Jurnal Pembelajaran PAI (Adzkar & Teh Intan)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AL-AFKAR Vol. III, No.

II, Oktober 2014


PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI INDONESIA
Muhammad Adzkar,Intan Wahyuninsih
Universitas Islam Nusantara
Email : [email protected], [email protected]

Abstrak
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan. Tujuan pendidikan disuatu bangsa atau negara ditentukan oleh falsafah dan
pandangan hidup bangsa atau negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu
bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan
tersebut dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap negara tersebut. Begitu pula perubahan
politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang sering
membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian kurikulum
senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang
terjadi. Kurikulum PAI memiliki kedudukan sangat penting untuk membentuk kepribadian
seseorang. Dalam kenyataannya, guru PAI sebagai pelaksana kurikulum masih belum
memahami hakikat kurikulum. Masih banyak pendidik PAI yang menyusun silabus dan RPP
sebagai bagian dari kurikulum hanya untuk administrasi. Dengan memahami kurikulum, para
pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media
pengajaran dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu dalam melakukan
kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh tujuan yang realistis, dapat
diterima oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis
tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu sudah sewajarnya para pendidik dan
tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha
mengembangkannya. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena
merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa
keterlibatan kurikulum pendidikan.
Kata Kunci : Manajemen, Purikulum, Pendidikan Islam
Abstract
The curriculum is one of the most decisive components in an education system, because the
curriculum is a tool to achieve educational goals and at the same time as a guide in the
implementation of teaching at all types and levels of education. The purpose of education in a
nation or country is determined by the philosophy and outlook on life of the nation or country.
Different philosophies and worldviews of a nation or country cause different goals to be
achieved in education and at the same time will also affect the country. Similarly, political
changes in the government of a country also affect the field of education, which often leads to
changes in the applicable curriculum. Thus the curriculum is always dynamic in order to better
adapt to the various developments that occur. The PAI curriculum has a very important position
to shape one's personality. In reality, PAI teachers as curriculum implementers still do not
understand the nature of the curriculum. There are still many PAI educators who compile
syllabi and lesson plans as part of the curriculum only for administration. By understanding the
curriculum, educators can choose and determine appropriate and appropriate learning
objectives, methods, techniques, teaching media and teaching evaluation tools. For this reason,
in conducting a study of the success of the education system, it is determined by realistic goals,
acceptable to all parties, facilities and equipment.
Keywords : Management, Curriculum, Islamic Education
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan pemikiran peserta didik
juga berkembang dengan cepat. Oleh karena itu , kurikulum di indonesia juga sudah kesekian
kali diubah demi menyesuaikan antara perkembangan pendidikan, kemajuan teknologi, dan
perkembangan peserta didik.Perubahan yang dilakukan pada kurikulum di Indonesia bertujuan
untuk menyesuaikan dan mengembangkan pendidikan Indonesia ke kualitas yang lebih baik.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan
pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.1 Dengan
demikian, kurikulum memiliki kedudukan penting, baik dalam pendidikan formal maupun non
formal karena memberikan arahan terjadinya proses pendidikan.
Kurikulum sebagai rancangan segala kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan tetap memiliki peran penting, setidaknya dalam mewarnai kepribadian seseorang.
Begitupula dengan kurikulum PendidikanAgama Islam (PAI) yang juga memiliki kedudukan
yang sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Baik dan buruknya hasil
pendidikan, termasuk dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ditentukan oleh kurikulum,
apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik atau tidak.2 Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya pemahaman untuk mengimplementasikan kurikulum PAI secara
kontekstual agar peserta didik bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari setelah
mendapatkan pembelajaran PAI.
Selama ini, PAI masih dinilai kurang bisa mengubah pengetahuan agama yang kognitif
menjadi “makna” dan “nilai” atau kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan
yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan agama
selama ini lebih menekankan pada aspek knowing dan doing dan belum banyak mengarah ke
aspek being, yakni bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-
nilai agama yang diketahui (knowing).3 Salah satu faktor yang menyebabkan halter sebut adalah
faktor dari guru/pendidik PAI. Seyogyanya pendidik PAI sebagai pelaksana kurikulum PAI
harus mampu memahami, mengelola, dan melakukan kegiatan manajemen kurikulum PAI
dengan baik. Dengan pemahaman yang baik terhadap kegiatan manajemen kurikulum PAI,

1
Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 4.
2
Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hal. 13.
3
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), hal. 123.
pendidik akan dapat memilih strategi, metode, teknik, media, dan alat evaluasi yang sesuai
dengan pembelajaran, serta berusaha mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan perkembangan kebutuhan masyarakat agar pencapaian tujuan
pembelajaran PAI yang lebih menekankan pada aplikasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-
hari dapat tercapai dengan lancar.
B.Pembahasan
a.Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olah raga pada
zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis star sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa
diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada
berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam
kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Secara terminologi menurut para ahli mendefinisikan kurikulum diantarnya:
a) Menurut Crow kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
b) Menurut Arifin kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam
proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
Sesuai dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang semula dipandang sebagai
sejumlah mata pelajaran kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan atau semua
pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dan berada dalam tanggung jawab sekolah, lebih khususnya hasil belajar yang
diharapkan.4 Dengan demikian pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan
program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan
kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan serta pembentukan pribadi siswa yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang
akan dicapai sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan
saja disekolah tetapi juga diluar sekolah.5
Dalam Undang-Undang telah dinyatakan: Kurikulum disusun untuk mewujudkan
tujuan pendidikan Nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kes-
esuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan.6
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan pendidikan yang
mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat

4
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta,: kalam Mulia, 1992),hal.150
5
Ibid, hal. 152
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001),hal. 66
diterapkan, dan halhal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang
diinginkan.
b. Komponen Kurikulum
Mengingat fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka hal ini berarti sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian
bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian
ini disebut komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.7
Kurikulum suatu sekolah mengandung 3 komponen yaitu:tujuan, isi, dan strategi. Ada
2 jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah yaitu :
a) Tujuan kurikulum
1. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan Selaku lembaga pendidikan, sekolah
mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yang digambarkan dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mereka
menyelesaikan seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut.
2. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi Setiap bidang studi dalam kurikulum
suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan inipun
digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat
dimiliki siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada sekolah tertentu.8
b) Isi kurikulum
Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.9
c) Media (sarana dan prasarana)
Sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan kurikulum agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik.
d) Strategi
Merujuk pada pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan.10
e) Proses Pembelajaran
Komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan
terjadi perubahan tingkah pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan
kurikulum.
f) Evaluasi

7
Ibid ,hal. 153
8
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (bandung: Sinar Baru, 1992), hal. 52
9
Ibid, hal. 54
10
M. Ahmad, Dkk, Pengembangan Kurikulum, ( Bandung; Pustaka Setia, 1998),
Dengan evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan.11 Menurut Hasan
Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:
a. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.
b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas, dan
pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu.
c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guruguru untuk mengajar dan
memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai
kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
e. Peran dan Fungsi Kurikulum
a) Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Sebagai salah satu
komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran
konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif.
1. Peran Konservatif (melestarikan) Maksud dari peranan ini adalah melestarikan berbagai
nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya
asing masuk dalam budaya lokal. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam
menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai luhur masyarakat.
2. Peran Kreatif
Peran kreatif kurikulum maksudnya dimana kurikulum harus mampu menjawab setiap
tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Jadi
apabila kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang akan diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang
bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
3. Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya baru yang mana harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk
kehidupan anak didik.12
b) Fungsi kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan
yang dicita-citakan.
b. Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan

11
Muhammad Ali, Op. Cit.,hal. 60
12
M. Ahmad, Dkk, Op. Cit., hal. 106
c. Fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga
kerja bagi yang tidak melanjutkan
d. Standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan
dari program kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun pada tingkat pendidikan
tertentu.13
d. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ia merupakan sekumpulan studi keislaman yang meliputi al-
Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan Kebudayaan Islam. 14Sama halnya dengan
kurikulum mata pelajaran lain, kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah juga menjadi
acuan dalam kegiatan pembelajaran PAI. Kurikulum PAI dicantumkan dalam kesatuan yang
integral bersama–sama dengan bidang studi lainnya dalam satuan kurikulum untuk sekolah.
Setiap guru agama sebagai pelaksana kurikulum PAI diharapkan dapat mempelajari dengan
sebaik–baiknya dan kemudian dapat menggunakannya sesuai dengan teknik pengajaran
berdasarkan prinsip interaktif dan komunikatif dengan memperhatikan kegiatan murid, akan
tetapi harus bertindak sebagai pembimbing dan dapat mengkoordinir lingkungan serta
menyediakan fasilitas agar anak belajar sendiri.15PAI di sekolah dimaksudkan agar peserta
didik berkembang sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki
pengetahuan agama yang luas, dan berakhlaqul karimah.16Untuk itu, dibutuhkan kurikulum PAI
yang kontekstual dan dapat melayani harapan masyarakat. Kegiatan pembelajaran PAI dan
evaluasi hasil belajar PAI harus dirancang secara kontekstual.
Mata pelajaran PAI masuk pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
TuhanYang Maha Esa serta berakhlak mulia, cakupan materinya meliputi etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.17Guna mewujudkan harapan tersebut,
kurikulum disusun dengan berpedoman pada SI-SKL, SK-KD, serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Kurikulum PAI yang telah dikembangkan di sekolah selanjutnya dilaksanakan oleh
guru PAI pada setiap satuan pendidikan dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.18
e. Kerangka Dasar
Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam adalah yang bersifat intergrated dan komprehensif serta menjadikan
al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama dalam penyusunan.

