Artikel MMT KEL.3
Artikel MMT KEL.3
Artikel MMT KEL.3
Email: [email protected]
Abstrak: Pendidikan merupakan kunci utama untuk kemajuan suatu bangsa, dan kualitas pendidikan
menjadi tolok ukurnya. Motivasi belajar siswa menjadi faktor penting dalam mencapai kualitas
pendidikan yang optimal. Artikel ini membahas strategi dan peran guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sumbersari 3 Malang. Melalui penelitian
kualitatif dengan metode wawancara, ditemukan bahwa guru menggunakan berbagai metode
strategis untuk meningkatkan motivasi belajar, termasuk pembelajaran berbasis aktivitas siswa.
Artikel ini juga menekankan pentingnya continuous improvement dalam mencapai tujuan akademik
dan profesional, serta peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Evaluasi
proses belajar juga penting untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dan meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif dan inklusif, guru di SDN
Sumbersari 3 Malang berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang memotivasi dan
mendukung partisipasi aktif siswa, sehingga berdampak positif terhadap pencapaian akademik dan
perkembangan siswa secara holistik.
Abstract: Education is the main key to the progress of a nation, and the quality of education is the
benchmark. Student learning motivation is an important factor in achieving optimal quality
education. This article discusses strategies and the role of teachers in increasing student learning
motivation at the Sumbersari 3 Malang State Elementary School (SDN). Through qualitative
research using interview methods, it was found that teachers use various strategic methods to
increase learning motivation, including student activity-based learning. This article also emphasizes
the importance of continuous improvement in achieving academic and professional goals, as well as
the role of teachers in creating a conducive learning environment. Evaluation of the learning
process is also important to identify student weaknesses and increase learning effectiveness. By
implementing innovative and inclusive learning strategies, teachers at SDN Sumbersari 3 Malang
have succeeded in creating a learning environment that motivates and supports active student
participation, thereby having a positive impact on academic achievement and holistic student
development.
PENDAHULUAN
Supervisi dalam bidang pendidikan merupakan komponen penting yang berperan dalam
mendorong peningkatan berkelanjutan guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan bersama
Wahib, (2021). harapan yang diidamkan oleh semua pihak, termasuk negara, institusi pendidikan,
siswa, orang tua, dan masyarakat umum, memerlukan upaya perbaikan yang dilakukan baik secara
individu maupun dalam kelompok. Fokus utama dari supervisi adalah para guru yang memiliki peran
penting dalam membentuk karakter anak. Selain guru, supervisi pendidikan juga mencakup semua
elemen yang terlibat di dalamnya, seperti manajemen, administrasi, keuangan, hubungan masyarakat,
fasilitas, kurikulum, dan urusan kesiswaan. Supervisi pada dasarnya mengadopsi dua pendekatan
utama, yaitu supervisi akademik dan supervisi manajerial.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode analisis deskriptif yang melibatkan teknik analisis studi kepustakaan. Studi kepustakaan
merupakan metode pengumpulan data yang fokus pada pencarian informasi dan data melalui
berbagai jenis dokumen, seperti dokumen tertulis, foto, gambar, dan dokumen elektronik yang
mendukung proses penulisan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur yang
relevan dengan topik penelitian. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman tentang fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, dan tindakan (Adhimah, 2020). Pendekatan ini menghasilkan data yang kaya dan
kontekstual, memberikan gambaran holistik, serta memahami kompleksitas dan keragaman
pengalaman manusia.
Pendidikan merupakan upaya terencana dan sistematis untuk menciptakan interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam rangka mentransfer pengetahuan, mengembangkan potensi, dan
membentuk perilaku positif pada diri peserta didik melalui proses pengajaran. Salah satu elemen
kunci yang memengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran adalah motivasi belajar. Dalam konteks
pembelajaran, motivasi adalah dorongan internal yang mendorong aktivitas belajar, yang menjadi
penjamin kelangsungan proses pembelajaran. Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang
tidak terkait dengan kecerdasan intelektual. Meskipun seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi,
kekurangan motivasi dapat menyebabkan kegagalan dalam belajar.
