Progress PBL Bakso Ikan
Progress PBL Bakso Ikan
Progress PBL Bakso Ikan
Dosen Pembimbing :
Ir. Nuryati, S.T., M.Eng
Raden Rizky Amalia, S.T., M.Si
Disusun Oleh:
Anis Fitriana 2202301006
M. Nur Aini Haris Dunggio 2202301003
Ekklesia Agus Tri Wahyu 2202301076
Ahmad Gazali 2102301058
Lisa Audiana 2102301046
M. Haikal Rahman 2102301009
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Layang
Ikan layang merupakan salah satu hasil perikanan lepas pantai yang
terdapat di Indonesia. Ikan ini termasuk jenis pemakan zooplankton, hidup
di dekat permukaan laut (pelagis) dan membentuk gerombolan besar. agian
punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan bagian perutnya
berwarna putih perak sedangkan sirip-siripnya berwarna kuning
kemerahan. Bentuk tubuhnya memanjang dan dapat mencapai 30 cm. Pada
umumnya, rata-rata panjang badan ikan layang adalah 20-25 cm. Ikan
layang memiliki dua sirip punggung, dua sirip tambahan di belakang sirip
punggung kedua dan satu sirip tambahan di belakang sirip dubur. Ikan layang
memiliki sirip kecil (finlet)yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus
(Saanin 1984). Komposisi kimia daging ikan sangat bervariasi tergantung
spesies, jenis kelamin, umur, musim dan kondisi lingkungan tempat ikan
tersebut ditangkap.
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengujian ini dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2023 pukul 09.00-
16.10 WITA. Di Laboratorium Pengujian Program Studi Agroindustri, Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Ikan Layang
Diketahui :
W1 = Cawan kosong + sampel awal = 32,623 g
W2 = Cawan kosong + sampel akhir/kering = 32,134 g
Sampel ikan layang = 5,20 g
WI−W 2
% Kadar Air = × 100 %
sampel
5 ,20−(32,134 g−30,134 g)
= ×100%
5 ,05 g
5 ,20 g−2 g
= ×100%
5 ,20 g
= 61,53 %
4.2 Pembahasan
Paktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode oven. Dimana
yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap seluruhnya bila dipanaskan
dengan oven 105℃ , selama beberapa waktu dengan tekanan udara bebas.
Berdasarkan hasil praktikum untuk menentukan kadar air pada bakso ikan
sebesar 61,53% dengan berat sampel sebelum dikeringkan sebesar 32,623 g
sedangkan pada sampel akhir sebesar 32,134. Berdasarkan yang ada maka
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dengan hasil praktikum. Perbedaan
kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan metode dan
suhu pembuatan serta proses penyimpanannya. Selain itu perbedaan ini dapat
disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti neraca analitik yang sulit
stabil dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan
lain ketika penyimpanan atau ketika berada dalam desikator.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagai
berikut:
Kadar air dapat mempengaruhi penampakannya, tekstur, serta cita rasa
makanan kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti
buah kering, tepung, serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu.
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut.
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan metode
oven.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN