Evaluasi Konstruksi Bendung Sei Wampukecamatan Stabat Kabupaten Langkat (Studi Kasus)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Vol. 11, No.1, (2022) Februari : 87 - 96


E-ISSN: 2721-0073, P-ISSN: 2302-2523
Doi: http://dx.doi.org/10.46930/tekniksipil.v11i1.1715

EVALUASI KONSTRUKSI BENDUNG SEI WAMPUKECAMATAN STABAT


KABUPATEN LANGKAT (STUDI KASUS)

Oleh :
Dedy Syaputra 1)
Robinson Sidjabat 2)
Rahelina Ginting 3)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3)
E-mail :
[email protected] 1)
[email protected] 2)

[email protected] 3)

History Jurnal Ilmiah Teknik Sipil: Publisher: LPPM Unive rsitas Darma Agung
Re ce ived : 25 Nove mbe r 2021 Licensed: This work is lice nse d unde r
Re vise d : 10 De se mber 2021 http://cre ativecommons.org/licenses/by-nd/4.0
Acce pte d : 23 Januari 2022
Publishe d: 25 Fe bruari 2022

ABSTRACT
This study aims at determining the design flood discharge at the Sei Wampu weir; knowing the maximum
and minimum water discharge at the Sei Wampu weir; knowing the bending stability; and know the
hydraulic bending. After conducting a preliminary survey, the determination of the research location can be
determined if the location has met the specified requirements. Where the research location is in the Sei
Wampu Dam in Pantaigemi Village, Kec. Kab. Stabat. Langkat. Rivers are very important for human life, one
of which is as a source of water that can be used to meet irrigation needs, supply drinking water, industrial
water needs, households and others. The need for water for human life is increasing so it is necessary to
provide water. In the construction of the dam, it is equipped with the following data. The area of the
watershed (DAS) is 291.91 km2 and the length of the river is ± 41.87 km. The planned rainfall for the T-year
return period uses the Gumbel method, namely R2 = 119.666 mm; R5 = 149.076 mm; R10 = 168,546 mm; R20
= 186,980 mm; R25 = 193.153 mm; R50 = 211.405 mm; R100 = 229.523 mm. From the results of the
calculation of flood discharge for the return period of T years using the Weduwen method with a value of Q2
= 2776,318 m3/sec; Q5 = 3110,045 m3/s; Q10 = 3330,978 m3/s; Q20 = 3540,156 m3/s; Q25 = 3610,203
m3/s; Q50 = 3817,316 m3/s; Q100 = 4022,908 m3/s. To maintain the safety of the building when a major
flood passes, in the planning of the Sei Wampu Weir, a planned flood discharge is used with a moderate
value, namely Q100 years = 4022,908 m3/second. the force due to the body's own weight of the weir
obtained the force due to its own weight (G) = 107.62 Tons (↓), the moment due to its own weight (M) =
304.12 Ton meters (↑), the Earthquake Force, the force due to the earthquake (K) = 10.36 T (→), Earthquake
moment (M) = 83.00 Tm ( ).
Keywords: Map of Weir Location, Rainfall, Hydrology, Planned Flow

ABSTRAK

Tujuan studi ini adlah untuk mengetahui debit banjir rencana pada bendung Sei Wampu; mengetahui
debit air maksimum dan minimum pada bendung Sei Wampu; mengetahui stabilitas bending; dan
mengetahui hidrolis bending. Setelah dilakukan survey pendahuluan, penentuan lokasi penelitian dapat
ditetapkan jika lokasi tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.Dimana lokasi
penelitian berada di Bendungan Sei Wampu di Desa Pantaigemi Kec. Stabat Kab. Langkat. Sungai
merupakan yang sangat penting bagi kehidupan manusia salah satunya adalah sebagai sumber air yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, penyediaan air minum, kebutuhan air industri,

EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


87 S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
rumah tangga dan lain-lain.Kebutuhan air bagi kehidupan manusia semakin meningkat sehingga perlu
dilakukan penyediaan air.Dalam pembangunan bendung tetap dilengkapi dengan data-data sebagai
berikut Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah seluas 291.91 km 2 dan Panjang sungai ± 41,87 km.
Curah hujan rencana periode ulang T Tahun menggunakan metode Gumbel yaitu R2 = 119,666 mm; R5 =
149,076 mm; R10 = 168,546 mm; R20 = 186,980 mm; R25 = 193,153 mm; R50 = 211,405 mm; R100 =
229,523 mm. Dari hasil perhitungan debit banjir periode ulang T tahun menggunakan Metode Weduwen
dengan nilai Q2 = 2776,318 m3/det; Q5 = 3110,045 m3/det; Q10 = 3330,978 m3/det; Q20 = 3540,156
m3/det; Q25 = 3610,203 m3/det; Q50 = 3817,316 m3/det; Q100 = 4022,908 m3/det. Untuk menjaga
keamanan kontruksi pada waktu dilewati banjir besar, pada perencanaan Bendung Sei Wampu ini di
pakai debit banjir rencana yang nilainya sedang yaitu Q100 tahun = 4022,908 m3/detik. gaya akibat berat
sendiri tubuh bendung didapat gaya akibat berat sendiri (G) = 107,62 Ton (↓), momen akibat berat
sendiri (M) = 304,12 Ton meter (↑), Gaya Akibat Gempa, gaya akibat gempa (K) = 10,36 T (→), Momen
akibat gempa (M) = 83,00 Tm ( ).

Kata kunci : Peta Lokasi Bendung, Curah Hujan, Hidrologi, Debit Rencana.

1. PENDAHULUAN peningkatan produksi pertanian untuk


daerah Kabupaten Langkat perlu
Bendung adalah suatu bangunan diadakan peningkatan sistim irigasi
yang dibuat dari pasangan batu kali, yang ada agar berfungsi dan
bronjong atau beton, yang terletak bermanfaat semaksimal mungkin
melintang pada sebuah sungai yang dengan salah satucara perencanaan
tentu saja bangunan ini dapat baru untuk daerah irigasi yang
digunakan pula untuk kepentingan lain sebelumnya. Irigasi Sei Wampu yang
selain irigasi, seperti untuk keperluan berada di kecamatan Stabat yang
air minum, pembangkit listrik atau direncanakan dengan debit kebutuhan
untuk pengendali banjir. Bendung ada normal yang akan disadap sebesar
dua bagian, yaitu bendung tetap dan 3.112,00 ltr/det dengan luas areal
bendung tidak tetap (sementara), persawahan 11,555 hektar, atau sekitar
Stabilitas bendung adalah gambaran 629 m³/det. Poros bendung yang
yang mendefinisikan bahwa bendung direncanakan melintang sungai, tinggi
tersebut dalam keaadaan sempurna dan bendung 9,234 meter, dengan jari-
dapat dimanfaatkan sebagai suatu jarihidrolis5,00meterdaridasarsungaiya
bendung, yaitu ditinjau dari ketahanan ng beradadi elevasi + 24,22m dan elevasi
bendung menerima gaya-gaya internal lantai depan +19,22m dengan
dan external yang dialaminya seperti, bendung sebagai bangunan utamanya.
gaya guling, pergeseran, keruntuhan Bendung Sei Wampu terletak sejauh
dan gaya external yang diakibatkan ± 5 km di sebelah hulu kota Stabat, Ibu
olehgempa. kota Kabupaten Langkat dan berjarak
Dalam era pembangunan di ±48km dari kota medan. Secara
Indonesia dewasa ini sektor pertanian administratif Bendung Sei Wampu
merupakan salah satu sasaran pokok. terletak di 3044’45,80’’ LU dan
Sebagai sub sektor yang mendukung 98024’09,99’’ BT. Bendungan Sei
pertanian tidak dapat dipisahkan Wampu terletak di dua desa dan dua
dengan sektor ini, terutama dalam kecamatan yakni di Desa Pantai Gemi
meningkatkan produksi pangan secara Kecamatan Stabat dan Desa Stabat lama
langsung produksi pangan sangat Kecamatan Wampu. Berdasarkan hal
tergantung dari hasil yang dicapai diatas maka diambillah judul skripsi ini
dalam pembangunan dibidang sub dengan judul “ Evaluasi Konstruksi
sektor pengairan. Dalam rangka

88 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
Bendung Sei Wampu Kecamatan Stabat pencurahan, pelimpasan, penelusuran
Kabupaten Langkat”. sungai, penguapan dan seterusnya
(EM.Eilsoe, 1969).
1.1 TujuanPembahasan
Ruang lingkup pembahasan yang 2.2 Analisa Frekuensi Data Hidrologi
dilakukan oleh penulis hanya berkisar
pada hal- hal berhubungan dengan Analisa frekuensi Curah Hujan Rencana
topik yang ditentukan. Adapun tujuan Menurut Gumbel, Hasper dan log Person
pembahasan ini adalah: III, yang dimaksud dengan analisa
frekuensi hujan ialah analisa
1. Mengetahui debit banjir rencana berulangnya satu peristiwa curah hujan,
pada bendung SeiWampu. baik frekuensi persatuan waktu maupun
2. Mengetahui debit air maksimum dan periode ulang (return periode), guna
minimum pada bendung Sei Wampu mendapatkan curah hujan rencana
3. Mengetahui stabilitas bendung dengan periode ulang 5 tahun, 10 tahun,
4. Mengetahui hidrolis bending 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.
Curah hujan dianalisa dari data yang
diambil dari stasiun pengukuran curah
1.2 PerumusanMasalah
hujan dan analisa dengan menggunakan
Rumusan masalah yang dibahas dalam metode Hasper, Gumbel dan log Person
skripsi ini adalah : III.

1. Curah hujan dan debitbanjir 2.3 Metode Gumbel Secara Analitis


2. Debit maksimun danminimum
3. Analisa stabilitas bendung Rumus :
4. Analisa Hidrolis Bendung 𝑌𝑡−𝑌𝑛
Rt = R+ . Sx … (2.1)
𝑆𝑛
1.2. Batasan Masalah
Dimana :
Batasan masalah yang di bahas dlam
skripsi ini: Rt = hujan harian maksimum yang
diperkirakan terjadi dalam periode t
1. Curah hujan dan debitbanjir. Tahun
2. Debit maksimum danminimum.
3. Stabilitas bendung. T = return periode (periode ulang)
4. Analisa Hidrolis Bendung. R= hujan harian maksimum rata-rata
selama pengamatan (mm)

2. TINJAUAN PUSTAKA Yt= reduced variated

2.1 Hidrologi Yn= expected standard deviation of


reduced extremes
Hidrologi pada dasarnya adalah suatu
ilmu yang bersifat menafsirkan. Sn= standard deviation (mm)
Melakukan percobaan dibatasi oleh
ukuran kejadian di alam, yang diteliti 2.4 Analisa Curah Hujan Menurut
secara sederhana dengan akibat yang Metode Normal
bersifat khusus.Persyaratan
Perhitungan curah hujan rencana
mendasarnya berupa data yang diamati berdasarkan distribusi normal
dan diukur mengenai semua segi

89 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
menggunakan rumus sebagai berikut : Persamaan PDF dari Distribusi Pearson
Xt = X + Kt x Sd ……(2.2) III adalah :
𝑥−𝑦
Dimana : 1
(
𝑥−𝑦 𝛽−1 (
) 𝐸 ⍺
)
….(2.5a)
⍺⎾ ( 𝛽 ) ⍺
Xt = Hujan rencana dengan periode
ulang t Tahun Distribusi ini mempunyai tiga
parameter, yaitu ⍺,, dan ʸ, sedangkan
X = Nilai rata-rata dari data hujan (mm) (𝛃) adalah
Fungsi gamma. Penentuan parameter
Sd = Standart Deviasi distribusi dengan metode momen
menghasilkan :
Kt = Faktor frekuensi nilai bergantung
dari T 𝛼=
𝜎 2
; 𝛽 = ( )2 ; 𝛾 = 𝜇 −
√𝛽 𝑔
Curah hujan rata-rata dihitung dengan 𝜎 √𝛽..(2.5B)
rumus :
Faktor frekuensi K distribusi pearson III
Σxi
X= …….……(2.3) adalah :
n
𝑔 1 𝑔2
Standart deviasi dihitung dengan cara : 𝐾 ≈ 𝑡 + (𝑡 2 − 1) 6 + 3 (𝑡 3 − 6𝑡) (6 ) −
3 4 5
∑(𝑋−𝑋1) 2
(𝑡 2 − 1) (𝑔 ) + 𝑡 (𝑔 ) + 1 (𝑔 )…..(2.5C)
6 6 3 6
S1= √ ……………… (2.4)
𝑛−1
Dimana :
2.5 Distribusi Probabilitas Log
Normal t = standar normal deviate, tergantung
oleh periode ulang T
Pada metode ini jika data yang
dipergunakan adalah berupa sampel, g = koefisien skew
dilakukan dengan persamaan :
2.7 Metode Log Person Type III
Log X1 = (Log Xrata ) + K1x (S Log
Rumus :
X)…(2.4a)
𝐿𝑜𝑔𝑥 = 𝐿𝑜𝑔𝑥̅ + 𝐺. 𝑆𝑖……..(2.6a)
Keterangan :
Dimana :
Log XI = nilai logaritmis hujan atau debit
rencana dengan periode ulang T Log x = Logaritma dari curah hujan
Log Xrata = nilai rata-rata Log Xi Log 𝑥̅ = rata-rata logaritma dari
curah hujan
𝐿𝑜𝑔𝑥 =
∑ log 𝑥𝑖
𝑛
……………(2.4b)
∑ 𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖
𝐿𝑜𝑔𝑥̅ = ………………..(2.6b)
S Log X = deviasi standart dari Log Xi, 𝑛
dihitung dengan persamaan :
Si = standart deviasi
∑ 𝑛 (𝐿𝑜𝑔 𝑥𝑖−𝐿𝑜𝑔 𝑋) 2
𝑆 𝐿𝑜𝑔 𝑋 = √ 𝑖=1
.(2.4c) (𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖 −𝑙𝑜𝑔𝑥̅) 2
𝑛−1 𝑆𝑖 = √ ……(2.6c)
𝑛−1

2.6 Distribusi Pearson III

90 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
G = harga yang diperoleh dari table 2.10 Metode Weduwen
yang tergantung dari
skew coefficient (Cs) Metode Weduwen yang digunakan
untuk menghitung debit banjir periode
̅̅̅3
𝑛 ∑(𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖 −𝑙𝑜𝑔𝑥)
𝐶𝑠 = (𝑛−1)∗(𝑛−2)∗(𝑆𝑖)3 ……….(2.7) ulang T tahun dirumuskan sebagai
berikut :
P = 1/t. 100% = kemungkinan  Koefisien Pengaliran (α) dihitung
menggunakan rumus :
t = periode ulang
4,1
α = 1- 𝛽 𝑥 𝐼+7

2.8 Debit Banjir  Koefisien Pengaliran (β)


dihitung menggunakan rumus :
Mengingat luas Sub DAS bendung Sei t coba jam = 3,076
Wampu>291,91 km2, maka metode yang
digunakan untuk analisis debit banjir 𝑡+1
𝑥𝐹
adalah Metode Hasper, Weduwen , β = 120 + 120 + 𝐹𝑡+9

Mononobe.
 Waktu Konsentrasi (t) dihitung
menggunakan rumus :

2.9 Metode Hasper 0,476 𝑥 𝐹3/8


t = (α x β x I)1/8 𝑥 𝑆1/4
Keterkaitan parameter alam yang
diperhitungkan dalam metode ini
dinyatakan dalam bentuk persamaan
3. METODE PENELITIAN
dasar seperti :

Qr = ⍺. 𝛃. q. A. Rn …..(2.13) 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian

1+0,012 (𝑓) 0,7 Setelah dilakukan survey pendahuluan,


⍺ = 1+0,075 (𝑓)0,7 ...….(2.14) penentuan lokasi penelitian dapat
ditetapkan jika lokasi tersebut telah
1 𝑡 +3.7+10 −0,4 (𝑡)
= 1+ ( ) 𝑋 …..(2.15) memenuhi persyaratan yang telah
𝛽 𝑡2 +15
ditentukan.Dimana lokasi penelitian
Dimana : berada di Bendungan Sei Wampu di
Desa Pantaigemi Kec. Stabat Kab.
Qr = debit banjir rencana dengan kata Langkat.
ulang T tahun (m2/detik)
3.2 Lokasi Penelitian
⍺ = koefisien limpasan

𝛃 = koefisien reduksi

q = intensitas curah hujan


(m3/km2/detik)

A = luas daerah aliran sungai (km2)

t = waktu konsentrasi (jam)

91 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
Gambar 3.Bagan Alir Metodologi
Penelitian

Gambar 1. Peta Lokasi Bendung Sei


3.4 Data Curah Hujan
Wampu
Untuk melengkapi perhitungan
dilakukan dengan melengkapi data-data
curah hujan yang diperoleh dari yaitu
seperti tabel berikut ini :

Tabel 1. Curah Hujan Rata – Rata


Pada Sta Stabat

Tahun R (mm)
Lokasi Bendung Sei
Wampu 2009 168
2010 85
2011 120
2012 140
2013 99
2014 104
Gambar 2. Peta Situasi Bendung Sei 2015 128
Wampu 2016 114
2017 114
2018 164
3.3 Bagan Alir Penelitian
Sumber : Sta. Stabat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Analisa Curah Hujan

Analisa Curah Hujan Menurut Metode


Normal, Metode Log Person III, dan
Metode Gumbel.

Tabel 2. Curah Hujan Periode Ulang T


Tahun Stasiun Stabat

Periode
Curah Hujan Rencana ( Rt )
Ulang T
Tahun Dalam mm

92 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
Log 1
Normal Person Gumbel
199
III 1121,1 1043,0 3817,3
50 3,82
42 03 16
2 123,600 123,595 119,666 0
212
1217,2 1132,3 4022,9
5 146,347 151,676 149,076 100 4,17
27 92 08
6
10 158,234 168,804 168,546

20 162,448 175,330 186,980 4.3 Perhitungan Stabilitas Bendung


25 170,904 189,195 193,153
Titik guling perlu diperhitungkan pada
50 179,089 203,660 211,405
tempat yang lemah. Ketentuan-
100 174,068 217,586 229,523 ketentuan yang diambil dalam
perhitungan ini adalah
- Berat jenis lumpur = 1,6
t/m3
4.2 Perhitungan Analisa Debit Banjir - Berat jenis pasangan batu = 2,2
t/m3
Analisa Debit Banjir menggunakan
- Berat jenis air = 1
Metode Hapers, Metode Weduwen, dan
t/m3
Metode Rational dari Jepang (DR.
- Berat jenis tanah/pasir = 1,8
Mononobe).
t/m3

Tabel 3. Debit Banjir Rencana a. Perhitungan Gaya Akibat Berat


Periode Ulang T Tahun Sendiri Tubuh Bendung
Momen penahan adalah momen dan
gaya dalam yaitu berat sendiri tubuh
Perio Debit Banjir Rencana (QT) dalam bending untuk mempermudah
de m3/det perhitungan, maka tubuh bending
Ulang dibagi bagi dalam beberapa bentuk
Rata
T Hasper Monon Wedu (segetiga, segi empat) seperti tergambar
-
Tahu s obe wen dan hitung secara tabel perhitungan
Rata
n momen akibat berat sendiri ditinjau
133 pada titik 0.
634,62 590,39 2776,3
2 3,77
4 3 18
8
154 Tabel 4. Perhitungan Gaya Akibat
790,59 735,49 3110,0 Berat Sendiri Tubuh Bendung
5 5,37
3 2 45
7
168 Lengan
893,89 831,55 3330,9 Besar Gaya Momen
10 5,47 Gaya Momen
4 1 78 (Ton) (Tm)
4 (M)
181 ¼ x 3,14 x 1,52 25,098
991,60 922,49 3540,1 G1 6,459
20 8,08 x 2,2 = 3,89 (↓) (↑)
9 8 56
8
½ x 1,5 x 2,12 x 22,607
1024,3 952,95 3610,2 186 G2 6,459
25 2,2 = 3,5 (↓) (↑)
47 4 03 2,50

93 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
3,65 x 3 x 2,2 99,588 0,39 (→)
G3 4,134
= 24,09 (↓) (↑)
0,1 x 3,60 =
2,56 x 0,62 x 16,368 K2 11,79 4,13 ( )
G4 4,678 0,35 (→)
2,2 = 3,5 (↓) (↑)
0,1 x 24,09
½ x 2,56 x 2,56 30,676 K3 12,50 30,11 ( )
G5 4,252 = 2,41 (→)
x 2,2 = 7,21 (↓) (↑)
0,1 x 9,50 =
1,22 x 3,18 x K4 10,69 3,74 ( )
23,769 0,35 (→)
G6 2,2 = 8,52 2,79
(↑) 0,1 x 7,21 =
(↓) K5 9,53 6,87 ( )
0,72 (→)
0,87 x 3 x 2,2 10,043
G7 1,745 0,1 x 8,52 =
= 5,76 (↓) (↑) K6 9,41 8,02 ( )
0,85 (→)
½ x 1,22 x 3,16 10,954
G8 2,587 0,1 x 5,76 =
x 2,2 = 4,23 (↓) (↑) K7 9,50 5,47 ( )
0,58 (→)
2,18 x 8 x 2,2 41,879
G9 1,091 0,1 x 4,23 =
= 38,39 (↓) (↑) K8 6,76 2,86 ( )
0,42 (→)
1,31 x 1,49 x 12,186
G10 2,836 0,1 x 38,39
2,2 = 4,3 (↓) (↑) K9 4,0 15,35( )
= 3,84 (→)
½ x 1,22 x 3,16 10,954
G11 2,587 0,1 x 4,30 =
x 2,2 = 4,23 (↓) (↑) K10 0,75 0,32 ( )
0,43 (→)
∑M =
0,1 x 4,23 =
∑ G = 107,62 (↓) 304,12 K11 2,56 1,08 ( )
0,42 (→)
(↑)
∑K= ∑M=
10,76 (→) 83,00( )
b. Perhitungan Gaya Akibat Gempa
Pada daerah-daerah yang rawan dan
c. Perhitungan Gaya Akibat Tekanan
dapat terjadi gempa bumi maka harus
Air (Gaya Hidrostatik)
diperhitungakn adanya gaya horizontal
akibat gempa bumi tersebut. Tekanan air statik, dihitung dengan
Akibat gempa bumi dihiutng dengan rumus :
rumus : Ph = ½ x γw x H2
K=ExG
Dimana, = ½ x 1 t/m3 x 82
K = Gaya horizontal yang bekerja pada = 32 Ton
titik berat bagian konstruksi yang
ditinjau arah yang paling berbahaya d. Perhitungan Akibat Tekanan Tanah
E = Koefisien gempa - Perhitungan Tekanan Tanah
G = Muatan mati dari konstruksi yang Aktif
ditinjau Pa = ½ x γt x H2 x Ka
Harga E dari peta gempa E = 0,1 = ½ x 1,8 x 102 x 0,33
= 29,7
- Perhitungan Tekanan Tanah
Tabel 5. Perhitungan Gaya Akibat Pasif
Gempa Pb = ½ x γt x H2 x Kp
= ½ x 1,8 x 102 x 3
= 270
Lengan
Besar Gaya Momen 4.4 Analisis Hidrolis Bendung
Gaya Momen
(Ton) (Tm)
(M) Pada bagian perhitungan hidrolis
K1 0,1 x 3,89 = 13 5,05 ( ) bendung membahas tentang

94 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
penentuan/pengecekan elevasi muka Jadi tinggi bukaan pintu ( a ) 1 buah
air normal bendung pengecekan hidrolis pintu hidrolis untuk mengalirkan debit
bangunan pengambilan, penentuan banjir rencana dengan Q100 = 335,24
lebar bendung type dan dimensi mercu, m3/det adalah 5,53 meter.
tinggi air diatas mercu dan ruang olak.

4.5 Elevasi Muka Air Normal


Perhitungan Hidrolis Pintu Bendung
Evelasi muka air normal ditentukan
berdasarkan data yang ada: dengan cara seperti telah diuraikan
Tinggi air di Hulu ( h 1 ) = 10 m pada sebelumnya yaitu berdasarkan
kebutuhan :
Tinggi air di Hilir ( h 2 ) =7 m
- Elevasi muka air yang diperlukan
Lebar pintu Bendung ( B ) = 5 m
unuk Irigasi
Tinggi pintu Bendung =3 m - Beda tinggi energi yang diperlukan
Elevasi dasar Bendung = +2,0 m untuk system pengurasan kantong
lumpur sampai ke outlet saluran
Elevasi Mercu Bendung = +5,00 pembilas pada kondisi muka air Q
Debit aliran banjir maksimum: Q100 1/5.
= 4022,908 m3/det Dari hasil perhitungan tersebut diatas
Debit Q100 {untuk satu buah pintu} = elevasi muka air minimum yang
4022,908 m3/det
= 335,24 m3/det diperlukan adalah + 8,50 m berdasarkan
12 kebutuhan elevasi irigasi. Maka untuk
elevasi muka air normal Bendung Sei
Wampu ditetapkan + 10,00 m.
Q = K .μ .a .B .√ 2 𝑔 .h1
Dimana: 5. SIMPULAN
Q = debit aliran, Q100 (m3/det) = 335,24
m3/det Simpulan
K = koefisien aliran tenggelam = 0,38 1. Dari hasil perhitungan dan
μ = koefisien debit = 0,72 perbandingan maka disimpulkan bahwa
:
a = tinggi bukaan pintu (m)
a. Dari hasil perhitungan curah hujan
B = lebar pintu (m) = 5 m
dengan menggunakan Metode Log
h1 = tinggi air didepan pintu (m) = 10 m Normal, Log Person III, dan Metode
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det Gumbel untuk Sta. Stabat maka curah
hujan yang tertinggi ada pada metode
gumbel, yaitu R2 = 119,666 mm; R5 =
Q = K .μ .a .B .√ 2 g .h1 149,076 mm; R10 = 168,546 mm;
R20 = 186,980 mm; R25 = 193,153
335,24= 0,38 x 0,72 x a x 5 .√ 2 x 9,81 x mm; R50 = 211,405 mm; R100 =
10 229,523 mm.
335,24 = 60,59 x a
b. Dari hasil perhitungan debit banjir
129,201
a= periode ulang T tahun Sungai Wampu
46,100
menggunakan Metode Haspers,
a = 5,53 meter Metode Weduwen dan Metode

95 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)
Rasional dari Jepang (DR. atau menambahkan sheet pile pada
Mononobe), dimana hasil konstruksi dasar bendung
perhitungan debit banjir paling besar 3. Untuk hasil yang lebih teliti atau
adalah Metode Weduwen dengan akurat pada data curah hujan
nilai Q2 = 2776,318 m3/dt; Q5 = sebaiknya menggunakan lebih
3110,045 m3/dt; Q10 = 3330,978 banyak data curah hujan dari
m3/dt; Q20 = 3540,156 m3/dt; Q25 = beberapa stasiun dengan tahun
3610,203 m3/dt; Q50 = 3817,316 pengamatan yang lebih panjang.
m3/dt; Q100 = 4022,908 m3/dt.
1. Untuk menjaga keamanan
konstruksi pada waktu dilewati 6. DAFTAR PUSTAKA
banjir besar, pada perencanaan
Bendung Serdang ini dipakai Departemen Pekerjaan Umum, Standar
debit banjir rencana maksimum Perencanan Irigasi (KP.
dari Mononobe yang nilainya 01,02,03,04,05,06,07,08) Penerbit
yaitu Q 100 tahun = 4022,908 Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
m3/dt.m3/dt Umum Jakarta 1986.
2. Gaya Akibat Berat Sendiri Tubuh Departemen Pekerjaan Umum, Tata
Bendung didapat : Cara Perencanan Umum Bendung,
- Gaya akibat berat sendiri (G) SK. SNI. T-02-1990F, Penerbit
= 107,62 Ton (↓)
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
- Momen akibat berat sendiri Umum Jakarta 1990.
(M) = 304,12 Ton meter (↑)
3. Gaya Akibat Gempa didapat : Das, Braja M, Mekanika Tanah II,
Gaya akibat gempa (K) = 10,36 T Penerbit Erlangga Jakarta 1991.
(→)
Momen akibat gempa (M) = Hardiyanto Christady, Mekanika Tanah
83,00 Tm ( ) II, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama Jakarta 1994.
4. Gaya akibat tekanan air (gaya
Mawardi, Erman dan Memed, Moch,
hidrostatik) = 32 Ton
Desain Hidraulik Bendung Tetap
5. Gaya akibat tekanan tanah aktif =
29,7 sedangkan gaya akibat Untuk Irigasi Teknis, Penerbit,
Alfabeta bandung 2002.
tekan tanah pasif = 270
Amin dkk, Debit Banjir Rencana, Jurnal
Saran Nasional, Jakarta 2017.
1. Untuk meningkatkan keamanan
tubuh bendung bahaya yang tidak
terduga baik dalam kondisi normal
maupun ekstrim yang dapat
mengakibatkan keruntuhan pada
bendung, sebaiknya konstruksi
tubuh bendung diperbesar tetapi
dengantetap mempertimbangkan
efesiensinya.
2. Dalam mengatasi masalah erosi
bawah tanah atau piping, dapat
diatasi dengan dua cara yaitu
memperbesar lantai muka bendung

96 EVALUAS I KONS TRUKS I BENDUNG S EI WAMPUKECAMATAN


S TABAT KABUPATEN LANGKAT (S TUDI KAS US )
Dedy Syaputra 1), Robinson Sidjabat 2), aRahelina Ginting 3)

Anda mungkin juga menyukai