Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI KEUANGAN

Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

1. Sistem Voucher
A. Sejarah Sistem Voucher
Berdasarkan sejarahnya, voucher berkembang dari kupon yang dikenal pada tahun
1980-an, Pahamifren. Dalam dunia marketing, kupon merupakan tiket atau dokumen
yang dapat ditukarkan dengan diskon finansial atau potongan harga saat konsumen
membeli sebuah produk. Kupon biasanya dikeluarkan oleh produsen barang kemasan
atau oleh pengecer. Nah, kupon yang dikeluarkan produsen barang kemasan tersebut
biasanya digunakan di toko-toko ritel sebagai bagian dari strategi promosi penjualan.
Kupon-kupon tersebut didistribusikan secara luas melalui surat, surat kabar, majalah,
amplop kupon, atau langsung dari pengecer.
Perusahaan pertama yang menggunakan kupon komersial sebagai bagian dari
pemasaran produknya adalah Coca-Cola, Pahamifren. Perusahaan tersebut merilis
lembaran kupon komersial produk mereka pada tahun 1887, berdasarkan ide dari Asa
Griggs Candler, sang pendiri perusahaan Coca-Cola. Pada masa tersebut, Coca-Cola
menyebarkan kupon komersial produk mereka melalui amplop kupon kepada
konsumen potensial mereka serta melalui majalah. Kupon komersial Coca-Cola
tersebut dapat ditukar oleh konsumen potensial mereka dengan sampel Coca-Cola
gratis. Tercatat pada tahun 1913, Coca-Cola sudah menebus 8.500.000 kupon
minuman gratis mereka. Luar biasa, ya, Pahamifren. Setelah strategi pemasaran
melalui kupon komersial tersebut berhasil memperkenalkan produk minuman mereka
dan menjadikan mereka pemimpin perusahaan minuman ringan di Amerika, Coca-
Cola kemudian mengubah strategi pemasaran mereka dengan mengganti kupon
komersial dengan voucher diskon. Melalui voucher diskon tersebut, Coca-Cola
memberikan harga yang sangat murah bagi masyarakat America untuk sebotol Coca,
yaitu 5 sen. Strategi marketing Coca-Cola tersebut terbukti ampuh dalam
meningkatkan penjualan produk minuman rungan mereka serta membuat perusahaan
Coca-Cola semakin besar.
Strategi kupon dan diskon inilah yang kemudian menjadi asal mula konsep
voucher diskon yang digunakan berbagai perusahaan di seluruh dunia. Diskon
kemudian menjadi standar yang digunakan berbagai perusahaan, baik sebagai bagian
dari promosi penjualan produk maupun untuk meningkatkan jumlah penjualan produk
mereka. Voucher diskon juga pernah membantu masyarakat Amerika Serikat pada
masa Great Depression (1929–1939) dalam mendapatkan bahan makanan serta
kebutuhan lainnya dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, pada awal 1990-an,
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

