Profil 2020 PKM Tagog Apu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGAN
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan Nasional karena menyentuh hampir din semua aspek
kehidupan.Pembangunan sangat terkait dan dipengarui oleh aspek
demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan
lingkungan fisik dan biologik. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari
beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan
seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen
masukan ( input ) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait, komponen
proses dan komponen keluaran ( output ). Informasi Kesehatan dan yang terkait
digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan dalam menejemen kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan,
perencanaan strategis,menejemen operasional dan menejemen transaksi.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang merupakan era
informasi dan globalisasi serta menuntut percepatan arus informasi dan kecanggihanya
maka pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.Dewasa ini perlu semakin
dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan menejemen
kesehatan dan pengembangan upaya – upaya kesehatan demi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari informasi kesehatan yang
dikembangkan saat ini adalah profil kesehatan.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan
dan kewwenangannya dalam rangka meningkatkan kemamuan menejemen kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan khusus
1. Dapat disajikan
a) Data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, biologi,
perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data
kependudukan dan sosial ekonomi.

b) Data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka


kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

1
c) Data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan
sumber daya kesehatan.
2. Data/informaasi yang disajikan dapat digunakan untuk mendukung sistim
menejemen padaSetiap tingkat administrasi kesehatan ( perencanaan, pemantauan,
penggerakan pelaksanaan, dan evaluasi tahunan program – program kesehatan )
3. Tersedianya data/informasi untuk bahan penyusunan profil kesehatan satu tingkat
diatasnya.

3. SISTIMATIKA PENYAJIAN
Profil kesehatansistimatika penyajian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Tujuan
c. Sistematika

Baba II Gambaran Umum Puskesmas Tagog Apu


a. Kondisi geografis
b. Kependudukan

Bab III Situasi Derajat Kesehatan


a. Visi dan Misi
b. Strategis Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan
c. Analisi Kesehatan

Bab IV Situasi Upaya Kesehatan


a. Fungsi Puskesmas
b. Rencana Kegiatan
c. Pembiayaan

Bab V Situasi Sumber daya Kesehatan


a. Fungsi Puskesmas
b. Rencana Kegiatan
c. Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bab VI Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
b. Saran

2
Nama Puskesmas TAGOG APU

Kode Puskesmas P.3217090202

Jl. Raya Purwakarta Desa Tagog Apu RT 01 Rw 04


Alamat
Padalarang

Status Puskesmas Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan ( TTP )

Status dalam
Progran TB-Paru PS ( Puskesmas Satelit )
-

Jumlah Tempat Tidur -

Ruang Laboratorium Tidak ada

Kondisi Puskesmas B a i k

Tahun
1995
Pembangunan

Jumlah Pustu 1 Buah

Jumlah Desa Yang


3 Desa
Dilayani

Barat Desa Nyalindung


Batas Wilayah

Utara Desa Sadang mekar

Timur Desa Bojong Koneng

Selatan Desa Padalarang

3
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAGOG APU

A. KONDISI GEOGRAFIS
Puskesmas Tagog apu berada diwilayah utara dekat dengan Desa Tagog
Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada ruas jalan Raya Purwakarta
yang berjarak+15 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, dan memiliki
wilayah kerja 3 desa yaitu Desa Tagog Apu, Desa Campaka Mekar, dan Desa Ciburuy.
BATAS WILAYAH PUSKESMAS TAGOG APU :
 Sebelah Utara : Desa Nyalindung
 Sebelah Selatan : Desa Sadang mekar
 Sebelah Barat : Desa Bojong Koneng
 Sebelah Timur : Desa Padalarang

4
B. Kependudukan

Di bidang pembangunan, penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat


dominan. Penduduk tidak saja berperan sebagai pembangunan akan tetapi juga
menjadi pelaksana pembangunan. Oleh sebab itu perkembangan penduduk harus
diarahkan pada peningkatan kualitas serta pengarahan mobilitas yang menunjang
tercapainya keberhasilan pembangunan dengan cara peningkatan kesejahteraan
penduduk. Penduduk dalam suatu daerah merupakan petensi Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dibutuhkan dalam proses pembangunan dalam pengelolaan Sumber Daya
Alam (SDA). Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Tagog Apu Jiwa yang terdiri
dari 21.367 laki – laki jiwa dan perempuan 20.763 Jiwa, total 42.130 jiwa.

Table 2.1

5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

NO KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK


UMUR
(TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI- RASIO JENIS
LAKI+PEREMPUAN KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0-4 1,740 1,714 3,454 101.5
2 5-9 1,859 1,725 3,584 107.8
3 10 - 14 3,112 2,977 6,089 104.5
4 15 - 19 1,097 1,089 2,186 100.7
5 20 - 24 991 1,003 1,994 98.8
6 25 - 29 778 854 1,632 91.1
7 30 - 34 949 914 1,863 103.8
8 35 - 39 875 825 1,700 106.1
9 40 - 44 974 938 1,912 103.8
10 45 - 49 892 884 1,776 100.9
11 50 - 54 1,930 1,839 3,769 104.9
12 55 - 59 1,618 1,722 3,340 94.0
13 60 - 64 1,278 1,167 2,445 109.5
14 65 - 69 1,135 1,056 2,191 107.5
15 70 - 74 1,275 1,097 2,372 116.2
16 75+ 864 959 1,823 90.1
JUMLAH 21,367 20,763 42,130 102.9

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 86

Grafik 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tagog Apu Tahun 2020

6
3,500

3,000

2,500

2,000

laki-laki
1,500 perempuan

1,000

500

0
0 - 4 5 - 9 10 - 15 - 20 - 25 - 30 - 35 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - 65 - 70 - 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74

B. Sosial Ekonomi
1. Tingkat Pendidikan
Pengukuran pengetahuan penduduk dilakukan dengan dua indicator yaitu
rata-rata lam sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah
menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 10 tahun ke
atas dalam menjalani pendidikan normal.
Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Tagog Apu pada Tahun 2020
sejumlah 42.130 orang, Sebagian besar penduduk berusia 22 – 59 tahun,
dengan mata pencahariannya sebagian besar adalah Buruh tani dan buruh
pabrik. Untuk pendidikan sebagian besar berpendidikan Sekolah menangah
pertama dan Sekolah Menengah Atas.

2. Wilayah Kerja Puskesmas


Tabel Wilayah Kerja Puskesmas Tagog Apu
No Desa/Kelurahan Jumlah Ket

7
RT RW
1 Ciburuy 80 20
2 Tagog Apu 72 24
3 Campaka Mekar 75 25
Jumlah 227 69

3. Masalah Kesehatan
A. Program Kesehatan
1. Upaya Kesehatan Promkes
Upaya Promosi Kesehatan dengan nilai 74,12%, dikarenakan
pencapaian pada penyuluhan kelompok oleh petugas di luar gedung
puskesmas masih kurang kwantitasnya (51,47).
Permasalahan :
Kurangnya penyuluhan kelompok oleh petugas di luar gedung
a. Kurang koordinasi tenaga promkes dengan tenaga kesehatan
lainnya
2. Masyarakat mengabaikan penyuluhan mereka lebih tertarik
dengan berbagai bantuan
c. Media Penyuluhan kurang menarik
Pemecahannya :
a. Mengadakan pertemuan dengan tenaga kesehatan lainnya seperti
program kesling,gizi,uks,bides.
b. Meningkatkan peran posyandu untuk Penyuluhan perorangan.
c. Menyiapkan media penyuluhan yang menarik.

2. Upaya Kesehatan lingkungan


Upaya Kesehatan Lingkungan dengan nilai 60,74% dikarenakan
kegiatan klinik sanitasi masih kurang 25 %.
Permasalahan :
a. Petugas Kesehatan lingkungan (sanitarian) masih kurang sehingga
tidak bisa melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan secara
maksimal
b. Belum adanya pembinaan yang maksimal terhadap Pengawasan
Induistri
c. Belum maksimalnya konseling berbasis sanitasi
Pemecahannya :
a. Perlu penambahan tenaga sanitarian
b. Perlu dilakukan pembinaan terhadap tempat pengawasan industri.

8
c. Adanya koordinasi dengan lintas program dengan penyakit yg
berbasis lingkungan

3. Upaya Kesehatan ibu anak termasuk KB


Upaya Kesehatan KIA dan KB dengan nilai 76,77% dikarenakan
pencapaian cakupan kunjungan bayi masih 47,40%,pelayanan anak
balita 61,40 % .
Permasalahan :
a. Menganggap imunisasi lengkap telah selesai merasa tidak perlu
lagi datang ke faskes
b. Banyak ibu Bayi bekerja, sehingga jarang memeriksakan bayi
secara berkala
Pemecahannya :
a. Pendekatan dengan edukatif ke para ibu bayi
b. Kwantitas dan kwalitas penyuluhan di tingkatkan
c. Faskes mengadakan pelayanan inovasi terhadap ibu bayi dan
memotifasi ibu bayi untuk tetap mengunjungi faskes.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat dengan nilai 65,57 % di karenakan


cakupan distribusi MP- ASI baduta gakin 28,77 %, cakupan ASI ekslusif
40,05 %

Permasalahan :
a. Kurangnya Dana untuk Penyediaan PMT untuk balita Gakin
b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian ASI
ekslusif

Pemecahannya :

a. Membuat proposal kepada mitra kerja


b. Meningkatkan peran posyandu untuk memotivasi pemberian ASI
ekslusif kepada ibu

5. Upaya Pencegahan & P2M

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dengan nilai


69,51%, dikarenakan penemuan kasus TB Paru BTA positif masih
rendah (45,57%) dan angka kesehatan penderita TB Paru Positif

9
masih 25,93%, dan penemuan kasus diare dan ditanganinya masih
25,67%.
Permasalahan :
b. Pasien merasa malu kalau menderita TBC sehingga tidak mau
periksa ke Puskesmas
c. Kurangnya kesadaran penderita TB paru untuk melakukan
pengobatan sampai tuntas
d. Pelaporan penemuan kasus diare masih belum maksimal
Pemecahannya :
a. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit TBC dan
memotivasi penderita untuk segera periksa ke Puskesmas
b. Perlu dilakukan monitoring terhadap pelaporan kasus diare
c. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di
Puskesmas maupun di masyarakat

6. Upaya Pengobatan

Upaya dengan nilai 63,90 % dikarenakan masih ada yang kurang pada
Kunjungan Rawat jalan 30,40 % dan cakupan jumlah seluruh
pemeriksaan laboratorium puskesmas 50 %.
Permasalahan :
a.Masyarakat lebih memilih berobat ke faskes swasta yang tidak
terlalu antri
b. Belum adanya tenaga ahli analis
Pemecahannya :
a. Sarana dan prasarana puskesmas serta mutu pelayanan
ditingkatkan
b. Pengadaan tenaga ahli analis

7. Upaya Kesehatan Olah raga


Upaya Kesehatan Olah Raga dengan nilai 32.35 % disebabkan kurang
pembentukan kelompok di setiap desa
Permasalahan :
a. Masyarakat lebih memilih olah raga di fasilitas yang lebih bagus
b. Petugas belum membentuk kelompok d setiap desa.
Pemecahannya :
Memaksimalkan sarana dan sarana yang ada
Petugas membentuk kelompok kesehatan olah raga dilingkuangan yang
dekat terlebih dahulu

