Masalah Dalam Pembelajaran
Masalah Dalam Pembelajaran
Masalah Dalam Pembelajaran
Masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat
sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai
suatu hal yang tidak mengenakkan atau sesuatu yang dapat menghambat seseorang dalam
mencapai tujuannya. Masalah dapat muncul di mana saja, tak terkecuali dalam belajar. Dalam
proses belajar mengajar di sekolah ditemukan hal-halhal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran karena adanya masalah-masalah dalam pembelajaran. Contohnya ketika guru
sedang mengajar, seringkali ditemukan siswa yang bermalas-malasan,siswa yang mengobrol
dengan temannya atau bahkan siswa yang tidur dikelas pada saat kegiatan belajar dan mengajar
berlangsung. Dari hal terssebut, itu semua merupakan masalah-masalah dalam pembelajaran.
Pada kenyataannya di lapangan, guru harus bisa meminimalisasi atau bahkan mengatasi
masalah-masalah dalam pembelajaran, dengan memberikan jalan keluar yang sesuai dengan
masalah yang dialami oleh siswa. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini agar kita sebagai
calon guru dapat mengetahui masalah-masalah dalam pembelajaran serta mampu mengatasi
masalah-masalah dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa.
A. Pengertian Masalah dalam Pembelajaran
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai
tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan ada pula yang mengartikannya sebagai suatu hal
yang tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang
tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau
perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan
“Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan
sebagai berikut: “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja
dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Dalam
interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses
belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan
belajar.
B.
mengalami nilai dan angka rapor banyak rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan
sebagainya dapat dianggap sebagai siswa yang mengalami masalah belajar. Seseorang siswa
dapat diduga mengalami kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu.Selain masalah-masalah dalama pembelajaran yang telah
diungkapkan diatas, namun banyak sekali yang berbeda dan itu tergantung mereka menilai dari
sudut pandang yang berbeda juga. Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan
masalah belajar sebagai berikut:
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal. Seharusnya kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara baik
oleh guru dan orang tua, karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda, sehingga
bisa mengeluarkan dan memulai ketrampilannya sejak dari kecil dan diharapkan bisa
mengembangkannya.
2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas
khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi. Ketrampilan
dalambelajar bisa menunjang prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih banyak mendapatkan
ilmu pengetahuan tambahan dari proses pembelajaran yang semestinya.
3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. Sebenarnya setiap siswa mempunyai
akal yang sama, tetapi kemampuan setiap siswa yang satu dengan siswa yang lain sangatlah
berbeda.
6
pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi semangat belajar yang tinggi,
pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi anak yang pintar, namun sebaliknya
kurangnya motivasi belajar siswa bisa mempengaruhi proses belajar dan akhirnya menjadi salah
satu dari sekian banyak masalah-masalah dalam pembelajaran.
5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau
bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan kebiasaan yang
baik bisa menunjang kelancaran proses belajar anak. Hal ini disebabkan anak akan cenderung
rajin belajar dari pada siswa yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang buruk.
C. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan Dalam Pembelajaran
Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru
maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada
waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudahnya, sedangkan dari dimensi guru,
masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil
belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani
maupun rohani siswa. Faktor internal dibedakan menjadi:
a. Ciri Khas/Karakteristik Siswa
Dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat
tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka
siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar.
b.
Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan
mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul
ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di mana
pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya. Hal-hal ini bukan
merupakan bagian terpisah dari proses belajar, akan tetapi merupakan tanggung jawab yang
harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
g. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar dalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang
relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Ada beberapa
bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai seperti, belajar tidak teratur, daya tahan rendah,
belajar hanya menjelang ulangan atau ujian, tidak memiliki catatan yang lengkap, sering datang
terlambat, dan lain-lain
h. Tingkat Kecerdasan Rendah
Walaupun tingkat kecerdasan seorang siswa bkanlah nilai mutlak dan berubah-ubah, hal ini
tetap saja dapat menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Tingkat kecerdasan atau
kemampuan dasar yang rendah bisa menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar pada diri
siswa.
i. Kesehatan, Gangguan Fungsi Alat Indera, dan Alat Perseptual
Kondisi tubuh yang sakit, kurang gizi dan vitamin dapat menyebabkan kurang maksimalnya
proses belajar. Begitupun jika terjadi gangguan pada fungsi alat indera, seperti gangguan
penglihatan dan pendengaran yang dapat secara langsung menjadi penyebab terjadinya keslitan
dalam belajar. Hal yang sama juga dapat terjadi jika terdapat gangguan dalam proses penafsiran
pesan di otak (alat perseptual).
2.
Faktor Eksternal
a. Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan
informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas
yang ditentukan. Bila dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas
guru dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk
memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil
belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa akan mengalami
masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.
Menurut Lindgren, (1967: 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab
dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau
murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan
hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari,
guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-
muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif.
Guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid
akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau
kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan
seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus
benar-benar memperhatikan peserta didiknya.
Menurut Belmon dan Morolla (1971: 107) menyimpulkan dari hasil penelitiannya, bahwa
anak-anak yang berasal dari keluarga yang banyak
10
jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih rendah daripada anak-anak yang berasal
dari keluarga yang jumlah anaknya sedikit.
b. Keluarga (Rumah)
Masalah-masalah dalam keluarga dapat menyita pikiran dan konsentrasi anak untuk fokus
dalam belajar, beberapa diantaranya adalah
1) Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis;
2) Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya;
3) Keadaan ekonomi;
4) Harapan orang tua yang terlalu tinggi;
5) Orang tua yang pilih kasih.
c. Lingkungan Sosial (Teman Sebaya)
Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh
seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-
rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya. Tidak sedikit siswa yang
mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang mampu memberi
motivasi kepadanya untuk belajar.
d. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk
mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, maka dipastikan
kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan kurikulum pada
sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu :
1) Tujuan yang akan dicapai berubah;
2) Isi pendidikan berubah;
3) Kegiatan belajar mengajar berubah;
4) Evaluasi belajar.
e. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim
pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi
dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian
yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang
diharapkan.
D. Upaya-upaya Penanggulangan Masalah Pembelajaran
1. Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan
belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar
dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat
belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah
karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk
menyenangkan hati si anak.
2. Siapkan Ruang Belajar
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena
itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat mengajari anak ini, bisa
melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak
tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya
anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa
yang dijalaninya sekarang.
3. Komunikasi
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar.
Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru
mengajar di kelas. Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana
cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak aktif maka banyak sekali cerita yang lahir
termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal
komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang
12
gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.
4. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar :
a. Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan belajar baik bersifat umum maupun khusus dalam bidang studi
b. Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record academic” kemudian dibandingkan dengan
nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.
c. Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat.
d. Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar
e. Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas,dan guru pembimbing.