Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Abstrak
Saat menjalani proses pendidikan, peserta didik berperan ganda sebagai subjek dan objek
yang aktif. Mereka menjadi subjek karena mereka secara aktif mengambil peran utama
dalam pembelajaran, sementara juga berperan sebagai objek yang akan ditingkatkan dan
dikembangkan oleh pendidik. Jika pendekatan yang diterapkan adalah memperlakukan
peserta didik sebagai objek, maka hal ini menuntut mereka untuk aktif berperan sebagai
subjek dalam proses belajar, walaupun dengan bantuan fasilitasi dari lembaga pendidikan,
termasuk implementasi manajemen peserta didik yang bertujuan untuk merangsang
semua potensi yang terkandung dalam diri mereka. Meningkatkan motivasi belajar siswa
adalah salah satu teknik yang digunakan dalam mengembangkan kapasitas dan semangat
belajar mereka. Salah satu strategi yang rasional untuk memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan motivasi siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa berakar pada keyakinan bahwa motivasi belajar siswa
memiliki dampak yang signifikan, bukan hanya pada pencapaian hasil belajar, tetapi juga
pada manfaat keseluruhan proses pembelajaran. Slavin berpendapat bahwa siswa yang
termotivasi akan lebih mudah untuk dipandu, memberikan tugas dengan lebih antusias,
memiliki dorongan yang kuat untuk mendapatkan pengetahuan, aktif mencari informasi
terkait materi yang diajarkan oleh guru, dan menggunakan proses kognitif yang lebih
tinggi untuk memahami dan meresapkan materi pelajaran yang disampaikan. (Syarif,).
Kata Kunci: Peserta didik, Motivasi Belajar Siswa, Meningkatkan Motivasi Belajar.
PENDAHULUAN
Sangat disayangkan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh
strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru diharapkan untuk memahami
komponen-komponen dasar dalam menjalankan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Seharusnya guru mampu memahami esensi mengajar dan belajar itu sendiri, di mana
mengajar tidak hanya sebagai alat untuk mengirimkan pengetahuan, tetapi juga sebagai
cara untuk memiliki sejumlah perilaku yang akan menjadi milik siswa. Di Indonesia,
tingkat pendidikan masih mengkhawatirkan, dan negara ini tertinggal dibandingkan
dengan negara tetangga, ini dikarenakan pengelolaan pendidikan yang tidak optimal.
Mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan, dan ini adalah tugas
bersama untuk memperbaikinya, terutama bagi para guru. Isu utama dalam pendidikan
Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan, terutama di tingkat dasar dan
menengah.
Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh lima faktor yang berperan penting, yaitu:
1) Ambisi atau aspirasi siswa yang ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan
kepribadian individu yang mendorong motivasi untuk mencapai ambisi yang diinginkan,
2) Kemampuan dan keterampilan siswa yang memperkuat motivasi, 3) Kondisi siswa dan
lingkungan yang stabil dan sehat dapat meningkatkan motivasi siswa dan prestasi mereka,
4) Aspek-aspek dinamis dalam belajar, di mana individu dapat beradaptasi dengan
lingkungan di sekitarnya dan mendapatkan pengalaman, 5) Upaya guru dalam mengajar
siswa yang menuntut profesionalisme dan keterampilan dalam suatu kegiatan atau
pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi dan manfaatnya.
Proses pembelajaran akan berjalan lancar ketika siswa memiliki motivasi yang kuat
dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus aktif dalam merangsang motivasi belajar siswa.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru harus menjadi kreatif dalam
membangkitkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan
memerlukan manajemen yang efektif untuk mengelola peserta didik. Manajemen peserta
didik, yang juga dikenal sebagai manajemen kesiswaan, merupakan salah satu aspek
operasional dalam pengelolaan sekolah. Konsep manajemen peserta didik merupakan
gabungan antara manajemen dan peserta didik itu sendiri. Manajemen merupakan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Sementara itu, peserta didik, sesuai dengan Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah anggota
masyarakat yang berupaya mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia di berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
METODE
Sumber dalam artikel ilmiah ini berdasarkan metode studi literatur atau kepustakaan.
Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa studi literatur mencakup analisis dan referensi
terhadap teori mengenai norma, nilai, dan budaya yang ada dalam konteks peristiwa
sosial yang menjadi objek penelitian. Dalam studi literatur ini, informasi dan pandangan
dari berbagai sumber, termasuk buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan topik
artikel, diselidiki secara mendalam dan dianalisis guna menghasilkan simpulan yang
mendukung penulisan artikel ini. Pemahaman ini juga sejalan dengan pandangan Nazir
(2005), yang menegaskan bahwa studi kepustakaan merupakan langkah penting dalam
menyusun karya ilmiah, karena hal ini memungkinkan penulis untuk mengumpulkan data
yang relevan.
Pembahasan Kata "motif" dalam konteks ini mengacu pada daya pendorong yang
mendorong subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Dengan dasar istilah "motif" ini, maka motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal
yang menggerakkan seseorang untuk bertindak. Mc.Donald telah menjelaskan bahwa
motivasi adalah perubahan energi dalam diri individu yang ditandai oleh munculnya
perasaan tertentu, yang kemudian diikuti oleh respons terhadap tujuan yang ingin dicapai
(Miru, 2009).
Pentingnya motivasi dalam konteks belajar tidak dapat diabaikan. Motivasi belajar
memainkan peran penting dalam keberhasilan individu dalam proses pembelajaran.
Motivasi belajar dapat dianggap sebagai kekuatan penggerak yang ada dalam diri siswa,
yang memicu dan mengarahkan aktivitas belajar, serta memberikan arah kepada upaya
pembelajaran, sehingga tujuan yang diinginkan oleh pelajar dapat tercapai. Dengan
motivasi yang tinggi, siswa memiliki sumber daya yang cukup untuk menghadapi dan
menyelesaikan kegiatan belajar (Simarmata, 2013).
Motivasi belajar sangat relevan dalam proses pendidikan. Keberhasilan dalam mencapai
tujuan pembelajaran sangat bergantung pada tingkat motivasi dan antusiasme peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi belajar dapat berasal dari dua
arah yang berbeda, yaitu motivasi intrinsik yang berakar pada dorongan internal individu
untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam proses belajar itu sendiri, dan motivasi
ekstrinsik yang muncul karena adanya dorongan eksternal, seperti penghargaan atau
pujian. Dengan kata lain, motivasi intrinsik muncul dari dorongan diri sendiri untuk
tujuan yang memiliki makna esensial, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih terkait dengan
hadiah atau ganjaran eksternal yang tidak selalu terkait dengan substansi pembelajaran.
Motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku belajar peserta didik.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong yang memberikan energi untuk melibatkan siswa
dalam tindakan belajar, menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar, serta
memandu pemilihan aktivitas yang relevan untuk mencapai tujuan tersebut (Sardiman,
2007; Hamzah, 2007; Djamarah, 2011). Motivasi juga merupakan alat penting dalam
pengembangan sistem pembelajaran yang bermakna (Hanafiah dan Suhana, 2009).
Dalam konteks belajar, motivasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kategori,termasuk motivasi instrumental, motivasi sosial, motivasi berprestasi, dan
motivasi intrinsik. Setiap jenis motivasi memainkan peran yang penting dalam
membentuk perilaku belajar peserta didik. Motivasi instrinsik cenderung berasal dari
dorongan internal yang berkaitan dengan kepuasan pribadi dalam belajar, sementara
motivasi ekstrinsik lebih terkait dengan ganjaran atau hadiah eksternal. Kombinasi dari
jenis motivasi ini dapat memengaruhi semangat, ketekunan, dan prestasi belajar siswa.
Penting untuk diingat bahwa motivasi adalah salah satu komponen kunci dalam proses
belajar, dan meningkatkan motivasi siswa adalah tanggung jawab utama para pendidik.
Dengan merangsang motivasi belajar siswa, guru dapat membantu siswa mencapai hasil
yang lebih baik dalam pendidikan.
