Uts Metpen-Ulfa Rhomaisa Basar-2281130172-A4
Uts Metpen-Ulfa Rhomaisa Basar-2281130172-A4
Uts Metpen-Ulfa Rhomaisa Basar-2281130172-A4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang terlibat didalamnya
guna mencapai tujuan. Proses sederhana yang menggambarkan interaksi dalam unsur pendidikan
dapat secara jelas dilihat dalam proses belajar yang terjadi di lembaga formal, tepatnya dikelas, yaitu
manakala guru ketika mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada peserta didik, dan peserta
didik menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses belajar.
Belajar merupakan proses, baik sederhana maupun komplek, sendiri maupun dengan bantuan
guru, belajar di sekolah maupun rumah, di lingkungan kerja atau dalam masyarakat.
Kesulitan dalam belajar peserta didik memang banyak terjadi, beragamnya keadaan peserta didik,
baik itu kemampuan maupun kurangnya perhatian dari orangtua, menjadikan peserta didik banyak
Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua proses
Latar belakang pendidikan, faktor keluarga dan juga faktor dalam diri peserta didik serta banyak
faktor lainnya yang menghambat membuat belajar mereka terganggu sampai menemui kesulitan
belajar khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam. Diantara faktor-faktor yang dapat di
pandang sebagai faktor khusus sindrom psikologis (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome)
yang berarti suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis. Yang termasuk
Peserta didik yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki
potensi bahkan IQ yang normal dan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh
karena itu kesulitan dalam belajar yang dialami oleh peserta didik hanya disebabkan karna adanya
Jadi, yang menjadi faktor kesulitan belajar peserta didik tidak hanya dari faktor intern dan
ekstern yang bersifat umum tetapi ada faktor lain yang bersifat khusus atau yang disebut dengan
sindrom psikologis (ketidakmampuan belajar) sindrom ini terjadi hanya karena disebabkan gangguan
Kesulitan belajar dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diantaranya faktor internal
dan eksternal. Faktor internal muncul dari dalam diri peserta didik dikarenakan kurangnya minat dan
motivasi belajar serta aktivitas yang kurang terarah. Sedangkan faktor dari luar yaitu disebabkan dari
Peran dan tugas seorang guru tidak hanya hadir untuk menyampaikan materi pelajaran didepan
kelas, tetapi juga dapat mengetahui apa saja kendala yang dialami peserta didik. Disinilah betapa
pentingnya peranan guru dalam proses belajar mengajar yakni di tentukan oleh kualitas dan
profesionalitas guru agama itu sendiri, bukan hanya penguasaan materi dan bagaimana mengajar yang
baik, tetapi yang penting adalah keprofesionalan dalam mengatasi setiap kesulitan yang muncul saat
Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-
prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya
akan dijadikan titik tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, selayaknya seorang guru
alami peserta didik khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
4
Berangkat dari permasalahan di atas penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian yang lebih
berfokus tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
1. Bagaimana peranan guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di MTs Manba’ul
2. Apa saja faktor penghambat peranan guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di
3. Apa saja faktor pendukung peranan guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di MTs
4. Untuk mendeskripsikan solusi peranan guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
Perpustakaan Digital IAIN SYECH NURJATI CIREBON bahwa yang membahas tentang
“Peranan Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Belajar di MTs Manba’ul Ulum Rejotangan
Tulungagung”. Belum ada yang meneliti. Berdasarkan hasil penelusuran penelitian terdahulu,
diperoleh masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Sri Budi Suhartini dengan judul “Studi tentang Kesulitan dan Pemecahannya
dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SLTP PGRI Tulungagung”, menyatakan bahwa:
dalam penyelenggaraan program pendidikan disekolah tidak akan berjalan lancar apabila
terdapat kesulitan, oleh karena itu pendidikan dan pengajaran merupakan suatu usaha yang selalu
berubah dari waktu ke waktu. Hal tersebut sangat menuntut para pendidik untuk terus aktif dan
5
kreatif dalam usaha meneliti dan memecahkan kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan
pendidikan Islam.
a. Bagi Penulis
Untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana peranan guru PAI dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
b. Bagi Sekolah
Meningkatkan proses memperbaiki kesulitan belajar peserta didik khususnya pada mata
Untuk memberikan motivasi belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Tinjauan Konseptual dan Teori
1. Kesulitan Belajar
Setiap peserta didik pada prinsipnya tentu berhak memperoleh bimbingan dalam belajar
dengan optimal. Namun kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa peserta didik itu memiliki
perbedaan dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan
dan pendekatan dalam belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang peserta didik
kepada para peserta didik yang berkemampuan rata-rata, sehingga peserta didik yang
berkemampuan kurang menjadi terabaikan. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh
peserta didik yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang
Menurut Mulyadi kesulitan belajar memiliki pengertian yang luas dan ke dalamnya
Adalah keadaan dimana proses belajar peserta didik terganggu karna timbulnya
respon yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang mengalami gangguan belajar, prestasi
belajarnya tidak terganggu, akan tetapi proses belajarnya yang terganggu atau terhambat
oleh respon-respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajarnya lebih rendah dari
dimana peserta didik tidak mampu belajar, sehingga hasil belajarnya di bawah potensi
intelektualnya.
Menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi secara baik meskipun
pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau
Adalah mengacu pada peserta didik yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas
Adalah merupakan peserta didik yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu dibandingkan peserta didik lain yang memiliki taraf potensi
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok:
kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku
menulis.
8
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah
atau di kelas, atau orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut
bertanggung jawab dalam membentuk peserta didik mencapai kedewasaan. Peran dan
tugas adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Untuk membentuk peran, seseorang
harus melakukan tugas-tugas yang di embannya. Begitu pun seorang guru, untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2019) menunjukkan bahwa kesulitan belajar
karena faktor genetik dari ayah atau ibu sehingga peran orang tua paling utama dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmaniawati (2020) menunjukkan bahwa peran guru
di sekolah sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik sehingga guru harus
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Badriyah (2021) menunjukkan bahwa peran orang
tua dalam beribadah keseharian dapat merangsang tingkah laku dan meningkatkan
C. Kerangka Pemikiran
Kesulitan belajar bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa ketika anak mengalami kendala seperti kurangnya minat membaca,
menulis dan bersosialisasi disebabkan karena faktor internal dan eksternal, sehingga yang dapat
merubah mindset dan karakter itu juga dari internal seperti orang tua dan eksternal seperti guru
HI: Virusnya dari internal dan eksternal, obatnya juga dari internal dan eksternal itu sendiri.