329-Article Text-1046-2-10-20180214
329-Article Text-1046-2-10-20180214
329-Article Text-1046-2-10-20180214
Email: [email protected]
Abstrak
Abstract
The Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK RI) developed e-audit information
systems (IS) with strategy to link and match e-BPK and e-Auditee. Its encourage the
process of audit of government’s financial report carried out more effectively and
efficiently. However, statistics show that more than 70% of second order changes was
failed. The failure occurred due to the high resistance of the various parties affected by such
changes. The purpose of this study is to develop a Success and Sustainability Top
Performance Model (MK3T) of Information Systems. This model is necessary to ensure
that the IS will run and have optimal performance for a long time. The model was
developed based on the combination of organization health index (OHI) model and DICE
models. The study was conducted with a mix-methods, starting with the distribution of
questionnaires. Respondents were selected by purposive sampling method, i.e. auditors in
the BPK RI. 100 samples eligible for statistical data processing performed by the method of
Structural Equation Modeling (SEM) SmartPLS version 2.0. Five elements that
significantly influence the success and sustainability of e-audit information system, namely:
leadership, culture and climate, capabilities, motivation, innovation and learning. T-statistic
scores of the five elements is 2.38; 2.00; 2.36; 2.22; 3.10. It is greater than the value of t-
table with a significance level of 95% (α: 0.05 = 1.96) which is the limit value for the effect
of a variable to declared significant.
78
Nurochman et. al., Model Keberhasilan dan Keberlangsungan 79
79
80 Journal of Information Systems, Volume 8, Issue 2, October 2012
Kinerja tersebut diukur dengan keuntungan bersih, manajemen kinerja sebagai upaya memanfaatkan
return on investment, biaya operasi bersih, serta informasi pengukuran kinerja (performance
perputaran saham [4]. Turban juga menekankan measurement) untuk memberikan perubahan
bahwa tingkat kinerja tidak saja bergantung pada positif pada budaya, sistem, dan proses organisasi
apa yang dikerjakan organisasi, namun juga [19]. Lau menyatakan bahwa keunggulan
ditentukan oleh lingkungan bisnis [13]. Wheelen kompetitif ditunjukkan oleh adanya hasil kinerja
dan Hunger mengartikan bahwa kinerja adalah terbaik dan keunggulan sumber daya produks [20].
hasil akhir dari sebuah aktivitas termasuk keluaran Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat
dari sebuah proses manajemen strategis, dimana ditarik kesimpulan bahwa kinerja terbaik sebuah
praktek manajemen strategis digunakan untuk organisasi merupakan kualitas tertinggi dari
menyatakan kemampuan untuk meningkatkan sebuah kegiatan organisasi yang akan
kinerja organisasi [14]. Sementara Armstrong menghasilkan keunggulan kompetitif terhadap
mendefinisikan kinerja sebagai sebuah proses para pesaingnya. Kualitas terbaik tersebut dapat
fleksibel dan terus-menerus yang melibatkan berupa profitabilitas, kepuasan pelanggan, ataupun
manajer dan para partnernya untuk melakukan ukuran-ukuran lain yang ditetapkan organisasi
kegiatan. Pelaksanaan kegiatan tersebut dibingkai sesuai dengan visi, misi, serta lini bisnisnya.
dengan seperangkat kerangka kerja yang mengatur Kesehatan organisasi (organization health)
bagaimana mereka bekerja sama untuk mencapai merupakan kemampuan organisasi untuk
hasil yang telah ditetapkan [15]. Berdasar berbagai melakukan penyelarasan internal (internal
definisi tentang kinerja organisasi tersebut dapat alignment), mencapai kualitas pelaksanaan
disimpulkan bahwa setiap organisasi mempunyai program (quality of execution), serta kapasitas
fleksibilitas untuk membangun definisi dan untuk memperbarui diri (renewal capacity) secara
parameter pengukuran kinerjanya. Hal ini terkait lebih cepat daripada para kompetitornya [4].
dengan visi, misi serta lini bisnis yang dibidangi. Internal alignment diturunkan menjadi tiga
Namun secara umum dapat ditarik kesimpulan elemen, yaitu: direction, leadership, dan culture
bahwa kinerja organisasi merupakan hasil dari and climate. Sementara itu kualitas pelaksanaan
sebuah proses bisnis yang terukur (measurable). program diturunkan menjadi empat elemen, yaitu:
Pengukuran tersebut tidak hanya terkait dengan accountability, coordination and control,
aspek keuangan (financial), namun juga dapat capabilities, serta motivation. Sedangkan renewal
dilihat dari aspek layanan (services). capacity dibangun dari elemen external
William Pasmore memberikan definisi orientation dan innovation and learning. Deskripsi
kinerja terbaik sebuah organisasi sebagai dari sembilan elemen tersebut adalah sebagai
keberhasilan dalam menciptakan fleksibilitas, berikut: Direction, adalah tujuan/arah yang jelas
capaian yang tinggi, dan budaya organisasi untuk dicapai oleh sebuah organisasi dan akan
pembelajar untuk mendapatkan keunggulan memberikan arti penting bagi para anggotanya.
kompetitif di dunia yang tidak pernah diam [16]. Leadership, merupakan tingkat kemampuan yang
Luftman dalam bukunya Managing the dimiliki pemimpin untuk menginspirasi orang lain.
Information Technology Resource menyebutkan Culture and Climate, merupakan keyakinan yang
bahwa keuntungan kompetitif akan tumbuh dari tertanam pada setiap anggota organisasi dan
kesiapan organisasi untuk meraih posisi superior kualitas interaksi diantara unit yang ada dalam
terhadap pesaing-pesaingnya (biaya lebih rendah, organisasi. Accountability, sejauh mana individu
kualitas lebih baik, produk/jasa terdepan) [17]. memahami apa yang diharapkan dari mereka,
Lebih jauh ia menyampaikan bahwa Teknologi memiliki kewenangan yang cukup untuk
Informasi merupakan komponen yang sangat melaksanakannya, dan mengambil tanggung jawab
penting untuk mewujudkan kesuksesan suatu untuk memberikan hasil. Coordination and
organisasi dan keberhasilan dalam manajemen control, kemampuan untuk mengevaluasi kinerja
sumber daya TI merupakan prasyarat untuk dan resiko organisasi, mengatasi permasalahan
mencapai keunggulan kompetitif [17]. Sementara yang timbul, serta mengambil kesempatan yang
itu, Michael E Potter menyatakan bahwa kinerja ada. Capabilities, tingkat keterampilan dan bakat
terbaik tercapai jika organisasi dapat mencapai institusional yang diperlukan untuk melaksanakan
keuntungan kompetitif yang meliputi strategi strategi dan menciptakan keunggulan kompetitif.
untuk melanggengkan keuntungan biaya (cost Motivation, antusiasme yang mendorong
leadership), diferensiasi produk (product seseorang untuk terlibat dalam upaya yang luar
differentiation), serta segmentasi pasar biasa demi tercapainya hasil yang diharapkan.
(segmentation) [18]. Lebih jauh Jessica Keyes External orientation, kualitas interaksi dengan
menyampaikan bahwa untuk mencapai kinerja para pemilik kepentingan (stakeholders).
terbaik sesuai visi dan misi organisasi, maka Innovation and learning, kualitas dan aliran ide-
diperlukan manajemen kinerja. Ia mengartikan ide baru, serta kemampuan organisasi untuk
Nurochman et. al., Model Keberhasilan dan Keberlangsungan 81
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan tepat pada waktunya. C (Commitment),
kebutuhannya. merupakan komitmen dari Eksekutif/Senior
Konsep dasar dari keberlangsungan Manajemen (C1) dan pegawai/karyawan/employee
(sustainability) adalah pengawetan [12]. Hal ini (C2). E (Effort), merupakan jumlah penambahan
didasarkan pada pendapat Luftman yang beban kerja yang diperlukan dibandingkan beban
menyatakan bahwa sustainability adalah kerja yang sekarang. Semakin sedikit penambahan
kemampuan untuk mempertahankan teknologi beban kerja semakin memberikan resiko yang
dalam jangka panjang [21]. Sejalan dengan hal kecil dan potensi keberhasilannya lebih besar.
tersebut, Braa, dkk mendefinisikan Formula DICE framework adalah sebagai berikut:
keberlangsungan sebagai aktivitas yang dilakukan
untuk menjadikan sistem informasi bermanfaat DICE Score = D+(2xI)+(2xC1)+C2+E (1)
dari waktu ke waktu [7]. Untuk dinyatakan
sustainable sebuah sistem informasi tidak saja Penilaian elemen-elemen DICE dilakukan dengan
cukup untuk bisa diimplementasikan dan ketentuan sebagai berikut: Setiap elemen DICE
digunakan, namun harus dapat terus-menerus tersebut diberikan penilaian dengan skala 1 – 4.
dimanfaatkan di masa yang akan datang [22]. Semakin kecil skor yang diperoleh berarti
Sehingga untuk mencapai keberlangsungan sistem menunjukkan semakin kecilnya resiko yang akan
informasi diperlukan aktivitas evaluasi, perbaikan timbul dan semakin tinggi juga potensi
sistem, peningkatan keahlian sumber daya manusia keberhasilan suatu program. Kedua, hasil
[23]. Sadler menyatakan bahwa sustainability perhitungan dengan skor antara 7 dan 14 (7 <
tergantung tiga karakteristik sumberdaya dan skor ≤ 14) berarti bahwa proyek yang dilakukan
kapabilitas, yaitu periode untuk mempertahankan cenderung berhasil yang disebut dengan Win
(durability), transferability, serta replicability [24]. Zone. Hasil perhitungan dengan skor lebih dari 14
Jamhour menyimpulkan bahwa kemampuan untuk namun kurang dari atau sama dengan 17 (14 <
mempertahankan sistem informasi dalam jangka Skor ≤ 17) berarti bahwa risiko terhadap
panjang ditentukan dua dimensi, yaitu flexibility keberhasilan proyek meningkat yang disebut
dan responsiveness [25]. Sejalan dengan hal Worry Zone. Skor lebih dari 17 dan kurang dari
tersebut, Arie de Geus menyatakan bahwa untuk 19 (17 < Skor ≤ 19) berarti bahwa proyek sangat
mencapai sustainability dibutuhkan beberapa berisiko. Skor lebih dari atau sama dengan 19 ( 19
persyaratan, yaitu: sensitif terhadap perubahan < Skor) berarti bahwa proyek tidak mungkin
zaman, memiliki identitas/jati diri/nilai- berhasil yang disebut Woe Zone.
nilai/budaya kerja yang kuat, serta adanya Berdasarkan tinjauan teoritis tersebut di atas,
lingkungan kerja yang kondusif untuk inovasi peneliti mencoba menyusun formula hipotesis
[26]. sebagai berikut:
DICE Framework merupakan alat yang H1: Tidak semua elemen kesehatan organisasi
dikembangkan sejak 1992 oleh Harold L Sirkin berpengaruh signifikan terhadap
et.al. dan selesai pada tahun 1994. Sebelas tahun keberlangsungan sistem informasi e-audit.
kemudian Boston Consulting Group (BCG) H2: Tidak semua elemen kesehatan organisasi
menggunakannya untuk untuk mengukur seberapa berpengaruh signifikan terhadap kinerja
baik sebuah perusahaan mengimplementasikan sistem informasi e-audit.
inisiatif perubahan, atau seberapa baik akan H3: Organization health berpengaruh signifikan
mampu mengimplementasikan inisiatif perubahan terhadap kinerja sistem informasi e-audit.
tersebut [27]. Secara lebih sederhana Model DICE
framework dapat digunakan untuk memprediksi 2. Metode Penelitian
tingkat keberhasilan sekaligus untuk mengetahui
kekurangan yang ada dalam implementasi Penelitian ini dilakukan dengan metode
manajemen perubahan. DICE Framework terdiri campuran (mix-methods) dengan strategi
dari empat elemen sebagai berikut [27]: D embedded concurrent. Metode campuran
(Duration), merupakan jangka waktu penyelesaian didefinisikan sebagai sebuah pendekatan untuk
program perubahan (short term project) atau menyelidiki suatu objek dengan
jangka waktu antar pelaksanaan pengawasan mengkombinasikan atau menghubungkan bentuk
(longterm project). Pelaksanaan review yang penelitian kualitatif dan kuantitatif [28]. Strategi
berkala dan jangka waktunya tidak lama akan embedded konkuren menerapkan satu tahap
memiliki resiko yang lebih kecil atau mempunyai pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. I satu waktu bersamaan. Selanjutnya pencampuran
(Integrity), merupakan kemampuan dari tim (mixing) data yang diperoleh dengan kedua metode
proyek (skill, knowledge, networking, serta tersebut dilakukan dalam pembahasan penelitian.
leadership) untuk dapat menyelesaikan program Bentuk penggabungannya dapat dilakukan dengan
82 Journal of Information Systems, Volume 8, Issue 2, October 2012
melakukan komparasi ataupun melakukan Sistem informasi ini akan digunakan oleh
deskripsi secara berdampingan. Metode ini juga seluruh pemeriksa yang tersebar di seluruh
menerapkan perspektif teoritis tertentu yang Indonesia yang berjumlah 2.744 orang [29].
digunakan sebagai landasan metode primer [28]. Sehingga penelitian akan menggunakan
Metode dan tahapan penelitian ini dapat dilihat pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan
pada Gambar 1 berikut: kuesioner ke para pemeriksa yang dipilih secara
purposive sampling. Kuesioner yang disusun
Studi Literatur terdiri dari dua bagian, bagian pertama adalah data
demografi responden dan bagian kedua adalah
EMBEDED CONCURRENT STRATEGY
Identifikasi Organisasi
Identifikasi komponen,
( Visi , Misi, Struktur, SI Kuisioner Awal
elemen,
e- Audit)
pertanyaan/pernyataan sesuai dengan variabel
Analisa DataAwal
Respondent Mapping / affordability
Kuisioner Lanjutan yang diukur. Kuesioner mengacu pada skala Likert
MIX METHODS
Reliability
Kuisioner
skor 1 sampai dengan 4 dengan uraian sebagai
Analisis Data
Relationship Lanjutan– Statistik
Deskriptif (PLS)
berikut [30]: 1 (Sangat Tidak Setuju /STS), 2
Significancy
Perancangan
OHI +
DICE
(Tidak Setuju/TS), 3 (Setuju/S), 4 (Sangat
Model PKKT
Setuju/SS). Skala Likert 1- 4 tersebut
Inisiatif, Evaluasi,
Penyusunan
Laporan
menghilangkan opsi jawaban ragu-ragu. Hal ini
MODEL PENCAPAIAN DAN KELANGSUNGAN KINERJA TERBAIK (MPKKT)
bertujuan untuk menghindari jawaban yang
SISTEM INFORMASI E-AUDIT
bermakna ganda (multitafsir) dan tidak
menjelaskan kecenderungan yang lebih dominan
Gambar 1. Metode penelitian
dari jawaban responden. Penyebaran kuesioner
dilakukan secara langsung dalam bentuk hardcopy
Secara ringkas penelitian ini dibagi menjadi
dan dengan cara online melalui social media
lima tahapan sebagai berikut: Pertama, Aspire,
(email, facebook). Kuesioner yang disebarkan
pada tahapan ini dilakukan pendalaman teori
sebanyak 190 buah, namun sampai dengan batas
terkait dengan penelitian yang dilakukan dengan
waktu yang ditentukan hanya 100 buah kuesioner
melakukan studi literatur dari jurnal, buku, dan
yang dikembalikan dan memenuhi kriteria untuk
artikel yang relevan dengan penelitian. Kedua,
dianalisis.
Assess, tahap ini dilakukan dengan menyusun
Sampel adalah bagian yang lebih kecil yang
kuesioner yang akan digunakan untuk mengukur
dipilih peneliti dari jumlah dan karakteristik yang
tingkat kesehatan obyek penelitian dan mengukur
dimiliki oleh populasi [31]. Metode pemilihan
relasi dan tingkat signifikansi masing-masing
sampel yang digunakan peneliti adalah purposive
elemen yang telah diidentifikasi sebelumnya.
sampling. Berdasarkan teknik ini, peneliti
Selain itu kuesioner juga digunakan untuk
menentukan bahwa responden yang dipilih adalah
mengukur persepsi responden terhadap peluang
para auditor baik yang ditempatkan di unit kerja
keberhasilan sistem informasi e-audit dan
teknis, unit kerja penunjang/pendukung, serta para
menentukan tingkat resiko yang mungkin terjadi.
pejabat struktural di lingkungan BPK RI. Hal ini
Ketiga, Architect, tahap ini dilakukan dengan
dilakukan dengan pertimbangan bahwa merekalah
pengolahan data kuesioner untuk menguji relasi
yang akan menjadi subyek dari pelaksanaan sistem
dan signifikansi elemen-elemen yang ada,
informasi e-Audit. Jumlah sampel untuk model
sehingga dihasilkan model struktural keberhasilan
komplek dengan 100 indikator dapat dianalisis
dan keberlangsungankinerja terbaik SI e-audit.
hanya dengan jumlah sampel data 50 buah [32].
Selain itu juga diidentifikasi resiko yang mungkin
Namun demikian Slovin menentukan bahwa
timbul. Keempat, Action, tahap ini terdiri dari
jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus
kegiatan identifikasi aspirasi yang dibangun oleh
sebagai berikut [33]:
pemeriksa sebagai subyek dalam pelaksanaan
sistem informasi e-audit. Selanjutnya dilakukan
𝑛 = 𝑁/(1 + 𝑁𝑒²) (2)
perumusan inisiatif yang diperlukan untuk
menjamin bahwa sistem informasi e-audit akan
dimana,
mewujudkan dan menjaga keberlangsungan
𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
kinerja terbaik SI e-audit. Kelima, Advance, Tahap
𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
terakhir dari penelitian ini yaitu perumusan metode
𝑒 = % 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑒𝑟𝑖𝑟
yang bertujuan untuk menjamin bahwa sistem
informasi e-audit akan terus berjalan. Tahap ini
Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan
sangat penting untuk menjamin bahwa perubahan
jumlah sampel sebagai berikut:
yang dilakukan BPK RI tidak akan tertinggal oleh
perubahan yang terjadi pada sistem informasi di 𝑛 = 2.744/(1 + 2.744𝑥0,1²)
entitas. 𝑛 = 96,48
Nurochman et. al., Model Keberhasilan dan Keberlangsungan 83
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini minimal bila memiliki nilai composite reliability ≥ 0,7 dan
adalah 96 orang responden. Cronbach alpha ≥ 0,6 [32].
Pengolahan data dipilih menggunakan
software SmartPLS versi 2.0. SmartPLS ini 3. Hasil dan Pembahasan
merupakan jenis Structural Equation Modelling
(SEM) dengan metode alternatif Partial Least Sebagian besar responden berjenis kelamin
Square (PLS) yang merupakan SEM berbasis perempuan yaitu sebesar 52% dan responden
variance (Component Based SEM). Berbeda didominasi oleh pemeriksa yang berusia 30-40
dengan Covariance Based SEM (AMOS, tahun dengan jumlah 57%. Mayoritas responden
LISREL) yang mengharuskan berbagai asumsi mempunyai latar belakang pendidikan sarjana
(data berdistribusi normal, pengukuran variabel (S1) dengan prosentase sebesar 65%, responden
continue, jumlah sampel besar) dipenuhi, SEM- didominasi oleh pegawai dengan masa kerja
PLS mengabaikan berbagai asumsi tersebut sampai dengan 10 tahun yaitu 70%. Mayoritas
karena bersifat non-parametrik [32]. Wold (1985) responden mempunyai jabatan fungsional sebagai
menyatakan bahwa PLS merupakan metode anggota tim dengan prosentase 63% dan
analisis yang powerful oleh karena tidak mempunyai pengalaman melaksanakan tugas
didasarkan banyak asumsi. Data tidak harus pemeriksaan lebih dari 10 kali yaitu mencapai
berdistribusi normal multivariate (indikator 61% responden. Sebagian besar responden juga
dengan skala kategori, ordinal, interval sampai terbiasa menggunakan PC atau laptop dengan
rasio dapat digunakan pada model yang sama) dan prosentase sebesar 71%.
sampel tidak harus besar [32]. Selain dapat Evaluasi model pengukuran (outer model)
digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana setiap
dapat digunakan untuk menjelaskan ada atau blok indikator berhubungan dengan variabel
tidaknya hubungan antar variabel laten. Fornell latennya. Terdapat tiga kriteria untuk menguji
dan Bookstein (1982) menyebutkan bahwa outer model, yaitu validitas konvergen
dibandingkan dengan Covariance Based SEM, (Convergent Validity), validitas diskriminan
PLS akan menghindarkan dua masalah serius (Discriminant Validity) atau menggunakan rerata
yaitu inadmisable solution dan factor ekstraksi varian (Average Varian Extracted), dan
indeterminacy [32]. Pengolahan data dengan construct reliability yang diukur menggunakan
SEM-PLS kemudian akan menghasilkan model composite reliability dan croncbach alpha. Uji
hubungan antar variabel organization health pada validitas konvergen dilakukan untuk menentukan
sistem informasi e-audit. Model ini disebut apakah semua pertanyaan (instrument) dalam
dengan Model Keberhasilan dan Keberlangsungan kuesioner penelitian yang digunakan untuk
Kinerja Terbaik (MK3T) Sistem Informasi. mengukur variabel penelitian adalah valid.
Uji Validitas perlu dilakukan untuk Sebuah instrument penelitian akan dinyatakan
mengetahui sejauh mana kuesioner dapat valid jika nilai loading factor sama atau lebih
mengukur variabel penelitian. Ranjit Kumar besar dari 0,5. Discriminant validity dapat
(2005) menyatakan bahwa validitas merupakan dihitung dengan membandingkan nilai akar
kemampuan dari instrumen dalam kuesioner kuadrat dari average variance extracted ( 𝐴𝑉𝐸)
untuk dapat mengukur rancangan penelitian [34]. setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk
Suatu pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner dengan konstruk lainnya dalam model. Model
dinyatakan valid jika mampu mengungkapkan dinyatakan mempunyai discriminate validity yang
dengan jelas suatu hal yang akan diukur oleh cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih
kuesioner tersebut. Chin (1998) menyatakan besar daripada korelasi antara konstruk dan
bahwa suatu indikator dikatakan valid jika konstruk lainnya dalam model [32].
mempunyai loading factor ≥ 0,5 [32]. Selain itu Reabilitas konstruk diuji dengan dua kriteria,
dilakukan uji reabilitas, yaitu untuk mengetahui yaitu composite reliability dan cronbach alpha
tingkat konsistensi dan kestabilan kuesioner dari blok indikator yang mengukur konstruk.
sehingga dapat menghasilkan prediksi secara Konstruk dinyatakan reliable jika memiliki nilai
akurat [34]. Dengan kata lain, uji reabilitas composite reliability ≥ 0,7 dan Cronbach alpha ≥
bertujuan untuk mengukur kestabilan dan 0,6 [32]. Berdasarkan perhitungan diketahui
konsistensi sebuah kuesioner dalam mengukur bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian
konsep atau konstruk. Metode SEM-PLS ini sudah memenuhi kriteria untuk dinyatakan
mengukur reabilitas dengan menghitung reliable. Adapun ringkasan dari perhitungan
composite reliability dan Cronbach alpha masing- construct reliability adalah sebagai berikut:
masing instrumen. Instrumen dikatakan reliabel
84 Journal of Information Systems, Volume 8, Issue 2, October 2012
Tabel IV menunjukkan bahwa konstruk e-audit. Hasil rancangan MK3T sistem informasi
health dalam hubungannya dengan konstruk e-audit dapat digambarkan sebagai berikut:
performance mempunyai nilai path coefficient
0,6628 dan nilai t-statistik 7,9313. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas kesehatan organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja sistem informasi e-audit di BPK RI. Oleh
sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua
(H2) diterima.
Analisis keberhasilan sistem informasi e-
audit dilakukan dengan menggunakan DICE
framework. Berdasarkan hasil kuesioner yang
disebarkan terhadap 100 responden yang
merupakan pemeriksa di lingkungan BPK RI
diperoleh data sebagai berikut: Pertama, D Gambar 2. MK3T SI e-Audit
(Duration), sistem informasi e-audit direncanakan
untuk berjalan dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan model yang diusulkan di atas
19% responden menyatakan tidak setuju bahwa selajutnya dilakukan penilaian terhadap tingkat
mekanisme review atas pelaksanaan sistem kesehatan organisasi. Scott Keller menyatakan
informasi ini akan dilaksanakan secara berkala bahwa terdapat tiga tingkatan kesehatan, yaitu
(semesteran/tahunan). Berdasarkan data tersebut sakit (ailing), sehat (able), sangat sehat (elite).
duration dinilai dengan skor 2. Kedua, I Terdapat dua syarat bagi sebuah organisasi untuk
(Integrity), 50% responden menyatakan tidak mencapai level able. Pertama, organisasi tersebut
yakin bahwa mereka mempunyai kompetensi yang harus mencapai nilai di atas kuartil terbawah (to
cukup untuk melaksanakan sistem informasi e- be above the bottom quartile) untuk seluruh 37
audit. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat praktek. Kedua, minimal terdapat 6 hingga 10
potensi resistansi yang cukup besar, sehingga praktek yang memperoleh nilai kuartil teratas.
integrity dinilai dengan skor 3. Ketiga, C Tabel V menunjukkan hasil penilaian atas 37
(Commitment), 91% responden meyakini bahwa praktek yang ada:
jajaran pimpinan di BPK RI mempunyai
komitmen yang besar untuk pelaksanaan sistem TABEL V
HASIL PENILAIAN ELEMEN MK3T
informasi ini, sehingga untuk C1 dinilai dengan
skor 1. Sementara itu 20% responden menyatakan Praktek Skor Health Elemen
bahwa komitmen staff pemeriksa tidak cukup Meaningful Values 3,11 Motivation
besar dalam mendukung pelaksanaan sistem Capturing External Ideas 3,07 Innovation
informasi e-audit, sehingga untuk C2 dinilai Operationally Diciplined 3,06 Culture
dengan skor 2. Keempat, E (Effort), 55% Creative and enterpreneurial 3,05 Culture
responden menunjukkan kekhawatiran bahwa Process-based capabilities 3,02 Capabilities
sistem informasi e-audit justru akan menambah Open & trusting 3,01 Culture
beban dan waktu kerja mereka. Hal ini Bottom-up innovation 3,00 Innovation
menunjukkan besarnya potensi resistansi yang Top-down innovation 2,98 Innovation
akan timbul. Berdasarkan hal tersebut effort dinilai Outsources expertise 2,98 Capabilities
dengan skor 4. Talent Development 2,97 Capabilities
Perhitungan nilai prediksi DICE dapat dihitung Consultative leadership 2,92 Leadership
sebagai berikut: Authoritative leadership 2,91 Leadership
DICE Score = D+(2xI)+(2xC1)+C2+E Inspirational Leaders 2,90 Motivation
= 2+(2x3)+(2x1)+2+4 Supportive leadership 2,90 Leadership
= 16 Challenging leadership 2,89 Leadership
Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa hasil Knowledge Sharing 2,88 Innovation
perhitungan dengan skor lebih dari 14 namun Internally competitive 2,83 Culture
kurang dari atau sama dengan 17 (14 < Skor ≤ 17) Talent acquisition 2,73 Capabilities
berarti bahwa risiko terhadap keberhasilan sebuah Career Opportunities 2,71 Motivation
program meningkat yang disebut Worry Zone. Rewards and Recognition 2,57 Motivation
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik Financial Incentives 2,45 Motivation
pada tahap sebelumnya kemudian ditentukan
elemen apa saja yang mempunyai pengaruh positif Tabel V di atas menunjukkan bahwa terdapat
dan signifikan terhadap keberhasilan dan enam praktek dari empat elemen yang berada
keberlangsungan kinerja terbaik sistem informasi pada kuartil teratas. Keenam praktek tersebut
Nurochman et. al., Model Keberhasilan dan Keberlangsungan 87
Organization in The Digital Economy. s.l. : s.l. : Kogan Page Limited, 2003.
John Wiley & Sons, Inc, 2007. ISBN 978-0- [25] Jamhour Manar, Laith Alrubaiee, Sabah
470-04160-4. agha., "Effect of Core Competence on
[14] Wheelen, T.L and Hunger, D.J., Strategic Competitive Advantage and Organizational
Management and Business Policy. 8. New Performance." s.l. : International journal of
Jersey : Prentice Hall, 2002. Business and Mangement, 2012, Issue
[15] Armstrong, M., "Performance Management: Januari 2012, Vol. 7 No.1.
Key Strategies and Practical Guidelines." 3. [26] Geus, Arie de., The Living Company. USA :
2006, p. Kogan. Longview Publishing, 1997. ISBN 0-87584-
[16] Pasmore, William., Creating Strategic 782-X.
Change: Designing the Flexible, High [27] Sirkin, Harold L, Keenan, Perry and Jackson,
Performing Work Organization. New York : Alan., "The Hard Side of Change
Wiley, 1994. Management." Oktober 2005, pp. 100-116.
[17] Luftman, Jerry N., Managing the Information [28] Creswell, John W., Research Design,
Technology Resource - Leadership in The Qualitative, Quantitative, And Mixed
Information Age. First. s.l. : Prentice Hall, Methods Approach. 3rd Edition. Thousand
2003. p. 2. 0130351261. Oaks California : SAGE Publication, 2010.
[18] Porter, Michael E., Competitive Advantage: ISBN: 0-7619-0070-5.
Creating and Sustaining Superior [29] BPK-RI., Statistik Pegawai BPK RI Per 31
Performance. First. New York : Free Press, Desember 2012. s.l. : Biro SDM, BPK RI,
1998. 2013.
[19] Keyes, Jessica., Aligning IT with Corporate [30] Kriyantono, Rachmat., Teknik Praktis Riset
Strategy : Implementing The IT alance Komunikasi, disertai contoh praktis riset
Scorecard . Boca Raton : Auerbach media, public relations, advertising,
Publication, 2005. komunikasi organisasi,komunikasi
[20] Lau, Ronald S., "Competitive Factors and pemasaran. Jakarta : Kencana, 2008.
Their Relative Importance in The U.S. [31] Neuman, W Lawrence., Social Research
Electronic and Computer Industries." s.l. : Methods: Qualitative and Quantitative
International Journal of Operations and Approach. 6th. Boston : Pearson Education
Production Management, 2002, Vol. 22 (1), Inc, 2006. p. 224.
pp. 125-135. [32] Ghozali, Imam., Structural Equation
[21] Luftman, J and Brier, T., "Achieving and Modelling metode alternatif dengan Partial
Sustaining Business-IT Alignment." Least Square. Semarang : Badan Penerbit
California Management Review. 1999. UNDIP, 2011. Vol. Edisi 3. ISBN
[22] Krisnha, S and Walsham, G., "Implementing 979.704.300.2.
public information system in developing [33] Setiawan, Nugraha., Penentuan Ukuran
countries: Learning from a success story." Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel
Information Technology for Development, Krejcie-Morgan, Telaah Konsep dan
s.l. : Taylor & Francis, Ltd, 2005. Aplikasinya. Diskusi Ilmiah Jurusan Sosial
[23] Markus, M.L and Tanis, C., "The enterprise Ekonomi Fakultas Peternakan Unpad : s.n.,
system experience-from adoption to success November 22, 2007.
In R.W.Zmud (ed), Framing the domains of [34] Kumar, Ranjit., Research Methodology: A
IT management: Projecting the future step by step guide for beginners. Second.
throught the past." [book auth.] R.W.Zmud. London : SAGE Publication Ltd, 2005. p.
Framing the domains of IT management: 153.
Projecting the future throught the past. [35] Keller, Scott and Price, Collin.,
Cincinnati : Pinnaflex Educational "Organization Health: The Ultimate
Resources, Inc, 2000, pp. 173-207. Competitive Advantage." Juni, 2011,
[24] Sadler, P., "Strategic Management." Second. McKinsey Quarterly.