Analisis Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERENCANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN

ISLAM DALAM MENINGKATKAN KETAQWAAN SANTRI


Study kasus
pesantren Daarut Tarqiyah Primago

A. Pendahuluan
Dunia pendidikan saat ini menghadirkan berbagai perkembangan dalam

mengasah bakat atau potensi peserta didik untuk mencapai kemampuan yang terukur

dan meraih prestasi mereka. Tidak dapat dipungkiri proses pendidikan adalah satu

cara peserta didik untuk mengembangkan, melatih dan mengasah kemampuan mereka

sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pandangan islam kata

pendidikan sering disebut dalam 4 istilah yaitu at-tarbiyah, at-ta’lim, at-ta’dib dan ar-

riyadhah. Menurut syadihin dalam jurnal Yudi et.al, Pendidikan adalah tidak hanya

sebatas mentrasfer ilmu antara pendidik kepada peserta didik melainkan ada hal yang

lebih penting dari itu yaitu proses pembentukan karakter peserta didik.(Hermawan et

al., 2021) Maka dari itu pendidikan bersifat dinamis tidak hanya diam atau stagnan

karena terus mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu.

Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang memiliki proses yang baik

dalam meningkatkan penguasaan ilmu dan keterampilan pada pendidik maupun

peserta didik, tenaga pendidik yang mendukung, serta sarana yang baik dan lengkap

sehingga dapat menghasilkan lulusan sekolah yang berkualitas tinggi, dalam hal ini

tidak akan tercapai keberhasilan itu kecuali dengan perencanaan kurikulum yang

mateng. Kurikulum tidak hanya sebatas berapa banyak jumlah mata pelajaran, tetapi

juga melibatkan semua faktor yang dapat memengaruhi perkembangan peserta didik,

termasuk bangunan sekolah, peralatan pembelajaran, perlengkapan sekolah,


perpustakaan, staf administrasi, gambar-gambar, lingkungan sekolah, dan berbagai

elemen lainnya.

Berbicara tentang kurikulum, kurikulum memegang peranan krusial dalam

semua jenis dan model pendidikan dimanapun dan kapanpun. Tanpa adanya

kurikulum, mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan oleh para perencana

pendidikan menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin. Mengingat betapa pentingnya

peran kurikulum dalam menyukseskan program belajar-mengajar, maka penting bagi

semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan, terutama para pendidik atau

guru, untuk memahami konsep kurikulum dengan baik.(Silahuddin, 2014) Perhatian

utama dalam meningkatkan pembelajaran siswa di sekolah harus difokuskan pada

peran dan fungsi esensial dari kurikulum. Dalam konteks ini, kurikulum dapat

diartikan sebagai beragam pengalaman belajar yang dihadapi oleh siswa. Definisi

kurikulum juga mencakup perencanaan dan pengaturan terkait isi dan materi

pelajaran, serta penerapan metode sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan

belajar demi mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu, perencanaan

kurikulum memiliki kepentingan yang signifikan dalam sistem pendidikan.(Kurnia &

Wenarajasa, 2022)

Seperti yang telah dijelaskan oleh Muhammad Cholid dalam jurnalnya bahwa

Beberapa penelitian telah menyoroti aspek perencanaan kurikulum. Sebagai contoh,

Saufi & Hambali (2019) menegaskan bahwa perencanaan kurikulum seharusnya

melibatkan pendekatan holistik dan sosiokultural, serta dilakukan pada berbagai

tingkat, mulai dari lokal hingga nasional. Hermawan, dkk. (2020) membahas konsep

kurikulum pendidikan Islam, menekankan bahwa kurikulum tersebut perlu sesuai

dengan fitrah manusia, bersifat terus menerus, realistis, menyeluruh, dan memberikan

manfaat bagi umat Islam. Penelitian Syam (2019) turut mengulas pengembangan
kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan fokus pada peran guru dalam

pengembangan tersebut. Di sisi lain, Lazwardi (2017) mengarahkan perhatiannya

pada peran kurikulum dan hubungannya dengan pengembangan tujuan pendidikan.

