Hakikat Belajar Kel SBM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
Mata Kuliah “Strategi Belajar Mengajar”

Disusun Oleh ;

Nama Mahasiswa : Dearmaini Sitorus ( 7213142005 )


Hary Wahid Pratama ( 7212442004 )
Nadya Zafira Nasution ( 7213142014 )
Dosen Pengampu : Choms Gary GT Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak. CA
Jabal Ahsan, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI S1- PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN-FEBRUARI 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Hakikat Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah” ini. Sholawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Choms Gary
GT Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak. CA dan bapak Jabal Ahsan, S.Pd., M.Pd.
Selaku Dosen dalam Mata Kuliah Strategi Bealajar Mengajar dan telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studiyang kami tekuni.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengeluaran pendapatan
dan Hakikat belajar dan pembelajaran di sekolah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Akhirnya, inilah prakata kami dengan harapan semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita semua. Kami
menyadari, dalam makalah ini masih banyak kekurangan baikbahasa maupun
cara pengetikan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan , 11 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6
2.1 Defenisi hakikat belajar dan pembelajaran di sekolah ...................... 6
2.2 Konsep belajar pada hakikat belajar ................................................ 8
2.3 Komponen komponen pengajaran ................................................... 9
2.4 Prinsip pengajaran dalam hakikat belajar .........................................10
BAB III PENUTUP .................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 13
3.2 Saran..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak tahu,
tidak terampil, menjadi tahu dan terampil. Sedangkan pembelajaran adalah
suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dan sumber
belajar pada satuan lingkungan pendidikan. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi perolehan ilmu,
pengetahuan, dan penguasaan.

Pemanfaatan berbagai sumber belajar di lembaga pendidikan memang


selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal yang
berpengaruh dominan dalam proses belajar dan pembelajaran seperti
kesadaran, semangat, sikap, minat, metakognisi, kemampuan,
keterampilan dan kenyamanan diri bagi penggunanya; Sedangkan faktor
eksternal adalah yang berpengaruh terhadap ketersediaan sumber belajar
yang bervariasi, kemudahan akses terhadap sumber belajar, proses
pembelajaran, ruang, sumber daya manusia, serta tradisi dan sistem yang
sedang berlaku di sekolah/ lembaga pendidikan.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas, timbul beberapa pertanyaan
mengenai masalah-masalah yang termuat dalam hakikat belajar dan
pembelajaran di sekolah. Maka penulisan masalah padamakalah ini sebatas
dalam masalah , yaitu:
1. Jelaskan pengertian dari Hakikat belajar dan pembelajaran di
sekolah !
2. Jelaskan konsep belajar pada hakikat belajar dan pembelajaran
di sekolah !
3. Jelaskan komponen-komponen pengajaran dalam hakikat
belajar dan pembelajaran di sekolah !
4. Jelaskan prinsip pengajaran dalam hakikat belajar dan
pembelajaran di sekolah !
4
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk :
1. Untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud hakikat belajar dan
pembelajaran disekolah
2. Untuk memahami konsep belajar pada hakikat belajar dan pembelajaran di
sekolah
3. Untuk memahami komponen-komponen pengajaran dalam hakikat belajar
dan pembelajaran di sekolah
4. Untuk memahami prinsip pengajaran dalam hakikat belajar dan
pembelajaran di sekolah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi hakikat belajar dan pembelajaran di sekolah


a. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interkasi/komunikasi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu seseorang. Dengan
berinteraksi individu diarahkan untuk mendapatkan pengalaman melalui
proses melihat, mendengar, mengamati, dan memahami sesuatu.

Belajar merupakan suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh


individu agar terjadi perubahan peningkatan kemampuan individu, karena
dengan belajar seorang individu akan mengalami perubahan dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang
tidak mengalami menjadi mengalami dan merasakan sesuatu yang
berbeda.

Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar,


“belajar merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu
(Sudjana, 2001:28), sedangkan menurut Cronbach (Surya, 2004: 28)
menyatakan “Learning may be defined as the process by which a relavitely
enduring change in behavior occurs as result of experience or practice”.

Jadi belajar adalah sebagai suatu perubahan pada diri individu


yang disebabkan oleh pengalaman, perubahan yang terjadi pada diri
seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya.

b. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dan tugas guru/pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta
didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
6
peserta didik. Dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran
adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.

Jadi, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan


pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.

2.2 Konsep belajar pada hakikat belajar dan pembelajaran di sekolah


Konsep dasar pembelajaran seperti hal itu dirumuskan dalam Pasal 1
butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep,
yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan
belajar. Marilah kita kaji dengan cermat satu per satu.

Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena, 2006:209), kata


interaksi mengandung arti pengaruh timbal balik; saling mempengaruhi satu
sama lain. Peserta didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara itu dalam Pasal 1 butir
6 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

Sumber belajar atau learning resources, secara umum diartikan


sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik dan pendidik
dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan sumber belajar

7
dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan,terekam, tersiar, jaringan, dan
lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual). Lingkungan belajar atau learning
environment adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar
seperti di kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga,
masyarakat, dan alam semesta.

2.3 Komponen - komponen pengajaran dalam hakikat belajar dan


pembelajaran di sekolah
Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang
saling berkaitan satu sama lain.Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
materi, metode, dan evaluasi pembelajaran.

A. Tujuan pembelajaran

Tujuan Pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu


apa yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil dari belajar.
Menurut Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan
yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan
sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang
diamati dan diukur. Suryosubroto (1997: 23) menegaskan bahwa
tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja
yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perumusan


tujuan pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi standar, serta indikator yang telah ditentukan.

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari


kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan
topik/sub topik dan rinciannya. Isi dari proses pembelajaran
tercermin dalam materi pem belajaran yang dipelajari oleh siswa.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk (2006: 43) menerangkan materi
pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar
8
Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi
kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pembelajaran tentu saja
harus sejalan dengan ukuran ukuran yang digunakan untuk
memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa materi


pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang sangat
penting. Tanpa materi pembelajaran proses pembelajaran tidak
dapat dilaksanakan.

C. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara menyajikan,


menguraikan, dan memberi latihan isi pelajaran kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, metode
pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu
lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses.

Dalam hal ini guru dituntut agar mampu memahami


kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Untuk
melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode
pembelajaran yang tepat.

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan penggunaan


metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode
pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi
siwa, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketepatan


penggunaan metode pembelajaran oleh guru memungkinkan peserta
didik/siswa untuk mencapai tujuan belajar baik dari segi kognitif,
afektif, maupun psikomotor.

D. Evaluasi Pembelajaran

Lee J. Cronbach (Suryadi, 2009: 212) merumuskan bahwa


evaluasi sebagai kegiatan pemeriksaan yang sistematis dari peristiwa
peristiwa yang terjadi dan akibatnya pada saat program
9
dilaksanakan pemeriksaan diarahkan untuk membantu
memperbaiki program itu dan program lain yang memiliki tujuan
yang sama. Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam sistem
pembelajaran.

Dalam hubungannya dengan pembelajaran dijelaskan oleh


Harjanto (2005: 277) evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik
kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil
penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui salah satu tujuan evaluasi


pembelajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang
akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan
pemahaman peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.4 Prinsip pengajaran dalam hakikat belajar dan pembelajaran di


sekolah
Ada berbagai prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
psikologi pendidikan. Bahwa belajar akan terjadi dan diikuti dengan keadaan
memuaskan, jika hal itu diperkuat oleh hal-hal berikut :
A. Spread of effect yaitu emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak
terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan
mendapat pengetahuan baru
B. Law of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi
diperkuat dengan latihan dan penguasaan
C. Law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan
pertama akan sulit digoyahkan.

Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untu meningkatakan
upaya belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya :

1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang
10
dipengaruhi kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia
dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk
mengatur arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan
dipengaruhi oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat
melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.

4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap
individu. Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat
diterima oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan
individual dalam kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan
belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu
tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6. Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat
menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada
akhirnya dapat digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang
disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan
Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil
belajar.

7. Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan
konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah

11
yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai
dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan
dan penemuan.

8. Prinsip Belajar Afektif


Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi,
dorongan, minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan
menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman
baru.

9. Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan
selanjutnya pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu
untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia
mampu mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor
mengandung aspek mental dan fisik

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Belajar merupakan suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan peningkatan kemampuan individu, karena dengan belajar seorang
individu akan mengalami perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
paham menjadi paham, dari yang tidak mengalami menjadi mengalami dan merasakan
sesuatu yang berbeda.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi


proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Konsep belajar pada hakikat belajar dan pembelajaran di sekolah Konsep dasar
pembelajaran seperti hal itu dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam konsep tersebut
terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan
lingkungan belajar.

Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,


kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang diamati dan diukur.

3.2 Saran

Kami berharap makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan relevan untuk dapat
dijadikan referensi materi hakikat pembelajaran dan paham serta dapat Menyelaraskan
faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran agar berkelanjutan.Mari kita
bersatu membenahi sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan proses pembelajaran
di sekolah.Gunakan metode pembelajaran yang terbukti di sekolah,agar kita dapat
mencapai hakikat dan tujuan dari pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-
belajar-dan-implikasinya/

https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/viewFile/5160/4838

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK4004-M1.pdf

https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/edukatif/article/view/53/47

14

Anda mungkin juga menyukai