Kearifan Lokal Sebagai Basis Mitigasi Bencana

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Praktisi Mengajar 3

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI


BASIS MITIGASI BENCANA
Oleh:
Dr. Herfien Samalehu, ST., M.Eng

Universitas PGRI – Sumatera Barat


Semester Ganjil 2023/2024
Konsep dasar Kearifan lokal sebagai
basis mitigasi bencana

Keunikan Indonesia sendiri berasal dari adat istiadat, tradisi, dan


kearifan lokal yang ada di Indonesia. Bukan hanya satu, setiap
daerah bahkan memiliki kearifan lokalnya masing-masing.
Apa Itu Kearifan Lokal ?

Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah


tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal.

Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah


berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut
selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Untuk mempertahankan kearifan lokal maka para orang tua dari


generasi sebelumnya akan mewariskan kepada generasi muda secara
turun temurun.

Kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi yang begitu melekat
akan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah
tersebut.
Pengertian Kearifan Lokal Menurut Ahli

Sabarani
Kearifan lokal sebagai suatu bentuk pengetahuan asli dalam
masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat
untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.

Paulo Freice
Kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk
selalu konkret dengan apa yang mereka hadapi.

Warigan
Menurut Warigan kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat dan sudah terbukti turut serta menentukan kemajuan
masyarakatnya.
Pengertian Kearifan Lokal Menurut Ahli (2)

Apriyanto
Kearifan lokal adalah nilai-nilai yang diciptakan, dikembangkan, dan
dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman mereka.

Haryanti Soebandio
Kearifan lokal yaitu suatu identitas atau kepribadian budaya bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu untuk menyaring dan memiliki
budaya yang masuk ke dalam dirinya sendiri.

Quaritch Wales
Kearifan lokal merupakan satu prinsip yang sama, di mana kemampuan
budaya setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada
waktu kedua kebudayaan tersebut berhubungan.
Bagaimana Ciri-Ciri Kearifan Lokal ?

1. Bertahan dari Gempuran Budaya Asing

Berbeda dengan Negara lain, negara kita masih mempertahankan


budaya dan adat istiadat sehingga cenderung bertahan dari
budaya asing
Kepercayaan yang kuat inilah yang membuat budaya asing tidak
bisa dengan mudah masuk dan mempengaruhi masyarakat.
Dengan begitu, karakteristik masyarakat dari suatu daerah akan
tetap terjaga dengan baik.

2. Memiliki Kemampuan Mengakomodasi Budaya yang Berasal dari Luar

Kearifan lokal memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi sehingga bisa


diakomodir dengan mudah tanpa harus merusak kepercayaan
kearifan lokal yang sudah ada sebelumnya.
3. Mampu Mengintegrasikan Budaya Asing ke Dalam Budaya
Asli di Indonesia

Kearifan lokal memiliki kemampuan bukan hanya untuk


mengakomodasi, tetapi juga mengintegrasikan budaya asing yang
masuk dan memadukannya dengan budaya yang sudah ada
dengan baik.

Contoh :

- Pembangunan sebuah gedung di Indonesia. Tidak jarang


arsiteknya memadukan budaya lokal dengan mencontek desain
bangunan tradisional di Indonesia, kemudian memadukannya
dengan arsitektur modern.
- Masjid Raya Sumatera Barat yang ada di jantung kota Padang
misalnya, bangunannya meniru arsitektur khas Minangkabau,
sedangkan atap masjid justru dibuat seperti rumah Gadang yang
menjadi rumah tradisional dari Provinsi Sumatera Barat. Meskipun
begitu, tetap terlihat lebih modern.
4. Mampu Mengendalikan Budaya Asing yang Masuk

Kepercayaan terhadap kearifan lokal sangat kuat sehingga membuat


masyarakat mampu mengendalikan budaya asing yang masuk.

Selain itu dapat dengan mudah menyaring budaya asing yang masuk.
Dengan kata lain masyarakat menentukan mana budaya asing yang
bisa diterima di Indonesia, dan budaya asing mana yang memiliki nilai
buruk.

5. Memberi Arah pada Perkembangan Budaya di Masyarakat


Masyarakat akan menjadikan kearifan lokal sebagai patokan sebelum
mengambil sikap atau tindakan tertentu.

Kebiasaan ini juga membuat masyarakat di wilayah tertentu dapat


mengembangkan budaya yang sudah ada menjadi lebih terarah dari
sebelumnya. Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki ciri berupa dapat
memberikan arah bagi masyarakat setempat.
Fungsi dari Kearifan Lokal bagi Masyarakat

1. Konservasi Pelestarian Sumber Daya Alam yang Ada

Kearifan lokal justru membantu mendorong masyarakat di wilayah


tertentu untuk melakukan konservasi agar alam tempat mereka
tinggal tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan.

Contoh :
Nelayan Aceh memiliki hari-hari yang pantang dipakai untuk melaut,
seperti hari Jumat atau hari raya Idul Fitri. Selain dua hari tersebut,
ada beberapa hari lainnya yang juga ditetapkan sebagai hari
terlarang untuk melaut.

Hal ini dilakukan agar ikan memiliki kesempatan untuk berkembang


biak dengan maksimal.

Selain itu, masyarakat dilarang menangkap ikan dengan pukat


harimau atau bom yang dapat merusak terumbu karang dan
mengganggu ekosistem di lautan.
2. Menjadi Petuah, Kepercayaan, dan Pantangan

Kearifan lokal yang melekat pada masyarakat merupakan pandangan


hidup yang bisa menjadi lebih baik. Lebih dari itu, kearifan lokal juga
mencakup nasihat atau petuah, pantangan yang tidak boleh dilanggar,
juga kepercayaan yang dipelihara dengan baik.

Orang-orang tua di masa lalu, tentu ingin yang terbaik untuk kehidupan
anak cucunya kelak. Sayangnya, mereka tidak bisa hidup selamanya
untuk menjaga agar anak cucunya tetap menjalani kehidupan yang baik.
Sebagai gantinya, nenek moyang kita mewariskan berbagai kearifan
lokal.

Petuah dan nasihat lama ini diwariskan tentu saja untuk menjaga agar
kehidupan setiap generasi di wilayah tertentu dapat berjalan baik.
3. Menjadi Ciri Utama Sebuah Masyarakat
Kearifan lokal mencakup adat dan istiadat. Adat dan istiadat membuat
sebuah daerah menjadi unik dan berbeda dari daerah lainnya di Indonesia.

Dengan adanya kearifan lokal, masyarakat menganggap seperangkat


tradisi sebagai hal yang sudah seharusnya dilakukan karena telah terbiasa
dengan adat istiadat dan budaya tersebut.

Kearifan lokal tercermin dalam adat istiadat dan budaya yang tidak bisa
ditemukan di wilayah lain. Oleh karena itu yang membuat turis merasa
terkesan dengan wilayah tersebut.

Contoh :
Bali juga memelihara adat dan budaya yang diwariskan oleh para nenek
moyang kepada mereka. Alhasil, warisan budaya inilah yang membuat Bali
terasa berbeda, terasa lebih istimewa, terasa lebih berkesan dibandingkan
dengan tempat-tempat lain yang ada di dunia.
Perilaku “aneh” hewan saat Kejadian Bencana
Bentuk Kearifan Lokal

1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible

Kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat dan
sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa
dilihat dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.

Contohya :
- Rumah Gadang di Sumatera Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah, atau
rumah Panggung dari Jambi.
- Cagar budaya seperti patung, berbagai alat seni tradisional, senjata
tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi lainnya,
hingga tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau Jawa, dan kain tenun
dari Pulau Sumba.
2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible
Kearifan lokal tidak berwujud atau intangible adalah keaifan lokal yang
tidak wujud nyata namun bisa didengar karena disampaikan secara
verbal dari generasi ke generasi selanjutnya.

Contohnya :
Kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak
Lako. Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak
berwujud atau intangible, dimana masyarakat mempercayai bahwa
alam merupakan bagian dari diri mereka.
Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi tidak boleh dieksploitasi
secara berlebihan. Dengan kepercayaan ini, tidak heran jika alam di
Bumi Papua masih sangat terjaga.
Contoh Kearifan Lokal di Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan budayanya, disamping itu
terdapat beragam kearifan lokal yang masih terjaga hingga saat ini.
Berikut adalah contoh dari kearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia :

1. Upacara Adat Wiwitan


Upacara adat wiwitan bertujuan untuk memberikan persembahan kepada
Dewi Sri sebagai wujud rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen
yang telah diberikan.
2. Upacara Nangluk Merana
Upacara Nangluk Merana adalah upacara yang diselenggarakan untuk
membatasi hama (merana) supaya tidak menjadi liar, tidak merusak atau
mengganggu pertanian dan perkebunan dan diharapkan produksinya
akan meningkat.
3. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilakukan
untuk mengembalikan roh leluhur ke asalnya atau pengembalian unsur
Panca Maha Bhuta kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Kerangka Pemikiran

Penanggulangan
bencana berbasis
kearifan lokal dapat
digambarkan kerangka
pemikiran
Implementasi Kearifan lokal sebagai
basis mitigasi bencana di Indonesia

Hakikat mitigasi bencana merupakan upaya pencegahan


untuk meminimalisir bahaya.

Hakikat mitigasi dapat diwujudkan dalam beberapa kegiatan


seperti tindakan kesiapsiagaan, tindakan peringatan dini, dan aksi
pencegahan bencana.

Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia (UU RI) Nomor


24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menjelaskan
bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Kearifan lokal pada bencana Gempabumi

• Masyarakat sekitar Sesar Opak Bantul, Jogjakarta

- Pengenalan tanda-tanda alam dan pengenalan perilaku hewan, serta


sistem kehidupan masyarakat yang berupaya untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan yang berbahaya.
- Kearifan lokal berupa perilaku dan budaya, “Rumah joglo” sebagai
bangunan tahan gempa.
- Pengenalan tanda alam (semiotika fisikal) berupa suara gemuruh
apabila akan terjadi bencana gempabumi serta terbentuknya retakan-
retakan tanah apabila akan terjadi bencana longsor.
- Perilaku hewan (semiotika) dimana tanda dari hewan apabila akan
terjadi bencana adalah keluarnya hewan yang hidup di dalam tanah
apabila akan terjadi bencana gempabumi” kata Anisa.
- Tanda-tanda dari hewan dapat berupa munculnya hewan-hewan
seperti ular, semut-semut, kelabang, dan binatang yang biasa hidup di
tanah secara tiba-tiba keluar ke permukaan.
Kearifan lokal pada bencana Gempabumi

Kajadian Gempa Bantul


Rumah Joglo, Jogjakartka
Kearifan lokal pada bencana Gempabumi

• Rumah gadang di Sumatera Barat

Tidak menggunakan paku untuk meminimalisir dampak gempa


bumi di Sumatera Barat
Kearifan lokal pada bencana Tsunami

• Kearifan lokal “Smong” di Simeulue


Kearifan lokal smong di Pulau simeulue telah ada sejak 1907 dan
telah terbukti mampu menyelamatkan puluhan ribu jiwa dari smong
atau tsunami pada 26 Desember 2004.
Kearifan lokal smong memiliki hubungan dekat dengan mitigasi
bencana tsunami secara tradisional, dan telah disampaikan melalui
puisi-puisi yang terkandung dalam manafi-nafi (cerita rakyat),
mananga-nanga (lagu pengantar tidur), nandong (bersenandung)
yang telah diperkenalkan pada keturunan dari buaian sampai usia tua
Kearifan lokal pada bencana Tsunami

• Tradisi “hoyak tabuik” Padang Pariaman

Di Padang Pariaman ada tradisi bernama “hoyak tabuik” (prosesi


mengguncaang patung Tabot), adanya penanaman tanaman cemara dan
mangrove di pesisir pantai, serta keyakinan akan terlindungi oleh pulau-
pulau kecil di sekitar laut Kota Pariaman.
Tradisi yang dilakukan masyarakat Kota Pariaman sebagai antisipasi dalam
mitigasi bencana tsunami dan gempa bumi di kota pariaman

- Mengambil tanah di Sungai


- Mengambil Batang Pisang
- Membuang Tabuik ke llaut
Kearifan lokal pada bencana Banjir dan Longsor

• Desa Kampung Naga di Kecamatan Salawu Kabupaten


Tasikmalaya.
Kondisi topografi desa yang dikelilingi perbukitan membuat Masyarakat
sadar akan ancaman bencana longsor dan banjir.
Kearifan lokal dari kampung naga yang dapat dijadikan sumber
pembelajaran khususnya dalam pengelolaan :
- Zonasi penggunaan lahan mengalokasikan daerah penyangga (3:1)
menghasilkan kesimbangan lingkungan ;
- Sengkedan/terrasering terbukti efektif mencegah erosi dan longsor
dengan mempergunakan batu sebagai penguat tebing teras ;
- Keberadaan hutan tetap terpelihara sebagai fungsi klimatologis,
hidrologis dan ekologis ;
- Alokasi tata ruang di kawasan kampung Naga daur ulang air dilakukan
secara alami dan kebersihan air yang masuk ke sungai dan sawah
menjadi terpelihara,
- Rumah panggung dengan konstruksi kayu sistem knockdown terbukti
efektif terhadap kerusakan disaat gempa
Kearifan lokal pada bencana Banjir dan Longsor
Kearifan lokal dalam pelestarian Alam

• Kearifan lokal Suku Dayak dalam menjaga kelestarian lingkungan

Hukum Adat jipen (hukuman) bagi masyarakat yang melanggar aturan


yang sudah ditetapkan.
Contohnya :
Masyarakat yang membakar hutan dengan sengaja, melakukan kegiatan
menangkap ikan dengan cara menuba (meracun) ikan disungai,
membakar atau menebang tanaman yang berbuah seperti duren dan
manggis.
Analisis peran strategis Kearifan lokal
sebagai basis mitigasi bencana

• Beragam kearifan lokal dan pemanfaatannya di Indonesia berasal dari


pengetahuan lokal yang telah teruji kehandalannya secara alami
maupun ilmiah.
• Pemerintah belum memanfaatkan kearifan lokal untuk penanggulangan
bencana maupun pelatihan mitigasinya.
• Kajian kearifan lokal yang mengarah ke pelatihan mitigasi bencana
banyak dimiliki oleh masyarakat tradisional.
• Perlu dibangkitkan kesadaran kepada masyarakat yang tinggal di
daerah rawan bencana bahwa pelatihan - pelatihan mitigasi bencana
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
• Diperlukan peran aktif dari pemerintah daerah yang terdampak
bencana, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat setempat
untuk terus berjuang agar seluruh keinginan yang masih berupa
wacana dapat terwujud.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai