Laporan TA A.N Alda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 66

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA
PRASEKOLAH

ALDA AULIA MAGHDALENA


1810033035

PROGRAM STUDI DIPOLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
i

KARYA TULIS ILMIAH


STUDI LITERATUR

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA
PRASEKOLAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (A.Md.Kep)

ALDA AULIA MAGHDALENA


1810033035

PROGRAM STUDI DIPOLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Alda Aulia Maghdalena
NIM : 1810033035
Program Studi : D3 Keperawatan
Fakultas : Kedokteran
Judul Karya Tulis :Pengaruh Pemberian Stimulasi Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah
saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
di kemudian hari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya tulis orang lain, maka saya siap mempertanggung
jawabkan sekaligus menerima sanksi aturan tata tertib di Universitas Mulawarman.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Alda Aulia Maghdalena


NIM.1810033035
v

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Mulawarman, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Alda Aulia Maghdalena

NIM : 1810033035

Program Studi : D-III Keperawatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti- Free Right) atas Tulis
Ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Pemberian Stimulasi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Prasekolah” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti ini Fakultas Kedokteraan Universitas Mulawarman berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Samarinda
Pada tanggal : 30 Juni 2021
Yang Menyatakan
Alda Aulia Maghdalena

NIM. 1810033035
vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Alda Aulia Maghdalena

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 13 Maret 2001

Alamat Rumah : Jl. Pattimura No.01, RT.04, Kelurahan Rapak

Dalam, Kecamatan Loajanan Ilir, Samarinda,

Kalimantan Timur

E-Mail : [email protected]

Sekolah Dasar (2006-2012) : SDN 017 Samarinda Seberang

SMP (2012-2015) : SMPN 8 Samarinda

SMA (2015-2018) : SMAN 4 Samarinda

Perguruan Tinggi (2018-2021) : Program Studi D-III Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Mualwarman

Pengalaman Organisasi :

- Anggota HIMAPER Divisi Sarana & Prasarana tahun 2018/2019

- Anggota PIK MANDALA BHAKTI tahun 2018/2019

- Anggota Paduan Suara GEMA MAHARDIKA tahun 2018/2019


vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)

dengan judul “Pengaruh Pemberian Stimulasi Terhadap Perkembangan Anak Usia

Prasekolah”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat utuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi D3

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Tahun 2021.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mengalami beberapa hambatan

dan kesulitan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki, namun demikian penulis berusaha menyelesaikan dengan sebaik

mungkin disertai dengan bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai

pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun lewat dukungan

moral maka penyusunan penelitian ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik

dan lancar.

Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak dari masa perkuliahan sampai penulisan tugas akhir ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman

yang telah memberikan perhatian serta dukungan terhadap mahasiswa-

mahasiswa program studi D3 Keperawatan


viii

2. Ibu dr. Ika Fikriah, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman yang telah memberikan perhatian serta dukungan terhadap

mahasiswa-mahasiswa program studi D3 Keperawatan

3. Bapak Ns. M. Aminuddin, S.Kep., M.Sc selaku koordinator Prodi DII

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman yang senantiasa

memberi motivasi kepada mahasiswa-mahasiswa agar semangat dalam

menyelesaikan tugas akhir

4. Ibu Rita Puspasari, S.Pd, MPH selaku dosen pembimbing KTI yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan fikiran selama membimbing penulis

5. Ibu Ruminem, S.Kp, M. Kes selaku dosen penguji 1 yang telah menguji dan

memberikan arahan selama pembuatan karya tulis ilmiah

6. Ibu Dr. Anik Puji Rahayu, S. Kp, M. Kep selaku dosen penguji 2 yang telah

menguji dan memberikan arahan selama pembuatan karya tulis ilmiah

7. Bapak Iwan Samsugito, S.Kp, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan

8. Staff dan Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, beserta

Dosen dan Tenaga Pendidik Prodi DIII Keperawatan yang telah memberi ilmu

pengetahuan dan banyak membantu selama perkuliahan

9. Terkhusus orang tua penulis, Bapak Bahran dan Ibu Samsiah atas segenap

cinta dan kasih sayangnya, juga dukungan material dan moral yang telah

diberikan
ix

10. Teman-Teman Angkatan 1 (2018), Sahabat yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini yang selalu memberikan

semangat serta dukungannya untuk perkuliahan ini.

11. Dan seluruh pihak yang hadir dalam hidup penulis yang sesungguhnya tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih karena setiap waktu dapat

terlewati dengan rasa penuh syukur.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas semua kebaikan dan

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua dan pihak yang telah

membantu hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, Semoga tugas Akhir ini membawa manfaat bagi perkembangan

dan peningkatan mutu asuhan keperawatan dalam lingkup institusi pendidikan

keperawatan.

Samarinda, 30 Juni 2021

Peneliti
x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................................. v

RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR........................................................................................ vii

DAFTAR ISI....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv

ABSTRAK.......................................................................................................... xv

ABSTRACT....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat.................................................................................. 6

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan...................... 6

3. Bagi Peneliti........................................................................................ 6
xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perkembangan Anak Prasekolah

a. Definisi Perkembangan Anak Usia Prasekolah............................. 7

b. Karakteristik Anak Usia Prasekolah.............................................. 8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan........................ 9

d. Aspek Perkembangan.................................................................. 11

2. Stimulasi

a. Definisi Stimulasi........................................................................ 15

b. Prinsip Pemberian Stimulasi........................................................ 16

c. Stimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah......................... 17

3. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

a. Definisi Perkembangan Motorik Halus........................................ 21

b. Fungsi Perkembangan Motorik Halus.......................................... 22

c. Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Motorik Halus

Anak Usia Prasekolah.................................................................. 23

B. Kerangka Teori...................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI

A. Metodologi Studi Literatur.................................................................... 30

B. Penetapan Kriteria Inklusi dan Eksklusi................................................ 31

C. Alur Penelitian....................................................................................... 32

D. Database Pencarian............................................................................... 33

E. Kata Kunci yang Digunakan.................................................................. 34


xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil...................................................................................................... 35

B. Pembahasan........................................................................................... 41

1. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah....................... 41

2. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Motorik Halus

Anak Usia Prasekolah........................................................................ 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................. 46

B. Saran........................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... xvii


xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori.................................................................................. 29

Gambar 2. Alur Penelitian................................................................................... 32


xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil analisis artikel............................................................................... 35

Tabel 2. Perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah

diberikan permainan lego konstruktif.................................................................. 37

Tabel 3. Perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah

diberikan terapi bermain plastisin........................................................................ 38

Tabel 4. Perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah

diberikan terapi bermain puzzle........................................................................... 40


xv

ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Stimulasi Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia Prasekolah
Alda Aulia Maghdalena (2021)
Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman
Rita Puspa Sari, S.Pd, MPH
Dosen Program Studi D3 Keperawatan Universitas Mulawarman

Latar Belakang : Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 hingga
6 tahun, pada periode ini pertumbuhan fisik melambat sedangkan perkembangan
psikososial dan kognitif mengalami peningkatan. Salah satu perkembangan anak
dengan keterampilan motorik yang harus dikembangkan yaitu motorik halus (fine
motor skills), tahap perkembangan motorik halus akan mampu dicapai secara
optimal oleh anak dengan pemberian stimulasi yang tepat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis artikel yang berkaitan dengan pengaruh pemberian
stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian literature review
menggunakan 3 artikel yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan dianalisis
secara kualitatif.
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian ketiga artikel menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah sebelum
dan setelah diberikan stimulasi dari kategori penyimpangan menjadi kategori
sesuai. Terdapat pengaruh pemberian stimulasi terhadap perkembangan motorik
halus anak usia pra sekolah dengan hasil uji statistik yang paling mendukung yaitu
nilai signifikasi (p=0,002) yang berarti p<0,05.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga artikel diperoleh hasil
bahwa terjadi peningkatan pada perkembangan motorik halus anak usia
prasekolah setelah diberikan stimulasi dan terdapat pengaruh pemberian stimulasi
terhadap perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah.

Kata Kunci : Stimulasi, Perkembangan Motorik Halus, Anak Usia Prasekolah


xvi

ABSTRACT
The Effect of Stimulation on Fine Motor Development of Preschool Age
Children
Alda Aulia Maghdalena (2021)
Student of D3 Nursing Study Program, Faculty of Medicine, Mulawarman
University
Lecturer of the D3 Nursing Study Program at Mulawarman University

Background : Preschool age children are children aged between 3 to 6 years, in


this period physical growth slows down while psychosocial and cognitive
development increases. One development of children with motor skills that must
be developed that fine motor skills ( fine motors skills ) , stage of development of
fine motor skills will be able to achieve an optimum manner by granting children
with appropriate stimulation. The purpose of this study was to analyze articles
related to the effect of stimulation on fine motor development of preschool-aged
children.
Research Methods : This study is a literature review study using 3 articles
adapted to the inclusion criteria and analyzed qualitatively.
Research Results : Based on the research, the three articles showed that there
were differences in the fine motor development of pre-school age children before
and after being given stimulation from the deviation category to the appropriate
category. There is an effect of giving stimulation to the fine motor development
of pre-school age children with the most supportive statistical test results, namely
the significance value (p = 0.002), which means p <0.05.
Conclusion : It can be concluded that in the three articles the results showed that
there was an increase in the fine motor development of preschool age children
after being given stimulation and there was an effect of giving stimulation on the
fine motor development of preschool age children.

Keywords : Stimulation, Fine Motor Development, Preschool Age Children


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 hingga 6 tahun,

pada periode ini pertumbuhan fisik melambat sedangkan perkembangan

psikososial dan kognitif mengalami peningkatan. Anak mulai mengembangkan

rasa ingin tahunya, dan mampu berkomunikasi dengan lebih baik (Mansur,

2019).

Pada periode ini anak memiliki komponen tugas perkembangan anak yaitu

perkembangan fisik, motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosialisasi, kognitif

dan personal sosial. Pemberian stimulus merupakan hal yang sangat membantu

dalam perkembangan anak. Anak yang terstimulus dengan baik dan sempurna

maka tidak hanya satu perkembangan saja yang akan berkembang tetapi bisa

berbagai macam aspek perkembangan mampu berkembang dengan baik

( Indraswari, 2012 dalam Andarwati dkk., 2019).

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2015

menyebutkan bahwa jumlah anak prasekolah usia (5-6 tahun) di Indonesia

sebanyak 9.679.481 jiwa (Pusat Data dan Informasi, 2015). Jumlah anak di

Indonesia yang sangat besar memiliki potensi yang tinggi jika dikembangkan

secara optimal, sebaliknya kondisi ini juga dapat menjadi sumber kerawanan

apabila tidak mendapat perhatian yang lebih dari berbagai pihak karena
2

perkembangan anak yang optimal pada usia dini akan menjadi penentu bagi

tahap-tahap perkembangan selanjutnya (Nugroho, 2009).

World Health Organization (WHO) menyatakan di seluruh dunia terdapat

5-25% anak usia prasekolah mengalami disfungsi otak minor, termasuk

gangguan perkembangan motorik halus ( WHO, 2010 dalam Prastiwi, 2019).

Tumbuh kembang anak di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius,

Angka keterlambatan pertembuhan dan perkembangan masih cukup tinggi

yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambtan umum. Dari 1.000 bayi terdapat

2 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3-6 bayi juga

mengalami gangguan pendengran serta dari 100 anak terdapat 1 anak

mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara, populasi anak di

Indonesia menunjukkan sekitar 33% dari total populasi yaitu sekitar 83 juta dan

jumlah populasi anak akan meningkat setiap tahunnya (Sugeng dkk, 2019

dalam Prastiwi, 2019). Berdasarkan data tersebut maka diperlukan deteksi dini

pada anak dengan gangguan perkembangan untuk mencegah terjadinya

keterlambatan penanganan.

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Perkembangan ialah bertambahnya keahlian (Skill) struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan bisa diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan ataupun maturitas. Perkembangan menyangkut

proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang

berkembang sedemikan rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan


3

perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

(Soetjiningsih, 2017).

Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan juga faktor

eksternal. Faktor internal termasuk faktor genetik, hormon dan kecerdasan.

Faktor eksternal termasuk faktor lingkungan, budaya, stimulasi yang diberikan,

status sosial dan ekonomi keluarga, status gizi, serta posisi anak dalam keluarga.

Salah satu faktor eksternal yang sangat penting dalam menentukan kecerdasan

anak yaitu dengan stimulasi (Ibaadillah, 2018).

Stimulasi merupakan rangsangan kemampuan dasar anak agar tumbuh

kembang secara optimal (Sulistyowati, 2019). Setiap perkembangan anak, anak

mempunyai empat aspek yang dilihat yaitu motorik kasar, motorik halus,

personal sosial dan bahasa (Hati dkk, 2016).

Perkembangan anak dengan keterampilan motorik yang harus

dikembangkan yaitu gross motor skills (motorik kasar) yakni keterampilan

yang dicapai dengan menggunakan otot-oto besar pada tubuh dan fine motor

skills (motorik halus) yakni keterampilan yang dicapai dengan menggunakan

otot-otot kecil pada tubuh. Perkembangan motorik kasar seperti berjalan,

berlari, melompat, naik dan turun tangga. Sedangkan perkembangan motorik

halus seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap

bola serta memainkan alat-alat mainan atau benda ( Nunung. 2017 dalam

Andarwati dkk., 2019).

Tahap perkembangan motorik halus akan mampu dicapai secara optimal

oleh anak jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Pada setiap situasi, anak
4

membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan

motorik halusnya. Saat banyak yang dilihat dan didengar anak maka semakin

banyak yang ingin diketahuinya, maka saat itulah peran orang tua untuk

memberikan rangsangan kepada anak agar anak tidak merasa bosan. Orang tua

tidak boleh memberikan tekanan, persaingan, hukuman, atau rasa takut yang

dapat mengganggu usaha yang dilakukan anak ( Liviana, 2018 Andarwati dkk.,

2019).

Peningkatan kemampuan motorik halus pada anak usia prasekolah dapat

dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti kegiatan kolase, mozaik, meronce,

bermain balok, menganyam, bermain plastisin, bermain origami dan lain-lain.

Hasil penelitian Hendriyani dkk (2018) dengan judul Pengaruh bermain

konstruksi (lego) terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

didapatkan hasil bahwa bermain konstruksi (lego) berpengaruh secara

signifikan terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah, karena

dengan bermain konstruksi (lego) akan menstimulasi gerakan jari jemari dan

kecermatan antara mata dan tangan dalam penyusunan lego yang dilakukan

oleh anak usia prasekolah (Hendriyani dkk, 2018).

Berdasarkan beberapa referensi dan penjelasan di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian kepustakaan yaitu Pengaruh pemberian stimulasi

terhadap perkembangan anak usia pra sekolah.


5

B. Rumusan Masalah

Perkembangan ialah bertambahnya keahlian (skill) struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan bisa diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan ataupun maturitas. Perkembangan anak

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal

yang sangat penting dalam menentukan kecerdasan anak yaitu dengan stimulasi.

Anak yang mendapatkan stimulasi yang baik dan terarah akan lebih cepat

berkembang dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi.

Berdasarkan pembahasan fenomena diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana pengaruh pemberian stimulasi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana

pengaruh pemberian stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak

usia pra sekolah.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

b) Mengidentifikasi pengaruh stimulasi terhadap perkembangan motorik

halus anak usia prasekolah


6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Masyarakat : Memahami pemberian stimulasi terhadap anak usia

prasekolah terutama bagi Ibu yang memiliki anak dengan usia 3-6 tahun

2. Bagi pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :

a. Sebagai penelitian lanjutan tentang pemberian stimulasi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

b. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian

bidang keperawatan tentang pemberian stimulasi terhadap

perkembangan anak usia prasekolah pada masa yang akan datang

dalam rangka peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan.

