Bu Emi - Laporan Akhir Penelitian Internal 2020 - 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA


TAHUN PELAKSANAAN 2020

PENELITIAN TERAPAN

STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM BERBASIS


POTENSI DAN PELUANG DI MASA COVID 19
Tim

Dr. EMI SUWARNI, SE., M.Si NIDN. 0022127001


Dr. MAIDIANA ASTUTI H, SE., M.Si NIDN. 0225056903
MARSA NPM. 17411069
RAKA SEPTIO SAPUTRA NPM. 17411403
TUTI ALFIAH NPM. 17411399
EVITA FITRIANI NPM. 18411017

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
BANDARLAMPUNG
Semester Ganjil 2020/2021
Desember 2020

Dibiayai oleh:
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
Sesuai dengan Kontrak Penelitian TahunAnggaran 2020
No: 054/UTI/LPPM/E.1.1/VII/2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Potensi dan Peluang


di Masa Covid 19
Peneliti/Pelaksana
Nama Lengkap : Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si
Perguruan Tinggi : Universitas Teknokrat Indonesia
NIDN : 0022127001
Jabatan Fungsional : Lektor
Program Studi : Manajemen
Nomor HP : 08117894227
Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Anggota Peneliti (1)
Nama Lengkap : Dr. Maidiana Astuti Handayani, S.E., M.Si
NIDN : 0225056903
Program Studi : Manajemen
Anggota Peneliti (2)
Nama Lengkap :-
NIDN :-
Program Studi :-
Institusi Mitra (jika ada)
Nama Institusi Mitra :-
Alamat :-
Penanggung Jawab :-
Jml. Mahasiswa Terlibat :-
Waktu Pelaksanaan : Semester Ganjil 2020
Biaya Keseluruhan : Rp.5.000.000,-

Bandarlampung, 24-12-2020
Mengetahui,
Dekan FEB Ketua Peneliti,

Dewi Sukmasari, SE., M.SA., CA., Akt. Dr. Emi Suwarni, SE., M.Si

Menyetujui,
Ketua LPPM,

Dedi Darwis, S.Kom., M.Kom.

i
RINGKASAN

Terjadinya pandemik COVID 19 saat ini, mau tak mau berdampak terhadap berbagai
sektor ekonomi. Demikian juga pada keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di berbagai daerah di Indonesia. Di mana banyak UMKM yang mulai menutup
usahanya. Namun di sisi lain terdapat pula peluang usaha baru di masa COVID 19 ini. Dalam
hal ini diperlukan suatu upaya atau strategi pengembangan usaha yang tepat bagi UMKM
melalui pendekatan potensi dan peluang di masa covid 19 agar perkembangan dan
pertumbuhan UMKM semakin meningkat sehingga upaya untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan konsep dan strategi pengembangan UMKM berbasis potensi dan peluang di masa
COVID 19. Objek penelitian adalah unit-unit UMKM di Kota di Bandarlampung khususnya
UMKM produk ungulan daerah keripik pisang. Metode analisis yang akan digunakan adalah
analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini digunakan
untuk menyusun strategi pengembangan usaha dengan menggunakan pendekatan potensi dan
peluang di masa COVID 19. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan nilai matriks EFE
(External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) dapat diketahui posisi
pengembangan UMKM berada pada kuadran I. Dimana pada posisi ini UMKM strategi yang
digunakan adalah meningkatkan potensi dan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial
dalam pengembangan UMKM produk unggulan daerah keripik pisang. Hal ini cukup strategis
mengingat pada masa pandemi covid 19 masyarakat mengurangi untuk keluar rumah dan
cenderung banyak menggunakan media sosial dan teknologi informasi sebagai media untuk
beraktivitas.

Kata Kunci: UMKM, Potensi, Peluang, SWOT.

ii
PRAKATA

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan Syukur kehadirat allh SWT, akhirnya
Laporan Akhir Penelitian Hibah Penelitian Internal yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berbasis Potenis dan Peluang di Masa Covid 19” telah
selesai disusun. Laporan Akhir Penelitian ini merupakan salah satu kewajiban yang harus
disampaikan oleh peneliti setelah mendapatkan dana hibah dari Universitas Teknokrat
Indonesia dan Penelitian telah dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Selesainya penelitian dan laporan Akhir ini banyak mendapat bantuan dari rekan
sejawat, oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya, terutama rekan satu tim dalam penelitian ini, yaitu Dr. Maidiana Astuti
Handayani, M.Si. serta mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Marsa, Raka
Septio Saputra, Tuti Alfiah, Evita Fitriani yang telah ikut serta memberikan kontribusi yang
positif pada penelitian ini. Selanjutnya ucapan terima kasih ini saya sampaikan kepada Ketua
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Teknokrat Indonesia,
Bapak Dedi Darwis, S. Kom., M. Kom.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kami sampikan kepada Rektor Universitas
Teknokrat Indonesia Bapak Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE., MBA. Yang telah berkenan
mendanai penelitian ini. Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknokrat Indonesia, Ibu Dewi Sukmasari, SE., M.SA., CA.,
Akt. yang telah memberi izin dan memberikan motivasi kepada tim dalam proses penelitian
ini.
Hasil penelitian dan Laporan Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,
saya sangat menghargai kritikan dan saran untuk penyempurnaan penelitian dan Laporan
Akhir ini.
Akhirnya, atas segala bantuan dan masukannya, saya ucapkan terima kasih dan
semoga mendapatkan berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Bandarlampung,10 Desember 2020


Salam Takzim,

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... i


RINGKASAN............................................................................................................................. ii
PRAKATA ................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4
2.1 Penelitian Terkait ......................................................................................................... 4
2.2 Landasan Teori ............................................................................................................ 5
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................................................ 13
3.1 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 13
3.2 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 13
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................................................. 14
4.1 Tahapan Penelitian ..................................................................................................... 14
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI ................................................................ 17
5.1 Hasil Penelitian .......................................................................................................... 17
5.2 Luaran Yang Dicapai ................................................................................................. 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 29
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 32

iv
DAFTAR TABEL

 Matriks SWOT........................................................................................................20


 Luaran Penelitian.....................................................................................................26

v
DAFTAR GAMBAR

2.1. Matriks SWOT.........................................................................................................10


2.2. Skema Kuadran SWOT............................................................................................11

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Personalia dan penugasan Tim Peneliti..............................................................32


2. Biodata Ketua dan Anggota Tim........................................................................34
3. Bukti Submit Jurnal JIBE...................................................................................40
4. Lampiran Artikel JIBE........................................................................................41
5. Bukti Submit artikel MbiA.................................................................................52
6. Catatan Harian Penelitian...................................................................................53
7. Dokumentasi.......................................................................................................57

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


UMKM memiliki peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. UMKM
banyak berperan dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran baik secara langsung
maupun tidak langsung. UMKM memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan pasar, sehingga meskipun ditengah gejolak ekonomi UMKM tetap mampu
bertahan. Keberhasilan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian tidak perlu
diragukan lagi, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, ketangguhan dalam menghadapi pasang
surut pertumbuhan ekonomi maupun kemampuan memberi kontribusi pada GDP. Sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor ekonomi yang memiliki
ketangguhan luar biasa dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
1997.
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM)
menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terdapat 64.194.057 UMKM yang ada di Indonesua
(atau sekitar 99 persen dari total unit usaha) dan mempekerjakan 116.978.631 tenaga kerja
(atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja di sektor ekonomi) (KemenkopUKM, 2018)
Terjadinya pandemik COVID 19 saat ini, mau tak mau berdampak terhadap berbagai
sektor ekonomi. Demikian juga pada keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di Indonesia. Di mana dampak ini tidak saja pada aspek total produksi dan
perdagangan akan tetapi juga pada jumlah tenaga kerja yang terserap pada UMKM. Sebagai
industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Berkurangnya UMKM pada masa pandemi
Covid 19 ini menyebabkan banyak tenaga kerja yang harus kehilangan pekerjaan. Namun
demikian terdapat beberapa peluang usaha yang kemudian muncul sebagai akibat terjadinya
pandemic COVID 19 ini.
Peran UMKM sangat strategis dalam perekonomian, namun ketatnya kompetisi,
terutama menghadapi perusahaan besar dan pesaing modern lainnya telah menempatkan
UMKM dalam posisi yang tidak menguntungkan. Di Indonesia, sebagian besar UMKM
menjalankan usahanya dengan cara-cara tradisional, termasuk dalam produksi dan pemasaran.
Namun demikian, masalah yang dihadapi oleh UMKM sebenarnya bukanlah karena

1
ukurannya, tetapi lebih karena isolasi yang menghambat akses UMKM kepada pasar,
informasi, modal, keahlian, dan dukungan institusional (Werastuti, 2014).
Kondisi dunia usaha di Provinsi Lampung pada saat ini masih didominasi oleh Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMK). Dari hasil SE2016 Lanjutan (BPS, 2018) jumlah usaha ini
mencapai lebih dari 770 ribu usaha atau 99,17 persen dari total usaha nonpertanian di
Lampung. Usaha ini juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 1,67 juta orang atau
sekitar 87,81 persen dari total tenaga kerja nonpertanian. UMK terbukti tetap berdiri kokoh di
saat usaha-usaha besar lainnya berjatuhan. Keunggulan UMK dalam bertahan dari badai krisis
karena berbagai alasan. Pertama, umumnya UMK menghasilkan barang konsumsi dan jasa
yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, UMK tidak mengandalkan bahan baku
impor dan lebih memanfaatkan sumber daya lokal baik dari sisi sumber daya manusia, modal,
bahan baku, maupun peralatannya. Ketiga, umumnya bisnis UMK menggunakan modal relatif
rendah. Dengan keunggulan tersebut, UMK tidak begitu merasakan pengaruh krisis global
yang biasanya ditandai dengan penurunan nilai tukar rupiah.
Meskipun mempunyai banyak keunggulan, UMKM juga mempunyai banyak
keterbatasan sehingga usaha ini tidak mampu berkembang. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
diantaranya minimnya aksese perbankan; kemampuan dan pengetahuan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang masih rendah; pengelolaan usaha yang mesih sederhana; penggunaan
teknologi yang masih terbatas
Situasi pandemi COVID 19 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi untuk
menjaga ekistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlunya solusi jangka pendek untuk
membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamnya. Peluang diartikan, solusi jangka
pendek perlu dilanjutkan dengan solusi jangka panjang apalagi jika dikaitkan dengan era
industry 4.0 yang mensyaratkan ketersediaaan teknologi digital untuk mendukung aktivitas
ekonomi.
Dalam hal ini diperlukan suatu upaya atau strategi pengembangan usaha yang tepat
bagi UMKM melalui pendekatan potensi dan peluang di masa covid 19 agar perkembangan
dan pertumbuhan UMKM semakin meningkat sehingga upaya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumasan masalah dalam penelitian ini adalah “
Bagaimana Strategi Pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui pendekatan
potensi dan peluang di masa Covid 19 ?”

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, lingkup penelitian dibatasi hanaya pada aspek-aspek yang
berkaitan dengan pengembangan UMKM khususnya di wilayah kota Bandarlampung.
UMKM yang dimaksud di sini adalah UMKM yang menghasilkan produk unggulan daerah
yaitu keripik pisang.

3
BAB 2 ;v
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Mengenai UMKM


Penelitian mengenai UMKM telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Delmayuni (Delmayuni et al., 2017). Hasil penelitiannya
menunjukkan bahhwa, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempunyai potensi sangat
besar untuk kemajuan perekonomian Indonesia, karena tersebar diseluruh wilayah
Indonesia. Mensejahterahkan UMKM akan berdampak besar bagi perekonomian negara
indonesia. Penelitian mengenai strategi untuk meningkatkan daya saing Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Pangan di Kota Palembang ini dilakukan dengan menggunakan
analisis Strength, Weaknes, Opportunity, and Threats (SWOT) dan Analisis Hirarki Proses
(AHP).Sampel usaha UMKM Pangan di Palembang diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Berdasarkan SWOT dan AHP diperoleh hasil bahwa strategi prioritas
yang harus dilakukan oleh UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah
penggunaan peralatan yang lebih moderndalam proses produksiagar variasi makanan dapat
dibuat secara lebih efisien dan efektif; serta pemanfaatan manajemen modern agar
pengolahan UMKM dapat mencakup ekonomi lokal (dalam negeri) dan juga luar negeri.
Untuk itu kontribusi dan kerjasama yang baik antar pemerintah dan UMKM akan membuat
UMKM bisa melakukan perannya dengan baik dan menciptakan UMKM pangan yang
berdaya saing.
Peneliti lain yaitu R.Suci (Suci et al., 2019) . Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Perlunya evaluasi strategi dalam menghadapi pasar yang dinamis dapat mendukung suatu
organisasi untuk mampu berkompetisi, bahkan mampu memenangkan persaingan. Namun
UMKM walaupun memiliki fleksibilitas dan ketahanan yang tinggi dalam perekonomian,
beberapa keterbatasan seperti kapabilitas finansial dan sumber daya manusia membuat
UMKM harus dapat menentukan strategi yang tepat dalam meraih keunggulan kompetitif.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pengembangan kinerja sumber daya
manusia pada UMKM di Kota Malang melalu implementasti analisis SWOT (Strengths,
Weakneses, Opportunities, dan Threatments). Hasil menunjukkan indikator Strength yang
paling tinggi adalah S5 (Pelayanan) yaitu sebesar 4.20. Sementara itu, indikator Weakness
yang paling tinggi adalah W4 (Kualitas Sumber Daya Manusia), yaitu sebesar 3.20.

4
Kemudian indikator Opportunity yang paling tinggi adalah O1 (Oleh-oleh khas daerah) dan
O5 (Bahan Baku) yaitu sebesar 4. Sementara itu, indikator Threat yang paling tinggi adalah
T3 (Pesaing pendatang baru), yaitu sebesar 2.3. Kemudian untuk lokasi titik potong A, B, C,
dan D, yaitu titik E, berada kuadran I (Strategi agresif). Dengan demikian, analisis SWOT
terhadap UMKM di Kota Malang menunjukkan posisi yang bagus, sehingga dapat
diterapkan strategi SO.Kata kunci: SWOT, UMKM, strategi peningkatan kinerja.
Peneliti lain yaitu A. Amri (Amri, 2020) . Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Penurunan Omzet Pelaku UMKM dan koperasi akibat covid-a9 sangat signifikan Sejak
kemunculannya di akhir tahun 2019. Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang
terdampak oleh penyebaran virus ini. Lesunya sektor pariwisata memiliki efek domino
terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan
pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro
mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar
1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%.
Pengaruh virus COVID-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro
akan berada di angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77%
dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi
antara 0,5% hingga 0,8%. Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada
roda ekonomi termasuk pasar ritel. Karena virus corona, satu persatu pasar ritel modern,
skala besar, mikro, hingga kecil mulai mengalami penurunan penghasilan. Meskipun dengan
menghadirkan kemudahan berbelanja pada kenyataannya di era digital orang tetap enggan
dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau menggunakan aplikasi media.
Banyak keuntungan yang ditawarkan cara belanja online. Beberapa langkah untuk dapat
mempertahankan eksistensinya di pasar di era digital seperti, refokus pelanggan dan industri
rethinking, merancang strategi sosial dan digital dan mengembangkan kapabilitas organisasi.

2.3 Landasan Teori


2.3.1 UMKM
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha
Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

5
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.
Ciri-ciri Usaha Mikro, yaitu:
1. Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara
keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah
6. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keungan non bank
7. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor
Pokok Wajib pajak (NPWP).
UMKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian di Indonesia, terutama
berperan dalam menopang perekonomian masyarakat. UMKM sangat berperan dalam hal
penciptaan lapangan kerja, menciptakan unit kerja baru, dan menyerap tenaga kerja sehingga
pendapatan rumah tangga akan meningkat. Berdasarkan data dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) 2014 perkembangan UMKM ditunjukkan oleh peningkatan jumlah
UMKM sebesar 2,4 persen sehingga mencapai 56,5 juta unit usaha pada tahun 2012 dan

6
jumlah tenaga kerja UMKM juga meningkat sebesar 5,8 persen menjadi sekitar 107,7 juta
orang. Peningkatan jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar tercatat pada kelompok
usaha menengah, yaitu masing-masing 10,7 persen dan 14,7 persen. Sementara itu,
pertumbuhan unit usaha dan tenaga kerja usaha kecil juga terus meningkat. Namun
pengembangan kinerja usaha mikro masih membutuhkan kerja keras, hal ini penting
karena pertumbuhan unit usaha dan tenaga kerja yang rendah. Padahal usaha mikro
masih dominan yaitu 98,8 persen unit usaha dengan menampung 92,8 persen tenaga kerja.
Sejak tahun 2015 UMKM Indonesia harus siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi
ASEAN yang merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan UMKM. Di
lihat dari persaingan yang akan semakin tinggi, maka perlu strategi khusus bagi para pelaku
UMKM untuk mencari dan memafaatkan peluang yang ada sehingga akan menjadi unggul
dalam persaingan tersebut.

2.3.2 Strategi
Manajemen Strategi
Manajemen Strategi adalah “Suatu proses yang senantiasa berkesinambungan dan terus
berulang-ulang yang diarahkan kepada pemeliharaan suatu organisasi sebagai salah satu
kesatuan yang serasi dan seirama dengan lingkungannya demi tercapainya suatu keunggulan
bersaing yang berkelanjutan.(Purwanto, 2006)”. Dalam menentukan strategi beberapa hal
penting yang harus diperhatikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efisien.

Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi Persaingan Industri


Elemen-elemen yang secara langsung berpengaruh terhadap perusahaan antara lain
pesaing, nasabah dan pemasok. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada 5
(lima) kekuatan pokok persaingan antara lain (David.2002):
1. Ancaman pendatang baru
Dapat diartikan bahwa kemungkinan perusahaan memasuki suatu industri akan
dihadapkan pada dua faktor yaitu suatu hambatan memasuki industri (barriers to entry)
dan reaksi dari perusahaan yang sudah ada.
2. Ancaman produk pengganti

7
Ancaman produk pengganti akan menjadi kekuatan jika konsumen dihadapkan pada biaya
peralihan (switching cost) dan jika produk pengganti tersebut mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
3. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pada kondisi ini pembeli akan meminimumkan biaya dengan berusaha meminta kualitas
produk yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Kondisi
tersebut akan menyebabkan persaingan yang kuat di antara perusahaan yang ada dalam
suatu industri yang sama.
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara
menaikkan harga serta menurunkan kualitas produk yang dijualnya. Jika perusahaan tidak
dapat menutupi kenaikan biayanya melalui struktur harganya, maka kemampuan laba
perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan pemasok tersebut.
5. Persaingan di antara perusahaan dalam industry
Hal ini dapat terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau
melihat peluang untuk memperbaiki posisi.

2.3.3 Analisi SWOT


Alat analisis yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah
analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Threats) merupakan analisis mengenai
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan sehingga berdasarkan
analisi tersebut dapat diformulasi strategi yang tepat.
Strength (kekuatan) adalah faktor-faktor internal positif yang berperan terhadap
kemampuan mencapai misi, cita-cita, dan tujuan organisasi (Zimmerer, 2002). Definisi
tersebut menyiratkan bahwa perusahaan memiliki faktor-faktor yang mendukung perusahaan
untuk mencapai tujuan. Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui agar tidak keliru dalam
merancang strategi dalam mencapai visi perusahaan.
Weakness (kelemahan) adalah faktor internal negatif yang merintangi kemampuan
perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi (Zimmerer, 2002).
Kelemahan perusahaan hendaklah diminimalkan, karena bila kelemahan lebih dominan
daripada kekuatan, maka akan dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk bersaing dan
mengembangkan usaha.

8
Opportunity (Peluang) adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan perusahaan (Zimmerer,2002). Peluang
merupakan lingkungan perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat menghilangkan atau
menciptakan sebuah peluang. Perusahaan hanya dapat mencari informasi pengenai peluang
yang ada.
Threats (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar yang negatif yang merintangi
kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan perusahaan (Zimmere,
2002).
Hal penting bagi perusahaan adalah memiliki kekuatan yang relatif lebih besar
dibanding pesaing. Rangkuti (2001) menyatakan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi, analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threaths).
Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weaknesses
serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yng dihadapi. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor-faktor internal dan eksternal sehingga dari analisis tersebut
dapat diambil suatu keputusan strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus
diarahkan pada usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan,
memanfaatkan peluang-peluang, serta mengantisipasi ancaman.
Selanjutnya Rangkuti (Rangkuti, 2013) menyatakan bahwa proses penyusunan
perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis
dan tahap pengambilan keputusan. Tahap pengumpulan data merupakan suatu kegiatan
pengumpulan data tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis,
pada tahap ini data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Model yang
digunakan dalam tahap ini terdiri dari tiga yaitu matrik faktor strategi eksternal, matrik faktor
strategi internal dan matrik 6 profil kompetitif. Matrik faktor strategi ekternal akan diketahui
dengan menyusun EFAS (ekternal strategic factors analysis summary), sedangkan matrik
faktor strategi internal dapat diketahui dengan menyusun IFAS (internal strategic factors
analysis summary). Tahap Analisis dapat dimulai setelah faktor-faktor strategis diketahui
melalui EFAS dan IFAS, maka disusunlah matrik SWOT, seperti berikut :

9
Gambar 2.1
Matriks SWOT

Selanjutnya dari analisis SWOT kualitatif diatas akan dikembangkan secara pengangkaan
melalui perhitungan Analisis SWOT Model Balance Score Card agar diketahui secara pasti
posisi organisasi yang sesungguhnya. Hasil Model Balance Score Card kemudian
diaplikasikan pada kuadran-kuadran berikut ini.

Kuadran I (positif, positif)


Pada kuadran ini, nilai selisih antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
tantangan adalah positif. Posisi ini menandakan suatu organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi
prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

10
Gambar 2.2
Skema Kuadran SWOT

Kuadran II (positif, negatif)


Pada kuadran ini., nilai selisih antara kekuatan dan kelemahan adalah positif, akan
tetapi selisih nilai antara peluang dan tantangan adalah negatif. Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.
Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi

11
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan
untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

12
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melakukan analisis mendalam
mengenai Strategi pengembangan UMKM berbasis potensi dan peluang di masa COVID 19
di kota Bandarlampung. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu pedoman
atau rumusan dan konsep strategi pengembangan UMKM, dan hasil akhir yang diharapkan
adalah pedoman dan konsep tersebut dapat diterapkan pada UMKM di kota bandarlampung.

3.3 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian atau kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu hasil penelitian ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek yang diteliti yaitu
mengenai pengembangan usaha mikro kecil dan menengah berbasis potensi dan peluang di
masa COVID 19. Manfaat praktis yaitu penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dan bahan
pertimbangan, serta rekomendasi bagi para pembuat, pengambil dan pelaksana kebijakan pada
pemerintah Indonesia dan kota Bandarlampung pada khususnya, dalam penerapan strategi
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah dalam upaya meningkatkan pendapatan
masyarakat. Bagi UMKM bermanfaat untuk menjadi pedoman dalam pengembangan
usahanya.

13
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.2 Tahapan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan cara melakukan
pengamatan, wawancara dan dokumen. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan
semua fakta yang terkait dengan pengembangan UMKM dan strategi yang tepat dengan
mengunakan pendekatan potensi dan peluang di masa covid 19 di Kota Bandarlampung.
Penelitian dengan studi kasus, maka penelitian akan dibatasi oleh ruang lingkup sebagai
berikut:
1. Waktu, penelitian ini direncanakan dilakukan selama enam bulan dan dimulai pada
bulan Juli s.d Desember 2020.
2. Lokasi dibatasi UMKM di Kota Bandarlampung.
3. Masalah dibatasi pada unsur-unsur dan strategi pengembangan UMKM yang berbasis
potensi dan peluang di masa covid 19.

4.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalahPertama, data primer
yaitu data yang didapat dari responden dan sumber informan pertama yaitu individu atau
perseorangan seperti hasil angket dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer
ini berupa antara lain: angket dan catatan hasil wawancara, hasil observasi ke lapangan secara
langsung dalam bentuk catatan situasi dan kejadian, dan data-data mengenai responden dan
informan.
Kedua, data sekunder yaitu merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnuya dalam bentuk tabel-
tabel, diagram-diagram dan foto. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang
diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke lapangan. Data sekunder
tersebut antara lain berupa: data-data mengenai perkembangan UMKM di kota
Bandarlampung serta peraturan dan perundang-undangan terbaru yang berkaitan dengan
pengembangan UMKM saat ini.

14
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk kepentingan efektivitas dan efisiensi penelitian, maka metode pengumpulan data
yang akan dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth Interview) dan
penyebaran kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertentu yang harus diisi oleh
responden. Hasil wawancara dan penyebaran kuisoiner ini kemudian akan dilengkapi dengan
data sekunder yang berasal dari dokumen/publikasi/laporan, penelitian dari dinas/instansi
maupun sumber data lainnya yang menunjang.

4.5 Responden dan Informasi


Responden dalam penelitian adalah UMKM Kota Bandarlampung. Pada penelitian ini
untuk mendapatkan data diperoleh melalui informan. Dalam menentukan informan
pertimbangan adalah: (1) keakuratan dan validitas informasi yang diperoleh. Berdasarkan hal
ini maka jumlah informan sangat tergantung pada hasil yang dikehendaki. Bila mereka yang
menjadi informan adalah orang-orang yang benar-benar menguasai masalah yang diteliti,
maka informasi tersebut dijadikan bahan analisis; (2) Jumlah informan sangat bergantung
pada penelitian yang diajukan bila sudah terjawab dari 5 informan, maka jumlah tersebut
adalah jumlah yang tepat; (3) Peneliti diberi kewenangan dalam menentukan siapa saja yang
menjadi informan, bisa saja peneliti membuang informan yang dianggap tidak layak. Dalam
penelitian ini yang menjadi informan yaitu Kepala dinas Koperasi dan UMKM serta pelaku
UMKM itu sendiri terutama yang menjadi mitra penelitian.

4.6 Teknik Pengolahan dan Anisis Data


Untuk menganalisis penelitian ini, maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan informasi, melalui angket dan wawancara mendalam maupun observasi
langsung.
2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai
dengn masalah penelitian.
3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bias dalam bentuk tabel, ataupun
uraian penjelasan.

15
Untuk menganalisis strategi yang akan digunakan dalam pengembangan UMKM adalah
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan alat analisis untuk menyusun strategi
pengembangan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
oleh suatu usaha. Analisis ini digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mengenai
strategi pengembangan UMKM berbasis potensi dan peluang di masa covid 19.

16
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI

5.2 Hasil Penelitian


Merujuk pada konsep strategi pengembangan adalah suatu pola alokasi sumberdaya
yang memampukan organisasi memelihara bahkan meningkatkan kinerjanya (Julius et al.,
2016). Strategi yang baik adalah suatu strategi yang menetralisir ancaman/tantangan, dan
merebut peluang-peluang yang ada dengan memanfaatkn kekuatan yang tersedia serta
meniadakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada. Dalam
pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung masih
terdapat beberapa permasalahan seperti masalah terbatasnya permodalan, penyediaan bahan
baku pisang, terbatasnya sumberdaya manusia dan permasalahan dalam pemasaran produk.
Pada pembahasan ini strategi pengembangan UMKM produk unggulan daerah keripik
pisang berdasarkan potensi dan peluang akan dianalisis dengan menggunakan analisis
SWOT. Pada model analisis SWOT ini akan diketahui kondisi UMKM dan strategi yang
tepat untuk mengembangkannya. Selanjutnya peneliti akan membuat model tabel analisis
SWOT kualitatif untuk merancang strategi yang akan digunakan dalam pengembangan
UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung. Berikut ini skema
pemetaan peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan UMKM produk unggulan keripik
pisang di Kota Bandar Lampung:
Beberapa faktor yang merupakan kekuatan, yaitu kripik pisang merupakan Produk
unggulan yang merupakan makanan camilan khas daerah Lampung. Produk yang
ditawarkan merupakan produk yang berkualitas. Pemerintah mendorong usaha kecil untuk
meningkatkan kualitas produk dengan menyesuaikan produknya sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI-Standarisasi Nasional Indonesia). Halal adalah salah satu aspek
kualitas (Ab Talib & Hamid, 2014), terutama dalam produk makanan dan minuman, yang
dianggap di Indonesia, karena sebagian besar orang Indonesia adalah Muslim (Novia et al.,
2020). Rata-rata produk keripik pisang yang tawarkan UMKM ini sudah memiliki sertifkat
halal dan P-IRT.
Harga rata-rata produk keripik pisang adalah Rp. 15.000 per bungkus dengan berat
250 gram, harga ini terjangkau bagi pembeli. Bahan baku berupa pisang sangat mudah

17
diperoleh di daerah Lampung, karena pisang merupakan salah hasil pertanian yang menjadi
unggulan daerah. Faktor lokasi usaha mempunyai pengaruh langsung yang signifikan dan
positif terhadap strategi bisnis (Hermanto, 2011). Makin strategis lokasi usaha, akan
semakin mendukung implementasi strategi bisnis. Penentuan lokasi yang strategis sangat
mempengaruhi perkembangan usaha UMKM (Yulia et al., 2019).

Beberapa faktor yang menjadi kelemahan, yaitu


Modal masih terbatas. perkembangan UMKM umumnya masih mengalami berbagai
masalah dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan, Masalah yang hingga kini
masih menjadi kendala dalam pengembangan usaha UMKM adalah keterbatasan modal yang
dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan (Kementrian Perdagangan,
2013). Meskipun pada era Industri 4.0 ini telah menghasilkan banyak perubahan di bidang
industri, salah satunya FinTech sebagai inovasi di sektor keuangan. Namun kekhawatiran atas
kualitas informasi dan layanan secara online ini cukup memberikan dampak terhadap niat
pelaku UMKM untuk menggunakan fasilitas pinjaman online ini (Lina & Nani, 2020).
Kurangnya pemahaman dari pelaku UMKM tentang manajemen usaha; beberapa
permasalahan yang dihadapi UMKM selain permodalan adalah pengetahuan mengenai
pengelolaan usaha (Cahyono & Kunhadi, 2020). Sebagian besar UMKM belum terdaftar
dalam paguyuban/asosiasi usaha. Penting sekali membentuk asosiasi/serikat pengusaha usaha
untuk menjaga posisi tawar terhadap pemasok (Monique & Nasution, 2019).
Jalur distribusi dan pemasaran belum optimal hanya dipasarkan di sekitar kota.Pada
sistem pemasaran baru sedikit yang menggunakan teknologi informasi. Media sosial saat ini
sudah mulai dimanfaatkan oleh perusahan besar maupun UMKM. Namun, untuk UMKM,
strategi pemasaran dengan menggunakan media sosial masih belum merata. Beberapa faktor
pendorong UMKM menggunakan media sosial untuk mempromosikan produknya, antara lain
variabel compatibel, efektifitas biaya, dan interaktif (Lina & Permatasari, 2020)
Faktor Eksternal yang berasal dari luar UMKM yang berupa peluang dan ancaman.
Beberapa faktor yang menjadi peluang, yaitu jumlah tempat wisata di daerah Lampung;
Provinsi Lampung memiliki potensi wisata khususnya wiasata laut. Hal ini dikarenakan
Lampung sebagian besar memiliki kawasan pesisir yang memiliki potensi sebagai destinasi
wisata unggulan. Tempat wisatanya juga sangat mendukung dengan kondisi pantai yang
miring, atraksi lumba-lumba, terumbu karang, dan atraksi lainnya baik alam maupun buatan

18
(Abdillah, 2019). Hingga saat ini, kawasan Lampung masih menjadi destinasi utama
wisatawan lokal maupun domestik yang ingin menikmati suasana pantai, khususnya bagi
masyarakat sekitar Sumatera.
Menjadi salah satu makanan khas provinsi Lampung, keripik pisang selalu menjadi
incaran sebagai makanan oleh-oleh khas Lampung. Prospek bisnis keripik pisang di Provinsi
Lampung cukup baik. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi keripik pisang
di Indonesia. Keberadaan industri keripik pisang terus tumbuh dan menjadi salah satu
penyumbang pendapatan daerah dan tenaga kerja penyerap di Provinsi Lampung (Indriastuti
et al., 2015).
Sejalan dengan program pemerintah yang mendukung sepenuhnya peningkatan dan
pengembangan produk unggulan daerah. Dukungan pemerintah pusat dan daerah untuk
mengembangkan industri pariwisata menjadi peluang bagi pengembangan UMKM (Abdillah,
2019).
Berkembangnya media sosial dan internet untuk promosi dan penjualan.
Perkembangan media sosial dan internet untuk promosi dan penjualan, menjadi peluang besar
bagi mengembangkan usaha mikro di era ekonomi digital ini (Suwarni et al., 2019)
Faktor yang menjadi ancaman dalam pengembangan UMKM ini adalah
Adanya persaingan pada industri keripik;
1. Kenaikan Harga Bahan baku; Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sektor perdagangan
saat ini dihadapkan pada masalah penurunan penjualan, kesulitan dalam mendapatkan
bahan baku, menghambat produksi dan distribusi, kesulitan modal, kurangnya
pengetahuan teknologi informasi dan kendala jaringan bisnis (Fitriyani, Ika; Sudiyarti,
Nining;, 2020).
2. Prosedur untuk mendapatkan pendanaan bank masih rumit;
3. Sistem distribusi terhambat sejak adanya pandemi covid 19;
4. Penurunan Omzet UMKM akibat covid-19 sangat signifikan Sejak kemunculannya
pada akhir 2019(Amri, 2020);
5. Berkurangnya wisatawan yang berkunjung sejak adanya pandemi covid 19 menjadi
ancaman bagi perkembangan UMKM.Sektor pariwisata adalah sektor yang paling
terdampak covid-19. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan
salah satu yang terdampak di sektor pariwisata adalah Usaha Mikro, Kecil dan

19
Menengah (UMKM) khususnya pada unit usaha makanan dan minuman (Kusumastuti,
2020)
Dari hasil pemetaan tersebut, maka dibuatlah matrik SWOT untuk mengetahui posisi
UMKM produk unggulan daerah keripik pisang dengan memberikan pembobotan pada
setiap komponen. Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini.
Tabel 5.1. Martiks SWOT
No
KEKUATAN Bobot Rating Bobot x Rating
.
Banyaknya tempat
1. 0,1290
wisata di daerah 4 0,516129
Lampung;
2. Produk sudah
memiliki sertifikat
0,09677 4 0,387097
produk halal dan
P-IRT;
3. Harga produk
yang mampu
bersaing pada 0,09677 3 0,290323
produk-produk
sejenis;
4. Bahan baku
0,09677 3 0,29032
mudah diperoleh;
5. Lokasi strategis. 0,12903 4 0,51612
Total 2
No KELEMAHAN Bobot Rating
Bobot x Rating
.
Modal masih
1. 0,09677 2 0,19354
terbatas.
2. Kurangnya
pemahaman dari
pelaku UMKM 2 0,129032
0,06451
tentang
manajemen usaha;
3. Sebagian besar 0,06451 3 0,193548

20
UMKM belum
terdaftar dalam
paguyuban/asosias
i usaha ;
4. Jalur distribusi dan
pemasaran belum
optimal hanya 3 0,290323
0,09677
dipasarkan di
sekitar kota;
5. Baru sedikit yang
sudah
menggunakan
teknologi 0,12903 3 0,387097
informasi untuk
promosi
penjualan.
Total 1,193548
No PELUANG Bobot Rating Bobot x Rating
.
1. Banyaknya tempat
wisata di daerah 0,129032 4 0,516129
Lampung;
2. Prospek usaha
kripik pisang 0,096774 3 0,290323
cukup baik;
3. Tingginya minat
masyarakat untuk
belanja oleh-oleh 0,096774 4 0,387097
keripik khas
daerah;
4. Program
pemerintah dalam 0,096774 4 0,387097
mendukung

21
produk unggulan
daerah ;
5. Berkembangnya
media sosial dan
internet untuk 0,129032 4 0,516129
promosi dan
penjualan.
Total 2,096774
No ANCAMAN Bobot Rating Bobot x Rating
.
1. Adanya
persaingan pada 0,064516 2 0,129032
industri keripik;
2. Kenaikan Harga
0,064516 2 0,129032
Bahan baku;
3. Prosedur untuk
mendapatkan
0,096774 2 0,193548
pendanaan bank
masih rumit;
4. Sistem distribusi
terhambat sejak
0,129032 3 0,387097
adanya pandemi
covid 19;
5. Berkurangnya
wisatawan yang
berkunjung sejak 0,096774 3 0,290323
adanya pandemi
covid 19;
Total 1,129032

Berdasarkan dari hasil analisis SWOT dengan pendekatan Score Card dapat
menunjukkan letak keberadaan UMKM produk unggulan kripik pisang. Dari hasil
pembobotan berdasarkan butir-butir SWOT tersebut, maka dapat diperoleh nilai yang

22
menggambarkan posisi UMKM berada. Nilai X diperoleh dari faktor internal yang merupakan
selisih antara kekuatan dan kelemahan. Nilai Y diperoleh dari faktor eksternal yang
merupakan selisih antara peluang dan tantangan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai X = 2 – 1.193548 = 0.806452 dan nilai
Y = 2.096774 – 1.129032 = 0.967742. Hasil ini menunujukkan posisi UMKM produk
unggulan keripik pisang berada pada kuadran positif yaitu kuadran satu. Posisi tersebut
menunjukkan suatu posisi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan
pada industri yang berada pada posisi ini adalah Progresif. Hal ini memberi arti bahwa
organisasi dalam hal ini adalah UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Selanjutnya, dengan melihat data diatas, maka strategi yang tepat dalam
pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung adalah
Strategi SO (Strength and Opportunity). Pada strategi SO (Strengh and Opportunity)
berdasarkan perumusan matrik kualitatif analisis SWOT yang telah dilakukan, maka
terdapat empat strategi progresif dalam pengembangan UMKM produk unggulan keripik
pisang di Kota Bandar Lampung, sebagai berikut:
1) Lokasi yang strategis
Lokasi merupakan letak atau tempat dimana suatu usaha tersebut dijalankan. Menurut Kotler
(Kotler & Armstrong, 2018) “Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai
dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya.Lokasi sangat
mempengaruhi angka penjualan pada UMKM produk unggulan keripik pisang di kota
Bandarlampung. Semakin dekat dengan jalan poros maka semakin besar peluang suatu usaha
untuk dapat berkembang.

