Makalah Komunikasi Verbal Kelompok 2
Makalah Komunikasi Verbal Kelompok 2
Makalah Komunikasi Verbal Kelompok 2
KOMUNIKASI VERBAL
(Mata Kuliah :Komunikasi Dasar Keperawatan)
Disusun Oleh :
Kelompok 2 :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ns. Alfian
Harisandy,S.Kep,M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Dasar
Keperawatan yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2
A. Kesimpulan ...............................................................................24
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi keharusan
bagi individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Sejak pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya waktu yang digunakan
untuk aktifitas salah satunya adalah berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan
oleh David K. Berlo mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk
berkomunikasi (Rakhmat, 2008).
Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan dan
informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami perasaan
serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998). Didalam kehidupan
bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam berpendapat,
ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalah pahaman dalam komunikasi.
Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan proses komunikasi dan
interaksi dengan orang lain.
Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antar dua
orang atau lebih, baik secara verbal maupun non verbal, sehingga pada awalnya
timbul interaksi (Rakhmat, 2008). Aktifitas komunikasi berlangsung dalam
situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun
pada kerumunan orang (Wiryanto, 2005). Bahasa merupakan salah satu alat
komunikasi yang dipakai oleh seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa
kita tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada
kita.
Bahasa juga merupakan alat pemersatu antarsesama. komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan, menyusun
konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan maupun tertulis.
Bahasa nonverbal adalah bahasa yang tidak mementingkan/tidak menggunakan
kata-kata penyampaian pesan, tetapi menggunakan symbol lain.
1
B. Rumusan Masalah
Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis mengambil sebuah judul “KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-
VERBAL”. Maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
2. Apa fungsi Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
3. Bagaimana karakteristik Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
4. Apa saja tipe Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
5. Apa perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal?
C. Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan dan pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Komunikasi
2. Untuk memberikan penjelasan tentang Komunikasi Verbal dan Non-
verbal
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication)
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan
(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-
ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal
ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan,
gambar, grafik dan lain-lain.
Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun
dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa Indonesia
Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun dengan
tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:
Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I change
some money?).
Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change
de l’argent?).
Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich
etwasGeld wechseln?).
Spanyol: Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar dinero?).
3
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga
fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek,
tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi
transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi
yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts,
and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus
memenuhi tiga fungsi, yaitu:
1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang
menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu
sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan
orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita,
termasuk orang-orang di sekitar kita.
3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita
untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-
kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.
4
dari panas.
2. kata bersifat ambigu dan kontekstual. Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang
menganut latar belakang sosial yang berbeda pula, sehingga terdapat berbagai
kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut. Sebagai contoh, kata ”berat”
bisa memiliki makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat yang berbeda,
seperti ”batu itu berat”, ”kepala saya terasa berat”, ”ujian yang berat”, dsb.
3. Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Contoh: Saat melihat seorang wanita sedang
menggunting tangkai-tangkai daun bunga (fakta),mungkin seseorang
menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bersantai” (penafsiran), sementara
orang lain mungkin menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bekerja”
(penafsiran). Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita tersebut adalah seorang
yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga atau profesi lain) yang
memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara merawat bunga.
Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang bekerja dalam bisnis bunga.
Komunikasi akan efektif bila kita dapat memisahkan pernyataan fakta dengan
dugaan.
6. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering berbicara di
muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dengan
siapapun.Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan orang banyak.
Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu ketika ditugaskan sebagai
MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya harus berhadapan dengan orang
banyak. Walaupun di balik peralatan audio visual dan telepon ia biasaberbicara
7
dengan pendengar, namun ia tidak berhadapan secara langsung dengan
pendengar.
Kelebihan
1. Komunikasi dapat di sampaikan melalui lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi verbal dapat membahas kejaddian masalalu, ide atau
abstraksi.
3. Komunikasi dapat menggunakan kata-kata yang lebih mudah di
kendalikan daripada menggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) atau ekspresi wajah.
8
Kekurangan
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi,ambiguity,
dan abstraksi.
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
3. Kata-kata yang mengandung bias budaya.
4. Di perlukan banyaak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara
verbal, sehingga dari segi waktu pesan verbal sangat tidak efisien.