3. Bagi Peneliti : Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan aplikasi riset

keperawatan di tatanan pelayanan keperawatan, khusunya penelitian tentang

pemberian stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak usia

prasekolah.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

a. Definisi Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Perkembangan adalah suatu pola teratur yang berkaitan dengan

adanya perubahan perilaku, pemikiran, struktur, atau perasaan yang

berasal dari suatu proses pembelajaran dan pengalaman yang

dinamis dan berkesinambungan (Mansur, 2019). Perkembangan

merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016)

Perkembangan mengarah ke pada perubahan perilaku terkait

kemampuan fungsional seseorang dan keterampilan, yang bersifat

yang sulit diukur. Perkembangan adalah suatu proses yang dinamis

dan berkaitan dengan berjalannya kehidupan, ditandai dengan

serangkaian tahap kenaikan, konstan dan tahap penurunan. Manusia

secara alami tumbuh dan berkembang secara fisik, kognitif,

psikososial, dimensi moral dan spiritual, dengan masing-masing

dimensi menjadi bagian penting dari keseluruhan pribadi (Mansur,

2019)
8

Anak usia prasekolah ialah anak yang berusia 3-5 tahun yang

mengalami perkembangan kognitif dan psikososial meningkat tetapi

pertumbuhan fisik melambat. Usia prasekolah optimal bagi anak

dalam mengeksplorasi lingkungan sosial dan emosional. Anak mulai

mengembangkan rasa ingin tahunya dan mengeksplorasi bagaimana

menjadi teman dan terlibat dengan dunia luar (Mansur, 2019).

b. Karakteristik Anak Usia Prasekolah

Karakteristik anak usia praseklah menurut Sriwulansa (2016)

antara lain :

1) Fisik

Anak usia praseklah pada umumnya aktif dan memiliki

kontrol serta menyukai berbagai kegiatan. Usahakan kegiatan

yang dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang dan dibwah

pengawasan orang tua. Fisik anak dengan jenis kelamin laki-laki

umumnya lebih besar, tetapi pada anak dengan jenis kelamin

perempuan lebih kompeten dalam menyelesaikan pekerjaan.

2) Sosial

Kelompok bermain tidak terorganisir dengan baik.

Cenderung kelompok kecil sehingga cepat berganti teman

bermain, umumnya mempunyai satu atau dua teman dalam

bermain.
9

3) Emosional

Anak-anak sering saling merebut mainan atau perhatian guru

disekolah. Cenderung mengekspresikan emosi secara terbuka

dan bebas. Iri hati sering terjadi pada usia ini. Anak sering

memperlihatkan sikap marah apabila keinginannya tidak

dituruti.

4) Kognitif

Anak perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.

Keterampilan berbahasa biasanya telah dikuasai pada usia

prasekolah. Kesempatan berbicara sangat ditekankan untuk

melatih anak supaya lebih aktif dan percaya diri. Anak merasa

senang berbicara dalam kelompoknya sehingga terjadi proses

sosialisasi.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Menurut Hurlock, faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan (Midiani, 2018) sebagai berikut :

1) Faktor keluarga

Hubungan dengan orangvtua dan antar saudara akan

membantu anak lebih terbuka dalam berinteraksi serta

menumbuhkan rasa kasih sayang. Ditunjang oleh komunikasi

yang baik sehingga anak lebih mudah mengenal lingkungan

sekitar. Urutan posisi anak akan berpengaruh terhadap tingkat


10

kemandirian anak. Anak bungsu cenderung selalu bergantung

dengan orang tua dan saudaranya.

Keluarga dengan anak yang sedikit cenderung mencurahkan

kasih sayang, perhatian dan waktu yang lebih optimal dalam

segala bentuk aktifitas. Keluarga yang tidak kasar dan saling

perhatian akan berpengaruh baik pada tahap perkembangan anak.

Ibu yang sibuk cenderung tidak punya waktu dalam merawat

anak sehingga perkembangan anak terkadang tidak dipantau

secara optimal. Hal ini berbeda dengan ibu yang mengurus

segala kebutuhan dan selalu memantau perkembangan anaknya.

2) Faktor di luar keluarga

Hubungan dengan teman seusia akan memperngaruhi

perkembangannya. Diperlukan lingkungan permainan yang

dapat memberikan dampak positif untuk anak. Berinteraksi

dengan teman sebaya secara alami tanpa adanya suruhan

biasanya menjadi ciri perkembangan sosial yang baik. Anak

tanpa malu-malu berinteraksi dengan orang lain dan

bersosialisasi dengan baik.


11

d. Aspek perkembangan Anak Usia Prasekolah

Aspek yang berkembang pada anak usia prasekolah menurut

Mansur (2019) antara lain :

1) Perkembangan Otak Anak

Penelitian Neuroscience menunjukkan bahwa

perkembangan otak selama 5 tahun pertama lebih cepat, intensif

dan sensitif terhadap pengaruh lingkungan atau eksternal. Pada

tahun pembentukan ini, ketika anak-anak membangun otoritas

mereka untuk belajar dan kesuksesan masa depan. Pendidikan

prasekolah membangtu anak-anak kecil mengembangkan

keterampilan fungsi kognitif, motorik dan fungsi ekskutif yang

merupakan dasar membangun kecerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional yang baik. Lingkungan prasekolah

memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi baik di dalam

maupun luar ruangan, dan yang paling penting yaitu mampu

memberikan anak-anak kesempatan untuk berinteraksi dengan

teman sebaya dan merangsang pertumbuhan serta

perkembangan sosial dan emosional (Mansur, 2019).

2) Perkembangan Psikososial

Menurut Erik Erikson, tugas perkembangan psikososial

pada usia prasekolah adalah membangun rasa inisiatif

berbanding dengan rasa bersalah, anak usia prasekolah memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi dan sangat antusias mempelajari hal-
12

hal baru. Anak usia prasekolah merasakan sebuah perasaan

prestasi ketika berhasil dalam melakukan kegiatan dan merasa

bangga dengan seseorang yang membantu untuk menggunakan

inisiatifnya (Mansur, 2019).

3) Perkembangan Kognitif

Anak usia prasekolah memiliki keinginan belajar yang

tinggi dan cara terbaik belajar pada usia ini adalah dengan

permainan. Beberapa contoh permainan untuk membantu anak

meningkatkan keterampilan kognitif (Mansur, 2019) :

a) Permainan Pencocokan Memori

b) Teka-Teki

c) Sortifikasi dan Klasifikasi

d) Pengurutan

4) Perkembangan Moral dan Spiritual

Anak usia prasekolah mampu memahami konsep benar atau

salah dan berproses mengembangkan hati nurani. Anak usia

prasekolah sangat patuh pada kekuasaan (orang dewasa).

Standar moral anak adalah standar orang tua mereka atau orang

dewasa lain yang memengaruhi mereka (Mansur, 2019).

5) Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar

Gerak kasar atau motorik kasar merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan


13

dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk,

berdiri, dan lain-lain (Kemenkes RI, 2016).

6) Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus diperlukan dalam banyak

aspek perawatan diri anak, seperti mengenakan sepatu, makan

sendiri, membersihkan gigi sendiri. Perkembangan motorik

halus memiliki implikasi penting bagi keterlibatan anak-anak

dalam seni rupa, menggambar dan pengalaman menulis yang

muncul. Beberapa anak mungkin sudah mengenak bentuk-

bentuk huruf dengan baik, namun karena kemampuan motorik

halus mereka tidak terasah dengan baik, maka saat memegang

pensil, anak masih terlihat sangat kaku. Ada banyak kegiatan

menyenangkan yang bisa melatih motorik halus anak agar

memiliki kemampuan motorik halus yang baik (Mansur, 2019).

7) Perkembangan Sensorik

Pendengaran yang utuh saat lahir dan harus tetap demikian

sepanjang usia prasekolah. Indera penciuman dan sentuhan terus

berkembang sepanjang tahun usia prasekolah. Anak usia

prasekolah yang masih muda memiliki indera perasa yang tidak

terlalu mampu membeda-bedakan daripada anak yang lebih

besar, mereka berisiko lebih tinggi untuk menelan benda asing

secara tidak sengaja. Ketajaman visual terus mengalami

kemajuan dan harus sama secara bilateral. Pada usia 5 tahun


14

anak memiliki ketajaman visual 20/40 atau 20/30. Penglihatan

warna utuh saat usia ini (Mansur, 2019).

8) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa

Kemampuan bicara dan bahasa merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah

dan sebagainya (Kemenkes RI, 2016).

Periode usia prasekolah merupakan masa penyempurnaan

keterampilan bahasa. Anak berusia 3 tahun menggunakan

kalimat pendek yang hanya berisi informasi penting. Kosakata

anak usia 3 tahun terdiri sekitar 900 kata. Anak usia prasekolah

mampu mendapatkan 10 hingga 20 kata baru setiap hari dan

pada usia 5 tahun biasanya anak memiliki kosakata 2.100 kata

(Mansur, 2019).

9) Perkembangan Emosional dan Sosial

Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,

membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan

ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya, dan lain-lain (Kemenkes RI, 2016).

Anak usia prasekolah mampu membantu orang lain dan

terlibat dalam rutinitas, orang tua dapat memberikan dukungan

dan membantu anak dengan mengembangkan keterampilan


15

sosial dan emosional yang dibutuhkan saat anak masuk sekolah.