10
8. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Masyarakat dengan nilai 56,98 % disebabkan
cakupan keluarga dibina (keluarga rawan) masih rendah 21,81 %
Permasalahan :
Tenaga perawat rangkap program
Kurangnya kunjungan rumah ke keluarga rawan
Pembentukan kelompok keluarga rawan belum terbentuk
Pemecahannya:
Perlu adanya koordinasi antar program
Penjadwalan kegiatan kunjungan rumah yang lebih banyak
Pembentukan kelompok keluarga rawan perposyandu

9. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut dengan nilai 76,83%, disebabkan dan
murid TK/SD yang mendapat perawatan kesehatan gigi 50%,
Permasalahan :
a. Jumlah TK dan SD/MI di wilayah kerja Puskesmas banyak,
sedangkan petugas UKGS juga harus bertugas di Poli Gigi
Puskesmas
b. Belum semua TK dan SD yang mendapat rujukan dari pemeriksaan
dating mengunjungi BP gigi
Pemecahannya :
a. Perlu dilakukan penjadwalan yang matang sehingga semua kegiatan
dapat terlaksana
b. Berkoordinasi dengan pihak sekolah agar disarankan yang
mendapat rujukan untuk berobat ke BP gigi.

10. Upaya Kesehatan Tradisional

Upaya Kesehatan Tradisional


Upaya kesehatan tradisional dengan nilai 78,92 % dikarenakan masih
rendah di Pembinaan kelompok taman obat keluarga (TOGA) 36,92 %
Permasalahan :
Petugas belum maksimal dalam pendataan kesehatan tradisional yang
ada di wilayah
Pemecahannya
Pendataan dan Pembuatan jadwal pembinaan TOGA ke setiap desa
wilayah kerja secara rutin.

11
B. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tagog Apu Tahun 2017
yang belum mencapai target akan dibahas penyebab/permasalahan dan
pemecahannya.
Indikator tersebut yaitu :
1. Jumlah kunjungan ibu hamil (74.57%)
Permasalahannya :
a. Jumlah sasaran yang dipakai terlalu besar karena data penduduk
b. yang sudah pindah ke luar daerah masih dihitung
c. Tingginya mobilitas ibu hamil ke luar daerah
d. Rendahnya tingkat pendidikan ibu sehingga pemahaman tentang
e. pentingnya faskes masih terbatas.
Pemecahannya :
a. Melakukan verifikasi data jumlah penduduk ke Kecamatan
b. Meningkatkan dan mengoptimalkan kelas Bumil (ANC klas) di tiap desa
c. Pemberian motivasi dan pemahaman sehingga ibu hamil pada saat
d. kunjungan antenatal keempat sama dengan kunjungan ANC untuk
pertama kali pada masa kehamilannya
e. pada trimester 4, ibu hamil tidak pindah dan periksa ke tenaga
kesehatan di wilayah lainnya Memotivasi ibu balita untuk terus
pemeriksaan balita secara rutin

1. Kesehatan Ibu bersalin (83.67%)


Permasalahan :
a. Masyarakat masih terikat adat istiadat ,melahirkan memanggil paraji
b. Dengan di tolong paraji masrakat menganggap tidak perlu lagi
mendatangi tempat pelayanan kesehatan
c. Menganggap imunisasi lengkap telah selesai merasa tidak perlu
lagi dating ke faskes
Pemecahannya :
a. Pendekatan dengan edukatif ke para bumil
b. Kwantitas dan kwalitas penyuluhan di tingkatkan
c. Faskes mengadakan pelayanan inovasi terhadap balita dan
memotifasi ibu balita untuk tetap mengunjungi faskes.

2. Kesehatan bayi baru lahir (82.59%)


Permasalahan :

12
Ibu hamil hanya melahirkan di tempat orang tua , setelah itu pergi lagi ke
tempat tinggal semula
Pemecahan :
Petugas melacak ke pihak keluarga

3. Kesehatan balita (61.40%)


Permasalahan :
Menganggap imunisasi lengkap telah selesai merasa tidak perlu lagi
dating ke faskes
Pemecahannya :
a. Pendekatan dengan edukatif ke para ibu balita
b. Kwantitas dan kwalitas penyuluhan di tingkatkan
c. Faskes mengadakan pelayanan inovasi terhadap balita dan
memotifasi ibu balita untuk tetap mengunjungi faskes.

4. Kesehatan pada usia pendidikan dasar (85.6 %)


Permasalahan :
Pemeriksaan usia pendidikan dasar adanya murid yang tidak masuk di
kerakan sakit atau izin
Pemecahannya :
Petugas melakukan sweping ke sekolah dan merujuk yang tidak hadir
untuk dating ke faskes

5. Kesehatan pada usia produktif (21.22%)


Permasalahan :
a. Usia produktif bekerja dari pagi sampai sore/malam , sehingga tidak
ada waktu untuk memeriksakan diri ke faskes
b. Setelah penyakit yang diderita telah berat baru berkunjung ke
faskes
Pemecahannya :
a. Melakukan Pemeriksaan kesehatan individu ke industri di wilayah
kerja
b. Melakukan penyuluhan secara maksimal dengan media yang
menarik

7. Kesehatan usia lanjut (81.13%)


Permasalahan:

13
Belum semau kelompok lanjut usia terbentuk
Pemecahannya :
Pembentukan kelompok lanjut usia secara bertahap

8. Kesehatan Penderita hipertensi (32.46%)


Permasalahan :
a. Kurangnya Penemuan kasus
b. Penderita hipertensi belum sadar pentingnya kontrol kesehatan
secara teratur
Pemecahannya:
a. Melakukan Penjaringan yang beresiko hipertensi
b. Penyuluhan tentang akibat yang ditimbulkan kalau tidak d control
secara rutin

9. Pelayanan kesehatan orang dengan TB (45.57%)


Permasalahan :
a. Pasien merasa malu kalau menderita TBC sehingga tidak mau
periksa ke Puskesmas
b. Kurangnya kesadaran penderita TB paru untuk melakukan
pengobatan sampai tuntas
c. Pelaporan penemuan kasus diare masih belum maksimal
Pemecahannya :

a. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit TBC dan


memotivasi penderita untuk segera periksa ke Puskesmas
b. Perlu dilakukan monitoring terhadap pelaporan kasus diare
c. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di
Puskesmas maupun di masyarakat