Motivasi memiliki peran penting dalam proses pendidikan, baik bagi guru maupun siswa.
Bagi guru, pemahaman terhadap motivasi belajar siswa menjadi krusial untuk menjaga dan
meningkatkan semangat belajar mereka. Sedangkan bagi siswa, motivasi belajar menjadi pendorong
utama untuk aktif dalam proses pembelajaran. Saat siswa merasa termotivasi, mereka cenderung
lebih antusias dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Namun, saat ini, banyak siswa yang
kekurangan motivasi untuk belajar, yang tercermin dalam sikap acuh terhadap pembelajaran, kurang
perhatian saat guru menjelaskan, dan tidak mengerjakan tugas. Oleh karena itu, guru memiliki
tanggung jawab untuk memperkuat dan menanamkan motivasi belajar pada siswa, karena guru
adalah unsur kunci dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Beberapa tantangan yang dihadapi guru di SDN Sumbersari 3 Malang antara lain kurangnya
minat dan semangat belajar pada sebagian siswa, perbedaan tingkat motivasi belajar antar siswa,
serta kendala dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Untuk mengatasi hal
tersebut, para guru menerapkan beragam strategi guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah
satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru SDN Sumbersari 3 Malang dalam proses
pengajaran adalah metode Learning by Doing, dimana dengan menggunakan pendekatan ini, peserta
didik dapat lebih termotivasi untuk belajar (Abdul Fattah Nasution, Amelia Amelia Soleh
Parlindungan, 2024). Hal ini disebabkan karena metode ini mendorong peserta didik untuk langsung
terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat lebih cepat memahami materi yang
dipelajari. Mengingat anak-anak usia Sekolah Dasar cenderung masih bermain, maka pembelajaran
haruslah disajikan dengan cara yang menyenangkan agar peserta didik termotivasi dan menikmati
setiap kegiatan pembelajaran.
Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik juga dapat dilakukan dengan
menyajikan materi pembelajaran secara menarik. Motivasi sangat erat kaitannya dengan emosi,
minat, dan kebutuhan peserta didik. Motivasi intrinsik yang mendorong rasa ingin tahu, keinginan
untuk mencoba hal baru, dan rasa mandiri peserta didik menjadi dasar bagi pendidik untuk
merancang strategi motivasi ekstrinsik yang efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Oleh karena itu, keterlibatan intelektual dan emosional peserta didik dalam proses interaksi edukatif
menjadi sangat penting. Guru diharapkan mampu mengelola motivasi dengan menerapkan aktivitas
pembelajaran yang melibatkan peserta didik, seperti pembelajaran sambil melakukan ( learning by
doing ). Seperti yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam buku Belajar dan Pembelajaran,
Edga Dale menyatakan bahwa pembelajaran yang paling efektif adalah pembelajaran melalui
pengalaman langsung. Dalam pembelajaran melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya sekedar
mengamati, tetapi juga harus merasakan, terlibat secara langsung.
1. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan memberikan pujian pada siswa. Hal
ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi siswa untuk terus berprestasi.
2. Mendukung motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) maupun dari dalam diri sendiri
(intrinsik).
3. Mengembangkan minat membaca dengan menyediakan bahan dan sumber belajar yang
sesuai.
4. Memfokuskan pada minat siswa dalam mata pelajaran.
5. Mengakomodasi berbagai gaya belajar sesuai kebutuhan dan minat siswa.
6. Membentuk kelompok belajar untuk meningkatkan interaksi, kolaborasi, dan suasana belajar
yang dinamis.
7. Menghargai peran guru dan orang tua dalam mendukung motivasi belajar.
8. Menerapkan strategi seperti menjelaskan tujuan, membangkitkan minat, menciptakan suasana
menyenangkan, dan menggunakan metode penyajian yang menarik.