Anak usia prasekolah berkembang dengan komunikasi satu

lawan satu dengan orang tua. Selama komunikasi interaktif,

anak belajar untuk mengekspresikan perasaan dan ide mereka.

Selain menumbuhkan perkembangan emosional dan moral,

komunikasi interaktif juga menumbuhkan harga diri anak serta

perkembangan kognitif (Mansur, 2019).

2. Stimulasi

a. Definisi Stimulasi

Stimulasi merupakan aktivitas merangsang kemampuan dasar

anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara

optimal (Kemenkes RI, 2016). Stimulasi adalah perangsangan dan

latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari

lingkungan luar anak(Dwienda dkk, 2014).

Dwienda (2014) menjelaskan bahwa stimulasi merupakan

bagian dari kebutuhan dasar anak, yaitu asah. Dengan mengasah

kemampuan anak secara bertahap dan berkelanjutan, akan membuat

kemampuan anak akan semakin meningkat. Anak yang mendapat

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang mendapat stimulasi (Nugroho,

2009).
16

b. Prinsip Pemberian Stimulasi

Stimulasi yang diberikan kepada anak mencakup empat aspek

yaitu kemampuan motorik kasar, mototik halus, bahasa dan

psikososial. Prinsip-prinsip yang harus diperhaikan ketika

memberikan stimulasi kepada anak adalah sebagai berikut

(Kemenkes RI, 2016) :

1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih

sayang

2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan

meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya

3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak

4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,

bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak

ada hukuman

5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai

umur anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak

6) Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di

sekitar anak

7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan

perempuan

8) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas

keberhasilannya.
17

c. Stimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah menurut

Kemenkes RI (2016) berdasarkan usia yaitu :

1. Stimulasi Usia 3-4 Tahun (36-48 Bulan)

a) Gerak Kasar

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu dorong anak

berlari, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola,

mengendarai sepeda roda tiga.

b) Gerak Halus

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu bermian puzzle

yang lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar yang

lebih sulit, bermain mencocokkan gambar dengan benda

sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut

jenisnya.

c) Bicara dan Bahasa

Stimulasi yang perlu dilakukan yaitu bacakan buku

cerita anak, buat agar anak melihat anda membaca buku.

Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak. Buat

agar anak mau menyembut nama lengkap, menyatakan

perasaannya, menjelaskan sesuatu dan mengerti waktu.

Bantu anak dalam memilih acara TV, batasi waktu

menonton TV maksimal 2 jam sehari, dampingi anak

menonton TV dan jelaskan kejadian yang baik dan buruk,


18

ingat bahwa acara dan berita di TV dapat berpengaruh

buruk pada anak.

d) Sosialisasi dan Kemandirian

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu bujuk dan

tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan

berbicara kepadanya, dorong agar anak mau mengutarakan

perasaannya, ajak anak anda makan bersama keluarga,

sering-sering ajak anak pergi ke taman, kebun binatang,

perpustakaan dan lain-lain. Bermain dengan anak, ajak agar

anak mau membantu melakukan pekerjaan rumah tangga

yang ringan. Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh

disentuh dan dipegang orang lain kecuali orang tua dan

dokter: yaitu mulut, dada, di sela-sela paha dan pantat.

Ajarkan kepada anak untuk tidak mau diajak orang lain

tanpa diketahui orang tua.

2. Stimulasi Usia 4-5 Tahun (48-60 Bulan)

a) Gerak Kasar

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu Dorong anak

berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat,

bermaian bola, lompat jauh, jalan di atas papan

sempit/permainan keseimbangan tubuh, berayun-ayun.


19

b) Gerak Halus

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu ajak anak

bermain puzzle, menggambar, menghitung, memilih dan

mengelompokkan, memotong dan menempel gambar. Ajak

anak membuat buku kegiatan keluarga dengan

mengumpulkan foto/gambar anggota keluarga, benda-

benda dari berbagai tempat yang pernah dikunjungi anak,

dan sebagainya.

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa

Mengenal huruf dan simbol : Tulis nama benda-benda

yang ada di ruang-an pada sepotong kertas kecil. Kemudian

tempel kertas tersebut pada setiap benda, misalnya: tulisan

meja ditempel di meja, tulisan buku, bunga, bantal dan

sebagainya. Minta anak menyebutkan tulisan di kertas

tersebut. Ajari anak mengenali tanda-tanda di sepanjang

jalan.

d) Sosialisasi dan Kemandirian

Berikan tugas rutin pada anak dalam kegiatan di rumah,

ajak anak membantu anda di dapur dan makan bersama

keluarga. Buat agar anak bermain dengan teman sebayanya.

Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak.

Bersama-sama anak buatlah rencana jalan-jalan sesering

mungkin. Membentuk kemandirian : Beri kesempatan pada


20

anak untuk mengunjungi tetangga dekat, teman atau

saudara tanpa ditemani anda. Selanjutnya minta anak

bercerita tentang kunjungannya itu.

3. Stimulasi Usia 5-6 Tahun (60-72 Bulan)

a) Gerak Kasar

Stimulasi perlu dilanjutkan yaitu Dorong agar anak dan

temannya main bola, permainan menjaga keseimbangan

tubuh, berlari, lompat dengan satu kaki, lompat jauh dan

sebagainya. Ajari anak naik sepeda atau bermain sepatu

roda. Beritahu anak hal-hal untuk keamanannya. Bila anak

sudah bisa naik sepeda atau main sepatu roda dan menger ti

serta mematuhi peraturan untuk keselamatan dan keamanan,

beri anak kesempatan naik sepeda/main sepatu roda agak

jauh dari rumah.

b) Gerak Halus

Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu Bantu anak

menulis namanya, kata-kata pendek sere angka-angka, ajak

anak bermain "berhitung". Buat anak mau

menggambar,berhitung, memilih, mengelompokkan,

menggunting, bermain puzzle, dan lain-lain.

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa

Stimulasi yang dilanjutkan yaitu : Teruskan

berlangganan majalah anak atau meminjam buku-buku


21

anak dari taman bacaan/perpustakaan. Buat agar anak anda

sering melihat anda membaca buku. Sering-sering

membaca buku, kemudian dibicarakan bersama. Setelah

selesai membaca sebuah cerita pendek, tanya pada anak

beberapa pertanyaan.

d) Sosialisasi dan Kemandirian

Berkomunikasi dengan anak : Luangkan waktu setiap

hari untuk bercakap-cakap dengan anak. Dengarkan ketika

anak berbicara dan tunjukkan bahwa anda mengerti

pembicaraan anak dengan mengulangi apa yang

dikatakannya. Pada saat ini, jangan menggurui, memarahi,

menyalahakan atau mencaci anak.

3. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

a. Definisi Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus adalah kemampuan untuk

mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian

tubuh tertentu dan otot-otot kecil yang memerlukan koordinasi

secara cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga (Rumini, 2004

dalam Winarti & Wahyu, 2016)

Gerak halus atau motorik halus merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-

otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti


22

mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan lain-lain (Kemenkes RI,

2016).

Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi

motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual

yang akurat serta kemampuan intelek nonverbal (Soetjiningsih,

2017).

Pada usia 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus. Anak

mampu membuat jembatan dengan 3 kubus. Pada usia 3 tahun ini,

anak mampu menggambar sebuah lingkaran dan mulai menggambar

gambar manusia.Pada usia 4 tahun, anak mampu membuat gambar

sebuah segi empat. Anak juga mampu membuat gerbang dengan 5

kubus.Pada usia 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah

segitiga dan mampu membuat tangga dengan 6 kubus (Soetjiningsih,

2017).

b. Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Desi Yuniarni (2010) dalam Nugraha (2019) menjelaskan

beberapa fungsi keterampilan motorik halus bagi anak usia dini

khususnya anak 5-6 tahun menurut yaitu sebagai berikut :

(1) Mengembangkan kemandirian, contohnya memakai baju

sendiri, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dan lain-

lain.

(2) Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama

teman-temannya.
23

(3) Pengembangan konsep diri, contohnya anak telah mandiri

dalam melakukan aktivitas tertentu.

(4) Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga

terhadap kemandirian yang dilakukan.

(5) Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya

memegang pensil atau pulpen.

c. Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Motorik Halus Anak Usia

Prasekolah

Tahapan perkembangan dan stimulasi motorik halus anak usia

prasekolah menurut Kemenkes RI (2016) berdasarkan usia yaitu :

(1) Stimulasi Usia 3-4 Tahun (36-48 Bulan)

Tahapan Perkembangan anak usia 3-4 tahun yaitu

menggambar garis lurus dan menumpuk 8 buah kubus.