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

14
A. VISI DAN MISI ORGANISASI.
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu, yang realistis dan dapat menyemangati upaya untuk mewujudkannya. Sejalan
dengan kedudukan tugas pokok dan fungsingnya.
a. VISI :
“Mewujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar yang Akur ,(Aspiratif, Kreatif,
Unggul Dan Religius) Berkuaalitas, Dan Ramah Pasien”
Yaitu gambaran pelayanan kepada masyarakat yang bermutu, adil dan
merata, mempunyai derajat kesehatan dan kesejahteraan yang setinggi-tingginya
serta memberikan rasa nyaman pada masyrakat.

b. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut ada empat misi yang diemban oleh seluruh
jajaran petugas kesehatan di Puskesmas Tagog Apu. , yaitu:
1. Meningkatkan Profesionalisme dalam pelayanan kesehatan
2. Terkoordinasinya dengan semua pihak terkait dalam pelayanan kesehatan
3. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
4. Mengawali setiap kegiatan dengan doa .
5. Menerapkan 5 S (Sapa, Senyum,Salam,Sopan,Santun)

B. SETRATEGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN.


KEBIJAKAN PROGRAM
Sehubungan dengan situasi dan kondisi tersebut diatas, dalam rangka
mewujudkan visi, misi dan nilai organisasi Puskesmas Tagog Apu, maka kebijakan
pembangunan kesehatan diarahakan pada :
1. Peningkatan Kinerja Organisasi Puskesmas Tagog Apu.
2. Penigkatan kemampuan SDM dalam sistem informasi kesehatan.
3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan penggunaan obat – obatan
dalam rangka perlindungan dan pemenuhan kebutuhan konsumen dan
masyaakat dalam kesehatan.
4. Peningkatan pola kemitraan dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan.
5. Peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan
masyarakat.
6. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan masyarakat.
7. Penanggulangan dan penekanan permasalahan gizi dalam keluarga dan
masyarakat.

15
C. Analisis Kesehatan
Untuk memberikan gambaran tentang hasil – hasil pembangunan kesehatan di
Puskesmas Tagog Apu, berikut diuraiakn tentang indicator – indicator bidang derajat
kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan.
1. Angka Kematian
Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan
yang telah dilaksanakan selama ini adalah melihat perkembangan angka kematian
dari tahun katahun.
1) Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan banyaknya kematian bayi umur < 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada waktu tertentu. Sekitar 80 % dari penyebab kematian bayi
karena penyakit tetanus neonaturum, gangguan pada proses persalinan, kelahiran
yang tidak hygienis dan berbagai akibat dari berat bayi lahir rendah ( BBLR ) serta
berkaitan pula dengan keadaan gizi ibu yang rendah selama kehamilan. Bayi lahir
mati di Puskesmas Tagog Apu pada tahun 2020 adalah 1 orang yaitu di Desa
Ciburuy sedangkan jumlah bayi lahir hidup adalah sebesar 645 bayi.

Grafik4.1
Angka Kematian Bayi
Puskesmas Tagog Apu Tahun 2020

350

300

250

200 ciburuy
Tagog apu
150 Campaka mekar

100

50

0
1 2 3
lahir mati Jumlah lahir & mati

2) Angka kematian balita


Merupakan gambaran tingkat permalahan kesehatan dan faktor – faktor
lingkungan terhadap kesehatan anak balita antara lain : sanitasi, gizi, pendidikan,

16
penyakit menular dan kecelakaan. Usia balita maengalami pertumbuhan berat
badan, perkembangan otak dan peningkatan daya tahan tubuh terhdap penyakit.
Namun demikian tetap mempunyai resiko tinggi dan kemungkinan lebih banyak
terpapar oleh kesakitan dan kematian.Adapun jumlah kematian anak balita tidak
ditemukan tahun ini di puskesmas

3) Angka Kematian ibu.


Angka kematian ibu menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu.Kondisi
kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu
hamil.Ibu melahirkan, dan ibu nifas.Kematian ibu maternal di Puskesmas Tagog
Apu tahun 2020 sebanyak 1 kasus yaitu di desa tagog apu.

2. KASUS PENYAKIT YANG MENONJOL


Seperti ditunjukkan dalam tabel tentang kasus penyakit menular yang diamati
menurut Puskesmas Tagog Apu sebagian besar merupakan penyakit nasofaringitis
akuta ( Common Cold) sebanyak 5386 kasus.
Grafik 4.2
10 Besar Penyakit Tahun 2020
Puskesmas Tagog Apu

6000 5386
5000
4000 2852
3000
1664
2000 1305 811
740 592 486 474 423 292
1000 380 441 210 191 168 234 284
195
126
0
dispepsia

Mialgia

Konjungifitis
faringitis
hipertensi primer (esensial)

Penyakit pulpa dan periapikal


Dermatitis contak
Common cold

Migren

Diare dan gastroenteritis

Jumlah Kasus Baru


J00 K30 l10 L23 M79 G43 K04 A09 J02 H10.9 Jumlah Kunjungan

3. STATUS GIZI
Kasus gizi buruk 1 orang yaitu di desa Ciburuy dan untuk kasus gizi kurang
umur 0-59 bln berjumlah 248 dan balita kurus 142 orang, sudah ditangani dan

17
diberikan PMT pemulihan. Jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah (< 2500 gram )
adalah 4 kasus.
Di Puskesmas Tagog Apu ditemukan 1 ibu hamil yang menderita kurang energi
kronis yaitu di desa ciburuy. Sedangkan angka absolut penderita anemia gizi untuk
WUS dan remaja putri belum ditemukan. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi anemia gizi adalah pemberian tablet Fe pada semua ibu hamil selama 9
bulan / 30 tablet, sosialisasi pemberian tablet Fe pada calon pengantin dan WUS serta
pemantapan kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Tablet Fe dibutuhkan oleh
masyarakat terutama ibu hamil sebagai upaya agar kasus anemia tereliminer sehingga
diharapkan ibu hamil dalam keadaan sehat dan lebih siap dalam menghadapi
persalinan. Banyak kendala yang dihadapi dalam distribusi tablet Fe diantaranya rasa
mual dan bau amis yang dirasakan pada saat mengkonsumsi dan masih kurangnya
kesadaran ibu hamil dalam menkonsumsi tablet Fe.

