Kajian Budaya 9
Kajian Budaya 9
Kajian Budaya 9
Disusun Oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Atas berkat rahmat-Nya lah kita masih diberikan
umur yang panjang, hingga, kita masih dapat menikmati anugerah yang begitu luar biasa dari
Sang Maha Kuasa. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi kita, nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam, berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan nikmatnya
Islam hingga pada saat ini.
Dengan rasa syukur, akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Kajian Budaya
berupa makalah yang berjudul “Teori dan Seni Framing Media Massa”. kami juga banyak
mengucapkan terima kasih, khususnya kepada:
1. Bpk. Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon;
2. Bpk. Dr. Anwar Sanusi, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab IAIN Syekh
Nurjati Cirebon;
3. Ibu Aah Syafaah, M.Ag. Selaku Kajur Jurusan Peradaban Islam;
4. Bpk. Prof. Dr. Dedi Djubaedi M.Ag. Selaku Dosen Mata Kuliah Kajian Budaya
5. Seluruh civitas akademika;
6. Teman – teman yang telah mendukung atas terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.Semoga
dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Teori framing muncul pada era media massa sekitar tahun 1970an dan
didasarkan pada interaksi simbolik dan konstruksi sosial. Saat itu sedang dilakukan riset
media di Amerika. mulailah beralih dari model pengaruh media ke bentuk khusus
pengaruh media terhadap khalayak. Berbagai kajian terkait media pada saat itu
bertujuan untuk menjelaskan peran media massa nasional dalam membentuk berbagai
isu politik di ranah publik tanah air. Framing disini digunakan untuk mengidentifikasi
sudut pandang dan sudut pandang apa yang digunakan jurnalis dan media massa dalam
memilih topik dan membuat berita1. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi persepsi,
penilaian, dan keputusan orang lain ke arah yang diinginkan.
Media massa sendiri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap peristiwa
budaya populer dan isu-isu sosial terkait. Menggunakan framing yang tepat benar-benar
dapat membantu mencapai peringkat yang tinggi untuk pesan-pesan yang ditulis di
media. Oleh karena itu, komposisi media massa berbeda-beda dan masing-masing
mempunyai ciri khas tersendiri dalam membentuk pesannya. teori framing menjadi
semakin penting di berbagai bidang masyarakat media transnasional saat ini.
Pengetahuan tentang teori bingkai juga sangat penting misalnya seperti untuk
merencanakan kampanye media di bidang periklanan, kemudian hubungan masyarakat,
dan politiknya
B. Rumusan masalah
1
Sesdia angela et al. (2023). "Mengungkap Framing Media Massa: Pemberitaan Konser Coldplay 2023 oleh
Kompas.com dan Konstruksi Realitas'. Journal Public Relation and Media.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Massa
a. bersifat melembaga dengan artian pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang mulai dari pengumpulan pengelolaan hingga penyajian informasi.
b. bersifat satu arah dengan artian komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antar pengirim dan penerima.
c. meluas dan serempak dengan artian dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak
karena ia memiliki kecepatan. dimana informasi yang disampaikan diterima
oleh banyak orang pada saat yang sama.
d. menggunakan peralatan teknis maupun mekanis seperti radio, televisi, surat
kabar dan semacamnya.
e. bersifat terbuka yaitu pesannya dapat diterima oleh siapapun dan dimanapun
tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa
2
Sam Abede pareno, Media Massa antara Realitas dan Mimpi, (Surabaya: Papyrus,2005), hal. 7-8
B. Teori Framing
Teori framing biasa disebut juga dengan frame yaitu bagaimana sesuatu
disajikan kepada audiens sehingga dapat mempengaruhi pilihan yang diambil orang
tentang bagaimana memproses informasi tersebut. Bingkai biasanya berfungsi
mengatur atau menyusun makna pesan. Penggunaan bingkai umumnya terkait dengan
media mengenai informasi yang disampaikannya. Mereka dianggap mempengaruhi
persepsi khalayak terhadap berita, sehingga dapat ditafsirkan sebagai bentuk penetapan
plan tingkat kedua sekaligus juga bagaimana memikirkan isu tersebut.3 Teori framing
memberikan gambaran untuk memahami bagaimana orang mengembangkan persepsi
mereka tentang realitas dan peran media jurnalistik dalam membentuk persepsi.