(a) Menggambar/Menulis : Beri anak selembar kertas dan

pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi

empat serta menulis huruf dan angka. kemudian buat pagar,

rumah, matahari, bulan, huruf, angka dan sebagainya. Juga

ajari anak menulis namanya.

(b) Memotong : Beri anak gunting, tunjukkan cara

menggunting.

(c) Membuat buku cerita gambar tempel : Ajak anak membuat

buku cerita gambar tempel. gunting gambar dari majalah

tua/brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan


24

gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita menarik.

Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada

kertas dan di bawah gambar tersebut, tulis ceritanya.

(d) Menempel gambar : Bantu anak menemukan gambar foto

menarik dari majalah, potongan kertas dan sebagainya.

Minta anak menempel gambar tersebut pada kartos/kertas

tebal. Gantung gambar itu di kamar anak.

(e) Menjahit : Gunting sebuah gambar dari majalah, tempel

pada selembar karton. Buat lubang-lubang di sekeliling

gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan slaah satu

ujungnya. Kemudian, ajari anak cara “menjahit” sekeliling

gambar, tali rafia dimauskkan ke lubang-lubang tersebut

satu persatu.

(f) Menghitung : Letakkan sejumlah kacang di

mangkok/kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan

letakkan kacang tersebut di tempat lainnya. Mula-mula

anak belum bisa menghitung lebih dari dua atau tiga. Bantu

anak menghitung jika mengalami kesulitan.

(g) Menggambar dengan jari : Ajari anak menggambar dengan

cara memakai jari-jarinya di selembar kertas besar. Buat

agar ia mau memakai kedua tangannya dan membuat

bulatan besar atau bentuk-bentuk lainnya.


25

(h) Cat air : Beri anak cat air, kuas dan selembar kertas.

Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur ketika anak

mulai menggunakan cat air itu.

(i) Mencampur warna : Campur air ke warna merah, biru dan

kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak

untuk meneteskan warna-warna itu pada selembar kertas.

Ceritalam bagaimana warna-warna bercampur membentuk

warna lain.

(j) Membuat gambar tempel : Gunting kertas berwarna

menjadi segitiga, segi empat, lingkaran. Jelaskan mengenai

perbedaan bentuk-bentuk tersbut. Minta anak membuat

gambar dengan cara menempelkan potongan-potongan

berbagai bentuk di selembar kertas.

(2) Stimulasi Usia 4-5 Tahun (48-60 Bulan)

Tahapan perkembangan anak usia 4-5 tahun yaitu menari,

menggambar tanda silang, menggambar orang dengan 3

bagian tubuh, dan mengancing baju atau pakaian boneka.

(a) Menggambar : Ketika anak sedang menggambar, minta

anak melengkapi gambar tersebut, misal: menggambar

baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga,

matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya.

(b) Mencocokkan dan menghitung : Bila anak sudah bisa

berhitung dan kenal angka, buat 1 set kartu yang ditulisi


26

angka 1-10. Letakkan kartu itu berurutan diatas meja.

Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di

rumah seperti: kacang, batu kerikil, biji sawo dan lain-lain,

sejumlah angka yang tertera pada kartu. Kemudian

letakkan benda-benda tersebut di dekat kartu angka yang

cocok.

(c) Menggunting : Bila anak sudah bisa memakai gunting

tumpul, ajari cara menggunting kertas yang sudah dilipat-

lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-rumbai, orang,

binatang, mobil dan sebagainya

(d) Membandingkan besar/kecil, banyak/sedikit, berat/ringan :

Ajak anak bermain menysusun 3 buah piring berbeda

ukuran atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama. Minta

anak menyusun piring/gelas tersebut dari ukuran

kecil/jumlah sedikit ke besar/banyak atau dari ringan ke

berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah

jumlahnya menjadi 4 atau lebih.

(e) Percobaan ilmiah : Sediakan 3 gelas isi air. Pada gelas

pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu

anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua

masukkan gabus dan pada gelas ketiga masukkan kelereng.

Bicarakan mengenai hasilnya ketika anak melakukan

“percobaan” ini.
27

(f) Berkebun : Ajak anak menanam biji tanah/kacang hijau di

kaleng/gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak

menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak

memperhatikan pertumbuhannya dari hari ke hari.

Bicarakan mengenai bagiamana tanaman, binatang dan

anak-anak tumbuh/bertambah besar.

(3) Stimulasi Usia 5-6 Tahun (60-72 Bulan)

Tahapan perkembangan anak usia 5-6 tahun yaitu

menggambar dengan 6 bagian tubuh dan menggambar orang

dengan lengkap.

(a) Mengerti urutan kegiatan : Bantu anak mengerti urutan

kegiatan dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya: mencuci

tangan, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Siapkan

bahan-bahan yang diper1ukan, beritahu anak langkah-

langkahnya secara berurutan.

(b) Berlatih mengingat-ingat : Bila anak sudah mengenal

angka 1-6, tulis setiap angka tersebut pada potongan

kertas kecil. Ajak anak melihat setiap tulisan angka

tersebut, kemudian letakkan terbalik. Minta anak

menunjuk kertas dan menyebut angkanya. Bila anak

sudah menguasai permainan ini, tambahkan jumlah

potongan kertas bertuliskan angka.


28

(c) Membuat sesuatu dari tanah liat/lilin : Sediakan tanah liat

atau lilin mainan, bantu anak membuat binatang, gelas,

mangkok dan sebagainya. Bicarakan tentang apa yang

dibuatnya, puji anak atas hasil karyanya dan letakkan di

tempat khusus agar terlihat oleh anggota keluarga yang

lain.

(d) Bermain berjualan : Anak-anak seumur ini senang

bermain “berjualan”. Kumpulkan hasil kebun seperti

buah, sayur atau barang bekas seperti buku, mainan.

Gunakan benda-benda tersebut untuk berjualan dengan

teman-temannya.

(e) Mengumpulkan benda-benda : Buat agar anak

mempunyai hobi tertentu seperti mengumpulkan

perangko, mainan binatang, tutup botol, batu-batu indah

dan lain-lain. Bantu anak menghitung benda-benda yang

dikumpulkan dan menyusunnya dengan rapi. Bicarakan

dengan anak apa yang sedang anda berdua lakukan.


29

B. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Anak :


1. Keluarga
2. Luar Keluarga
(Midiani, 2018)

Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Anak yang berusia 3-5 tahun yang mengalami perkembangan kognitif dan
psikososial meningkat tetapi pertumbuhan fisik melambat
(Mansur, 2019)

Karakteristik Anak Usia Aspek Perkembangan Anak Usia Prasekolah :


Prasekolah : 1. Perkembangan Otak
1. Fisik 2. Perkembangan Psikososial
2. Sosial 3. Perkembangan Kognitif
3. Emosional 4. Perkembangan Moral & Spiritual
4. Kognitif 5. Perkembangan Keterampilan Motorik
(Sriwulansa, 2016) Kasar
6. Perkembangan Keterampilan Motorik
Halus
7. Perkembangan Sensorik
8. Perkembangan Komunikasi & Bahasa
9. Perkembangan Emosinal & Sosial
(Mansur, 2019)

Stimulasi merupakan aktivitas Stimulasi Perkembangan Anak Usia


merangsang kemampuan dasar Prasekolah :
anak umur 0-6 tahun agar anak 1. Motorik Kasar
tumbuh dan berkembang secara 2. Motorik Halus
optimal 3. Bahasa
(Kemenkes RI, 2016) 4. Personal Sosial
(Soetjiningsih, 2015)

Gambar 1
30

BAB III

METODOLOGI

A. Metodologi Studi Literatur

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan literature review

jurnal karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus

dengan menggunakan repository.

Literature review adalah suatu kerangka, konsep atau orientasi untuk

melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam penelitian

yang dilakukan. Sumber-sumber rujukan (buku, jurnal, majalah) yang

dijadikan acuan hendaknya relevan dan terbaru (state of art) serta sesuai

dengan yang terdapat dalam pustaka acuan. Tujuan melakukan literature

review yaitu untuk mendapatkan landasan teori yang dapat mendukung

pemecahan masalah yang sedang diteliti. Teori yang didapat merupakan

langkah awal agar peneliti dapat lebih memahami permasalahan yang

sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah

(Mardiyantoro, 2019).

Pada penelitian studi literatur ini sumber didapatkan melalui jurnal-

jurnal dengan lingkup pembahasan yang serupa, sehingga data penelitian

dari jurnal terdahulu dapat dibahas dan dijadikan dasar penelitian.