Grafik 4.3
Gizi Buruk Puskesmas Tagog Apu Thn 2020

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5 gizi buruk

0.4

0.3

0.2

0.1

0
ciburuy tagog apu campakamekar

Grafik 4.4

Gizi Kurang Umur 0 – 59 Bulan


Puskesmas Tagog apu Tahun 2020

18
120 105

100 83

80
60
60 absolut
persentasi
40

9.0 12.9
20 8.8

0
ciburuy Tagog apu Campaka mekar

Gizi Kurus Umur 0 – 59 Bulan


Puskesmas Tagog apu Tahun 2020

60

50

40
absolut
30 persentasi

20

10

0
ciburuy Tagog apu Campaka mekar

C. PERILAKU SEHAT.
Upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat ditekankan pada PSM peran serta
masyarakat dibidang kesehatan guna menunjang angka kematian bayi, balita dan ibu

19
serta berbagai upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Jumlah desa
melaksanakan PHBS sebesar 3 desa (43.4 % ) .

Grafik 4.5
Persentase Desa Ber-PHBS
Puskesmas Tagog Apu 2020

6,000 5,719 5,719


5,293 5,293

5,000
4,443 4,443

4,000

3,000 2,709 ciburuy


tagog apu
1,950
campaka mekar
2,002
2,000

1,000
100
100 100 44 35
51
-
1
Jml seluruh 2Pantau %3Pantau 4PHBS 5
%PHBS
perse persent

D. KESEHATAN LINGKUNGAN.
Kondisi lingkungan mempunyai peran yang cukup besar dalam mempengaruhi
derajat kesehatan disamping perilaku masyarakat itu sendiri dan sebagai upaya untuk
meningkatan kesehatan lingkungan termasuk pula higyene dan sanitasi sangat
dipengaruhi oleh kebiasaan dan cara hidup masyarakat. Beberapa indikator penting
kesehatan lingkungan dikemukakan sebagai berikut
Jumlah rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Tagog Apu yang diperiksa adalah
1031 sarana air minum dari jumlah tersebut sebanyak 261 (47.45 % ) dinyatakan
sehat.

Grafik 4.6
Persentase Kesehatan Lingkungan Per-Desa
Puskesmas Tagog Apu Tahun 2019

20
384.0
400

350 331.0
316.0

300

250
ciburuy
200 Tagog apu
Campaka mekar
150

100 72.0
63.0
13.2
50 19.0
12.9 18.8
8.9
0.0 0.0
0
Jml sarana1air minum persentasi
2 Jml
3 sarana Persentasi
4
mnm air minum

1. PELAYANAN KESEHATAN.
1) SARANA KESEHATAN DASAR.
Kesehatan pembangunan kesehatan dapat mencapai optimal hasil sumber
daya kesehatan yang ada telah didata dan diberdayakan secara optimal karena
merupakan fakta utama keberhasilan pelayanan. Jumlah sarana kesehatan dasar
diwilayah Kerja Puskesmas Tagog apu.

2) CAKUPAN PERSALINAN
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sejumlah 645 atau sebesar
86.2 % dari perkiraan target persalinan 100%. Dari jumlah tersebut cakupan
tertinggi adalah di desa ciburuy sebesar 326. (100 %).

Grafik 4.7
Cakupan Persalinan

21
350 326

300

250

200 174 174


152 146 ciburuy
150 Tagog apu
Campaka mekar
83 90 84
100
63

50

0
Yang 1lahir Yg 2lahir Jml3yang lahir
laki - laki perempuan

3) IMUNISASI
Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai
sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat di cegah oleh imunisasi.
a. Imunisasi Bayi.
Jumlah bayi di wilayah kerja Puskesmas Tagog apu tahun 2020 yang menjadi
sasaran imunisasi tercatat sebanyak 769 bayi (100 %)

Grafik 4.8
Cakupan Imunisasi DPT& HB 3 &, Polio 4 , Campak per Desa Tahun 2020

384
400
348
350 323

300 253 247 236


250 218 207 210
ciburuy
200 Tagog apu
Campaka mekar
150

100

50

0
1 3
DPT,HB Polio244 3
campak

b. Imunisasi Ibu Hamil

22
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TD1 65.6 % dan TD5
20.7 % masih di bawah target. Grafik dibawah ini menunjukan cakupan
TD1,TD2,TD3,TD4 dan TD5 tahun 2020.

