Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri: Yunanik, Muhammad Siddiq Abdillah
Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri: Yunanik, Muhammad Siddiq Abdillah
Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri: Yunanik, Muhammad Siddiq Abdillah
http://jrsi.sie.telkomuniversity.ac.id
Determining The Need of Tank Cars In The Fuel Distribution Process to Pertashop at
XYZ Company
Article history: Perusahaan XYZ Lahat merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah Sumatra Selatan.
Diterima 13-01-2023 Perusahaan XYZ Lahat ini menggunakan Armada atau Mobil (MT) sebagai moda transportasi dalam
Diperbaiki 29-06-2023 mendistribusikan produk BBM ke Pertashop. Pembangunan Pertashop di Lahat Sumatra Selatan
Disetujui 29-06-2023 mengalami kenaikan mulai dari awal program Mei 2021 sampai dengan saat ini sebesar 22 %. Setiap
bulannya terdapat mitra yang bergabung dalam pembangunan Pertashop sebesar 5 unit/bulan. Pertumbuhan
jumlah Pertashop ini mempengaruhi jumlah Thruput sebesar 143 KL/bln, sedangkan kebutuhan
masyarakat terhadap transportasi juga semakin meningkat seperti jumlah kebutuhan akan produk BBM.
Kebutuhan Armada atau mobil (MT) di Perusahaan XYZ merupakan moda transportasi BBM yang paling
banyak digunakan karena mempunyai fleksibilitas tinggi sebagai sarana pendistribusian BBM ke
Pertashop. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan adalah metode clustering dan
perhitungan mobil tangki dengan metode proporsional dilakukan dengan cara mengelompokkan SPBU
berdasarkan kapasitas mobil tangki. Dimana analisis data meliputi analisis kemampuan armada mobil
diketahui kondisi performance operasi kegiatan pendistribusian BBM ke Pertashop. Jadi setelah dilakukan
analisis dan perhitungan kebutuhan mobil dengan memanfaatkan mobil existing/mobil industri yang
Kata Kunci: dilengkapi sarana dan fasilitas khusus pertashop dapat terpenuhi 321 Armada dengan peningkatan ritase
Armada atau mobil tangki, sebesar 6,02 rit/hari yang dapat mengoptimalkan proses distribusi BBM dan memenuhi kebutuhan
cluster, proporsional, ritase konsumen.
ABSTRACT
XYZ Lahat Company is one of the companies operating in South Sumatra region. This company uses Fleet
or Tank Car (TC) as a mode of transportation in distributing fuel products to Pertashop. The construction
of Pertashop in Lahat, South Sumatra, has increased 22% since beginning of the program in May 2021.
There are partners who join the construction of 5 units/month of Pertashop and the growth rate of
Pertashops affects the number of Thruput by 143 KL/month, whereas the needs for transportation is also
increasing, such as the number of needs for fuel products. The method used for mapping is clustering and
Keywords: for calculation used proportional. The data analysis includes the capability of the car fleet. In conclusion,
tank car, cluster, 321 Fleets can be fulfilled with an increase in ritase of 6.02 rit/day which can optimize the fuel distribution
proportional, ritase process and meet consumer needs.
