Tugas Tutorial 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : HENNY ANJELINA BAKKARA


NIM : 856094598
Kode Mata Kuliah : IDIK4008
Nama Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas
Pokjar/Semester : Simalungun/1 Masukan Sarjana (Bidang Ilmu)
Dosen Pengampu : Nur Wahyuni, M.Pd.
Tugas Tutorial ke- :2

1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah


serta tujuan dan manfaat penelitian.
2. Buatlah kajian pustaka.
3. Buatlah metodogi penelitian yang digunakan.
4. Susunlah judul dari PTK yang akan bapak/ibu buat.

PENYELESAIAN

1.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting


peranannya dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting dalam
melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan
membaca seseorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai
penjuru dunia. Membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia. Membaca
berarti melihat dan memahami kandungan atau isi dari yang tertulis dalam suatu
bacaan, baik dengan nyaring maupun senyap. Membaca tidak hanya memahami
tentang isi bacaan tetapi juga menyerap konsep yang dituliskan pengarang ke
dalam bacaan itu sehingga dapat menguasai dan bahkan memberi kritik
terhadap bacaan tersebut (Widodo, 2019). Minat baca berarti memiliki
kecenderungan pada kegiatan membaca. Minat baca sangat penting ditanamkan
dalam diri seseorang. Jika memiliki minat baca yang tinggi, maka pengetahuan
atau informasi akan mudah didapatkan.
Tanggal 17 Mei setiap tahun masyarakat Indonesia memperingati Hari Buku
Nasional atau harbuknas. Tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan
momen berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu pada 17 Mei
1980. Harbuknas diperingati sejak tahun 2002, atau dua dekade sejak
dicetuskan Bapak Malik Fadjar, Menteri Pendidikan era Kabinet Gotong Royong.

Hari nasional tersebut ditetapkan sebagai momen untuk memperingati


pentingnya budaya membaca. Rendahnya budaya membaca buku di Indonesia
sudah menjadi masalah yang melanda sejak dulu. Kondisi ini berkaitan dengan
angka melek huruf yang rendah di dalam negeri.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student


Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70
negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi
rendah.

Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya


0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar
membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked
yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Data di atas menunjukkan persoalan literasi masih menjadi hal yang harus
dibenahi di Indonesia. Padahal Buku memegang peranan sangat vital bagi
kehidupan manusia. Hanya bangsa dengan minat baca yang tinggi menjadi
prasyarat menuju masyarakat informasi yang merupakan ciri dari masyarakat
modern. Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat diperlukan jelang
Indonesia Emas pada tahun 2045.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia


dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah merancang “Peta Jalan Pembudayan
Literasi Nasional”. Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional yang tengah
dirancang, terdapat beberapa ruang lingkup yang ingin disasar, yakni
Pembudayaan Literasi Keluarga, Pembudayaan Literasi Sekolah, Pembudayaan
Literasi Perguruan Tinggi, dan Pembudayaan Literasi Masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


pasal 4 ayat 5 bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah dengan
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
pasal 48 ayat 1 menyatakan bahwa pembudayaan kegemaran membaca dilakukan
melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat. (Sofyan & dkk, 2015).

Dari kutipan undang-undang tersebut, dapat diketahui bahwa keluarga, satuan


pendidikan, dan masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan
budaya membaca. Oleh karena itu, orang tua sebagai bagian dari keluarga dan
guru sebagai bagian dari satuan pendidikan harus memperhatikan dan
meningkatkan minat baca pada siswa. Peningkatan minat baca pada siswa
dapat memberikan banyak dampak positif, terutama bagi siswa itu sendiri
maupun bagi peningkatan kualitas pendidikan.

Bila kita melihat dari upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi (angkatan
kerja) Indonesia dalam menyambut bonus demografi tahun 2035, maka menjadi
syarat mutlak harus tercipta generasi usia produktif yang mempunyai tingkat
sumber daya manusia yang memadai. Salah satu faktor agar terciptanya
generasi produktif dengan sumber daya yang memadai maka harus memiliki
budaya membaca yang baik sejak dini.

Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai peran yang sangat penting yaitu
sebagai pemelihara, penerus, penerjemah dan penyelenggara. Di samping itu,
seorang guru juga harus menguasai materi pembelajaran atau mampu
menyajikan secara tepat sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa
dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari berbagai
sumber data yang menunjukkan minat baca di Indonesia rendah terlebih di SD N
091398 Kecamatan Dolog Masagal khususnya siswa kelas IV, saya sebagai
guru pengajar sekaligus peneliti ingin membangun budaya membaca siswa saya
kelas IV SD melalui program literasi yang dicetuskan oleh pemerintah
khususnya Kementrian Pendidikan. Dan pada saat ini kemendikbud telah
menyediakan program kampus merdeka untuk membantu sekolah-sekolah yang
kualitas pendidikannya rendah akibat rendahnya budaya membaca siswa. Saya
bersama bapak-ibu guru di SD Negeri 091398 bersama mahasiswa Kampus
Merdeka berupaya untuk membangun budaya membaca siswa kelas IV SD
N091398 melalui program literasi.

Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan keberhasilan


belajar. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar tentu menjadi
harapan semua guru. Dengan demikian, bila minat baca siswa sudah ada/timbul
bahkan meningkat akan menjadi salah satu penunjang utama dalam
menentukan keberhasilan siswa, mengapa demikian? Karena dengan adanya
minat baca akan sangat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dijadikan peneliti sebagai penuntun terhadap


pelaksanaan penelitian adalah “Apakah siswa kelas IV SD N 091398 mengalami
peningkatan dalam minat membaca melalui program gerakan literasi?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari pelaksanaan


penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
minat membaca siswa kelas IV SD N 091398 melalui program literasi.

D. Manfaat Penelitian

Dari penjelasan data di atas, rumusan masalah, dan tujuan penelitian tindakan
kelas ini, sehingga diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat
bagi :
1. Guru
a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara profesional.
c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam minat
membaca.
2. Siswa
a. Memperbaiki minat membaca siswa (belajar siswa), agar hasil belajar siswa
meningkat.
b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan
belajar siswa meningkat.
c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.
d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya,
sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat setelah minat
membacanya timbul/meningkat .
3. Sekolah
a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah.
b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa.
c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh.
d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif sesama teman sejawat untuk
menyediakan berbagai media yang dapat membangun budaya membaca anak
seperti penyediaan pojok baca di setiap ruang kelas.

2.
KAJIAN PUSTAKA

A. MEMBACA
1.1 Pengertian Membaca

Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami


isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Membaca adalah mengungkapkan
suatu imajinasi terhadap suatu pembaca yang disukai khalayak ramai dan
juga dimengerti oleh seseorang yang dicintai. Kegiatan membaca meliputi
membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah
kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras di depan
umum. Sedangkan kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca
dengan seksama yang dilakukan untuk mengerti dan memahami maksud
atau tujuan penulis dalam media tertulis.
Membaca menjadi salah satu jenis kemampuan berbahasa
melalui tulisan yang bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang
akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-
pengalaman baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Semua yang
diperoleh melalui bacaan itu akan membuat orang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, dan
memperluas wawasannya. Hal tersebut berdampak pada kemampuan dalam
menyelesaikan sekolah dan menjalani hidup lebih mudah.
Membaca dapat diartikan juga sebagai proses individu memperoleh makna
dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang
bersifat pasif dan respektif saja, melainkan menghendaki pembaca untuk aktif
berpikir ketika sedang melihat kata-kata yang terdapat di dalam buku. Di
dalam konteks belajar-mengajar seperti di sekolah ataupun di kampus,
membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk
yang dapat diukur. Ada banyak cara yang distandarkan untuk
mengukur kemampuan membaca individu. Sejumlah teknik pengukuran
kemampuan membaca yang sering dipergunakan antara lain adalah dengan
mempergunakan bentuk benar-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda,
pembuatan ringkasan atau rangkuman, test,test-C, dan lain-lain.
1.2 Jenis-jenis Membaca

Membaca dapat dibedakan menjadi empat tingkat kerumitan


proses berpikir, yaitu membaca literal, membaca interpretatif, membaca
kritis, dan membaca kreatif. Membaca literal merupakan tingkatan
membaca yang hanya bertujuan menemukan informasi yang dinyatakan
secara jelas di dalam bacaan. Membaca interpretatif melibatkan
kemampuan memperoleh informasi yang dihasilkan dari penggabungan
pernyataan antarbaris dalam bacaan. Membaca kritis melibatkan
kemampuan memperoleh informasi melalui proses berpikir kritis yang
meliputi proses analisis, sintesis, dan evaluasi isi bacaan. Sedangkan
membaca kreatif melibatkan kemampuan memproduksi ide dengan cara
berimajinasi dan berkreasi. Capaian tingkatan kegiatan membaca
diperoleh melalui pemahaman dan kegiatan membaca secara berjenjang.
Pemahaman akan bacaan dengan tingkat tinggi terlebih dahulu
memerlukan keterampilan membaca di tingkat yang lebih rendah.
Terdapat 5 jenis membaca yaitu:

1. Membaca teliti yaitu membaca yang penekannya diarahkan pada


keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan,
2. Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi
bacaan,
3. Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari,
memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang tedapat pada
bacaan.
4. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tegang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, bukan
hanya mencari kesalahan.
5. Membaca telaah bahasa.

1.3 Manfaat dan Tujuan Membaca


Adapun yang menjadi manfaat ketika kita memiliki budaya membaca
adalah sebagai berikut;
 Meningkatkan kapasitas berpikir
Kegiatan membaca memerlukan pemahaman, interpretasi dan
penilaian informasi serta tanggapan terhadap bacaan, sehingga terjadi
proses berpikir. Pengembangan kemampuan berpikir setiap individu
dapat dicapai melalui kegiatan membaca. Selama membaca, individu
memperoleh pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kapasitas
berpikirnya.
 Meningkatkan keterampilan menulis
Kegiatan menulis selalu berkaitan dengan kegiatan membaca.
Penulis yang banyak membaca akan memiliki kemahiran dalam
memilih kata dan menggunakan permainan kata. Selain itu,
membaca secara bebas bacaan dengan topik, judul dan bentuk
yang beragam akan memberikan banyak informasi bagi penulis.

Tujuan utama dari kegiatan membaca adalah untuk mengumpulkan


informasi serta memahami makna bacaan. Aspek penting di dalam
kegiatan membaca yaitu aspek kepenulisan dan aspek kebahasaan.
Aspek penulisan merupakan aspek dasar yang berkaitan dengan
kemampuan mengenali bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik.
Sedangkan aspek kebahasaaan merupakan aspek lanjutan yang meliputi
pembacaan secara lambat dalam memahami
pengertian leksikal, gramatikal, retorikal, keterkaitan, penilaian isi, dan
penilaian bentuk. Aspek kebahasaan juga dapat dibaca dengan tempo
waktu yang beragam dan disesuaikan dengan keadaan yang mudah
dilakukan.
Membaca suatu bacaan tidak dilakukan dalam sekali baca dan tanpa
pengulangan. Pembacaan yang berulang-ulang membuat bacaan mudah
diingat dalam waktu yang relatif lama, Keterampilan mengingat bacaan
dapa dilakukan mulai dari mengorganisasikan bahan yang dibaca agar
mudah dipahami. Selanjutnya, bahan bacaan dikaitkan dengan fakta-fakta
atau menghubungkan dengan pengalaman pembaca. Pembaca juga perlu
mencatat ide pokok atau detail penting yang diperlukan,
menguasai diksi serta terbiasa dengan struktur dasar dalam
penulisan kalimat, paragraf, dan tata bahasa.
Terdapat beberapa tujuan membaca yaitu:

1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.


2. Menangkap ide pokok/gagasan utama buku secara cepat (waktu
terbatas).
3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu (misalnya, kebudayaan
suku indian).
4. Mengenali makna kata-kata (istilah) sulit.
5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
6. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat
sekitar.
7. Ingin memperoleh nikmatan dari karya fiksi.
8. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
9. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
10. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis.
11. Ingin mendapatkan alat tertentu (instrumen affect).
12. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli)
atau keterangan tentang definisi suatu istilah.

1.4 Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca

Terdapat 3 tahap yang dapat dilakukan individu untuk menjadi pembaca


yang efisien yaitu:

1. Tahap kegiatan pramembaca yaitu kegiatankegiatan yang


dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan membaca sebagai
jembatan untuk memahami bacaan.
2. Tahap kegiatan membaca yaitu kegiatan memahami teks yang
dibaca.
3. Tahap kegiatan setelah membaca yaitu kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan membaca untuk
mengecek atau menguji pemahaman terhadap bacaan yang telah
dibaca.

B. LITERASI
2.1 Pengertian Literasi

Literasi dipahami sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis.


Membaca dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan lambang-
lambang bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian. Sementara
itu, menulis adalah mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan
lambang-lambang bahasa hingga membentuk suatu pengertian.

Jadi, kalau literasi hanya dipahami sesederhana itu, artinya bangsa kita ini
punya sejarah panjang terhadap aktivitas-aktivitas literasi. Tapi, seiring
dengan perkembangannya, pemaknaan terhadap literasi pun menjadi
lebih luas.

Bahkan di Indonesia, kata literasi sudah lebih populer


dibandingkan kemahirwacanaan, melek aksara, dan keberaksaraan.
Bukan hanya sekedar kata, tapi literasi juga menjadi gerakan bagi pegiat
pendidikan, baik informal dan juga nonformal.
Ada beberapa alasan yang sangat penting dan ini wajib kamu ketahui.

Pertama, munculnya kesadaran yang mendasar tentang pentingnya


kemajuan dan masa depan bangsa Indonesia. Kalau kita lihat secara
historis dan sosiologis, tingkat literasi yang tinggi adalah faktor yang
paling mendukung sebuah bangsa dengan masyarakatnya menjadi
unggul dan maju.

Kedua, masyarakat dan pemerintah Indonesia semakin sadar bahwa


kemajuan dan keunggulan individu, masyarakat, dan juga bangsa,
ditentukan oleh adanya tradisi dan budaya literasi yang baik.

Ketiga, adanya faktor pendukung dari komunitas-komunitas yang peduli


dan punya semangat untuk menumbuhkan dan menyebarluaskan
kegiatan, tradisi, dan budaya literasi di lingkungan masyarakat dan
lingkungan pendidikan.

2.2 Manfaat dan Tujuan Literasi


 Manfaat Literasi
Belajar literasi tentu memiliki manfaat yang sangat banyak, terutama di
tengah gempuran informasi di era digital seperti saat ini. Berikut beberapa
manfaat yang bisa kita dapat dari belajar literasi:

1. Memperkaya kosa kata.


2. Memperluas wawasan dan pengetahuan.
3. Membantu berpikir kritis untuk membantu dalam mengambil keputusan.
4. Membuat otak bekerja lebih optimal.
5. Mengasah kemampuan dalam menangkap dan memahami informasi dari
bacaan.
6. Mengasah kemampuan menulis dan merangkai kata dengan lebih baik.
7. Melatih konsentrasi dan fokus.
8. Mengembangkan kemampuan verbal.
9. Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang ada di platform media
terutama digital.
10. Meningkatkan kreativitas dalam memilih dan menyusun kata.
 Tujuan Literasi
Di tengah gempuran informasi yang masif pada saat ini, literasi
memiliki peran yang lebih penting. Berikut ada beberapa tujuan dari
literasi:

