Tugas Ringkasan - Belinda Berliana P - 2232150032

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

1.

Kewenangan Lembaga profesi akuntan dan pengawas di Indonesia (IAI, IAPI, IAMI,
PPPK, OJK)
* Ikatan Akuntan Indonesia (IAI): IAI adalah organisasi profesi akuntan yang bertanggung
jawab untuk mengatur praktik akuntansi di Indonesia. IAI mengeluarkan standar akuntansi
keuangan dan standar audit yang harus dipatuhi oleh para profesional akuntan dalam
melaksanakan tugas mereka.
*Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI): IAPI adalah organisasi profesi yang mewakili
akuntan publik di Indonesia. IAPI mengatur dan mengawasi praktik audit serta memberikan
sertifikasi bagi para akuntan publik yang memenuhi syarat.
*Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI): IAMI adalah lembaga profesi yang
mewakili akuntan manajemen di Indonesia. IAMI berperan dalam mengembangkan dan
mempromosikan praktik akuntansi manajemen yang berkualitas serta memberikan sertifikasi
bagi para profesional akuntan manajemen.
*Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK): PPATK adalah lembaga
pengawas yang bertugas untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang
serta pendanaan teroris. PPATK melakukan analisis terhadap transaksi keuangan yang
mencurigakan dan melaporkannya kepada pihak berwenang.
*Otoritas Jasa Keuangan (OJK): OJK adalah lembaga pengawas yang bertanggung jawab
atas pengawasan dan regulasi sektor jasa keuangan di Indonesia, termasuk bank, asuransi,
dan pasar modal. OJK bertujuan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan serta melindungi
kepentingan konsumen dan investor.

2.Tujuan keseluruhan auditor independent


Tujuan keseluruhan auditor independen adalah untuk memberikan opini independen tentang
apakah laporan keuangan suatu entitas sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan
yang berlaku. Ini melibatkan penilaian terhadap apakah laporan keuangan memberikan
gambaran yang wajar tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas tersebut.
Auditor independen berusaha untuk memberikan keyakinan kepada pemakai laporan
keuangan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipercaya dan dapat
diandalkan. Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap informasi
keuangan yang disajikan oleh entitas, yang pada gilirannya mendukung integritas dan
efisiensi pasar keuangan.

3.SPM1
Tujuan
Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara SPM adalah untuk:
1.KAP dan personilnya mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum danperaturan
yang berlaku; dan
2.Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengankondisinya.

Ketentuan
1.Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku
Setiap KAP dan individu didalamnya bertanggung jawab untuk memilikipemahaman dan
mematuhi seluruh ketentuan dalam SPM ini agar KAP dapatmencapai tujuan yang
ditetapkan dalam SPM ini.
2.Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu
a).Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu
b).Ketentuan etika profesi yang berlaku.
c).Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatantertentu
d).Sumber Daya Manusia.
e). Pelaksanaan Perikatan.
f).Pemantauan.
3.Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskanpimpinan
KAP bertanggung jawab dan mendukung budaya internal yangmengakui pentingnya
mutu atas KAP secara keseluruhan, serta memilikipengalaman, kemampuan dan
wewenang untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut.
4.Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memastikanKAP telah
mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.
Independensi
KAP menjaga independensinya sesuai dengan ketentuan etika profesi yangberlaku.
Kebijakan dan prosedur tersebut harus memungkinkan KAP untuk:
a) . Mengomunikasikan ketentuan Independensi kepada personil KAP danpihak lain
yang wajib mematuhi.
b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yangmenciptakan ancaman
terhadap independensi.

Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus memperolehkonfirmasi tertulis


mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedurindependensi dari personil KAP.
5.Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan PerikatanTertentu
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur ini untuk memberikankeyakinan
memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau melanjutkanhubungan dengan klien dan
perikatannya jika:
a).KAP memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan
b).KAP dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku
c).KAP telah mempertimbangkan integritas klien.

6.Sumber Daya Manusia


KAP menetapkan kebijakan dan prosedur ini untuk memastikan KAP memiliki jumlah
personil yang cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan komitmenterhadap etika
profesi.
Penugasan Tim Perikatan
KAP melimpahkan tanggung jawab atas perikatan kepada rekan perikatanyang memiliki
kompetensi, kemampuan, dan wewenang untuk menjalankanfungsinya.
7. Pelaksanaan Perikatan
Setiap KAP harus melaksanakan perikatan sesuai dengan standard profesi,serta ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku dan KAP ataupun rekanmenerbitkan laporan yang
tepat sesuai kondisi.

4.Sistematika Standar Audit


Sistematika Standar Audit mengikuti pendekatan yang terstruktur untuk memastikan
bahwa praktik audit dilakukan dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ditetapkan. Berikut adalah ringkasan sistematika Standar Audit:

1.Pendahuluan:
Menjelaskan tujuan dan lingkup Standar Audit.
Memperkenalkan prinsip-prinsip umum audit, termasuk independensi, integritas, dan
objektivitas.
2.Tanggung Jawab Auditor:
 Mengatur tanggung jawab dan kewajiban auditor dalam melakukan audit.
 Menjelaskan perlunya independensi mental dan profesional dalam menjalankan
tugas audit.
3.Pendekatan Audit:
Merinci pendekatan umum yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit,
termasuk penilaian risiko, perencanaan audit, dan pengumpulan bukti audit.
4.Bukti Audit:
 Menguraikan jenis-jenis bukti audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk
mendukung temuan dan pendapat mereka.
 Menjelaskan prinsip-prinsip yang harus dipatuhi dalam pengumpulan dan evaluasi
bukti audit.

5.Penggunaan Jasa Auditor Internal dan Eksternal:


Menyajikan panduan untuk penggunaan jasa auditor internal dan eksternal dalam mendukung
proses audit.
6.Laporan Audit:
 Mendeskripsikan format dan isi laporan audit yang harus disajikan oleh auditor
kepada pihak yang berwenang.
 Menjelaskan pentingnya komunikasi temuan audit secara jelas dan akurat.
7.Pelaporan Kepentingan Pihak Lain:
Menyajikan pedoman untuk pelaporan kepada pihak yang memiliki kepentingan dalam hasil
audit, seperti manajemen perusahaan dan regulator.
8.Komunikasi dengan Pihak yang Berwenang:
Merinci prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh auditor dalam berkomunikasi dengan pihak
yang berwenang, termasuk manajemen dan dewan direksi.
9.Pertimbangan Khusus:
Menyajikan pertimbangan khusus yang harus diperhatikan oleh auditor dalam kasus-kasus
tertentu, seperti audit entitas yang memiliki risiko tinggi atau situasi konflik kepentingan.
10.Pelaksanaan Audit:
Merinci langkah-langkah praktis yang harus diambil oleh auditor dalam menjalankan audit,
termasuk pengujian, analisis, dan evaluasi.

5.Sistematika KEPAP
Sistematika KEPAP (Kode Etik Profesi Akuntan Publik) adalah struktur yang dirancang
untuk memandu perilaku dan praktik akuntan publik dalam menjalankan tugas profesional
mereka dengan integritas, objektivitas, dan kepatuhan terhadap standar etika yang tinggi.
1.Pendahuluan:
 Memperkenalkan tujuan dan lingkup KEPAP.
 Menjelaskan pentingnya etika dalam praktik profesional akuntan publik.
2.Integritas:
 Menguraikan pentingnya menjaga kejujuran, kejujuran, dan kejujuran dalam semua
aspek pekerjaan akuntan publik.
 Menetapkan standar perilaku yang mengharuskan akuntan publik untuk menghindari
konflik kepentingan dan praktik yang tidak etis.
3.Objektivitas:
 Menjelaskan perlunya tetap objektif dan independen dalam memberikan saran dan
opini kepada klien.
 Memastikan bahwa akuntan publik tidak membiarkan kepentingan pribadi atau
eksternal mempengaruhi penilaian mereka.
4.Kompetensi dan Kewenangan Profesional:
 Mengatur standar untuk kualifikasi, pendidikan, dan pelatihan yang diperlukan bagi
akuntan publik.
 Mendorong akuntan publik untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka melalui pendidikan berkelanjutan.
5.Kerahasiaan:
 Menjelaskan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
menjalankan tugas profesional.
 Memastikan bahwa akuntan publik tidak mengungkapkan informasi sensitif tanpa izin
dari klien atau pihak yang berwenang.
6.Perilaku Profesional:
 Mengatur standar untuk perilaku yang sesuai dalam hubungan dengan klien, rekan
kerja, dan pihak yang berkepentingan lainnya.
 Memastikan bahwa akuntan publik memperlakukan semua pihak dengan hormat dan
tidak melakukan tindakan yang merugikan atau merugikan.
7.Standar Teknis:
 Menetapkan standar untuk pelaksanaan pekerjaan akuntansi, termasuk standar
pelaporan keuangan dan audit.
 Memastikan bahwa akuntan publik mematuhi standar teknis yang berlaku dan
menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme dan akurasi.

6.Kerangka konseptual KEPAP


Kerangka Konseptual KEPAP adalah panduan yang menyediakan dasar konseptual bagi
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP). Ini menguraikan prinsip-prinsip dasar, nilai-
nilai, dan asumsi yang membimbing perilaku etis akuntan publik dalam menjalankan tugas
mereka.
1.Tujuan dan Lingkup:
Menguraikan tujuan utama KEPAP dan ruang lingkup aplikasinya, menetapkan landasan
bagi prinsip-prinsip etika yang dijelaskan dalam dokumen tersebut.
2.Nilai-Nilai Etika:
Menjelaskan nilai-nilai fundamental yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam
menjalankan tugas mereka, termasuk integritas, objektivitas, kompetensi, dan
profesionalisme.
3.Prinsip-Prinsip Etika:
Merinci prinsip-prinsip umum yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam menjalankan
praktik profesional mereka, seperti kejujuran, kewajiban profesional, dan perlunya
menghormati kerahasiaan informasi.

4.Asumsi Dasar:
Menetapkan asumsi dasar tentang sifat manusia, tanggung jawab profesional, dan hubungan
dengan pihak lain yang menjadi landasan bagi konsep etika dalam praktik akuntan publik.
5.Kerangka Pemikiran untuk Pengambilan Keputusan:
Menguraikan kerangka pemikiran yang harus digunakan oleh akuntan publik dalam
menghadapi situasi yang menimbulkan dilema etika, membantu mereka untuk melakukan
evaluasi yang tepat dan membuat keputusan yang etis.

Anda mungkin juga menyukai