Joki Project Akuntansi Biaya JOKI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PROJECT AKUNTANSI BIAYA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI


DENGAN METODE VARIABEL COSTING PADA UMKM YANGO BAKERY

OLEH :

KELOMPOK 3

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2024
Pendahuluan
Waktu terus berjalan mengalami berbagai zaman yang terus berkembang. Sedajalan
dengan hal ini, tuntutan untuk setiap manusia dapat mempertahankan hidup semakin sulit
untuk dapat dipenuhi. Pekerjaan sangat sulit didapatkan karena terus mengalami persaingan
yang begitu ketat. Banyaknya pelaku usaha yang terus menerus bermunculan akan
menimbulkan suatu persaingan diantara usaha sejenis maupun yang tidak sejenis untuk
dapat menguasai pasar. Pelaku tersebut bisa dari perusahaan besar ataupun perusahaan
kecil. Hal ini juga didukung oleh semakin selektifnya konsumen dalam memilih barang
ataupun produk yang memiliki mutu yang tinggi dengan harga yang relatif murah. Untuk itu
perusahaan besar maupun kecil dituntut untuk memiliki strategi yang tepat agar mencapai
tujuan usahanya (Nofiani, 2022).

Tujuan usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha tentunya adalah mencapai laba yang
semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang seminmal mungkin agar dapat
menguasai pasar. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan
dituntut untuk memiliki manajemen perusahaan yang baik. Manajemen perusahaan perlu
membuat kebijakan yang mengarah pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja.
Keberhasilan dan kelancaran suatu usaha dalam melakukan kegiatan usahanya bergantung
padakemampuan manajemen dalam mengambl keputusan.

Salah satu keputusan yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah mampu
merencanakan dan menetapkan kebijakan seperti mengurangi biaya yang harus dikeluarkan
pada proses produksi. Biaya dalam proses produksi sangat berpengaruh dalam perolehan
keuntungan atau laba perusahaan.

Salah satu daerah yang ada di Provinsi Gorontalo yang sangat mengapresiasi
perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk terus berkembang yaitu
Kabupaten Bone Bolango. Di salah satu sudut Kabupaten Bone Bolango, terdapat Yango
Bakery, sebuah usaha kecil yang menghasilkan berbagai produk roti dan kue. Seperti
banyak usaha kecil lainnya, Yango Bakery berjuang dengan perhitungan biaya produksi
yang sederhana. Tahun 2021 membawa tantangan yang signifikan bagi Yango Bakery
karena mengalami penurunan laba akibat menurunnya permintaan pasar terhadap
produknya. Dalam menghadapi situasi ini, Yango Bakery tidak bisa tinggal diam. Mereka
harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan tingkat penjualan
mereka dan tetap bersaing di pasar yang semakin ketat. Salah satu strategi yang ditekankan
adalah mengelola biaya produksi dan menetapkan harga jual yang menarik bagi konsumen,
meskipun permintaan pasar menurun. Menetapkan harga jual yang kompetitif adalah kunci
untuk menarik konsumen, tetapi juga harus diimbangi dengan biaya produksi yang rendah.
Oleh karena itu, Yango Bakery memerlukan strategi untuk menekan biaya produksi agar
sesuai dengan harga jual yang diinginkan. Salah satu pendekatan yang mereka pilih adalah
menggunakan metode target costing. Dengan menerapkan target costing, Yango Bakery
dapat fokus pada meminimalisir biaya produksi sejak tahap perencanaan. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memiliki gambaran yang jelas tentang selisih antara biaya
yang dianggarkan dan biaya yang sebenarnya terjadi, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk tetap menghasilkan keuntungan meskipun dalam situasi pasar yang menurun. Melalui
penerapan target costing, Yango Bakery dapat melakukan evaluasi yang lebih baik terhadap
biaya produksi mereka dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat melakukan
penghematan. Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan daya saing mereka di pasar
sambil memastikan keuntungan yang sehat bagi bisnis mereka

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis ingin memberikan pengkajian
lebih lanjut tentang bagaimana menentukan Harga Pokok Produk dibarengi dengan
bagaimana biaya produksi pada UMKM Yango Bakery
TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya
Dalam dunia akuntansi, terdapat dua cabang utama yang membentuk landasan
pengelolaan informasi keuangan suatu entitas: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan merupakan cabang yang berkonsentrasi pada penyusunan dan pelaporan
informasi keuangan secara teratur. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses ini
dianggap sebagai wujud pertanggungjawaban pihak manajemen kepada para pemegang
saham entitas tersebut. Di dalam akuntansi keuangan, terdapat sebuah persamaan dasar yang
selalu dipegang teguh, yaitu Aset sama dengan Liabilitas ditambah Ekuitas. Persamaan ini
tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti.