Grafik 4.8
Cakupan Imunisasi Ibu Hamil dalam presentasi

70.0 66.4 67.1 66.4 67.1


62.7 62.7

60.0

50.0
39.2
40.0 36.8 ciburuy
30.0 Tagog apu
28.4 Campaka mekar
30.0 25.1 26.5
21.7
17.7 16.5
20.0

10.0

0.0
TD1 1 TD2 2 TD3 3 TD4 4 TD5 5

BAB IV

23
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Fungsi Puskesmas adalah :


a. Pusat Pembangunan berwawasan Kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
c. Pusat pelayanan Kesehatan strata pertama yang meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Perorangan
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dalam pelaksanaan ketiga fungsi diatas, Puskesmas memiliki beberapa program,
dimana program tersebut dikelompokkan menjadi :
a. Program UKM Esensial
1. Upaya KIA KB
2. Upaya Gizi
3. Upaya Promkes
4. Upaya kesehatan Lingkungan
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian penyakit
6. Upaya Survailans dan Imunisasi

b. Program UKM Pengembangan


1. Upaya Kesehatan Tradisional
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Kesehatan Kerja
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Sekolah
6. Upaya Kesehatan Gigi

c. Upaya UKP
1. Rawat jalan
2. Pelayanan Perkesmas
3. Pelayanan Kefarmasian
4. Pelayanan laboratorium

B. Rencana Kegiatan

24
1. Peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam pelayanan
kesehatan Masyarakat, lingkungan perumahan dan pemukiman serta
kawasan bebas penyakit menular.

a. Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi dan wabah penyakit.


b. Pembinaan dan pelaksanaan program imunisasi dan pencegahan
penyakit menular.
c. Pengelolaan sistim surveylans epidemiologi dengan pendekatan
geografik.
d. Pembinaan dan penanggulangan penyakit yang disebabkan
binatang.
e. Pembinaan dan penanggulangan penyakit yang disebabkan
vektor.
f. Pembinaan dan penanggulangan penyakit menular langsung.
g. Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan.
h. Pembinaan dan pengawasan kesehatan pemukiman.
i. Pembinaan dan pengawasan kesehatan tempat – tempat umum
j. Pembinaan dan pengawasan kesehatan industri
k. Pembinaan dan pengawasan sarana air minum.
l. Pembinaan dan pengawasan jamban keluarga.
m. Penyebar luasan program pemeliharaan keehatan
masyarakat.Penyebar luasan dan pengembangan pola perilaku
Hidup Bersih dan Sehat /PHBS
n. Peningkatan dan pengawasan pelayanan ibu dan anak.
o. Peningkatan pembinaan pelayanan keehatan remaja dan usia
lanjut.
p. Peningkatann pembinaan kesehatan institusi dan UKS ( Usaha
Kesehatan Sekolah

2. Peningkatan peran serta promosi kesehatan masyarakat.


a. Peningkatan kemandirian posyandu.
b. Peningkatan UKBM /Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
c. Pengembangan desain dan pesan kesehatan.
d. Penyebar luasan dan penyuluhan kesehatan.

3. Penanggulangan kasus dan permasalahan gizi.


a. Upaya perbaikan gizi keluarga.

25
b. Penaganan gizi buruk.

C. Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal

Tabel 5.1 Capaian SPM thn 2020

TARGET CAPAIAN
NO INDIKATOR
SPM TAHUN 2017
1 2 3 4
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 100%
90.82
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 100%
86.11
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100%
92.85
4 Pelayanan kesehatan balita 100%
87.59
5 Pelayanan kesehatan pada usia
100%
pendidikan dasar
0
6 Pelayanan kesehatan pada usia
100%
produktif
54.90
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 100%
64.35
8 Pelayanan kesehatan penderita
100%
hipertensi
76.86
9 Pelayanan kesehatan penderita
100%
Diabetes Melitus
73.77
10 Pelayanan Kesehatan orang dengan
100%
gangguan jiwa berat
41.67
11 Pelayanan kesehatan orang dengan
100%
TB
61.02
12 Pelayanan kesehatan orang dengan
100%
risiko terinfeksi HIV
12.37

1. Jumlah kunjungan ibu hamil (90.82%)


Permasalahannya :
a. Adanya Pandemi di tahun ini
b. yang sudah pindah ke luar daerah masih dihitung
c. Tingginya mobilitas ibu hamil ke luar daerah
d. Rendahnya tingkat pendidikan ibu sehingga pemahaman tentang
e. pentingnya faskes masih terbatas.

Pemecahannya :
a) Melakukan verifikasi data jumlah penduduk ke Kecamatan

26
b) Meningkatkan dan mengoptimalkan kelas Bumil (ANC klas) di tiap desa
c) Pemberian motivasi dan pemahaman sehingga ibu hamil pada saat
d) kunjungan antenatal keempat sama dengan kunjungan ANC untuk
pertama kali pada masa kehamilannya
e) pada trimester 4, ibu hamil tidak pindah dan periksa ke tenaga
kesehatan di wilayah lainnya Memotivasi ibu balita untuk terus
pemeriksaan balita secara rutin

2. Kesehatan Ibu bersalin (86.11%)


Permasalahan :
a. Belum semua ibu bersalin melahirkan di Faskes
b. Biaya yang tinggi apabila melahirkan faskes

Pemecahannya :
a. Pendekatan dengan edukatif ke para bumil
b. Kwantitas dan kwalitas penyuluhan di tingkatkan
c. Faskes mengadakan pelayanan inovasi terhadap ibu bersalin untuk tetap
melahirkan di faskes.

3 Kesehatan bayi baru lahir (92.85%)


Permasalahan :
a) Pandemi Covid-19 semua yang lahir di rujuk ke rumah sakit sehingga orang
tua bayi tidak memeriksakan lagi bayinya
b) Ibu hamil hanya melahirkan di tempat orang tua , setelah itu pergi lagi ke
tempat tinggal semula
Pemecahan :
a) Pandemi segera berakhir
b) Petugas melacak ke pihak keluarga

4 Kesehatan balita (87.59%)


Permasalahan :
Menganggap imunisasi lengkap telah selesai merasa tidak perlu lagi dating ke
faskes
Pemecahannya :
a. Pendekatan dengan edukatif ke para ibu balita
b. Kwantitas dan kwalitas penyuluhan di tingkatkan
c. Faskes mengadakan pelayanan inovasi terhadap balita dan memotifasi
ibu balita untuk tetap mengunjungi faskes.

