Joki Project Akuntansi Biaya JOKI
Joki Project Akuntansi Biaya JOKI
Joki Project Akuntansi Biaya JOKI
OLEH :
KELOMPOK 3
JURUSAN AKUNTANSI
2024
Pendahuluan
Waktu terus berjalan mengalami berbagai zaman yang terus berkembang. Sedajalan
dengan hal ini, tuntutan untuk setiap manusia dapat mempertahankan hidup semakin sulit
untuk dapat dipenuhi. Pekerjaan sangat sulit didapatkan karena terus mengalami persaingan
yang begitu ketat. Banyaknya pelaku usaha yang terus menerus bermunculan akan
menimbulkan suatu persaingan diantara usaha sejenis maupun yang tidak sejenis untuk
dapat menguasai pasar. Pelaku tersebut bisa dari perusahaan besar ataupun perusahaan
kecil. Hal ini juga didukung oleh semakin selektifnya konsumen dalam memilih barang
ataupun produk yang memiliki mutu yang tinggi dengan harga yang relatif murah. Untuk itu
perusahaan besar maupun kecil dituntut untuk memiliki strategi yang tepat agar mencapai
tujuan usahanya (Nofiani, 2022).
Tujuan usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha tentunya adalah mencapai laba yang
semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang seminmal mungkin agar dapat
menguasai pasar. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan
dituntut untuk memiliki manajemen perusahaan yang baik. Manajemen perusahaan perlu
membuat kebijakan yang mengarah pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja.
Keberhasilan dan kelancaran suatu usaha dalam melakukan kegiatan usahanya bergantung
padakemampuan manajemen dalam mengambl keputusan.
Salah satu keputusan yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah mampu
merencanakan dan menetapkan kebijakan seperti mengurangi biaya yang harus dikeluarkan
pada proses produksi. Biaya dalam proses produksi sangat berpengaruh dalam perolehan
keuntungan atau laba perusahaan.
Salah satu daerah yang ada di Provinsi Gorontalo yang sangat mengapresiasi
perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk terus berkembang yaitu
Kabupaten Bone Bolango. Di salah satu sudut Kabupaten Bone Bolango, terdapat Yango
Bakery, sebuah usaha kecil yang menghasilkan berbagai produk roti dan kue. Seperti
banyak usaha kecil lainnya, Yango Bakery berjuang dengan perhitungan biaya produksi
yang sederhana. Tahun 2021 membawa tantangan yang signifikan bagi Yango Bakery
karena mengalami penurunan laba akibat menurunnya permintaan pasar terhadap
produknya. Dalam menghadapi situasi ini, Yango Bakery tidak bisa tinggal diam. Mereka
harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan tingkat penjualan
mereka dan tetap bersaing di pasar yang semakin ketat. Salah satu strategi yang ditekankan
adalah mengelola biaya produksi dan menetapkan harga jual yang menarik bagi konsumen,
meskipun permintaan pasar menurun. Menetapkan harga jual yang kompetitif adalah kunci
untuk menarik konsumen, tetapi juga harus diimbangi dengan biaya produksi yang rendah.
Oleh karena itu, Yango Bakery memerlukan strategi untuk menekan biaya produksi agar
sesuai dengan harga jual yang diinginkan. Salah satu pendekatan yang mereka pilih adalah
menggunakan metode target costing. Dengan menerapkan target costing, Yango Bakery
dapat fokus pada meminimalisir biaya produksi sejak tahap perencanaan. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memiliki gambaran yang jelas tentang selisih antara biaya
yang dianggarkan dan biaya yang sebenarnya terjadi, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk tetap menghasilkan keuntungan meskipun dalam situasi pasar yang menurun. Melalui
penerapan target costing, Yango Bakery dapat melakukan evaluasi yang lebih baik terhadap
biaya produksi mereka dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat melakukan
penghematan. Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan daya saing mereka di pasar
sambil memastikan keuntungan yang sehat bagi bisnis mereka
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis ingin memberikan pengkajian
lebih lanjut tentang bagaimana menentukan Harga Pokok Produk dibarengi dengan
bagaimana biaya produksi pada UMKM Yango Bakery
TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi Biaya
Dalam dunia akuntansi, terdapat dua cabang utama yang membentuk landasan
pengelolaan informasi keuangan suatu entitas: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan merupakan cabang yang berkonsentrasi pada penyusunan dan pelaporan
informasi keuangan secara teratur. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses ini
dianggap sebagai wujud pertanggungjawaban pihak manajemen kepada para pemegang
saham entitas tersebut. Di dalam akuntansi keuangan, terdapat sebuah persamaan dasar yang
selalu dipegang teguh, yaitu Aset sama dengan Liabilitas ditambah Ekuitas. Persamaan ini
tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti.
UMKM
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), konsep dan klasifikasi usaha mikro, kecil, dan
menengah telah diatur dengan jelas. Usaha mikro merujuk pada usaha produktif yang dimiliki
oleh individu atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
dalam undang-undang ini. Sementara itu, usaha kecil merujuk pada kegiatan ekonomi
produktif yang berdiri secara independen, dilakukan oleh individu atau badan usaha yang
bukan merupakan bagian dari anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian dari usaha menengah atau besar, dengan memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan (Saleh et al., 2022).
Usaha menengah, di sisi lain, merujuk pada kegiatan ekonomi produktif yang juga
berdiri secara independen, dilakukan oleh individu atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang dari usaha kecil atau besar. Dalam hal ini, kriteria yang
dipertimbangkan termasuk jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sesuai
dengan ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang.
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Merupakan salah satu bagian terpenting di
dalam membangun perkeonomian suatu negara maupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia.
UMKM yaitu sebuah industri penggerak kesejahteraan bagi masyarakat daerah yang dapat
membantu masyarakat kecil untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari (Ramli & Sanjaya, 2021).
Biaya Produksi
Biaya (cost) dalam konteks akuntansi, merujuk pada pengeluaran atau nilai
pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang akan memberikan
manfaat di masa mendatang atau melebihi satu periode akuntansi. Ini mencakup segala
bentuk pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan atau memperoleh barang atau jasa
tertentu yang dianggap berguna bagi entitas. Sementara itu, produksi adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi melalui pemanfaatan tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. Dalam proses produksi
ini, berbagai biaya timbul yang terkait langsung dengan kegiatan tersebut. Biaya-biaya ini,
yang muncul sehubungan dengan proses produksi, dikenal sebagai biaya produksi. Dengan
demikian, biaya produksi merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
bahan baku hingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Ini meliputi biaya-biaya
seperti bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik lainnya yang
terjadi dalam rangka menghasilkan produk akhir. Dalam konteks manajerial, pemahaman
yang tepat tentang biaya produksi sangat penting untuk mengelola efisiensi dan produktivitas
perusahaan serta menentukan strategi harga yang tepat untuk memastikan kelangsungan dan
profitabilitas bisnis (Jannah, 2018)
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produk produksi merupakan total biaya yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang dapat terdiri dari
komponen tetap dan variabel. Meskipun konsep ini umumnya digunakan dalam akuntansi
untuk menghitung biaya produksi suatu produk, namun dalam praktek manajerial, terkadang
konsep harga pokok produksi tidak selalu sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Harga Pokok Produksi adalah representasi dari pengorbanan sumber ekonomi dalam
bentuk uang yang telah atau kemungkinan akan dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan.
Ini mencakup semua biaya yang terlibat dalam proses produksi, seperti biaya bahan baku
yang diperlukan, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang dapat
mencakup biaya-biaya tetap dan variabel.
Namun, dalam konteks manajemen, konsep harga pokok produksi mungkin tidak
selalu menjadi indikator yang paling relevan atau akurat untuk mengambil keputusan.
Manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti estimasi permintaan pasar,
strategi harga bersaing, dan keuntungan yang diinginkan dalam menetapkan harga jual
produk. Dengan demikian, sementara harga pokok produksi memberikan gambaran tentang
biaya produksi, pendekatan manajerial yang holistik diperlukan untuk mengoptimalkan
keputusan harga dan memastikan kesuksesan bisnis jangka panjang (Samsul, 2013)
Tabel 1 yang disajikan di atas memberikan gambaran bahwa Yango Bakery memiliki lini
produk yang mencakup 12 variasi rasa yang berbeda. Setiap varian rasa ini dihasilkan dalam
jumlah yang bervariasi sesuai dengan permintaan pasar yang berbeda pula. Namun, data
menunjukkan bahwa permintaan untuk varian rasa cokelat jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan varian rasa lainnya. Hal ini menandakan bahwa produk dengan rasa cokelat menjadi
favorit yang paling diminati oleh pelanggan, mungkin karena rasanya yang khas atau karena
popularitasnya di antara konsumen.
Setelah menetapkan persentase alokasi biaya produksi untuk setiap produk, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen biaya yang terlibat dalam proses produksi.
Hal ini melibatkan pengidentifikasian biaya-biaya utama seperti biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pengidentifikasian rinci ini sangat penting dalam
menyusun laporan keuangan yang akurat serta memastikan bahwa semua elemen biaya yang
relevan telah dipertimbangkan dengan tepat. Dengan mengetahui rincian biaya tersebut,
perusahaan dapat mengelola sumber daya secara lebih efektif, mengidentifikasi area-area di
mana efisiensi dapat ditingkatkan, dan membuat keputusan strategis yang lebih baik dalam
mengelola proses produksi secara keseluruhan. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Dari data yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa varian rasa cokelat
original menonjol sebagai varian yang memiliki tingkat alokasi penggunaan biaya bahan
baku yang paling tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam proses produksi, penggunaan bahan baku untuk varian cokelat original
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap total biaya produksi.
Pia Cokelat Keju 4.26% - 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Cokelat Crunchi 4.26% - 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Tiramisu - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Almond - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Durian - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Oreo - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Dari data yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa varian rasa cokelat
original menonjol sebagai varian yang memiliki tingkat alokasi penggunaan biaya bahan
baku yang paling tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam proses produksi, penggunaan bahan baku untuk varian cokelat original
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap total biaya produksi.
Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 31.25% dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa cokelat original atau senilai Rp 45.000.000
Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 18,75% Rp 20.250.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 18,75% Rp 3.375.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 18,75% Rp 3.375.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 27.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data
Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 18.75 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa pandan cokelat atau senilai Rp 27.000.000
Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 12,50% Rp 13.500.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 18.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data
Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 12.5 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa keju original atau senilai Rp 18.000.000
Tabel 13. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pia Kacang Hijau
Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 12,50% Rp 13.500.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 18.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data
Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 12.5 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa kacang hijau atau senilai Rp 18.000.000.
Sehingga Berdasarkan rincian biaya di atas menunjukkan bahwa total biaya tenaga
kerja langsung dari keempat varian rasa ini adalah sebesar Rp.108.000.000.
Presenatse
Biaya Overhead
Unsur Biaya Harga
Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 3.240.000,00 53,19% Rp 1.723.356,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 31,25% Rp 9.000.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 31,25% Rp 3.037.500,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 31,25% Rp 1.875.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 31,25% Rp 312.500,00
Total Biaya Rp 15.948.356,00
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Yango Bakery mengeluarkan biaya overhead
pabrik untuk produk pia cokelat original sebesar Rp.15.948.356 untuk memproduksi 450.000
pcs pia.
Berdasarkan tabel di atas, biaya overhead pabrik untuk produk pia pandan cokelat
sebesar Rp.9.271.355 untuk memproduksi 270.000 pcs pia.
Presenats
Unsur Biaya Harga e Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 3.240.000,00 21,28% Rp 689.472,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 12,50% Rp 3.600.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 12,50% Rp 1.215.000,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 12,50% Rp 750.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 12,50% Rp 125.000,00
Total Biaya Rp 6.379.472,00
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Yango Bakery pada tahun 2021
mengeluarkan biaya overhead pabrik untuk pia varian rasa keju original sebesar Rp.6.379.342
untuk memproduksi 180.000 pcs pia.
Presenatse
Unsur Biaya Harga Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 1.620.000,00 30,30% Rp 490.860,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 12,50% Rp 3.600.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 12,50% Rp 1.215.000,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 12,50% Rp 750.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 12,50% Rp 125.000,00
Total Biaya Rp 6.180.860,00
Sumber : Hasil Olah Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa biaya overhead pabrik untuk pia varian rasa kacang
hijau sebesar Rp.6.180.909 untuk memproduksi 180.000 pcs pia. Sehingga berdasarkan
rincian pada tabel di atas, total biaya overhead pabrik untuk 4 varian rasa ini sebesar
Rp.37.779.962.
Varian Rasa
Unsur
Cokelat Pandan Keju Kacang
Biaya
Original Cokelat Original Hijau
BBB Rp 150.750.567,00 Rp 90.450.000,00 Rp 45.999.420,00 Rp 50.940.000,00
BTKL Rp 45.000.000,00 Rp 27.000.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 18.000.000,00
BOP Rp 15.948.356,00 Rp 9.271.355,00 Rp 6.379.342,00 Rp 6.180.909,00
Total
Biaya Rp 211.698.923,00 Rp 126.721.355,00 Rp 70.378.762,00 Rp 75.120.909,00
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa total biaya produksi untuk 4 varian
rasa adalah sebesar Rp .483.919.949.
= Rp 360.000.000
450.000
= Rp 800
Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
450.000
= Rp 450.000.000
450.000
= Rp 1.000
= Rp 216.000.000
270.000
= Rp 800
Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + laba yang diharapkan
270.000
= Rp 270.000.000
270.000
= Rp 1.000
= Rp 144.000.000
180.000
= Rp 800
Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
180.000
= Rp 180.000.000
180.000
= Rp 1.000
= Rp 162.000.000
180.000
= Rp 900
Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 30% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
180.000
= Rp 202.500.000
180.000
= Rp 1.125
Tabel 20. Perbedaan Harga Jual Produk Perusahaan dengan Metode Variabel Costing
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dibandingkan harga jual produk dengan
metode perusahaan dan metode variabel costing. Harga jual produk perusahaan untuk produk
Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original sebesar Rp 1.500, sedangkan menurut
metode variabel costing untuk produk Pia Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original
sebesar Rp 1.000 Harga jual produk menurut perusahaan dan metode variabel costing
mempunyai selisih yang cukup yaitu Rp 500 dan produk perusahaan untuk produk Kacang
Hijau sebesar Rp 1.500, edangkan menurut metode variabel costing untuk produk Kacang
Hijau sebesar Rp 1.125 Harga jual produk menurut perusahaan dan metode variabel costing
mempunyai selisih yang cukup yaitu Rp 375
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap perhitungan harga jual produksi dalam penetapan
harga jual 4 Varian Pia Yango Bakery dengan menggunakan metode variabel costing maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode variabel costing biaya produksi Pia Yango Bakery per
satuan produk untuk pia dengan varian Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original Rp
800, dan dengan penambahan laba yang dikehendaki sebesar 25%, maka harga jual per
satuan produk roti tawar menjadi Rp 1.000. Maka dapat dibandingkan harga jual produk
perusahaan dengan menggunakan metode tradisional dan metode variabel costing adalah Rp
1.500 untuk harga jual menggunakan metode tradisional dan Rp 1.000 untuk harga jual
dengan menggunakan metode variabel costing, dan mempunyai selisih sebesar Rp 500.
2. Penetapan harga jual yang ditetapkan oleh Yango Bakery masih menggunakan metode
harga jual yang ditetapkan oleh produsen, yaitu harga jual yang mengikuti harga pasaran
yang telah ditetapkan oleh usaha-usaha dagang sejenis lainnya. Harga jual yang ditetapkan
perusahaan lebih tinggi dari pada harga jual yang dihitung berdasarkan metode variabel
costing.
Rekomendasi
Dari hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas, disarankan agar Yango
Bakery :
1. Perhitungan untuk menentukan harga jual produk dengan mengunakan metode variabel
costing dapat mengidentifikasikan secara signnifikan biaya-biaya produksi per produk.
2. Sebaiknya Yango Bakery memperbaiki kekurangan yang dimiliki, selain itu Dolphin
Donuts Bakery harus dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan keunggulan-
keunggulan yang sudah dimiliki untuk dapat meningkatkan tingkat penjualan.
Dokumentasi Lapangan
DAFTAR PUSTAKA
Ch, A., Mangintiu, V., & Ilat, T. (2020). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Tawar Dalam
Penetapan Harga Jual Dengan Menggunakan Metode Variabel Costing (Studi Kasus Pada
Dolphin Donuts Bakery Manado) Analysis of the Calculation of Cost of Production of White
Bread in Determining Selling Prices Using the Variable Costing Method (Case Studi on the
Dolphin Donuts Bakery Manado). Runtu 675 Jurnal EMBA, 8(4), 675–682.
Jannah, M. (2018). Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Tingkat Penjualan Terhadap Laba Kotor.
Banque Syar’i, 7, 87–112.
Nofiani, S. Y. (2022). ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE FULL
COSTING PADA UMKM SEHI KERPIK. Journal of Management and Bussines (JOMB), 2(1), 1–4.
http://www.ifpri.org/themes/gssp/gssp.htm%0Ahttp://files/171/Cardon - 2008 - Coaching
d’équipe.pdf%0Ahttp://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/
2203%0Ahttp://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/%0Ahttps://doi.org/
10.1080/23322039.2017
Ramli, M., & Sanjaya, R. (2021). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode
Full Costing dalam Menentukan Harga Jual pada Perusahaan Manufaktur. 1(2), 316–323.
Saleh, L., Monoarfa, R., & Panigoro, N. (2022). Analisis Biaya Produksi Dengan Pendekatan Target
Costing Dalam Meningkatkan Laba Pada Yango Bakery. Jambura, 5(1), 397–415.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB
Samsul, N. H. (2013). Penentuan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing Pada PT.
Danliris Di Sukoharjo. Jurnal EMBA, 1(3), 366–373, ISSN 2303-1174.