*Penulis korespondensi
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
Gambar 1 Wilayah supply point Perusahaan XYZ Lahat (Sumber: Fungsi Permasalahan terkait dengan pendistribusian BBM ke
Lembaga Pertashop dengan jumlah mobil yang tersedia
General Affair Fuel Terminal Lahat)
dibiarkan terus menerus. Maka akan terjadi keterlambatan
Dalam Armada atau Mobil (MT) dalam industri ini pengiriman produk tersebut sehingga menimbulkan pelayanan
dibedakan menjadi armada retail dan armada Industri: yang buruk karena tidak dapat memenuhi waktu pengiriman
BBM. Armada atau Mobil Tangki (MT) yang dimiliki
Perusahaan XYZ memiliki kelebihan secara kuantitas dalam
proses distribusi BBM, bisa dikatakan memiliki utilitas
rendah. Kelebihan akan mengakibatkan adanya kerusakan
sehingga muncul biaya perawatan yang tinggi, di samping itu
biaya sewa yang dikeluarkan juga lebih besar, akan tetapi
kekurangan jumlah mobil tangki juga mengakibatkan
permintaan konsumen tidak dapat terpenuhi dengan baik
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti ingin
mengetahui penentuan kebutuhan mobil tangki dalam
distribusi BBM Ke Pertashop pada perusahaan XYZ
kaitannya dalam konteks distribusi BBM termasuk armada
Gambar 2: Armada retail warna merah dan armada industri warna biru
atau mobil (MT), biaya untuk keperluan tersebut diperlukan
Permasalahan yang ada adalah pada tingginya target analisis dan perhitungan kebutuhan mobil tangki dengan
pembangunan Pertashop di wilayah Lahat ini, akan memanfaatkan mobil eksisting/Mobil industri yang dilengkapi
berdampak pada pendistribusian akhinya berdampak pada sarana dan fasilitas khusus Pertashop. Sebuah penelitian telah
biaya operasional dan jam operasional meningkat menjadi 10 dilakukan Shara S. B. Akhlissa, and A. Bakhtiar, dengan judul
sampai 11 jam, hal tersebut tentu melewati standar jam kerja Penentuan Jumlah Kebutuhan Mobil Tangki Dalam Proses
yaitu 8 jam, penggunaan bahan bakar ownuse mobil Tangki Ditribusi BBM Pada PT Pertamina (Persero) Integrated
sendiri, sumber daya manusia atau awak mobil dan kecukupan Terminal Semarang”. Hasilnya dapat mengoptimalkan proses
mobil yang tersedia. distribusi BBM dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan
Peningkatan jumlah kendaraan dapat dilihat dari jumlah menggunakan kedua metode sama dengan peneliti yaitu
thruput yang meningkat selama beberapa tahun terakhir. cluster dan proporsional dan menghasilkan tingkat utilitas
Peningkatan thruput berbanding lurus dengan tingkat tinggi dengan hasil 115 tangki, peningkatan ritase 2,03 rit/hari
pelayanan mobil tangki. Hal ini menandakan bahwa adanya [4].
kenaikan jumlah kebutuhan mobil tangki di Terminal BBM
dan Perusahaan XYZ Lahat memiliki kekurangan Mobil 2. Metode Penelitian
Tangki untuk proses pendistribusian [3]. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan
pemetaan adalah metode clustering. Metode yang digunakan
untuk mengelompokkan objek data ke dalam
40
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
kelompok/cluster yang sama (Kamber, 2006) [4] sedangkan DOT = Daily Objective Thruput (KL/hari)
metode proporsional merupakan teknik mengelompokkan data 𝐾𝑎𝑝𝑠 = Kapasitas Mobil Tangki Maksimal yang bisa
yang memperhatikan unsur tertentu, dimana dalam kasus ini masuk ke SPBU (KL/unit)
yang menjadi perhatian yaitu dimulai tahap awal yaitu hasil T = Waktu Satu Siklus Mobil Tangki (Jam) Ops
dari mahasiswa yang telah melaksanakan praktik lapangan dan = Waktu Operasional Terminal BBM (Jam).
memahami proses secara langsung dengan wawancara/studi
lapangan dengan melihat dan mengamati area pengisian BBM Waktu siklus mobil tangki adalah terdiri atas waktu
ke dalam tanki [5]. Penentuan perumusan dan penentuan siklus mobil tangki di terminal waktu siklus mobil tangki di
tujuan penelitan, pengumpulan pengelompokan data Perthasop SPBU dan waktu tempuh. Waktu siklus mobil tangki di
berdasarkan kapasitas mobil tangki dengan memanfaatkan terminal diantaranya waktu administrasi, waktu antri
mobil eksisting/Mobil industri yang dilengkapi sarana dan pengisian, dan waktu pengisian, sedangkan waktu siklus
fasilitas khusus [6]. mobil tangki di SPBU diantaranya waktu administrasi dan
waktu bongkar.
2.1 Penentuan Jumlah Mobil Tangki Metode Cluster
2.3 Perhitungan Ritase
Perhitungan mobil tangki dengan menggunakan metode
kluster dilakukan dengan cara mengelompokkan SPBU Rit atau ritase adalah perjalanan bolak – balik (tentang
berdasarkan wilayahnya atau kabupatennya (Talakua, 2017) kendaraan umum seperti bus, bemo, truk) dalam satu trayek
[7]. Hasil yang didapatkan adalah jumlah kebutuhan mobil [8]. Perhitungan ritase ditujukan untuk mengetahui
tangki per wilayah penyaluran. Perhitungannya adalah sebagai mengetahui kemampuan truk untuk melakukan pengiriman
berikut: (Tim Penyusun Panduan Mobil Tangki S&D, 2014) produk dengan perjalanan dari terminal ke SPBU dan kembali
[1]. lagi ke terminal [1].
