily operations and to maintain the business. Limited
knowledge and low capital for ICT infrastructure are one of the reasons to make adoption in ICT difficult
(Nur et al., 2018).
Utilization of information technology and social media in conducting intensive promotion and sales.
By promoting more aggressively through the benefit of information technology, MSMEs of banana chips
flagship products can overcome the weaknesses of distribution lines that have not been optimal, as well as
weaknesses that have not been done by using information technology (Ravichandran, 2018). So that with the
promotion will further maximize the development of the business in addition to utilizing the potential of the
startingegis location. The development of sales promotion through sosia media today is an opportunity that
must be utilized (Febriyantoro & Arisandi, 2018). The use of social media and the internet in terms of
promotion and sales is also one of the alternative solutions in this pandemic period. In addition to using the
website, the use of social media is also very helpful in promoting the produc (Marhadi et al., 2019). Currently
in addition to facebook, the use of whatsapp groups as well as instragram is a medium that is quite strategic
as a means of promoting products, especially the flagship products of banana chips area.
Four strategies for developing MSMEs of banana chips flagship products in Bandarlampung City
above, it is hoped that MSMEs of the flagship products of banana chips will develop with and continue to
survive during this covid-19 pandemic. The creation of the climate of MSMEs development and superior
48
products is also one form of support for regional development. As expected, bandarlampung city government on
its economic development plan, one of which is the development of tourism sector and small and medium
industry.
Acknowledgments
This research is fully funded by Universitas Teknokrat Indonesia for period of 2020.
References
Ab Talib, M. S., & Hamid, A. B. A. (2014). Halal logistics in Malaysia: A SWOT analysis. Journal of Islamic
Marketing, 5(3). https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2013-0018
Abdillah, D. (2019). Pantai Teluk Lampung Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay. 45–65.
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/old_all/03_ JDP_ 03 WISATA
BAHARI_ DARIUSMAN(1).pdf
Amri, A. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap UMKM Di Indonesia. Jurnal Brand, 2(1), 123–131.
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand
Bartlett, W., Bateman, M., & Vehovec, M. (2002). Small Enterprise Development in South-East Europe: Policies
for Sustainable Growth. In Small Enterprise Development in South-East Europe: Policies for Sustainable
Growth. https://doi.org/10.1007/978-1-4615-0959-2
BPS. (2018). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia per Agustus 2018. In Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia.
Büyüközkan, G., & Ilıcak, Ö. (2019). Integrated SWOT analysis with multiple preference relations: Selection of
strategic factors for social media. Kybernetes, 48(3). https://doi.org/10.1108/K-12-2017-0512
Cahyono, W. E., & Kunhadi, D. (2020). Strategi Pengembangan UKM Gethuk Pisang Guna Melestarikan
Makanan Tradisional. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 4(1).
https://doi.org/10.35194/jmtsi.v4i1.842
Chittithaworn, C., Islam, A., Keawchana, T., & Yusuf, D. H. M. (2011). Factors affecting business success of
small & medium enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science.
https://doi.org/10.5539/ass.v7n5p180
David, F. R. (2011). Strategic Management : Concepts and Cases (S. Yagan (ed.)). Prentice Hall.
Febriyantoro, M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean. JMD: Jurnal Riset Manajemen & Bisnis Dewantara.
https://doi.org/10.26533/jmd.v1i2.175
Fitriyani, Ika; Sudiyarti, Nining;, M. N. (2020). STRATEGI MANAJEMEN BISNIS PASCA PANDEMI
COVID-19. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities.
Hamza, L. M., & Agustien, D. (2019). Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Terhadap
Pendapatan Nasional Pada Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
49
https://doi.org/10.23960/jep.v8i2.45
Handika, M. R., Maradona, A. F., & Dharma, G. S. (2018). Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner Menggunakan
Influencer Melalui Media Sosial Instagram. Manajemen Dan Bisnis Undiknas.
Harrison, J. P. (2010). Strategic Planning and Swot Analysis. Essentials of Strategic Planning in Healthcare.
Hatta, I. H., Riskarini, D., & Ichwani, T. (2019). Business Development Strategy Model of SMEs Through
SWOT and EFE-IFE Analysis. Shirkah: Journal of Economics and Business, 3(1).
https://doi.org/10.22515/shirkah.v3i1.204
Hermanto, B. (2011). Bambang_Pengaruh Lokaasi Terhadap Kinerja UKM.pdf. Jurnal Aplikasi Manajemen,
9(3), 1050–1060. https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/388
Indriastuti, I., Affandi, M., & Indriani, Y. (2015). Strategi Pemasaran Berdasarkan Perilaku Pembelian Keripik
Pisang Di Kota Metro. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. https://doi.org/10.23960/jiia.v3i2.
Kementrian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM. Pusat
Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler & Armstrong, Principles of Marketing | Pearson. In Pearson.
Kusumastuti, A. D. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Eksistensi Bisnis Umkm Dalam
Mempertahankan Business Continuity Management (Bcm). Jurnal Administrasi Bisnis Fisipol Unmul,
8(3), 224–232. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/jadbis/article/view/4188
Lina, L. F., & Nani, D. A. (2020). Kekhawatiran Privasi Pada Kesuksesan Adopsi Fintech Menggunakan Model
Delone Dan Mclean. 27(1), 60–69. https://doi.org/https://doi.org/10.20884/1.jp.2020.27.01.2250
Lina, L. F., & Permatasari, B. (2020). Social Media Capabilities dalam Adopsi Media Sosial Guna
Meningkatkan Kinerja UMKM. Jembatan: Jurnal Ilmiah Manajemen, 17(2), 227–239.
https://doi.org/https://doi.org/10.29259/jmbt.v17i2.12455
Marhadi, Fitri, K., Pramadewi, A., & Rifqi, A. (2019). The influence of e-commerce applications in the micro
small medium entreprise with the technology acceptance model (tam) approach. International Journal of
Scientific and Technology Research.