Konstruksi sosial merupakan teori sosiologi kontemporer, dicetuskan oleh Peter L.
Berger dan Thomas Luckmann, perspektif ini berpendapat bahwa persepsi seseorang
terhadap realitas tidak sepenuhnya, atau bahkan sebagian besar bijektif. Sebaliknya, apa
yang kita anggap sebagai kenyataan sebenarnya itu konstruksi kemanusiaan dan sosial
yang sangat dibentuk oleh pengalaman hidup kita sebelumnya dan cara kita
bersosialisasi melalui interaksi sehari-hari. Dengan demikian, menurut teori ini, realitas
menjadi terkonstruksi secara sosial ketika kita mengalaminya dan mempelajarinya, dan
oleh karena itu kita masing-masing mengembangkan persepsi yang berbeda tentang
realitas.4
3
Dennis Chong, and James N. Druckman. (2007). "Framing Theory." Annual Review of Political Science
Vol.10: 103-126.
4
Mass Communication Theory. diakses pada tanggal 30 maret 2024. : from Theory to Practical Application.
Retrieved from https://masscommtheory.com/theory-overviews/framing-theory/
pesan media massa memperoleh sudut pandang, sudut pandang, dan bias. Landasan
teori framing adalah media menarik perhatian pada peristiwa tertentu dan
mengkategorikannya ke dalam bidang makna. Sebagai sebuah proses, framing saat ini
terdapat pada empat unsur : pengirim, penerima, pesan, dan budaya. Teori framing
bertujuan untuk mengidentifikasi skema berbeda tentang cara setiap individu
memandang dunia. Teori framing kini telah menjadi teori penting yang dapat
diterapkan pada beberapa bidang penting dalam masyarakat media transnasional.5
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika teori framing menjadi semakin
penting di berbagai bidang masyarakat media transnasional saat ini. Pengetahuan
tentang teori bingkai sangat penting untuk merencanakan kampanye media di bidang
periklanan, hubungan masyarakat, dan politik. Teori framing sering digunakan oleh
para spin doctor selama kampanye pemilu untuk menyesuaikan isu-isu politik dengan
kelompok sasaran tertentu. Namun, bidang penting dalam teori framing adalah studi
media dalam jurnalisme dan komunikasi politik. Karena media memainkan peran
keempat dalam masyarakat demokratis, peneliti media menemukan teori framing
berguna dalam menganalisis ketidakseimbangan dan struktur kekuasaan mendasar yang
memediasi isu-isu politik. Misalnya, representasi berita lingkungan hidup di media
konservatif dan liberal bisa sangat berbeda. Namun, dengan menggunakan teori
framing, kita tidak hanya dapat mengidentifikasi perbedaan dalam framing berita di
berbagai media, tetapi juga bias jurnalistik. Penggunaan bingkai stereotip, bingkai
gender, atau kesenjangan dalam representasi komunitas sosial yang relevan, seperti
etnis minoritas dalam masyarakat nasional atau transnasional, merupakan contoh
bingkai berbeda yang dapat digunakan6
5
Ambar. October 18. 2017. Pakar komunikasi. Teori Framing Pengertian Asumsi Kritik. Retrieved from
6
Littlejohn, Stephen W dan Karen A.Floss. (2009). Ensiklopedia Teori Komunikasi. USA:SAGE.476-477
berita yang dibagikan kepada khalayak serta digunakan untuk mengetahui bagaimana
informasi dibingkai oleh media, dalam sudut pandang ideologi media yang
menyebarkan informasi tersebut. Dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam
analisis framing adalah bagaimana peristiwa tersebut ditonjolkan atau dimaknai serta
bagaimana fakta tersebut ditulis. kemudian pada ranah studi komunikasi, analisis
framing mewakili tradisi yang mengedepankan perspektif atau pendekatan
multidisipliner untuk menganalisis fenomena komunikasi.Analisis framing juga
membuka peluang untuk implementasi konsep-konsep sosiologis, politik dan kultural
untuk menganalisis fenomena sehingga dapat diapresiasi serta dianalisis berdasarkan
konteks yang sedang melingkupinya.