Pembahasan penelitian ini berfokus pada Pengaruh Pemberian Stimulasi

terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah.


31

B. Penetapan Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi, 2013 dalam

Hidayat dkk, 2019)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi :

1) Merupakan penelitian eksperimen

2) Hasil penelitian/review tentang stimulasi dan perkembangan motorik

halus anak usia pra sekolah (3-6 tahun)

3) Hasil penelitian dipublikasikan dalam rentang waktu 10 tahun (2011-

2020)

4) Jurnal menggunakan Bahasa Indonesia

5) Jurnal terakreditasi Nasional yang diakses melalui Google Scholar

Kriteria Eksklusi yaitu mengeluarkan subjek tidak memenuhi kriteria

inklusi (Setiadi, 2013 dalam Hidayat dkk, 2019)

Kriteria eksklusi dari penelitian ini meliputi :

1) Hasil penelitian/review yang membahas anak pra sekolah yang

berkebutuhan khusus

2) Jurnal tidak dapat diakses full text


32

C. Alur Penelitian

Alur penelitian dimulai dengan merumuskan masalah penelitian,

kemudian melakukan studi literatur dengan membaca hasil penelitian

terdahulu dan buku-buku yang mendukung penelitian serta dokumen

lainnya. Untuk melakukan seleksi jurnal yang ditemukan serta

menyesuaikan tujuan dari studi literaratur maka digunakan protokol atau

aturan dalam alur penelitian.

Alur telaah jurnal dalam studi literatur ini dilakukan sesuai Gambar

13 Jurnal Penelitian ditemukan


Stimulasi dan Perkembangan motorik halus anak
prasekolah

0 Penelitian Non-Eksperimen 13 Penelitian Eksperimen

10 Jurnal hasil penelitian 3 Jurnal hasil


tidak memenuhi kriteria penelitian memenuhi
inkulsi sampel kriteria inklusi sampel

Gambar 2
33

D. Database Pencarian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, tidak menggunakan data

primer dan bukan dari data pengamatan langsung oleh peneliti. Data

sekunder didapatkan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu yang telah dipublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sumber data-data sekunder diperoleh berupa jurnal atau artikel yang relevan

dengan topik dengan tema, yang dilakukan menggunakan databes melalui

Google Scholar, E-Book, dan lain-lain.

Studi Literatur mengunakan metode naratif yang mengelompokkan

data hasil ektraksi yang serupa dan selaras dengan hasil yang akan diukur

guna menemukan jawaban dari tujuan. Jurnal-jurnal yang selaras dengan

kriteria inklusi selanjutnya dikelompokkan dan dibentuk menjadi suatu

ringkasan meliputi penulis, tahun terbit, judul, metode, dan hasil penelitian.

Artikel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga artikel yaitu :

1) Artikel penelitian dengan judul Pengaruh Permainan Lego Konstruktif

terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di

TK-IT At Taqwa II dilakukan oleh Eko Winarti dan Putri Wahyu W

dengan Tahun Publikasi 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Pre Eksperimen dengan rancangan one-group

pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan simple random

sampling dengan sampel akhir 22 responden. Variabel penelitian yaitu

pengaruh permainan lego konstuktif terhadap perkembangan motorik


34

halus anak prasekolah. Data analisis dengan uji statistik wilcoxon sign

rank test.

2) Artikel penelitian dengan judul Pengaruh Permainan Plastisin terhadap

Perkembangan Motorik Halus pada Anak Prasekolah dilakukan oleh

Dhita Kris Prasetyanti dan Siti Aminah dengan tahun publikasi 2017.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre Eksperimen

dengan rancangan one-group pretest-posttest design. Jumlah populasi

21 responden dengan teknik total populasi. Data analisis dengan uji

statistik wilcoxon sign rank test.

3) Artikel penelitian dengan judul Pengaruh Terapi Bermain Puzzle

terhadap Perkembangan Motorik Halus dan Kognitif Anak Usia

Prasekolah dilakukan oleh Lina Madyastuti R dan Fatiyah Rukmana

Dewi dengan tahun publikasi 2016. Desain penelitian yang digunakan

pra pasca test dengan rancangan one-group pretest-posttest design.

Penelitian ini menggunakan total sampling dengan 12 responden. Data

analisis dengan uji statistik wilcoxon sign rank test.

E. Kata Kunci yang Digunakan

Hasil dalam pencarian literature menggunakan google scholar dengan

memakai kata kunci “Stimulasi” dan “Perkembangan Motorik halus Anak

Prasekolah” kemudian peneliti memilih jurnal sesuai dengan kriteria inkulsi

dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti.


35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil analisis kritis terhadap 3 artikel hasil penelitian yang menjadi sampel

dalam studi literatur ini dituangkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh

penulis dalam Tabel 1 di bawah ini :

Artikel 1 2 3
Pengaruh Permainan Pengaruh permainan Pengaruh terapi bermain
Lego Konstruktif lilin plastisin terhadap puzzle terhadap
Terhadap Perkembangan perkembangan motorik perkembangan motorik
Judul
Motorik Halus pada halus pada anak halus dan kognitif anak
Anak Prasekolah Di TK- prasekolah usia prasekolah
IT At Taqwa II
Eko Winarti dan Putri Dhita Kris Prasetyanti Lina Madyastusti R dan
Peneliti
Wahyu W dan Siti Aminah Fatiyah Rukmana Dewi
Tahun 2016 2017 2016
Publikasi
Pre Eksperimen : One- Pre Eksperimen : One- Pra pasca test : One group
Desain :
group pretest-posttest group Pretest-Posttest pre-post-test design
Pendekatan
Design Design
Nama Permainan lego Terapi bermain Lilin Terapi bermain puzzle
Program konstruktif plastisin
Tidak ada durasi Berlangsung selama 3 Tidak ada durasi
Durasi pemberian kali/minggu lama pemberian
Pemberian permainan 60 menit
Invtervensi dalam kurun waktu 3
minggu
Simple Random Total Sampling Total Sampling
Sampling
Sampling
Kelompok 22 Responden 21 Responden 12 Responden
Intervensi
Variabel Perkembangan motorik Perkembangan motorik Perkembangan motorik
Dependen halus halus halus dan kognitif
Permainan lego, Terapi bermain lilin Terapi bermain puzzle
Observasi KPSP plastisin, Observasi menggunakan SPO
Instrumen (Kuesioner Pra-skrining DDST
perkembangan)
36

Motorik
halus
Pretest : Penyimpangan : 1 Penyimpangan : 0 (0%) Penyimpangan : 0 (0%)
(4,5%) Meragukan : 5 (23,81%) Meragukan : 10 (83,3%)
Meragukan : 11 (50%) Sesuai : 16 (76,19%) Sesuai : 2 (16,7%)
Sesuai : 10 (45,5%)

Posttest : Penyimpangan : 1 Penyimpangan : 0 (0%) Penyimpangan : 0 (0%)


(4,5%) Meragukan : 0 (0%) Meragukan : 0 (0%)
Meragukan : 5 (22,7%) Sesuai : 21 ( 100%) Sesuai : 12 (100%)
Sesuai : 16 (72,7%)
Hasil uji statistik Hasil uji statisitik di Hasil uji statistik wilcoxon
didapatkan hasil p = dapatkan α = 0,05 di sign rank ditunjukkan dari
0.014 dan kepercayaan peroleh p.value = 0,025 hasil uji statistik motorik
Temuan 95% (α=0.05) dapat sehingga p.value < α halus dengan nilai
dikatakan bahwa p < α, maka H0 ditolak H1 signifikasi ( p = 0,002 )
sehingga H0 ditolak H1 diterima berarti p < 0,05 maka H1
diterima diterima
Pada penelitian ini Ada pengaruh stimulasi Terapi bermain puzzle
didapatkan bahwa ada menggunakan terapi berpengaruh terhadap
pengaruh permainan bermain lilin plastisin perkembangan motorik
lego konstruktif terhadap perkembangan halus anak usia pra
terhadap perkembangan motorik halus sekolah
Kesimpulan motorik halus anak di perkembangan motorik
TK-IT at Taqwa II halus anak prasekolah
Kabupatem
Tulungagung
37

1. Pengaruh Permainan Lego Konstruktif terhadap Perkembangan Motorik

Halus pada Anak Prasekolah di TK-IT At Taqwa II (Winarti & Wahyu, 2016)

Intervensi dalam program ini diberikan dalam bentuk pelaksanaan

permainan lego. Intervensi penelitian ini dimulai dengan pelaksanaan

permainan lego, kemudian peneliti mengobservasi perkembangan motorik

halus kepada responden, menilai satu per satu dengan KPSP, menggunakan

ceklist.