Novia, C., Santoso, I., Soemarno, S., & Astuti, R. (2020). The strategy for improving the competitiveness of
SMEs apple chips in Malang Raya by using the concept of the house model. Food Research, 4(5).
https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(5).207
Nur, A., Rozmi, A., Nordin, A., & Bakar, M. I. A. (2018). The Perception of ICT Adoption in Small Medium
Enterprise : A SWOT Analysis. International Journal of Innovation and Business Strategy, 9(1), 69–79.
Phadermrod, B., Crowder, R. M., & Wills, G. B. (2019). Importance-Performance Analysis based SWOT
analysis. International Journal of Information Management.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.03.009
Purwaningsih, R., & Kusuma Damar, P. (2015). Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja usaha kecil
dan menengah (ukm) dengan metode structural equation modelling (studi kasus UKM berbasis industri
kreatif Kota Semarang). Journal Universitas Diponegoro.
Purwanto, I. (2006). Manajemen Strategi. Yrama Widya.
Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan
OCAI. In PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ratela, G., & Taroreh, R. (2016). Analisis Strategi Diferensiasi, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Di Rumah Kopi Cofee Island. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi. https://doi.org/10.35794/emba.v4i1.11636
Ravichandran, T. (2018). Exploring the relationships between IT competence, innovation capacity and
organizational agility. Journal of Strategic Information Systems. https://doi.org/10.1016/j.jsis.2017.07.002
Suci, Y. R., Tinggi, S., & Ekonomi, I. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultasi Ekonomi.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R&D). In
Metodelogi Penelitian.
Suparjo. (2016). Perumusan Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menegah Dengan Pendekatan SWOT Analisis
Untuk Meningkatkan Pemasaran ( Study Kasus UD Ryan Colection ). Jurnal Hasil Penelitian LPPM
Untag Surabaya, 01, No.01(Februari).
Suwarni, E., Sedyastuti, K., & Mirza, A. H. (2019). Peluang dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro pada
Era Ekonomi Digital. Ikraith Ekonomika.
Tocher, N., Oswald, S. L., Shook, C. L., & Adams, G. (2012). Entrepreneur political skill and new venture
performance: Extending the social competence perspective. Entrepreneurship and Regional Development.
https://doi.org/10.1080/08985626.2010.535856
UMKM, K. K. dan. (2018). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
50
Werastuti, D. N. S. (2014). Analisis Penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk Meningkatkan Kinerja
Pemasaran Umkm di Kabupaten Buleleng. Jurnal Manajemen & Akuntansi.
Wibowo, D. H., Arifin, Z., & Sunarti, . (2015). Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing
UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis.
Widharta, W. P., & Sugiharto, S. (2013). Penyusunan Strategi Dan Sistem Penjualan Dalam Rangka
Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra.
Widiyati, S., Wijayanto, E., & Prihartiningsih, P. (2018). Financial Literacy Model at Micro Small Medium
Entreprise (MSMEs). MIMBAR : Jurnal Sosial Dan Pembangunan.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v34i2.2914
Yulia, Pratiwi, F. D., & Astuti, R. P. (2019). The Strategic Architecture to Facilitate Small and Medium
Enterprise Growth “Raja Abon Makmur Lestari” Pangkal Pinang City. https://doi.org/10.2991/icoma-
18.2019.60
Yulia, Y., Bahtera, N. I., & Evahelda, E. (2019). SWOT Application in Marketing Strategy for Chicken Egg
Shredded in UKM “Raja Abon Makmur Lestari” in Pangkalpinang City. International Journal of
Advances in Social and Economics, 1(2). https://doi.org/10.33122/ijase.v1i2.43
Yuniarti, R., Rahman, A., & Choiri, M. (2014). STRATEGI PEMASARAN PADA UKM KERIPIK TEMPE
SANAN MALANG. Jurnal Teknik Industri, 14(2). https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol14.no2.174-185
Zimmerer, T. W., & Scarborough, N. M. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. In Salemba
Empat.
51
Submit Artikel pada Jurnal “Manajemen, Bisnis dan Akumtansi” (MbiA)
Terindeks Sinta 4
52
PENELITIAN INTERNAL
(NON DITLITABMAS)
CATATAN HARIAN
PENELITIAN TERAPAN
TIM PENGUSUL
53
CATATAN HARIAN KEGIATAN PENELITIAN
NIDN : 0022127001
Nama Ketua : Dr. Emi Suwarni, S.E,. M.Si
Nama Anggota : 1. Dr. Maidiana Astuti Handayani, S.E., M.Si
2. Marsa
3. Raka Septio Saputra
4. Tuti Alifiah
5. Evita Fitriani
54
5 9/9/2020 Survey Lapangan Tahap 2:
Wawancara dengan pemilik UMKM
Dokumen Pendukung:
- Foto Kegiatan
55
13 24-11-2020 Review Artikel untuk Jurnal JIBE
Dokumen Pendukung:
-Draf Manuskripk
56
Lampiran. Dokumentasi Meeting 1
57
Kegiatan Meeting 3
58
Lampiran: Kegiatan Wawancara dengan manajemen pada Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Bandar Lampung
59
Lampiran: Kegiatan Wawancara dengan pemilik UMKM
60