Untuk mendorong semangat belajar yang tinggi pada siswa, guru-guru di SDN Sumbersari 3
Malang memiliki beberapa strategi yang dapat diimplementasikan. Salah satunya adalah dengan
menumbuhkan minat belajar siswa melalui berbagai metode yang menarik perhatiannya. Selain itu,
guru juga dapat memelihara rasa ingin tahu siswa dengan memberikan tantangan yang relevan dan
menarik bagi mereka. Menggunakan variasi dalam penyampaian materi juga menjadi kunci dalam
meningkatkan motivasi siswa, dengan mengadopsi beragam teknik presentasi yang menarik dan
berdaya ungkit. Selanjutnya, memberikan siswa kesempatan untuk menetapkan tujuan pribadi
mereka sendiri juga dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka. Ketika siswa-siswa merasa
termotivasi, kemungkinan besar mereka akan lebih fokus pada proses pembelajaran, mengurangi
kemungkinan adanya gangguan di dalam kelas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki
kreativitas dalam menerapkan berbagai ide untuk memotivasi siswa. Beberapa ide yang dapat
diterapkan di dalam kelas antara lain (Rahmayani & Amalia, 2020) :
2. Meskipun penilaian akademis penting, siswa juga harus dilibatkan secara aktif dalam
menyampaikan ide dan solusi untuk memecahkan masalah, hal ini dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.
3. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan menghargai setiap siswa tanpa memandang
kemampuan akademis semata, sehingga mereka terdorong untuk terus mengikuti proses
belajar.
4. Guru harus terlibat dalam membantu siswa mencapai hasil belajar yang optimal, seperti
membimbing siswa yang kesulitan memahami materi matematika, bukan hanya fokus pada
hasil ujian atau tugas.
5. Hindari menciptakan kompetisi antar individu siswa, karena dapat menimbulkan
kekhawatiran, berdampak buruk pada proses belajar, dan mendorong perilaku curang.
6. Guru, khususnya guru matematika, penting untuk menunjukkan antusiasme dalam mengajar
agar dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Guru yang terlihat bosan dan
kurang semangat akan berdampak buruk pada motivasi siswa.
7. Memberikan penghargaan seperti nilai atau hadiah ketika siswa dapat menjawab soal dengan
baik, namun harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menciptakan kompetisi yang
berlebihan.
8. Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas, seperti membentuk kelompok
dan memberikan soal matematika yang berbeda pada setiap kelompok, sehingga mereka
dapat bekerjasama dalam menyelesaikannya.
9. Hindari menggunakan ancaman, kekerasan, hukuman, atau nilai rendah dalam proses belajar-
mengajar, karena dapat mendorong siswa untuk menyontek atau mengambil jalan pintas yang
tidak diinginkan.
Penerapan strategi tersebut memberikan dampak positif, seperti peningkatan antusiasme dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan positif,
peningkatan prestasi akademik siswa secara keseluruhan, serta tumbuhnya rasa percaya diri dan
tanggung jawab belajar pada diri siswa. Dengan strategi utama seperti menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan, memberikan apresiasi pada siswa, serta melibatkan siswa secara aktif,
guru di SDN Sumbersari 3 Malang berhasil meningkatkan motivasi belajar siswanya. Keberhasilan
ini perlu didukung dengan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua agar tercipta lingkungan
belajar yang efektif. Strategi ini juga diharapkan dapat direplikasi di sekolah-sekolah lain untuk
menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna.
Continuous Improvement, atau CI, yang berarti upaya perbaikan berkelanjutan atau terus-
menerus (Shinta Nisaus Syuroya, 2022). Konsep ini juga digunakan dalam bidang pendidikan,
khususnya oleh lembaga-lembaga yang menganut konsep Total Quality Management atau TQM.