Hasil Penelitian :

a. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah

Tabel. 2
Perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan
permainan lego konstruktif

Sebelum Sesudah
Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Penyimpangan 1 4.5 1 4.5
Meragukan 11 50 5 22.7
Sesuai 10 45.5 16 72.7
Total 22 100% 22 100%

Hasil penelitian pada artikel ini menunjukkan bahwa dari 22

responden yang ada, sebelum diberi stimulasi permainan lego

konstruktif didapatkan 11 responden (50%) dengan kategori meragukan

dan setelah diberi stimulasi menjadi 5 responden (22,7%). Responden

dengan kategori sesuai sebelum diberikan stimulasi terdapat 10

responden (45,5%) sedangkan setelah diberikan stimulasi meningkat

menjadi 16 responden (72,7%). Untuk kategori penyimpangan sebelum

dan sesudah pemberian stimulasi terdapat 1 responden (4,5%).


38

b. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

Pra Sekolah

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil analisis dengan uji

statistik Wilcoxon Sign Rank Test pengolahan data melalui SPSS

didapatkan bahwa p value = 0,014 dan α = 0,05 dapat dikatakan p value

< α, sehingga H0 ditolak H1 diterima, maka berdasarkan data tersebut

dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang kuat antara motorik halus

sebelum dan sesudah diberikan permainan lego pada anak prasekolah.

2. Pengaruh Permainan Lilin Plastisin terhadap Perkembangan Motorik Halus

pada Anak Prasekolah (Prasetyanti & Aminah, 2017)

Intervensi dalam program ini diberikan dalam bentuk pelaksanaan

terapi bermain lilin plastisin. Intervensi penelitian ini dimulai dengan

pengumpulan data responden kemudian mengobservasi perkembangan

motorik halus sebelum diberikan terapi bermain lilin plastisin, setelah di

observasi responden diberikan terapi bermain lilin plastisin 3 kali/minggu

lama permainan 60 menit dalam kurun waktu 3 minggu, kemudian

dilakukan observasi kembali menggunakan DDST.

Hasil Penelitian :

a. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah


Tabel. 3
Perkembangan Motorik Halus sebelum dan sesudah diberikan terapi
bermain plastisin
Sebelum Sesudah
Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Penyimpangan - 0 - 0
Meragukan 5 23.81 - 0
Sesuai 16 76.19 21 100
Total 21 100% 21 100%
39

Hasil penelitian dalam artikel Prasetyanti & Aminah (2017)

diperoleh 21 responden, sebelum diberi terapi bermain lilin plastisin

tidak ada responden untuk kategori penyimpangan, 16 responden

(76,19%) kategori sesuai, 5 responden (23,81%) kategori meragukan

kemudian mengalami peningkatan motorik halus setelah diberi terapi

bermain lilin plastisin 21 responden (100%) memiliki kategori sesuai

artinya seluruh responden mengalami perkembangan motorik halus

secara normal.

b. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

Pra Sekolah

Berdasarkan penelitian dalam artikel Prasetyanti & Aminah (2017)

dengan analisis uji Wilcoxon dengan SPSS didapatkan α = 0,05

diperoleh p value = 0,025 sehingga p value < α maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Artinya ada pengaruh stimulasi menggunakan terapi

bermain lilin plastisin terhadap perkembangan motorik halus pada anak

prasekolah.

3. Pengaruh Terapi Bermain Puzzle terhadap Perkembangan Motorik Halus

dan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5 Tahun) (Madyastuti & Dewi, 2016)

Intervensi dalam program ini diberikan dalam bentuk pelaksanaan

terapi bermain puzzle. Intervensi penelitian ini dimulai dengan

mengobservasi kelompok subjek sebelum dilakukan intervensi, kemudian

pelaksanaan terapi bermain puzzle menggunakan SPO yang disusun oleh

peneliti dan diobservasi lagi setelah intervensi.


40

a. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah

Tabel. 4
Perkembangan motorik halus anak pra sekolah sebelum dan sesudah
diberikan terapi bermain puzzle
Sebelum Sesudah
Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Penyimpangan - 0 - 0
Meragukan 10 83.3 - 0
Sesuai 2 16.7 12 100
Total 12 100% 12 100%

Hasil penelitian ini diperoleh 12 responden, sebelum diberikan terapi

bermain puzzle tidak ada responden dengan kategori penyimpangan, 10

responden (83,3%) kategori meragukan, 2 responden (16,7%) kategori

sesuai. Setelah diberikan terapi bermain puzzle 12 responden (100%)

mempunyai perkembangan motorik halus yang sesuai artinya seluruh

responden memiliki perkembangan motorik halus yang normal.

b. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

Pra Sekolah

Berdasarkan penelitiain ini dengan hasil uji statistik Wilcoxon Sign

Rank menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi sebagian besar

responden mempunyai perkembangan motorik halus yang cukup

(83,3%) dengan nilai rata-rata X1 = 2,17 dan Std Deviation 0,389. Dan

sesudah dilakukan intervensi seluruh responden mempunyai

perkembangan motorik halus yang baik (100%) dengan nilai rata-rata

X2 = 3,00 dan Std Deviation 0,000. Dengan hasil uji wilcoxon nilai sig

(2-tailed) = 0,002 yang berarti p value < 0,05 maka H0 ditolak H1

diterima.
41

B. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini akan menganalisis artikel-artikel

terkait dengan penelitian dan membandingkan artikel-artikel yang di review

untuk menghasilkan kesimpulan mengenai pengaruh stimulasi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

1. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

Hasil Penelitian dalam ketiga artikel menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan perkembangan motorik halus sebelum diberikan

stimulasi dan setelah diberikan stimulasi. Rata-rata perkembangan

motorik halus anak usia prasekolah sebelum diberikan stimulasi yaitu

kategori meragukan dan setelah diberikan stimulasi rata-rata

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah menjadi kategori

sesuai. Hasil penelitian kategori sesuai dengan presentase 100% pada

artikel pemberian stimulasi terapi bermain lilin plastisin dengan 21

responden dan pemberian stimulasi terapi bermain puzzle dengan 12

responden, sedangkan pemberian stimulasi permainan lego

mendapatkan presentase 72,2%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andarwati dkk (2019) menujukkan bahwa ada peningkatan

perkembangan motorik halus anak sebelum diberikan stimulasi terdapat

20 responden (50%) berkategori meragukan dan setelah diberikan

stimulasi menurun menjadi 14 responden (35,5%), kategori

penyimpangan sebelum diberi stimulasi ada 7 responden (17,5%) dan


42

setelah diberi stimulasi menurun menjadi 1 responden (2,5%), sebanyak

13 responden (32,5%) berkategori sesuai dan meningkat menjadi 25

(62,9%) responden setelah diberikan intervensi permainan lego

(parallel play). Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hari Murtining (2018), meneliti tentang meningkatkan keterampilan

motorik halus melalui kegiatan menggunting dengan berbagai media

dengan hasil bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus I telah

berhasil meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan

menggunting dengan berbagai media, yang berarti bahwa dengan

pemberian stimulasi dapat meningkatkan perkembangan motorik halus

anak.

Menurut Suyadi (2009) dalam Pangestika & Setiyorini (2015)

Perkembangan motorik halus yaitu kemampuan bergerak berdasarkan

pengkoordinasian organ-organ tubuh, seperti tangan, mata saraf.

Gerak motorik halus memerlukan rangsangan sebagai sarana

untuk menguhubungkan sel-sel otak yang belum terhubung satu sama

lain untuk dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir dan

menuntaskan kegiatannya. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus

atau rangsangan yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang

baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk

sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai

untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang

atau tidak terpakai akan musnah. Pada tahap ini sangat penting suatu
43

stimulus rutin diberikan, stimulus yang terus-menerus diberikan secara

rutin akan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk

sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik

(Chamidah, 2009).

Peneliti berasumsi bahwa dengan adanya peningkatan dalam

perkembangan motorik halus disebabkan karena pemberian stimulasi,

apabila anak tidak diberikan stimulasi secara lanjut dan bertahap maka

anak akan sulit berkembang. Dalam hal ini perkembangan motorik

halus anak masih membutuhkan pemberian stimulasi berlanjut agar

anak mampu berkembang secara optimal.

2. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak

Usia Prasekolah

Berdasarkan hasil penelitian ketiga artikel bahwa secara

keseluruhan terdapat perbedaan bermakna terhadap perkembangan

motorik halus anak usia prasekolah sebelum diberikan stimulasi dan

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah setelah diberikan

stimulasi. Terlihat pengaruh pemberian stimulasi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah sehingga terjadi

peningkatan perkembangan motorik halus. Berdasarkan ketiga artikel

penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pemberian stimulasi

sebagian besar responden mempunyai perkembangan motorik halus

dengan kategori meragukan dan setelah dilakukan pemberian stimulasi

sebagian besar responden mengalami peningkatan perkembangan


44

motorik halus yaitu kategori sesuai. Dengan hasil uji statistik yang

paling mendukung yaitu nilai signifikasi (p=0,002) yang berarti p<0,05

sehingga H0 ditolak H1 diterima artinya ada pengaruh pemberian

stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Saidah dkk (2020) dengan hasil analisan uji Wilcoxon diperoleh p value

= 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat

dikatakan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh

pemberian stimulus terhadap perkembangan motorik halus pada anak

usia prasekolah.

Menurut Hurlock (2011) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan motorik halus anak diantaranya yaitu

sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan sehingga

anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya lebih

cepat dibandingkan dengan anak normal atau di bawah normal.

Upaya yang dilakukan dalam proses meningkatkan

perkembangan motorik halus anak dapat dilakukan dalam berbagai

kegiatan seperti kegiatan kolase, mozaik, meronce, bermain balok,

menganyam, membuat origami, puzzle, membentuk plastisin, dan lain

sebagainya. Hal tersebut diharapkan akan membantu meningkatkan

perkembangan motorik halus anak.

Menurut asumsi peneliti perkembangan motorik halus anak usia

prasekolah perlu diberikan stimulasi karena motorik halus tidak hanya


45

berkaitan dengan perkembangan fleskibilitas tangan dan jari-jemari

untuk kegiatan menulis, menggambar, berpakaian, menyuap makanan

ke mulut, maupun kegiatan bermain yang membutuhkan koordinasi

tangan. Namun, motorik halus juga termasuk koordinasi otot-otot kecil

tubuh seperti lidah, bibir, dan otot-otot pipi serta mata. Sehingga

motorik halus anak dikatakan berkembang apabila mampu

mengkoordinasikan antara tangan dan otot-otot kecil secara seimbang.

Salah satu pemberian stimulasi dalam perkembangan motorik halus

anak usia prasekolah yaitu dengan metode permainan lego konstruktif,

permainan lilin plastisin dan permainan puzzle. Dengan metode ini,

anak dilatih untuk mengkoordinasikan anggota tubuhnya seperti otot,

syaraf dan otak untuk mencapai sesuatu yang diinginkan secara

sempurna.
46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi literatur terkait Pengaruh Pemberian Stimulasi

Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah dapat

diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Hasil literature review pada 3 artikel diperoleh hasil penelitian terkait

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah bahwa terjadi

peningkatan perkembangan motorik halus setelah diberikan stimulasi

dari kategori penyimpangan menjadi kategori sesuai.

2. Hasil literature review pada 3 artikel menunjukkan hasil uji statistik

yang paling mendukung yaitu nilai signifikasi (p=0,002) yang berarti

p<0,05 bahwa terdapat pengaruh pemberian stimulasi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah dengan adanya

peningkatan motorik halus.

B. Saran

1. Stimulasi perlu diberikan oleh setiap individu yang berperan dalam

perkembangan anak usia prasekolah untuk meningkatkan aspek

perkembangan motorik anak termasuk perkembangan motorik halus.

2. Kepada orang tua diharapkan untuk ikut berperan secara aktif dalam

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah dengan pemberian

stimulasi yang sesuai dengan usia perkembangan anak saat berada

dirumah.
xvii

DAFTAR PUSTAKA

Andarwati, S. R., Munir, Z., & Siam, W. N. (2019). PERMAINAN LEGO


(PARALLEL PLAY) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
PADA ANAK USIA 3–6 TAHUN Siska. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Chamidah, A. N. (2009). Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh Kembang Otak


Anak. Talkshow Tumbuh Kembang Dan Kesehatan Anak, 1–7.

Dewi, F. R. (2016). (The Effect Of Puzzle Therapy Of Fine Motor and Cognitive
Development Preschool Children (4-5 Years). Journals of Ners Community,
07(November), 136–148.

Dwienda, R., Octa., Maita, Liva., Saputri, Eka Maya., & Yulviana, R. (2014).
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah Untuk Para
Bidan. Yogyakarta: Deepublish.

Eko Winarti & Putri Wahyu W. (2016). Pengaruh Permainan Lego Konstruktif
Terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Praseolah Di TK-IT At
Taqwa II. Java Health Jounal, 3(Vol 3 No 1 (2016): Java Health Journal), 10–
17. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886

Hati, F. S., & Lestari, P. (2016). Pengaruh Pemberian Stimulasi pada


Perkembangan anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul. Jurnal
Ners Dan Kebidanan Indonesia.

Hendriyani, Yeni Devita, M. (2018). Pengaruh Bermain Konstruksi (Lego)


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Keperawatan Priority, 1(2), 51–62.

Hidayat, R., & Hayati, H. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Sop Perawat Pelaksana
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap Rsud Bangkinang. Jurnal
Ners, 53(9), 1689–1699.

Ibaadillah, A. A. (2018). Hubungan Stimulasi Orang Tua Dengan Perkembangan


Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Kb-Ra Muslimat Nu 16 Kota
Malang. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains Dan Kesehatan.

Kemenkes RI. (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi


tumbuh kembang anak.

Maghfuroh, L. & K. (2017). Pengaruh Teknik Mozaik terhadap Perkembangan


Motorik Halus Anak Prasekolah. Sain Med, 1(Kesehatan), 69–73.
xviii

Mansur, A. R. (2019). Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah. In M. Neherta &


I. M. Sari (Eds.), Andalas Unversity Press (Pertama, Vol. 1, Issue 2).
https://doi.org/10.36565/jak.v1i2.29

Mardiyantoro, N. (2019). Metodologi Penelitian. Elearning FASTIKOM, 1–18.

Midiani. (2018). Pengaruh Terapi Mendongeng Terhadap Kemampuan Personal


Sosial Usia Pra Sekolah di TK Al-Aamiin Toko Lima Muara Badak Kecamatan
Muara Badak.

Nugraha, F. E. (2019). Identifikasi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6


Tahun Di Tk Gugus Iii Kecamatan Piyungan Bantul. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Nugroho, H. S. W. (2009). Denver Developmental Screening Test: Petunjuk Praktis.


Jakarta: EGC.

Pangestika, R. A., & Setiyorini, E. (2015). Pengaruh Bermain Plastisin terhadap


Perkembangan Motorik Halus pada Anak PRA Sekolah. Jurnal Ners Dan
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 2(2), 169–175.
https://doi.org/10.26699/jnk.v2i2.art.p169-175

Prasetyanti, D. K., & Aminah, S. (2017). Pengaruh Permainan Lilin Plastisin


Terhadap the Influence of Wax Plasticine Play Therapy for the Development
of Fine Motor Skills in Preschool. Jurnal Penelitian Keperawatan, 3(2), 124–
130.

Prastiwi, M. H. (2019). Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun.


Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 242–249.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.162

Pusat Data dan Informasi. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. In
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Saidah dkk, H. (2020). Pengaruh Pemberian Stimulasi Seni Melukis dengan Teknik
Pointilis terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Prasekolah.
Orphanet Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–9.

Simanjuntak, D. J. P. (2020). Metode Wilcoxon dalam Menentukan Perbedaan


Signifikan Antara BPJS Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima
Bantuan Iuran di Sumatera Utara. https://www.usu.ac.id/id/

Soetjiningsih. (2017). Tumbuh Kembang Anak. 2nd ed (Y. J. Suyono (ed.); 2nd ed.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
xix

Sriwulansa. (2016). Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Prasekolah.

Sulistyowati, D. (2019). Keterlibatan Ayah Dalam Pemberian Stimulasi Tumbuh


Kembang Pada Anak Prasekolah. Jurnal Keperawatan.

Wahyuni, N. T., & Priani, I. (2020). Pengaruh Terapi Bermain Plastisin Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Pra Sekolah. Jurnal Kesehatan,
10(1), 1294–1300. https://doi.org/10.38165/jk.v10i1.190

Anda mungkin juga menyukai