Akuntansi manajemen adalah serangkaian tindakan dan proses akuntansi yang


bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja personal yang terlibat dalam organisasi
dengan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. Selain itu
akuntansi manajemen juga berguna untuk membuat strategi dan rencana jangka panjang.
Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe
tersebut diatas namun merupakan bagian dari keduanya.

Akuntansi biaya berfungsi sebagai pemberi informasi bagi manajemen dalam


melaksanakan perencanaan atas hasil produksi, serta mengambil keputusan terbaik bagi
perusahaan (Fauziyyah, 2021)

UMKM
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), konsep dan klasifikasi usaha mikro, kecil, dan
menengah telah diatur dengan jelas. Usaha mikro merujuk pada usaha produktif yang dimiliki
oleh individu atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
dalam undang-undang ini. Sementara itu, usaha kecil merujuk pada kegiatan ekonomi
produktif yang berdiri secara independen, dilakukan oleh individu atau badan usaha yang
bukan merupakan bagian dari anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian dari usaha menengah atau besar, dengan memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan (Saleh et al., 2022).
Usaha menengah, di sisi lain, merujuk pada kegiatan ekonomi produktif yang juga
berdiri secara independen, dilakukan oleh individu atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang dari usaha kecil atau besar. Dalam hal ini, kriteria yang
dipertimbangkan termasuk jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sesuai
dengan ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang.

Dengan demikian, UU Nomor 20 Tahun 2008 mengatur tentang pengklasifikasian dan


kriteria yang harus dipenuhi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pedoman yang jelas bagi pemilik usaha dan pemerintah dalam memberikan
dukungan serta perlindungan yang sesuai bagi perkembangan UMKM di Indonesia.

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Merupakan salah satu bagian terpenting di
dalam membangun perkeonomian suatu negara maupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia.
UMKM yaitu sebuah industri penggerak kesejahteraan bagi masyarakat daerah yang dapat
membantu masyarakat kecil untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari (Ramli & Sanjaya, 2021).

Biaya Produksi
Biaya (cost) dalam konteks akuntansi, merujuk pada pengeluaran atau nilai
pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang akan memberikan
manfaat di masa mendatang atau melebihi satu periode akuntansi. Ini mencakup segala
bentuk pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan atau memperoleh barang atau jasa
tertentu yang dianggap berguna bagi entitas. Sementara itu, produksi adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi melalui pemanfaatan tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. Dalam proses produksi
ini, berbagai biaya timbul yang terkait langsung dengan kegiatan tersebut. Biaya-biaya ini,
yang muncul sehubungan dengan proses produksi, dikenal sebagai biaya produksi. Dengan
demikian, biaya produksi merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
bahan baku hingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Ini meliputi biaya-biaya
seperti bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik lainnya yang
terjadi dalam rangka menghasilkan produk akhir. Dalam konteks manajerial, pemahaman
yang tepat tentang biaya produksi sangat penting untuk mengelola efisiensi dan produktivitas
perusahaan serta menentukan strategi harga yang tepat untuk memastikan kelangsungan dan
profitabilitas bisnis (Jannah, 2018)
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produk produksi merupakan total biaya yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang dapat terdiri dari
komponen tetap dan variabel. Meskipun konsep ini umumnya digunakan dalam akuntansi
untuk menghitung biaya produksi suatu produk, namun dalam praktek manajerial, terkadang
konsep harga pokok produksi tidak selalu sesuai dengan kebutuhan manajemen.

Harga Pokok Produksi adalah representasi dari pengorbanan sumber ekonomi dalam
bentuk uang yang telah atau kemungkinan akan dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan.
Ini mencakup semua biaya yang terlibat dalam proses produksi, seperti biaya bahan baku
yang diperlukan, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang dapat
mencakup biaya-biaya tetap dan variabel.