keberadaan voucher diskon cetak semakin menyusut. Tercatat tahun 1992, program
diskon yang dilakukan berbagai perusahaan melalui voucher cetak di Amerika Serikat
hanya terdapat 7.900.000. Penyusutan voucher diskon cetak ini terjadi karena
kemunculan voucher diskon elektronik atau yang biasa disebut e-voucher. Nah, e-
voucher inilah yang sering kamu temui saat kamu belanja di e-commerce, Pahamifren.
E-voucher memiliki kelebihan yang tidak dimiliki voucher diskon cetak, yaitu dapat
disebar melalui internet sehingga lebih ramah lingkungan.
Menurut platform yang memproduksi serta mendistribusikan voucer atau gift card
di Indonesia, Ultra Voucher, terdapat beberapa faktor yang terus mendorong minat
pengguna saat ini. Chief Executive Officer Ultra Voucher Hady Kuswanto, melalui
diskusi media secara virtual, Selasa, menjelaskan bahwa voucer menjadi alternatif
untuk memenuhi gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar menggunakan
promosi, diskon dan juga kemudahan penggunaan voucher dalam gaya hidup sehari-
hari. Sementara, Chief Operating Officer & Co-Founder Ultra Voucher, Riky Boy
Permata menambahkan, "Customer sekarang ini lebih mudah dan teliti untuk
berbelanja. Adapun mereka yang biasa membeli voucer adalah karena untuk diberikan
sebagai hadiah, atau bahkan untuk diri sendiri. Dan lebih teliti juga melihat diskon dan
mereka sering cari info di internet maupun lokasi."
Selain individual, pembelian voucer atau gift card juga menarik bagi perusahaan
dan merchant. Misalnya untuk memberikan apresiasi bagi pelanggan setia, promosi
produk, hingga menarik engagement lebih dekat dengan pelanggan lama maupun baru.
Lebih lanjut, Riky tak menampik bahwa di 2020 terjadi sebuah tren menarik dari gaya
berbelanja masyarakat. Antusiasme masyarakat dalam penggunaan aplikasi Ultra
Voucher di masa pandemi semakin meningkat karena mudahnya memenuhi gaya hidup
sehari-hari dengan harga diskon. Di kuartal kedua 2020, masyarakat cenderung
menahan diri untuk berbelanja. Namun, di kuartal tiga dan empat, tren tersebut mulai
berganti seiring penyesuaian dan kebijakan pemerintah. "Di kuartal tiga dan empat,
kita menambah growth yang signifikan dari member, active user, transaksi, karena
pengguna biasanya berbelanja secara online, dan membayar via dompet digital dan
voucer digital demi mendapatkan diskon," kata Riky. "Di outlet (luring) juga mulai
diminati, mengingat di sana juga menggunakan protokol kesehatan. Kita (sebagai
penyedia jasa voucer) memberikan variasi banyak untuk belanja online dan offline,"
imbuhnya.
B. Pengertian System Voucher
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Istilah tentang voucher adalah istilah yang pasti sudah sangat akrab di telinga Anda
saat sedang berbelanja ataupun sedang berwisata. Kenapa? karena umumnya voucher
digunakan sebagai potongan harga ataupun kupon untuk suatu paket layanan tertentu
dalam melakukan perbelanjaan.
Menurut Monaghan (2006), sebuah voucher adalah berbentuk kupon ataudokumen
lain baik yang telah dibayar atau didapat secara gratis yang dapat digunakanuntuk
mendapatkan barang atau jasa tertentu serta diskon sesuai yang tercantum. Tapi bila
kita membicarakan voucher dalam dunia akuntansi, tentunya maknanya akan sangat
jauh berbeda. Di dalam dunia akuntansi, voucher adalah suatu istilah yang memiliki
keterkaitan erat dengan berbagai bukti transaksi keuangan.
Perbedaan Voucher dalam Dunia Akuntansi dan Industri
a. Berdasarkan Pengertiannya
Perbedaan pertama dari voucher dalam dunia akuntansi dan industri terletak
dari sisi pengertian atau maknanya. Dikutip dari laman belajarekonomi.com, di
dalam dunia akuntansi, voucher adalah suatu pertanyaan tertulis yang mana
fungsinya merupakan sebagai alat untuk mengkonfirmasi adanya suatu transaksi
keuangan. Tentunya hal ini akan sangat membantu untuk bisa mencatat seluruh
pendapatan dan juga biaya yang sudah keluar di dalam bisnis. Untuk itu, bentuk
voucher dalam dunia akuntansi sangat beragam. Nah, voucher dalam dunia
akuntansi ini seringkali dikenal dengan bukti transaksi keuangan.Sedangkan dalam
dunia industri, seringkali voucher dikenal dengan sebutan kupon. Jadi, voucher
adalah sebagai suatu tanda bukti yang bisa digunakan oleh konsumen untuk bisa
mengklaim diskon, promosi, ataupun paket perjalanan wisata yang ditawarkan oleh
sebuah perusahaan. Untuk bisa mendapatkan voucher, konsumen ataupun
pelanggan harus melakukan suatu hal, seperti melakukan pembelian produk barang
atau jasa tertentu, melakukan pembelian barang atau jasa dalam jumlah tertentu,
dan lain sebagainya.
b. Bentuk Voucher
Perbedaan kedua dari voucher dalam dunia akuntansi dan industri bisa dilihat dari
bentuknya. Dalam dunia akuntansi, seperti pengertian yang sudah dijelaskan
sebelumnya, bentuk dari voucher sangatlah beragam. Karena memang bentuk dari
transaksi keuangan memiliki banyak jenis. Bentuk bukti transaksi keuangan di
dalam dunia akuntansi bisa berupa memo tunai, tanda terima, cek, slip pembayaran,
nota debet, faktur, dan juga nota kredit. Sedangkan dalam dunia industri, bentuk
dari voucher adalah digital atau tercetak. Umumnya, di dalam voucher akan
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

