Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKMdan Pengukuran Kinerja Keuangan PadaPerusahaan Jual Beli Barang Bekas (Studi Kasus Pada PD. XYZ)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Accounting Literacy Journal

Vol. 1, No. 2, March 2021, pp. 294 – 303


©Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung

Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM


dan Pengukuran Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Jual Beli
Barang Bekas (Studi Kasus Pada PD. XYZ)

Preparation of Financial Statements Based on SAK EMKM and Measurement of


Financial Performance in Junk Trading Company (Case Study In PD. XYZ)
Linda Luciana
Program Studi D4 Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: [email protected]

Arwan Gunawan
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: [email protected]

Abstract: Financial reports are one of the important sources of information for MSMEs in the financial
decision-making process and the components which can be used to measure financial performance. However,
not all UMKM compile financial reports, one of them is PD. XYZ. In the absence of financial reports,
PD. XYZ has difficulty in making financial decisions. The aim of this research is to help PD. XYZ
prepares financial reports and to find out its financial performance. This type of research is a mixed method.
The results showed that the financial records of PD. XYZ is still simple, which only records petty cash
receipts and petty cash disbursements. Then, PD. XYZ has not prepared a financial report due to the
lack of understanding of the owner and his financial department regarding accounting. In addition, based
on the measurement of financial performance, the results show that the solvency ratio and the company's
activity ratio in the March and April 2020 periods were efficient, while the liquidity ratios and profitability
ratios were inefficient.
Keywords: UMKM, SAK EMKM, Financial Statements, Performance Measurement

1. Pendahuluan
UMKM menjadi salah satu andalan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia. Perkembangan ekonomi dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia (Tatik, 2018). Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat adalah dengan mendorong masyarakat berwirausaha sehingga menjadi mandiri (Warsadi,
Herawati, & Julianto, 2017). Menurut (Rachmanti, 2019), sebagai negara berkembang, Indonesia
memiliki masyarakat yang berkegiatan usaha secara individu ataupun kelompok. Diakses dari berita
online (Okezone, 2019), Muhammad Ikhsan Ingratubun, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia
mengatakan, pada tahun 2018, sektor UMKM sudah menyumbang Rp8.400 triliun atau 60% untuk
Produk Domestik Bruto (PDB) PDB Indonesia.
Sama halnya dengan perusahaan besar yang memiliki tujuan utama mendapatkan laba, UMKM
juga merupakan organisasi yang berorientasi pada laba. Semakin meningkatnya laba yang diperoleh
perusahaan, maka dapat dinyatakan perusahaan berkembang sehingga informasi tentang laporan
keuangan sangat penting dan dibutuhkan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan (Mutiah,
2019). Oleh karena itu, menyusun laporan keuangan merupakan salah satu proses penting agar