Namun, dalam konteks manajemen, konsep harga pokok produksi mungkin tidak
selalu menjadi indikator yang paling relevan atau akurat untuk mengambil keputusan.
Manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti estimasi permintaan pasar,
strategi harga bersaing, dan keuntungan yang diinginkan dalam menetapkan harga jual
produk. Dengan demikian, sementara harga pokok produksi memberikan gambaran tentang
biaya produksi, pendekatan manajerial yang holistik diperlukan untuk mengoptimalkan
keputusan harga dan memastikan kesuksesan bisnis jangka panjang (Samsul, 2013)

Analisis Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi suatu produk.
Untuk mengetahui biaya produksi masing-masing produk, penulis menghitung penjualan dari
tiap produk selama 1 bulan. Adapun perhitungannya sebagai berikut

Tabel 1 Penjualan dan Presentase Penjualan

No. Produk Penjualan Presentase Volume Penjualan

1 Pia Cokelat Original 450.000 pcs 450.000/1440.000 x 100% = 31,25%

2 Pia Pandan Cokelat 270.000 pcs 270.000/1440.000 x 100% = 18,75%

3 Pia Keju Orignal 180.000 pcs 180.000/1440.000 x 100% = 12,5%

4 Pia Kacang Hijau 180.000 pcs 180.000/1440.000 x 100% = 12,5%

5 Pia Cokelat Mente 72.000 pcs 72.000/1440.000 x 100% = 5%


No. Produk Penjualan Presentase Volume Penjualan

6 Pia Cokelat Nuttela 72.000 pcs 72.000/1440.000 x 100% = 5%

7 Pia Cokelat Keju 36.000 pcs 36.000/1440.000 x 100% = 2,5%

8 Pia Cokelat Crunchi 36.000 pcs 36.000/1440.000 x 100% = 2,5%


Pia Pandan Cokelat
9 36.000 pcs 36.000/1440.000 x 100% = 2,5%
Tiramisu
10 Pia Pandan Cokelat Almond 36.000 pcs 36.000/1440.000 x 100% = 2,5%

11 Pia Pandan Cokelat Durian 36.000 pcs 36.000/1440.000 x 100% = 2,5%

12 Pia Pandan Cokelat Oreo 36.000 pcs 450.000/1440.000 x 100% = 31,25%

Total 1.440.000 pcs


Sumber : Hasil Pengumpulan Data

Tabel 1 yang disajikan di atas memberikan gambaran bahwa Yango Bakery memiliki lini
produk yang mencakup 12 variasi rasa yang berbeda. Setiap varian rasa ini dihasilkan dalam
jumlah yang bervariasi sesuai dengan permintaan pasar yang berbeda pula. Namun, data
menunjukkan bahwa permintaan untuk varian rasa cokelat jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan varian rasa lainnya. Hal ini menandakan bahwa produk dengan rasa cokelat menjadi
favorit yang paling diminati oleh pelanggan, mungkin karena rasanya yang khas atau karena
popularitasnya di antara konsumen.
Setelah menetapkan persentase alokasi biaya produksi untuk setiap produk, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen biaya yang terlibat dalam proses produksi.
Hal ini melibatkan pengidentifikasian biaya-biaya utama seperti biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pengidentifikasian rinci ini sangat penting dalam
menyusun laporan keuangan yang akurat serta memastikan bahwa semua elemen biaya yang
relevan telah dipertimbangkan dengan tepat. Dengan mengetahui rincian biaya tersebut,
perusahaan dapat mengelola sumber daya secara lebih efektif, mengidentifikasi area-area di
mana efisiensi dapat ditingkatkan, dan membuat keputusan strategis yang lebih baik dalam
mengelola proses produksi secara keseluruhan. Adapun rinciannya sebagai berikut :

1. Alokasi Biaya Bahan Baku


Tabel 2. Presentase Alokasi Biaya Bahan Baku

Presentase Pemakaian Bahan Baku


Varian
Rasa Tepung Minyak
Mentega Telur Air RO Gula Garam
Teriu Goreng
Pia Cokelat Original 31,25% 31,25% 31,25% 31,25% 31,25% 31,25% 31,25%
Pia Pandan Cokelat 18,75% 18,75% 18,75% 18,75% 18,75% 18,75% 18,75%
Pia Keju Orignal 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Kacang Hijau 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Cokelat Mente 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Pia Cokelat Nuttela 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Pia Cokelat Keju 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Cokelat Crunchi 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat
2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Tiramisu
Pia Pandan Cokelat
2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Almond
Pia Pandan Cokelat Durian 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Oreo 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%
Sumber : Hasil Pengumpulan Data

Tabel 3. Presentase Pemakaian Bahan Isian Cokelat dan Keju

Produk Jumlah Produk Jumlah


Pemakaian yang Cokelat Pemakaian Yang Filling
Cokelat diproduksi Filling Keju Diproduksi Keju
Pia Cokelat Original 450.000 pcs 41.667% Pia Keju Original 180.000 pcs 83.333%
Pia Pandan Cokelat 270.000 pcs 25% Cokelat Keju 36.000 pcs 16.667%
Pia Cokelat Mente 72.000 pcs 6.6667% - - -
Pia Cokelat Nuttela 72.000 pcs 6.6667% - - -
Pia Cokelat Keju 36.000 pcs 33333% - - -
Pia Cokelat Crunchi 36.000 pcs 33333% - - -
Pia Pandan Cokelat
Tiramisu 36.000 pcs 33333% - - -
Pia Pandan Cokelat
Almond 36.000 pcs 33333% - - -
Pia Pandan Cokelat Durian 36.000 pcs 33333% - - -
Pia Pandan Cokelat Oreo 36.000 pcs 33333% - - -
Jumlah 1.080.000 pcs 100% 216.000 pcs 100%
Sumber : Hasil Olahan Data

Dari data yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa varian rasa cokelat
original menonjol sebagai varian yang memiliki tingkat alokasi penggunaan biaya bahan
baku yang paling tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam proses produksi, penggunaan bahan baku untuk varian cokelat original
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap total biaya produksi.

2. Alokasi Biaya Tenaga Kerja

Tabel 4. Presentase Alokasi Biaya Tenaga Kerja

Presentase Alokasi Biaya Tenaga Kerja


Produk Bagian Bagian Bagian
Produksi Pemanggangan Kemasan
Pia Cokelat Original 31,25% 31,25% 31,25%
Pia Pandan Cokelat 18,75% 18,75% 18,75%
Pia Keju Orignal 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Kacang Hijau 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Cokelat Mente 5% 5% 5%
Pia Cokelat Nuttela 5% 5% 5%
Pia Cokelat Keju 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Cokelat Crunchi 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Tiramisu 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Almond 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Durian 2,50% 2,50% 2,50%
Pia Pandan Cokelat Oreo 2,50% 2,50% 2,50%
Sumber : Hasil Olahan Data

3. Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Tabel 5. Presentase Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Presentase Pemakaian Bahan Baku


Pewarna Biaya
Varian
Plastik Tabung Pemeliharaan
Rasa Misis
Kuning Hijau OPP Gas Listrik Air
Mesin

Pia Cokelat Original 53.19% - 31,25% - 31,25% 31,25% 31,25% 31,25%


Pia Pandan Cokelat - 45.45% 18,75% - 18,75% 18,75% 18,75% 18,75%
Pia Keju Orignal 21.28% - 12,50% - 12,50% 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Kacang Hijau - 30.30% 12,50% - 12,50% 12,50% 12,50% 12,50%
Pia Cokelat Mente 8.51% - 5% 20% 5% 5% 5% 5%
Pia Cokelat Nuttela 8.51% - 5% 20% 5% 5% 5% 5%
Varian Presentase Pemakaian Bahan Baku
Pewarna Biaya
Plastik Tabung
Rasa OPP
Misis Gas Pemeliharaan
Kuning Hijau Listrik Air Mesin

Pia Cokelat Keju 4.26% - 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Pia Cokelat Crunchi 4.26% - 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Pia Pandan Cokelat Tiramisu - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Pia Pandan Cokelat Almond - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Pia Pandan Cokelat Durian - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Pia Pandan Cokelat Oreo - 6.06% 2,50% 10% 2,50% 2,50% 2,50% 2,50%

Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


Sumber : Hasil Olahan Data

Dari data yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa varian rasa cokelat
original menonjol sebagai varian yang memiliki tingkat alokasi penggunaan biaya bahan
baku yang paling tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam proses produksi, penggunaan bahan baku untuk varian cokelat original
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap total biaya produksi.

