509-Article Text-1237-1-10-20200922

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

JTSI, Vol. 1, No.

2, September 2020: 106-119

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat


Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Ekspektasi Kinerja
Terhadap Penggunaan Sistem Informasi
(Studi Kasus: Sekolah Tinggi Xyz)
Analysis of Factors That Affecting The Interest of Information System Utilization and
Performance Expectations on Information System Use (Case Study: Xyz Academy)

Anggoro Aryo1, Mulyati2


1,2
Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP
E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak
Penerapan sistem informasi secara luas telah digunakan pada berbagai bidang termasuk
juga pada bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi, ekspektasi kinerja terhadap penggunaan
sistem informasi di Sekolah Tinggi XYZ. Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan
data ini adalah angket (questionnaire), pengolahan dan analisa data dilakukan dengan
menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software aplikasi
SmartPLS Versi 3.2.8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis terhadap
variabel minat pemanfaatan sistem informasi (H1) tidak memiliki pengaruh secara positif ke
variabel penggunaan sistem informasi sehingga hipotesis H1 ditolak, sedangkan uji hipotesis
varibael ekspektasi kinerja (H2) berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi
sehingga hipotesis H2 diterima. Hasil uji ini mengidentifikasi penggunaan sistem informasi dan
ekspektasi kinerja bahwa responden merasa bahwa adanya sistem informasi dapat membantu
meningkatkan kinerja dalam meningkatkan kualitas output pekerjaan dan lebih meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi XYZ.

Kata kunci: ekspektasi kinerja, minat pemanfaatan sistem informasi, penggunaan sistem
informasi, PLS

Abstract
The application of information systems has been widely used in various fields including
education. This study aims to examine the factors that affect the intention to use information
systems,performance expectations of the use of information systems in XYZ Academy. The
method used by the author in collecting this data is a questionnaire, data processing and
analysis is performed using the Structural Equation Modeling (SEM) method with the help of
SmartPLS Version 3.2.8 application software. The results of this study indicate that the results
of hypothesis testing on the variable intention to use information systems (H1) do not have a
positive influence on the information system use variables so H1 is rejected, whereas the
hypothesis test of performance expectations (H2) has a positive effect on the use of information
systems in this way H2 received. The results of this test identify the use of information systems
and performance expectations that respondents feel that the existence of an information system
can help improve performance in improving the quality of work output and further improve the
quality of teaching and learning in XYZ Academy.

Keywords: performance expectations, the intention to use information systems, the use of
information systems, PLS

106
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sistem informasi yang semakin cepat berdampak pada semua sektor
kegiatan bisnis. Secara umum, sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem dalam organisasi
yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam mencapai
tujuannya. Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasi data, memproses dan menyimpan, serta
mendistribusikan informasi. Menurut Hall [9], sistem informasi adalah serangkaian prosedur
formal ketika suatu data dikumpulkan, diproses menjadi informasi yang berguna, dan kemudian
didistribusikan kepada para pemakainya.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1 Sistem Informasi (SI)


Bodnar dan Hopwood [1] mendefinisikan sistem dalam lingkup SI sebagai sumber daya
yang bekerja sama untuk memenuhi tujuan tertentu. Hall [2] mendefinisikan SI sebagai suatu
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan
distribusikan kepada para pemakai. Menurut Lucas [3], sistem informasi adalah suatu kegiatan
dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusikan akan menyediakan
informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian organisasi. Leitch
dan Davis (1993) dalam Afrizon [4] sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Setiap organisasi harus menyesuaikan SI dengan kebutuhan pemakai. Oleh karena itu
tujuan penggunaan SI yang spesifik dapat berbeda-beda dari satu perusahaan dengan
perusahaan lain, namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem [2]
yaitu:
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. Mendukung kegiatan perusahaan hari demi hari.

Menurut Hall [2], informasi yang dihasilkan oleh SI dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan apabila informasi tersebut berkualitas artinya informasi tersebut harus
memenuhi empat hal yaitu:
1. Relevan (relevance)
Informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap
individu satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab
kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih
relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan
2. Akurasi (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus
jelas mencerminkan maksudnya. Ketidak akuratan dapat terjadi karena sumber informasi
(data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli
tersebut.
3. Tepat waktu (timeliness)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang
usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan.
Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.

107
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

4. Lengkap (complete)
Bagian informasi yang esensial bagi pemakai tidak boleh ada yang hilang atau kurang.
Misalnya: sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan dan menyajikannya dengan
jelas sehingga tidak menimbulkan laporan yang ambigu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SI merupakan sumber daya yang dimiliki
organisasi dan sangat bermanfaat dan sebagai sumber pengetahuan bagi penggunaanya. Jika
informasi disajikan berkualitas dapat mengurangai resiko ketidak pastian sehingga pengambilan
keputusan lebih cepat serta dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Sistem Informasi (SI)

1.2.2 Minat Pemanfaatan Sistem Informasi


Triandis [5] mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari
keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial, perasaan (affect) dan konsekuensi- konsekuensi yang dirasakan (perceived
consequences). Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention) didefinisikan
sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan sistem secara terus menerus dengan
asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Seorang akan berminat
menggunakan suatu teknologi informasi yang baru apabila si pengguna tersebut meyakini
dengan menggunakan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya,
menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan si pengguna tersebut
mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi
tersebut.
Davis et. al. [6] mengemukan bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai SI
akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan SI. Sedangkan Thompson et. al. [7]
menyatakan bahwa keyakinan seseorang akan kegunaan SI akan meningkatkan minat mereka
dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan SI dalam pekerjaaannya. Venkatesh et.
al. [8] menyatakan bahwa terhadap adanya hubungan langsung dan signifikan anatara minat
pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.

1.2.3 Penggunaan Sistem Informasi


Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas
dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan
teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Suatu
teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai teknologi informasi tersebut berminat
dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunkan
teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi
dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan
teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga
dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi
tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan,
dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat
terlaksana. Menurut Handayani [9], Penggunaan SI sebagai perilaku seorang individu untuk
menggunakan SI karena adanya manfaat yang akan diperoleh untuk membantu dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Ketika suatu sistem dipercaya menjadi lebih berguna, lebih
penting atau memberikan keuntungan relatif maka akan menimbulkan minat seseorang untuk
menggunakan sistem tersebut.

1.2.4 Ekspektasi Kinerja


Venkatesh, et al. [8] mendefinisikan Ekspektasi Kinerja (performance expectancy)
sebagai tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan sistem tersebut akan
membantu orang tersebut untuk memperoleh keuntungan- keuntungan kinerja pada pekerjaan.
108
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

Ekspektasi kinerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang


individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan
kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan
perceived usefulnees, motivasi ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif (relative advantage) [8].
Perceived usefulness mempunyai hubungan yang lebih kuat dan konsisten dengan sistem
informasi [6]. Penelitian Venkatesh dan Davis [18] menunjukkan hasil yang mendukung bahwa
perceived usefulness merupakan faktor penentu yang signifikan terhadap kemauan individu
untuk menggunakan sistem. Thompson et al [7] menemukan adanya hubungan positif yang kuat
antara kesesuaian tugas (job fit) dengan penggunaan sistem. Penelitian Diana [10] menunjukkan
bahwa kesesuian tugas akan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan akuntasi.
Venkatesh et. al.[8] menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang
kuat dari minat pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib. Hal tersebut konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Compeau dan Higgins [11]; Davis et. al. [6]; Thompson
et. al. [7] Venkatesh dan Davis [8].

1.3 Rumusan Masalah


Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing
di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan
dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam
dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu
melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi
yang berkualitas akan terbentuk dari adanya SI yang dirancang dengan baik. Pengunaan SI
dalam organisasi telah meningkat secara dramatis. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal
baru digunakan untuk pengembangan SI (Westland dan Clark, 2000) dalam Venkatesh et. al. [8]
Sistem informasi diadakan untuk menunjang aktifitas usaha di semua tingkatan organisasi.
Penggunaan SI mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk
serta produktivitas operasi. Oleh karena itu SI harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh
karyawan dalam organisasi sehingga investasi yang besar untuk pengadaan SI akan diimbangi
pula dengan produktivitas yang besar pula. Suatu organisasi perlu memperhatikan adanya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan SI sehingga tidak akan terjadi
“productivity paradox” yaitu investasi yang mahal di bidang SI tetapi menghasilkan return yang
rendah. Untuk itu perlu dilakukan pengujian empiris mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi minat pemanfaatan SI dan pengaruhnya terhadap penggunaan SI
Adapun permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh positif signifikan ekspektasi kinerja dan minat
pemanfaatan SI terhadap penggunaan sistem informasi?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan penelitian adalah untuk
menemukan bukti empiris untuk menguji variabel ekspektasi kinerja dan minat pemanfaatan SI
terhadap penggunaan SI.

1.4.2 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan SI yang
berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan SI.
2. Memberikan kontribusi bagi manajemen organisasi mengenai perilaku individu dalam
memanfaatkan SI untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
3. Memberikan kontribusi bagi pengembang SI untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menpengaruhi penggunaan SI sehingga SI yang dikembangkan akan memberikan manfaat
bagi organisasi.
109
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

2. METODE PENELITIAN

2.1 Desain Penelitian


Menurut Sugiyono [12], metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Pada
penelitian kali ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian
kuantitatif. Pengertian metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono [13] yaitu “metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik, pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan." Dalam melakukan penelitian ini
penulis menggunakan pendekatan penelitian dengan metode pendekatan deskriptif dan
verifikatif. Metode deskriftif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang lebih
luas [14].

2.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya [12]. Operasional variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Disamping itu, operasionalisasi variabel
bertujuan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel, sehingga pengujian
hipotesis dengan menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan tepat.

2.2.1 Minat Pemanfaatan Sistem Informasi


Minat pemanfaatan SI didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai
menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses
terhadap informasi. Dalam penelitian ini, minat pemanfaatan SI sebagai variabel dependen akan
diukur dengan menggunakan instrumen Davis et al. [6] yang terdiri dari 3 item.

2.2.2 Ekspektasi Kinerja


Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini
bahwa menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Variabel ini
diukur berdasarkan instrumen Davis et. al. [6], Moore dan Benbasat [15], Thompson et. al. [7]
dan Compeau et. al. [11]. Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 item yang berkaitan
dengan kegunaan persepsian (perceived usefulness), motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation),
kesesuaian tugas (job-fit), keuntungan relatif (relative advantage) dan ekspektasi hasil (outcome
expectation).

2.2.3 Penggunaan Sistem Informasi


Penggunaan Sistem Informasi didefinisikan sebagai perilaku seorang individu yang
menggunakan SI karena adanya manfaat yang akan diperoleh untuk membantu dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Pengukuran penggunaan SI akan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Thompson et. al. [7] yang terdiri dari pengukuran minat penggunaan,
frekuensi penggunaan dan jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan.

2.3 Pengembangan Hipotesis

110
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

2.3.1 Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat Pemanfaatan Sistem


Ekspektasi kinerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai tingkat dimana
seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam
meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang
berkaitan dengan perceived usefulnees, motivasi ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif (relative
advantage) [8]. Perceived usefulness mempunyai hubungan yang lebih kuat dan konsisten
dengan sistem informasi [6]. Venkatesh dan Davis [8] menunjukkan hasil yang mendukung
bahwa perceived usefulness merupakan faktor penentu yang signifikan terhadap kemauan
individu untuk menggunakan sistem.
Thompson et. al., [7] menemukan adanya hubungan positif yang kuat antara kesesuaian
tugas (job fit) dengan penggunaan sistem. Penelitian Diana [9] menunjukkan bahwa kesesuian
tugas akan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan akuntasi. Venkatesh et. al.,
[18] menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari minat
pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib. Hal tersebut konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Compeau dan Higgins [11]; Davis et al [6]; Thompson et al [7]; Venkatesh
dan Davis [8].
Berdasarkan uraian teoritis dan beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh
ekspektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 1 (satu) dinyatakan:
H1: Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem
informasi

2.3.2 Pengaruh Minat Pemanfaatan Sistem Informasi terhadap Penggunaan Sistem Informasi
Triandis [5] mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari
keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial, perasaan (affect) dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived
consequences). Davis et. al., [6] mengemukakan bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh
pemakai SI akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan SI. Sedangkan Thompson et.
al., [7] menyatakan bahwa keyakinan seseorang akan kegunaan SI akan meningkatkan minat
mereka dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan SI dalam pekerjaannya atau
dengan kata lain adanya imbalan di masa depan juga merupakan suatu faktor yang dapat
mempengaruhi minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.
Penelitian Venkatesh et. al., [8] menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan langsung
dan signifikan antara minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI. Berdasarkan hasil
penelitian maka peneliti mengajukan hipotesis dua sebagai berikut:
H2: Minat pemanfaatan sistem informasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
penggunaan sistem informasi

2.4 Kerangka Konseptual


Model kerangka konseptual menggambarkan hubungan antar variabel yang diuji dalam
penelitiaan. Kerangka konseptual menggambarkan hubungan variabel ekspektasi kinerja dan
minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI. Adapun gambar kerangka konseptual adalah
sebagai berikut:
Minat Pemanfaatan Sistem
Informasi H1

Penggunaan Sistem
H2 Informasi
Ekspektasi Kinerja

Gambar 1. Kerangka Konseptual

111
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

2.5 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data ini adalah Angket
(questionnaire). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomenan sosial [12]. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert, yaitu
dengan tingkat jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor
dari nilai 1 sampai 5 sebagai berikut:
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Netral
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju

2.6 Metode Analisis Data


Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode statistik dengan teknik
multivariate SEM (Structural Equation Modeling) menggunakan software aplikasi SmartPLS
Versi 3.2.8. Structural equetion modeling (SEM) digunakan untuk menilai hubungan antara
konstruk-konstruk bersama-sama dan juga untuk menilai kekuatan pengujian dari model
penelitian. Teknik Partial Least Squares (PLS) digunakan karena alat ini banyak dipakai untuk
analisis kausal-prediktif (causal-predictive analysis) yang rumit dan teori yang mendukungnya
kurang, PLS merupakan teknik yang cocok digunakan untuk mengembangkan teori.
Selanjutnya, pengolahan dan analisis data menggunakan software aplikasi SmartPLS Versi 3.2.8
dengan pengujian diuraikan sebagai berikut:

2.6.1 Uji Outer Model


a. Uji Convergent Validity
Pada uji Outer Model ini dilakukan uji indikator reflektif dengan convergent validity,
dengan kriteria nilai loading factor 0,50 sampai 0,60 sudah dianggap cukup untuk memenuhi
kriteria dan indikator individu dianggap reliable [16,17]. Chin [18] juga menyatakan bahwa
nilai loading factor harus diatas 0,70. Disini penulis mengambil kriteria loading factor ≥ 0,50
[18].
b. Uji Discriminant Validity
Pada uji discriminant validity ini untuk melihat nilai korelasi Cross Loading dengan
variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang
lain [16,17].
c. AVE (Average Variance Extracted)
AVE (Average Variance Extracted) ini dilakukan dengan membandingkan nilai square
root of average variance extracted atau akar kuadrat dari AVE (average variance extracted)
untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Nilai AVE masing-masing konstruk harus lebih besar dari 0,50 [16,17].
d. Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Pada uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria,
yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari indikator yang mengukur konstruk.
Konstruk yang reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70
[16,17].

2.6.2 Uji Inner Model


Pengujian inner model dilakukan dengan melihat nilai R2 yang merupakan uji
goodness-fit model, dimana digunakan untuk menguji pengaruh antara satu variabel laten
dengan variabel laten lainnya baik eksogen maupun endogen [17].

112
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

a. R2 untuk Variabel Laten Endogen


Untuk uji R2 variabel laten endogen mengidentifikasikan bahwa hasil R2 sebesar 0,67,
0,33 dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengidentifikasi bahwa
model tersebut “baik”, “moderat”, dan “lemah” [16,17].
b. Koefisien Parameter (Path Coefficient) dan T-Statistik (T-Value)
Pada level signifikansi sebesar 0,05, suatu hipotesis akan diterima bila memiliki t-value
lebih besar dari 1,96 [17].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Responden


Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen yang aktif di lingkungan
Sekolah Tinggi XYZ, dimana populasi yang diambil sampel yang dapat mewakili keseluruhan
populasi dengan teknik convenience sampling. Kuisioner disebar pada 300 mahasiswa dan
dosen, namun yang berhasil dikumpulkan sebanyak 150 kuisioner dan dianggap layak dilakukan
analisis.

3.1.1 Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Dari total responden yang berhasil dikumpulkan sebanyak 150 kuisioner tersebut,
demografi berdasarkan jenis kelamin diperoleh responden dengan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 90 orang atau 60%, dan responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 60
orang atau 40 %.

Gambar 2 Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

3.1.2 Demografi Responden Berdasarkan Usia


Berdasarkan usia, demografi responden di peroleh antara rentang 17 sampai dengan 30
tahun berjumlah 81 orang laki-laki dan 53 orang perempuan, antara 31 sampai dengan 44 tahun
berjumlah 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, kemudian antara rentang 45 sampai dengan
58 tahun berjumlah 1 orang laki-laki.

Gambar 3. Demografi Responden Berdasarkan Usia


113
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

3.1.3 Demografi Responden Berdasarkan mengakses Sistem Informasi dalam 1 (Satu) Minggu
Demografi responden berdasarkan mengakses Sistem Informasi dalam 1 minggu
diperoleh sebagai berikut: untuk responden yang mengakses kurang dari 4 kali berjumlah 48
orang atau 32%, yang mengakses antara 4 sampai 6 kali berjumlah 63 orang atau 42% dan yang
mengakses lebih dari 6 kali berjumlah 39 orang atau 26%.

Gambar 4. Demografi Responden Berdasarkan Mengakses Sistem Informasi Dalam 1 (Satu) Minggu

3.2 Penyusunan Model Berbasis Teori


Penelitian ini menggunakan model penelitian sebagai berikut:

Minat Pemanfaatan Sistem


Informasi H1

Penggunaan Sistem
H2 Informasi
Ekspektasi Kinerja

Gambar 5. Model Penelitian

Dari model penelitian ini kemudian digambar dengan menggunakan aplikasi SmartPLS
Versi 3.2.8 dan diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 6. Model Awal Penelitian

Pada Gambar 6 merupakan model awal penelitian, dimana diagram jalur yang telah
dibuat berdasarkan Model Penelitian dengan menggunakan aplikasi SmartPLS Versi 3.2.8. Pada

114
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

aplikasi SmartPLS, variabel laten digambarkan dalam bentuk lingkaran dan indikator
digambarkan dalam bentuk kotak segi empat.

3.3 Uji Model


Uji Model dilakukan melalui outer model dan inner model. Outer model atau model
pengukuran pada prinsipnya menguji indikator terhadap variabel laten, dengan kata lain
mengukur seberapa jauh indikator itu dapat menjelaskan variabel latennya dengan cara indikator
reflektif diuji dengan convergent validity, discriminant validity atau dengan average variance
extracted (AVE) dan composite reliability, kemudian indikator formatif diuji berdasarkan
substantive content-nya yaitu membandingkan besarnya relative weight dan melihat
signifikansinya. Sedangkan inner model atau model struktural menguji pengaruh antar satu
variabel laten dengan variabel laten lainnya baik eksogen maupun endogen. Dapat dikatakan
juga menguji hipotesis antara satu variabel laten dengan variabel laten lainnya. Pengujian
dilakukan dengan melihat persentase varian yang dijelaskan yaitu R2 untuk variabel laten
dependen yang dimodelkan mendapatkan pengaruh dari variabel laten independen
menggunakan ukuran stone-geisser Q square test dan melihat besarnya koefisien jalur
strukturalnya [7].

3.3.1 Uji Outer Model


a. Uji Convergent Validity
Pada uji Outer Model ini dilakukan uji indikator reflektif dengan convergent validity,
dengan kriteria nilai loading factor 0,50 sampai 0,60 sudah dianggap cukup untuk memenuhi
kriteria dan indikator individu dianggap reliable [7] [10]. Chin [3] juga menyatakan bahwa nilai
loading factor harus diatas 0,70. Disini penulis mengambil kriteria loading factor ≥ 0,50. Pada
uji convergent validity dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Uji Convergent Validity

Pada Gambar 7 uji convergent validity memperlihatkan bahwa uji dilakukan dengan
menggunakan model awal penelitian. Hasil dari uji convergent validity dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Hasil Uji Convergent Validity (Outer Loadings)
Ekspektasi Minat Pemanfaatan Penggunaan
Kinerja Sistem Informasi Sistem Informasi
EK 1 0,888
EK 2 0,852
EK 3 0,864
EK 4 0,905
EK 5 0,912
EK 6 0,794
MPSI 1 0,968
MPSI 2 0,962

115
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

MPSI 3 0,967
PSI 1 0,763
PSI 2 0,715
PSI 3 0,653

Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil uji convergent validity dari model awal penelitian. Dari
Tabel 1 tersebut telihat bahwa indikator-indikator yang terdapat pada model awal penelitian
tidak ada yang memiliki nilai loading factor dibawah 0,5 atau indikator yang tidak signifikan
sehingga hasil tersebut telah memenuhi uji convergent validity.
b. Uji Discriminant Validity
Pada uji discriminant validity ini untuk melihat nilai korelasi Cross Loading dengan
variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang
lain [7] [10].

Tabel 2. Hasil Uji Discriminant Validity (Latent Variable Correlations)


Ekspektasi Minat Pemanfaatan Penggunaan
Kinerja Sistem Informasi Sistem Informasi
Ekspektasi Kinerja 1,000 0,764 0,370
Minat Pemanfaatan
0,764 1,000 0,289
Sistem Informasi
Penggunaan Sistem
0,370 0,289 1,000
Informasi

Terlihat pada Tabel 2 bahwa nilai korelasi indikator terhadap konstruknya sendiri lebih
besar dibandingkan dengan korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk dalam penelitian ini memiliki discriminant validity yang tinggi.
c. AVE (Average Variance Extracted)
AVE (Average Variance Extracted) ini dilakukan dengan membandingkan nilai square
root of average variance extracted atau akar kuadrat dari AVE (average variance extracted)
( ) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam
model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dapat dikatakan memiliki nilai
discriminant validity yang baik. Nilai AVE masing-masing konstruk harus lebih besar dari 0,50.
[7][10]. Hasil nilai AVE dan akar kuadrat dari AVE dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai AVE dan Hasil Akar Kuadrat AVE


Average Variance
√AVE
Extracted (AVE)
Ekspektasi Kinerja 0,757 0,870
Minat Pemanfaatan Sistem Informasi 0,933 0,966
Penggunaan Sistem Informasi 0,506 0,711

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Ekspektasi Kinerja (EK) memiliki nilai AVE = 0,757
dan nilai = 0,870, Minat Pemanfaatan Sistem Informasi (MPSI) memiliki nilai AVE = 0,933 dan
nilai = 0,966 dan Penggunaan Sistem Informasi memiliki nilai AVE = 0,506 dan nilai = 0,711.
Dapat dilihat secara keseluruhan nilai AVE masing-masing konstruk dalam model yang
diestimasi memiliki nilai ≥ 0,50, sehingga disimpulkan semua konstruk dalam model memenuhi
kriteria discriminant validity.
Perbandingan nilai akar kuadrat AVE dengan korelasi variabel laten dapat dilihat pada
Tabel 4.

116
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

Tabel 4. Perbandingan Nilai Akar Kuadrat AVE dengan Korelasi Variabel Laten
Ekspektasi Minat Pemanfaatan Penggunaan Sistem
Kinerja Sistem Informasi Informasi
Ekspektasi Kinerja 0,870
Minat Pemanfaatan Sistem Informasi 0,764 0,966
Penggunaan Sistem Informasi 0,370 0,289 0,712

Pada Tabel 4dapat dilihat bahwa nilai akar kuadrat AVE lebih besar dibandingkan
dengan korelasi antara konstruk lainnya.
d. Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Pada uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua
kriteria, yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari indikator yang mengukur konstruk.
Konstruk yang reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70 [7]
[10].

Tabel 5. Composite Reliability dan Cronbach Alpha


Composite Reliability Cronbach's Alpha
Ekspektasi Kinerja 0,949 0,935
Minat Pemanfaatan Sistem Informasi 0,976 0,964
Penggunaan Sistem Informasi 0,754 0,534

Pada Tabel 5 hasil output composite reliability dan cronbach alpha untuk konstruk
Ekspektasi Kinerja dan Minat Pemanfaatan Sistem Informasi diatas 0,70 sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Sedangkan konstruk Penggunaan
Sistem Informasi hasil output composite reliability 0.754 memiliki reliabititas yang baik namun
cronbach alpha memiliki reliabilitas 0.534 rendah.

3.3.2 Uji Inner Model


Pengujian inner model dilakukan dengan melihat nilai R2 yang merupakan uji goodness-
fit model, dimana digunakan untuk menguji pengaruh antara satu variabel laten dengan variabel
laten lainnya baik eksogen maupun endogen [7]. Dapat dikatakan juga menguji hipotesis antara
satu variabel laten dengan variabel laten lainnya. Stabilitas dari estimasi di uji dengan
menggunakan uji t-statistik yang diperoleh lewat prosedur bootstrapping [10].
a. R2 untuk Variabel Laten Endogen
Untuk uji R2 variabel laten endogen mengidentifikasikan bahwa hasil R2 sebesar 0,67,
0,33 dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengidentifikasi bahwa
model tersebut “baik”, “moderat”, dan “lemah”.[7] [10]. Hasil uji R2 Variabel laten endogen
disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Uji R2 Variabel Laten Endogen


R Square Presentase keterangan
Penggunaan Sistem Informasi 0.137 13.7% Lemah

b. Koefisien Parameter (Path Coefficient) dan T-Statistik (T-Value)


Pengujian hipotesis selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai t-value pada setiap path
coefficient. Untuk mengetahui nilai signifikansi dari path coefficient, maka dilakukan dengan
teknik resampling bootstrapping. Pada level signifikansi sebesar 0,05, suatu hipotesis akan
diterima bila memiliki t-value lebih besar dari 1,96 [7].
Koefisien Parameter (Pathh Coefficient) dan T-Statistik (T-Value) yang diuji pada
Ekspektasi Kinerja (EK) terhadap Penggunaan Sistem Informasi (PSI) dan Minat Pemanfaatan
Sistem Informasi (MPSI) terhadap Penggunaan Sistem Informasi (PSI) diuraikan pada Tabel 7.

117
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

Tabel 7. Koefisien Parameter (Path Coefficient) dan T-Statistik (T-Value)


Original
T Statistik ( O/STDEV ) Keterangan Kesimpulan
Sample (O)
EK -> PSI 0.358 3.319 Signifikan H2 : Hipotesis Diterima
MPSI -> PSI 0.016 0.130 Tidak Signifikan H1 : Hipotesis Ditolak

Dari Tabel 7 disimpulkan hasil uji hipotesis terhadap model penelitian dengan
pembahasan sesuai dengan urutan hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
1. Hipotesis H1 pada penelitian ini adalah MPSI tidak berpengaruh secara positif ke PSI, hal
ini ditunjukan dari hasil Original Sample (O) sebesar 0,016. Dengan demikian Hipotesis H1
ditolak.
2. Hipotesis H2 pada penelitian ini adalah EK berpengaruh positif terhadap PSI, hal ini
ditunjukan dari hasil Original Sample (O) sebesar 0,358. Dengan demikian Hipotesis H2
diterima.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari uji model yang dilakukan diketahui bahwa minat penggunaan sistem informasi
tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak berpengaruh secara positif terhadap
penggunaan sistem informasi, sedangkan variabel espektasi kinerja berpengaruh secara
signifikan atau berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa responden yang ada pada Sekolah Tinggi XYZ meyakini bahwa dengan
menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya hal ini adanya hubungan
positif yang kuat antara kesesuaian tugas dengan penggunaan sistem.

4.2 Saran
Dari analisis penelitian terdapat beberapa saran yaitu:
1. Penelitian dapat dikembangkan lagi dengan mengembangkan model kesusksesan informasi
yang lain seperti Model DeLone dan McLean dengan mengukur tingkat kesuksesan
informasi.
2. Peneliti diharapkan dapat mengawasi pengisian kusioner dalam pengambilan jawaban dari
responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang sebenar-benarnya
terjadi.
3. Penelitian berikutnya diharpkan dapat menambah variabel independen dan menambah
jumlah sampel untuk membuktikan kembali variabel dalam penelitian ini.
4. Analisa data dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik lain misalnya SPSS,
AMOS dan Lisrel.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bodnar, G.H dan William S., Hopwood, 1995, Accounting Information System, Ed 6,
Prentice Hall International.

[2] Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

[3] Lucas, H.C.Jr., 1982, Information System Concept for Management, International Student
Edition, Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

118
JTSI, Vol. 1, No. 2, September 2020: 106-119

[4] Afrizon, 2002, Pengaruh Kebermanfaatan, Kemudahaan Pemakaian, Keterjelasan Hasil,


dan Norma Subyektif Dengan Ketakwajiban Sebagai Pemoderasi Terhadap Intensitas
Penggunaan Sistem Informasi, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM.

[5] Triandis, H.C, 1980, Values, Attitudes and Interpersonal Behaviour, 1979, Believes,
Attitude and Values, Nebraska Symposium on Motivation, University of Nebraska Press,
Lincoln, NE.

[6] F.D. 1989, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of
Information Technology, MIS Quarterly, Vol.13, No.5, 319-339.

[7] Thompson, RL, Higgins, CA and Howell, JM, 1991, Personal Computing: Toward A
Conceptual Model of Utilization, MIS Quartely, March.

[8] Venkatesh, V., and Davis, F.D., 2000, A Theoritical Extension of the Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies, Management Science, Vol.46, No.2,
186-204.

[9] Handayani, Rini, 2007, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan
Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar,
26-28 Juli 2007.

[10] Diana, P.M., 2001, Studi Empiris Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Personal Computing dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi, Tesis,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

[11] Compeau, D.R and Higgins, C.A. 1995, Application of Social Cognitive Theory to Training
for Computer Skill, Information Systems Research, Vol.6, No.2, 118-143.

[12] Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods), Alfabeta, Bandung.

[13] Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Alfabeta, Bandung

[14] Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D., Alfabeta,
Bandung.

[15] Moore, G.C and Benbasat, I., 1991, Development of an Instrument to Measure the
Perseption of Adopting an Information Technology Innovation, Information System
Research, Vol.2, No.3, 192-222.

[16] Gendro Wiyono, 2011, Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 &
SmartPLS 2.0, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

[17] Imam Ghozali, 2011, Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial
Least Square (PLS), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

[18] Chin, W. W., 1998, The Partial Least Squares Aproach to Structural Equation Modeling,
Modern Methods for Business Research, 295, 336.

119

Anda mungkin juga menyukai