Wahab Jurnal Sinektik
Wahab Jurnal Sinektik
Wahab Jurnal Sinektik
Corresponding author.
E-mail addresses: [email protected] (Author’s Name Middle Surname)
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 2
PENDAHULUAN
Kemampuan membaca memiliki peranan penting dalam menggali segala
pengetahuan, mengakses informasi, dan memahami panduan sehari-hari yang berdampak
signifikan pada kehidupan kita. Dengan kefasihan membaca, seseorang dapat
meningkatkan kualitas hidupnya secara signifikan, terutama di era modern yang terus
berkembang ini. Mempunyai kemampuan membaca yang baik menjadi suatu keharusan
agar dapat menghadapi tantangan hidup dengan sukses dan kelangsungan yang optimal.
Di era Pendidikan 4.0, minat baca siswa khususnya siswa sekolah dasar perlu
ditingkatkan. Era Pendidikan 4.0 membawa kita ke dalam zaman yang modern, di mana
sistem digital telah merasuki hampir setiap aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat, tantangan besar pun muncul bagi para
peserta didik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendidikan 4.0 tidak hanya
memperhatikan pemanfaatan teknologi, tetapi minat baca siswa juga perlu ditingkatkan.
Membaca merupakan kegiatan yang membosankan bagi yang tidak menyukai nya
padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapat melalui membaca. Manfaat membaca
antara lain dapat menambah wawasan dan meningkatkan kecerdasan serta menambah
inspirasi bagi pembacanya. Selain itu manfaat dari membaca yang tak kalah penting
adalah dapat membentuk kepribadian positif bagi pembaca. penting bagi anak-anak untuk
menyadari bahwa membaca bukan hanya tentang mendapatkan pengetahuan, tetapi juga
merupakan nutrisi dan gizi literasi yang menyehatkan pikiran mereka. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memperkenalkan kebiasaan membaca sejak dini kepada anak-anak.
Dengan membaca, pikiran anak-anak akan menjadi lebih sehat, dan hal ini akan
berdampak positif pada perkembangan mereka saat dewasa kelak. Pikiran yang sehat
pada anak-anak akan menciptakan negara yang lebih sehat pula.
Saat membahas tentang literasi siswa di Indonesia, situasinya masih mengecewakan
karena kemampuan literasi siswa di negara ini masih jauh dari memuaskan. Sejak tahun
2000, kompetensi siswa dalam literasi sains, membaca, dan matematika masih rendah
dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut data statistik terbaru januari 2020 dari
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Minat
baca masyarakat Indonesia menjadi suatu perhatian yang mengkhawatirkan dengan angka
yang sangat rendah, hanya 0,001%. Dalam konteks ini, dari 1.000 orang Indonesia, hanya
terdapat satu individu yang secara aktif melibatkan diri dalam kegiatan membaca.
Menurut hasil penelitian berjudul World’s Most Literate Nations Ranked yang
dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia
menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi yang rendah. Dalam hal
minat baca, Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia, seperti yang
terlihat dari data tersebut. Negara Finlandia menduduki peringkat pertama dengan tingkat
literasi hampir mencapai 100%. Berdasarkan survei PIRLS (Progress in International
Reading Literacy Study) yang dilaksanakan pada tahun 2015, terungkap bahwa Indonesia
menempati peringkat rendah dalam hal kemampuan literasi membaca siswa sekolah
dasar. Keterampilan membaca merupakan pondasi penting dalam bahasa dan merupakan
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 3
Berdasarkan dari kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan dan
menyajikan kegiatan-kegiatan yang menarik khususnya dalam upaya menarik minat baca para
siswa melalui gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan minat baca. Dari gerakan literasi
sekolah diharapkan peserta didik mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
literasi, kreativitas, imajinasi dan pengetahuan mereka melalui buku yang mereka baca.
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 4
Peneliti mengadakan penelitian di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sambi Kabupaten
Boyolali tepatnya di SD Negeri 1 Sambi Boyolali.