Biaya Bahan Baku


Bahan baku langsung merujuk pada kumpulan barang yang diperoleh dari pemasok dan
kemudian akan diolah menjadi produk jadi. Yango Bakery dalam produksinya menghasilkan
sebanyak 1.440.000 unit dari 12 variasi produk pia. Di antara variasi tersebut, jumlah
produksi untuk varian cokelat original mencapai 450.000 unit, atau setara dengan 31.25%
dari total produksi, sedangkan untuk varian pandan cokelat sebanyak 270.000 unit, keju
180.000 unit, dan kacang hijau 180.000 unit. Di bawah ini terdapat rincian komponen-
komponen bahan yang digunakan dalam proses produksi tersebut:
Tabel 6. Biaya Bahan Baku Pia Cokelat Original
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Tepung
31,25%
Terigu Rp 111.780.000,00 Rp 34.931.250,00
Mentega Rp 22.500.000,00 31,25% Rp 7.031.250,00
Telur Rp 7.200.000,00 31,25% Rp 2.250.000,00
Air RO Rp 1.080.000,00 31,25% Rp 337.500,00
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Gula Rp 8.100.000,00 31,25% Rp 2.531.250,00
Minyak
31,25%
Goreng Rp 100.800.000,00 Rp 31.500.000,00
Garam Rp 540.000,00 31,25% Rp 168.750,00
Cokelat
41,67%
Filling Rp 172.800.000,00 Rp 72.000.576,00
Jumlah Rp 150.750.576,00
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari informasi yang tertera pada tabel tersebut, dapat dipahami bahwa Yango Bakery
mengeluarkan total biaya bahan baku sebesar Rp.150.750.567 untuk memproduksi varian pia
dengan rasa cokelat original.
Tabel 7. Biaya Bahan Baku Pandan Cokelat
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Tepung Terigu Rp 111.780.000,00 18,75% Rp 20.958.750,00
Mentega Rp 22.500.000,00 18,75% Rp 4.218.750,00
Telur Rp 7.200.000,00 18,75% Rp 1.350.000,00
Air RO Rp 1.080.000,00 18,75% Rp 202.500,00
Gula Rp 8.100.000,00 18,75% Rp 1.518.750,00
Minyak
18,75%
Goreng Rp 100.800.000,00 Rp 18.900.000,00
Garam Rp 540.000,00 18,75% Rp 101.250,00
Cokelat Filling Rp 172.800.000,00 25,00% Rp 43.200.000,00
Jumlah Rp 90.450.000,00
Sumber : Hasil Olahan Data
Informasi yang terdapat dalam tabel di atas menggambarkan bahwa Yango Bakery
menghabiskan total biaya bahan baku sejumlah Rp.90.450.000 pada tahun 2024 untuk
memproduksi varian pia dengan rasa pandan cokelat.
Tabel 8. Biaya Bahan Baku Varian Keju Original
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Tepung Terigu Rp 111.780.000,00 12,50% Rp 13.972.500,00
Mentega Rp 22.500.000,00 12,50% Rp 2.812.500,00
Telur Rp 7.200.000,00 12,50% Rp 900.000,00
Air RO Rp 1.080.000,00 12,50% Rp 135.000,00
Gula Rp 8.100.000,00 12,50% Rp 1.012.500,00
Minyak
12,50%
Goreng Rp 100.800.000,00 Rp 12.600.000,00
Garam Rp 540.000,00 12,50% Rp 67.500,00
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Filling Keju Rp 17.400.000,00 83,33% Rp 14.499.420,00
Jumlah Rp 45.999.420,00
Sumber : Hasil Olah Data
Data dalam tabel tersebut mengindikasikan bahwa Yango Bakery menghabiskan
jumlah total uang sebesar Rp.45.999.420 pada tahun 2024 untuk memperoleh bahan
baku yang dibutuhkan untuk varian tersebut.
Tabel 9. Biaya Bahan Baku Pia Kacang Hijau
Presentase
Bahan Baku Harga Total Harga
Penggunaan
Tepung Terigu Rp 111.780.000,00 12,50% Rp 13.972.500,00
Mentega Rp 22.500.000,00 12,50% Rp 2.812.500,00
Telur Rp 7.200.000,00 12,50% Rp 900.000,00
Air RO Rp 1.080.000,00 12,50% Rp 135.000,00
Gula Rp 8.100.000,00 12,50% Rp 1.012.500,00
Minyak
12,50%
Goreng Rp 100.800.000,00 Rp 12.600.000,00
Garam Rp 540.000,00 12,50% Rp 67.500,00
Kacang Hijau Rp 19.440.000,00 100,00% Rp 19.440.000,00
Jumlah Rp 50.940.000,00
Sumber : Hasil Olahan Data
Berdasarkan tabel di atas, total biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Yango
Bakery untuk varian ini sebesar Rp.50.940.000. Sehingga berdasarkan rincian biaya
bahan baku di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku dari keempat varian rasa
adalah Rp.338.139.987.

Biaya Tenaga Kerja


Pada tahun 2024, Yango Bakery memiliki 22 tenaga kerja langsung yang terbagi
menjadi 15 orang di bagian produksi, 2 orang di bagian pemanggangan, dan 5 orang di
bagian kemasan. Sistem pembayaran untuk tenaga kerja ini dihitung berdasarkan harian,
dengan besaran gaji yang berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan yang dijalankan.
Bagi karyawan di bagian produksi, upah yang diterima setiap hari adalah sebesar Rp.40.000
per orang, sementara bagi mereka yang bekerja di bagian pemanggangan, upahnya adalah
Rp.50.000 per orang, dan bagi yang bekerja di bagian kemasan, upahnya adalah Rp.20.000
per orang. Dalam satu bulan, karyawan ini bekerja selama 15 hari.

Tabel 10. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pia Cokelat Original


Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 31,25% Rp 33.750.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 31,25% Rp 5.625.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 31,25% Rp 5.625.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 45.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data

Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 31.25% dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa cokelat original atau senilai Rp 45.000.000

Tabel 11. Biaya Tenaga Kerja Pia Pandan Cokelat

Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 18,75% Rp 20.250.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 18,75% Rp 3.375.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 18,75% Rp 3.375.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 27.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data

Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 18.75 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa pandan cokelat atau senilai Rp 27.000.000

Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pia Keju Original

Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 12,50% Rp 13.500.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 18.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data

Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 12.5 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa keju original atau senilai Rp 18.000.000
Tabel 13. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pia Kacang Hijau

Presenatse
Jumlah
Bagian Gaji
Biaya
Biaya
Produksi Rp 108.000.000,00 12,50% Rp 13.500.000,00
Pemanggangan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Kemasan Rp 18.000.000,00 12,50% Rp 2.250.000,00
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 18.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data

Dari informasi biaya yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Yango Bakery
mengalokasikan sebesar 12.5 % dari total biaya gaji yang diberikan untuk biaya tenaga kerja
langsung dalam produksi varian pia dengan rasa kacang hijau atau senilai Rp 18.000.000.

Sehingga Berdasarkan rincian biaya di atas menunjukkan bahwa total biaya tenaga
kerja langsung dari keempat varian rasa ini adalah sebesar Rp.108.000.000.

Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik adalah segala biaya yang tidak termasuk dalam kategori biaya
bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung, namun memiliki peran yang penting dalam
proses transformasi bahan menjadi produk jadi.

Tabel 14. Biaya Overhead Pabrik Pia Cokelat Original

Presenatse
Biaya Overhead
Unsur Biaya Harga
Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 3.240.000,00 53,19% Rp 1.723.356,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 31,25% Rp 9.000.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 31,25% Rp 3.037.500,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 31,25% Rp 1.875.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 31,25% Rp 312.500,00
Total Biaya Rp 15.948.356,00
Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Yango Bakery mengeluarkan biaya overhead
pabrik untuk produk pia cokelat original sebesar Rp.15.948.356 untuk memproduksi 450.000
pcs pia.

Tabel 15. Biaya Overhead Pabrik Pia Pandan Cokelat


Presenatse
Unsur Biaya Harga Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 1.620.000,00 45,45% Rp 736.290,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 18,75% Rp 5.400.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 18,75% Rp 1.822.500,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 18,75% Rp 1.125.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 18,75% Rp 187.500,00
Total Biaya Rp 9.271.290,00
Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, biaya overhead pabrik untuk produk pia pandan cokelat
sebesar Rp.9.271.355 untuk memproduksi 270.000 pcs pia.

Tabel 16. Biaya Overhead Pabrik Pia Keju Original

Presenats
Unsur Biaya Harga e Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 3.240.000,00 21,28% Rp 689.472,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 12,50% Rp 3.600.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 12,50% Rp 1.215.000,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 12,50% Rp 750.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 12,50% Rp 125.000,00
Total Biaya Rp 6.379.472,00
Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Yango Bakery pada tahun 2021
mengeluarkan biaya overhead pabrik untuk pia varian rasa keju original sebesar Rp.6.379.342
untuk memproduksi 180.000 pcs pia.

Tabel 17. Biaya Overhead Pabrik Pia Kacang Hijau

Presenatse
Unsur Biaya Harga Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Pewarna makanan warna kuning Rp 1.620.000,00 30,30% Rp 490.860,00
Plastik OPP Rp 28.800.000,00 12,50% Rp 3.600.000,00
Tabung Gas 3 kg Rp 9.720.000,00 12,50% Rp 1.215.000,00
Biaya Listrik Rp 6.000.000,00 12,50% Rp 750.000,00
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp 1.000.000,00 12,50% Rp 125.000,00
Total Biaya Rp 6.180.860,00
Sumber : Hasil Olah Data

Tabel di atas menunjukkan bahwa biaya overhead pabrik untuk pia varian rasa kacang
hijau sebesar Rp.6.180.909 untuk memproduksi 180.000 pcs pia. Sehingga berdasarkan
rincian pada tabel di atas, total biaya overhead pabrik untuk 4 varian rasa ini sebesar
Rp.37.779.962.

Biaya Produksi Yango Bakery


Berdasarkan rincian biaya-biaya di atas maka biaya yang diperlukan untuk membuat 4 jenis produk
pia pada Yango Bakery pada tahun 2024 dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Varian Rasa
Unsur
Cokelat Pandan Keju Kacang
Biaya
Original Cokelat Original Hijau
BBB Rp 150.750.567,00 Rp 90.450.000,00 Rp 45.999.420,00 Rp 50.940.000,00
BTKL Rp 45.000.000,00 Rp 27.000.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 18.000.000,00
BOP Rp 15.948.356,00 Rp 9.271.355,00 Rp 6.379.342,00 Rp 6.180.909,00
Total
Biaya Rp 211.698.923,00 Rp 126.721.355,00 Rp 70.378.762,00 Rp 75.120.909,00
Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa total biaya produksi untuk 4 varian
rasa adalah sebesar Rp .483.919.949.

Penjualan Tiap Produk Tahun 2021


Yango Bakery pada tahun 2024 untuk 4 varian rasa dapat menjual 1.080.000 pcs
yang terdiri dari 450.000 pcs pia cokelat original, 270.000 pcs pia pandan cokelat, 180.000
pcs keju original, dan 180.000 pcs kacang hijau. Berikut ini merupakan tabel total penjualan
dari tiap produk selama tahun 2021 yang dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19 Penjualan Tiap Produk

Cokelat Original Pandan Cokelat Keju Original Kacang Hijau


Rp 360.000.000,00 Rp 216.000.000,00 Rp 144.000.000,00 Rp 162.000.000,00
Sumber : Hasil Olah Data

Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variabel Costing


Metode variabel costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produk
dengan hanya memperrhitungkan biaya produksi variabel saja. Pendekatan variabel costing
yaitu menghitung seluruh pengeluaran yang terjadi mulai dari bahan baku, biaya overhead
pabrik, biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, menghitung harga
pokok produksi kemudian menetapkan harga jual dengan menambahkan mark up sesuai
dengan keuntungan berapa persen yang diinginkan perusahaan (Ch et al., 2020). Maka
perhitungan harga pokok produksi dengan presentase laba yang diharapkan yakni 25%
sebagai berikut :
1. Varian Cokelat Original
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi

Total Produksi Setahun

= Rp 360.000.000

450.000

= Rp 800

Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + laba yang diharapkan

Total produksi setahun

= Rp 360.000.000 +(25% x Rp Rp 360.000.000)

450.000

= Rp 450.000.000

450.000

= Rp 1.000

2. Varian Pandan Cokelat


Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi

Total Produksi Setahun

= Rp 216.000.000

270.000

= Rp 800

Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + laba yang diharapkan

Total produksi setahun

= Rp 216.000.000 +(25% x Rp Rp 216.000.000)

270.000

= Rp 270.000.000

270.000

= Rp 1.000

3. Varian Keju Original


Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi

Total Produksi Setahun

= Rp 144.000.000

180.000

= Rp 800

Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 25% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + laba yang diharapkan

Total produksi setahun

= Rp 144.000.000 +(25% x Rp Rp 144.000.000)

180.000

= Rp 180.000.000

180.000

= Rp 1.000

4. Varian Kacang Hijau


Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi

Total Produksi Setahun

= Rp 162.000.000

180.000

= Rp 900

Selanjutnya harga jual produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan Total Biaya
Produksi dengan laba yang ditetapkan sebesar 30% kemudian dibagi Total Produksi Produk
selama sebulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + laba yang diharapkan

Total produksi setahun

= Rp 162.000.000 +(30% x Rp Rp 162.000.000)

180.000

= Rp 202.500.000

180.000

= Rp 1.125

Berdasarkan perhitungan tersebut, harga jual produk dengan menggunakan metode


variable costing setelah ditambahkan laba yang diharapkan sebesar 25% adalah sebagai
berikut :

Tabel 20. Perbedaan Harga Jual Produk Perusahaan dengan Metode Variabel Costing

Jenis Produk Perusahaan Variabel Costing Selisih


Cokelat Original Rp 1.500,00 Rp 1.000,00 Rp 500,00
Pandan Cokelat Rp 1.500,00 Rp 1.000,00 Rp 500,00
Keju Original Rp 1.500,00 Rp 1.000,00 Rp 500,00
Kacang Hijau Rp 1.500,00 Rp 1.125,00 Rp 375,00

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dibandingkan harga jual produk dengan
metode perusahaan dan metode variabel costing. Harga jual produk perusahaan untuk produk
Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original sebesar Rp 1.500, sedangkan menurut
metode variabel costing untuk produk Pia Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original
sebesar Rp 1.000 Harga jual produk menurut perusahaan dan metode variabel costing
mempunyai selisih yang cukup yaitu Rp 500 dan produk perusahaan untuk produk Kacang
Hijau sebesar Rp 1.500, edangkan menurut metode variabel costing untuk produk Kacang
Hijau sebesar Rp 1.125 Harga jual produk menurut perusahaan dan metode variabel costing
mempunyai selisih yang cukup yaitu Rp 375

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap perhitungan harga jual produksi dalam penetapan
harga jual 4 Varian Pia Yango Bakery dengan menggunakan metode variabel costing maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode variabel costing biaya produksi Pia Yango Bakery per
satuan produk untuk pia dengan varian Cokelat Original, Pandan Cokelat, Keju Original Rp
800, dan dengan penambahan laba yang dikehendaki sebesar 25%, maka harga jual per
satuan produk roti tawar menjadi Rp 1.000. Maka dapat dibandingkan harga jual produk
perusahaan dengan menggunakan metode tradisional dan metode variabel costing adalah Rp
1.500 untuk harga jual menggunakan metode tradisional dan Rp 1.000 untuk harga jual
dengan menggunakan metode variabel costing, dan mempunyai selisih sebesar Rp 500.
2. Penetapan harga jual yang ditetapkan oleh Yango Bakery masih menggunakan metode
harga jual yang ditetapkan oleh produsen, yaitu harga jual yang mengikuti harga pasaran
yang telah ditetapkan oleh usaha-usaha dagang sejenis lainnya. Harga jual yang ditetapkan
perusahaan lebih tinggi dari pada harga jual yang dihitung berdasarkan metode variabel
costing.

Rekomendasi
Dari hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas, disarankan agar Yango
Bakery :

1. Perhitungan untuk menentukan harga jual produk dengan mengunakan metode variabel
costing dapat mengidentifikasikan secara signnifikan biaya-biaya produksi per produk.

2. Sebaiknya Yango Bakery memperbaiki kekurangan yang dimiliki, selain itu Dolphin
Donuts Bakery harus dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan keunggulan-
keunggulan yang sudah dimiliki untuk dapat meningkatkan tingkat penjualan.
Dokumentasi Lapangan
DAFTAR PUSTAKA

Ch, A., Mangintiu, V., & Ilat, T. (2020). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Roti Tawar Dalam
Penetapan Harga Jual Dengan Menggunakan Metode Variabel Costing (Studi Kasus Pada
Dolphin Donuts Bakery Manado) Analysis of the Calculation of Cost of Production of White
Bread in Determining Selling Prices Using the Variable Costing Method (Case Studi on the
Dolphin Donuts Bakery Manado). Runtu 675 Jurnal EMBA, 8(4), 675–682.

Fauziyyah, N. (2021). Akuntansi Biaya. CV. Widina Media Utama.

Jannah, M. (2018). Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Tingkat Penjualan Terhadap Laba Kotor.
Banque Syar’i, 7, 87–112.

Nofiani, S. Y. (2022). ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE FULL
COSTING PADA UMKM SEHI KERPIK. Journal of Management and Bussines (JOMB), 2(1), 1–4.
http://www.ifpri.org/themes/gssp/gssp.htm%0Ahttp://files/171/Cardon - 2008 - Coaching
d’équipe.pdf%0Ahttp://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/
2203%0Ahttp://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/%0Ahttps://doi.org/
10.1080/23322039.2017

Ramli, M., & Sanjaya, R. (2021). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode
Full Costing dalam Menentukan Harga Jual pada Perusahaan Manufaktur. 1(2), 316–323.

Saleh, L., Monoarfa, R., & Panigoro, N. (2022). Analisis Biaya Produksi Dengan Pendekatan Target
Costing Dalam Meningkatkan Laba Pada Yango Bakery. Jambura, 5(1), 397–415.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB

Samsul, N. H. (2013). Penentuan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing Pada PT.
Danliris Di Sukoharjo. Jurnal EMBA, 1(3), 366–373, ISSN 2303-1174.

Anda mungkin juga menyukai