5. Kata-kata yang di sampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari pesan.
9
F. Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal lebih tua dan lebih dulu munculnya dari pada
komunikasi verbal. Kita juga mempresepsi manusia tidak hanya melalui bahasa
verbalnya, bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing
dan sebagainya), namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan
nonverbal ini misalnya dilukiskan frase, “Bukan apa yang ia katakan, melainkan
bagaimana ia mengatakannya”. Melalui perilaku nonverbalnya, kita dapat
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau
sedih. Kesan awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya,
yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-
kata. Pesan-pesan nonverbal ini sangat berpengaruh dalam komunikasi.
Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal,
melainkan terikat oleh budaya, dapat dipelajari bukan bawaan. Sedikit saja isyarat
nonverbal yang merupakan bawaan. Bila kebanyakan perilaku verbal kita bersifat
eksplisit dan diproses secara kognitif, perilaku nonverbal kita bersifat spontan,
ambigu, sering berlangsung cepat, dan di luar kesadaran dan kendali kita. Karena
itu Edward T. Hall menamai bahasa nonverbal ini dengan “bahasa diam” (silent
language) dan “dimensi tersembunyi” (hidden dimension).
1. Pengulangan
Kita sering menggunakan pengulangan terhadap apa yang telah dikatakan secara
verbal. Pengulangan-pengulangan yang demikian umum terdapat pada bidang
olahraga. Dalam kehidupan sehari-hari tingkah laku nonverbal seperti ini juga
banyak kita jumpai.
Contohnya : Dalam suatu organisasi seorang sekretaris bertanya kepada
atasannya, di mana surat yang akan diketik. Atasannya menjawab diatas meja
sambil menunjuk kearah meja tersebut. Perbuatan nonverbal menunjuk kea rah
meja adalah merupakan pengulangan dari pesan verbal di atas meja.
2. Pelengkap
Tanda-tanda nonverbal dapat digunakan untuk melengkapi, menguraikan atau
memberikan penekanan terhadap pesan verbal. Banyak tingkah laku nonverbal
lainnya yang berisi ilustrasi yang menemani dan mendukung kata-kata yang
diucapkan.
12
Contohnya : Seorang karyawan pada waktu pagi masuk kantor mengucapkan
selamat pagi pada teman-temannya yang sudah lebih dulu datang, diiringi
senyuman yang hangat sambil memandang kepada teman-temannya. Senyuman
dan kontak mata berfungsi sebagai pelengkap ucapan selamat pagi karyawan
tersebut.
3. Pengganti
Kita sering menggunakan pesan nonverbal pada tempat pesan verbal. Penggantian
yang demikian umum dilakukan apabila pembicara tidak memungkinkan, tidak
diinginkan atau tidak tepat diucapkan. Begitu juga halnya bila seseorang malas
mengemukakan perasaannya dengan verbal mereka menggunakan tanda
nonverbal sebagai penggantinya.
Contohnya : Dalam suatu kelas seseorang bertanya kepada temannya di mana
letak suatu barang. Temannya yang tidak tahu tentang hal itu hanya
menggelengkan kepalanya sebagai kata pengganti jawaban verbal tidak tahu.
4. Memberikan Penekanan
Kadang-kadang kita menggunakan tanda-tanda nonverbal untuk memberikan
penekanan terhadap kata-kata yang diucapkan. Gerakan kepala dan nada suara
adalah bentuk yang umum digunakan dalam memberikan penekanan secara
nonverbal yang memberikan kejelasan pada orang lain.
Contohnya : Mengatakan tidak kepada seseorang dengan nada suara tinggi dan
gelengan kepala yang mewakili pesan verbal benar-benar tidak mau atau tidak
ingin.
5. Memperdayakan
Kadang-kadang tanda-tanda nonverbal sengaja diciptakan untuk memberikan
informasi yang salah, dengan maksud memberikan pengarahan yang tidak benar
atau untuk memperdayakan orang lain sehingga orang mungkin salah dalam
menafsirkan pesan tersebut.
Contohnya : Kita akan berusaha mengelola tingkah laku nonverbal kita pada saat
berpidato didepan umum atau pada saat mengikuti interview untuk mendapatkan
pekerjaan, walaupun dalam diri kita pada saat-saat tersebut tidak tenang kita
berusaha sedapat mungkin kelihatan tenang atau tidak memperlihatkan perasaan
kita yang sesungguhnya kepada orang lain.