Berdasarkan hasil dari observasi awal yang telah peneliti lakukan pada tanggal 21
november 2022, bahwa gerakan literasi sekolah sudah ada dan dilakukan di semua kelas di
SD N 1 Sambi. Realita ini dapat dilihat dari adanya pojok baca di setiap kelas dan juga
perpustakaan yang memadai. Namun masih terdapat sedikit permasalahan dalam program
GLS ini yaitu masih rendahnya kesadaran dalam diri siswa dalam melakukan program GLS
ini. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara kepada wali kelas dan peserta
didik yang menunjukkan minat baca yang masih rendah. Adapun tujuan dari penelitian ini
untuk mendeskripsikan proses tahapan dari Program Gerakan Literasi Sekolah Dalam
Menumbuhkan Minat Baca Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran
2022/2023. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmiah kepada
pemangku jabatan, praktisi pendidikan dan khususnya kepada para guru sekolah untuk
melaksanakan gerakan literasi dalam menumbuhkan rasa gemar membaca pada peserta didik
di sekolah.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif atau kualitatif. Menurut Sugiyono (2019: 361) jenis penelitia n ini diguna ka n l l l
untuk meneliti kehidupa n sosia l ya ng na tura l/a la mia h, dimana digunakan untuk mengka ji
l l l l l l l l l l l l
keadaan ilmiah saat peneliti itu sendiri merupakan inst rumenn ya, dan analisis kualitatif
l l l l l l l l l l
lebih meneka nkan p ada maknanya. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu observa si,
l l l l l l l l l l
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 5
atau kebiasaan membaca yang aktif, karena jika tidak dapat membaca atau jarang membaca,
maka akan ada kekurangan. Oleh karena itu, GLS sangat berarti baik untuk sekolah maupun
bagi diri pribadi. Dalam rangka menyukseskan implementasi program gerakan literasi sekolah
pihak SD Negeri 1 Sambi, kepala sekolah bersama guru sekolah bersama-sama melakukan
beberapa strategi diantaranya dengan mendekatkan fasilitas yang berhubungan dengan literasi
kepada peserta didik misalnya dengan adanya pojok baja, perpustakaan, penambahan buku-
buku di perpustakaan setiap tahunnya, pergantian buku di pojok baca kelas, adanya kunjungan
ke perpustakaan yang sudah dijadwalkan per kelas dalam seminggu nya, serta fasilitas
dibuatkan nya meja dan kursi permanen di taman sekolah dan di samping halaman sekolah.
Dalam upaya menyukseskan nya program gerakan literasi tersebut, ada tiga tahapan yang
dilakukan SD negeri 1 Sambi. Yang pertama yaitu tahapan pembiasaan, kemudian tahap
pengembangan dan terakhir tahap pembelajaran.
Pada tahap pembiasaan bertujuan untuk mengembangkan karakter peserta didik melalui
pengenalan dan pembudayaan ekosistem literasi sehingga mereka menjadi pembelajar
sepanjang masa. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, penulis menemukan
data yang menunjukkan bahwa guru, sebagai penggerak utama gerakan literasi sekolah,
memiliki kontribusi penting terhadap hasil belajar siswa. Guru sebagai contoh dalam
pembiasaan keteladanan, pembiasaan membaca 15 menit dan pembiasaan spontan. Pada tahap
pembiasaan keteladanan guru memperlihatkan kedisiplinan yang menjadi contoh positif bagi
peserta didik. Guru wajib hadir maksimal pada jam 06.45 dengan begitu guru harus sudah
siap untuk menyambut siswa dan melayani siswa sebelum jam pelajaran dimulai. Pada
pembiasaan rutin merupakan kegiatan pembiasaan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik
SD Negeri 1 Sambi untuk membiasakan peserta didik melakukan kegiatan literasi secara
terjadwal dan terprogram. Kemudian pada pembiasaan spontan merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 sambi. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk membiasakan siswa melakukan kegiatan secara spontan.
Pada tahap pengembangan dalam tahap ini, program GLS bertujuan untuk memperkaya
minat baca dengan tujuan meningkatkan literasi, karena membaca adalah kunci awal dalam
mengembangkan kecakapan membaca. Dalam penelitian ini, penulis berhasil mendapatkan
informasi terkait pelaksanaan pengembangan melalui wawancara dengan Bapak Joko
Siswanto, yang menjabat sebagai kepala sekolah. Dalam wawancara tersebut, penulis
menemukan bahwa setiap kali upacara dimulai, baik itu sebelum pembelajaran dimulai, bapak
dan ibu guru selalu memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa tentang pentingnya
membaca, dengan alasan bahwa buku merupakan gudang ilmu yang tak ternilai.
