Praktikum Pasir Lambat-1
Praktikum Pasir Lambat-1
Praktikum Pasir Lambat-1
PASIR LAMBAT
Tujuan Praktikum :
A. Tinjuan Pustaka
1. Latar Belakang
Bangunan bak saringan pasir lambat (SPL) terbuat dari beton, ferosemen,
fiber glass atau bata semen, yang dilengkapi dengan sistem saluran inlet,
outlet, perpipaan dan bak-bak pengontrol. Jenis dan kapasitas SPL dapat
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, kualitas air baku, dan
kontinyuitas sumber air baku. (Kustiasih, 2014)
Bagi pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan
memerlukan masa operasi penyaringan awal, secara normal dan terus
menerus selama waktu kurang lebih tiga bulan. Tujuan operasi awal
adalah untuk mematangkan media pasir penyaring dan membentuk lapisan
kulit saringan (schmutsdecke), yang kelak akan berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses biokimia dan proses biologis. Selama proses
pematangan, kualitas filtrat atau air hasil olahan dari saringan pasir
lambat, biasanya belum memenuhi persyaratan air minum. (Kustiasih,
2014)
Sejalan dengan proses penyaringan, bahan pencemar dalam air baku akan
bertumpuk dan menebal di atas permukaan media pasir. Setelah
melampaui perioda waktu tertentu, tumpukan tersebut menyebabkan
media pasir tidak dapat merembeskan air sebagai mana mestinya, dan
bahkan menyebabkan debit efluen menjadi sangat kecil, dan air yang ada
didalam bak saringan mengalir melalui saluran pelimpah. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa media pasir penyaring sudah mampat (clogging).
Untuk memulihkan saringan yang mampat, pengelola harus segera
mengangkat dan mencuci media pasir menggunakan alat pencuci pasir.
Saringan pasir lambat akan beroperasi secara normal kembali, kuang lebih
dua hari setelah melakukan pengangkatan atau pencucian media pasir.
Biaya operasi saingan pasir lambat ini sangat rendah karena proses
pengolahan air ini tanpa menggunakan bahan kimia. (Kustiasih, 2014)
Pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan
memerlukan masa operasi penyaringan awal secara normal dan terus
menerus. Tujuan operasi awal adalah untuk mematangkan media pasir
penyaring dan membentuk lapisan kulit saringan (schmutsdecke), yang
kelak akan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses biokimia dan
proses biologis. Selama proses pematangan, kualitas filtrat atau air hasil
olahan dari saringan pasir lambat, biasanya belum memenuhi persyaratan
air minum. Apabila air baku mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan
konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka sistemsaringan pasir lambat
membutuhkan pengolahan pendahuluan, yang direncanakan terpisah dari
standar ini (SNI 3981:2008 tentang Perencanaan instalasi saringan pasir
lambat). (Anonim, Saringan Pasir Lambat, 2012)
Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringan
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Indikator laju air
D. Weir inlet
E. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
F. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
G. Kran distribusi
H. Kran penguras bak air bersih
Keterangan :
A. Kran untuk inlet air bakuB.
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
D. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
E. Kran pengatur laju penyaringan
F. Kran pengatur laju penyaringan
G. Weir inlet kran distribusi
H. Kran distribusiI.
I. Kran penguras bak air bersih
Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat
Up Flow sama dengan saringan pasir lambat Down Flow terdiri atas
unit proses:
Bangunan penyadap
Bak Penampung / bak Penenang
Saringan Awal dengan sistem “Up Flow”
Saringan Pasir Lambat Utama “Up Flow”
Bak Air Bersih
Perpipaan, kran, sambungan dll.
Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan air baku yang mempunyai
kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena
proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia dan proses
pencucian media saring dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas dan
dicuci dengan air bersih. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi,
pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban
filter tidak terlalu berat. (Arif, 2016)
1) Saluran tertutup
2) Dilengkapi dengan katup pengatur debit efluen
3) Dilengkapi dengan alat ukur debit, direncanakan dengan
standar yang berlaku
4) Dilengkapi dengn pipa yang dapat mengalirkan filtrat dari
outlet filter yang satu ke outlet filter yang lain. Pipa ini
dihubungkan juga dengan pompa pada penampung air bersih
(reservoir)
5) Dilengkapi dengan bak penampung filtrat, dengan
ketentuan bahwa permukaan air pada penampung filtrat
minimal 5 cm dan maksimal 10 cm di atas permukaan media
penyaring
D. Pelimpah
E. Penguras
2. Penentuan ukuran
4. Lahan Instalasi
5. Pembiayaan
PENUTUP
1. Kesimpulan
Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang
mudah murah dan efisien saringan pasir lambat mempunyai efisiensi
yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan rasa dan bau pada air
bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian saringan pasir
lambat agar mencapai pengolahan yang efektif adalah kecepatan
filtrasi, kualitas air yang akan diolah, dan kontinuitas dari
pengoperasian. Perawatan secara berkala penting untuk dilakukan
untuk tercapainya pengolaahan air yang efektif.
Unggulan pengelolaan air bersih dengan penggunaan sistem
saringan pasir lambat konvensional adalah tidak memerlukan bahan
kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah dapat menghilangkan
zat besi mangan dan warna serta kekeruhan air yang kita gunakan
dapat menghilangkan amonia dan polutan organik karena proses
penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia dan sangat cocok
untuk daerah pedesaan.
2. Saran
Untuk pengolahan air bersih lebih baik menggunakan sistem
saringan pasir lambat dengan aliran dari bawah ke atas karena
mempunyai keuntungan yaitu tidak memerlukan bahan kimia sehingga
biaya operasinya sangat murah dapat menghilangkan zat besi dan
warna serta kekeringan dapat menghilangkan polutan organik karena
proses penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia sangat cocok
untuk industri rumah tangga karena pengolahannya sangat sederhana
perawatannya mudah karena pencucian media penyaringan pasir
dilakukan dengan cara membuka kran pengurus sehingga air hasil
saringan yang berada di atas lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci
dengan demikian pencucian pasir dan dilakukan tanpa memerlukan
media pasirnya
DAFTAR PUSTAKA