13
Abdul Mujib,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kencana, 2008), hal.134
14
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
15
Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bulan Bintang, t.t), hal. 12.
16
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010), hal.
35.
17
E. Mulyasa, Op. Cit., hal. 47
18
Rahmat Raharjo, Op. Cit., hal. 36
Didalam al-Quran dan hadis ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai
pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
Kerangka dasar tersebut adalah tauhid dan perintah membaca.
1. Tauhid
Tauhid sebagai dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak masih bayi.
Dimulai dengan menperdengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap
anak yang baru lahir. Tauhid sebagai falsafah dan pandangan hidup umat Islam meliputi konsep
ke Maha Esaan Allah, serta ke unikan Allah atas semua makhluknya, Allah SWT, unik dan Esa
dalam perbuatan.
Tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh dimensi kehidupan manusia baik
hubungan vertikal dengan Allah maupun hubungan horizontal dengan manusia dengan alam.
Tauhid seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan yang harmonis sesamanya. Kita dapat
mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan, persamaan sosial,
persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras, persamaan dalam segala aktivitas dan
kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang disebut “ummatan wahidah”.
2. Perintah Membaca
Perintah membaca ayat-ayat Allah meliputi 3 macam yaitu:
1. Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
2. Ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan
3. Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia.
Firman Allah SWT :
Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan
perantaraan kalam, dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. 96: 1-5)
Firman Allah SWT itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh
ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan proses mental
yang tinggi, pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan
(verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus merupakan bahan
pendidikan itu sendiri.
f. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam
mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus mempunyai dasar-dasar yang
merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum, susunan
dan organisasi kurikulum. Yang menjadi dasar-dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan
Islam adalah :
1. Dasar Agama Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem
pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan,dan kurikulumnyapada ajaran Islam
yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat, dan hubungan-hubungan yang berlaku didalam
masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber
utama syariat Islam yaitu al-Quran dan Sunnah.
2. Dasar Falsafah Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan Islam, dengan dasar
filosofis sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutama
dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3. Dasar Psikologis Asas ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya
disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang
dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi
dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, dan perbedaan individual antara peserta
didik yang satu dengan yang lainnya.
4. Dasar Sosial Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang
tercermin pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan kebudayaannya.
Baik segi dari pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, serta seni. Sebab
tidak ada suatu masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak ada suatu kebudayaan yang tidak
berada pada masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum pendidikan Islam sudah tentu kurikulum
ini harus mengakar terhadap masyarakat dan perubahan serta perkembangan.
5. Dasar Organisatoris Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran
beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.19.
g. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam Dalam penyusunan kurikulum, kita
harus memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan.
1. Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilainilainya.
2. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk
mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
3. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalamanpengalaman, dan aktivitas yang
terkandung di dalam kurikulum.
4. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid.
5. Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam
bertindak.
6. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya.
7. Prinsip efisiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan
sumber lain secara cermat dan tepat.
8. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdiri dari
bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya.
9. Prinsip individualitas adalah, bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan
dan lingkungan anak.

19
M. Ahmad, Dkk, Op. Cit., Hal. 15
10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan dan demokratis adalah bagaimana kurikulum
dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
sangat diutamakan.
11. Prinsip kedinamisan, adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
12. Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi
peserta didik secara harmonis.
13. Prinsip efektivitas, adalah agar kurikulum dapat menunjang efektivitas guru yang mengajar
dan peserta didik yang belajar.20

C. KESIMPULAN
Kurikulum adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi
belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan halhal yang
mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Peran dan fungsi
kurikulum terdiri dari: Peranan Konservatif (melestarikan), Peran Kreatif, peran kritis dan
evaluatif. Fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh
harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Pedoman dan program harus
dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan, fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang
sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan. Standar dalam
penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program
kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu.
Adapun dasar kurikulum pendidikan Islam adalah adanya dasar agama, dasar falsafah,
dasar psikologis, dasar sosial, serta dasar organisatoris. Prinsip-Prinsip dalam penyusunan
kurikulum, kita harus perhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan,
berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Prinsip mengarah kepada tujuan, Prinsip
(integritas), Prinsip relevansi, Prinsip fleksibilitas, Prinsipintegritas, Prinsip efesiensi, dan
Prinsip kontinuitas.

Daftar Pustaka

20
M. Ahmad, Dkk, Op. Cit., hal. 66
Abdul Mujib, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: kencana, 2008
Drajat, Zaskiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
2011
M. Ahmad, Dkk, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pustaka Setia,
1998
Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta:
Diva Press, 2009
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut
Dunia Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, bandung: Sinar
Baru, 1992
Mujid Abdul, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana, 2006
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan
Praktek,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2001
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar, Jakarta:
Bulan Bintang, t.t.
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Magnum
Pustaka, 2010
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Rasyidin, Al, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2005.

Anda mungkin juga menyukai