(Cholid Abdurrohman, 2022) Oleh karena itu, merujuk berbagai uraian di atas,

penulis akan membahas tentang Analisis perencanaan kurikulum pendidikan islam

dalam meningkatkan ketaqwaan santri .

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu bermaksud untuk

memahami tentang Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam. Jadi Penelitian ini

bermaksud untuk mendeskripsikan bagaimana proses perencanaan kurikulum

pendidikan islam yang terjadi di Pondok pesantren Daarut Tarqiyah Primago .

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Sugiyono menjelaskan sebagaimana dikutip (Walidin, 2015) menjelaskan

bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen manusia,

bertanggung jawab menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber

data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan menarik

kesimpulan. dari temuan tersebut.. Sedangkan Mantra sebagaimana dikutip dalam

karya (Sandu, 2015) mengartikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau keterangan lisan dari

individu dan perilaku yang dapat diamati.

Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara. Sumber data

dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh

langsung dari subjek penelitian yaitu kepala sekolah dan juga wakil kepala sekolah

bidang kurikulum dan juga bidang kesiswaan Data sekunder melengkapi data primer
dan mencakup informasi seperti data sekolah, jumlah siswa, pernyataan visi dan misi,

sarana dan prasarana.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Konten Kurikulum Agama islam di pesantren

Pesantren, sebagai entitas utama dalam dunia pendidikan Islam, telah lama diakui

sebagai pilar penting dalam upaya memajukan masyarakat dengan sumber daya

yang terbatas. Dari awal eksistensinya hingga sekarang, pesantren tetap menjadi

pilihan utama sebagai lembaga pendidikan Islam yang memberikan alternatif yang

diinginkan oleh masyarakat Muslim. Peran pesantren tidak hanya sebagai pusat

pendidikan, tetapi juga dalam usaha memodernisasi dan mengembangkan komunitas

dalam lingkungan yang sederhana. Kurikulum pendidikan di pesantren merupakan

materi-materi pendidikan Agama Islam yang disampaikan secara sengaja dan

terstruktur kepada santri untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam. Isinya

mencakup Al-Qur'an, Hadits, iman, akhlak, fiqih, ibadah, dan sejarah. Dengan kata

lain, pendidikan di pesantren membentuk keselarasan hubungan antara manusia

dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lain, dan

lingkungannya.

Untuk mencapai tujuan pendidikan pesantren tersebut, diperlukan rekonstruksi

kurikulum agar lebih sesuai dengan realitas. Tujuan pendidikan pesantren yang ada

saat ini masih bersifat umum dan kurang relevan dengan perubahan yang terus

menerus terjadi dalam masyarakat. Rekonstruksi tersebut bertujuan untuk

memperbarui rumusan tujuan pendidikan pesantren agar lebih relevan dengan

tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka.(Rofi

& Adaroini, 2020)


Kurikulum merupakan serangkaian komponen yang bertujuan memfasilitasi

proses pembelajaran agar menjadi lebih bermakna, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Interaksi langsung sering kali termanifestasi dalam bentuk kurikulum

tertulis dan struktur mata pelajaran. Sementara itu, interaksi tidak langsung bisa

ditemukan dalam apa yang disebut sebagai "kurikulum tersembunyi" (hidden

curriculum), yang mencakup segala hal yang tidak secara eksplisit terdokumentasikan

dalam kurikulum tertulis.(Hajaj, 2017 ). Di pesantren Daarut Tarquyah Primago

kurikulum agama Islam disesuaikan dengan nilai-nilai tradisional yang kental dengan

tambahan pengajaran yang menghubungkan pesan-pesan agama dengan tantangan

modern yang dihadapi oleh Santri dan juga Kurikulum di pesantren menekankan pada

pemahaman kitab suci, pengajaran nilai-nilai moral, ritual keagamaan, serta aplikasi

praktis ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari (Raharja, 2023)