13
Paul Ekman (dalam Mulyana, 2001: 314) menyebutkan lima fungsi pesan
nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :
1. Embelem, gerak mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol nonverbal.
2. Illustrator, pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3. Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka
menandakan ketidakpastian berkomunikasi.
4. Penyesuaian, kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam
tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh
untuk mengurangi kecemasan.
5. Affect Display, pembesaran maik-mata (pupil) menunjukkan peningkatan emosi.
Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.
Menurut Joseph A. Devito (1997: 178) ada enam ciri umum dari pesan-pesan
nonverbal, yaitu :
1. Pesan nonverbal bersifat komunikatif, artinya perilaku nonverbal dalam suatu
situasi interaksi selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dalam hal ini seringkali kita
temukan orang yang memiliki kesamaan perilaku (behavioral synchrony).
Umumnya kesamaan perilaku ini merupakan indeks dari rasa saling menyukai
atau faktor ikatan psikologis. Pada sisi yang lain tidak berarti bahwa komunikasi
nonverbal harus dalam bentuk perilaku. Banyak pesan nonverbal
dikomunikasikan melalui cara berpakaian dan artifak-artifak lain.
2. Kontekstual. Seperti halnya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal terjadi
dalam suatu konteks (situasi atau lingkungan). Konteks ini membantu untuk
menentukan makna dari setiap perilaku nonverbal. Perilaku nonverbal yang sama
mungkin mengkomunikasikan makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
3. Paket. Perilaku nonverbal, apakah menggunakan tangan, mata atau tubuh lainnya,
biasanya terjadi dalam bentuk “paket”. Seringkali perilaku seperti itu saling
memperkuat, masing-masing pada pokoknya mengkomunikasikan makna yang
sama. Ada kalanya perilaku ini bertentangan satu sama lainnya. Oleh karena itu,
bila perilaku nonverbal bertentangan dengan perilaku verbal, tampaknya sangat
beralasan untuk mempertanyakan kemungkinan komunikatornya dapat dipercaya.
4. Komunikasi nonverbal dapat dipercaya (believable). Umumnya komunikasi
verbal dan nonverbal konsisten. Penelitian banyak menemukan bahwa seseorang
pembohong kurang banyak bergerak ketimbang orang yang mengatakan
sebenarnya, kalaupun banyak bergerak sering salah tingkah. Selain itu
pembohong berbicara lebih lambat dan membuat banyak kesalahan bicara.
Indikator utama kebohongan menurut Albert Mehrabian (dalam Devito, 1997:
181) adalah bahwa pembohong menggunakan lebih sedikit kata-kata, terutama
dalam menjawab pertanyaan dan jarang sekali jawabannya medalam dari segi isi.
16
5. Dikendalikan oleh aturan. Komunikasi nonverbal, seperti halnya komunikasi
verbal, dikendalikan oleh aturan (rulegoverned) Kita belajar kaidah-kaidah
kepatutan sebagian besar melalui pengamatan lingkungan sosial kita.
6. Komunikasi nonverbal bersifat metakomunikasi. Setiap perilaku, verbal maupun
nonverbal, yang mengacu pada komunikasi bersifat metakomunikasi.
2. Bahasa Badan
Yang termasuk kategori bahasa badan ini adalah ekspresi muka, pandangan
mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki,
sentuhan dan sikap badan.
a. Ekspresi Muka
Ekspresi muka dapat merupakan sumber informasi yang menggambarkan
keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih,
17
gembira, dan minat. Para peneliti percaya bahwa peranan muka berhubungan
dengan perasaan adalah sudah umum bagi manusia. Hanya saja keadaan-keadaan
tertentu dan kejadian yang mencetuskan emosi seseorang berbeda-beda antara satu
individu dengan individu lainnya dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
lainnya. Kita sebenarnya dapat mengontrol ekspresi muka kita kalau kita
menyadarinya tetapi kadang-kadang muncul tanpa disadari.
b. Pandangan Mata
Elemen muka yang memberikan pengaruh kuat dalam berkomunikasi adalah
mata. Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah dia
siap untuk berinteraksi apakah berminat atau memperhatikan pesan yang
disampaikan atau tidak.
