Makalah Pengembangan Diri ..
Makalah Pengembangan Diri ..
Makalah Pengembangan Diri ..
OLEH:
Kelas C1 Semester VI
FAKULTAS DHARMAACARYA
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengembangan Diri................................................................................................................3
2.2 Kompetensi Guru...................................................................................................................4
A. Pengertian Kompetensi..........................................................................................................4
B. Jenis Kompetensi Guru..........................................................................................................5
C. Peningkatan Kompetensi Guru...............................................................................................7
2.3 Pengembangan Sikap Profesional Guru.............................................................................8
2.4 Peluang dan Tantangan Pengembangan Mutu Diri Guru...................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
i
KATA PENGANTAR
Om Swatiastu,
Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Diri
Guru SD” tepat pada waktunya dan walaupun masih banyak kekurangan didalamnya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Nyoman Tri Wahyuni, S.Pd.H., M.Pd
selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Diri Guru SD yang telah memberi tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada materi ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagaian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi yang membacanya.
Saya menyadari, makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya nantikan demi menyempurnakan
makalah ini. Dan bila ada kata-kata yang kurang berkenan maka saya memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan
formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan
menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur yang sangat
mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan, selain unsur murid, lingkungan, dan
fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh
kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung guru berupaya
mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik. Sebagai ujung tombak, guru
di- tuntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik,
pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru.
Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada kemampuan profesional
guru dalam melaksanakan tugasnya.
1
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat jika
dapat menunjukkan kepada masya- rakat bahwa guru layak menjadi panutan atau teladan
bagi masyarakat di sekitarnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan
perbuatan guru sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Jika guru
berbuat kurang senonoh, menyimpang dari norma- norma yang ada di masyarakat, atau
jika guru menyimpang dari apa diharapkan oleh masyarakat, maka masyarakat langsung
memberikan suara sumbang kepada guru itu, bahkan sering pula suara sumbang itu
ditujukan kepada seluruh jajaran guru. Dalam hal ini, bagaimana guru meningkatkan
pelayanannya, mening- katkanpengetahuannya,memberiarahan dan dorongan kepada anak
didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik
dengan siswa, teman-teman guru serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
masyarakat luas. Kenakalan siswa yang menggejala di beberapa sekolah, sering pula
tanggung jawabnya ditudingkan kepa- da guru sepenuhnya.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Syawal Gultom (2012: 8-9) Pengembangan diri adalah upaya untuk
meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi atau seni. Sedangkan Nanang Priatna dan Tito Sukamto (2013: 202)
menjelaskan bahwa Pengembangan Diri merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi profesi yang sesuai dengan
peraturan perundang- undangan, yaitu agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajiban
dalam melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan, termasuk pelaksanaan tugas-
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau Madrasah. Pengembangan diri
adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme agar memiliki kompetensi yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga mampu melaksanakan tugas pokok
dan kewajibannya dalam pembelajaran dan pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (Mulyasa, 2013: 173).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan diri adalah suatu cara untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar seorang guru mampu memiliki kompetensi profesi yang sesuai.
Sehingga guru mampu melaksanakan tugas pokok maupun kewajiban yang sudah diberikan
dalam proses pembelajaran. Menurut Syawal Gultom (2012: 8) Berdasarkan Permenneg PAN
dan RB No. 16 Tahun 2009, kegiatan pengembangan diri pada kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dapat dilakukan melalui dua macam kegiatan yaitu:
Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau
pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan
dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan ini dapat berupa kursus, pelatihan, penataran,
maupun berbagai bentuk diklat yang lain.Beberapa contoh materi yang dapat
dikembangakan dalam kegiatan baik diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru
misalnya:
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalammengikuti kegiatan bersama yang
dilakukan guru yangbertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang
bersangkutan. Kegiatan tersebut dapat berupa:
3
1. Mengikuti lokakarya kegiatan kelompok/musyawarah kerja guru atau
inhoustraining (IHT) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/ kegiatan
pembelajaran termasuk pembelajaran berbasis TIK, penilaian, pengembangan media
pembelajaran, dan kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan keprofesian guru.
3. Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru
terkait dengan pengembangan keprofesiannya.
A. Pengertian Kompetensi
Konsep kompetensi menjadi bagian penting dari pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan
budaya di beberapa negara. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
1ayat (10), “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya”. Wujud profesional atau tidak seorang guru diwujudkan dengan
sertifikat pendidik. Hal ini sesuai dengan penjelasan pasal 1 ayat (12) yang menyatakan
bahwa “ sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sementara menurut Broke & Stone
mengemukakan bahwa kompetensi sebagai ” ...descriptive of qualitative nature of teacher
behavior appears to be entirely meaningfull” (Mulyasa, 2013: 62). Artinya kompetensi
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang
tampak sangat berarti.
Melihat pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Oleh karena itu di dalam kompetensi mengandung beberapa aspek yaitu:
4
6. Minat (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
(Mulyasa, 2013: 63).
Keempat kompetensi tersebut saling berhubungan, saling memengaruhi satu sama lain
dan memiliki hubungan hirarkis.
Keempat kompetensi tersebut dipandang sebagai landasan dalam rangka mengembangkan
guru sebagai seorang pendidik. Selain itu, keempat kompetensi tersebut juga menjadi
standar antar indikator penilaian penguasaan kompetensi guru. Berikut ini penjelasan
tentang kompetensi yang harus dimiliki guru:
1. Kompetensi Pedagogik
Profesi guru sebagai pendidik yang paling utama adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik yang meliputi:
a) Pemahaman wawasan landasan kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum/silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g) Evaluasi hasil belajar
5
i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
( Janawi, 2012:48).
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang sesuai dan
mendukung bidang keahlian/ bidang studi yang diampu.
b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu.
c) Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan praksis penelitian dan
pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang keahliannya.
d) Mengembangkan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan melakukan
tindakan reflektif dan penggunaan TIK.
6
e) Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan pengabdian pada
masyarakat ( Janawi, 2012: 48).
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi, dan bergaul, secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta
masyarakat sekitar. Model komunikasi personal cenderung mudah diterima oleh
peserta didik dan masyarakat. Dalam konteks ini hendaknya guru memiliki strategi
dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang cenderung lebih bersifat
horizontal.
7
namun lupa bahwa dunia ini mengalami perubahan yang begitu cepat. Perubahan
inilah yang membuat guru untuk selalu menjadi pembelajar sejati sepanjang masa.
Sebenarnya adanya sertifikasi cukup membantu guru untuk melakukan
pengembangan diri. Guru bisa mengikuti kegiatan seminar, pelatihan, atau pun studi
lanjut. Namun sebagian guru merasa “enggan” untuk melakukan itu semua. Alternatif
lain, guru yang bersedia berlangganan koran, majalah, atau jurnal penelitian tentunya
juga masih sedikit jumlahnya.
Selain secara individual, pengembangan guru SD bisa dilakukan melalui
forum kelompok kerja guru (KKG). KKG bertujuan untuk memecahkan berbagai
masalah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru di sekolah. Selain itu,
KKG juga merupakan wadah kebersamaan guru dalam menentukan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Melalui forum KKG ini, guru bisa
melakukan sharing dengan guru-guru lain yang senasib dan seperjuangan.
“KKG adalah forum komunkasi kerja guru, dari guru, oleh guru, dan untuk
guru” (Mulyasa, 2013: 144). Forum ini memiliki tugas dan fungsi untuk membahas
masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dengan menciptakan iklim yang
kondusif agar para guru dapat berkreasi di dalamnya. Pada saat ini, kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam KKG merupakan salah satu alternatif pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi guru SD, meskipun keberadaannya belum
didayagunakan secara optimal.
Pengembangan diri melalui kegiatan KKG untuk guru SD sebenarnya sangat efektif. Dalam
kegiatan ini guru satu dengan lainya bisa saling bertukar pengalaman dan menjadi wahana
bersama dalam upaya pemecahan masalah keseharian. Namun dalam kenyataan, pelaksanaan
KKG ini tidak semulus apa yang dicita-citakan. Ada banyak kendala yang menjadi alasan
seperti keterbatasan waktu dan anggaran kegiatan. Dengan tidak berjalannya KKG ini,
kiranya ada mata rantai yang terputus terkait upaya peningkatan kinerja guru
dan manajemennya.