2) Memaksimalkan Dukungan Pemerintah pada pengembangan UMKM dan produk


unggulan daerah
Pemerintah juga ikut bertanggungjawab dalam keberlangsungan usaha mikro kecil dan
menengah. Hal ini sejalan dengan beberapa pendapat para ahli, seperti yang dikemukakan
oleh David (David, 2011) bahwa pengembangan UMKM pada hakikatnya merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Permasalahan mengenai

23
permodalan merupakan masalah umum yang dihadapi oleh kebanyakan UMKM di
Indonesia. Namun demikian telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalan
hal memperkuat permodalan pada UMKM. Kemudahan dalam memperoleh bantuan
modal dapat berupa kemudahan-kemudahan dalam pengajuan memperoleh Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Namun pada kenyataannya masih banyak UMKM yang belum dapat
memahami dan mengikuti prosedur untuk mengajukan pendanaan tersebut.
3) Melakukan inovasi dan variasi produk
Banyaknya kompetitor yang bermunculan mendorong perlunya sebuah inovasi dan
variasi produk. Hal ini diperlukan guna memaksimalkan penjualan dan menarik perhatian
pelanggan. Inovasi ini diantaranya adalah dengan menambah ragam variasi produk yang
ditawarkan.
4) Pemanfaatan teknologi informasi dan sosial media dalam melakukan promosi dan
penjualan yang intensif
Dalam lingkungan yang menantang dan kompetitif saat ini, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) penting untuk diadopsi dalam melakukan kegiatan usaha khususnya di
Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM). Integrasi TIK dalam kegiatan UMKM
membantu pemilik usaha untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus mampu
mengelola bisnis dengan cara yang tepat. Adopsi TIK membantu meningkatkan kinerja
bisnis perusahaan terutama dalam mengelola operasi sehari-hari dan untuk
mempertahankan bisnis. Keterbatasan pengetahuan dan modal rendah untuk infrastruktur
TIK adalah salah satu alasan untuk membuat adopsi di TIK sulit (Nur et al., 2018).
Dengan melakukan promosi lebih agresif melalui pemanfaat teknologi informasi, UMKM
produk unggulan keripik pisang bisa mengatasi kelemahan jalur distribusi yang belum
optimal, juga kelemahan belum dilakukannya promosi dengan menggunakan teknologi
informasi. Sehingga dengan dilakukannya promosi akan lebih memaksimalkan
pengembangan usaha selain memanfaatkan potensi lokasi yang startegis. Berkembangnya
promosi penjualan melaui media sosia saat ini merupakan suatu peluang yang harus
dimanfaatkan. Penggunaan media sosial dan internet dalam hal promosi dan penjualan ini
juga merupakan suatu hal yang menjadi salah satu alternatif solusi pada masa pandemi
ini. Selain menggunakan website, penggunaan sosial media juga sangat membantu dalam
mempromosikan produk. Saat ini selain facebook, penggunaan grup whatsapp serta

24
instragram merupakan media yang cukup strategis sebagai sarana dalam mempromosikan
produk khususnya produk unggulan daerah keripik pisang.
Dari empat strategi pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di
Kota Bandarlampung diatas, maka harapannya UMKM produk unggulan keripik pisang
akan berkembang dengan dan terus bertahan pada masa pandemic covid 19 ini. Penciptaan
iklim pengembangan UMKM dan produk unggulan juga sebgai salah satu bentuk
dukungan terhadapat pembangunan daerah. Sebagaimana yang diharapkan pemerintah
kota Bandarlampung pada rencana pembangunan ekonominya, salah satunya adalah
pengembangan sektor pariwisata dan industri kecil dan menengah.

5.3 Peran pemerintah dalam pengembangan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah
(UMKM).
Peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah merupakan
salah satu syarat mutlak dalam era otonomi daerah. Pemerintah dalam hal ini adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan mempunyai peran sebagaimana yang telah diemban dalam
tugas pokok dan fungsinya. Terkait dengan pengembangan UMKM produk unggulan
keripik pisang di Kota Bandarlampung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai
peran terhadap pengembangan industri keripik pisang yaitu berupa fasilitas seperti
pembinaan atau pelatihan pengembangan pemasaran dengan menggunakan teknologi
informasi dan pengembangan produk.
Dalam konteks peranan pemerintah daerah, peranan ini merupakan bentuk dukungan
pemerintah daerah terhadap suatu kebijakan pembangunan yang bersifat
partisipatif. Hal ini sangat penting, karena Pemerintah Daerah adalah instansi
pemerintah yang paling mengenal potensi daerah dan juga mengenal kebutuhan rakyat
setempat .
Sehubungan dengan hal ini, pemerintah kota Bandarlampung melihat bahwa industri
produk unggulan daerah keripik pisang ini merupakan potensi daerah yang harus
dikembangkan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Bandar Lampung banyak
melakukan upaya untuk mendukung perkembangan usaha produk unggulan daerah keripik
pisang ini. Dalam tugas pokok dan fungsinya yang dijabarkan pada rencana kerja jangka
menengah yaitu meningkatkan industri pariwisata dan pertumbuhan UMKM khususnya
produk unggulan daerah. Hal yang diupayakan pemerintah antara lain adalah

25
mempermudah pengurusan ijin usaha dan sertifikasi–sertifikasi produk UMKM.

5.4 Luaran Yang Dicapai


Luaran penelitian yang ditargetkan dari hasil penelitin ini dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut
ini:
Tabel 5.2. Luaran Penelitian
Jenis Luaran Luaran yang ditargetkan Keterangan
Metode Metode Pengembangan Sosialisasi ke UMKM
UMKM
Publikasi artikel Publikasi artikel di Jurnal Submit paper
“Journal of Innovation in
Business & Economics
(JIBE)
Indexed by Sinta 2
RistekBRIN
Publikasi Artikel Publikasi artikel di Jurnal Submit paper
Manajemen Bisnis dan
Akuntansi (MbiA)
Indexed by Sinta 4
RistekBrin

26
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Kesimpulan
1. Pada pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung permasalahan permodalan, sumberdaya manusia, serta faktor
pemasaran produk masih menjadi permasalahan perlu diperhatikan. Berdasarkan
hasil dari analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Treaths) dengan
pendekatan score card, dapat diketahui bahwa hasil perumusan terkait strategi
pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota Bandarlampung
berada pada kuadran pertama.
2. Berada pada Kuadran pertama berarti UMKM produk unggulan daerah keripik
pisang ini masih mempunyai peluang besar untuk dikembangkan dan organisasinya
dalam kondisi cukup prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan masih besar peluang untuk
meraih kemajuan secara maksimal. Oleh karenanya strategi yang tepat dalam
pengembangan UMKM produk unggulan daerah keripik pisang ini adalah strategi
SO (Strenght and Opportunity). Strategi ini masih memungkinkan untuk diterapkan
meskipun dalam masa pandemik seperti sekarang ini.
3. Keberhasilan pengembangan UMKM produk unggulan keripik pisang di Kota
Bandarlampung tidak lepas dari peran pemerintah dalam hal ini adalah Dinas
Koperasi dan UMKM Bandar Lampung, serta Perindustrian dan Perdagangan kota
Bandarlampung dan para stakeholder.

6.3 Saran
1. Program-program pendampingan dan pelatihan untuk UMKM dalam menggunakan
teknologi informasi sebagai sarana mengembangkan usaha akan sangat bermanfaat
terlebih bila dilakukan secara intensif.
2. Memberikan kesadaran akan potensi teknologi informasi dan sosial media dalam
mendukung proses bisnis. Dengan meningkatnya kesadaran akan potensi dukungnan
teknologi informasi dalam meningkatkan pengembangan bisnis ini, maka akan
memperlancar proses adopsi teknologi infformasi di kalanagan pelaku usaha UMKM.

27
3. Pelatihan pengembangan inovasi dan differensiasi produk kepada UMKM akan
banyak memberikan pengayaan ide dan pengembangan produk yang dihasilkan
UMKM.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ab Talib, M. S., & Hamid, A. B. A. (2014). Halal logistics in Malaysia: A SWOT analysis.
Journal of Islamic Marketing, 5(3). https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2013-0018
Abdillah, D. (2019). Pantai Teluk Lampung Marine Tourism Development In Lampung
Coastal Bay. 45–65.
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/old_all/03_ JDP_
03 WISATA BAHARI_ DARIUSMAN(1).pdf
Amri, A. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap UMKM Di Indonesia. Jurnal Brand, 2(1),
123–131. https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand
Cahyono, W. E., & Kunhadi, D. (2020). Strategi Pengembangan UKM Gethuk Pisang Guna
Melestarikan Makanan Tradisional. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 4(1).
https://doi.org/10.35194/jmtsi.v4i1.842
David, F. R. (2011). Strategic Management : Concepts and Cases (S. Yagan (ed.)). Prentice
Hall.
Delmayuni, Hubies, M., & Cahyadi Eko, R. (2017). STRATEGI PENINGKATAN DAYA
SAING UMKM PANGAN DI PALEMBANG Strategies to Increase the
Competitiveness of Food’s Small Medium Enterprises (SMEs) in Palembang. Buletin
Ilmiah Litbang Perdagangan, 11(N01).
Fitriyani, Ika; Sudiyarti, Nining;, M. N. (2020). STRATEGI MANAJEMEN BISNIS PASCA
PANDEMI COVID-19. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities.
Hermanto, B. (2011). Bambang_Pengaruh Lokaasi Terhadap Kinerja UKM.pdf. Jurnal
Aplikasi Manajemen, 9(3), 1050–1060.
https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/388
Indriastuti, I., Affandi, M., & Indriani, Y. (2015). Strategi Pemasaran Berdasarkan Perilaku
Pembelian Keripik Pisang Di Kota Metro. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis.
https://doi.org/10.23960/jiia.v3i2.
Julius, A., Agbolade, K., & Johnson, O. (2016). Strategic Management and Small and
Medium Enterprises (SMEs) Development: A Review of Literature. International
Review of Management and Business Research, 5(1).
Kementrian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam

29
Pengembangan UMKM. Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler & Armstrong, Principles of Marketing |
Pearson. In Pearson.
Kusumastuti, A. D. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Eksistensi Bisnis Umkm
Dalam Mempertahankan Business Continuity Management (Bcm). Jurnal Administrasi
Bisnis Fisipol Unmul, 8(3), 224–232. http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/jadbis/article/view/4188
Lina, L. F., & Nani, D. A. (2020). Kekhawatiran Privasi Pada Kesuksesan Adopsi Fintech
Menggunakan Model Delone Dan Mclean. 27(1), 60–69.
https://doi.org/https://doi.org/10.20884/1.jp.2020.27.01.2250
Lina, L. F., & Permatasari, B. (2020). Social Media Capabilities dalam Adopsi Media Sosial
Guna Meningkatkan Kinerja UMKM. Jembatan: Jurnal Ilmiah Manajemen, 17(2), 227–
239. https://doi.org/https://doi.org/10.29259/jmbt.v17i2.12455
Monique, E. P., & Nasution, S. (2019). ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
USAHA TAHU TEGUH PRIBADI DI BENGKULU TENGAH. EKOMBIS REVIEW:
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 7(2). https://doi.org/10.37676/ekombis.v7i2.824
Novia, C., Santoso, I., Soemarno, S., & Astuti, R. (2020). The strategy for improving the
competitiveness of SMEs apple chips in Malang Raya by using the concept of the house
model. Food Research, 4(5). https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(5).207
Nur, A., Rozmi, A., Nordin, A., & Bakar, M. I. A. (2018). The Perception of ICT Adoption in
Small Medium Enterprise : A SWOT Analysis. International Journal of Innovation and
Business Strategy, 9(1), 69–79.
Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI. In PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Suci, R. P., Hermawati, A., & Suwarta, S. (2019). PENTINGNYA ANALISIS SWOT
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SDM (Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Malang). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, 5(2).
https://doi.org/10.35906/jm001.v5i2.369
Suwarni, E., Sedyastuti, K., & Mirza, A. H. (2019). Peluang dan Hambatan Pengembangan
Usaha Mikro pada Era Ekonomi Digital. Ikraith Ekonomika.
Yulia, Y., Bahtera, N. I., & Evahelda, E. (2019). SWOT Application in Marketing Strategy