27
5 Kesehatan pada usia pendidikan dasar (0%)
Permasalahan :
Tahun ini adanya Pandemi Covid-19, jadi tidak ada tatap muka
Pemecahannya :
Petugas melakukan melakukan pemeriksaan secara virtual

6 Kesehatan pada usia produktif (54.90%)


Permasalahan :
a) Dengan adanya pandemic pemeriksaan di screening terlebih dahulu,kira-kira
yang tidak urgent di tunda dulu
b) Usia produktif bekerja dari pagi sampai sore/malam , sehingga tidak ada
waktu untuk memeriksakan diri ke faskes
c) Setelah penyakit yang diderita telah berat baru berkunjung ke faskes
Pemecahannya :
a. Semua di Vaksinasi Covid-19
b. Melakukan Pemeriksaan kesehatan individu ke industri di wilayah kerja
c. Melakukan penyuluhan secara maksimal dengan media yang menarik

7.Kesehatan usia lanjut (64.35%)


Permasalahan:
a) Karena pandemic usia lanjut riskan untuk tatap muka
b) Belum semau kelompok lanjut usia terbentuk

Pemecahannya :
a) Semua di Vaksinasi Covid-19
b) Pembentukan kelompok lanjut usia secara bertahap

8.Kesehatan Penderita hipertensi (76.86%)


Permasalahan :
a.Kurangnya Penemuan kasus karena pandemi
b.Penderita hipertensi belum sadar pentingnya kontrol kesehatan secara teratur
Pemecahannya:
a.Melakukan Penjaringan yang beresiko hipertensi
b.Penyuluhan tentang akibat yang ditimbulkan kalau tidak d control secara rutin

9. Pelayanan kesehatan orang dengan TB (61.02%)


Permasalahan :

28
a) Pasien merasa malu kalau menderita TBC sehingga tidak mau periksa ke
Puskesmas
b) Kurangnya kesadaran penderita TB paru untuk melakukan pengobatan
sampai tuntas
c) Pelaporan penemuan kasus diare masih belum maksimal
Pemecahannya :

a) Sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit TBC dan


memotivasi penderita untuk segera periksa ke Puskesmas
b) Perlu dilakukan monitoring terhadap pelaporan kasus diare
c) Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di Puskesmas
maupun di masyarakat.

10.Pelayanan Kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV(12.37 %)


Permasalahan:
Belum dilakukan pemeriksaan dengan penderita yang beresiko dikarenakan
pandemic covid- 19
Pemecahan
Dilakukan pemeriksaan ke semua yang beresiko bumil,Tb paru dan infeksi
menular setelah semua di vaksinanasi covid-19

BAB V

29
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Pelaksanaan pembangunan kesehatan memerlukan dukungan peran dari sektor terkait


serta seluruh lapisan masyarakat karena beban permbangunan kesehatan tidak hanya
menjadi tanggung jawab sektor kesehatan.
Dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi Pembangunan Kesehatan
Puskesmas Tagog Apu Kabupaten Bandung Barat telah menyusun rencana kerja
dengan program pokok sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan perda
No 2 tahun 2002 dengan menitikberatkan pada 3 sasaran utama pembangunan yaitu :
1. Menejemen Puskesmas, yaitu kegiatan untuk untuk memperkuat menejemen
diantaranya peningkatan sumber daya dan pembentukan tim – tim sesuai
kebutuhan didukung adanya peningkatan lintas program dan lintas sektor.
2. Intensifikasi, yaitu kegiatan dalam rangka meningkatkan kegiatan program baik
melalui intensifikasi kegiatan rutin maupun kegiatan inovatif.
3. Pengembangan kemitraan, pengembangan kegiatan melalui kerja sama saling
menguntungkan dengan LSM, PKK, lintas program maupun lintas profesi

2. Data Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Tagog Apu


Fasilitas kesehatan yang terdapat di Pukesmas Tagog Apu adalah sebagai
berikut :
a. Puskesmas : 1 buah
b. Puskesmas Pembantu : 1 buah
c. Polindes : - buah
d. Poskesdes : - buah
e. Mobil Pusling/Ambulance : 1 buah
f. Klinik Umum : 2 buah
g. Praktek Dokter Bersama : 1 buah
h. Praktek dokter gigi : 0 orang
i. Praktek Bidan : 9 orang
j. Posyandu : 69 buah

3. Data Ketenagaan di Puskesmas Tagog Apu


Jumlah dan Jenis Ketenagaan yang ada di Puskesmas Tagog Apuadalah
sebagai berikut :
a. Administrator Kesehatan Masyarakat : 0 orang
b. Dokter Umum : 2 orang
c. Dokter Gigi : 1 orang
d. Perawat Umum : 7 orang

30
e. Perawat Gigi : 2 orang
f. Bidan di Desa : 3 orang
g. Bidan Puskesmas : 8 orang
h. Sanitarian : 1 orang
i. Ahli Gizi : 1 orang
j. Ahli Laboratorium : 1 orang
k. Asisten Apoteker : 1 orang
l. Fisoterafi : - orang
m.Tenaga Umum Rekam Medis : 1 orang
n. Tenaga administrasi : 4 orang
o. kebersihan : 2 orang

4. Pembiayaan kesehatan

A. Dana JKN

N JUMLAH JUMLAH SELISIH/KURANG


URAIAN
O ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) (Rp)
Saldo januari Th. 2019 Rp 56,289,594
1 Pendapatan Rp 790,107,100 Rp 764,377,500 Rp 25,729,600
Jumlah Rp 820,667,094 Rp (30,559,994)
2 Belanja
Honorarium Tim Pengadaan
Barang Dan Jasa
Rp 3,260,000 Rp 3,260,000 Rp -
Belanja ATK Rp 2,130,000 Rp 907,500 Rp 1,222,500
Belanja Peralatan Kebersihan
dan Bahan Pembersih
Rp 1,600,000 Rp 893,300 Rp 706,700
Belanja Alat Perbekalan
Kesehatan
Rp 15,000,000 Rp 14,855,640 Rp 144,360