Meningkatkan Kualitas Guru merupakan aspek yang krusial dalam dunia pendidikan.
Seorang guru memiliki peran sentral dalam mengemban tugasnya sebagai penggerak
utama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki kesadaran diri
yang kuat untuk secara berkelanjutan meningkatkan kualitasnya. Lebih dari sekadar
menguasai mata pelajaran yang diajarkan, seorang guru juga harus memiliki kualitas
dalam memahami aspek psikologi anak. Kemampuan ini menjadi sangat penting dalam
upaya mewujudkan motivasi belajar siswa yang tinggi. Untuk mencapai hal ini, guru
memiliki berbagai opsi untuk meningkatkan kualitasnya, termasuk mengikuti berbagai
seminar dan pelatihan yang relevan.
Memaksimalkan Fasilitas Pembelajaran Untuk menciptakan motivasi belajar siswa
yang kuat, guru harus mampu memanfaatkan dengan optimal fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Terutama, dalam konteks Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti yang sedang
dijalani saat ini, pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah
memberikan bantuan kuota internet. Selain itu, guru juga sangat dianjurkan untuk
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang dapat
membangkitkan motivasi siswa.
Selain memanfaatkan fasilitas pembelajaran, seorang guru perlu memilih metode
pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode ini sangat memengaruhi sejauh mana siswa
merasa terlibat dalam proses pembelajaran. Guru harus cermat dalam memilih metode
pembelajaran yang dapat menghindari rasa jenuh dan memicu antusiasme siswa.
Contohnya, guru dapat menerapkan metode belajar melalui diskusi langsung
menggunakan aplikasi pembelajaran, atau mengorganisasi siswa menjadi berbagai
kelompok untuk mempermudah pemahaman materi.
Memanfaatkan Media Belajar yang inovatif dan menarik adalah strategi efektif untuk
meningkatkan minat dan konsentrasi belajar siswa. Media-media pembelajaran yang
kreatif, seperti video pembelajaran beranimasi, dapat menjadi sarana yang menggugah
minat siswa dalam proses belajar. Di era digital dan internet, siswa memiliki akses kepada
beragam sumber daya pembelajaran yang dapat mendukung dan memperkaya
pengalaman belajar mereka.
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, seorang guru, sesuai dengan
pandangan Winkel (1991), perlu memperhatikan beberapa hal penting, di antaranya:
Menurut Sadirman (1996), siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki beberapa ciri-
ciri khusus, di antaranya:
KESIMPULAN
Proses pembelajaran yang berhasil sangat bergantung pada tingkat motivasi belajar siswa.
Oleh karena itu, guru memiliki peran penting dalam membangkitkan dan
mengembangkan motivasi belajar siswa. Guru yang kreatif memiliki kemampuan untuk
menginspirasi siswa dalam proses pembelajaran mereka. Dengan kekreatifan mereka,
guru mampu membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi dalam pembelajaran yang
mereka jalani.Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru juga harus memiliki keterampilan
mengajar yang baik. Ini tidak hanya berarti menguasai materi pelajaran, tetapi juga
mengelola proses pembelajaran dengan efektif dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah, terutama para guru, untuk terus memperbaiki
keterampilan mengajar mereka agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran. Keterampilan mengajar ini meliputi berbagai aspek, seperti
kemampuan membuka dan menutup pelajaran, kemampuan menjelaskan materi,
kemampuan bertanya dengan tepat, memberikan penguatan positif, menciptakan variasi
dalam metode pengajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengajar individu, dan
mengelola kelas dengan baik.Guru memiliki peran kunci sebagai motivator dalam
menumbuhkan dan mengembangkan motivasi dalam diri peserta didik. Motivasi belajar
siswa melibatkan berbagai elemen, termasuk keinginan untuk sukses, dorongan belajar,
harapan masa depan, penghargaan dalam proses belajar, pengalaman belajar yang
menarik, serta lingkungan pembelajaran yang kondusif. Semua ini berkontribusi pada
tingkat motivasi belajar siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar mereka.
REFERENSI
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/1727/1409/