30
for Chicken Egg Shredded in UKM “Raja Abon Makmur Lestari” in Pangkalpinang
City. International Journal of Advances in Social and Economics, 1(2).
https://doi.org/10.33122/ijase.v1i2.43

31
LAMPIRAN 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama dan Instansi Bidang Alokasi Uraian Tugas


Gelar Asal Keahlian Waktu
Akademik/ Jam/
NIDN minggu
1. Dr. Emi Universitas Ekonomi 10 Memimpin tim
Suwarni, SE, Teknokrat Pembangunan dalam setiap
M.Si Indonesia kegiatan dari
NIDN. perencanaan,
0022127001 pelaksanaan, dan
evaluasi, pencarian
data, termasuk
seminar dan
penyusunan
laporan penelitian
dan artikel ilmah.
2 Dr. Maidiana Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Astuti Teknokrat ketua tim dalam
NIDN. Indonesia bidang penelusuran
0225056903 pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data, serta
mengurus
penerbitan artikel
ilmiah
3. Marsa Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data.
4. Raka Septio Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Saputra Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,

32
analisis data.
5. Tuti Alfiah Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data.
6. Evita Fitriani Universitas Manajemen 10 Membantu tugas
Teknokrat ketua tim dalam
Indonesia bidang penelusuran
pustaka,
penyusunan
naskah, pencarian
data, administrasi,
penggunaan dana,
analisis data.

33
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
2.1 Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Emi Suwarni, SE., M.Si

2. Jenis Kelamin P

3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP/NIK/Identitas lainnya 197012222005012003

5. NIDN 0022127001

6. Tempat dan Tanggal Lahir Palembang, 22 Desember 1970

7. Alamat e-mail [email protected]

8. Nomor Telepon/Hp - / Hp. 08117894227

1. Pengantar Ekonomi Mikro

9. Mata Kuliah yg Diampu 2. Pengantar Ekonomi Makro

3. Metodologi Penelitian

4. Perekonomian Indonesia

5. Ekonomi Managerial

B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml
(Juta Rp)
1 2007 Identifikasi Pusat pertumbuhan di LPPM
Kabupaten Ogan Ilir Universitas Bina 5 Juta
Darma

2 2008 Analisis dan Identifikasi Pusat Kopertis


Pertumbuhan dan daerah Hinterland di Wilayah II 15 Juta
kabupaten Ogan Komering Ulu
3 2014 Model Penurunan Kemiskinan Untuk Hibah 50 Juta
mencapai Pertumbuhan Inklusif Fundamental

34
4 2017- Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Hibah Penelitian 233 Juta
2018 Menengah Berbasis Teknologi Informasi Terapan
dalam Upaya Menurunkan Tingkat Unggulan
Kemiskinan Perguruan Tinggi

C. Pengalaman Publikasi Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal
Nomor/Tahun
Pertumbuhan dan Volume 9/ No.1/ Jurnal Ekonomi
1. Ketimpangan (Suatu Tinjauan Juni 2011 Pembangunan, ,
Hipotesis Kuznets) Universitas
Sriwijaya,
Palembang
2. Model Penurunan Volume:6 Jurnal ekonomi
Kemiskinan dan Nomor:2 Pembangunan,
Ketimpangan untuk Mencapai November 2015 Bappeda, Aceh.
Pertumbuhan Inklusif
3. Peluang dan Hambatan Volume 2; No. 2 IKRAITH
Pengembangan Usaha Mikro Juli 2019 Ekonomika,
pada Era Ekonomi Digital Universitas Persada
Indonesia, Jakarta

D. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar


Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1 Seminar Nasional Peran Pariwisata Terhadap Perekonomian
Pariwisata Hijau dan Dalam Upaya Mengurangi Kemiskinan di Mataram, 16-17
Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan November 2013
Ekonomi
2 Seminar Nasional
Kontribusi Penelitian Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Yogyakarta, 20-21
dan PPM dalam Terhadap Kemiskinan di Indonesia April 2014
Menghasilkan Insan
Humanis dan
Profesional

35
3 International Economic Growth and Income Inequality
Conferencre on Bali, 25-26 Juni
Business, Economics 2014
and Social Sciences

4 Seminar Nasional Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Bali, 21-24


Riset Inovatif Kesejahteraan Nopember 2014

5 Seminar Nasional Pengmbangan UMKM Tenun Songket Bandung, 25-26


Penelitian dan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Oktober 2017
Pengabdian Masyarakat Kota Palembang
Masyarakat
th
6 11 International Infrastructure Development and Bali Jan, 12-13
Conference on Competitiveness of MSMEs as Trigger to 2018
Management, Law, Increase the Economy of Palembang City
Economics and
Interdisiplinary
Studies (MLEIS-18)

7 Seminar Nasional Pra Strategi Pengembangan Investasi Dalam Bandung, 17


Kongres Ikatan Upaya Peningkatan Ekonomi Daerah Di Agustus 2018
Sarjana Ekonomi Kabupaten Empat Lawang
Indonesia 2018
8. The 2nd Annual Human Resources Competency at Micro, Malang, Indonesia
Conference on Social Small And Medium Enterprises in on November 28th
Science and Palembang Songket Industry 2020
Humanities
(ANCOSH) 2020

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya, untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal (Non Ditlitabmas)

Bandarlampung, 9 Juni 2020


Ketua,

Dr. Emi Suwarni, SE., M.Si


NIDN. 0022127001

36
2.2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan Dr.Maidiana Astuti Handayani


gelar)

2. Jenis Kelamin P

3. Jabatan Fungsional

4. NIK 021170802

5. NIDN 0225056903

6. Tempat dan Tanggal Lahir Bandarlampung, 25 Mei 1969

7. Alamat e-mail [email protected]

8. Nomor Telepon/Hp - /085383931999

1. Metodologi Penelitian

9. Mata Kuliah yg Diampu 2. Perencanaan SDM

3. Pengantar Ekonomi Makro

4. Pengantar Ekonomi Mikro

B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jumlah (Juta
Rp)
1 2017 Analysis Occupational change and earning Mandiri 3 Juta
Hotel’s worker in Palembang Shouth
Sumatra

2 2017 Mobilitas Pekerjaan dan Pengaruhnya Mandiri 3 Juta


terhadap Pendapatan

3 2017 Analisis Kinerja Perusahaan Industri Mandiri 3 Juta


Otomotif Tahun 2014-2018
4 2019 Implementasi SIA pada Instansi Pemerintah Mandiri 5 Juta
di Sumatera Selatan

37
5 2019 The Effect of Emotional Intelegence, Mandiri 5 Juta
Intellectual Intelegence, Self Control and
Motivation Student of Accountig Class to
Learn The Level Understanding
Accounting Intruduction to Accounting 1
and 2

C. Pengalaman Publikasi Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal
Nomor/Tahun
1. Analysis Occupational International
change and earning Hotel’s 2017 Journal Scientific
worker in Palembang Shouth Report Publikation
Sumatra
2. Mobilitas Pekerjaan dan National
Pengaruhnya terhadap 2017 Conference on
Pendapatan Mnagement and
Business
3. Analisis Kinerja Perusahaan Prosiding FEB,
Industri Otomotif Tahun 2017 Universitas
2014-2018 Teknokrat Indonesia
4. Implementasi SIA pada Technobiz:
Instansi Pemerintah di 2019 International
Sumatera Selatan Journal of Business
Vol,2 No.1
5. The Effect of Emotional International
Intelegence, Intellectual Conference on
Intelegence, Self Control and 2019 Business,
Motivation Student of Accounting, Supply
Accountig Class to Learn The Chain, and Logistics
Level Understanding (ICBAL)
Accounting Intruduction to
Accounting 1 and 2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya, untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal (Non Ditlitabmas)

38
Bandarlampung, 9 Juni 2020

Anggota,

Dr. Maidiana Astuti, SE., M.Si


NIDN. 0225056903

39
Submit Artikel pada “Journal of Innovation in Business & Economics” (JIBE)

Terindeks Sinta 2

40
Journal of Innovation in Business and Economics
Vol.03 No. xx June 2019 Page xx
P-ISSN: 2580-9431E-ISSN: 2581-2025 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jibe

Received:xx-xx-20xx | xx-xx-20xx| xx-xx-20xx

Micro, Small And Medium Enterprises


Development In An Effort To Strengthen The
Economy To The People During The Covid-19
Pandemic
Emi Suwarni1, Maidiana Astuti Handayani2
Universitas Teknokrat Indonesia, Bandarlampung, Indonesia1,2

Abstract
The current COVID 19 pandemic has an impact on various sectors of the economy. Similarly, the existence of Micro, Small,
and Medium Enterprises (MSMEs) in Indonesia. As an industry that absorbs a lot of labor, the reduction of MSMEs during
the Covid 19 pandemic causes many workers to lose their jobs. However, there are several business opportunities that later
emerged as a result of the COVID 19 pandemic. This study aims to find the concept and strategy of developing MSMEs
based on potential and opportunities in the period of covid-19. The research object is the MSME unit in Bandarlampung City,
especially msme banana chips. This study used qualitative descriptive analysis with SWOT analysis. Based on the results of
SWOT analysis and evaluation of external and Internal factors it is known that the position of MSMEs is in quadrant I.
Where in this position the strategy of developing MSMEs is to increase the potential and take advantage of opportunities.
One of the strategies is the utilization of information technology and social media in the development of MSMEs of the
region's flagship banana chips products. This is quite strategic considering that during the covid-19 pandemic people are
reduced to getting out of the house and tend to use social media and information technology as media. The results of this
research are expected to be useful as a consideration for MSMEs to develop their businesses even during the covid 19
pandemic. Likewise, for the government to actively socialize the use of digital media for MSMEs so that MSME
development will increase. The limitation of this research is that it has not quantitatively calculated the role of social media
and information technology in MSME development. This could be an opportunity for further research.

