Makalah Manajemen Kelas Kelompok 2.
Makalah Manajemen Kelas Kelompok 2.
Makalah Manajemen Kelas Kelompok 2.
DOSEN PENGAMPU:
OLEH KELOMPOK 2:
21 BKT 14
2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah Manajemen Kelas tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran.” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Rahmatina, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas. Karena dengan diberikannya tugas ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Akhir kata
kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pembelajaran adalah salah satu tolok ukur yang dapat menentukan
keberhasilan dari suatu proses kegiatan belajar di kelas. Ukuran dari kualitas atau
tidaknya suatu sekolah, yaitu bersifat relatif. Hal ini disebabkan tolak ukur yang akan
digunakan akan senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan perubahan tantangan era
atau zaman secara terus menerus. Dalam penerapannya, ada beberapa faktor yang
memengaruhi kualitas pembelajaran yang harus diketahui para pendidik. Pembahasan
tersebut akan dilampirkan dalam laman ini.
Dalam penerapannya, proses pembelajaran harus dirancang dengan cermat. Jika
guru berhasil merancang proses pembelajaran yang efektif untuk siswa, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pun dapat dicapai dengan hasil yang maksimal. Hasil
belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari
lingkungan dan faktor dari diri peserta didik itu sendiri, misalnya seperti motivasi belajar,
minat belajar, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan siswa selama proses kegiatan
belajar, kehidupan sosial dan ekonomi siswa, serta faktor fisik dan psikis pesera didik
yang menjadi faktor utama yang dimiliki peserta didik untuk cepat memahami materi
pembelajaran yang diberikan guru.
Proses kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Dalam
penerapannya, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi di antara guru dengan
peserta didik. Dapat dikatakan sebagai interaksi yang bernilai edukatif karena proses
kegiatan belajar-mengajar dilakukan sesuai dengan pengarahan guru yang diterapkan
dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelum
kegiatan pembelajaran dilakukan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak
yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan
mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas
pembelajaran.
Darsono (Darsono, 2002)secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai
“suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan
sebagai berikut:
1. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar
terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan,
dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement
(penguatan).
2. Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa
yang sedang dipelajari. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan
usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa
lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).
3. Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan
kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya. Arikunto (Arikunto, 2006)mengemukakan “pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto
(Arikunto, 2006)mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan
kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan
dan sikap”.
4. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli:
1. Warsita (Warsita, 2008)“Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta
didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.
2. Sudjana (Sudjana, 2004)“Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber
belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
3. Corey (Corey, 1986)“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.
4. Dimyati dan Mudjiono (Mudjiono & Dimyati, 1999), Pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
5. Trianto (Trianto, 2010), Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan
guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru
secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan
melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media
dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber
pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.
Proses belajarsendirimerupakankegiatan yang terjadiselama proses belajar
berlangsung(Rustaman, 2007)proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya
terdapat kegiatan interaksi antar guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimplan bahwa proses belajar merupakan suatu
kegiatan yang di dalamnya terdapat interaksi antar “guru” atau merupakan orang yang
kemudian memberikan pembelajaran kepada “siswa” atau orang yang menerima
pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses belajar
inilah yang kemudian menentukan hasil pembelajaran atau pengaruh yang akan
didapatkan oleh individu yang terlibatdalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun hasil pembelajaran adalah tujuan akhir dari proses pembelajaran yang diharapkan
berorientasi positif kepada anak didik. Akhir dari proses belajar adalah suatu hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar. Semua hasil
belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan
dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggalian dan puncak proses belajar
(Mudjiono & Dimyati, 1999). Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar(Sudjana, 2004). Selanjutnya Warsito (dalam
Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan
adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang
belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka (Wahidmurni, 2010)menjelaskan bahwa
sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan
adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi
kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah akhir dari
proses belajar yang kemudian mendapatkan hasil berupa perubahan dalam diri individu
tersebut yang berorientasi positif serta relatif permanen serta dapat menunjukkan
perubahan tersebut, perubahan ini sendri dapat berupa kemampuan berpikirnya,
keterampilannya, atau sikapnya.
Keempat faktor ini adalah faktor utama yang selalu berhubungan dengan hasil serta
proses belajar siswa, seluruh faktor ini tentu saja saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam proses pembelajaran, bila keseluruhan faktor ini
berada dalam tingkat terbaiknya maka hasil yang dapat dicapai dapat pada tingkat
maksimal begitupun sebaliknya.
Faktor lingkungan tentu saja mempengaruhi proses serta hasil belajar siswa karena dalam
lingkungan inilah siswa melakukan dan mendapatkan proses pembelajaran. Faktor
lingkungan ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial,
adapun penjelasanya sebagai berikut.
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berkaitan dengan lingkungan dimana siswa mngalami kehidupan
sosialnya, di mana mereka melakukan interaksi, dan berbagai kehidupan sosial lainya.
a. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.(Nursyaidah, 2014)
b. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak,
atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
c. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain
dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk
memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya. Lingkungan sosial yang
berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas
merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di depan
kelas tersebut, apalagi obrolan tersebut diiringi dengan gelak tawa yang keras dan
teriakan. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas,
gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar. Oleh karena itu hendaknya sekolah didirikan dalam lingkungan yang
kondusif untuk belajar.
2. Lingkungan Non-sosial
Lingkungan nonsosial sendiri berkaitan dengan lingkungan fisik siswa dan dimana
siswa tersebut tingggal serta mendapatkan proses pembelajaran.
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor
yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat. Belajar
pada tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang, tentunya akan
berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di
dalam ruangan yang cukup mendukung untuk benafas lega.
b. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar
guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa,
maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Faktor internal meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa, seperti kesehatan, inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan, dan kelelahan. Faktor eksternal
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan kelas, dan lingkungan masyarakat. Selain itu,
faktor pendekatan belajar juga mempengaruhi hasil belajar, seperti tujuan, metode
belajar, media, waktu, motivasi, latihan dan ulangan, bahan pelajaran, dan sumber
belajar.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kontribusi beharga pembaca, baik dalam kritik dan
saran yang dapat meningkat kualitas pembahasan yang disajikan dalam kesimpulan
diatas. Dengan kerendahan hati, penulis yakin bahwa masukan dari berbagai sudut
panjang akan menjadi bekal penting untuk mengembangkan makalah ini di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrey, L., & Lampadan, N. (2014). Determinant Factors Contributing to Student Choice in
Selecting a University. 3(2), 2334–2978.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi IV. Jakarta: Bumi Aksara.
Hapnita, W., Abdullah, R., Yualitas Gusmareta, & Rizal, F. (2017). Faktor Internal Dan
Eksternal Yang Dominan Siswa Kelas Xi Teknik Gambar Bangunan Smk N 1 Padang Tahun
2016 / 2017. Cived Jurusan Teknik Sipil, 5(1), 1–8. https://doi.org/2302-3411
Kimani, G. N., Kara, A. . M., & Njagi, L. W. (2013). Teacher Factors Influencing Students’
Academic Achievement in Secondary Schools in Nyandarua County, Kenya. International
Journal of Education and Research, 1(3), 1–14.
Mudjiono & Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
natawidjaja, rochman. (1984). Tingkat Penerapan Bimbingan dalam Proses Belajar Mengajar
dihubungkan dengan kepedulian Guru dan sikap siswa terhadap Bimbingan. IKIP Bandung.
Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam meningkatkan proses pembelajaran. Jurnal UIN
Banten, 4, 27–44.
Rustaman, N. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rinieka Cipta.
Slavin, S. (2008). Cooperative Learning Theory, Research and Practise Second Edition. Boston:
Allyn and Bacon a Division of Simon and Schusster Inc.
Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido
Offset.
Sukmadinata, N. S. (2015). Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. (Bandung: PT.: PT.
Remaja Rosdakarya.
sutrisno, VLP & Siswanto, B. (2016). FAktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan otomotif SMK di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 6(1), 111–120.
Weda, S., Elsa, A., & Sakti, F. (2018). Factors Influencing Students ’ Anxiety in English as a
Foreign Language Classroom Factors Influencing Students ’ Anxiety in English as a Foreign
Language Classroom.