Perhitungan ritase merupakan perbandingan antara rata
rata daily objective thruput penyaluran ke SPBU yang telah
dikalikan dengan safety factor (persentase untuk
(1)
memperkirakan terjadinya lonjakan permintaan SPBU serta
faktor lainnya) Terminal BBM kemudian dibagi dengan total
Keterangan :
kapasitas angkut mobil tangki yang ada.
𝑆𝑝𝑟𝑜𝑝 = Jarak Proporsional (km)
DOT = Daily Objective Thruput (KL/hari)
𝐾𝑎𝑝𝑛 = Kapasitas Mobil Tangki yang dapat sandar di setiap (4)
wilayah (KL/unit).
𝑆𝑘𝑝𝑖 = Target Jarak Tempuh Mobil Tangki berdasarkan KPI Keterangan :
(Key Performance Indicator) (km)
DOT = Daily Objective Thruput (KL/hari),
Untuk menghitung jarak proporsionalnya, dapat digunakan Kaptot = Total Kapasitas Angkut Mobil Tangki (KL/rit), dan
dengan persamaan sebagai berikut : Safety Factor = 8 % (nilai persen untuk mengatasi lonjakan
permintaan BBM)
3. Hasil dan Pembahasan
(2)
Dalam mengatasi permasalahan penentuan kebutuhan
mobil tangki dalam proses distribusi BBM ke Pertashop pada
Keterangan : perusahaan XYZ ini peneliti menggunakan metode cluster
yang digunakan untuk mengelompokkan SPBU berdasarkan
𝑆𝑝𝑟𝑜𝑝 = Jarak Proporsional (km) lokasi peneliti. Pengelompokan yang dilakukan didasarkan
DOT = Daily Objective Thruput tiap SPBU (KL/hari) pada jarak dari terminal ke SPBU yang dituju.
𝐷𝑂𝑇𝑘 = Total Daily Objective Thruput per kluster (KL/hari) Pengumpulan data dilakukan di 14 daerah yang terbagi
𝑆𝑝𝑝 = Jarak Pulang Pergi dari Terminal BBM ke SPBU (km) menjadi 14 daerah yaitu Lahat, Kikim Area, Tanjung Sakit,
2.2 Metode Proporsional Kota Agung, Pulau Pinang, Merapi, Fajar Bulan, Lahat
Selatan, Gumay, Tebing Tinggi, Muara Pinang, Pendopo,
Perhitungan mobil tangki dengan metode proporsional Talang Padang dan Ulu Musi. Pertashop yang digunakan
dilakukan dengan cara mengelompokkan SPBU berdasarkan sebagai contoh adalah Kab. Lahat, sedangkan Metode
kapasitas mobil tangki. Sehingga hasil yang didapatkan adalah Proporsional dilakukan dengan cara mengelompokkan SPBU
kebutuhan mobil tangki berdasarkan kapasitas angkutnya. berdasarkan kapasitas mobil tangki [9].
Perhitungannya menggunakan persamaan berikut : (Tim
Penyusun Panduan Mobil Tangki S&D, 2014. 3.1 Pendistribusian Poduk BBM ke Pertashop
Pendistribusian BBM merupakan salah satu kegiatan
𝑀𝑇 = ∑ 𝐷𝑂𝑇𝑠 𝑥 𝑇𝑠 (3) yang ada di Perusahaan XYZ Lahat, dan kegiatan
𝐾𝑎𝑝𝑠 𝑂𝑝𝑠 pendistribusian ke Pertashop dimulai dari pengisian di filling
shed sampai dengan mobil yang selanjutnya didistribusikan di
Keterangan :
41
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
Lembaga Pertashop. Dalam proses penyaluran ke Lembaga Data tersebut di atas merupakan hasil perhitungan
Pertashop sangat mengutamakan kualitas dan kuantitas BBM peningkatan Thruput Pertamax untuk 11 bulan yang berjalan.
agar sampai ke Pertashop tetap terjaga mutu [10]. Perhitungan pendistribusian ke lembaga Pertashop adalah
Thruput dan laju pertumbuhan Pertashop ini adalah data sebagai berikut : Rata – rata Thruput setiap Bulan = 1028,
thruput pertamax utk periode Mei 2021 sd. Maret 2022 di Thruput harian = 39,2 KL dan rata-rata thruput per Pertashop
Pertashop di Perusahan XYZ Lahat, untuk 11 bulan berjalan = 2,8 KL atau 3 KL. Dengan pertumbuhan Thruput rata rata,
disajikan di bawah: maka dapat disimpulkan bahwasanya pada setiap bulannya
mengalami pertumbuhan atau kenaikan jumlah thruput
Tabel 2. sebesar 30 % dengan rata rata petumbuhan 143 KL, artinya
Data Laju Pertumbuhan Jumlah Pertashop penjualan BBM ke Pertashop ini sangat diminati.
Periode Jumlah Pertumbuhan Persentase Setelah melakukan perhitungan untuk melihat penjualan
BBM ke Pertashop didapatkan bahwa Pertashop pada supplai
Mei 2021 10 0 0% poin Fuel Terminal Lahat sangat berkembang sebesar 30%
Juni 2021 20 10 100% pada setiap bulannya, hal ini merupakan konsentrasi Fuel
Juli 2021 35 15 75% Terminal Lahat untuk mengupayakan agar pelayanan seiring
kemajuan penjualan Pertashop meningkat untuk tetap
agustus 2021 46 11 31%
terlayani dengan baik. Untuk menghitung jarak
Sep-21 56 10 22% proporsionalnya, digunakan persamaan seperti di bawah:
Oktober 2021 57 1 2%
Nov-21 57 0 0%
Desember 2021 60 3 5%
Januari 2022 60 0 0% 𝑆𝑝𝑟𝑜𝑝 = 2,8/ 39,2 𝑥 5006,4 = 357,59 km
Februari 2022 63 3 5%
Pengelompokan yang dilakukan didasarkan pada jarak
Maret 2022 67 4 6% dari 14 (empat belas) Kabupaten/Kota ke Pertashop yang
Total 531 57 247% dituju dengan menggunakan metode proporsional dengan hasil
rata-rata= 357,59 km. Selanjutnya melakukan perhitungan
Rata-rata 5 22%
jumlah kebutuhan mobil Per Unit & Tonase berdasarkan
Kabupaten/Kota.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dihitung rata –
rata laju pertumbuhan Pertashop yang ada di Perusahaan XYZ Tabel 4.
Lahat adalah sebesar 22 % pada setiap bulannya, dimana hal Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pertashop tiap Kab./Kota dan Kebutuhan
Mobil Tangki Per Unit & Tonase
ini selalu mengalami peningkatan dan pada setiap bulannya Kapasitas Thruput Jarak Jarak
terdapat mitra yang bergabung dalam pembangunan Pertashop Kab/Kota Jarak
MT Max KL/Hari KL/KM Prop
sebesar 5 unit/bulan, sedangkan pertumbuhan thruput BBM Lahat 2 4 10 2,8 11,2 0,29
Perthasop periode Pebruari - Maret mengalami penurunan
Kikim Area 48 96 8 2,8 268,8 6,86
dikarenakan jumlah berbeda, sebagaimana disajikan seperti
Tabel 3. Tanjung Sakit 109 218 8 2,8 610,4 15,57
Kota Agung 49 98 8 2,8 274,4 7,00
Tabel 3:
Laju Pertumbuhan Thruput BBM Pertashop Pulau Pinang 18 36 5 2,8 100,8 2,57
Thruput Pertumbuhan Merapi 18 36 5 2,8 100,8 2,57
No Periode Persentase
(KL) (KL) Fajar Bulan 72 144 5 2,8 403,2 10,29
1 Mei 2021 141 0 0%
Lahat Selatan 33 66 5 2,8 184,8 4,71
2 Juni 2021 184 43 30%
Gumay 17 34 5 2,8 95,2 2,43
3 Juli 2021 421 237 129%
Tebing Tinggi 86 172 5 2,8 481,6 12,29
4 agustus 2021 717 296 70%
Muara Pinang 88 176 5 2,8 492,8 12,57
5 Sep-21 1045 328 46%
Pendopo 102 204 5 2,8 571,2 14,57
6 Oktober 2021 1223 178 17%
Talang Padang 112 224 5 2,8 627,2 16,00
7 Nov-21 1410 187 15%
Ulu Musi 140 280 5 2,8 784 20,00
8 Desember 2021 1520 110 8%
9 Januari 2022 1542 22 1% Jumlah 894 1788 84 39,2 5006,4 127,71
42
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
Kapasitas MT Max
Siklus
Thruput KL /hari
Kebutuhan MT
Kebutuhan MT
Tonase ( KL)
Adm + Bongkar
+Pejalanan MT
Depot (Jam)
Operasional
UNIT
Nama Lembaga
Jadi MT yang dibutuhkan di Kab.Lahat sebanyak 3 unit
(Jam)
Penyalur
MT dan perhitungan 13 Kab/Kota lain juga dilakukan sama,
dan jumlah kebutuhan MT dibulatkan ke atas.
agung
Pertashop_pulau
2,98 11 5 2,8 0,15 0,76
pinang
Pertashop_merapi 2,98 11 5 2,8 0,15 0,76
Pertashop_fajar
4,98 11 5 2,8 0,25 1,27
bulan
Kebutuhan Mobil Tangki (KL) = 0,059 x 10 KL = 0,59 KL
Pertashop_lahat
3,25 11 5 2,8 0,17 0,83
Tabel 5. selatan
Kebutuhan Mobil Tangki Per unit dan Tonase Pertashop_gumay 2,92 11 5 2,8 0,15 0,74
Kebutuhan Kebutuhan MT Pertashop_tebing
Mobil Tangki
MT Unit Tonase ( KL) 5,61 11 5 2,8 0,29 1,43
tinggi
Total Mobil Tangki 10 KL 0,06 0,58 ≈ 1 Pertashop_muara
5,69 11 5 2,8 0,29 1,45
Total Mobil Tangki 8 KL 0,48 3,86 ≈ 7 pinang
Total Mobil Tangki 5 KL 2,52 12,60 ≈ 13 Pertashop_pendopo 6,32 11 5 2,8 0,32 1,61
Pertashop_talang
Jumlah 3,06 17,04 ≈ 17 6,76 11 5 2,8 0,34 1,72
padang
Pertashop_ulu
Sehingga total kebutuhan jumlah mobil tangki dengan 8,01 11 5 2,8 0,41 2,04
menggunakan metode kluster sebesar 17 unit. Dan musi
perhitungan dengan menggunakan metode cluster, jumlah Jumlah 66,94 154 84 39,2 3,10 17,04
yang dihasilkan akan lebih memiliki utilitas yang tinggi yang
disesuaikan dengan Daily Objective Thruput (DOT).
3.3 Metode Proporsional
3.2 Metode Cluster
Perhitungan mobil tangki dengan metode proporsional
Metode Cluster ini digunakan untuk Kebutuhan Mobil dilakukan dengan cara mengelompokkan Pertashop
Tangki Per unit dan Tonase. Jumlah kebutuhan jumlah mobil berdasarkan kapasitas mobil tangki. Sehingga hasil yang
tangki dengan menggunakan Metode Cluster sebesar 17 unit. didapatkan adalah kebutuhan mobil tangki berdasarkan
dengan kapasitas tonase 158 KL (Kapasitas Keseluruhan) kapasitas angkutnya.
dengan thruput rata rata perhari. Dari hasil kecukupan mobil Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan
didapatkan hasil kebutuhan mobil tangki khusus SPBU sesuai jumlah kebutuhan mobil tangki yang kemudian akan ditambah
data SPBU dan Thruput SPBU. Perhitungan kebutuhan dengan perhitungan persentase Safety Factor. Safety factor
kapasitas angkut mobil tangki berdasarkan KPI (Key bertujuan untuk mengantisipasi adanya mobil yang gagal
Performance Indicator) dapat dilakukan dengan operasi (di luar mobil pemeliharaan reguler) karena perbaikan
menjumlahkan hasil perkalian antara kebutuhan mobil tangki besar, ditahan pihak berwajib (akibat lakalantas), delivery
dengan rata-rata kapasitas mobil tangki per kluster. point. Disarankan safety factor maksimal 8% dari daya angkut
(bukan jumlah mobil) safety factor ini tergantung dari lokasi
Tabel 6. Perusahaan dan kondisi mobil yang beroperasi.
Data Kebutuhan Mobil Tangki
Kapasitas MT Max
Siklus Tabel 7.
Thruput KL /hari
Kebutuhan MT
Kebutuhan MT
Tonase ( KL)
Depot (Jam)
Operasional
Lahat.
UNIT
Nama Lembaga
(Jam)
43
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
Safety Factor
Waktu Pengisian
Waktu pengisian
Kompartemen
Ownuse (jam)
Alokasi Laka Lantas 2,78% 10 Hari / tahun Waktu
(jam)
Total
Pertashop Tempuh
Jam
Lain-lain 1,90% 7 Hari / tahun
out
(jam)
Dan waktu rata-rata sesuai dengan kondisi di lapangan di pendopo 6,32 0,3 0,6 0,2 0,2 14,57 7,62
antaranya waktu rata-rata untuk parkir 10 menit, administrasi talang padang 6,76 0,3 0,6 0,2 0,2 16,00 8,06
10 menit, antrian ke Filling Shed 10 menit, Pra & pasca
ulu musi 8,01 0,3 0,6 0,2 0,2 20,00 9,31
Loading 1 menit, Pra & pasca Discharge, Cek QQ &
administrasi SPBU 15 menit. Jumlah 66,95 4,2 8,4 2,8 2,8 127,71 85,15
Kecepatan mobil Tangki di dalam kota rata-rata 30
km/jam, dan kecepatan mobil tangki luar kota 45 km/jam, Tabel 9.
sedangkan rata-rata flow rate atau aliran pada setiap proses Perhitungan Waktu Siklus Mobil Tangki
pengisian di filling shed dan pembongkaran di konsumen Exisiting
Mobil Kebutuhan Safety Total
adalah : Flow Rate Loading di Filling Shed (LPM) 650 RPM, Tangki MT Factor kebutuhan
dan Flow Rate Bongkar di SPBU 350 RPM. Dalam Mak (Unit) (Unit) MT (KL) Jml Kap
Perhitungan Waktu Siklus juga dilakukan dengan
memperhatikan kapasitas mobil tangki yaitu 1 KL, 7 KL dan 10 0,1 0,0 10,0 0
13 KL dan 17 KL. 8 0,5 0,0 8,0 2 16
Berikut merupakan perhitungan waktu siklus untuk
5 2,5 0,2 15,0 2 10
mobil tangki 17 KL.
Safety Factor (unit) = Kebutuhan MT (unit) X Total Safety Total 3,1 0,2 33,0 4 26
Factor = 0,1 X 7,90% = 0,0079 atau 0
Total Safety Factor (KL) = Kebutuhan Tonase (KL) x Total Tabel 10.
Safety Factor = 0,6 X 7,90% = 0,0036 atau 0 Ritase pada Supply Point Pertashop FT Lahat
Kebutuhan MT per unit = Kebutuhan MT (Unit) + Safety Exisiting
Mobil Safety Safety Total Total
Factor (unit) = 0,1 + 0,0 = 1 (Roundup) Tangki Factor Factor kebutuhan kebutuhan
Total kebutuhan MT = Total Kebutuhan MT Unit ( Round up) Mak (Unit) (KL) MT (Unit) MT (KL) Jml Kap
= 5, dan kebutuhan tonase per MT (unit) = Kapasitas MT x
kebutuhan MT (KL) = 10 X 0,0 = 10 Tonase. 10 0,0 0,0 1,0 10,0 2 20
Total kebutuhan MT (KL) = Total Kebutuhan MT Tonase 8 0,0 0,3 1,0 8,0 7 56
= 33 KL
5 0,2 1,0 3,0 15,0 6 30
Tabel 8.
Perhitungan Waktu Siklus Mobil Tangki Total 0,2 1,3 5 33,0 15 106
Siklus waktu di Pertashop
Waktu Pengisian
Waktu pengisian
Kompartemen
Ownuse (jam)
Total
Pertashop Tempuh
Jam hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa metode proporsional
out
(jam)
yang memiliki jumlah mobil tangki paling minimal
dibandingkan dengan existing maupun cluster.
Dari sisi fleksibilitas, jumlah mobil tangki existing
lahat 2,28 0,3 0,6 0,2 0,2 0,29 3,58 maupun hasil perhitungan metode cluster memiliki tingkat
kikim area 4,14 0,3 0,6 0,2 0,2 6,86 5,44 fleksibilitas yang baik namun dinilai kurang efisien karena
banyak mobil tangki yang tidak beroperasi atau memiliki
tanjung sakit 6,85 0,3 0,6 0,2 0,2 15,57 8,15 tingkat utilisasi rendah, sehingga menimbulkan kemunculan
kota agung 4,18 0,3 0,6 0,2 0,2 7,00 5,48 tambahan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
pulau pinang 2,98 0,3 0,6 0,2 0,2 2,57 4,28
Metode proporsional dinilai memiliki tingkat utilitas yang
tinggi yang disesuaikan dengan Daily Objective Thruput
merapi 2,98 0,3 0,6 0,2 0,2 2,57 4,28 (DOT) [2] dan waktu siklus operasi mobil tangki, sehingga
fajar bulan 4,98 0,3 0,6 0,2 0,2 10,29 6,28 metode proporsional dipilih untuk menghitung jumlah
kebutuhan mobil tangki Perusahaan XYZ Lahat.
lahat selatan 3,25 0,3 0,6 0,2 0,2 4,71 4,55
gumay 2,92 0,3 0,6 0,2 0,2 2,43 4,22
3.4 Ritase Mobil Tangki
tebing tinggi 5,61 0,3 0,6 0,2 0,2 12,29 6,91
Perhitungan ritase dilakukan untuk mengetahui
muara pinang 5,69 0,3 0,6 0,2 0,2 12,57 6,99 kemampuan truk dalam melakukan pengiriman produk dari
44
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
terminal ke SPBU dan kembali lagi ke terminal. Perhitungan 1. Jumlah mobil tangki yang beroperasi saat ini pada
ritase dipengaruhi oleh faktor Daily Objective Thruput (DOT) Perusahaan XYZ ada 17 Mobil Tangki dengan kapasitas
Perusahaah XYZ. Coverage days adalah jumlah hari yang bisa tonase 158 KL (Kapasitas Keseluruhan) dengan thruput
dipenuhi kebutuhan BBM dengan real pumpable stock yang rata rata perhari maka perlu dilakukan perhitungan
tersedia dibagi dengan Daily Objective Throughput (DOT) dengan metode cluster berdasarkan jarak dan metode
atau rata - rata penjualan BBM pada Lembaga penyalur. proporsional berdasarkan kapasitas.
Penentuan minimal ketahanan stok di PT Pertamina yaitu 2. Perhitungan jumlah kebutuhan mobil tangki dilakukan
dengan rumusan [10]. dengan dua metode, yaitu metode kluster dan metode
proporsional. Dari hasil perhitungan yang dilakukan,
Tabel 11. perhitungan jumlah mobil tangki dengan menggunakan
Rata-rata Daily Objective Thruput (DOT) Produk BBM.
metode proporsional dianggap lebih optimal karena
Department of memiliki jumlah lebih kecil.
Safety Coverage
Product Jumlah Transportation
Capacity Day (CD) 3. Metode cluster sebesar 158 unit mobil tangki dengan
(DOT)
rincian 17 unit mobil tangki kapasitas 10 KL 1 unit mobil
Pertalite 3 190.000 6,3 tangki kapasitas 8 KL 7 unit mobil tangki, dan kapasitas 5
1.222.401
Pertamax 2 81.000 5,5 KL 13 unit mobil tangki dan 17 unit mobil tangki. Jumlah
450.667 ritase mobil tangki dihitung dari hasil metode terpilih
Biosolar 3
1.244.885
188.000 6,6 yaitu metode proporsional sebesar 2,7 ≈ 3 rit/per hari.
dapat dikatakan mencukupi kebutuhan permintaan yang
Dexlite 1 6.000 43,0
258.270 dibutuhkan SPBU serta lebih optimal dalam hal
Total 465.000 61,4 penyaluran BBM dibandingkan dengan ritase existing di
3.176.223
Perusahaan XYZ.
4. Perhitungan kebutuhan mobil dengan memanfaatkan
mobil existing/Mobil industri yang dilengkapi sarana dan
fasilitas khusus pertashop dapat terpenuhi 321 Armada
dengan peningkatan ritase sebesar 6,02 rit/hari yang dapat
mengoptimalkan proses distribusi BBM dan memenuhi
kebutuhan konsumen.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih atas support dan dukungan dari
PEM Akamigas, Perusahaan XYZ Lahat Sumatra Selatan dan
pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu telah
memberikan kesempatan penerimaan mahasiswa kegiatan
PKL maupun dalam proses pencarian data dan mendukung
tercapaianya tujuan pendidikan di PEM Akamigas.
Gambar 3 Rata-rata Daily Objective Thruput (DOT)
Referensi
3.5 Rata-Rata DOT Produk BBM
[1] N. B.- F, “Tata Kerja Organisasi Perencanaan Ae (
Berdasarkan rata-rata DOT di Perusahaan XYZ lahat, Alternative Emergency ) Suplai & Distribusi,” 2014.
dapat dihitung nilai ritase untuk mengetahui apakah dengan [2] Y. Muhamad Siddiq, “SNTEM,” vol. 21, no. 1, pp. 1–
kapasitas angkut yang ada dapat memenuhi kebutuhan: 9, 2020, [Online]. Available: http://journal.um-
Ritase: surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203.
[3] M.Fanshurullah, “SK NO. 49 PENUGASAN
PENYALUR JBKP PT PERTAMINA (PERSERO)
TAHUN 2020.pdf.” https://pertamina.com/.
[4] A. Bakhtiar, S. Bilqis Akhlissa, H. Suliantoro, Z. F.
Rosyada, and B. P. Sukarsono, “Penentuan Jumlah
Kebutuhan Mobil Tangki Dalam Proses Distribusi
= 158,11 Bbm Pada Pt Pertamina (Persero) Integrated Terminal
Semarang,” Eprints UPN “Veteran” Yogyakarta,
Ritase yang diperoleh adalah sebesar 158,11 dengan besar 2020, [Online]. Available:
DOT 3.176.223 KL/hari. Nilai tersebut telah memenuhi target http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/23994.
pada KPI di Perusahaan XYZ. [5] D. Firmansyah and Dede, “Teknik Pengambilan
Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian:
4. Kesimpulan Literature Review,” J. Ilm. Pendidik. Holistik, vol. 1,
no. 2, pp. 85–114, 2022, doi: 10.55927/jiph.v1i2.937.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada
[6] Helaluddin, “Mengenal Lebih Dekat dengan
Perusahaan XYZ Lahat Sumatra Selatan dapat ditarik
Pendekatan Fenomenologi: Sebuah Penelitian
kesimpulan:
Kualitatif [Getting Closer to the Phenomenological
45
Yunanik dan Abdillah, M. S. Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri Volume 10 No 01 (2023)
Approach: A Qualitative Research],” Uin Maulana Proses Distribusi Pertashop,” Pros. Semin. Nas.
Malik Ibrahim Malang, no. March, pp. 1–15, 2018. Teknol. Energi dan Miner., vol. 2, no. 1, pp. 924–936,
[7] D. M. Kamal, L. Nafisah, and M. S. A. Khannan, 2022, doi: 10.53026/sntem.v2i1.924.
“Perspektif keilmuan teknik industri pada era new [10] P. P. F. S et al., “Meningkatkan Response Rate Pada
normal,” PENGUKURAN KINERJA FUNGSI Penelitian Survey Suatu Study Literature,” J. Mater.
PENGADAAN BARANG/JASA MENGGUNAKAN Process. Technol., no. January, pp. 2–96, 2015,
Procure. Compet. Capab. Matur. Model Hery, vol. 7, [Online]. Available:
no. 1, pp. 1–3, 2020. https://www.researchgate.net/publication/312115563_
[8] “131-482-2-PB-dikonversi.” . Meningkatkan_Response_Rate_Dalam_Penelitian_Su
[9] D. N. Heitasari and M. K. Ghifari, “Perbandingan rvey_Suatu_Study_Literature.
Metode Round Trip Time & Vehicle Routing Problem
Time Windows Dalam Pemilihan Supply Point Pada
46