Begitu juga dikatakan oleh wakil kepala sekolah Kami di pesantren senantiasa

mengupayakan penyesuaian kurikulum agama Islam dengan nilai-nilai tradisional

yang kuat dengan tetap memperhatikan perubahan zaman. Ini dilakukan melalui

evaluasi berkala dan kajian mendalam akan kebutuhan siswa masa kini (Sa’bani,

2023) Pendorong utama dalam kurikulum agama Islam di pesantren kami adalah

pemahaman mendalam terhadap kitab suci, pengajaran nilai-nilai moral, dan

pengembangan kemampuan praktis siswa dalam menerapkan ajaran agama dalam

kehidupan sehari-hari (Sa’bani, 2023) Pengajaran agama di pesantren tidak hanya

berfokus pada teori, namun juga memberikan contoh konkret melalui kegiatan sehari-

hari yang memperkuat ketaqwaan siswa, seperti sholat berjamaah, kajian kitab suci,

dan bimbingan moral sama halnya dikatakan wakil kepala sekolah Ajaran agama di

pesantren tidak hanya dipandang sebagai materi teoritis, tetapi juga diterapkan dalam
konteks praktis kehidupan sehari-hari siswa, seperti ritual keagamaan, bimbingan

moral, dan kepemimpinan berbasis nilai-nilai agama.

berikut kurikulum mata peljaran yang di gunakan dalam pesantren Daarut

Tarqiyah Primago
Dari kurikulum diatas Pelajaran yang diterapkan mendukukng siswa dalam

meningkatkan ketaqwaan siswa dan juga mengikuti kebutuhan siswa di Masyarakat oleh

karena itu Pesantren memahami perbedaan latar belakang siswa dan menyelaraskan metode

pengajaran serta kurikulum agar dapat diakses oleh semua siswa tanpa kehilangan makna dan

nilai-nilai yang disampaikan ( Raharja, 2023) dan dari wakil kepala sekolah mengatakan

variasi latar belakang siswa. Untuk itu, kami mengadopsi pendekatan yang inklusif dalam

kurikulum, memastikan pesan-pesan agama dapat diakses dan dipahami oleh semua siswa

tanpa terkecual ( Sa’bani, 2023) maka dari itu Santri menunjukkan pemahaman yang lebih

mendalam terhadap ajaran agama, tidak hanya dalam hal teoretis, tetapi juga mampu

mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih baik.

2. Metode pengajaran dan pembelajaran di pesantren

Metode pengajaran agama Islam dianggap sebagai pendekatan yang paling berhasil dalam

menyampaikan ajaran agama. Keberhasilan pengajaran terletak pada kemampuan

menyampaikan informasi dengan jelas agar mudah dipahami. Dalam bidang pendidikan,

ditekankan bahwa pengajaran yang efektif adalah yang sesuai dengan kebutuhan muridnya.

Yang dimaksud dengan "sesuai" adalah pengajaran yang dapat menjadi bagian dari diri

murid, mengubah dan memengaruhi perkembangan pribadinya.(Hidayat ,2016) Metode

pembelajaran dalam pendidikan agama Islam merupakan teknik yang digunakan untuk

memastikan pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk memastikan

pemahaman dan penguasaan materi oleh peserta didik, berbagai faktor harus

dipertimbangkan, seperti potensi siswa, keterampilan pendidik, isi materi, kondisi

lingkungan, serta ketersediaan media dan fasilitas. Kendati metode pendidikan Islam yang
dipilih bagus, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek yang disebutkan tadi, hasilnya mungkin

tidak akan efektif, bahkan prosesnya pun bisa tidak berjalan secara efisien.(Syar.i, 2020)

Cakupan metodologi pembelajaran adalah sangat luas, meliputi semua aspek yang terkait

dengan sistem pembelajaran. Terkait dengan metodologi, pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) dianggap sebagai bagian yang terkait erat satu sama lain dan tidak dapat

dipisahkan, sebagai sistem yang terdiri dari beberapa komponen, seperti perencanaan, materi

pembelajaran, strategi pembelajaran, alat/media pembelajaran, dan evaluasi..(Sulaiman,

2017) dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Metode pengajaran pesantren

menggabungkan pendekatan tradisional dengan pendekatan modern, seperti penggunaan

diskusi kelompok, tanya jawab interaktif, serta pembelajaran langsung dari para ulama