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: 2747-1918 (Online) | 294


Linda Luciana, Arwan Gunawan

UMKM bisa mengetahui secara pasti angka dari perolehan laba (Pertiwi, Rohendi, & Setiawan,
2020). Selain untuk memberikan gambaran keuangan perusahaan secara umum, laporan keuangan
juga memiliki manfaat lainnya, yaitu untuk memudahkan perusahaan dalam mengajukan kredit
kepada pihak eksternal perusahaan. Untuk menggambarkan kinerja perusahaan yang baik dan
sebagai alat pendukung UMKM dalam pengajuan kredit di bank, diperlukan laporan keuangan yang
relevan dan handal (Mutiah, 2019).
Untuk memudahkan pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangannya, pada tanggal 24
Oktober 2016, IAI mengesahkan Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,
dan Menengah atau disingkat menjadi ED SAK EMKM. IAI berharap, SAK EMKM sebagai dasar
dan juga panduan bagi UMKM dalam menyusun lapopran keuangannya. SAK ini dibuat untuk
berbagai bidang usaha, seperti usaha pertanian, perikanan, industri, jasa, dan dagang. SAK EMKM
berisi acuan dan pedoman dalam pembuatan laporan keuangan bagi UMKM.
Meski demikian, masih ada pelaku UMKM yang belum mencatat aspek keuangannya secara
tertib dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
(Luthfiaazahra, 2015) terhadap 19 para pelaku UMKM pengrajin batik yang berada di Kampung
Batik Laweyan Surakarta, terdapat 13 UMKM yang tidak membuat laporan keuangan berdasarkan
SAK ETAP. Selain itu, hasil penelitian lain dari Abdul Muchid (2015), Arri Alfitri dan Ngadiman
Shohidin (2014), dan Edi Susanto (2011) dalam (Nurlaila, 2018) menyimpulkan bahwa banyak
UMKM yang belum menyusun laporan keuangan maupun menerapkan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku umum pada laporan keuangannya. Alasannya adalah tidak mengetahui
pentingnya laporan keuangan, sulitnya menerapkan standar keuangan yang ada dengan kondisi
keuangan pada bisnis yang dijalankannya, atau belum ada SDM yang memahami akuntansi
(Nurlaila, 2018). Salah satu UMKM yang belum menyusun laporan keuangan adalah PD. XYZ.
PD. XYZ adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang jual beli barang bekas, terdiri dari
besi, logam, dan dus. Pencatatan keuangan yang dibuat masih sederhana, yaitu hanya mencatat
jumlah pemasukan dan pengeluaran kas. Selain itu, terkadang ada beberapa transaksi kas keluar
yang tidak dicatat, misalnya kas keluar atas pembelian makanan ringan untuk karyawan. Hal tersebut
menyebabkan perusahaan selama ini hanya mengira-ngira laba yang didapat tanpa mengetahui
angka pastinya sehingga pemilik tidak memperhitungkan batas maksimal penggunaan laba usaha
untuk pemakaian pribadi agar keuangan perusahaan tetap dalam kondisi baik. Hal tersebut
diperburuk dengan tidak adanya pemisahan aktiva milik perusahaan dan pribadi. Padahal
perusahaan dagang ini telah memiliki omset atau peredaran bruto kurang lebih Rp3,5 milyar per
bulan atau sekitar Rp42 milyar per tahun dengan jumlah pegawai kurang lebih 30 orang. Artinya,
menurut UU Nomor 20 Tahun 2008, PD. XYZ tergolong jenis usaha menengah karena penjualan
tahunannya berada pada interval Rp2,5 milyar sampai dengan Rp50 milyar. Dengan angka
penjualan yang tergolong besar, sudah seharusnya PD. XYZ memperhatikan keuangan mereka,
dimulai dari proses pencatatan, kemudian proses penyusunan laporan keuangan berpedoman pada
SAK EMKM.
Angka-angka yang tercantum pada laporan keuangan bisa menjadi lebih bermakna jika kita
membandingkannya (Anggiani, 2011). Perbandingan angka-angka tersebut dikenal dengan istilah
analisis rasio keuangan (Kasmir, 2016). Didukung pernyataan lain dari (Dewi, Herawati, & Yasa,
2019), bahwa salah satu metode untuk melakukan pengukuran kinerja keuangan adalah
menggunakan analisis rasio, yaitu setiap pos tertentu didalam neraca atau laba rugi dibadingkan.
Dari penjelesan sebelumnya, dapat disimpulkan tiga rumusan masalah, antara lain: (1)
Bagaimana pencatatan keuangan yang telah dilakukan oleh PD. Selalu Ingat Awal? (2) Bagaimana
penyusunan laporan keuangan pada PD. Selalu Ingat Awal berdasarkan SAK EMKM? (3)
Bagaimana kinerja keuangan pada PD. Selalu Ingat Awal berdasarkan laporan keuangan yang telah
dibuat?