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 6
diberikan tagihan tugas untuk meresum hasil bacaan yang telah dibaca siswa, kemudian di
kumpulkan ke guru kelas.
Tahap pembiasaan dimulai pada pukul 07.00. Saat bel dibunyikan peserta didik
bergegas masuk kelas untuk melakukan pembiasaan rutin sebelum penerapan program
gerakan literasi sekolah. Adapun pembiasaan tersebut yaitu membaca doa belajar kemudian
dilanjutkan membaca surat-surat pendek. Setelah itu baru pembiasaan rutin program GLS
diterapkan sebelum memulai jam pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pengembangan pada
kelas IV SD Negeri 1 Sambi bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca peserta didik, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman
siswa melalui kegiatan membaca 15 menit sebelum jam pembelajaran di mulai. Siswa
membaca buku dari buku pojok baca yang sudah di sediakan. Kegiatan membaca peserta
didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses
membaca. Tahap pembelajaran pada kelas IV terdapat tagihan yang bersifat akademis.
Contohnya siswa harus merangkum buku yang telah mereka baca kemudian di kumpulkan ke
guru kelas. Untuk dapat menyelesaikan tagihan tersebut, dapat dilaksanakan pada saat
pembelajaran, saat pergantian jam pelajaran ataupun saat istirahat sekolah.
Artinya peserta didik harus dapat mengatur waktu sendiri atau dapat memanfaatkan
waktu luang nya untuk menyelesaikan tugas dengan mandiri dengan memanfaatkan fasilitas
yang sudah disediakan oleh pihak sekolah seperti, pojok baca, perpustakaan serta area baca
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Dewi Utama Fauzah (2016) yaitu untuk
memastikan keberlangsungan program GLS dalam jangka panjang, gerakan literasi sekolah
dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan dan tahap
pembelajaran.
Faktor penghambat dan pendukung guru dalam pelaksanaan program gerakan literasi
sekolah
1. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyatakan bahwa adanya sedikit
kendala yang terjadi pada program gerakan literasi sekolah pada siswa kelas IV SD negeri 1
Sambi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap peserta didik kelas IV,
kepala sekolah, wali kelas. Diantaranya kendala yang terjadi pada siswa adalah adanya
siswa yang terkadang belum mau insiatif membaca 15 menit jika tidak diawasi oleh guru
kelas, kurangnya tanggap siswa terhadap gerakan literasi sekolah namun program gerakan
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 7
literasi sekolah ini terus berjalan seperti menyisihkan waktu 15 menit sebelum jam pelajaran
dimulai di pagi hari, dan setelah membaca peserta didik merangkum hasil buku yang telah
mereka baca. Adapun kendala lain dari program gerakan literasi sekolah ini selain dari diri
siswa yaitu adanya hewan serangga maupun tikus di ruangan perpustakaan yang terkadang
membuat siswa takut untuk membaca buku di perpustakaan meskipun ruangan tersebut
sudah di bersihkan.
2. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil wawancara diketahui ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan
program GLS ini, diantaranya adalah sudah di lengkapi nya sekolah dengan fasilitas-fasilitas
untuk menunjang program GLS ini diantaranya yaitu adanya pojok baca di setiap kelas, adanya
perpustakaan di sekolah, buku-buku yang lengkap dan dibuatkannya taman mini serta tempat
duduk yang nyaman di luar yang dapat di manfaatkan siswa sebagai arena membaca yang
nyaman agar siswa tidak bosan hanya membaca buku di dalam ruangan .
SIMPULAN
Berdasarkan seluruh hasil dari tahap penelitian yang telah dilakukan, mulai dari tahap
observasi awal, pengkajian teori dan penelitian di lapangan serta pengolahan hasil dari
penelitian, peneliti menyimpulkan hasil dari penelitian mengenai program gerakan literasi
sekolah ( GLS) dalam menumbuhkan minat baca pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sambi
sebagai berikut:
1. Program gerakan literasi sekolah (GLS) dalam menumbuhkan minat baca pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Sambi secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan pedoman teori gerakan literasi sekolah (GLS). Program gerakan literasi sekolah
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sambi dilakukan melalui 3 tahapan yaitu : tahap
pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Ketiga proses tersebut sudah
optimal di jalankan pada peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Sambi. Dari sekolah juga
sudah mengkampanyekan program gerakan literasi sekolah ini terhadap seluruh warga di
sekolah.
