Kirim Data Belum Siap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan setiap ilmu ialah mengumpulkan pengetahuan secara sistematis yang
dapat diteliti kembali kebenarannya. Hal ini dapat dicapai melalui observasi,
eksperimen dan pemikiran. Dalam pemikiran sudah dicakup pula kritik dan imajinasi.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu dan agar diperoleh inforomasi yang
objektif, akurat, dan lengkap maka diperlukan suatu penelitian.
Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengisi kekosongan dalam
pengetahuan. Cara untuk melakukan penelitian yang sederhana atau yang
memerlukan banyak peralatan laboratorium pada dasarnya sama. Jika pekerjaan
penelitian tidak dilakukan dengan cara yang lazim, maka pekerjaan tersebut hanya
dapat digolongkan sebagai suatu cerita populer atau berita saja.
Pada dasarnya titik awal penelitian diawali dengan timbulnya suatu pertanyaan
dalam diri kita mengenai keadaan dan persoalan yang terjadi di sekitar kita.
Keinginan untuk lebih mengetahui keadaan dan persoalan di sekitar kita itu,
mendorong kita untuk melakukan suatu penelitian. Buku-buku dalam perpustakaan
dan laboratorium yang baik merupakan pembantu yang mutlak dalam melakukan
penelitian.
Pada dasarnya suatu penelitian memerlukan metode ilmiah yang dapat
ditempuh melalui langkah-langkah : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
melakukan verifikasi data, dan menarik kesimpulan. Suatu penelitian memerlukan
data yang objektif, akurat, dan lengkap.
Begitu banyak data di sekitar kita, tetapi tidak semua data tersebut menjadi
informasi karena tidak semua data dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Oleh
karena itu untuk memperoleh data diperlukan metode atau pengumpulan data yang
sesuai dengan penelitian. Selain itu data yang diperoleh juga harus diolah agar dapat
di sajikan. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada makalah ini.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data?
2. Bagaimana Teknik Pengolahan Data?
3. Bagaimana Teknik Penyajian Data?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Teknik Pengumpulan Data.
2. Untuk mengetahui Teknik Pengolahan Data.
3. Untuk mengetahui Teknik Penyajian Data.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Method of collection data is technique for physically obtaining data to
be analyzed in a research study. Metode pengumpulan data diartikan sebagai
teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi
penelitian.1 Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada
setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di
rumah dengan berbagai responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data.
2. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan
alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif.
Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian sebagai cara yang dapat di tempuh
untuk mengumpulkan data.

1
Ferdi Nasum, Metode pengumpulan Data Kuantitatif, dalam http://ferdy-
nasum.blogspot.com/2011/11/metode-pengumpulan-data-kuantitatif.html diakses pada Kamis 16
Maret 2017 pukul 13.00 WIB.
3
4

a. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.2
Macam-macam Observasi
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data
1. Observasi Berperan Serta ( participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-
orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Dari segi instrumentasi yang digunakan
1. Observasi Terstruktur

2
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Penelitian Pendidikan jenis,metode, dan prosedur, (Jakarta
: Kencana predana media group, 2013), hlm. 270.
5

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara


sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya.
2. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang telah diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan.3
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi:
1. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan
diobservasi
2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang
dilaksanakannya.
3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
4. Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi
munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya.
5. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis,
maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari
pengamatan.

3
Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung :
Alfabeta,2011), hlm. 145-146.
6

6. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling
mempengaruhi.4
Keuntungan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data:
1. Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang diobservasi),
karena mereka tidak harus mengerjakan apa-apa. Observant (yang
diobservasi) dapat melakukan seperti yang ia kerjakan sehari-hari tanpa
harus dibuat-buat, dan observer mengamati serta mencatatnya pada alat
observasi.
2. Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat
utama pengumpul data, melainkan alat lain yang lebih praktis yang
efisien, bandingkan dengan wawancara yang menuntut kemampuan
peneliti untuk mengungkap pendapat atau opini subjek penelitian
3. Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan objektif
sebab subjek penelitian akan melakukan dan bekerja apa adanya.
4. Observasi dapat digunakan untukmengecek kebenaran data yang
diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara dan angket.
Kelemahan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data:
1. Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat diungkap
dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama hal-hal yang bersifat
pribadi dan bersifat rahasia.
2. Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya
sedang diamati (diobservasi), ada kecenderungan melakukan kegiatan
yang dibuat-buat dan berpura-pura sehingga tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya.