Keywords: MSMEs; Opportunities; Potentials; SWOT analysis

Introduction
Micro Small and Medium Enterprises have an important role to play in the economic structure of
Indonesia. MSMEs play a large role in alleviating poverty and unemployment. MSMEs have a high degree of
flexibility in the face of market changes, so even in the midst of economic turmoil MSMEs are still able to
survive. The success of MSMEs as the backbone of the economy is unquestionable, both in terms of labor
absorption and the ability to contribute to GDP. This has been proven at a time when Indonesia faced an
economic crisis in 1997(Suci et al., 2017). After the economic crisis in 1997-1998 the number of MSMEs did not
decrease, it increased steadily, even able to absorb 85 million to 107 million workers until 2012 (Hamza &
Agustien, 2019).
Data from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (UMKM, 2018) shows that in
2018 there were 64,194,057 MSMEs in Indonesia (or about 99 percent of the total business units) and employed
116,978,631 workers (or about 97 percent of the total workforce in the economic sector) (UMKM, 2018)
The current COVID 19 pandemic will inevitably have an impact on various sectors of the economy.
Similarly, the existence of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Indonesia. Where this impact is
not only on the total production and trade aspects but also on the amount of labor absorbed in MSMEs. As an
industry that absorbs a lot of labor. The reduction of MSMEs during the Covid-19 pandemic caused many
workers to lose their jobs. The decrease in turnover of MSMEs and cooperatives due to covid 19 is very
significant since its appearance at the end of 2019. The tourism industry is one of the industries affected by the

1
[email protected]
2
[email protected]

41
spread of this virus. Reduced activities in the tourism sector have a domino effect on the MSME sector. Based
on data processed by P2E LIPI, the impact of tourism decline on MSMEs engaged in micro food and beverage
business reached 27% (Amri, 2020).
However, there are several business opportunities that then arise as a result of this COVID 19 pandemic.
The role of MSMEs is very strategic in the economy, but the tight competition, especially facing large
corporations and other modern competitors has put MSMEs in an unfavorable position. In Indonesia, most
MSMEs run their businesses in traditional ways, including in production and marketing. However, the problem
faced by MSMEs is actually not because of its size, but more because of the isolation that inhibits MSME access
to markets, information, capital, expertise, and institutional support (Werastuti, 2014)
The business world in Lampung Province is currently dominated by Small and Medium Enterprises
(MSEs). From the results of the 2016 Advanced Economic Census (BPS, 2018) the number of businesses
reached more than 770 thousand businesses or 99.17 percent of the total nonfarm business in Lampung. The
business is also able to absorb a workforce of more than 1.67 million people or about 87.81 percent of the total
nonfarm workforce. MSEs proved to stand firm as other major businesses fell.
The excellence of MSEs in surviving crises for a variety of reasons. First, generally MSEs produce
consumer goods and services that are close to the needs of the community. Second, MSEs do not rely on
imported raw materials and make more use of local resources in terms of human resources, capital, raw
materials, or equipment. Third, generally UMK businesses use relatively low capital. With these advantages,
MSEs are not particularly affected in the event of a global crisis.
Despite its advantages, MSMEs also have limitations that make this business unable to thrive. These
limitations include a lack of banking access; low human resources capabilities and knowledge; simple
management of businesses; limited use of technology (UMKM, 2018) .
External barriers faced by SME owners in the creative industries sector in determining business
development strategies, are imperfect market information and lack of access to capital. While the internal
problems faced by each SME is human resources that are low competent (Purwaningsih & Kusuma Damar,
2015).
The covid 19 pandemic situation presents both challenges and opportunities to maintain the existence of
MSMEs. The challenge is defined, the need for short-term solutions to help MSMEs and workers who are
incorporated in it. Opportunities are defined, short-term solutions need to be continued with long-term solutions,
especially if associated with the era of industry 4.0 which requires the availability of digital technology to
support economic activity. Currently, a business development strategy is needed that is appropriate for MSMEs
through a potential approach and opportunities. So that efforts to increase people's income and economic growth
can be achieved.
The analysis used to analyze MSME development strategies is SWOT Analysis (strengths, weaknesses,
opportunities, threats). SWOT Analysis is a strong approach to evaluating the strengths and weaknesses of an
organization with an internal perspective. This approach also takes into account opportunities and threats from
an external point of view. These features make SWOT a commonly used approach in strategic management
(Büyüközkan & Ilıcak, 2019). SWOT analysis can also be used to design MSME marketing development
strategies so as to increase production efficiency and marketing effectiveness (Suparjo, 2016).
Similarly, research conducted by Anis (Nur et al., 2018), using SWOT analysis. The results showed that
SWOT analysts helped SME owners decide to adopt ICT as a strategy to improve the company's business
performance, especially in managing daily operations and maintaining the business.

Literature Review
Strategy Management
Management is "An ongoing and repetitive process that is directed towards the maintenance of an
organization as a unit that is in line with its environment in order to achieve a sustainable competitive advantage
(Purwanto, 2006)". In determining the strategy some important things that must be considered so that the
company's goals can be achieved efficiently.

Forces affecting Industrial Competition


Elements that directly affect the company include competitors, customers and suppliers. The state of
competition in an industry depends on 5 (five) underlying strengths of competition among others (David, 2011):
(1) Threat of newcomers, It can be interpreted that the possibility of a company entering an industry will be
faced with two factors namely an obstacle to entering the industry (barriers to entry) and a reaction from an
existing company; (2) Threat of replacement products, the threat of replacement products will be a strength if
consumers are faced with switching costs and if the replacement product has a cheaper price or the same quality

42
is even higher than the products of an industry; (3) Buyer's bargaining power, In these conditions the buyer will
minimize the cost by trying to ask for higher product quality, better service and cheaper price. These conditions
will lead to strong competition among companies in the same industry; (4) Bargaining power of suppliers,
Suppliers can put pressure on companies in an industry by raising prices and lowering the quality of the products
they sell. If the company is unable to cover its rising costs through its pricing structure, then the company's profit
capability may decrease due to the actions of the supplier; (5) Among companies in the industry, This can
happen because one or more competitors feel pressure or see an opportunity to improve their position.

SWOT Analysis
The analytical tool used to compile the strategic factors of the company is SWOT analysis. SWOT
Analysis (Strength, Weakness, Threats) is an analysis of the strengths, weaknesses, opportunities and threats that
the company has so that based on the analyst can be formulated the right strategy.
Strength is positive internal factors that play a role in the ability to achieve mission, goals, and
organizational goals (Zimmerer & Scarborough, 2008). The definition implies that the company has factors that
support the company to achieve its goals. These factors should be completely known so as not to be mistaken in
designing strategies in achieving the company's vision.
Weakness is a negative internal factor that hinders the company's ability to achieve mission, goals and
organizational goals. The company's weakness should be minimized, because if weakness is more dominant than
strength, it will reduce the company's ability to compete and grow the business.
Opportunity is a positive external option that the company can use to achieve the company's mission,
goals, and goals. Opportunity is a corporate environment, so companies can't eliminate or create opportunities.
The Company can only search for information about existing opportunities.
The important thing for the company is to have relatively more power than competitors. (Rangkuti,
2013) states that SWOT analysis is the identification of various factors systemically to formulate strategies, this
analysis is based on logic that can maximize strength and opportunities, but can simultaneously minimize
weaknesses and threatshs. The SWOT analysis takes into account internal strengths and weaknesses
environmental factors as well as the external environment opportunities and threats they face. SWOT analysis
compares between internal and external factors so that from that analysis can be taken a strategic decision.
Basically alternative strategies taken should be directed at efforts to use strengths and correct weaknesses, take
advantage of opportunities, and anticipate threats.
The matrix of external strategic factors will be known by compiling EFAS (external strategic factors
analysis summary), while the internal strategy factor matrix can be known by compiling IFAS (internal strategic
factors analysis summary). The analysis stage can be started after strategic factors are known through EFAS and
IFAS, then swot matrics are arranged.
There are two kinds of approaches in SWOT analysis, namely: Qualitative Approach of SWOT Matrix.
The qualitative approach of the SWOT matrix as developed by Kearns displays eight boxes, of which the top two
boxes are external factor boxes (Opportunities and Threats) while the two left are internal factors (Strengths and
Weaknesses). The other four boxes are boxes of strategic issues arising as a result of the meeting point between
internal and external factors. Furthermore, the qualitative SWOT analysis will be developed in numbers through
a balance score card model. SWOT Analysis calculation form Balance Score Card Model can be known
exactlythe the real position of organization.

Quadrant I (positive, positive)


In this quadrant, the value of the difference between strengths and weaknesses and opportunities and
challenges is positive. This position signifies a strong and opportunity organization, The strategy
recommendation stipulated is Progressive, meaning the organization is in top condition and stable so it is
possible to continue to expand, increase growth and achieve maximum progress.
Quadrant II (positive, negative)
In this quadrant, the difference between strength and weakness is positive, but the difference in value
between opportunity and challenge is negative. This position signifies a strong organization but faces great
challenges. The strategy recommendation stipulated is Strategy Diversification, meaning the organization is in a
stable condition but facing a number of severe challenges so it is expected that the wheels of the organization
will have difficulty to keep spinning if it only rests on the previous strategy. By karenya, the organization is
advised to immediately expand its tactical strategy.

43
Figure 1. SWOT Quadrant Scheme
(Rangkuti, 2013)

Quadrant III (negative, positive)


This position signifies a weak but highly likely organization. The strategy recommendation stipulated is
Change Strategy, meaning organizations are advised to change the previous strategy. Because, long-feared
strategies are difficult to capture existing opportunities while improving the performance of the organization.
Quadrant IV (negative, negative)
This position signifies a weak organization and faces major challenges. The strategy recommendation
stipulated is the Survival Strategy, meaning the internal condition of the organization is at a dilemma. Therefore
organizations are advised to use defensive strategies, controlling internal performance so as not to get mired.
This strategy is maintained while constantly trying to improve itself.

Research Method
This research is a qualitative study by conducting observations, interviews and documents. The method
is used to describe all the facts related to the development of MSMEs and the right strategy by using the
approach of potential and opportunities in the covid-19 period in Bandarlampung City.
The number of MSME owners of banana chips who become informants are four business owners with
business experience for 3-12 years. In accordance with Law No. 20 of 2008 on Micro, Small and Medium
Enterprises (MSMEs), a business is said to be small if it has a net worth of more than Rp.50,000,000-
Rp.500,000,000 (Purwaningsih & Kusuma Damar, 2015). Banana chips MSMEs studied are those that have a
profit value between Rp 150,000,000 to Rp 220,000,000 each year. The value of the profit is obtained from the
investment value issued by the owner of banana chips MSMEs excluding land and buildings.
The data collection techniques in this study are by observation, interview, documentation and filling out
score card questionnaires to respondents. Furthermore, the research instrument is a tool used to measure natural
and social phenomena observed (Sugiyono, 2017). The research instruments in this research consist of: (1)
Researcher. Researcher is the main instrument (instrument guide) where researchers serve as planners, data
collectors, analysts, data interpreters and reporters of research results; (2) Interview Guide is a list of interviews
as guidelines that help direct researchers in exploring research-related data from respondents in the field; (3)
SWOT Score Card Questionnaire. Namely the attachment of researcher data in the field to fill weights and
ratting to stakeholders as a means of scoring in swot balance score card analysis; (4) Field Note is a research
instrument in the form of notes from interviews in the field and also a researcher's interpretation of the
conditions obtained by researchers in the field; (5) Research supporting devices, consisting of cameras as a tool
to document real images of researched objects and tape recorders to make it easier for researchers to remember
and understand the exposure of information from respondents.
The analysis method used in this research is SWOT analysis method with Score Card. Rangkuti
(Rangkuti, 2013) explained that SWOT analysis is the identification of various factors systematically to

44
formulate organizational strategies. This analysis is based on the logic can maximize strengths and opportunities,
but simultaneously minimize weakness and threats.
SWOT analysis is an analytical tool to develop business development strategies based on the strengths,
weaknesses, opportunities and threats that a business has (Harrison, 2010). This analysis is used to achieve
research objectives that are about the development strategy of MSMEs based on potential and opportunities in
the covid-19 period.

Result and Discussion


Referring to the concept of development strategies according to (Phadermrod et al., 2019) is a pattern of
resource allocation that enables organizations to maintain even improve their performance. A good strategy is a
strategy that neutralizes threats/challenges, and seizes existing opportunities by benefiting the available strengths
and eliminating or correcting ingesting weaknesses (Harrison, 2010) . In the development of MSMEs of banana
chips flagship products in Bandarlampung City there are still some problems such as limited capital issues, the
provision of banana raw materials, limited human resources and problems in product marketing.
The strategy of developing MSME products leading banana chips based on potential and opportunities
will be analyzed using SWOT analysis. In this SWOT analysis model will be known the condition of MSMEs
and the right strategies to develop them. Furthermore, researchers will create a qualitative SWOT analysis table
model to design a strategy that will be used in the development of MSMEs of banana chips flagship products in
Bandarlampung City. Here is the scheme of mapping the opportunities, challenges, strengths and weaknesses of
MSMEs of banana chips flagship products in Bandar Lampung:

Internal factors (Strengths and weaknesses)


There are several internal factors identified as the strength of MSME development strategies, namely
banana chips is a superior product that is a snack food typical of Lampung region. The products offered are
quality products. The government encourages small businesses to improve the quality of products by adjusting
their products in accordance with the Indonesian National Standard (SNI-Indonesian National Standardization).
Halal is one aspect of quality (Ab Talib & Hamid, 2014), especially in food and beverage products, which are
considered in Indonesia, because most Indonesians are Muslims (Novia et al., 2020). The average banana chips
product offered by MSMEs already has halal and P-IRT certificates. The average price of banana chips products
is Rp. 15,000 per pack weighing 250 grams, this price is affordable for buyers. Raw materials in the form of
bananas are very easy to obtain in Lampung area, because bananas are one of the agricultural products that
become the regional flagship. variable strategic place and convenience plays a role in the marketing mix to make
consumers come (Handika et al., 2018). MSME location is strategic and easy to find by buyers
There are several internal factors that are weaknesses in MSME development strategies. (1) Generally,
the development of MSMEs is still facing various problems and has not fully run as expected. The problem that
until now is still a weakness in the development of MSME business is the limited capital owned and the
difficulty of MSMEs accessing capital sources (Kementrian Perdagangan, 2013). The problem that many
MSMEs face is the lack of capital both in number and source (Indriastuti et al., 2015). Although in the era of
Industry 4.0, it makes many changes in the industry, one of which is FinTech as an innovation in the financial
sector. However, concerns about the quality of information and services online have an impact on the intention
of MSMEs to use this online loan facility (Lina & Nani, 2020); (2) lack of knowledge of MSME actors on
managerial knowledge and operational skills . Some of the problems faced by MSMEs in addition to capital are
knowledge of managerial knowledge and operational skills (Suci et al., 2017);(Yulia, Pratiwi, et al.,
2019);(Cahyono & Kunhadi, 2020); (3) The ability to manage finance is important in the development of
MSMEs (Hatta et al., 2019). Meanwhile, the problem faced by MSMEs is the lack of ability in financial
management. ; (4) Distribution and marketing channels have not been optimally marketed only around the city.
(Amri, 2020) ; (5) Social media has been utilized by large, small companies and MSMEs in their businesses.
However, not many MSMEs use this social media in their marketing strategies. Some factors that encourage
MSMEs to use social media to promote their products, among others, are compathible variables, cost
effectiveness, and interactive (Lina & Permatasari, 2020)

External Factors (Opportunities and Threats)


The number of tourist attractions in Lampung area; Lampung province has tourism potential, especially
marine wiasata. This is because Lampung mostly has a coastal area that has the potential as a leading tourist
destination. The tourist attractions are also very supportive with the sloping beach conditions, dolphin
attractions, coral reefs, and other attractions both natural and artificial(Abdillah, 2019). Until now, Lampung
area is still the main destination for local and domestic tourists who want to enjoy the beach atmosphere,
especially for people around Sumatra.