Belanja Bahan & Obat-obatan Rp 162,000,000 Rp 108,540,300 Rp 53,459,700


Belanja Bahan Kimia dan
Pupuk
Rp 33,150,000 Rp 6,330,503 Rp 26,819,497
Belanja barang yang tidak
dikapitalisasi
Rp 10,300,000 Rp 6,630,500 Rp 3,669,500

Belanja Listrik Rp 13,200,000 Rp 9,920,738 Rp 3,279,262


Belanja
kawat/faksimil/internet/intranet/ Rp 8,400,000 Rp 7,713,686 Rp 686,314
TV kabel/TV satelit
Belanja Paket / Pengiriman Rp 8,400,000 Rp 2,912,400 Rp 5,487,600
Belanja Jasa Pelayanan Rp 509,794,230 Rp 494,356,470 Rp 15,437,760
Belanja Jasa Service Rp 1,100,000 Rp - Rp 1,100,000
Belanja Penggantian Suku
Cadang
Rp 1,500,000 Rp 1,150,000 Rp 350,000
Belanja Bahan Bakar
Minyak/gas dan pelumas
Rp 3,750,000 Rp 2,000,000 Rp 1,750,000

31
Belanja Pajak Kendaraan
Bermotor
Rp 900,000 Rp 596,300 Rp 303,700

Belanja Sewa Lahan Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -


Belanja Makanan dan
Minuman
Rp 9,900,000 Rp 9,709,828 Rp 190,172
Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Daerah
Rp 9,700,000 Rp 800,000 Rp 8,900,000
Belanja Pemeliharaan
Peralatan dan Perlengkapan Rp 6,000,000 Rp 2,035,000 Rp 3,965,000
Kantor
Belanja Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan
Rp 3,112,464 Rp 2,825,000 Rp 287,464
Belanja Modal Peralatan dan
mesin Pengadaan alat rumah Rp 2,000,000 Rp 1,400,000 Rp 600,000
tangga
Belanja Modal Peralatan dan
mesin-pengadaan Komputer
Rp 15,100,000 Rp 14,960,000 Rp 140,000
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin Pengadaan alat Rp 1,500,000 Rp 649,999 Rp 850,001
Kedokteran Umum
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin Pengadaan alat Rp 14,000,000 Rp 12,500,000 Rp 1,500,000
Kedokteran Gigi
Belanja Modal Peralatan dan
mesin-pengadaan Unit-unit Rp 8,600,000 Rp 8,311,760 Rp 288,240
Laboratorium
Jumlah Belanja Rp 846,396,694 Rp 715,258,924 Rp 105,408,170

B. Dana BOK

NO PROGRAM REALISASI
1 Management Rp. 190.239.000
2 KIA Rp. 51.950.000
3 Usila Rp. 2.450.000
4 PTM Rp. 4.500.000
5 Imunisasi Rp. 6.050.000
6 Promkes Rp. 24.600.000
7 Gizi Rp. 12.600.000
8 Kesling Rp. 900.000
9 Kes.indra Rp. 500.000
10 HIV Rp. 3.000.000
11 Tb – Paru Rp. 1.050.000

12 PLP Rp. 28.500.000


Jumlah Rp. 326.393.000

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

32
A. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan fungsi Puskesmas memiliki beberapa program, dimana


program tersebut dikelompokkan menjadi :
a. Program UKM Esensial
1) Upaya KIA KB
2) Upaya Gizi
3) Upaya Promkes
4) Upaya kesehatan Lingkungan
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian penyakit
6) Upaya Survailans dan Imunisasi
Puskesmas Tagog apu dengan cakupan tertinggi di Upaya Kesehatan
lingkungan yaitu 95.93 % sedangkan yang cakupan terendah yaitu Upaya
Pwemberantasan penyakit menular yaitu 47.70 %
b. Program UKM Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Tradisional
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Kesehatan Kerja
4) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5) Upaya Kesehatan Sekolah
6) Upaya Kesehatan Gigi
Cakupan yang teringgi adalah Upaya kesehatan tradisional dan olah raga 100
% sedangkan yang terendah yaitu Upaya kesehatan kerja dan kesehatan
sekolah yaitu 0 % .

c. Upaya UKP
1) Rawat jalan
2) Pelayanan Perkesmas
3) Pelayanan Kefarmasian
4) Pelayanan laboratorium
Cakupan yang teringgi adalah kunjungan rawat jalan 99.20 % sedangkan yang
terendah yaitu pengisian medrek 10.71 % ..

b. Rencana Kegiatan
1. Peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam pelayanan
kesehatan Masyarakat di lingkungan perumahan dan pemukiman
2. Peningkatan kawasan bebas penyakit menular dan Merokok
3. Peningkatan promosi kesehatan masyarakat dengan sarana yang menarik

33
4. Peningkatan PHBS terhadap Masyarakat
5. Peningkatan kompetensi SDM staf Puskesmas
6. Peningkatan sarana dan prasarana
7. Pelaksanaan vaksinasi covid-19 tercapai

B. SARAN

1. Perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi dari Dinas kesehatan


kabupaten Bandung secara rutin
2. Masing – Masing program untuk dapat meningkatkan hasil kinerjanya
terutama program untuk dapat meningkatkan hasil kinerjanya terutama
program yang hasil capaian nya masih di bawah target
3. Peril kerjasama lintas program dan lintas sektor serta berbagai upaya untuk
lebih meningkatkan partisipasi / pemberdayaan masyarakat
4. Untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas mutu
pelayanan
5. Pemenuhan sara dan prasarana dari berbagai sektor baik pemerintah
maupun swasta
6. Perlu peningkatan kompentensi sumber daya manusia
7. Percepatan pelaksanaan vaksinasi covid - 19

34
L

PROFIL

35
PUSKESMAS TAGOG APU
TAHUN 2020

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2020

36
37

Anda mungkin juga menyukai