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 295


Linda Luciana, Arwan Gunawan

2. Kajian Pustaka
2.1. UMKM
Menurut Sulistyo (2010) dalam (Mutiah, 2019), UKM merupakan jenis usaha yang dimiliki oleh
perorangan dan usaha tersebut bukan cabang atau anak perusahaan. UMKM merupakan singkatan
dari tiga jenis entitas, yakni entitas mikro, entitas kecil, dan entitas menengah yang ketiganya
memiliki kesamaan, yaitu merupakan0suatu0entitas0ekonomi0yang0dimiliki0oleh0perorangan
ataupun0badan0usaha0dan0bukan0anak0perusahaan0maupun0cabang0entitas0lain0yang berskala
lebih0besar. Sedangkan perbedaannya didasarkan pada kriteria masing-masing dibawah ini.
1. Usaha0mikro, merupakan UMKM yang memiliki nilai aset maksimal0Rp500juta0dan0omset
penjualan0maksimumnya Rp300 juta pertahun.
2. Usaha0kecil, adalah UMKM yang memiliki nilai aset lebih dari Rp50 juta0hingga0Rp5000juta
dan omset penjualannya maksimum0Rp3000juta hingga Rp2,5 milyar pertahun.
3. Usaha0menengah, merupakan UMKM yang0memiliki nilai aset lebih0dari0Rp500 juta hingga
Rp10 milyar dan omset penjualannya lebih dari Rp2,5 milyar hingga Rp50 milyar pertahun.

2.2. Laporan Keuangan


2.2.1 Definisi Laporan Keuangan
IAI (2010:5) dalam (Erakipia & Gamaliel, 2016), menyatakan bahwa “Laporan keuangan
merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Kemudian menurut (Mutiah, 2019), “Laporan keuangan secara sederhana merupakan suatu
informasi mengenai keuangan pada perusahaan yang bisa digunakan untuk melihat suatu kondisi
perusahaan dan menilai kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu”. Sedangkan (Rahman
Pura, 2013) mendefinisikan laporan keuangan sebagai hasil akhir dari siklus atau aktivitas akuntansi.
Selanjutnya menurut (Munawir,S, 2010) dalam “Laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang digunakan ssebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan”.
(Munawir,S, 2010)
Kesimpulan dari penjelasan diatas, laporan keuangan adalah suatu laporan yang breisi
informasi keuangan, bersumber dari data transaksi atas kegiatan operasional maupun non
operasional perusahaan, dan disusun oleh perusahaan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan.
Meskipun dalam menyusun laporan keuangan memiliki banyak kendala bagi UMKM, namun
hal itu sebanding dengan manfaat yang didapat apabila perusahaan telah menyusun laporan
keuangan. (Sujarweni, 2019) mengemukakan peran penting laporan keuangan bagi suatu entitas,
yaitu untuk mengetahui kondisi bisnis, membantu proses penjaminan, mengontrol keuangan bisnis,
dan menetukan target selanjutnya.
Laporan keuangan UMKM tidak hanya bermanfaat bagi pemilik usaha sebagai penyusun
laporan keuangan, namun bagi pihak lain, yaitu investor, masyarakat, pemasok, pemberi pinjaman,
pelanggan, karyawan, dan pemerintah.
2.3. SAK EMKM
SAK0EMKM0adalah suatu0standar0akuntansi0yang0telah0disahkan oleh Dewan SAK IAI
pada 240Oktober02016. SAK ini dibuat untuk dijadikan sebagai pedoman bagi entitas0mikro, kecil,
dan0menengah0dalam memenuhi kebutuhan pelaporan keuangannya. SAK ini disusun agar
terciptanya kesamaan dalam menyusun laporan keuangan (Uno, Kalangi, & Pusung, 2019).
Diterbitkannya SAK EMKM merupakan wujud dukungan dan apresiasi dari IAI karena UMKM
telah terbukti dapat meningkatkan perekonomian Indonesia secara berkesinambungan (Ikatan

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 296


Linda Luciana, Arwan Gunawan

Akuntan Indonesia, 2016). SAK ini memang dibuat sederhana agar para pelaku UMKM mudah
dalam memahami isinya.
2.4. Siklus Akuntansi
“Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai
dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode berikutnya
yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus.” (Soemarso, 2004). (Wijaya, 2018),
menggambarkan siklus akuntansi sebagai berikut.
Pembuatan Daftar Saldo Sebelum
Transaksi ke-1 Transaksi ke-n Penyesuaian

Pencatatan Penyesuaian dan Pengoreksi

Pengidentifikasian Transaksi
Pembuatan Daftar Saldo Setelah
Penyesuaian

Pengukuran Transaksi
Penyusunan laporan Laba (Rugi)

Pendokumentasian Transaksi
Pencatatan Penutup

Penulisan Transaksi ke Buku Harian

Penyusunan Laporan Posisi Keuangan,


Laporan Laba (Rugi) dan Catatan Atas
Pencatatan Jurnal (Penurnalan) Laporan Keuangan

Pencatatan Buku Besar (Pemindahbukuan) Pencatatan Pembalik

Sumber : (Wijaya, 2018)

Gambar 1 Siklus Akuntansi


2.5. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja adalah prestasi kerja dan gambaran tentang pencapaian terlaksananya kegiatan
didalam meraih visi, misi, tujuan, serta sasaran perusahaan, sedangkan kinerja keuangan
adalah hasil yang sudah tercapai oleh manajemen entitas untuk mengelola aset entitas (Rudianto,
2013). Menurut (Sashenka, 2019), “Untuk mengetahui kinerja perusahaan lebih mendalam dan
menyeluruh maka digunakan analisis rasio”. Hal ini diperkuat dengan pernyataan menurut (Erakipia
& Gamaliel, 2016) “Metode yang umum digunakan dalam menilai kinerja perusahaan yang dicapai
perusahaan secara komprehensif adalah analisis rasio keuangan”. Oleh karena itu, peneliti analisis
rasio0keuangan0digunakan0dalam0penelitian0ini0untuk0mengukur0kinerja0keuangan PD. XYZ.
2.5.1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas0adalah0rasio0yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban atau utang0jangka0pendeknya atau utang yang0akan segera dilunasi
atau jatuh tempo. Rasio0likuiditas0yang0biasa0digunakan0adalah0rasio0lancar.

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 297


Linda Luciana, Arwan Gunawan

Aktiva Lancar
Rasio0Lancar = (1)
Utang Lancar
2.5.2. Rasio Solvabilitas
Rasio0solvabilitas adalah rasio yang berguna dalam mengukur persentase aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh utang. Rasio0solvabilitas0yang biasa digunakan0adalah rasio utang, berfungsi
untuk mengukur berapa bagian dari seluruh aktiva yang dibiayai dari utang (Kasmir, 2016).
Total Utang
Rasio Utang= (2)
Total Aset
2.5.3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang berguna dalam mengukur0efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktivanya (Kasmir, 2016). “Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk
mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada”, (Sashenka,
2019). Rasio aktivitas yang digunakan untuk penelitian ini adalah rasio perputaran total aktiva,
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang memiliki transaksi penjualan dan memiliki data total
aktiva.
Rasio ini dapat mengukur0perputaran0seluruh0aktiva0perusahaan0dan0jumlah0penjualan0yang
didapatkan dari tiap rupiah aktiva0(Kasmir, 2016).
Penjualan
Perputaran Total0Aktiva = (5)
Total Aktiva
2.5.4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan entitas untuk
mencapai keuntungan. Rasio ini juga bremanfaat dalam mengukur efektifitas manajemen saat
menjalankan operasional perusahaan (Sashenka, 2019). Rasio
profitabilitas0yang0digunakan0untuk0penelitian0ini adalah0rasio0hasil0pengembalian0total0aset0
(Return0on0Total0Assets)
Laba Bersih Setelah0Bunga0dan0Pajak
Return On0Total Assets (ROA) = (6)
Total Aktiva
3. Metode Penelitian
Metode0yang0digunakan0dalam0penelitian0ini0adalah0metode0penelitian0campuran, yaitu
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian0dilakukan pada0PD. XYZ
yang beralamat di Kiaracondong dan Gede Bage, Bandung. PD. XYZ dipilih karena membutuhkan
laporan keuangan untuk dapat mengembangkan usahanya dengan tepat. Objek
penelitian0dalam0penelitian0ini0adalah penyusunan0laporan keuangan0dan pengukuran kinerja
keuangan menggunakan rasio utang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah0 (1)
wawancara, 0 (2) observasi, 0dan (3) dokumentasi.
4. Hasil dan Pembahasan
PD. XYZ didirikan pada tahun 2007. Perusahaan ini bergerak di bidang jual beli barang bekas,
yaitu berbagai jenis besi, logam, dan dus. Hingga saat ini, diperkirakan omset rata-rata tahunannya
mencapai 42 milyar rupiah. Dengan omset yang terbilang besar, sudah selayaknya perusahaan ini
memiliki perencanaan keuangan yang baik. PD. XYZ memiliki keinginan untuk mengembangkan
usahanya sehingga diperlukan rasio utang agar perusahaan bisa mengetahui berapa nilai maksimum
utang yang bisa mereka pinjam agar terhindar dari resiko gagal bayar. Namun, pencatatan keuangan
pada PD. XYZ masih sederhana dan belum menyusun laporan keuangan. Sedangkan untuk dapat

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 298


Linda Luciana, Arwan Gunawan

mengukur kinerja0keuangan, diperlukan laporan0keuangan. Oleh0karena0itu, 0dilakukan


penyusunan laporan0keuangan0berdasarkan0SAK0EMKM.

5. Kesimpulan
5.1 Laporan Laba Rugi
Secara umum, laporan0laba0rugi0memberikan0informasi mengenai apakah perusahaan
mengalami laba atau rugi dan berapa nilai laba atau rugi pada periode tertentu. Selain itu, didalam
laporan keuangan ini, pemilik bisa mengetahui penyebab terjadinya laba atau rugi tersebut,
contohnya penurunan laba PD. XYZ pada periode April 2020 diakibatkan penurunan omset yang
tidak sebanding dengan penurunan beban. Berikut ini disajikan laporan laba rugi PD. XYZ pada
periode Maret dan April 2020.

PD. XYZ
Laporan Laba (Rugi)
Untuk Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2020 dan 30 April 2020
Dalam Rupiah
PENDAPATAN April Maret
PENDAPATAN USAHA
Penjualan 3,283,429,500 3,865,374,750
Harga Pokok Penjualan 2,922,949,642 3,460,682,008
LABA (RUGI) USAHA 360,479,858 404,692,742

BEBAN OPERASIONAL
Beban Gaji 67,785,000 73,467,000
Beban Listrik, Air, Wifi, dan Telepon 105,000 523,000
Upah Karyawan 5,914,000 8,220,000
Konsumsi 8,095,000 8,100,500
Biaya Angkut Penjualan 75,000,000 70,322,000
Biaya Angkut Pembelian 6,890,000 7,300,000
Biaya Servis Kendaraan 9,502,000 20,254,000
Beban Perlengkapan Gudang 15,989,000 20,360,000
Beban Perlengkapan Kantor 79,000 131,000
Beban Penyusutan Kendaraan 18,125,000 18,125,000
Beban Penyusutan Peralatan Gudang 5,145,833 5,145,833
Beban Penyusutan Peralatan Kantor 5,145,833 191,667
Beban Penyusutan Perabot 2,208,613 20,313
Biaya Servis Peralatan 775,000 -
Beban Sewa 20,313 22,500,000
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 220,779,592 254,660,313

PENDAPATAN DILUAR USAHA


Pendapatan Lainnya 1,150,000 810,000
JUMLAH PENDAPATAN DILUAR USAHA1,150,000 810,000

BEBAN NON-OPERASIONAL
Beban Bunga - -
Biaya Sumbangan dan Iuran RT 760,000 635,000
Obat-obatan 328,000 360,000
Biaya Kerugian Penjualan Aktiva Tetap - -
Biaya Administrasi Bank - -
Pajak - -
Beban Lain-lain 998,000 505,000
JUMLAH BEBAN NON-OPERASIONAL 2,086,000 1,500,000

“ LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 138,764,266 149,342,429 ”


Gambar 2. Laporan Laba Rugi PD. XYZ Periode Maret dan April 2020

Sumber : Olah Data (2020)

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 299


Linda Luciana, Arwan Gunawan

5.2 Laporan Posisi Keuangan


Laporan0posisi0keuangan0merupakan0laporan keuangan berisi informasi0mengenai nilai
akhir atas0aset, 0utang, 0dan0modal perusahaan setelah adanya berbagai transaksi, penyesuaian,
dan penutupan sehingga menyebabkan perubahan nilai pada akun-akun yang terdapat di neraca
saldo awal. Berikut ini merupakan Laporang Posisi Keuangan PD. SIA pada periode Maret dan
April 2020.
PD. XYZ
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Maret 2020 dan 30 April 2020
Dalam Rupiah
ASET April Maret
ASET LANCAR
Kas - -
Kas Kiaracondong - -
Bank BCA 1,735,681,640 1,617,787,553
Persediaan Dibayar Dimuka 785,535,400 266,308,350
Piutang Karyawan 4,900,000 8,500,000
Piutang Lainnya 100,000 -
Persediaan Barang Dagang - Besi 1,047,134,610 1,533,710,410
Persediaan Barang Dagang - Logam 26,599,838 29,713,629
Persediaan Barang Dagang - Dus 526,800 6,106,800
Perlengkapan Gudang 9,520,000 4,025,000
Perlengkapan Kantor 575,000 540,000
Jumlah Aset Lancar 3,610,573,288 3,466,691,742

ASET TETAP
Kendaraan 3,480,000,000 3,480,000,000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (1,372,656,250) (1,354,531,250)
Peralatan Gudang 4,585,208,500 4,583,950,000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Gudang (602,508,333) (597,362,500)
Peralatan Kantor 16,850,000 16,850,000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor (6,297,917) (1,152,083)
Perabot 21,386,000 18,136,500
Akumulasi Penyusutan Perabot (3,000,800) (792,188)
Jumlah Aset Tetap 6,118,981,200 6,145,098,479

JUMLAH ASET 9,729,554,488 9,611,790,221

LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Bank 620,000,000 640,000,000
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Lainnya - 1,000,000

JUMLAH LIABILITAS 620,000,000 641,000,000

EKUITAS
Modal Pemilik 8,970,790,221 8,821,447,792
Tambahan Modal - -
Prive - -
Laba Ditahan - -
Laba Periode Berjalan 138,764,266 149,342,429

JUMLAH EKUITAS 9,109,554,488 8,970,790,221

“ JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 9,729,554,488 9,611,790,221 ”


Gambar 3. Laporan Posisi Keuangan PD. XYZ Periode Maret dan April 2020

Sumber: Olah Data (2020)


5.3 Catatan Atas Laporan Keuangan
CALK berisi informasi mengenai profil perusahaan dan deskripsi setiap akun yang ada
didalam laporan0labai (rugi) dan0laporan0posisi0keuangan. Berikut ini merupakan
Catatan0Atas0Laporan Keuangan0PD. XYZ