bertuliskan keterangan terkait diskon atau promosi yang bisa diklaim oleh
pemiliknya. Untuk voucher tercetak, biasanya ditulis atau dicetak pada suatu kertas
dan mempunyai ukuran yang lebih kecil. Sebagai pengamannya, umumnya
voucher juga dilengkapi dengan kode unik. Sedangkan untuk voucher digital,
biasanya tersedia dalam bentuk file digital yang bisa saja berupa angka, tulisan,
gambar, ataupun kode unik. Pada voucher digital juga sudah dilengkapi dengan
pengaman khusus yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya klaim berulang-
ulang dari satu orang.
c. Cara Mendapatkannya
Selanjutnya, perbedaan voucher dalam dunia akuntansi dan industri bisa dilihat
dari cara mendapatkannya. Sebagai suatu bukti di dalam akuntansi, cara
mendapatkan voucher adalah dengan melakukan kegiatan transaksi keuangan.
Tanpa melakukan kegiatan transaksi, maka voucher tidak bisa dikatakan sebagai
bukti keuangan. Transaksi ini bisa dalam bentuk penarikan utang, kas keluar
ataupun masuk, pembayaran kewajiban, dan berbagai kegiatan transaksi keuangan
yang lainnya. Sedangkan dalam dunia industri, cara mendapatkan voucher adalah
pelanggan atau konsumen harus melakukan kegiatan perbelanjaan pada suatu
produk dengan syarat yang sebelumnya sudah diatur oleh perusahaan, seperti
membeli barang atau jasa dalam jumlah tertentu, membeli produk barang atau jasa
tertentu, dan syarat lainnya. Beberapa perusahaan juga ada yang memberikan
voucher dengan cara datang langsung ke toko atau mengunjungi laman resmi
website perusahaan tanpa harus melakukan perbelanjaan. Tentunya tujuan
perusahaan memberikan voucher adalah untuk bisa mendapatkan pelanggan baru.
C. Manfaat Sistem Voucher
Perbedaan berikutnya dari voucher dalam dunia industri dan akuntansi adalah dari
sisi manfaatnya. Dalam dunia akuntansi, manfaat voucher adalah sebagai berikut:
 Mempertahankan Kendali Keuangan
Fungsi dari voucher adalah untuk bisa mempertahankan kendali keuangan
secara keseluruhan. Karena dengan adanya voucher, Anda bisa mengetahui secara
pasti seluruh transaksi keuangan yang sedang terjadi. Selain itu, dengan voucher
juga Anda bisa lebih mudah dalam melakukan penganggaran. Tanpa adanya
voucher, perusahaan akan sulit untuk bisa mempertahankan kendali keuangan milik
Perusahaan.
 Mempermudah Pencatatan Akuntansi
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Dalam dunia akuntansi, voucher selalu dilakukan secara tertulis, untuk itu akan
sangat membantu sekali dalam memudahkan kegiatan akuntansi, dan memang pada
dasarnya setiap transaksi. Tanpa kehadiran voucher atau bukti transaksi keuangan,
maka kegiatan pencatatan akuntansi tidak akan bisa Anda lakukan secara valid,
karena Anda hanya bisa mengandalkan ingatan Anda saja.
 Mempermudah Proses Audit
Kehadiran voucher atau bukti keuangan yang terasip secara rapi akan bisa
mempermudah proses audit keuangan. Karena ketika auditor memerlukan
penelusuran suatu transaksi, maka bukti transaksi keuangan sudah tersedia sebagai
suatu bahan penelusuran yang valid. Tanpa adanya bukti keuangan ini, maka bisa
jadi akan muncul anggapan bahwa suatu transaksi keuangan terlihat mencurigakan.
Untuk itu, sangat penting sekali untuk melakukan pengarsipan bukti transaksi
secara baik.
Dalam dunia industri, manfaat voucher adalah sebagai berikut:
 Bentuk Apresiasi Pada Pelanggan
Setiap Voucher digunakan sebagai bentuk apresiasi pada para pelanggan setiap.
Apresiasi tersebut akan membuat para pelanggan lebih merasa dibutuhkan,
sehingga mereka akan tetap menggunakan sebuah produk.
 Untuk Mempertahankan Pelanggan Setia
Perusahaan bisa memberikan voucher untuk tujuan mempertahankan pelanggan
setia. Dengan memberikan banyak promo, bonus, dan berbagai kemudahan lainnya,
maka perusahaan akan memiliki harapan bahwa konsumen tidak akan berpindah ke
kompetitor lain.
 Untuk Menjaring Pelanggan Baru
Beberapa perusahaan terkadang memberikan voucher tanpa syarat tertentu.
Manfaatnya adalah agar bisa mendapatkan para pelanggan baru. Pasalnya, mereka
akan dirangsang untuk mencoba suatu produk lebih dulu. Bila mereka merasa
cocok dengan produk tersebut, maka konsumen akan beralih untuk menjadi
pelanggan yang setia.
D. Fungsi Sistem Voucher
Perbedaan voucher dari sisi akuntansi dan industri juga bisa kita lihat berdasarkan
fungsinya. Dalam dunia akuntansi, fungsi voucher adalah:
1) Sebagai suatu bukti transaksi keuangan yang mana selanjutnya akan dipindahkan
ke dalam jurnal. Inilah awal mula pembuatan laporan keuangan yang sangat
berguna dalam dunia bisnis.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

2) Bila digunakan sebagai bukti transaksi keuangan, maka akan secara otomatis
menjadi alat bukti audit.
Sedangkan dalam dunia industri, fungsi dari voucher adalah untuk:
1. Dokumen pengajuan klaim dalam bidang wisata pada pihak agen perjalanan yang
mengeluarkan voucher itu sendiri.
2. Sebagai tagihan pada pihak penerbit voucher atas layanan yang atau paket yang
tertera di dalam voucher.
3. Berfungsi untuk mengklaim promo atau diskon tertentu yang ditawarkan oleh
perusahaan penerbit voucher.
E. Jenis Voucher
Perbedaan selanjutnya berkaitan dengan jenis voucher. Di dalam dunia akuntansi,
jenis-jenis voucher adalah sebagai berikut:
 Voucher pembayaran atau debit yang berfungsi untuk pembayaran cek ataupun
tunai. Sehingga kas perusahaan akan dikreditkan karena adanya aliran kas yang
keluar.
 Tanda terima atau voucher kredit yang mencatat terima uang secara tunai ataupun
tanda terima dari pihak bank. Nah, bukti transaksi inipun terbagi lagi menjadi dua,
yakni:
1) Penerimaan tunai: Mencatat penerimaan kas dengan cara tunai
2) Tanda terima bank: Di dalamnya bisa dalam bentuk wesel atau cek, atau uang
maupun kas yang tidak diterima secara tunai. Sehingga, akan menambah jumlah
uang yang tersimpan di dalam bank penerima kas.
 Voucher transfer atau non-tunai, fungsinya adalah untuk mencatat kegiatan
transaksi yang dilakukan secara tidak tunai, di dalamnya termasuk yang
memerlukan bukti transaksi keuangan non tunai, seperti penjualan kredit.
 Voucher pendukung, fungsinya adalah mendukung kegiatan transaksi yang sudah
terjadi. Contohnya adalah seperti tagihan pembelian bahan bakar yang dilampirkan
di dalam bukti transaksi keuangan moda transportasi.
Sedangkan dalam dunia industri, jenis dari voucher adalah sebagai berikut:
 Voucher promosi, gunanya adalah untuk memperkenalkan produk baru. Voucher
promo ini umumnya digunakan untuk memberikan kesempatan pada penerimanya
untuk mencoba suatu produk yang baru saja dirilis.
 Voucher pemberian hadiah karena pembelian barang tertentu, mengikuti suatu
kompetisi, dan lain sebagainya. Jenis voucher ini akan memberikan hadiah pada
para penerimanya.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

 Potongan harga atau diskon yang tentunya dalam bentuk potongan harga bila
membeli produk khusus atau membeli produk dengan jumlah tertentu.
 Voucher layanan tambahan, yang umumnya diberikan oleh perusahaan jasa, seperti
perusahaan wisata, hotel dan lain sebagainya. Bentuk dari layanan tambahan ini
seperti spa gratis, parkir gratis, dan lain sebagainya.
F. Cara Pencatatan Jurnal untuk Transaksi Pembayaran Cash atau Debet yang Disertai
Kupon Voucher
Pada saat melakukan transaksi di suatu tempat berbelanja, kasir akan menawarkan
berbagai macam cara untuk melakukan transaksi. Sekarang ini ada berbagai macam
aplikasi online yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di berbagai
tempat. Yang membuat semakin menarik adalah seringkali berbagai macam aplikasi
online tersebut menawarkan potongan harga. Dengan demikian, para pengguna
aplikasi memperoleh keuntungan dari penggunaan aplikasi tersebut. Selain
menggunakan uang elektronik yang disimpan di dalam aplikasi online, pembayaran
secara cash juga tetap menjadi pilihan transaksi yang masih banyak digunakan.
Namun, bagi banyak orang yang memilih untuk menyimpan uang cash di dalam
dompet dalam jumlah sedikit, pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu debit
merupakan pilihan yang juga tak kalah menarik. Penggunaan kartu debit akan
memudahkan dalam pengaturan keuangan karena di akhir bulan, pengguna kartu dapat
melakukan pengecekan transaksi apa saja yang sudah dilakukan dan berapa nilainya.
Selain pembayaran menggunakan uang elektronik melalui aplikasi online, uang cash,
dan kartu debit, penggunaan kupon voucher juga masih sering ditemukan. Kupon
voucher menyimpan sejumlah nilai uang. Misalnya Rp 50.000 atau Rp 100.000. Nilai
uang tersebut merupakan potongan atau diskon yang digunakan pada saat membayar.
Namun, dalam dunia akuntansi, voucher memiliki definisi yang berbeda.
Secara umum, voucher merupakan dokumen atau bukti untuk melakukan transaksi
pembayaran. Untuk melakukan pengawasan pembayaran tersebut, maka diperlukan
sebuah sistem yang bernama sistem voucher dimana terdapat pencatatan-pencatatan
terkait dengan pencatatan utang dan pengeluaran uang. Keberadaan sistem voucher ini
akan mengamankan transaksi bisnis dan mengendalikan pembayaran tunai.Dengan
adanya sistem voucher, maka ada prosedur yang harus dijalankan, dimana seluruh
pengeluaran hanya boleh dilakukan jika seseorang yang memiliki otoritas sudah
menyetujui pengeluaran tersebut. Setelah itu, voucher harus dicatat di dalam buku
catatan voucher (register voucher). Voucher tersebut kemudian harus disimpan di
dalam file untuk voucher yang belum dibayar. Penyimpanan ini harus dilakukan
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

dengan benar karena pada saat jatuh tempo, voucher harus diambil dari dalam file
tersebut untuk kemudian dibuatkan cek. Nilai yang dicantumkan di dalam cek harus
sama dengan yang tertera pada voucher yang kemudian akan dicatat pada buku catatan
cek (register cek). Jika sudah dibuatkan ceknya, voucher harus diberi cap “Lunas” dan
dipindahkan ke dalam file untuk voucher yang telah dibayar.
Terdapat beberapa bagian dalam sistem voucher, yaitu:
a. Voucher
Voucher memuat informasi-informasi penting terkait dengan kreditur dan
jumlah utang. Pada voucher sudah tercantum nama dan alamat kreditur, tanggal
voucher tersebut dibuat, nomor voucher, rincian dari faktur maupun dokumen
pendukung lain, seperti nomor faktur, syarat-syarat, dan jumlah utang.
b. Register voucher (buku catatan voucher)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, buku catatan voucher digunakan untuk
mencatat seluruh voucher yang sudah disetujui oleh pihak yang memiliki otoritas di
dalam suatu bisnis atau usaha. Pada buku catatan tersebut, utang atau voucher
dicatat pada bagian “kredit” sedangkan pembelian dicatat pada bagian “debet”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam sistem voucher, buku catatan
voucher (register voucher) berfungsi sebagai pengganti jurnal pembelian
(purchases journal).
c. File untuk voucher yang belum dibayar
File untuk voucher yang belum dibayar adalah tempat untuk menyimpan
voucher sampai hari jatuh tempo dimana voucher harus dibayarkan. Penyimpanan
harus dilakukan dengan baik. Untuk memastikan voucher disimpan dengan rapi,
pastikan nomor voucher harus ditulis dengan berurutan. Dengan demikian, voucher
dapat disimpan sesuai dengan urutan nomor voucher sehingga akan lebih mudah
untuk menemukan voucher pada saat akan dikeluarkan dari dalam file.
d. Register cek (buku catatan cek)
Pada saat jatuh tempo, cek akan dibuatkan dengan nilai yang sama dengan yang
tercantum pada voucher. Setiap cek yang dikeluarkan untuk melakukan
pembayaran akan dicatat di dalam buku catatan cek (register cek). Dapat dikatakan
bahwa buku catatan cek merupakan bentuk modifikasi dari jurnal pengeluaran uang
(cash payment journal). Dengan demikian, fungsi dari buku catatan cek (register
cek) merupakan pengganti dari jurnal jurnal pengeluaran uang (cash payment
journal). Hal yang sangat penting dalam pembuatan cek adalah cek hanya dapat
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

dikeluarkan untuk pembayaran suatu kewajiban yang sudah diverifikasi, disahkan,


dan dicatat dengan benar.
e. File untuk voucher yang telah dibayar
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa voucher yang akan dibayar akan
dikeluarkan dari file untuk voucher yang belum dibayar. Cek akan dibuatkan untuk
voucher tersebut. Kemudian voucher akan diberikan cap “Lunas”. Voucher dengan
tanda “Lunas” harus disimpan di dalam file untuk voucher yang telah dibayar.
Sama seperti file untuk voucher yang belum dibayar, penyimpanan voucher pada
file ini juga harus dilakukan berurutan sesuai dengan nomor voucher.
Pada penjelasan di atas sudah disebutkan bahwa buku catatan voucher (register
voucher) dan buku catatan cek (register cek) masing-masing menggantikan fungsi
jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran uang. Data dari masing-masing buku
catatan tersebut akan dibuatkan jurnal terpisah. Berikut ini merupakan format buku
catatan dan pencatatannya di jurnal:

1) Buku Catatan Register


Nilai-nilai dalam buku catatan register menunjukkan bukti kas keluar yang akan
dibayarkan oleh suatu perusahaan.

Pembayaran Debet Kredit


No.
Tgl Ket No. Biaya Serba-Serbi Hutang
Voucher Tgl Pembelian
Cek Angkut Perkiraan Ref Jumlah Voucher

Total xxx xxx xxx xxx

2) Jurnal Register Voucher


Pada jurnal register voucher, nilai-nilai yang akan dimasukkan diperoleh dari
buku catatan register. Pencatatan pada jurnal tersebut adalah sebagai berikut :
Pembelian xxx Hutang voucher xxxBeban pengiriman xxx Hutang
voucher xxx
3) Buku Catatan Cek
Seluruh cek yang sudah dibayarkan oleh perusahaan kepada kreditur dapat
ditemukan di dalam buku catatan cek.
Tgl No Cek Ket No Voucher Debet Kredit
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Hutang Voucher Pot Pembelian Kas/Bank

Total Xxx xxx Xxx

Sama halnya dengan jurnal register voucher, seluruh nilai yang tercantum di
dalam jurnal register cek berasal dari data di dalam buku catatan cek. Berikut ini
pencatatan jurnal register cek Hutang voucher xxx Kas/bank xxxHutang
voucher xxx Potongan pembelian xxx Kas/bank xxx

2. Rekonsiliasi Saldo Bank (Bank Reconciliation


A. Pengertian dari Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank (bank reconciliation) adalah skedul yang menjelaskan setiap
perbedaan antara catatan kas bank dengan catatan kas organisasi. Jika perbedaan ini
hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka catatan kas organisasi
dipandang yang benar. Namun jika beberapa bagian dari perbedaan itu berasal dari
pos-pos lain, maka catatan bank atau catatan organisasi harus disesuaikan.
Rekonsiliasi bank atau yang dalam Bahasa Inggris disebut bank reconciliation
adalah tindakan verifikasi guna mencocokkan saldo atau catatan perusahaan dengan
laporan perbankan. Namun bisa juga diartikan sebagai catatan berisi informasi
perbedaan kas. Seperti misalnya perbedaan catatan pihak bank dengan catatan milik
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

nasabah. Ketika perbedaan diakibatkan adanya transaksi keuangan yang terlewat dan
tidak dicatat pihak bank, artinya catatan nasabah yang benar.
Sementara jika perbedaan terjadi karena adanya catatan untuk beberapa pos
keuangan lain, maka harus dilakukan pencocokan catatan kedua pihak. Rekonsiliasi
bank wajib dilakukan dan selesai dalam periode waktu tertentu. Ketika Anda
melakukan rekonsiliasi secara berkala, dapat meningkatkan akurasi laporan keuangan
perusahaan. Kemungkinan adanya manipulasi laporan keuangan dapat diminimalkan
karena akan dapat segera diidentifikasi atau ditemukan.
Rekonsiliasi bank atau yang dalam Bahasa Inggris disebut bank reconciliation
adalah tindakan verifikasi guna mencocokkan saldo atau catatan perusahaan dengan
laporan perbankan. Namun bisa juga diartikan sebagai catatan berisi informasi
perbedaan kas. Seperti misalnya perbedaan catatan pihak bank dengan catatan milik
nasabah. Ketika perbedaan diakibatkan adanya transaksi keuangan yang terlewat dan
tidak dicatat pihak bank, artinya catatan nasabah yang benar. Sementara jika perbedaan
terjadi karena adanya catatan untuk beberapa pos keuangan lain, maka harus dilakukan
pencocokan catatan kedua pihak. Rekonsiliasi bank wajib dilakukan dan selesai dalam
periode waktu tertentu. Ketika Anda melakukan rekonsiliasi secara berkala, dapat
meningkatkan akurasi laporan keuangan perusahaan. Kemungkinan adanya manipulasi
laporan keuangan dapat diminimalkan karena akan dapat segera diidentifikasi atau
ditemukan.

B. Tujuan Rekonsiliasi Bank


Sebagaimana pengertiannya, tujuan utama dari rekonsiliasi bank yaitu
mencocokkan catatan keuangan perusahaan dengan catatan milik bank. Selain
mencocokkan, kegiatan ini juga bertujuan mencari perbedaan kas dari kedua belah
pihak, untuk kemudian ditelusuri penyebabnya. Selain kedua tujuan di atas, masih ada
beberapa tujuan rekonsiliasi bank lainnya, seperti:
a. Meneliti kesesuaian kas untuk mengetahui apakah sudah dibuat dengan benar dan
teliti
b. Mengecek keseluruhan penggunaan dana, untuk memastikan jumlah dana yang
digunakan sesuai dan tidak melebihi batas ketentuan
c. Memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pencatatan kas. Apabila terdapat
kesalahan, maka bisa segera dilakukan perbaikan
d. Memantau pengelolaan dana atau keuangan, agar tidak terjadi kecurangan atau
penyelewengan dalam alokasinya
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

C. Komponen Rekonsiliasi Bank


Untuk bisa disebut sebagai rekonsiliasi bank, maka harus memenuhi komponen-
komponen penyusunnya. Adapun komponen rekonsiliasi bank diantara adalah:
1) Setoran dalam Proses (Deposit In Transit)
Deposit in transit menjadi komponen pertama. Artinya ialah uang tunai yang
telah diterima oleh pihak perusahaan, tetapi informasi penerimaan belum diperoleh
bank. Ketika ini terjadi pada akhir bulan, maka tidak termasuk dalam setoran
kepada bank. Sebab informasi belum diterima pihak bank sehingga belum masuk
pencatatan. Inilah yang akan menjadi item dalam rekonsiliasi. Deposit in transit
terjadi ketika data terlambat diterima, setoran pihak perusahaan ke bank tertunda,
atau justru perusahaan memang belum melakukan setoran.
2) Cek Beredar (Outstanding Check)
Komponen yang kedua ini adalah cek yang sudah dicairkan oleh pihak
perusahaan, akan tetapi belum dicairkan. Selama transaksi tersebut belum
diselesaikan, maka tidak akan muncul pada catatan milik bank.
3) Cek Kosong (Non Sufficient Fund Check)
Komponen terakhir ini biasanya berupa cek yang diterima pihak bank dari
perusahaan, akan tetapi tidak dapat dicairkan. Biasanya karena dana perusahaan
tidak mencukupi. Dalam kondisi ini, pihak bank akan tetap menerbitkan nota debit
senilai cek yang tidak dapat dicairkan tersebut, yang dianggap ketidakjujuran atau
dishonored. Secara otomatis saldo dalam rekening perusahaan nantinya akan
berkurang. Dalam prosesnya, perusahaan akan dikenakan biaya proses pengeluaran
cek tersebut.
D. Prosedur Pelaksanaan Rekonsiliasi Bank
Mengacu pada buku yang ditulis oleh Faiz Zamzami, dkk mengenai audit keuangan
sektor publik, ada empat hal yang menjadi prosedur umum rekonsiliasi bank. Berikut
ini diantaranya:
1. Melakukan penelusuran pada saldo bank via rekening koran dan memastikan
jawaban bank mengenai pencatatan
2. Melakukan penelusuran atas tanggal neraca pada rekonsiliasi untuk mengecek
kesesuaiannya
3. Membuat lembar kerja rekonsiliasi, untuk kemudian mencocokkannya dan
menemukan perbedaannya. Setelahnya Anda bisa menghitung selisihnya untuk
dicocokkan
4. Mengecek ulang pencatatan kas Perusahaan
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Biasanya, perusahaan hanya menyimpan jumlah uang tunai yang kecil secara fisik,
sementara sisanya diamanahkan pada akun bank mereka. Dengan menggunakan
layanan perbankan, mereka berharap bisa mengelola dana perusahaan secara lebih
efisien dan aman. Walaupun demikian, perusahaan juga harus menjaga catatan
internal mengenai aliran keuangan mereka. Inilah yang menjadi salah satu alasan
mengapa rekonsiliasi bank menjadi tindakan yang diperlukan.
E. Tujuan Rekonsiliasi Bank
Sebagaimana pengertiannya, tujuan utama dari rekonsiliasi bank yaitu mencocokkan
catatan keuangan perusahaan dengan catatan milik bank. Selain mencocokkan,
kegiatan ini juga bertujuan mencari perbedaan kas dari kedua belah pihak, untuk
kemudian ditelusuri penyebabnya. Selain kedua tujuan di atas, masih ada beberapa
tujuan rekonsiliasi bank lainnya, seperti:
1. Meneliti kesesuaian kas untuk mengetahui apakah sudah dibuat dengan benar dan
teliti.
2. Mengecek keseluruhan penggunaan dana, untuk memastikan jumlah dana yang
digunakan sesuai dan tidak melebihi batas ketentuan.
3. Memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pencatatan kas. Apabila terdapat
kesalahan, maka bisa segera dilakukan perbaikan.
4. Memantau pengelolaan dana atau keuangan, agar tidak terjadi kecurangan atau
penyelewengan dalam alokasinya
F. Sebab-sebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rekonsiliasi bank, selain tiga komponen
di atas, antara lain seperti:
1. Pendapatan dan Beban Bank
Beban bank juga dapat menjadi penyebab dari rekonsiliasi. Beban bisa berupa
biaya administrasi, penulisan cek, pelayanan maupun biaya lain yang termasuk
dalam beban bank. Pendapatan bunga bank yang belum masuk dalam pencatatan
perusahaan juga bagian dari beban bank.
2. Piutang Wesel
Piutang wesel adalah hutang klien dengan berdasar pada surat perjanjian juga
jaminan sebagai pengikat selama periode pinjaman. Oleh karena pengiriman dana
pinjaman melalui bank, maka transaksi ini juga bisa menjadi salah satu penyebab
rekonsiliasi. Umumnya piutang wesel dilakukan dengan masa perjanjian tidak
lebih dari satu tahun lamanya.
3. Kredit Bank
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bisa juga disebabkan adanya kredit bank. Adapun kredit yang
dimaksud dapat berupa deposito maupun penagihan dari pihak bank. Transaksi ini
hanya bisa diidentifikasi ketika nasabah memperoleh rekening koran.
4. Kesalahan dalam Pencatatan
Penyebab rekonsiliasi berikutnya yakni kesalahan ketika melakukan pencatatan.
Baik kesalahan dari pihak bank maupun pihak perusahaan. Hal ini wajar dan
kerap terjadi, itulah mengapa dibutuhkan rekonsiliasi untuk meneliti dan
mengidentifikasi kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan juga penyesuaian.
Perusahaan dapat memanfaatkan aplikasi pembukuan online untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan ini.
G. Bentuk Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank bisa dibuat dalam dua bentuk. Bentuk yang pertama
merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku atau sebaliknya. Bentuk lainnya
merekonsiliasi baik saldo bank maupun saldo buku dengan saldo kas yang benar. Pada
akhir setiap bulan kalender, bank akan mengirimkan salinan rekening bank atau
rekening koran (bank statement) kepada setiap nasabahnya bersama dengan cek
nasabah yang telah dibayarkan oleh bank selama bulan berjalan.Jika tidak ada
kesalahan yang dibuat oleh bank atau nasabah, jika semua deposito yang dilakukan
dan semua cek yang ditarik oleh nasabah sampai pada bank dalam bulan yang sama,
dan jika tidak terjadi transaksi tidak biasa yang mempengaruhi baik catatan kas
perusahaan ataupun bank, maka saldo kas yang dilaporkan oleh bank dalam laporan
bank akan sama dengan saldo yang terdapat dalam catatan nasabah sendiri. Dalam
membuat rekonsiliasi, Anda bisa menyusun jurnal rekonsiliasi bank dalam pilihan
bentuk sebagai berikut:
1. Bentuk Vertikal atau Report Form
Bentuk laporan ini biasa disebut dengan staffle. Sebab keseluruhan informasi di
dalamnya disusun dalam bentuk bertingkat. Jika pada bagian atas
menginformasikan catatan rekonsiliasi saldo berdasar catatan perusahaan, bagian
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

bawah berdasar rekening koran bank, atau bisa juga sebaliknya.

2. Account Form/Skontro
Bentuk kedua yaitu skontro, dimana informasi disusun bersebelahan atau
horisontal. Jika kolom kana untuk rekonsiliasi catatan bank, maka kolom kiri
untuk rekonsiliasi catatan perusahaan. Anda bisa juga menyusun dengan
sebaliknya.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

3. Rekonsiliasi 4 Kolom
Sebenarnya ada lima kolom dalam rekonsiliasi ini. Hanya saja, dari kelima kolom
tersebut hanya ada 4 kolom nominal mutasi. Oleh sebab itu disebut dengan
rekonsiliasi 4 kolom.

4. Rekonsiliasi 8 Kolom
Sebenarnya ada 9 kolom dalam bentuk rekonsiliasi ini, akan tetapi Anda hanya
akan menemukan 8 kolom nominal mutasi. Itulah mengapa disebut dengan
rekonsiliasi 8 kolom.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Melalui penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya rekonsiliasi bank


merupakan laporan yang berisi perbandingan catatan kas pihak bank juga
perusahaan. Dibutuhkan kecermatan serta ketelitian dalam membuat laporan
rekonsiliasi ini. Tentu saja agar tidak ada transaksi keuangan perusahaan yang
terlewat dan bisa dilakukan pencatatan yang tepat. Pada saat Anda telah
menemukan perbedaan juga selisih dari kedua catatan kas tersebut, maka bisa
segera membuat perbaikan dan penyesuaian. Hal ini dilakukan, agar selisih antara
pencatatan bank dengan perusahaan tidak semakin besar karena tidak diketahui
penyebabnya dan tidak disesuaikan. Dengan melakukan rekonsiliasi, diharapkan
dapat menyeimbangkan atau menyamakan pencatatan kas yang dilakukan oleh
pihak bank dan juga perusahaan. Maka dari itu, software akuntansi online dari
Mekari Jurnal menjadi solusi paling tepat yang dilengkapi dengan aplikasi invoice
online untuk mengelola invoice sehingga Anda dapat mencatat transaksi
keuangan perusahaan dengan lebih akurat.
H. Pos-Pos Rekonsiliasi
1. Deposito dalam Perjalanan. Deposito kas akhir bulan yang telah dicatat dalam
pembukuan deposito untuk satu bulan baru diterima dan dicatat oleh bank pada
bulan berikutnya.
2. Cek-Cek yang Beredar. Cek-cek yang ditulis oleh deposito dicatat ketika dituliskan
tetapi mungkin belum dicatat—atau “dikliring”—oleh bank sampai bulan
berikutnya.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

3. Beban Bank. Beban dicatat oleh bank terhadap saldo deposito untuk pos-pos
seperti jasa bank, pemrosesan cek, cek kosong (not-sufficient-funds[NSF] checks),
dan sewa safe-deposit box. Depositor mungkin belum mengetahui beban-beban ini
sampai menerima laporan bank atau rekening koran.
4. Kredit Bank. Penagihan atau deposito oleh bank atas nama depositor yang
mungkin belum diketahui oleh depositor sampai diterimanya laporan bank.
Contohnya adalah penagihan wesel untuk depositor dan bunga yang dihasilkan
pada rekening koran berbunga.
5. Kesalahan Bank atau Depositor. Kesalahan baik yang dilakukan oleh bank
maupun oleh depositor yang dapat menyebabkan saldo bank berbeda dengan saldo
pembukuan depositor. Karena itu, selisih antara catatan kas depositor dengan
catatan bank merupakan hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Dengan demikian,
keduanya harus direkonsiliasi untuk menentukan sumber perbedaan di antara kedua
jumlah itu.

I. Contoh Soal Rekonsiliasi Bank


Berdasarkan catatan PT Sukses Kemilau, saldo kas mereka adalah sebanyak 2 juta
rupiah. Sedangkan berdasarkan rekening koran Bank CBA, saldo kas dari PT Sukses
Kemilau adalah sebesar 1,88 juta rupiah sedangkan cek yang masih dalam peredaran
hingga tanggal 30 Desember 2021 adalah sebagai berikut:
 Nomor 0612 senilai 50 ribu rupiah
 Nomor 0712 senilai 100 ribu rupiah
 Nomor 0912 Senilai 300 ribu rupiah

Setoran sebanyak 600 ribu rupiah belum tercantum di dalam rekening koran Bank
CBA. Bank CBA pun memberikan beban rekening giro perusahaan dengan
memberlakukan biaya administrasi bank sebesar 15 ribu rupiah dan transaksi tersebut
baru diketahui pada tanggal 31 Desember 2021.

Cek yang ditarik untuk PT Sukses Kemilau senilai 1,55 juta rupiah ternyata salah
catat di bagian pembukuan perusahaan menjadi sebesar 1,505 juta rupiah Lalu, di
tanggal 28 Desember 2021 diketahui ada seorang pelanggan yang meminta kembali
cek yang sudah dibayar pada perusahaan pada tanggal 27 Desember 2021.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Cek senilai 100 ribu rupiah tersebut sudah disetorkan pada pihak bank dan sudah
dicatat pada tanggal 29 Desember yang diperlakukan seperti cek kosong Lalu, pihak
Bank CBA sudah sudah menagih piutang wesel perusahaan senilai 200 ribu rupiah
yang baru diketahui pada tanggal 31 Desember 2021.

Rekening koran yang dikeluarkan bank CBA menampilkan adanya pengurangan


sebesar 900 ribu rupiah untuk cek nomor 0412 yang semestinya adalah 80 ribu rupiah.
Nah, laporan rekonsiliasi bank pada bank PT Sukses Kemilau dengan bentuk model
skontro adalah sebagai berikut:

Berdasarkan contoh soal rekonsiliasi bank di atas, kas yang benar berdasarkan pihak
perusahaan dan bank adalah sebesar Rp 2.040.000. Lalu, setelahnya bisa diketahui
saldo akhir secara benar, maka yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
membuat jurnal penyesuaian dengan berdasarkan perhitungan di atas.
J. Peran Penting Rekonsiliasi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Tahapan akhir dalam siklus anggaran yaitu tahapan pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan yang merupakan tahapan krusial, karena membutuhkan
perhatian serta komitmen tinggi dari segenap entitas akuntansi dan entitas pelaporan
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Rekonsiliasi merupakan salah satu
kunci utama dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang akuntabel, karena
perannya yang sangat penting dalam rangka meminimalisasi terjadinya perbedaan
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna laporan, dimana salah satu
karakteristiknya adalah dapat diandalkan. Agar data yang dihasilkan oleh Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat dapat diandalkan, maka perlu dilakukan rekonsiliasi
untuk menjamin ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi sebagaimana yang
diamanatkan dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintan Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam peraturan tersebut
disebutkan bahwa untuk mendukung keandalan laporan keuangan pemerintah maka
perlu diselenggarakan sistem pengendalian intern yang didalamnya mencakup proses
rekonsiliasi antara transaksi keuangan yang dicatat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dengan data transaksi keuangan yang dicatat oleh Bendahara
Umum Negara.
AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem Voucher Dan Rekonsiliasi Bank

Daftar Pustaka

https://pahamify.com/blog/pahami-pahamify/informasi-promo/sejarah-voucher-diskon/

http://lib.unnes.ac.id/10745/1/12222.pdf

https://accurate.id/akuntansi/voucher-adalah/
#Perbedaan_Voucher_dalam_Dunia_Akuntansi_dan_Industri

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/36/6/BAB%20III.pdf

https://ukirama.com/blogs/cara-pencatatan-jurnal-untuk-transaksi-pembayaran-cash-atau-debet-yang-
disertai-kupon-voucher/https://mekari.com/blog/rekonsiliasi-bank/

http://keuanganlsm.com/rekonsiliasi-saldo-bank-bank-reconciliation/msd

Anda mungkin juga menyukai