Dalam Penerapan konsep continuous improvement juga berperan penting untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SDN 3 Sumbersari Malang. Konsep continuous improvement menitik beratkan pada
usaha berkesinambungan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan prestasi akademik siswa
melalui evaluasi yang terus-menerus, perbaikan yang berkelanjutan, dan penyesuaian terhadap
perubahan. Dengan menerapkan pendekatan ini, SDN 3 Sumbersari Malang dapat mengidentifikasi
area-area yang memerlukan peningkatan dalam sistem pendidikan, memperbaiki metode pengajaran
yang tidak efisien, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mendukung pencapaian tujuan
akademik.
Maka dari itu, melalui upaya bersama dalam meningkatkan motivasi belajar dan menerapkan
continuous improvement, SDN 3 Sumbersari Malang dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya
unggul secara akademik tetapi juga siap menghadapi tantangan dalam karier profesional mereka di
masa depan. Sinergi antara kedua faktor ini akan membantu menciptakan lingkungan pembelajaran
yang dinamis, inovatif, dan berorientasi pada hasil, sehingga mempersiapkan siswa untuk meraih
kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Lingkungan belajar yang kondusif merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi
keberhasilan proses pendidikan. Baik di sekolah maupun di rumah, menciptakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran akan meningkatkan motivasi, konsentrasi, dan pencapaian akademis siswa.
Dengan hal ini lingkungan belajar yang diharapkan mencakup beberapa aspek, seperti (Setiawan &
Mudjiran, 2022) :
a) Penyusunan ruang kelas yang sesuai merupakan langkah penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang positif.
b) Menciptakan suasana belajar yang ramah dan nyaman bagi siswa dan guru juga sangat
penting. Peran guru dalam membentuk lingkungan yang merangsang dan menginspirasi siswa
untuk belajar dengan semangat tidak boleh diabaikan.
c) Meskipun pembelajaran terjadi di dalam kelas, lingkungan di luar kelas juga memiliki
dampak pada pembelajaran siswa. Kerjasama yang baik antara semua pihak terlibat, termasuk
siswa, guru, kepala sekolah, staf, dan petugas kebersihan, penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang positif.
d) Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk mengurangi perilaku yang mengganggu selama
pembelajaran.
e) Seorang guru harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran, termasuk dengan menjadi pendengar yang baik dan memberikan dorongan
serta saran kepada siswa.
f) Membiarkan siswa berekspresi secara kreatif adalah metode lain untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
g) Menetapkan aturan bersama adalah langkah lain yang diperlukan dalam menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif. Di SDN Sumbersari 3 Malang, para pendidik tidak hanya
menjalankan tugas mereka sebagai pengajar yang kompeten, tetapi juga memiliki peran
signifikan dalam merancang suasana pembelajaran yang memotivasi.
Pentingnya dalam membentuk lingkungan belajar yang mendukung adalah dengan
memahami kebutuhan serta minat siswa secara individu. Di SDN Sumbersari 3 Malang, para
pendidik berkomitmen untuk memahami siswa secara menyeluruh. Mereka aktif berinteraksi dengan
siswa, mendengarkan, dan menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar serta kebutuhan
personal masing-masing siswa.
Lingkungan belajar yang kondusif memerlukan akses terhadap sumber daya dan fasilitas
yang memadai untuk menyediakan lingkungan belajar yang lengkap dengan buku teks, peralatan
pembelajaran, serta teknologi yang diperlukan. Dengan merencanakan kegiatan yang menarik dan
relevan, mereka memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk belajar dengan
maksimal.
Di SDN Sumbersari 3 Malang, pendidikan yang efektif tak terlepas dari partisipasi aktif
siswa dalam proses pembelajaran. Guru-guru di sekolah tersebut mendorong siswa untuk terlibat
secara langsung dalam pembelajaran aktif, baik melalui diskusi, proyek kolaboratif, maupun
eksperimen. Mereka tidak hanya menyampaikan konsep-konsep secara pasif, melainkan juga
mengajak siswa untuk menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata. Pendekatan ini bertujuan
untuk membantu siswa membangun keterampilan kritis dan pemecahan masalah yang esensial dalam
menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan mengadopsi metode pembelajaran yang berorientasi pada partisipasi siswa, guru-
guru di SDN Sumbersari 3 Malang membuka peluang bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran. Melalui diskusi yang interaktif, proyek
kolaboratif, dan eksperimen praktis, siswa diajak untuk aktif berpikir, menganalisis informasi, serta
menemukan solusi atas berbagai permasalahan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi
penerima informasi, tetapi juga pembuat pengetahuan yang mampu mengaplikasikan konsep-konsep
yang dipelajari dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran merupakan perjalanan yang unik bagi setiap individu dan seringkali
penuh dengan tantangan dan hambatan. Mengidentifikasi kelemahan dalam proses pembelajaran
merupakan langkah penting dalam memahami dan mengatasi hambatan yang mungkin dihadapi
siswa. Proses pengidentifikasi harus dilakukan oleh guru baik saat pembelajaran berlangsung atau
saat evaluasi pembelajaran. Hal ini supaya proses belajar yang dilakukan bersifat efektif. Guru akan
mengetahui kelemahan kelemahan siswa dan melakukan perbaikan perbaikan dalam proses
pembelajaran.
Proses mengidentifikasi kelemahan dalam proses pembelajaran tidak hanya membantu siswa
mengatasi hambatan, tetapi juga mempererat hubungan antara guru dan siswa serta meningkatkan
efektivitas seluruh proses belajar mengajar. Salah satu contohnya adalah dengan memahami
kebutuhan individu siswa, guru dapat mengembangkan strategi pengajaran yang lebih baik,
memberikan dukungan tambahan, dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan. Selain itu,
menilai kemajuan siswa memungkinkan guru melacak kemajuan dan menyesuaikan pendekatan
pembelajaran terhadap perubahan kebutuhan.
Pembelajaran aktif adalah suatu proses belajar di mana siswa terlibat secara langsung dalam
membangun pengetahuan, memecahkan masalah, dan membentuk pemahaman baru melalui
partisipasi aktif dalam kegiatan berpikir, merencanakan, berdiskusi, dan menciptakan (Kasi, 2022).
Peran guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi siswa. Guru
dapat menggunakan berbagai teknik pengajaran yang interaktif, dengan itu sdn 3 sumbersari malang
melakukan berbagai penerapan pembelajaran aktif di kelas seperti diskusi kelompok, permainan
peran, dan pembelajaran berbasis masalah. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi penerima
informasi pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang efektif dapat merangsang siswa agar aktif dalam proses
pembelajaran (Utomo & Tiara Agustin, 2024). Guru perlu memiliki kemampuan untuk memberikan
umpan balik yang sesuai dan membangun, baik itu berupa pujian, pengakuan, atau saran untuk
perbaikan. Selanjutnya, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan
partisipasi siswa. Hal ini SDN 3 sumbersari malang melakukan Penggunaan perangkat lunak
pembelajaran seperti interaktif, aplikasi edukatif, dan platform daring dapat memfasilitasi
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Maka dari itu siswa SDN 3 sumbersari dapat berpartisipasi
dalam diskusi daring, mengerjakan tugas-tugas interaktif, dan berkolaborasi dengan teman sekelas
secara online.
Pemberian tanggung jawab kepada siswa juga dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam
pembelajaran. Guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memimpin presentasi,
menyajikan proyek, atau memandu diskusi. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri siswa
tetapi juga merangsang mereka untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Penting untuk
menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung, di mana setiap siswa merasa didengar
dan dihargai. Guru perlu memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berbicara, berbagi
pendapat, dan berkontribusi dalam pembelajaran. Dengan menciptakan atmosfer yang positif dan
inklusif, partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat meningkat secara signifikan.
Dengan menerapkan berbagai strategi ini secara konsisten dan terencana, SDN 3 Sumbersari
Malang dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi partisipasi aktif siswa. Hal
ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa tetapi juga membantu mereka
mengembangkan keterampilan sosial, kolaboratif, dan pemecahan masalah yang penting untuk masa
depan mereka.
KESIMPULAN
Meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif dan menarik bagi siswa, serta mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan
dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dan peningkatan motivasi belajar, seperti menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, memberikan apresiasi kepada siswa, dan memfasilitasi partisipasi aktif siswa, SDN
Sumbersari 3 Malang dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan
berorientasi pada hasil.
Dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan strategi yang tepat, siswa akan memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar dapat meraih kesuksesan
dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka dapat mencapai tujuan akademik dan profesional secara
optimal. Selain itu, siswa juga akan terlibat dalam proses Continuous Improvement atau perbaikan
berkelanjutan untuk terus meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Dalam proses ini,
guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang membantu siswa untuk mengembangkan
potensi mereka secara maksimal. Guru harus mampu menyesuaikan pendekatan pembelajaran
dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa. Selain itu, guru juga harus memberikan
umpan balik yang konstruktif dan apresiasi yang memadai agar siswa merasa dihargai dan
termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.
Dengan demikian, melalui kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak sekolah dalam
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif,
siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi dan dapat mencapai prestasi akademik yang
maksimal. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara
keseluruhan.
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Fattah Nasution, Amelia Amelia Soleh Parlindungan, Z. (2024). Strategi Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Abdul. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(2).
https://ejurnalqarnain.stisnq.ac.id/index.php/ALFIHRIS/article/view/719
Adhimah, S. (2020). Peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini (studi
kasus di desa karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan-Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 57–
62. https://doi.org/10.21831/jpa.v9i1.31618
Andayani, T., & Madani, F. (2023). Peran Penilaian Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa di Pendidikan Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(2), 924–930.
https://doi.org/10.31949/educatio.v9i2.4402
Jainiyah, D. (2023). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Multidisiplin Indonesia, 2(6), 1304–1309. https://doi.org/10.58344/jmi.v2i6.284
Kasi, R. (2022). Pembelajaran Aktif : Mendorong Partisipasi Siswa. Jurnal Pembelajaran, 1(1), 1–
12. https://osf.io/preprints/osf/f6d7x
Mulya, G., & Lengkana, A. S. (2020). Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani. COMPETITOR: Jurnal Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, 12(2), 83. https://doi.org/10.26858/cjpko.v12i2.13781
Rahmayani, V., & Amalia, R. (2020). Strategi Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Di Kelas. Journal on Teacher Education, 2(1), 18–24.
https://doi.org/10.31004/jote.v2i1.901
Sanjani, M. A. (2021). Pentingnya Strategi Pembelajaran Yang Tepat Bagi Siswa. Jurnal Serunai
Administrasi Pendidikan, 10(2), 34.
https://www.ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/jc/article/view/517
Setiawan, H., & Mudjiran, D. (2022). Creating a Conduusive Learning Environment for Elementary
School Level Students Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Kondusif Bagi Peserta Didik
Tingkat Sekolah Dasar. | Jurnal CERDAS Proklamator, 10(2), 161–167.
https://cerdas.bunghatta.ac.id/index.php/jcp/article/view/152
Shinta Nisaus Syuroya. (2022). Continuous Improvement : Alternatif Strategi Pondok Pesantren
dalam Mempertahankan Eksistensinya di Era Post pandemic. Progressive of Cognitive and
Ability, 1(2), 133–140. https://doi.org/10.56855/jpr.v1i2.27
Utomo, & Tiara Agustin, N. (2024). The Peran Guru Dalam Mengaplikasikan Strategi Manajemen
Kelas yang Efektif dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa. Jurnal BELAINDIKA
(Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan), 6(1), 64–68.
https://doi.org/10.52005/belaindika.v6i1.134