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 300


Linda Luciana, Arwan Gunawan

PD. XYZ
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET DAN 30 APRIL 2020
1 UMUM
PD. XYZ didirikan di Bandung pada tahun 2007. Perusahaan bergerak di bidang usaha jual beli barang bekas. PD. XYZ
berdomisili di Kiaracondong dan Gedebage, Bandung.
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan menggunakan SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah)
yang diterbitkan oleh Dewan SAK IAI.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, artinya nilai aset pada neraca didasarkan biaya aslinya
ketika diperoleh. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank. Mata uang penyajian yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah Rupiah.
c. Instrumen Keuangan
Klasifikasi
Aset keuangan
Aset keuangan perusahaan terdiri dari kas kecil, kas di bank, persediaan dibayar dimuka, piutang karyawan, piutang
lainnya, persediaan barang dagang, perlengkapan gudang, dan perlengkapan kantor.
Liabilitas
Liabilitas keuangan perusahaan terdiri dari utang jangka panjang (utang kepada Bank BCA) dan utang jangka pendek
(utang oli kendaraan).
Pengakuan dan Pengukuran
Aset Keuangan
Aset keuangan diakui sebesar nilai perolehannya, yaitu harga beli ditambah biaya transaksi. Pembelian atau penjualan
aset diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Liabilitas
Utang diakui pada tanggal sesuai surat perjanjian sebesar jumlah yang harus dibayarkan kepada pemberi pinjaman.
Penghentian Pengakuan
Aset Keuangan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak kontraktual atas aset keuangan tersebut berakhir, sudah tidak
digunakan, dan tidak memiliki nilai residu (sudah disusutkan sepenuhnya).
Liabilitas
Liabilitas dihentikan pengakuannya apabila perusahaan sudah melunasi utang beserta semua biaya administrasi dan
bunganya.
d. Persediaan
PD. XYZ menggunakan metode FIFO dalam mencatat persediaan barang dagangnya.
e. Aset Tetap
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimiliki secara hukum oleh PD. XYZ. Aset tetap
disusutkan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu.
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan penjualan diakui ketika pelanggan menerima produk dan membayar tagihan yang telah diterbitkan. Beban
diakui saat terjadi.
3 KAS
a. Sebelum PD. SIA beroperasi, pemilik mengisi kas kecil dari kas di Bank. Setelah jam operasional perusahaan
April 2020 Maret 2020
b. Kas di Bank 1,735,681,640 1,617,787,553

4 Persediaan Dibayar Dimuka


April 2020 Maret 2020
Persediaan Dibayar Dimuka 785,535,400 266,308,350

5 UTANG BANK
Per 1 Maret 2020, PD. SIA memiliki utang senilai 2 milyar rupiah kepada Bank BCA. Utang ini jatuh tempo pada 1
November 2020.

6 SALDO LABA
Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban.

7 PENDAPATAN PENJUALAN
April 2020 Maret 2020
Penjualan 3,283,429,500 3,865,374,750

8 PENDAPATAN LAINNYA
April 2020 Maret 2020
Pendapatan sewa timbangan 1,150,000 810,000

9 BEBAN LAIN-LAIN
April 2020 Maret 2020
Biaya sumbangan dan iuran RT 760,000 635,000
Obat-obatan 328,000 360,000
Lain-lain 998,000 505,000
“ Jumlah 2,086,000 1,500,000 ”
Gambar 4. Catatan Atas Laporan Keuangan PD. XYZ Periode Maret dan April 2020

Sumber : Olah Data

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 301


Linda Luciana, Arwan Gunawan

5.4 Pengukuran Kinerja Keuangan


Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil diskusi dengan pemilik perusahaan, telah
disimpulkan bahwa perusahaan membutuhkan informasi mengenai rasio utang.
Rasioiiniidigunakaniuntuk menilai apakah rasio utang perusahaan dapat dikategorikan sehat atau
tidak dan sebagai gambaran perusahaan untuk menentukan kebijakan penambahan utang yang
masih bisa dilakukan oleh perusahaan dan dikategorikan aman sehingga menghindari resiko
terjadinya gagal bayar.
Berikut ini merupakan rasio utang PD. SIA pada bulan Maret dan April 2020.
Total Utang
Rasio Utang = (1)
Total Aktiva
Rp641.000.000,-
Rasio Utang (Maret 2020) =
Rp9.611790.221,-
= 0,0667 (2)
Rp620.000.000,-
Rasio Utang (April 2020) =
Rp9.729.554.448,-
= 0,0637 (3)
Rasio utang PD. SIA pada bulan Maret adalah sebesar 0,0667 artinya 6,67 persen aset
perusahaan dibiayai oleh utang, sisanya 93,33 persen disokong
olehimodaliusahaiatauidenganikatailain, isetiap Rp1 aset, Rp0,0667 dibiayai1oleh1utang1dan
Rp0,9333 disokong oleh modal usaha.
Sedangkan rasio utang PD. SIA pada bulan April 2020 turun menjadi 0,0637, artinya 6,37% aset
perusahaan dibiayai oleh utang, sisanya 93,63 persen disokong oleh0modal usaha atau1dengan1kata
lain, 0setiap Rp1 aset, Rp0,0637 dibiayai0oleh0utang0dan Rp0,9363 disokong oleh modal usaha.