4
Drs. S. Margono, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2010),
hlm. 159.
7

3. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka akan


sulit bagi observant untuk bertindak secara objektif.5
b. Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan
dengan cara dialog, baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui siaran
media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber
data.
Macam-macam teknik wawancara (Interview)
1. Interview berstruktur
Dalam interview ini, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan
interviewer telah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Interview tidak berstruktur
Interview ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang
pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan lainnya
dapat diajukan secara bebas kepada subjek.6
Syarat dalam mengemukakan pokok-pokok yang akan digunakan sebagai bahan
pertanyaan wawancara sebagai berikut :
1. Menghindari kata-kata yang bermakna ganda
2. Menghindari pertanyaan panjang
3. Mengajukan pertanyaan sekonkret mungkin
4. Mengajukan pertanyaan dalam pengalaman konkret interview
5. Menyebut semua alternative jawaban
6. Menghindari kata-kata canggung ysng membuat rasa malu interview
7. Menetralkan gaya bahasa bicara
8. Memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut interview
9. Menanyakan hal-hal positif dan negative dalam menilai orang ketiga.

5
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, Penelitian Pendidikan……hlm. 271-272.
6
Drs. S. Margono,Metodologi Penelitian……. Hlm. 167.
8

Keuntungan-keuntungan menggunakan teknik wawancara (interview):


1. Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/informasi
yang digunakan dengan teknik lain seperti angket
2. Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan akurat, bahkan
dapat memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya
3. Melalui tatap muka secara langsung,memungkinkan pewawancara dapat
menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh subjek penelitian
sebagai sumber data
4. Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang tidak mengenal
batasan usia, dan kemampuan, berbeda dengan angket yang hanya bisa
digunakan pada responden yang hanya bisa membaca dan menulis saja.
Kelemahan menggunakan teknik wawancara (interview):
1. Kadang-kadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu dan tempat.
2. Wawancara menuntut ketrampilan khusus dari pewawancara dalam
mengungkap data dan keterangan yang akurat.
3. Sulit menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif pewawancara yang dapat
mempengaruhi hasil wawancara.7
c. Teknik Angket (Kuesioner)
Angket adalah instrument penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai
dengan petunjuk pengisiannya.8
Macam-macam angket (kuesioner):
1. Kuesioner berstruktur
Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban
yang disediakan.
2. Kuesioner tak berstruktur

7
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, Penelitian Pendidikan……hlm. 263-264.
8
Ibid hal. 255.
9

Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban responden


terhadap setiap pertanyaan kuesioner bentuk ini dapat diberikan secara bebas
menurut pendapat sendiri
3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur
Kuesioner ini sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini di satu pihak
member alternative jawaban yang harus dipilih, di lain pihak member
kebebasan kepada responden untuk menjawab secara bebas lanjutan dari
jawaban sebelumnya.
4. Kuesioner semi terbuka
Kuesioner yang member kebebasan kemungkinan menjawab selain dari
alternative jawaban yang sudah ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner:
1. Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim melalui
pos atau cara-cara lain, agar terjalin hubungan baik
2. Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara
menjawab pertanyaan.
3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan.9
Kelebihan-kelebihan menggunakan teknik kuesioner (angket):
1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden
atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2. Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis, sebab setiap
responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama
3. Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan
sesuai dengan keyakinannya.
4. Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena
pengisiannya tidak terlalu terikat oleh waktu.

9
Drs. S. Margono,Metodologi Penelitian……. Hlm. 168-169.
10

Kelemahan-kelemahan menggunakan teknik kuesioner (angket):


1. Dengan menggunakan angket belum menjamin responden akan memberikan
jawaban yang tepat sesuai dengan keyakinannya
2. Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
3. Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket
karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
4. Kurang luwes karena tidak ada pewawancara
5. Tingkat pengembalian kuesioner rendah
6. Tidak dapat mengamati reaksi responden ketika menjawab pertanyaan
7. Suasana dan kondisi lingkungan responden ketika mengisi kuesioner tidak
terkontrol
8. Sulit mengontrol responden agar sesuai dengan urutan pertanyaan
9. Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang kompleks.
d. Studi Dokumen
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai
macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat pribadi,
laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan
dokumen lainnya.

B. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data atau disebut proses pra-analisis mempunyai tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Editing data
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi,
keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang terkumpul. Proses klarifikasi
menyangkut pemberian penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul
akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan
analisis data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan diharapkan masalah teknis
11

atau konseptual tidak mengganggu proses analisis sehingga dapat menimbulkan


bias penafsiran hasil analisis. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang
sudah terkumpul secara logis dapat digunakan untuk justifiksi penafsiran terhadap
hasil analisis.konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala
pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data
secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah
dirumuskan dalam penelitian tersebut.10
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalah-kesalahan yang terdapat
pada pencatatan yang ada dilapangan dan bersifat korektif. Setelah melakukan
tugas lapanangan, maka berkas-berkas catatan informasi atau data siap untuk
diolah. Dalam editing ini akan diteliti lagi hal-hal sebagai berikut:
1. Kelengkapan pengisian
2. Keterbatasan tulisan
3. Kejelasan makna jawaban
4. Keajegan dan kesesuaian jawban satu sama lain
5. Relevansi jawaban
6. Keseragaman satuan data11
2. Pengembangan Variabel
Yaitu spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang
mencakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua
variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data. Jika belum berarti data yang
terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variabel yang diteliti
3. Pengkodean Data(Coding)
Coding yaitu pemberian atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yang
termasuk kedalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
10
Jonathan, Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2006), hlm. 235.
11
Mochamad fauzi, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Semarang :Walisongo Press, 2009),
hlm. 204.
12

bentuk angka-angka, atau huruf yang memberikan petunjuk, identitas pada suatu
informasi atau data yang akan dianalisis.Tujuannya yaitu agar data dapat
dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisis
berikutnya. Dengan data yang sudah diubah dalam bentuk angka maka peneliti
akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat
lunak yang sesuai dengan data yang digunakan sebagai sarana analisis 12 Contoh
pemberian kode misalnya, pertanyaan dibawah ini yang menggunakan jawaban
“Ya” dan “Tidak” dapat diberi kode 1 untuk Ya dan dua untuk Tidak Pertanyaan :
Apakah saudari menyukai pekerjaan saat ini?
Jawaban : Ya atau Tidak
4. Cek Kesalahan
Peneliti melakukan pengecekan kesalahan pada data sebelum dimasukkan
kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah
diselesaikan tanpa kesalahan yang serius.
5. Membuat Struktur Data
Penelititi membuat struktur data yang mencakup semua data yang
dibutuhkan untuk analisis kemudian dipindahkan kedalam komputer.

C. Teknik Penyajian Data


1. Pengertian penyajian data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai
deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan
menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam
prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan
sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka
dilakukan penyajian data atau penyusunan data.

12
Ibid hal. 206.
13

Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang
berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.
2. Tujuan Penyajian Data
Penyajian data mempunyai dua tujuan, yaitu:
a. Penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data
Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan
menyajikannya dalam bentuk tabel atau gambar maka penampilan dan
gambaran data lebih mudah dibaca dan dipahami.
b. Penyajian data memudahkan dalam menganalisis data
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama
dan sulit untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih
teratur maka data lebih mudah dianalisis.
3. Bentuk data yang disajikan
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang
disajikan dapat berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat
tergantung pada bentuk mana yang memberikan manfaat maksimal kepada
pembaca dalam memahami data.
a. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung
diambil berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden.
Pengukuran dilakukan dengan mengubah respons yang diberikan oleh
responden atas instrumen menggunakan aturan scoring.
b. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase
dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan
100. Misalnya:
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data
siswa yang tidak lulus adalah (15/50) x 100 = 30 %.
Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data
14

diantara total keseluruhan.


c. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga
penyajian data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks
juga dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara
keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang
angka indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:
Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng
diikuti oleh 20 orang, maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.
4. Macam-macam Teknik Penyajian Data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi.
Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang
disajikan dapat menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami
isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data
dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi
penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu membuat tabel
atau daftar dan grafik atau diagram dan penyajian dengan narasi.
a. Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja)
sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi
dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan
pengolah data dalam menganalisis data tersebut.
Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel
sebagai bahan untuk menjelaskan komponen tabel.
15

Tabel 2.1
Jumlah penduduk putus SD/MI di Desa X Tahun 2007 – 2009
Tahun frekuensi
2007 115
2008 121
2009 132
Jumlah 368
Sumber: Monografi desa X

1. Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel
yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah
untuk mencari kembali bila dibutuhkan.
2. Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi
mengenai: data serta tempat dan waktu pengumpulannya.
3. Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132
dan jumlah – 368.
4. Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus
SD/MI.
5. Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121,
132 dan 368.
6. Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang
melakukan pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data
dikumpulkan dan ditabulasikan sendiri oleh pembuat tabel.
Macam – macam penyajian data dalam bentuk tabel antara lain:
1. Tabel Baris Kolom
Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris
dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri
dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang dibuat
menjadi beberapa kelompok.
16

Contoh: (fiktif)
Tabel 2.2
Daftar IP Seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tahun 2008 – 2012
No Semester IP
1 I 3,12
2 II 3,00
3 III 3,39
4 IV 3,37
5 V 2,90
6 VI 3,30
7 VII 3,40
Total 22,48

2. Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya
dalam frekuensi. Tabel ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk
menyusun distribusi data dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat
tunggal.
Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.3
Jumlah Anak dalam setiap keluarga di desa X tahun 2012
Jumlah anak f
0 5
1 52
2 75
3 27
17

4 11
Di atas 4 20
Jumlah 213

b. Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong


Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk
menyajikan data dalam frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan
memahami data. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4
Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN
Sukamaju Tahun 2010
Data f
51 – 60 3
61 – 70 8
71 – 80 17
81 – 90 12
91 – 100 5
Jumlah 45

3. Tabel Kontingensi ( Tabel Faktorial )


Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel
ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua
faktor (variabel) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan kolom.
Contoh: (fiktif)
18

Tabel 2.5
Jumlah Pelajar di Wilayah X tahun 2010
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
JENIS JUMLAH
KELAMIN TINGKAT SEKOLAH
SD SMP SMA
Laki – laki 4756 2795 1459 9012
Perempuan 4032 2116 1256 7404
Jumlah 8790 4911 2715 16416
Sumber data: dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan X tahun 2010
Catatan: Faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat
dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan
kolom.13
b. Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas,
data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam
bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data
secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini
lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
14
Dibawah ini adalah contoh grafik:

13
Evendi Muhtar, Teknik Penyajian Data, dalam
http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/07/teknik-penyajian-data.html diakses Minggu 19
Maret 2017 pukul 07.00 WIB.
14
Ruswanto, Teknik Penyajian Data, dalam http://www.ruswanto.com/p/teknik-
penyajian-data.html diakses Minggu 19 Maret 2017 pukul 08.00WIB.
19

c. Penyajian Data Narasi


Penyajian data dengan narasi mengandung pengertian bahwa hasil
penelitian itu disampaikan menggunakan kalimat. Pada teknik ini, sangatlah
penting penggunaan kalimat yang efektif serta ketepatan pemilihan diksi dan
gaya bahasa. Untuk ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
Laporan penelitian merupakan jenis karya tulis ilmiah, sehingga gaya
bahasanya harus resmi dengan aturan ejaan yang baku. Seperti penggunaan
tanda baca, huruf besar dan cetak miring. Penulisan tanda baca selalu
mengikuti/menyatu dengan kalimat sebelumnya, selanjutnya spasi huruf diikuti
kalimat berikutnya.
Gunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat
lengkap (minimal mengandung subyek dan predikat). Kalimat efektif terdiri 8-
12 kata. Hindari penggunaan kalimat majemuk bertingkat.
Jika menggunakan kuotasi atau petikan langsung, lakukan menurut aturan
dengan tanda baca yang sesuai. Penggunaan petikan dalam laporan
penelitianbiasanya mengikuti kaidah umum, yaitu diawali dan diakhiri tanda
kutip, spasi tunggal, dengan paragraf-indent menjorok ke dalam.
Penulisan kuotasi pada penelitian-penelitian kualitatif atau grounded-
theory research, seperti pernyataan atau wawancara dengan responden harus
dipilih secara seksama, atas dasar nilai penting/kebermaknaannya. Disebut
20

penting jika kuotasi itu menunjukkan intensitas tinggi, konsistensi kuat, frekuensinya sering
muncul di dalam situs penelitian.15

Anda mungkin juga menyukai