7
Fahmi, “Analisis Framing Pemberitaan Media Online Rakyat Merdeka dan CNN Indonesia dalam Isu
Penetapan 19 Pondok Pesantren Penyebar Paham Radikalisme oleh BNPT”, (Jakarta: UIN Jakarta,
2016) Hal. 21-23
• Dalam kegiatan ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang
dipilih dan apa yang dibuang. Bagian mana yang ditekankan dalam realitas
dan yang tidak
• Memilih angle tertentu, faktor tertentu, melupakan fakta yang lain,
menyampaikan aspek tertentu dan melupakan aspek lainnya
2) Menuliskan Fakta
• Bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak dengan
menggunakan kata, kalimat, dan proposisi dengan bantuan foto dan gambar
sebagainya
• Fakta yang ditekankan dengan pemakaian kerangka tertentu seperti
penempatan yang mencolok, pengulangan, penggunaan grafis untuk
memperkuata penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan
seseorang atau peristiwa dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Framing yang dilakukan media akan membuat suatu berita terus menerus ditayangkan
di media massa. Seperti yang dikatakan oleh Sam Abede Pareno, Media Massa merupakan
salah satu alat yang digunakan untuk menjembatani komunikasi antar massa yang memiliki
empat fungsi utama yaitu fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur dan
fungsi mempengaruhi maka media massa dengan analisis framing ini merupakan suatu
kesatuan yang berfungsi untuk mengungkapkan perbedaan antara berita yang dibagikan kepada
khalayak serta digunakan untuk mengetahui bagaimana informasi dibingkai oleh media, dalam
sudut pandang ideologi media yang menyebarkan informasi tersebut dengan memperhatikan
bagaimana peristiwa tersebut ditonjolkan atau dimaknai serta bagaimana fakta tersebut ditulis
mengedepankan perspektif atau pendekatan multidisipliner untuk menganalisis fenomena
komunikasi dan juga membuka peluang untuk implementasi konsep-konsep sosiologis, politik
dan kultural untuk menganalisis fenomena sehingga dapat diapresiasi serta dianalisis
berdasarkan konteks yang sedang melingkupinya. Dalam analisis framing media massa ini juga
kita dapat melihat cara media menceritakan suatu berita dengan bagaimana peristiwa tersebut
dimaknai.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar. October 18. 2017. Pakar komunikasi. Teori Framing Pengertian Asumsi Kritik.
Retrieved from https://pakarkomunikasi.com/teori-framing diakses pada tanggal 29
Maret 2024.
Chong, Dennis, and James N. Druckman. (2007). "Framing Theory." Annual Review of
Political Science Vol.10: 103-126.
Dolis, Ceriah, dan Angela, Sesdia. (2023). "Mengungkap Framing Media Massa: Pemberitaan
Konser Coldplay 2023 oleh Kompas.com dan Konstruksi Realitas". Jurnal Public
Relation and Media.
Sam Abede Pareno. (2005). Media Massa antara Realitas dan Mimpi. Surabaya. Papyrus
Fahmi. (2016). “Analisis Framing Pemberitaan Media Online Rakyat Merdeka dan CNN
Indonesia dalam Isu Penetapan 19 Pondok Pesantren Penyebar Paham Radikalisme
oleh BNPT”. (Skripsi Sarjana, UIN Jakarta).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33632/1/FAHMI%20-
FDK.pdf