Khutbah Jumat Rusaknya Hati Karena Enam Perkara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Khutbah I

‫ َو َأْلَهَم ُهْم‬،‫ َو ُنْو ِر َبَصاِئِر ِه ْم ِبُم َش اَهَدِة ُح ْك ِم َش ْر ِع ِه َو َب ِدْي ِع َص ْن ِعِه َو ُمْح َك ِم آَي اِتِه‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل اَّلِذي َش َر َح ُصُدْو َر اْلُم َو َّفِقْي َن ِبَأْلَط اِف ِبِّر ِه َو آاَل ِئِه‬
‫ َو َت َب اَر َك َم ْن َر ٌب َو اِس ٌع َك ِر ْي ٌم‬،‫ َفُسْب َح اَن ُه َم ْن ِإَلٌه َع ِظ ْي ٌم‬،‫ َو َك اُنوا َأَح َّق ِبَه ا َو َأْه َلَه ا‬،‫َك ِلَم َة الَّتْق َو ى‬،
‫ َأْش َر ُف ُرُسِلِه‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َو َخ ْي َر اِتِه‬،‫ َو َأْف َع اِلِه‬،‫ َو ِص َفاِتِه‬،‫ ِفي َأْس َم اِئِه‬،‫َأْش َه ُد َأن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬
‫َو َخ ْي ِر َب ِر َياِتِه‬

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه ِفي َغَد َو اِت الَّدْه ِر َو ُروَح اِتِه‬

‫ ِاَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬, ‫ َف َي اَأُّيَه ا اْلُمْؤ ِم ُنْو َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬,
‫ َأاَل ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َت ْط َمِئُّن اْلُقُلوُب‬، ‫َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْي ِم َو ُه َو َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬.

‫ َو َم ْن َف َّر َج َع ْن ُمْس ِلٍم ُك ْر َب ًة َف َّر َج ُهللا َع َّز َو َج َّل‬،‫ َم ْن َك اَن ِفي َح اَج ِة َأِخيِه َك اَن ُهللا َع َّز َو َج َّل ِفي َح اَج ِتِه‬: ‫َو َق اَل الَّن بُّي َص َّلى ِهللا عَلْيِه َو َس َّلَم‬
‫َع ْن ُه ِبَه ا ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة‬،
‫َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الَّش اِكريَن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
Hadirin yang dirahmati Allah

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah swt. Dialah Dzat yang
tidak pernah berhenti melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Terutama
nikmat Islam dan iman, sehingga kita tetap beriman dengan akidah yang kuat.

Shalawat beserta salam biqauli Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina
Muhammad, tidak lupa kita selalu haturkan di manapun dan kapanpun, karena dengan membaca
shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad merupakan salah satu bukti kita mencintai-Nya.

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib tidak akan pernah bosan untuk selalu mengingatkan kepada
para jamaah shalat Jumat, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni
dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin rahimakumullah

Manusia merupakan mahkluk yang istimewa dengan segala perangkat yang diberikan Allah swt, baik
perangkat keras (jasad) maupun perangkat lunak (akal dan hati). Semua perangkat tersebut
senantiasa memiliki tujuan dan kemanfaatan bagi tubuh manusia itu sendiri. Semua perangkat harus
dijaga dan dilestarikan dengan baik, karena jika tidak, maka akan rusak dan tidak berfungsi
sebagaimana semestinya.

Hati dalam Islam merupakan perangkat lunak yang mempengaruhi perangkat keras (jasad), sehingga
apa yang terjadi pada hati maka akan berdampak pada jasad. Jika hati baik, maka baiklah anggota
badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Dari An-Nu’man bin Basyir ra, yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa Nabi saw bersabda:

‫ َأَال َو ِهَى اْلَقْلُب‬. ‫ َو ِإَذ ا َفَس َد ْت َفَس َد اْلَج َس ُد ُكُّلُه‬، ‫َأَال َو ِإَّن ِفى اْلَج َس ِد ُمْض َغ ًة ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح اْلَج َس ُد ُكُّلُه‬
Artinya: Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh
jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung) (HR
Bukhari nomor 52 dan Muslim nomor 1599).

Hati yang baik merupakan hati yang selalu takut kepada Allah swt, dan selalu mengharapkan rahmat-
Nya. Jika hati manusia rusak, karena tidak ada rasa takut kepada Allah, dan tidak ada khawatir akan
siksa-Nya, maka seluruh badan akan ikut rusak, yakni gampang melakukan kemaksiatan.

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk selalu meminta kepada Allah agar
dikaruniakan hati yang baik. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika meminta
kepada Allah swt dalam doanya agar memiliki hati yang baik dan terus dijaga dalam kebaikan. Beliau
berdoa:

‫َي ا ُم َقِّلَب اْلُقُلوِب َث ِّبْت َقْلِبى َع َلى ِديِنَك‬

Artinya: Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.