Ada ssituasi tertentu di mana tatapan mata sebagai pilihan artinya dapat
dilakukan dan dapat tidak. Dalam situasi demikian perjanjian nonverbal dibaca
sebagai ekspresi minat dari sebagai suatu keinginan dan kemauan terhadap janji
verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi utama dari mata adalah untuk
mengatur interaksi. Kontak mata merupakan suatu tanda siap untuk berinteraksi
dan apabila kontak mata tidak ada disengaja atau tidak, akan mengurangi
kemungkinan adanya interaksi. Umumnya pembicaraan dirasa lebih positif apabila
individu mengikuti pembicaraan kita dengan kontak mata yang lebih banyak.
Barangkali dengan alasan ini, kita sering menduga bahwa orang yang melihat cara
kita adalah menarik bagi kita.
Diantara bermacam-macam tipe dari gerakan isyarat tersebut adalah sebagai berikut
:
1) Tanda yang Mengarahkan
Salah satu tipe dari gerakan isyarat adalah menggunakan tanda-tanda yang
digarisbawahi atau menekankan pada poin tertentu dari pesan verbal. Misalnya
dari gerakan ini adalah gerakan kepalan tangan atau tinju, gerakan jari telunjuk
dan tangan. Contoh dari gerakan ini misalnya menggunakan jari telunjuk untuk
memberi isyarat pada orang lain.
20
Bentuk lain dari gerakan isyarat adalah kategori tanda-tanda yang mengatakan ya
atau tidak. Biasanya gerakan kepala digunakan tanda ini dan mungkin ini telah
umum bagi beberapa kebudayaan. Tanda-tanda ya dan tidak, dapat juga dengan
menggunakan tangan dan jari tetapi itu hanya mungkin berlaku bagi kebudayaan
tertentu.
4) Tanda Ikatan
Gerakan isyarat juga menunjukkan ikatan atau hubungan satu sama lain. Misalnya
orang berjalan bergandengan, berpegangan tangan, duduk dan berjalan dekat-
dekat secara fisik dan selalu berbagi objek apa saja, ini menunjukkan kepada
orang lain bahwa mereka mempunyai ikatan tertentu.
5) Tanda Isolasi
Ada tanda isyarat lain seperti menyilangkan tangan dan kaki, untuk
menyembunyikan atau menahan bagian badan dari pandangan. Tanda ini
dinamakan tanda isolasi. Isyarat isolasi mungkin merupakan pesan nonverbal
yang disengaja, walaupun seringkali tidak bertujuan.
d. Sentuhan
Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat
primitif adalah sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam
berkomunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam
memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan
bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata.
Banyak macam sentuhan yang cocok dengan berbagai situasi dan tergantung
kepada individu dan hubungan mereka satu dengan yang lainnya.Tingkat kontak
dan kebiasaan bersentuhan ini bervariasi secara luasdari satu kebudayaan kepada
21
kebudayaan lainnya. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan di
antaranya menunjukkan rasa sosial dan sopan seperti bersalaman dengan orang
yang baru dikenal.
e. Sikap Tubuh
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan
yang disampaikan dengan sikap tubuh yang sebenarnya tidak dapat kita amati tetapi
menurut ahli psikolog sikap tubuh merupakan kunci perasaan rileks dalam situasi
yang tidak ada ancaman dan bebas dari ancaman.
22
lebih bersifat pribadi.Jarak intim juga mungkin terjadi dalam keadaan yang kurang
intim seperti mengunjungi dokter gigi atau piñata rambut.
c. Jarak Sosial
Daerah hubungan sosial yang berkisar antara 135 cm sampai 4 m. Dalam
jarak ini bermacam-macam komunikasi dapat terjadi seperti komunikasi dalam
bisnis.
d. Jarak Umum
Jarak yang paling jauh dalam komunikasi dinamakan jarak umum lebih dari 4
m. Jarak umum yang terdekat biasanya digunakan guru dimuka kelas. Dalam
beberapa hal adalah penting menggunakan jarak umum seperti melakukan
pembicaraan terhadap kelompok yang agak banyak dan dalam keadaan lain jaraj
umum ini digunakan apabila orang tidak tertarik untuk mengadakan dialog.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa harus mudah di mengerti, intonasi yang baik dan perhatian kepada
lawan bicara/lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat dalam berbicara. Semua itu harus di usahakan sebaik mungkin agar
mudah di pahami oleh lawan bicara.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26