45
Being one of the typical foods of Lampung province, banana chips have always been the target as a
souvenir food typical of Lampung. The prospect of banana chips business in Lampung province is quite good.
Lampung province is one of the centers of banana chips production in Indonesia. The existence of banana chips
industry continues to grow and become one of the contributors of regional income and absorbent labor in
Lampung Province (Indriastuti et al., 2015).
Government programs in supporting regional flagship products. The support of the central and local
governments to develop the tourism industry becomes an opportunity for the development of MSMEs (Abdillah,
2019). The development of social media and the internet for promotion and sales, becomes a great opportunity to
develop micro enterprises in this digital economy era (Suwarni et al., 2019). Other factors are business location.
Business location factor has a significant and positive direct influence on business strategy (Hermanto, 2011).
The more strategic the business location, the more supportive the implementation of business strategy. Strategic
location determination greatly influences the development of MSME business (Yulia, Bahtera, et al., 2019)

The threats faced by MSMEs in their development include,


In developing its business, BANANA CHIPS MSMEs face competition with products in the same
industry. With this competition, MSMEs must implement strategies, one of which is by using marketing mix
elements (Yuniarti et al., 2014). Micro, Small and Medium Enterprises, the trade sector is currently faced with
the problem of declining sales, difficulty in obtaining raw materials, impeded production and distribution, capital
difficulties, lack of information technology knowledge and business network constraints. (Fitriyani, Ika;
Sudiyarti, Nining;, 2020)
SME growth barriers, including finance and institutions (bureaucracy, taxation, informal economy and
lack of trust)(Bartlett et al., 2002). MSME procedures for obtaining bank funding are complicated. Financial
literacy level of MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) is only 15.68% and majority of the actors are
unbanked (Widiyati et al., 2018)
Distribution system is hampered since the covid 19 pandemic. Decreased Turnover of MSMEs due to
covid-a9 is very significant Since its appearance at the end of 2019 (Amri, 2020). The tourism sector is the
sector most affected by covid-19. The Indonesian Institute of Sciences (LIPI) projects that one of the affected in
the tourism sector is Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) especially in food and beverage business
units (Kusumastuti, 2020). The decrease in tourists visiting since the covid 19 pandemic is a threat to the
development of MSMEs.
From the results of the mapping, swot matric is created to know the position of MSMEs of the flagship
products of banana chips area by weighting each component. The SWOT matrix can be seen in table 1. on the
following page.

Table 1. SWOT Matric


No. Strengths Weights Rating Weights x Rating
The number of tourist
1. attractions in
0.129 4 0.516
Lampung area;

2. The product already


has halal and P-IRT 0.097 4 0.387
product certificate;
3. The price of products
that are able to
0.097 3 0.290
compete on similar
products;
4. Raw materials are
0.097 3 0.290
easy to obtain;
5. Strategic location. 0.129 4 0.516
Total 2
No. Weakness Weights Rating Weights x Rating

1. 0.097 2 0.194
Lack of Capital
2. lack of managerial
knowledge and 2 0.129
operational skills; 0.064

46
3. Lack of knowledge in
0.064 3 0.194
financial management
4. Distribution and
marketing channels
have not been 3 0.290
optimally marketed 0.097
only around the city;
5. Few of MSMEs use
information
0.129 3 0.387
technology for sales
promotions.
Total 1.194
No. Oppotunity Weights Rating Weightst x Rating
1. The number of tourist
destinations in 0.129 4 0.516
Lampung;
2. The prospects of
banana chips business 0.097 3 0.290
are good;
3. High public interest in
shopping for regional 0.097 4 0.387
chips;
4. Government programs
in supporting regional 0.097 4 0.387
flagship products;
5. Increasing rule of
social media and the
0.129 4 0.516
internet for promotion
and sales.
Total 2.097
No. Threats Weughts Rating Weights x Rating
1. There is competition
0.065 2 0.129
in the crisps industry;
2. Increase in The Price
0.065 2 0.129
of Raw Materials;
3. Bank funding
procedures are 0.097 2 0.194
complicated;
4. Distribution system
hampered by covid-19 0.129 3 0.387
pandemic
5. Decrease in tourists
visiting since the 0.097 3 0.290
covid-19 pandemic;
Total 1.129

Based on the results of SWOT analysis with score card approach can show the location of MSMEs of
banana chips flagship products. From the weighting result based on the SWOT items, it can be obtained a value
that describes the position of msmes in the location. The X is derived from internal factors which are the
difference between strengths and weaknesses. The Y value is derived from external factors which are the
difference between opportunities and challenges.
The calculation results show that the value X = 2 – 1.193548 = 0.806452 and the value Y = 2.096774 –
1.129032 = 0.967742. This result highlights the position of MSMEs of banana chips' flagship products in the
positive quadrant of one. The position represents a strong position and a chance. The strategic recommendations
given to industries in this position are Progressive. This means that the organization in this case is the MSME of
the flagship product of banana chips in Bandarlampung City in prime and steady condition so it is possible to
continue to expand, enlarge growth and achieve maximum progress.

47
Furthermore, by looking at the data above, the right strategy in the development of MSME banana chips
flagship products in Bandarlampung City is the SO Strategy (Strength and Opportunity). In the SO (Strengh and
Opportunity) strategy based on the formulation of the qualitative matrix of SWOT analysis that has been carried
out, then there are four progressive strategies in the development of MSMEs of banana chips flagship products in
Bandarlampung City, as follows:
1) Utilizing a Strategic Location
Location is the location or place where the business is run. According to Kotler (Kotler & Armstrong, 2018)
One of the keys to success is location, starting with choosing a strategic location that is easily accessible to
consumers. This decision is highly dependent on the potential for economic growth and stability, competition
and so on (Widharta & Sugiharto, 2013). Location greatly affects sales figures for superior products of
banana chips in Bandarlampung. The closer to the main road, the greater the opportunity for a business to
develop. There is still high public interest in buying banana chips as souvenirs from the Lampung area, so a
location that is easily accessible and seen by the community, such as on the side of the road, will be very
helpful. Likewise during a pandemic like this time, a strategic location will make it easier for consumers to
reach it.
2) Maximizing Government Support on the development of MSMEs and regional flagship products
The government is also responsible for the sustainability of small and medium-sized micro-enterprises. This
is in line with some experts' opinions, as stated by (Tocher et al., 2012) that the development of MSMEs is
essentially a shared responsibility between the government and the community. Capital issues are a common
problem faced by most MSMEs in Indonesia. However, there have been many efforts made by the
government in strengthening capital in MSMEs (Chittithaworn et al., 2011). The ease of obtaining capital
assistance can be in the form of facilities in the application of obtaining People's Business Credit (KUR). But
in reality there are still many MSMEs who have not been able to understand and follow the procedure for
applying for such funding.
3) Innovate and variety products
The number of competitors that are emerging encourages the need for innovation and product variation
(Ratela & Taroreh, 2016). This is necessary to maximize sales and attract customers (Wibowo et al., 2015).
This innovation is to increase the variety of products offered. The focus of MSMEs is to offer new value
through product development and enhancing good relationships with customers. A product development
strategy is a strategy that seeks to increase sales by improving or modifying current products / services
(David, 2011). The product development strategy that can be carried out by MSMEs for superior products in
the Lampung Banana Chips area is to diversify banana chips with chocolate flavors, durian fruit flavors,
strawberries, blueberries and others by continuing to test the taste. Addition of shape variants, for example,
banana chips in the shape of hearts, triangles and small circles. Addition of packaging variants starting from
the size and type of packaging, for example plastic, paper or aluminum foil. Improving good relations with
customers and maintaining partnerships with gift shops by providing discounted purchases and return
services, maintaining communication by increasing the use of social media accounts and websites.
4) In today's challenging and competitive environment, information and communication technology (ICT) is
important to be adopted in conducting business activities, especially in Micro, Small and Medium Enterprises
(MSMEs). The integration of ICT in MSME activities helps business owners to increase productivity and at
the same time be able to manage businesses in the right way. Adoption of ICT helps improve the company's
business performance, especially in managing daily operations and to maintain the business. Limited
knowledge and low capital for ICT infrastructure are one of the reasons to make adoption in ICT difficult
(Nur et al., 2018).
Utilization of information technology and social media in conducting intensive promotion and sales.
By promoting more aggressively through the benefit of information technology, MSMEs of banana chips
flagship products can overcome the weaknesses of distribution lines that have not been optimal, as well as
weaknesses that have not been done by using information technology (Ravichandran, 2018). So that with the
promotion will further maximize the development of the business in addition to utilizing the potential of the
startingegis location. The development of sales promotion through sosia media today is an opportunity that
must be utilized (Febriyantoro & Arisandi, 2018). The use of social media and the internet in terms of
promotion and sales is also one of the alternative solutions in this pandemic period. In addition to using the
website, the use of social media is also very helpful in promoting the produc (Marhadi et al., 2019). Currently
in addition to facebook, the use of whatsapp groups as well as instragram is a medium that is quite strategic
as a means of promoting products, especially the flagship products of banana chips area.
Four strategies for developing MSMEs of banana chips flagship products in Bandarlampung City
above, it is hoped that MSMEs of the flagship products of banana chips will develop with and continue to
survive during this covid-19 pandemic. The creation of the climate of MSMEs development and superior

48
products is also one form of support for regional development. As expected, bandarlampung city government on
its economic development plan, one of which is the development of tourism sector and small and medium
industry.

Conclusions, suggestions and limitations


In the development of MSMEs the flagship product of banana chips in Bandarlampung city capital
problems, human resources, as well as product marketing factors are still a problem to be considered. Based on
the results of SWOT analysis (Strenght, Weakness, Opportunity, and Treaths) with the score card approach, it
can be known that the formulation results related to the strategy of developing MSMEs of banana chips flagship
products in Bandarlampung City are in the first quadrant.
Being in the first Quadrant means msme flagship products of banana chips area still have a great
opportunity to be developed and the organization is in good condition and steady so it is possible to continue to
expand, enlarge growth and still have great opportunities to achieve maximum progress. Therefore the right
strategy in the development of MSMEs of the flagship products of banana chips area is the SO (Strenght and
Opportunity) strategy. This strategy is still possible to be implemented even in the pandemic period as it is today.
The success of the development of MSMEs of banana chips flagship products in Bandarlampung City is not
separated from the role of the government in this case is the Cooperative Office and MSMEs bandar Lampung,
as well as the Industry and Trade of Bandarlampung city and its stakeholders.
The results of this research are expected to be useful as a consideration for MSMEs to develop their
businesses even during the covid 19 pandemic. Likewise, for the government to actively socialize the use of
digital media for MSMEs so that MSME development will increase. The limitation of this research is that it has
not quantitatively calculated the role of social media and information technology in MSME development. This
could be an opportunity for further research.

Acknowledgments
This research is fully funded by Universitas Teknokrat Indonesia for period of 2020.