Hadirin rahimakumullah

Sehebat-hebatnya dan sekuat-kuatnya hati untuk selalu istikamah, pasti ada rintangannya, karena
kita sebagai umat Nabi Muhammad tidaklah maksum sebagainama para Nabi dan Rasul. Sehingga
kita sepanjang hidupnya pasti banyak melakukan kemaksiatan, salah satu penyebabnya karena
kelalaian hati kita terhadap Allah swt.

Diriwayatkan dalam kitab Nashoihul Ibad karya Syekh Imam Nawawi al-Bantani (1813-1897) Syekh
Hasan Al-Bashri berkata: Sesungguhnya rusaknya hati itu disebabkan 6 hal:

‫ وإذا عملوا‬،‫ ويتعلمون العلم وال يعملون‬،‫ يذنبون برجاء اتوبة‬:‫ أولها‬، ‫ إن فسادالقلوب عن ستة أشياء‬:‫وعن الحسن البصري أنه قال‬
‫ ويدفنون موتاهم وال يعتبرون‬،‫ وما يرضون بقسمة هللا‬،‫ ويأكلون رزق هللا وال يشكرون‬،‫ال يخلصون‬

Artinya: Yakni sengaja berbuat dosa dengan harapan kelak taubatnya diterima, mempelajari ilmu
namun tidak mau mengamalkannya, ketika beramal tidak Ikhlas, memakan rezeki Allah namun tidak
mensyukurinya, tidak ridha (puas) dengan pemberian Allah, dan mengubur jenazah namun enggan
mengambil pelajaran dari kematian mereka.

Hadirin rahimakumullah

Pertama, sengaja berbuat dosa dengan harapan kelak taubatnya diterima.


Pernyataan tersebut berarti sama saja meremehkan dosa, dan ketika kita meremehkan dosa,
meskipun dosa yang ringan maka dosa tersebut menjadi besar di sisi Allah. Rasulullah saw bersabda
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

‫ ِإْن ُكَّن ا َنُعُّد َه ا َع َلى َعْهِد الَّن ِبِّى – صلى هللا عليه‬، ‫َع ْن َأَن ٍس – رضى هللا عنه – َق اَل ِإَّنُك ْم َلَت ْع َم ُلوَن َأْع َم اًال ِهَى َأَد ُّق ِفى َأْع ُيِنُك ْم ِمَن الَّش َع ِر‬
‫وسلم – اْلُموِبَقاِت‬
Artinya: Dari Anas ra, ia berkata, sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka
bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi saw sebagai sesuatu
yang membinasakan (HR Bukhari nomor 6492).

Maka dari itu, apa yang kita anggap kecil bisa jadi besar di mata Allah, meski diperumpamakan dosa
itu lebih tipis dari rambut. Karena dosa kecil juga diremehkan maka lama-lama juga menumpuk
menjadi besar. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Batthol:

‫اْلُم َح َّقَر اُت ِإَذ ا َك ُثَر ْت َص اَر ْت ِكَب اًر ا َمَع اِإْلْص َر ار‬

Artinya: Sesuatu dosa yang dianggap remeh bisa menjadi dosa besar, ditambah lagi jika terus
menerus melakukan dosa.

Hadirin rahimakumullah

Kedua, mempelajari ilmu namun tidak mau mengamalkannya.

Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap mukmin laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang
disabdakan oleh Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari sahabat Anas bin
Malik:

‫َط َلُب اْلِع ْلِم َف ِر ْي َض ٌة َع َلى ُك ِّل ُمْس ِلٍم‬

Artinya: Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim (HR Ibnu Majah nomor 224).

Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah, banyak umat Muslim sudah menuntut ilmu namun
tidak mau mengamalkannya. Sehingga ilmu tersebut hanya sekedar teori bukan praktek. Padahal
ilmu yang tidak diamalkan, bagaikan pohon tidak berbuah, sebagaimana yang diucapkan oleh para
pepatah Arab. Di dalam kitab Hiyatul Auliya, bahwa Malik bin Dinar berkata:

‫من طلب العلم للعمل وفقه هللا ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا‬

Artinya: Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi
taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu
hanya sebagai kebanggaan (kesombongan) (Hilyatul Auliya’, 2: 378).

Dalam perkataan lainnya, Malik bin Dinar juga berkata:

‫إذا تعلم العبد العلم ليعمل به كسره علمه وإذا تعلم العلم لغير العمل به زاده فخرا‬
Artinya: Jika seorang hamba mempelajari suatu ilmu dengan tujuan untuk diamalkan, maka ilmu itu
akan membuatnya semakin merunduk. Namun jika seseorang mempelajari ilmu bukan untuk
diamalkan, maka itu hanya akan membuatnya semakin sombong (berbangga diri) (Hilyatul Auliya’, 2:
372).

Hadirin rahimakumullah

Lanjut yang ketiga, yakni ketika beramal tidak ikhlas.

Beramal merupakan perbuatan yang baik, karena akan memberikan kebaikan bagi dirinya dan
sekelilingnya, tetapi kadang juga beramal menjadi tidak bermakna dan berpahala ketika tidak
dilandasi dari rasa ikhlas. Atau bahasa sekarang hanya sekedar pencitraan dan pansos semata. Dan
ketika seseorang tidak memiliki rasa ikhlas, maka hatinya akan bermasalah yakni mengidap penyakit
hati bernama ria, ingin dipuji dan sombong. Andaikata tidak ada yang memujinya ia akan tersinggung
dan malas beramal kembali.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, beliau berkata: Datang seorang lelaki kepada
Rasulullah saw dan bertanya, “Bagaimana menurut engkau (ya Rasulullah) jika ada seorang yang
berperang untuk mengharapkan pahala dan sekaligus ingin disebut namanya (sebagai pahlawan),
apa yang ia dapatkan? Rasulullah saw bersabda, “Ia tidak mendapatkan apa-apa”.
Lelaki tadi mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali. Rasulullah saw tetap bersabda, “Ia tidak
mendapatkan apa-apa”. Lalu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak menerima
amalan kecuali yang ikhlas mengharapkan wajah-Nya”.

Hadits di atas dan hadits-hadits lainnya menunjukkan bahwa seorang mukmin tidak akan diterima
amalannya jika ia tidak karena mengharap ridha Allah swt dari amalannya tersebut. Karena segala
sesuatu yang disandarkan kepada Allah, maka akan membuahkan keikhlasan yang mendalam.

Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Nabi Abu Hurairah:

‫ مسلم‬. ‫ ِاَّن َهللا َال َي ْن ُظ ُر ِالَى َاْج َس اِم ُك ْم َو َال ِالَى ُص َو ِر ُك ْم َو ٰل ِكْن َي ْن ُظ ُر ِالَى ُقُلْو ِبُك ْم‬: ‫ َق اَل َر ُسْو ُل ِهللا ص‬: ‫َع ْن َاِبى ُه َر ْي َر َة رض َق اَل‬

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak
melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat
(menilai) keikhlasan hatimu (HR Muslim).

Juga disebutkan dalam hadits yang lain bahwasanya:

‫ متفق عليه‬. ‫ َلْو َاَّن َاَح ُد ُك ْم َي ْع َم ُل فِى َص ْخ َر ٍة َص َّماَء َلْي َس َلَه ا َب اٌب َو َال َك َّو ٌة َلَخ َر َج َعَم ُلُه َك اِئًن ا َم ا َك اَن‬:‫َو َر َو ى ْالُبَخ اِر ُّي َو ُمْس ِلٌم‬

Artinya: Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang
tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah)
menurut keadaannya (HR Bukhari dan Muslim).
Hadirin rahimakumullah

Keempat, yang bisa merusak hati adalah memakan rezeki Allah namun tidak mensyukurinya.

Rezeki merupakan karunia Allah swt yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya, jadi sudah
sepantasnya kita semua untuk selalu mensyukuri dari setiap apapun yang diberikan kepada kita.
Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Ahmad dari An Nu’man bin Basyir:

‫َم ْن َلْم َي ْشُك ِر اْلَقِليَل َلْم َي ْشُك ِر اْلَك ِثيَر‬


Artinya: Barang siapa tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu
yang banyak (HR Ahmad, 4/278).

Hadits ini benar sekali. Bagaimana mungkin seseorang dapat mensyukuri rezeki yang banyak, jika
rezeki yang sedikit saja tidak mampu disyukuri. Hal ini juga dikuatkan di dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 172:

‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ُك ُلو۟ا ِمن َط ِّي َٰب ِت َم ا َر َز ْق َٰن ُك ْم َو ٱْشُك ُرو۟ا ِهَّلِل ِإن ُك نُتْم ِإَّياُه َت ْع ُبُدوَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah (QS Al-
Baqarah: 172).

Akan tetapi, jika kita yang telah diberikan nikmat oleh Allah swt melupakan nikmat-Nya dan enggan
bersyukur, maka Allah akan memberinya azab yang berat. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-
Qur’an surat Ibrahim ayat 7:

‫َو ِاْذ َت َاَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِٕىْن َشَك ْر ُتْم َاَلِز ْيَد َّنُك ْم َو َلِٕىْن َكَف ْر ُتْم ِاَّن َع َذ اِبْي َلَش ِدْي ٌد‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-
Ku sangat berat (QS Ibrahim: 7).

