Makalah Perbaikan PKN Kelompok 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Konsep Dasar Materi Pembelajaran PKN Di SD

Disusun Oleh:

Indri Ayu Futri 105401103422

Salmawati 105401103622

Wandi Eka Nugraha 105401104022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunianya sehingga saya dapat
menyelesaikan salah satu tugas akademik makalah. Tak lupa pula kita bersholawat
serta salam kita hanturkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, karena
berkat dan perjuangan beliaulah kita bisa hidup di zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini berisi tentang “Konsep dasar materi pembelajaran pkn di sd”
Saya sebagai penyusun makalah ini, dapat memperoleh banyak ilmu dari pembuatan
makalah ini. Di samping itu terdapat pula hambatan-hambatan yang mewarnai
kegiatan ini. Namun berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak maka semuanya
dapat teratasi dengan baik
Dengan segala kerendahan hati, saya menyadari bahwa apa yang ada dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun dari segi isi.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar, 02 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran PKN SD ............................................. 4

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran PKN SD .............................................. 5

C. Makna Pembelajaran PKN SD ........................................................... 8

D. Model Pembelajaran PKN SD ........................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 19

B. Saran ................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, yang
didalamnya terdapat interaksi antara guru dengn peserta didik. Guru
dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala media pembelajaran demi kelangsungan belajar
mengajar.
Ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang
lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek
tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan berbagai sikap
dan tingkah laku anak didik disekolah, hal ini menjadi tantangan bagi
seorang guru dalam mengajar, karena guru harus mengetahui sikap dan
cara belajar anak didiknya agar tercapai target suatu pembelajaran.
Salah satu cara efektif dalam proses pengajaran adalah dengan
meminimalkan jumlah anak didik di kelas, dapat mengaplikasikan
beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelas adalah upaya lain yang tidak
bisa diabaikkan begitu saja, pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna
mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan
beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan
media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. (Sisdiknas, pasal 1). Undangundang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Negara

1
Kesatuan adalah Negara yang di dalamnya hanya ada satu kekuasaan
pemerintahan
Kekuasaan pemerintahan itu ada di tangan pemerintah pusat. NKRI
adalah Negara yang wilayahnya membentang antara Kota Sabang di
sebelah barat Indonesia dan Kota Merauke di sebelah timur Indonesia.
Agar terbentuk jiwa nasionalisme yang kuat pada diri siswa, khususnya
mulai dari siswa SD maka dalam proses pembelajaran sangat perlu
ditekankan pentingnya cinta tanah air dan agar diwujudkan dalam
kehidupan seharihari. Imisalnya pembinaan pemuda desa pada bidang
keahlian tertentu melalui Karang Taruna sebagai wadah para pemuda di
desa dalam menyalurkan pendapat dan kreativitasnya.
Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal
merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan,
sehingga dalam lembaga pendidikan formal kegiatan belajar mengajar
saling terkait dalam pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa dimana guru
sebagai pemegang peran utama dan bagaimana seorang guru mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa.

2
A. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Konsep Dasar Pembelajaran PKN SD ?
2. Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran PKN SD ?
3. Apa Saja Makna Pembelajaran PKN SD ?
4. Apa Saja Model Pembelajaran PKN SD ?

B. Tujuan penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Konsep Dasar Pembelajaran PKN SD
2. Untuk Mengetahui Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran PKN SD
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Makna Pembelajaran PKN SD
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Model Pembelajaran PKN SD

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN PKN SD

Whitaker dalam (djamarah, 2005:30), menyatakan bahwa belajar


adalah proses dimanatingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Menurut R. Gagne dalam (djamarah,2005:22),
pengertian belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Istilah belajar erat
kaitannya dengan pembelajaran. Menurut surya (2013:111) pembelajaran
ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi
individu itu dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku ataupenampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainnya. Menurut putri yuanita
(2010:66) “mata pelajaran pkn merupakan mata pelajaran untuk
membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter, setia
kepadabangsa dan negara indonesia dengan amanat pancasila dan UUD
1945”. Mata pelajaran PKN diharapkan dapat mewujudkan proses
pendidikan yang integral dan mampu mengembangkan kepribadian warga
negara yang berpartisipatif bertanggung jawab yang pada gilirannya akan
menjadi landasan untuk berkembangnnya masyarakat indonesia yang
demokratis dan lebih mencintai tanah airnya serta tidak mudah di pecah
belah.
Pengertian pembelajaran menurut UU nomor 20 tahun 2003
tentang sisdiknas pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan

4
beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan upaya sadar dan disengaja
2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksanaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil

Djamarah dan zain ( ihsan,2017:53) menyatakan bagian-bagian


karakteristik pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai berikut
1. Menekankan pada pemecahan masalah
2. Bisa dijalankan dalam berbagai konteks
3. Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri
4. Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang
berbeda
5. Mendorong siswa untuk merancang dan melakukan kegiatan ilmiah
6. Memotivasi siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari
7. Menerapkan penilaian otentik

B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN PKN SD


Gintings (2012:5) menyatakan beberapa prinsip-prinsip dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada
siswa agar dapat belajar sendiri
2. Semakin banyak alat deria atau indera yang diaktifkan dalam
kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang terserap
3. Belajar dalam banyak hal adalah sesuatu pengalaman. Oleh sebab
itu keterlibatan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan belajar
4. Materi akan lebih mudah dikuasai apabila siswa terlihat secara
emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran. Siswa akan terlibat

5
secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran jika
pelajaran adalah bermakna baginya.
5. Belajar dipengaruhi oleh motifasi dari dalam diri dan dari luar siswa
6. Semua manusia, termasuk siswa, ingindihargai dan di puji
penghargaan dan pujian merupakan motivasi dari dalam diri bagi
siswa
7. Makna pelajaran bagi diri siswa merupakan motivasi dalam yang
kuat sedangkan faktor kejutan atau faktor “Aha”) merupakan
motivasi luar yang efektif dalam belajar
8. Belajar "Is enchanted by Challenge and inhibited by Threat".
9. Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa memiliki
persamaan dan perbedaan cara terbaik untuk memahami pelajaran.
10. Otak akan lebih mudah merekam input jika dalam keadaan santai
atau rileks daripada keadaan tegang.

Menurut pendapat budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip belajar dalam


pkn adalah sebagai berikut.
1. Prinsip Belajar Siswa Aktif.
Model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa
hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan
di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan
aktivitas siswa terlihat pada saatmengidentifikasi masalah dengan
menggunakan teknik bursa ide (brainstorming).Setiap siswa boleh
menyampaikan masalah yang menarik baginya, disamping tentusaja
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah terkumpul,
siswamelakukan voting untuk memilih satu masalah untuk kajian
kelas.
2. Kelompok Belajar Kooperatif.
Proses pembelajaran PKn juga menerapkan prinsip belajar
kooperatif, yaitu proses pembelajaran yang berbasis kerja sama.
Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar siswa dan antar

6
komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerjasama sekolah
dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa
jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk
bahan kajian bersama
3. Pembelajaran Partisipatorik
Selain prinsip pembelajaran di atas PKn juga menganut prisip dasar
pembelajaran partisipatorik, sebab melaui model ini siswa belajar
sambil melakoni (learning bydoing). Salah satu bentuk pelakonan
itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi Sebab dalam tiap
langkah model ini memiliki makna yang ada hubungannyadengan
praktik hidup berdemokrasi.
4. Reactive Teaching
Dalam prinsip ini lebih menekankan bagaimana guru menciptakan
strategi agar murid mempunyai motivasi belajar. Oleh karena itu,
guru harus situasi sehinggamateri pembelajaran menarik, tidak
membosankan. Guru harus mempunyaisensitivitas yang tinggi
untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaransudah
membosankan siswa jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari
carauntuk menanggulanginya. Inilah tipe guru yang reaktif itu. Ciri
guru yang reaktif itu diantaranya sebagai berikut:
a. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan
dipahamisiswa.
c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan
membuatmateri pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan
berguna bagi kehidupansiswa.
d. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang
membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera
menanggulanginya.

7
C. MAKNA PEMBELAJARAN PKN SD
Menurut Winarno Surakhmat dalam (Suwarna,2006:106) Belajar
merupakan suatu kegiatan, dimana seseorang membuat atau menghasilkan
suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah
tingkah laku yang positif artinya untuk mencapai kesempurnaan hidupnya.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik
dalam definisiini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebuta
ada kegiatan memilih,menetapkan dan mengembangkan metode/strategi
yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam
kondisi tertentu.Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dengan maksud terciptannya
proses belajar dan sekaligus proses belajar menjadi lebih efisien dan
efektif
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki
makna yang penting dalam pengembangan karakter dan warga negara
yang baik. Beberapa makna pembelajaran PKn antara lain:
1. Membangun kesadaran dan pemahaman siswa tentang hak dan
kewajiban sebagai warga negara. Pembelajaran PKn
membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman
mengenai aturan, hukum, dan sistem pemerintahan yang
berlaku di suatu negara.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan partisipasi
aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Siswa dilatih untuk mampu menganalisis isu-isu
kewarganegaraan dan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.
3. Membentuk karakter dan kepribadian warga negara yang baik.
Pembelajaran PKn menanamkan nilai-nilai luhur, seperti cinta
tanah air, semangat kebangsaan, toleransi, demokratis, dan
bertanggung jawab.