2. Kendala program gerakan literasi sekolah dalam menumbuhkan minat baca pada siswa
kelas IV adanya siswa yang terkadang belum mau inisiatif membaca 15 menit jika tidak
diawasi oleh guru kelas, kurangnya tanggap siswa terhadap gerakan literasi sekolah
namun program gerakan literasi sekolah ini terus berjalan seperti menyisihkan waktu 15
menit sebelum jam pelajaran dimulai di pagi hari, dan setelah membaca peserta didik
merangkum hasil buku yang telah mereka baca. Adapun kendala lain dari program
gerakan literasi sekolah ini selain dari diri siswa yaitu adanya hewan serangga maupun
tikus di ruangan perpustakaan yang terkadang membuat siswa takut untuk membaca buku
di perpustakaan meskipun ruangan tersebut sudah di bersihkan.
3. Upaya yang dilakukan guru dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah adalah
dengan terus melaksanakan program GLS di sekolah. Selain itu Sekolah juga terus
mengkampanyekan gerakan literasi ini di setiap momen seperti saat upacara bendera,
sebelum pelajaran dimulai dan lewat grub kelas WA wali murid.
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 8
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa implementasi program gerakan literasi sekolah
dalam menumbuhkan minat baca pada siswa kelas IV sangat di perlukan sebagai upaya untuk
menumbuhkan minat baca siswa khususnya pada peserta didik kelas IV di SD Negeri 1
Sambi Kabupaten Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, W., Syaefudin and Muslimah, U. (2021) Manajemen Kurikulum dan Program
Pendidikan (Konsep dan Strategi Pengembangan).
Kemendikbud (2016) Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa (Mari
Menjadi Bangsa Pembaca), p. 1.
Kemendikbud, D. (2019) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).
Available at: https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-
content/uploads/2019/07/Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah-2019.pdf.
Lisnawati, I dan Ertinawati, Y. (2019) Literasi Melalui Presentasi, Metaedukasi, 1(1), pp.
1–12.
Syahidin, S. (2020) Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Sekolah,
ASATIZA: Jurnal Pendidikan, 1(3), pp. 373–381. Available at:
https://doi.org/10.46963/asatiza.v1i3.163.
Faizah, dewi susanti sufy and Adi (2016) Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah
Sekolah Dasar, Journal of Chemical Information and Modeling.
Hidayati, W., Syaefudin and Muslimah, U. (2021) Manajemen Kurikulum dan Program
Pendidikan (Konsep dan Strategi Pengembangan).
Kemendikbud (2016) Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa (Mari
Menjadi Bangsa Pembaca), p. 1.
Kemendikbud, D. (2019) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).
Available at: https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-
content/uploads/2019/07/Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah-2019.pdf.
Lisnawati, I dan Ertinawati, Y. (2019) Literasi Melalui Presentasi, Metaedukasi, 1(1), pp.
1–12.
Rohim, D.C. and Rahmawati, S. (2020) Peran Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca
Siswa Di Sekolah Dasar, Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Pendidikan dan Hasil Penelitian, 6(3), pp. 230–237. Available at:
https://doi.org/10.26740/jrpd.v6n3.p230-237.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rrineka Cipta,
2003), hal.180.
Kamah, Idris. Pedoaman Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Perpustakaan RI, 2002), hal. 5
Jimat Susilo dan Veronica Endang Wahyuni. Peran Guru Pembelajar sebagai Pegiat
Gerakan Literasi Sekolah: Tantangan dan Solusi. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.4(2):.4-6. 2017
Sodik, Bakhron. “Gerakan Literasi Sekolah Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 1 Krandeg”
Tadkiroatun Musfiroh dan Beniati Listyorini,2016.Konstruk Kompetensi Literasi untuk
Siswa Sekolah Dasar, Jurnal LITERA,15,(1):2
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta. 2017
Abidin, Yunus. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara. 2017
Title of manuscripts
Jurnal Sinektik, Vol. 4, No. 1, Tahun 2020, pp. x-y 9
Title of manuscripts