References

Ab Talib, M. S., & Hamid, A. B. A. (2014). Halal logistics in Malaysia: A SWOT analysis. Journal of Islamic
Marketing, 5(3). https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2013-0018
Abdillah, D. (2019). Pantai Teluk Lampung Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay. 45–65.
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/old_all/03_ JDP_ 03 WISATA
BAHARI_ DARIUSMAN(1).pdf
Amri, A. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap UMKM Di Indonesia. Jurnal Brand, 2(1), 123–131.
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand
Bartlett, W., Bateman, M., & Vehovec, M. (2002). Small Enterprise Development in South-East Europe: Policies
for Sustainable Growth. In Small Enterprise Development in South-East Europe: Policies for Sustainable
Growth. https://doi.org/10.1007/978-1-4615-0959-2
BPS. (2018). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia per Agustus 2018. In Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia.
Büyüközkan, G., & Ilıcak, Ö. (2019). Integrated SWOT analysis with multiple preference relations: Selection of
strategic factors for social media. Kybernetes, 48(3). https://doi.org/10.1108/K-12-2017-0512
Cahyono, W. E., & Kunhadi, D. (2020). Strategi Pengembangan UKM Gethuk Pisang Guna Melestarikan
Makanan Tradisional. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 4(1).
https://doi.org/10.35194/jmtsi.v4i1.842
Chittithaworn, C., Islam, A., Keawchana, T., & Yusuf, D. H. M. (2011). Factors affecting business success of
small & medium enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science.
https://doi.org/10.5539/ass.v7n5p180
David, F. R. (2011). Strategic Management : Concepts and Cases (S. Yagan (ed.)). Prentice Hall.
Febriyantoro, M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean. JMD: Jurnal Riset Manajemen & Bisnis Dewantara.
https://doi.org/10.26533/jmd.v1i2.175
Fitriyani, Ika; Sudiyarti, Nining;, M. N. (2020). STRATEGI MANAJEMEN BISNIS PASCA PANDEMI
COVID-19. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities.
Hamza, L. M., & Agustien, D. (2019). Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Terhadap
Pendapatan Nasional Pada Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan.

49
https://doi.org/10.23960/jep.v8i2.45
Handika, M. R., Maradona, A. F., & Dharma, G. S. (2018). Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner Menggunakan
Influencer Melalui Media Sosial Instagram. Manajemen Dan Bisnis Undiknas.
Harrison, J. P. (2010). Strategic Planning and Swot Analysis. Essentials of Strategic Planning in Healthcare.
Hatta, I. H., Riskarini, D., & Ichwani, T. (2019). Business Development Strategy Model of SMEs Through
SWOT and EFE-IFE Analysis. Shirkah: Journal of Economics and Business, 3(1).
https://doi.org/10.22515/shirkah.v3i1.204
Hermanto, B. (2011). Bambang_Pengaruh Lokaasi Terhadap Kinerja UKM.pdf. Jurnal Aplikasi Manajemen,
9(3), 1050–1060. https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/388
Indriastuti, I., Affandi, M., & Indriani, Y. (2015). Strategi Pemasaran Berdasarkan Perilaku Pembelian Keripik
Pisang Di Kota Metro. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. https://doi.org/10.23960/jiia.v3i2.
Kementrian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM. Pusat
Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler & Armstrong, Principles of Marketing | Pearson. In Pearson.
Kusumastuti, A. D. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Eksistensi Bisnis Umkm Dalam
Mempertahankan Business Continuity Management (Bcm). Jurnal Administrasi Bisnis Fisipol Unmul,
8(3), 224–232. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/jadbis/article/view/4188
Lina, L. F., & Nani, D. A. (2020). Kekhawatiran Privasi Pada Kesuksesan Adopsi Fintech Menggunakan Model
Delone Dan Mclean. 27(1), 60–69. https://doi.org/https://doi.org/10.20884/1.jp.2020.27.01.2250
Lina, L. F., & Permatasari, B. (2020). Social Media Capabilities dalam Adopsi Media Sosial Guna
Meningkatkan Kinerja UMKM. Jembatan: Jurnal Ilmiah Manajemen, 17(2), 227–239.
https://doi.org/https://doi.org/10.29259/jmbt.v17i2.12455
Marhadi, Fitri, K., Pramadewi, A., & Rifqi, A. (2019). The influence of e-commerce applications in the micro
small medium entreprise with the technology acceptance model (tam) approach. International Journal of
Scientific and Technology Research.
Novia, C., Santoso, I., Soemarno, S., & Astuti, R. (2020). The strategy for improving the competitiveness of
SMEs apple chips in Malang Raya by using the concept of the house model. Food Research, 4(5).
https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(5).207
Nur, A., Rozmi, A., Nordin, A., & Bakar, M. I. A. (2018). The Perception of ICT Adoption in Small Medium
Enterprise : A SWOT Analysis. International Journal of Innovation and Business Strategy, 9(1), 69–79.
Phadermrod, B., Crowder, R. M., & Wills, G. B. (2019). Importance-Performance Analysis based SWOT
analysis. International Journal of Information Management.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.03.009
Purwaningsih, R., & Kusuma Damar, P. (2015). Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja usaha kecil
dan menengah (ukm) dengan metode structural equation modelling (studi kasus UKM berbasis industri
kreatif Kota Semarang). Journal Universitas Diponegoro.
Purwanto, I. (2006). Manajemen Strategi. Yrama Widya.
Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan
OCAI. In PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ratela, G., & Taroreh, R. (2016). Analisis Strategi Diferensiasi, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Di Rumah Kopi Cofee Island. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi. https://doi.org/10.35794/emba.v4i1.11636
Ravichandran, T. (2018). Exploring the relationships between IT competence, innovation capacity and
organizational agility. Journal of Strategic Information Systems. https://doi.org/10.1016/j.jsis.2017.07.002
Suci, Y. R., Tinggi, S., & Ekonomi, I. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultasi Ekonomi.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R&D). In
Metodelogi Penelitian.
Suparjo. (2016). Perumusan Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menegah Dengan Pendekatan SWOT Analisis
Untuk Meningkatkan Pemasaran ( Study Kasus UD Ryan Colection ). Jurnal Hasil Penelitian LPPM
Untag Surabaya, 01, No.01(Februari).
Suwarni, E., Sedyastuti, K., & Mirza, A. H. (2019). Peluang dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro pada
Era Ekonomi Digital. Ikraith Ekonomika.
Tocher, N., Oswald, S. L., Shook, C. L., & Adams, G. (2012). Entrepreneur political skill and new venture
performance: Extending the social competence perspective. Entrepreneurship and Regional Development.
https://doi.org/10.1080/08985626.2010.535856
UMKM, K. K. dan. (2018). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

50
Werastuti, D. N. S. (2014). Analisis Penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk Meningkatkan Kinerja
Pemasaran Umkm di Kabupaten Buleleng. Jurnal Manajemen & Akuntansi.
Wibowo, D. H., Arifin, Z., & Sunarti, . (2015). Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing
UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis.
Widharta, W. P., & Sugiharto, S. (2013). Penyusunan Strategi Dan Sistem Penjualan Dalam Rangka
Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra.
Widiyati, S., Wijayanto, E., & Prihartiningsih, P. (2018). Financial Literacy Model at Micro Small Medium
Entreprise (MSMEs). MIMBAR : Jurnal Sosial Dan Pembangunan.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v34i2.2914
Yulia, Pratiwi, F. D., & Astuti, R. P. (2019). The Strategic Architecture to Facilitate Small and Medium
Enterprise Growth “Raja Abon Makmur Lestari” Pangkal Pinang City. https://doi.org/10.2991/icoma-
18.2019.60
Yulia, Y., Bahtera, N. I., & Evahelda, E. (2019). SWOT Application in Marketing Strategy for Chicken Egg
Shredded in UKM “Raja Abon Makmur Lestari” in Pangkalpinang City. International Journal of
Advances in Social and Economics, 1(2). https://doi.org/10.33122/ijase.v1i2.43
Yuniarti, R., Rahman, A., & Choiri, M. (2014). STRATEGI PEMASARAN PADA UKM KERIPIK TEMPE
SANAN MALANG. Jurnal Teknik Industri, 14(2). https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol14.no2.174-185
Zimmerer, T. W., & Scarborough, N. M. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. In Salemba
Empat.

51
Submit Artikel pada Jurnal “Manajemen, Bisnis dan Akumtansi” (MbiA)
Terindeks Sinta 4

52
PENELITIAN INTERNAL
(NON DITLITABMAS)

CATATAN HARIAN

PENELITIAN TERAPAN

STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM BERBASIS


POTENSI DAN PELUANG DI MASA COVID 19

TIM PENGUSUL

Dr. EMI SUWARNI, SE., M.Si NIDN. 0022127001


Dr. MAIDIANA ASTUTI H, SE., M.Si NIDN. 0225056903
MARSA NPM. 17411069
RAKA SEPTIO SAPUTRA NPM. 17411403
TUTI ALFIAH NPM. 17411399
EVITA FITRIANI NPM. 18411017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
SEMESTER GANJIL 2020/2021
DESEMBER 2020

53
CATATAN HARIAN KEGIATAN PENELITIAN
NIDN : 0022127001
Nama Ketua : Dr. Emi Suwarni, S.E,. M.Si
Nama Anggota : 1. Dr. Maidiana Astuti Handayani, S.E., M.Si
2. Marsa
3. Raka Septio Saputra
4. Tuti Alifiah
5. Evita Fitriani

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Potensi dan Peluang di


Masa Covid 19
Periode : Semester Ganjil 2020
No Tanggal Kegiatan
Meeting Perdana yang dihadiri secara daring oleh Tim Peneliti
dengan agenda:
1 28/7/2020
1. Pembagian tugas masing-masing Tim Peneliti
2. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dokumen Pendukung :
1. Foto Kegiatan
Menyiapkan Surat Menyurat untuk persiapan pelaksanaan
2 10/8/2020
kegiatan Penelitian
Dokumen Pendukung :
1. Permohonan Surat Pengantar Penelitian kepada ketua
LPPM UTI
Koordinasi Persiapan Survey Lapangan dengan agenda:
3 19/8/2020
1. Pembuatan pedoman wawancara dan kuisioner
2. Penjelasan metode dan sasaran responden
Dokumen Pendukung :
1. Pedoman wawancara
2. Daftar hadir
3. Foto Kegiatan
4 20/8/2020 Survey Lapangan Tahap 1:
Wawancara dengan pemilik UMKM Kuliner
Dokumen Pendukung:
- Foto Kegiatan

54
5 9/9/2020 Survey Lapangan Tahap 2:
Wawancara dengan pemilik UMKM
Dokumen Pendukung:
- Foto Kegiatan

6 15/9/2020 Interviw kepada Informan pada Dinas Koperasi dan UMKM


mengenai :
- kondisi UMKM di Bandarlampung
- Hal yang telah dilakukan pemerintah dalam mendukung
perkembangan UMKM, baik dalam hal pembinaan maupun
dalam hal pendampingan
7 20/9/2020 Survey Lapangan Tahap 3:
Wawancara dengan pemilik UMKM:
Dokumen Pendukung:
- Foto Kegiatan

8 22/9/2020 Pengumpulan data, tabulasi data untuk keperluan analisis


Data Pendukung:

9 25/9/2020 Melakukan analisis data


Dokumen Pendukung:
- Hasil analisis

10 15/10/2020 Membuat Artikel Penelitian untuk di submit ke Jurnal JIBE


Univeristas Muhammadiyah Malang (Sinta 2)
Dokumen Pendukung:
- Artikel

11 20/10/2020 Membuat Laporan Kemajuan


Dokumen pendukung:
- Laporan Kemajuan

12 5-11-2020 Membuat Artikel Tambahan untuk diterbitkan pada Jurnal MbiA


diterbitkan oleh Universitas Bina Darma (Sinta 4)
Dokumen Pendukung:
- Draf artikel

55
13 24-11-2020 Review Artikel untuk Jurnal JIBE
Dokumen Pendukung:
-Draf Manuskripk

15 18-12-2020 Submit Artikel ke Jurnal MbiA


Dokumen Pendukung:
- Artikel submit

16 21-12-2020 Review Artikel Jurnal JIBE


Dokumen Pendukung:
- Draf Manuscrip

Ketua Tim Peneliti,

Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si

56
Lampiran. Dokumentasi Meeting 1

Lampiran: Kegiatan Meeting Online 2

57
Kegiatan Meeting 3

58
Lampiran: Kegiatan Wawancara dengan manajemen pada Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Bandar Lampung

59
Lampiran: Kegiatan Wawancara dengan pemilik UMKM

60

Anda mungkin juga menyukai