(Raharja, 2023) sama halnya derngan wakil kepala sekolah Metode pengajaran kami

beragam, mencakup pembelajaran interaktif, diskusi kelompok, dan pendekatan pribadi dari

para ulama untuk memastikan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama (Sa’bani,

2023) maka dari Itu santri juga menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap

ajaran agama, tidak hanya dalam hal teoretis, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai

agama dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih baik (Raharja , 2023)

Metode diskusi
Pengarahan dari ulama

Pesantren mendorong praktik ibadah sehari-hari seperti sholat lima waktu berjamaah,

wirid harian, tadarus, serta pembinaan etika dan adab dalam kehidupan sehari-hari

dan juga Interaksi yang intens antara guru dan siswa membantu dalam pembentukan

karakter dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai agama Pesantren memberikan

pendekatan yang praktis dengan melibatkan siswa dalam kegiatan sehari-hari yang

mempertajam pemahaman nilai-nilai agama dalam tindakan nyata


Praktek shalat istisqo

Kami memastikan praktik ibadah sehari-hari terintegrasi dalam kurikulum untuk

memperkuat ketaqwaan siswa, termasuk melalui kegiatan sholat berjamaah,

bimbingan tadarus, dan pendalaman makna ajaran agama, nteraksi antara guru dan

siswa di pesantren menjadi pondasi utama dalam memperkuat pemahaman dan

praktik spiritual siswa, terutama dalam pengaplikasian nilai-nilai agama dalam

kehidupan mereka Kami menekankan pengalaman langsung siswa dalam menerapkan

nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian integral dari

pembelajaran di pesantren.

3. Evaluasi dan pemantauan pesantren

Evaluasi pembelajaran adalah langkah sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang

seberapa efektifnya proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran secara maksimal. Pelaksanaan evaluasi mengacu pada cara melaksanakan

penilaian sesuai dengan rencana evaluasi yang telah disusun sebelumnya, yang mencakup

tujuan, aspek, dan teknik yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi.(, Faisal,

2023) Dalam konteks evaluasi, terdapat berbagai alat atau instrumen yang dapat digunakan,

salah satunya adalah tes. Bagaimanapun, pelaksanaan evaluasi sangat tergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan. Guru dapat menggunakan tes atau metode non-tes seperti angket,

observasi, wawancara, studi dokumen, dan skala sikap sebagai contoh dari metode non-tes

tersebut. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, atau tes yang menguji kemampuan praktik,

dari hasil wawancara evaluasi (Faisal, 2021) di Pondok pesantren primago Evaluasi

dilakukan tidak hanya melalui ujian, tetapi juga melalui pengamatan langsung terhadap

perubahan perilaku dan kepatuhan siswa terhadap ajaran agama, Pemantauan kontinu

dilakukan oleh para guru, pengurus pesantren, dan juga melibatkan peran orang tua untuk

memastikan konsistensi dan pertumbuhan spiritual siswa. esantren mengadakan program

interaksi dengan orang tua, serta berbagai kegiatan di komunitas untuk melibatkan mereka

dalam pendidikan spiritual siswa.


Yang terlampir adalah rapot yang akan di sampaikan mengenai ibadah siswa aktifitas

siswaa atau yang disebut dengan rapot mental seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah

Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk memperbarui kurikulum dan pendekatan

pembelajaran, serta memberikan pelatihan tambahan bagi guru untuk lebih efektif dalam

mengembangkan ketaqwaan siswa(Sa’bani, 2023). Berikut rapot akdemis siswa untuk

mengukur hasil belajara siswa


Tantangan utama melibatkan pengukuran aspek spiritual yang subjektif. Pesantren berupaya

mengatasi hal ini dengan memberikan bobot pada perubahan perilaku yang dapat diamati dan

diukur. Sama halnya yang dikataka oleh wakil kepala sekolah Hasil evaluasi digunakan

sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan dalam kurikulum dan strategi

pembelajaran, serta memberikan pelatihan bagi guru untuk lebih efektif dalam membimbing

siswa , Tantangan utama kami adalah pengukuran aspek spiritual yang subjektif. Namun,

kami mengatasi hal ini dengan lebih menekankan pada perubahan nyata dalam perilaku siswa

yang tercermin dari pengajaran agama yang diterima

D. Kesimpulan

Tentunya! Dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya terkait analisis kurikulum pendidikan

agama Islam untuk meningkatkan ketaqwaan siswa, kesimpulannya dapat diuraikan sebagai

berikut: Konten Kurikulum Agama Islam:Kurikulum harus disesuaikan dengan perubahan

zaman dan kebutuhan siswa. Aspek penting meliputi nilai-nilai spiritual, pemahaman

mendalam terhadap ajaran agama, dan pengakuan terhadap perbedaan latar belakang siswa.

Metode Pengajaran dan Pembelajaran: Metode yang efektif harus memadukan tradisional dan

modern, mengintegrasikan praktik ibadah sehari-hari, serta menilai efektivitasnya dalam

meningkatkan pemahaman dan praktik agama siswa

. Evaluasi dan Pemantauan: Evaluasi harus mencakup peningkatan ketaqwaan siswa.

Pemantauan yang terus-menerus, peran orang tua, dan komunitas juga penting dalam

mendukung pertumbuhan spiritual siswa. Kesimpulan Umum: Kurikulum pendidikan agama

Islam di pesantren memiliki peran penting dalam memperkuat ketaqwaan siswa. Pemahaman

mendalam terhadap nilai-nilai agama, praktik ibadah sehari-hari, interaksi yang intens antara

guru-siswa, dan pengembangan kultur spiritual menjadi kunci dalam proses pendidikan.
Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kurikulum agama Islam, diperlukan

evaluasi yang mendalam, rekonstruksi tujuan pendidikan, serta penyesuaian metode

pengajaran untuk lebih relevan dengan realitas masyarakat dan perkembangan zaman.

E. Daftar Pustaka

Cholid Abdurrohman, M. (2022). Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam. Rayah Al-Islam,


6(01), 11–28. https://doi.org/10.37274/rais.v6i01.524

Hermawan, Y. C., Juliani, W. I., & Widodo, H. (2021). Konsep Kurikulum Pendidikan Islam.
TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 1–16. https://doi.org/10.53649/taujih.v3i1.88

Kurnia, D., & Wenarajasa. (2022). Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam. Rayah Al-
Islam, 6(01), 11–28. https://doi.org/10.37274/rais.v6i01.524

Sandu, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.

Saufi, A., & Hambali, H. (2019). Menggagas Perencanaan Kurikulum Menuju Sekolah
Unggul. Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 29–54.
https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v3i1.497

Silahuddin. (2014). Kurikulum Dalam Perspektif. MUDARRISUNS, 4(2), 331–355.

Walidin, W. . (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. FTK Ar Raniry
Press.
- EVALUASI PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN Ahmad Faisal* Fakultas Tarbiyah, Institut
Agama Islam Darussalam Martapura, Indonesia JOURNAL REGY RESEARCH IN EDUCATION AND
TECHNOLOGY Vol. 1 – No. 2, March (2023), Page: 103-106

Faisal, A. (2021). Placement Test Perspektif Al-Quran. Jurnal Tarbiyah Darussalam, 43-52.

Sulaiman. (2017). Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Banda Aceh: PeNA

Syar’i, A. (2020). Filsafat Pendidikan Islam. Palangka Raya: Narasi Nara

Hidayat, R. (2016). Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia". Medan:
LPPPI

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama di Pesantren, Madrasah dan Sekolah Rofi’ Addaroini1

Prosiding Pascasarjana IAIN Kediri Volume 3, November 2020

Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 10, Nomor 2, Agustus 2017

PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN PELAJAR; STUDI EMPIRIK DI PESANTREN PELAJAR ISLAM


(PPI) NURUL BURHAN BONDOWOSO Wafi Ali Hajjaj Sekolah Tinggi Agama Islam At-Taqwa
Bondowoso, Indonesia E-mail: [email protected]

Anda mungkin juga menyukai