8
2.3 Pengembangan Sikap Profesional Guru
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa
profesional adalah pekerjaan (profesi) atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, atau kecakapan yang
harus memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kerja seorang profesional beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi sehingga tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imba- lan upah
materiil, harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui
proses pendidikan dan/atau pelatihan, dan diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
(Permadi & Arifin, 2010).
Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan maka
guru perlu meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan sikap profesional guru
dimaksud dilakukan baik bagi calon guru maupun bagi guru dalam jabatan. Hal ini dipertegas
oleh Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999) yang mengatakan bahwa pengembangan sikap
profesional ini dilakukan baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas
(dalam jabatan).
Dalam pendidikan prajabatan, ca- lon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya sebagai guru di kemudian hari. Karena
tugasnya yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi
masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan
jaba- tannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat. Pembentukan sikap yang baik
tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru mengikuti pendidikan
di lembaga pendidikan penghasil tenaga kependidikan (LPTK).
Pengembangan sikap profesional guru dalam jabatan dapat dilakukan melalui berbagai usaha
yang dapat mening- katkan sikap profesional keguruan dalam masa jabatannya sebagai guru.
Hal tersebut dapat dilakukan secara formal seperti studi lanjut, penataran, lokakarya, seminar,
atau kegiatan il- miah lainnya, maupun secara informal melalui media massa TV, radio,
koran, dan majalah ilmiah.
Tantangan sebagai guru saat ini dan di masa mendatang semakin berat. Saat ini guru-guru
dituntut untuk berkualifikasi minimal sarjana. Selanjutnya, MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN) yang sudah dicetuskan tahun 1997 pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
di Kuala Lumpur, Malaysia akan hadir dalam pentas kehidupan negara-negara Asean pada
tahun 2016 berpengaruh besar terhadap tugas guru ke depan, dan sekaligus merupakan suatu
tantangan bagi guru. MEA hadir untuk meningkatkan stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN,
dan bertujuan untuk mengatasi berbagai persoalan ekonomi antar negara-negara Asean
(Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos,
Myanmar, dan Kamboja).
9
Untuk mendorong kemajuan ekonomi dan sosial di negara-negara ASEAN, ada empat
pilar penting yang akan menjadi fokus MEA, yaitu:
1) MEA akan menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi tunggal; di mana
akan terjadi arus barang, jasa, investasi, modal berskala besar, tenaga kerja terlatih dan
trampil (termasuk guru) akan mudah bergerak dan berpindah dari satu negara ke negara
lain di kawasan ASEAN
2) MEA akan menjadi sebuah kawasan ekonomi dengan tingkat persaingan yang tinggi,
yang di dalamnya akan diciptakan iklim persaingan yang adil; perlindungan konsumen;
pencengahan pelanggaran hak cipta; jaringan transportasi yang efisien, aman, dan
terintegrasi; peniadaan pajak ganda; dan peningkatan perdagangan dengan media
elektronik berbasis online
3) MEA akan menjadi sebuah kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang
merata, dengan memprioritaskan Usaha Kecil Menengah (UKM); yang memberi ruang
bagi UKM untuk bersaing dan bertumbuh secara sehat, memperoleh kemudahan untuk
melakukan akses informasi, kondisi pasar, dan pengembangan sumber daya manusia, dan
4) MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global; membangun
sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain
itu, akan dikembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara anggota ASEAN
yang kurang berkembang demi peningkatan kemampuan industri dan produktivitas
sehingga semua negara anggota dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
regional dan terutama berinisiatif untuk terintegrasi dalam percaturan ekonomi
global (Habur, 2015).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://kompetensi.info/kompetensi-guru/pengembangan-diri-guru.html
https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jipd/article/download/622/365/
http://lib.unnes.ac.id/31069/1/1102412115.pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/4239/pdf
12