8
4. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mampu
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka memperkuat keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

D. MODEL PEMBELAJARAN PKN SD


Menurut Marhaeni (2013), model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dalam proses pembelajaran yang disajikan
secara khas oleh guru di kelas. Sedangkan Mohamad Syarif Sumantri
(2015) mengatakan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan
pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Menurut Trianto (2012:51) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arend dalam Trianto,
2012). Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang berupa
gambaran proses pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model
pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang

9
akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan
peserta didik.menurut Suprijono (2010:46) mengatakan Model
pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan
teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan
analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di kelas.Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah landasan tindakan untuk diterapkan dalam praktik
pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum dan diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
menurut Adrianne Bank, Marlene Henerson dan Laurel Eu (1981)
Model-model pembelajaran dimaksud sebagai berikut:
1. Concept Analysis Model (Model Analisis Konsep)
Model ini digunakan untuk membelajarkan siswa mengenai
bagaimanamemproses informasi yang berkaitan dengan pelajaran. Hal
ini berdasarkan asumsi bahwa siswa-siswa harus mempelajari semua
konsep dasar yang terkandung dalamsuatu mata pelajaran dan mereka
harus diberi kesempatan praktik yang terarah mengenai klasifikasi dan
diskriminasi. Semua ini diperlukan agar mereka mempunyailandasan
yang kokoh bagi belajar selanjutnya.
Agar guru-guru dapat menggunakan model ini dengan berhasil,
mereka harus mampu:
a. Memilih konsep-konsep yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan, yang sesuai dengan tingkat perkembangan
atau kemampuan siswa-siswa mereka;
b. Menganalisis konsep-konsep tersebut untuk menentukan kadar
dan jenisk esulitannya;
c. Memantau pemahaman siswa-siswa mengenai masing-masing
konsep; dan
d. Mengatur waktu pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-
prinsip belajar dan teori perkembangan yang telah diterima
2. Creative Thinking Model (Model Berpikir Kreatif)

10
Model ini dirancang untuk meningkatkan kefasihan, fleksibilitas, dan
orisinilitas yang digunakan siswa-siswa untuk mendekati benda-benda,
peristiwa-peristiwa, konsep-konsep, dan perasaan-perasaan. Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa siswa- siswa dapat dan harus mempelajari
teknik-teknik yang menstimulasi kreativitas mereka. Suasana kelas
harus kondusif bagi adanya respons-respons yang berbeda agar respons
yang berbeda-beda tersebut dihargai dan diberi imbalan (reward).
Siswa- sis wa yang mempelajari teknik-teknik kreatif diharapkan akan
dapat memanfaatkannya secara efektif untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapinya. dalam mata pelajaran tertentu.
Agar guru-guru berhasil dalam menggunakan model ini, maka
mereka harus mampu:
a. Membangun suasana yang memungkinkan bagi diterimanya
semua ide atau pendapat, yang tidak hanya karena bermanfaat
untuk saat itu saja, tetapi juga karena keaslian ide-ide dari
siswa-siswa serta potensi mereka untuk menuju ke ide-ide dan
arah baru;
b. Membantu siswa-siswa agar menyadari kekurangan-
kekurangan dan kesenjangan-kesenjangan pada penjelasan-
penjelasan dan keyakinan-keyakinan yang biasa terjadi;
c. Membantu siswa-siswa agar menjadi lebih terbuka dan lebih
peka terhadap lingkungan mereka;
d. Menjamin tiadanya suasana yang formal atau seperti sedang
dites, yang biasanya dapat mengganggu kreativitas dan berpikir
orisinil siswa; dan
e. Memberikan stimuli (rangsang) yang akan menawarkan praktik
untuk berpikir yang jernih.

Langkah-langkah pokok dalam menggunakan model


Creative Thinking Model adalah sebagai berikut:

11
a. Membangun suatu suasana yang dapat membina
berpikir kreatif.
b. Mengajar siswa-siswa untuk menggunakan teknik-
teknik yang menuju ke arah ide-ide dan produk-produk
baru; dan
c. Mengevaluasi dan mengetes ide-ide yang telah
ditawarkan.
Selanjutnya perlu dicatat bahwa model ini
menitikberatkan pada pemprosesan informasi dan
keterampilan-keterampilan pertumbuhan pribadi.

3. Experiential Learning Model (Model Belajar melalui Pengalaman)


Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk
memperlakukan lingkungan mereka dengan keterampilan-keterampilan
berpikir yang tidak berhubungan dengan suatu bidang studi atau mata
pelajaran khusus. Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget
bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak berinteraksi
dengan aspek-aspek lingkungan mereka yang membingungkan atau
nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila model ini digunakan,
waktu belajar harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa-siswa, dan yang mampu
menyedot seluruh perhatian mereka. Hal ini misalnya berupa kegiatan
bermain dengan atau melakukan suatu terhadap benda- benda konkrit
atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka melihat apa yang
terjadi pada benda atau bahan tersebut.
Sementara itu agar guru dapat menggunakan model ini secara
efektif, ia harus mampu:
a. menyediakan benda-benda atau bahan-bahan konkrit untuk
digunakan, ditelaah. atau diteliti oleh siswa-siswa;

12
b. menyediakan serangkaian kegiatan yang cukup luas sehingga
menjamin pemenuhan minat siswa dan menumbuhkan rasa
keterlibatan mereka,
c. mengatur kegiatan-kegiatan sehingga siswa-siswa yang berbeda
tingkat perkembangan kognitifnya akan belajar satu sama lain;
d. mengembangkan teknik-teknik bertanya untuk mengungkap
alasan alasan siswa yang mendasari respons-respons mereka;
dan
e. menciptakan lingkungan kelas yang dapat meningkatkan
perkembangan proses- proses kognitif.

4. Group Inquiry Model (Model Kelompok Inkuiri)


Model ini mengajar anak-anak untuk bekerja dalam kelompok untuk
mengivestigasi topik-topik yang kompleks. Model ini beranggapan
bahwa kemampuan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas
dalam lingkungan kelompok adalah penting baik dalam situasi dalam
kelas maupun yang bukan di ruangan kelas. Anak-anak yang dapat
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pemecahan masalah dalam
kelompok demikian ini akan memiliki keterampilan- keterampilan
sosial yang diperlukan untuk mendekati berbagai mata pelajaran
dengan cara yang produktif.
Apabila guru-guru ingin menggunakan model ini secara efektif,
maka mereka harus mampu:
a. membantu siswa-siswa merumuskan situasi-situasi yang
menarik atau mengandung teka-teki, yang dapat diterima untuk
penelitian atau yang layak untuk diteliti:
b. mengajarkan keterampilan-keterampilan untuk melakukan
penelitian dan evaluasi tingkat dasar yang diperlukan bagi
inkuiri yang berhasil:
c. membantu siswa-siswa mempelajari keterampilan-keterampilan
yang diperlukan untuk kerja kelompok yang berhasil; dan

13
d. memberi kesempatan kepada siswa-siswa untuk
menyelenggarakan kegiatan- kegiatan kelompok dan
mengambil keputusan-keputusan kelompok mereka sendiri.

5. The Role-Playing Model (Model Bermain Peran)


Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktik
menempatkan diri mereka di dalam peran-peran dan situasi-situasi
yang akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Bermain peran
dapat membantu mereka untuk memahami, mengapa mereka dan orang
lain berpikir dan bertindak sebagaimana yang mereka lakukan. Dalam
proses "mencobakan" peran orang-orang yang berbeda dari mereka
sendiri, siswa-siswa dapat mempelajari baik perbedaan maupun
persamaan tingkah. laku manusia dan dapat menerapkan hasil belajar
ini dalam situasi-situasi kehidupan yang nyata.Agar guru-guru dapat
menggunakan model ini secara efektif, mereka harus mampu:
a. Menyajikan atau membantu siswa-siswa memilih situasi-situasi
bermain peran yang tepat;
b. Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong siswa-
siswa untuk bertindak "seolah-olah tanpa perasaan malu;
c. Mengelola situasi-situasi bermain peranan dengan cara yang
sebaik-baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas dan
belajar, dan
d. Mengajarkan keterampilan-keterampilan mengobservasi dan
mendengarkan sehingga siswa-siswa dapat mengobservasi dan
mendengarkan satu sama lain secara efektif dan kemudian
menafsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan.
e. Adapun langkah-langkah pokok dalam penggunaan model The
Role-Playing Model sebagai berikut.
a. Memilih situasi bermain peran
b. Mempersiapkan kegiatan bermain peran

14
c. Memilih peserta/pemain peran
d. Mempersiapkan penonton
e. Memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain peran)
f. Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran
6. Model Pembelajaran Kontekstual
Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi pembelajaran
yang diajarkan kepada siswa dengan keadaan nyata yang dialami siswa
dalam kehidupan sehari-hari.Menurut Trianto (2012) model
pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara, dan tenaga kerja (US.Departement of Education the
National School-to-work Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas
sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menukan sendiri, dan
mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-
kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Dalam Pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kontekstual ada beberapa komponen yang
dilibatkan dalam pembelajaran. Komponen-komponen CTL

15
(contextual teaching and learning) tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kontrukstivisme
Dalam CTL, siswa mampu membangun pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang dialami dan diamati.
b. Bertanya
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu menumbuhkan
rasa ingin tahu sehingga akan menjadikan siswa selalu
bertanya terhadap hal-hal yang baru.
c. Inkuiri
Dalam CTL, siswa dilatih untuk menemukan konsep
yang dipelajari melalui proses belajar yang sistematis.
d. Masyarakat belajar
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu bekerjasama
atau bertukar pikiran dengan orang lain yang tidak
terbatas dalam proses pembelajaran.
e. Pemodelan (Modelling)
CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata
atau konkret kepada siswa. Melalui pemodelan ini akan
menghindarkan siswa dari pengetahuan yang bersifat
abstrak dan teoritis.
f. Refleksi
Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk
mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh siswa
melalui pengalaman yang ia dapatkan.
7. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang dapat
diterapkan untuk mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi
bagi siswa. Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods,
students work together in four member teams to master material
initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative

16
learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok
kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa
pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam langkah
utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan
pembelajaran kooperatif.
a. Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
belajar
b. Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan
cara demonstrasi atau membuat bacaan.
c. Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok
kooperatif.
d. Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
e. Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari.
f. Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif menurut


Sugianto (dalam Fathurohman, 2012) adalah:
a. Meningkatkan kepakaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan siswa untuk saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-
pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

17
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial
dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendir atau egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan
dipraktikkan.
h. Meningkatkan saling percaya kepada sesama manusia.

8. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio


Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti
dokumen arau surat-surat. Portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan siswa yang dimaksud tertentu dan terpadu yang diseleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012).
Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik,
sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective.
Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa
portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud
tertentu dan terpadu dan disleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan. Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata pelajaran dan
tujuan penilaian portofolio. Dalam pembelajaran PKn portofolio
merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan
public yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil
maupun kelas secara keseluruhan.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang sangat penting bagi setiap individu untuk lebih
mencintai bangsa Indonesia, melalui mata pelajaran ini para siswa,
mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih mencintai
bangsa dan negara Indonesia ini.
2. Whitaker dalam (djamarah, 2005:30), menyatakan bahwa belajar
adalah proses dimanatingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
3. Prinsip Belajar Siswa Aktif. Model ini menganut prinsip belajar
siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran,
dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan
pelaporan
4. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam
definisiini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebuta
ada kegiatan memilih,menetapkan dan mengembangkan
5. model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dalam proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas

B. Saran
1. Semoga dengan makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita
semua serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya
pendidikan kewarganegaraan sejak dini
2. Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
harapkan kritik dan sarannya mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman, Ginting. 2012. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran


(Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen).
Bandung: Humaniora.

Agus suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Media.

Budimansyah, D. 2002. Modal Pembelajaran dan Penilaian. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Bestari Prayoga. 2008. Manajemen Kampanye. Jakarta: Khatulistiwa..

Djamarah,s. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Anak Didik.
Jakarta: Rineka Cipta. Dharma, Surya. 2013. Manajemen Kinerja
Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Muhaimin, Abd. Ghofir. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya:


CV.Citra Media Karya Anak Bangsa.

Prayoga Bestari dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk


SD Kelas IV. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan HARMONY
VOL. 2 NO. 1 24 Nasional. Jakarta: PT. Pustaka Tiga Kalana.

Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih. 2008. Pendidikan


Kewarganegaraan untuk SD Kelas V. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis dalam


Menyiapkan Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana

20

Anda mungkin juga menyukai