1. Dengan literasi, tingkat pemahaman seseorang dalam


mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi
lebih baik.
2. Membantu orang berpikir secara kritis, dengan tidak mudah
terlalu cepat bereaksi.
3. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan
cara membaca.
4. Membantu menumbuhkan serta mengembangkan nilai budi
pekerti yang baik dalam diri seseorang.

2.3 Jenis-Jenis Literasi

Ada beberapa jenis literasi yang dibedakan berdasarkan objek yang harus
dipahami. Berikut penjelasannya!

1. Literasi Media

Literasi media adalah kemampuan seseorang dalam memahami berbagai bentuk


media. Selain memahami bentuk media, literasi media juga membuat orang
mampu menyerap informasi yang disampaikan media secara baik, bisa memilah
mana yang baik dan mana yang buruk.

2. Literasi Dasar

Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis,


mendengarkan, dan juga berhitung. Nah, tujuan dari literasi dasar adalah untuk
mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung,
dan juga berkomunikasi dengan dengan sesama.

3. Literasi Teknologi

Literasi teknologi adalah suatu kemampuan dalam mengetahui sekaligus


memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, seperti software dan
hardware. Selain itu, dapat memahami cara menggunakan internet yang baik
dan benar serta etika dalam penggunaan teknologi.
4. Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan


karya tulis yang berbentuk fiksi maupun non-fiksi. Kemudian memahami cara
menggunakan katalog dan indeks, juga kemampuan memahami informasi ketika
membuat suatu karya tulis dan karya ilmiah.

5. Literasi Visual

Literasi visual adalah pemahaman yang lebih dalam menginterpretasi dan


menangkap suatu makna dari informasi yang berbentuk visual atau gambar.
Literasi visual ada, karena muncul pemikiran bahwa sebuah gambar itu dapat
dibaca. Artinya, bisa dikomunikasikan dari proses membaca.

2.4 Tips Meningkatkan Kemampuan Literasi

Kemampuan literasi harus terus diasah untuk melatih kemampuan berpikir kita.
Contohnya bisa dengan menerapkan kegiatan-kegiatan berikut:

1. Membiasakan diri untuk membaca buku selain buku pelajaran, seperti


novel, pengetahuan umum, bahkan artikel-artikel yang memberikan
pengetahuan positif di internet.
2. Menyimak video-video yang memberikan informasi bermanfaat dan
menuliskan resume untuk memperluas wawasan.
3. Membuat catatan kecil atau sticky notes yang berisi kata-kata motivasi.
4. Membuat jadwal rutin kunjungan ke perpustakaan untuk membaca buku.
5. Membuat mading (majalah dinding) di sekolah.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan


adalah metode studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi dari
beberapa sumber literatur dan artikel ilmiah yang relevan serta berhubungan
dengan penelitian. Langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
mencari,mengkaji dan mempelajari berbagai informasi yang berkaitan dengan
penelitian, menganalisis beberapa rumusan masalah yang akan menjadi topik
dalam bahasan penelitian, pengumpulan data dengan mengkaji dan mencari
jurnal penelitian yang relevan sebagai sumber data, melakukan pencatatan
terhadap berbagai informasi yang diterima, dan tahap terakhir adalah dan
menyusun artikel penelitian guna menjabarkan dan menyelesaiakan bahasan
dalam rumusan masalah.
4. CONTOH JUDUL PTK YANG AKAN DIBUAT
1. MEMBANGUN BUDAYA MEMBACA SISWA KELAS IV SD N 091398
MELALUI PROGRAM GERAKAN LITERASI.
2. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DI DALAM KELAS.

Anda mungkin juga menyukai