6. Saran
Untuk PD. XYZ setiap bulannya diharapkan dapat memanfaatkan komputer yang ada di
bagian kantor untuk menyusun laporan keuangan secara terkomputerisasi. Kemudian diharapkan
perusahaan memberikan pelatihan akuntansi kepada bagian akuntansi sehingga karyawan tersebut
bisa menyusun laporan0keuangan berdasarkan SAK0EMKM. Dengan0adanya0laporan0keuangan
diharapkan perusahaan bisa membuat kebijakan-kebijakan baru, seperti penetapan gaji dan
pemberian bonus bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan
nilai rasio utang pada Maret dan April 2020 yang tergolong rendah, perusahaan bisa menambah
utang pada periode selanjutnya sehingga dapat mengembangkan usahanya. Untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dapat membuat aplikasi menggunakan Microsoft Excel untuk memudahkan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan pada periode-periode selanjutnya.

Daftar Pustaka

“Dewi, P. K., Herawati, N. T., & Yasa, I. P. (2019). Penyusunan Laporan Keuangan dan
Pengukuran Kinerja Berdasarkan SAK EMKM Pada Garment Taman Sari Kecamatan
Gianyar Kabupaten Gianyar. 58,59. ”
Dwi Martani. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.
Erakipia, A. F., & Gamaliel, H. (2016, Maret). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian
Kinerja Keuangan Pada UMKM Amungme dan Kamoro. 39, 40.
Harahap, & Sofyan Syafri. (2002). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). SAK EMKM. Jakarta: IAI.
“Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA. ”

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 302


Linda Luciana, Arwan Gunawan

Luthfiaazahra, A. (2015). Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik (SAK ETAP) Pada UMKM Pengrajin Batik Di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.
120.
Munawir,S. (2010). Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Mutiah, R. A. (2019, Agustus 26). Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan pada UMKM
Berbasis SAK EMKM. 224, 225.
Nurlaila. (2018). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah
(SAK EMKM) Pada Sukma Cipta Ceramic Diyono-Malang. 1, 8, 24.
Okezone. (2019).
Pangestu, W. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Tahu-Tempe "Wenwin" Di Desa Sea Kecamatan
Pineleng Kabupaten Minahasa. 3, 4, 5, 7, 8.
“Pelakubisnis.com. (2019). ”
Pertiwi, N. A., Rohendi, H., & Setiawan, S. (2020). Penyusunan Model Laporan Keuangan Entitas
Mikro Kecil Menengah Berdasarkan SAK EMKM pada EMKM Konveksi. Jurnal Accounting
Information System (AIMS), 3(1), 36-50.
Rachmanti, H. A. (2019). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Umkm Batik Jumput Dahlia
Berdasarkan SAK-EMKM.
Rahman Pura. (2013). Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi. Jakarta`: Erlangga.
“Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta:
Erlangga. ”
Sashenka, C. (2019). Peranan Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bengkel
Variasi Bintang. iii, 4, 6, 7.
“Soemarso. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. ”
Sujarweni, V. W. (2019). Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Bantul, Yogyakarta: PT.
PUSTAKA BARU.
Tatik. (2018, Juli 2). Implementasi SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil dan Menengah) Pada Laporan Keuangan UMKM (Studi Kasus Pada UMKM XYZ
Yogyakarta).
“Uno, M. O., Kalangi, L., & Pusung, R. (2019, Juli). Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) Pada Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (Studi Kasus Pada Rumah Karawo Di Kota Gorontalo). 3, 4, 5. ”
Warsadi, K. A., Herawati, N. T., & Julianto, I. P. (2017). Penerapan Penyusunan Laporan
Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah Pada PT. Mama Jaya. e-Journal, 2.
Wijaya, D. (2018). Siklus Akuntansi. In D. Wijaya, Akuntansi UMKM (p. 198). Yogyakarta: Gava
Media.

Indonesian Accounting Literacy Journal ISSN: XXXX-XXXX (Online) | 303

Anda mungkin juga menyukai