Hadirin rahimakumullah

Yang kelima, tidak ridha (puas) dengan pemberian Allah swt.

Ridha dengan pemberian Allah merupakan sifat qanaah yang akan membuat hati seseorang merasa
cukup dan merasa puas dengan rezeki yang dia miliki. Ia juga tidak akan menuntut lebih terhadap
apa yang sudah ada di tangannya. Karena bagi mereka harta dan segala yang diberikan Allah
merupakan titipan semata. Diriwayatkan oleh Thabrani bahwa Rasulullah saw bersabda:

‫اْلَقَن اَع ُة َك ْنٌز َال َي ْف نى‬

Artinya: Qanaah merupakan kekayaan yang tidak pernah musnah (dalam ath-Thabrani, al-mu'jam al-
Ausath, 7/84).
Hadits di atas menunjukkan sifat qanaah menjadi salah satu modal untuk menggapai kehidupan yang
lebih lapang, nyaman, dan tentram. Sebaliknya, sifat tamak menjadi ladang kerugian dan juga
kehinaan bagi manusia. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab an-Nihayah fi Gharib al-Hadits:

‫ َو ذَّل َم ْن َط َمَع‬، ‫َع َّز َع ْن َقَن َع‬

Artinya: Sungguh mulia orang yang qanaah, dan sungguh hina orang yang tamak (dalam ibnu al-Atsir,
an-Nihayah fi Gharib al-Hadits).

Hadirin rahimakumullah

Yang terakhir, keenam, yakni mengubur jenazah namun enggan mengambil pelajaran dari kematian
mereka.

Kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk
lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam
firman Allah Ta’ala berikut ini (yang artinya): Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan (QS. Ali Imran: 185).

Sebaik-baik manusia merupakan yang dapat mengambil hikmah dari peristiwa kematian, karena
kematian bukan hanya sekedar takdir melainkan hikmah dan nasihat dari Tuhan untuk yang masih
hidup. Karena dengan kematian manusia tidak terlalu bernafsu untuk mengejar kenikmatan dunia.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

‫ َي ْع ِنى اْلَم ْو َت‬.» ‫ « َأْك ِثُروا ِذ ْك َر َهاِذ ِم الَّلَّذ اِت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُه َر ْي َر َة رضي هللا عنه َق اَل َق اَل َر ُسوُل ِهَّللا‬.

Artinya: Abu Hurairah ra meriwayatkan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian" (HR Tirmidzi dan dishahihkan di dalam
kitab Shahih Tirmidzi).

Dengan mengingat mati seorang hamba juga bisa menjadi menjadi mukmin yang cerdas berakal.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu majah:

‫صلى‬- ‫ َفَج اَء ُه َر ُجٌل ِمَن اَألْن َص اِر َفَس َّلَم َع َلى الَّن ِبِّى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ ُكْن ُت َمَع َر ُسوِل ِهَّللا‬: ‫َع ِن اْب ِن ُع َمَر رضي هللا عنهما َأَّن ُه َق اَل‬
‫ «َأْك َث ُرُه ْم ِلْلَم ْو ِت ِذ ْك ًر ا‬: ‫ «َأْح َس ُنُهْم ُخ ُلًقا» َق اَل َفَأُّى اْلُمْؤ ِمِنيَن َأْك َي ُس َقاَل‬: ‫ َي ا َر ُسوَل ِهَّللا َأُّى اْلُمْؤ ِمِنيَن َأْف َض ُل َق اَل‬: ‫ ُثَّم َقاَل‬-‫هللا عليه وسلم‬
‫»َو َأْح َس ُنُهْم ِلَم ا َب ْع َدُه اْس ِتْع َد اًد ا ُأوَلِئَك اَألْك َي اُس‬
‫‪Artinya: Abdullah bin Umar ra bercerita, Aku pernah bersama Rasulullah saw, lalu datang seorang‬‬
‫‪lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad saw lalu bertanya: "Wahai‬‬
‫‪Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, Beliau menjawab: “Yang paling baik‬‬
‫‪akhlaknya”. Orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”,‬‬
‫‪beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah‬‬
‫‪kematian, merekalah yang berakal” (HR Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu‬‬
‫‪Majah).‬‬

‫‪Hadirin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikanlah khutbah Jumat yang disampaikan, mudah-mudahan bisa menjadikan kita sebagai hamba‬‬
‫‪yang selalu mengambil pelajaran dari setiap hal positif, sehingga hati kita akan selalu menjadi bersih‬‬
‫‪dan suci, karena selalu ingat kepada Allah swt. Amin ya rabbal ’alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِلْي ُم‪ُ ،‬قْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫‪َ.‬اْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬

‫ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬
‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬
‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪،‬‬
‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل‬

‫َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai