Lisna Alvia-Fsh
Lisna Alvia-Fsh
Lisna Alvia-Fsh
Oleh :
LISNA ALVIA
N I M : 1111045200007
1998-2009
Oleh :
Lisna Alvia
NIM. 1111045200007
Di Bawah Bimbingan
KONSENTRASI KETATANEGARAAN
ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH
SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN
HUKUM
UIN SYARIF
ii
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI
SKRIPSI
Mengesahkan
iii iii
ABSTRAK
Masalah pokok pada penelitian ini adalah pengaruh Gus Dur mengenai
penguatan ideologi pancasila, menata hubungan agama dan politik serta orientasi
dan praktek politik pada PKB, dari awal didirikan PKB sampai Gus Dur wafat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran, kekuatan
dan pengaruh Gus Dur dalam partai politik PKB dari tahun 1998 hingga 2009.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode penelitian analitis deskriptif yaitu metode dengan jalan mengumpulkan
data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya,
dengan menelaah buku-buku baik primer maupun sekunder. Kemudin dilakukan
penelitian lapangan dalam bentuk wawancara dengan pihak yang terkait, yang
mana mereka adalah orang-orang yang mengikuti perjalanan politik Gus Dur di
PKB. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan yang lebih spesifik
mengenai data dan informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan skripsi. Dalam
wawancara ini penulis juga ingin mendapatkan kesaksian langsung pengalaman
mereka bersama-sama mengawal perjuangan ideologi Gus Dur di PKB.
kemudian hasil data yang diperoleh dari hasil wawancara dijabarkan, diolah dan
dianalisa dengan analis isi dalam penelitian ini. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analisis secara kualitatif.
Hasil penelitian ini bahwa penguatan ideologi Pancasila yang didirikan
Gus Dur pada pembentukkan PKB semata-mata untuk kebaikan partai itu sendiri,
selain itu untuk menjaga keutuhan NKRI dan mensejahterakan masyarakat.
Kemudian dalam menata hubungan antara agama dengan politik pada PKB, Gus
Dur mampu menyeleraskan antara hukum nasional dengan fiqh. Agar PKB dapat
diterima bukan hanya dikalangan warga NU melainkan di nonmuslim pula.
Selanjutnya pengaruh Gus Dur dalam orientasi dan praktik politik PKB sangatlah
besar, karena orientasi PKB yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Dalam praktik
politik PKB Gus Dur menuangkan pemikirannya dalam pembuatan prinsip dasar
pada PKB yaitu Mabda’ Siyasi, juga AD/ART, menentukan DPP PKB dan
menentukan caleg, itu Gus Dur adalah salah satu tokoh yang berperan
didalamnya.
Kata Kunci : Pemikiran Politik, Abdurrahman Wahid, PKB
Pembimbing : Dr. Rumadi, M.Ag
Daftar Pustaka : 1984 s/d 2014
i
KATA PENGANTAR
ﷲ ِ َ ﻦ ﺣ ْﯿ ِ ﻢ ِﺑﺴ ِﻢ
اﻟﺮ ﻤ اﻟﺮ
ﺣ
Segala puji hanya milik Allah yang selalu melimpahkan ketenangan serta
ketentraman kepada hati setiap umat. Shalawat serta Salam tak luput selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Rasul yang telah
mulia. Semoga keberkahan beliau selalu mengiringi keluarga, sahabat serta seluruh
Dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak sedikit kendala dan
hambatan yang dialami penulis, namun berkat doa, dorongan dari para pihak yang
membantu baik langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materil juga
support yang sangat berharga juga bermanfaat bagi penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga akhir. Pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
2. Ibu Dr. Maskufah, MA, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Jurusan Siyasah
Syar’iyyah.
3. Ibu Rosdiana, MA, Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Jurusan Siyasah
v
Syar’iyyah.
v
4. Bapak Prof, Dr. Masykuri Abdillah, MA, Dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak Dr, Rumadi, M.Ag Dosen pembimbing yang penulis hormati, dengan
penulis, memberikan banyak ilmu dan waktunya dengan sangat baik, sehingga
banyak pelajaran yang dapat diambil oleh penulis selama masa bimbingan dengan
beliau.
6. Bapak Dr. Ali masykur Musa, M.Si M.Hum dan Bapak Hz. Arifin Junaidi yang
sudah bersedia menjadi nara sumber untuk penelitian ini. Semoga Allah selalu
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Jakarta yang memberika kemudahan bagi penulis untuk memperoleh literatur dan
bahan perkuliahan.
8. Perpustakaan PBNU yang diketuai oleh Pak Syatiri Ahmad Hs dan Pojok Gus
Dur oleh pak Atho, yang sudah memberikan banyak bantuan untuk bahan dan
9. Kepada keluarga yang saya sangat banggakan, kepada Bapak Suyitno dan mamah
Linah Andriyati tersayang, yang tidak pernah putus akan doa untuk anaknya,
kasih sayang sepanjang masa yang tidak pernah bisa diukur dengan apapun,
kesabaran, serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Tak lupa
juga untuk kakak dan adik tercinta Sylwitari Rahmalita dan Muhammad Miftah
v
Fahmi, semoga Allah selalu melindungi dan melancarkan setiap langkahnya.
10. Untuk sahabat terbaik Siti Herawati, Abdul Mun’im Bin Alias, Siti Maesaroh,
Asbullah, Euis Nurnazhofah, dan Siti NurHapipah yang sudah menjadi sahabat
terbaik dikala senang dan susah. Semoga Allah mencerahkan masa depan kalian
semua.
angkatan 2011 dan Kepada teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok
PENA 2014 tanpa kalian aku bukan siapa-siapa. Terima kasih atas kerja sama
kalian semua, semoga kita bisa berkumpul lagi di lain waktu dan di kesempatan
12. Kepada semua pihak yang sudah membantu penulis, mohon maaf apabila belum
disebutkan. Akan tetapi, penulis berdo’a semoga agar kebaikan dan ketulusan
Dalam penulisan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, baik yang
terlihat dan tersembunyi. Akan tetapi, penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat
Penulis
Lisna Alvia
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
i
BAB III GUS DUR DAN PARTAI KEBANNGKITAN BANGSA
A. Sejarah dan Ideologi Politik PKB..................................................34
B. Konflik Politik PKB.......................................................................46
C. PKB Dalam Pemilu di Indonesia 1999-2009.................................52
BAB V PENUTUP
Kesimpulan76
Saran78
DAFTAR PUSTAKA79
x
BAB I
PENDAHULUAN
Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai yang berdiri pada awal reformasi 1998 ini,
merupakan partai politik yang lahir dari rahim NU. Gus Dur yang ketika itu
masih jadi Ketua Umum PBNU merupakan figur sentral partai ini. Garis
Gus Dur juga kader terbaik yang dimiliki NU, selain karena wawasannya
yang luas dan banyak pemikiran-pemikiran Gus Dur yang dituangkan pada NU,
Gus Dur juga mempunyai garis keturunan langsung dengan K.H. Hasyim Asy’ri
pendiri NU.1
gagasan geniune melalui tulisan dan serpihan- serpihan lontaran, tapi juga
1
Khamami Zada, A. Fawaid Syadzali, Nahdlatul Ulama Dinamika Ideologi dan Politik
Kenegaraan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010) hal.11
2
Ahmad Suaedy dan Ulil Abshar Abdalla, Gila Gus Dur Wacana Pembaca
Abdurrahman Wahid, (Yogyakarta: LKIS, 2000) hal. 129
1
2
politik.3 Gus Dur merupakan figur penting pada partai ini, karena dengan
perangkat ketokohan intelektualitas dan reputasi baik yang dimiliki Gus Dur, ia
mampu membesarkan PKB, yang mampu menata hubungan Islam dengan politik
pada PKB. Tanpa Gus Dur, PKB rasanya sulit untuk tumbuh dan berkembang.4
Gus Dur, karena Gus Dur yang mengarahkan dan bahkan menentukan keputusan-
keputusan politik yang telah dan akan diambil oleh PKB. Selain sebagai
pengayom dan pemberi restu bagi berdirinya PKB, Gus Dur secara intelektual
nasional dan internasional. Tentu saja ini memberikan kontribusi yang sangat
signifikan bagi PKB. Karena itu pengaruh Gus Dur dalam PKB sangat dominan.
Maka ideologi Gus Dur akan selalu menjadi pola anutan dan acuan PKB dalam
3
Mahfud MD, Gus Dur Islam, Politik dan Kebangsaan, (Yogyakarta: LKIS, 2010) hal.
108
4
Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1999) hal. 142
5
Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai, hal.151
6
Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai, hal.153
3
Pada tahun 2008 terjadi konflik di dalam tubuh PKB yang cukup rumit.
Mahkamah Konstitusi tiba-tiba berubah menjadi rapat rutin gabungan Ketua DPP
Muktamar Luar Biasa. Isu itu dinilai untuk menggoyang Gus Dur dari Ketua
Umum Dewan Syuro PKB. Rapat internal itu akhirnya berujung pada dicopotnya
Muhaimin Iskandar dari jabatan Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB. Konflikpun
berlanjut dan berimplikasi pada dikotomisasi PKB; yaitu PKB kubu Gus Dur
Muktamar Semarang 2005. Gus Dur tetap sebagai Ketua Umum Dewan Syura,
dan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz. 7Dari deskripsi
diatas, jelas bahwa Gus Dur sangat berpengaruh pada percaturan politik PKB,
banyak sekali pemikiran dan pendapat Gus Dur yang dituangkan di dalamnya
Mengingat hingga kini belum ada satu pun skripsi yang membahas tema
ini, penulis merasa perlu menyajikan pembahasan dalam skripsi, dengan judul
7
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/19/03164441/jalan.panjang.konflik.pkb
4
2009”.
Masalah utama yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana
Masalah utama ini akan diurai dalam tiga sub pokok masalah yaitu:
diperjuangkan di PKB?
2. Bagaimana pengaruh Gus Dur dalam menata hubungan Islam dan politik yang
dianut PKB?
3. Bagaimana pengaruh Gus Dur dalam orientasi dan praktik politik PKB?
c. Untuk mengetahui pengaruh Gus Dur dalam orientasi dan praktik politik
PKB.
a. Sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan studi komparatif dimasa yang akan
datang.
c. Hasil penelitian ini diharapkan punya nilai signifikan bagi pemikir politik
agar dapat membawa hal- hal positif dan menjadikan kaca perbandingan.
d. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan kontribusi sejarah yang baik untuk
tentang Gus Dur, berikut beberapa research yang dapat penulis kemukakan.
yang ditulis oleh Supriyadi, Jurusan Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Disini di tulis secara signifikan
besarnya peranan Gus Dur di PKB, sehingga membawa eksistensi PKB keranah
politik yang cukup tinggi dibanding dengan partai yang baru muncul pada saat
itu.
terhadap Pemikiran dan Peranan Politik Gus Dur di Indonesia”, ditulis oleh
Disini disampaikan kontribusi besar Gus Dur pada PKB, baik menyumbangkan
Ketiga, karya ilmiyah yang berjudul “ Biografi Gus Dur The Authorized
memaparkan secara lugas beberapa hal yang terkait dengan biografi Gus Dur.
Keempat, karya ilmiyah yang berjudul “ Ijtihad Politik Gus Dur Analisis
Wacana Kritis” ditulis oleh Munawar Ahmad, dalam buku ini ditulis tidak hanya
mengurai pemikiran politik Gus Dur, tetapi juga mampu memetakan peristiwa
politik dibaliknya.
dimana pada penulisan skripsi ini membahas pemikiran-pemikiran Gus Dur yang
dituangkan pada politik PKB. Serta seberapa besar pengaruh Gus Dur dalam
politik PKB, baik dalam ideologinya, hubungan agama dengan politik dan
E. Metode Penelitian
skripsi. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode penelitian
normatif adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui teori dan sumber
7
data yang ada, sedangkan pendekatan analistis adalah penelitian yang dilakukan
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, majalah, surat kabar, hasil
seminar dan sumber lainnya yang berkaitan secara langsung dengan obyek
orang yang akan diwawancara yaitu: (a) Ali Masykur Musa (b) Arifin
8
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (palu: sinar grafika, 2009)
8
dalam penulisan ini adalah buku “ Pedoman Penulisan Skripsi Syari’ah dan
9
Consuelo G Selvila, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta:Universitas Indonesia
UI-Press, 2006), h. 71.
9
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang dari
setiap babnya dibagi menjadi sub-sub bab yang dirinci sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan Perumusan
Dalam bab ini membahas tentang Biografi Gus Dur, yang mana akan
politik PKB.
Dalam bab ini membahas mengenai sejauh mana Pengaruh Gus Dur
Gus Dur dalam Hubungan antara Agama dan Politik yang ada dalam
1
PKB, dan pengaruh Gus Dur dalam Orientasi Politik serta praktiknya
BAB V : PENUTUP
Pada Bab Penutup ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang memuat
Pada Oktober 1999, Gus Dur seorang pemimpin Islam terkemuka, yang
terpilih menjadi Presiden pertama dalam sejarah Indonesia. Gus Dur juga
reformis Islam yang hendak mengukuhkan kembali peran Islam dalam politik. 1
sekarang biasa disebut dengan (Gus Dur), lahir di Denanyar dekat Kota Jombang,
Jawa Timur, pada 07 September 1940, jika menurut penanggalan Islam yaitu
2
pada bulan Sya’ban tepatnya 04 Sya’ban. Ia anak pertama dari enam
bersaudara.
sebagai pemimpin para ulama, dan juga aktif dalam pergerakkan nasionalis
1
John L. Esposito, John O. Voll, Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 255
2
Greg Barton, Biografi Gus Dur The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid”,
(Yogyakarta : LKIS, 2002) h. 25
11
1
Indonesia. Kakek Gus Dur dari pihak ayahnya Hasyim Asyari, belajar di Mekkah
dan sekembalinya dari sana mendirikan pesantren, yang dikenal juga sebagai
Ulama besar dengan banyak karya tulis baik dalam bahasa arab maupun jawa.
Dia juga pendiri Nahdlatul Ulama. Kakek Gus Dur dari pihak ibu Bisri Syansuri
3
juga belajar di Mekkah dan mendirikan pesantrennya sendiri.
Ayah Gus Dur yaitu Wahid Hasyim seorang tokoh nasionalis terkemuka.
Pada tahun 1939 ia terlibat dalam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan pada
Indonesia. Ibunya Gus Dur yaitu Solichah, yang tidak banyak mengenyam
pendidikan, akan tetapi ia selalu ingin tahu dan mempunyai pikiran yang aktif
Dengan demikian, secara genetik, baik dari garis keturunan ayah maupun
garis keturunan ibu, Gus Dur merupakan keturunan darah biru “tulen”. Gus Dur
kecil pertama kali menimba ilmu dari kakeknya, KH. Hasyim Asy’ari. Saat
serumah dengan kakenya ia diajari mengaji dan membaca Al-Qur’an. Gus Dur
Pada akhir tahun 1944, ketika Gus Dur baru berusia 4 tahun, ia pindah ke
Jakarta mengikuti ayahnya yang waktu itu menjabat Ketua I Partai Majelis Syuro
3
John L. Esposito, John O. Voll, Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer, h. 256
4
Greg Barton, Biografi Gus Dur, h. 31-41
5
Wawan H. Purwanto, The Power Of Gus Dur, (Bandung: CMB Press, 2010) h. 2
1
Gus Dur, ayahnya menyarankan mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru les
yang membimbing Gus Dur yaitu seorang mualaf yang bernama Williem
selalu menyajikan musik klasik. Inilah pertama kalinya Gus Dur tertarik musik
klasik. Disamping itu ayahnya menyuruh Gus Dur untuk membaca buku-buku
umum, majalah dan koran untuk mengetahui informasi soal bangsa dan negara.6
kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang hidup dalam
SMEP.
Ketika menjadi siswa sekolah kelanjutan pertama tersebut, minat dan hobi
membaca Gus Dur semakin bersemangat, karena banyak pihak yang selalu
mendorong Gus Dur agar selalu belajar menguasai ilmu pengetahuan dan lain-
lain. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya
cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen
mancanegara tidak luput dari perhatiannya. Disamping membaca, Gus Dur juga
6
Muhammad Zakki, Gus Dur Presiden Republik Akhirat, (Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka, 2010) h. 2
1
senang bermain bola, catur dan musik.7 Namun Pada tahun 1953 pula ayahnya
meninggal dunia akibat dari kecelakaan, yang pada saat itu Gus Dur berusia 12
tahun. Ketika kejadian terjadi Gus Dur ikut menemani ayahnya untuk suatu
pertemuan NU di Sumedang.8
Setelah tamat dari SMEP pada 1957, Gus Dur pindah ke Magelang ke
Pesantren Tegalrejo dibawah asuhan Kiai Karismatik dan Kiai Khudori. Disini
Gus Dur belajar secara penuh dengan dunia pesantren berikut segala
keilmuannya. Pada saat yang sama juga ia belajar paruh waktu di Pesantren
Denanyar Jombang di bawah bimbingan kakeknya dari pihak ibu. Proses belajar
1959. Pondok yang ia tuju adalah Pesantren Tambakberas, dibawah asuhan Kiai
mengajar dan bahkan pernah menjadi kepala madrasah modern, Gus Dur juga
dipekerjakan sebagai jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.
Dari pesantren inilah minat Gus Dur mulai bertambah, tidak hanya pada studi
keislaman tetapi juga tertarik pada tradisi sufistik dan mistik dari kebudayaan dan
9
tradisi Islam.
7
Wawan H. Purwanto, The Power Of Gus Dur, h. 4
8
Greg Barton, Biografi Gus Dur, h. 42
9
Muhammad Rifai, Gus Dur KH. Abdurrahman Wahid Biografi Singkat 1940-2009,
(Yogyakarta: Garasi House of Book, cet 1, 2010) h. 33
1
Al-Azhar, Gus Dur diberitahu oleh pejabat kampus bahwa ia harus mengikuti
banyak belajar bahasa arab, karena tidak memiliki sertifikat tentang hal itu, maka
Gus Dur diwajibkan mengikuti kelas khusus. Sertifikat yang ia bawa dari tanah
air hanya menunjukkan bahwa ia telah lulus untuk beberapa mata pelajaran.
Kelas khusus yang diambilnya memang diperuntukkan bagi pemula yang hampir
10
tidak tahu abjad arab.
Gus Dur menikmati hidupnya di Mesir dengan suka menonton film Eropa
dan Amerika, dan juga menonton pertandingan sepak bola. Gus Dur juga terlibat
dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah asosiasi tersebut.
Pada akhir tahun Gus Dur berhasil menyelesaikan kelas khususnya, ketika itu ia
memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa arabnya tahun 1965, Gus Dur
kecewa, karena ia telah mempelajari banyak materi yang diberikan dan menolak
Hingga akhir tahun 1966, perjalanan studi Gus Dur di Kairo tidak
menemukan jalan terang, dan pada saat itu pun Gus Dur juga menjalin
Nuriyah. Pernikahan Gus Dur baru dilaksanakan pada tahun 1967. Saat itu Gus
Dur sudah tidak lagi di Mesir, melainkan sudah di Baghdad, Irak. Sementara
jarak jauh di lakukan, mereka sepakat bahwa mereka akan hidup bersama setelah
12
keduanya menyelesaikan studi mereka.
Tidak puas mengarungi ilmu di Mesir, tahun 1966 Gus Dur melanjutkan
Studinya ke Irak. Gus Dur memilih jurusan sastra Arab di Universitas Baghdad
sampai 1970, dan berhasil meraih gelar Lc. Selama di Baghdad Gus Dur
rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada saat itu ia kembali
1970, Gus Dur pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Gus Dur
11
Syamsul Hadi, KH. Abdurrahman Wahid Guru Bangsa, Bapak Pluralisme, (Jombang:
Zahra Book) h. 17
12
Arif Mudatsir Mandan Miftahuddin, Jejak Langkah Guru Bangsa Abdurrahman
Wahid, h. 50
13
A. Mubarok dan Fathurrahman Karyadi, “Biografi Singkat”, A.M.Y. Spe (Editor), Gus
Dur di Mata Keluarga dan Sahabat, (Jombang: Pustaka Tebuireng, 2010) h. 9
1
Universitas Baghdad kurang diakui. Di Belanda Gus Dur menetap selama enam
Malaysia yang tinggal di Eropa. Dari Belanda, Gus Dur pergi ke Jerman dan
14
Perancis sebelum ke Indonesia tahun 1971.
Sepulang dari luar negeri pada tahun 1971, Gus Dur kembali ke Jombang
dan menjadi guru di Pesantren Tebuireng, dan pada tanggal 11 September 1971,
pasangan antara Gus Dur dan Nuriyah melangsungkan pesta resepsi perkawinan
mereka. Dan dari hasil perkawinannya mereka dikaruniai empat orang putri.
Pada tahun 1974 sampai 1980 ia ditunjuk oleh pamannya HM. Yusuf
tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis dibeberapa surat kabar,
bahasa yang menggabungkan bahasa harian dan humor dengan topik yang serius.
14
Syamsul Hadi, KH. Abdurrahman Wahid Guru Bangsa, Bapak Pluralisme, h.17
15
Ahmad Bahar, Biografi Kiai Politik Abdurrahman Wahid, ( Jakarta: Bina Utama
Perkasatama Publishing, 1999) h. 8
1
Dalam periode ini pula ia mulai terlibat secara teratur dalam kepengurusan NU
16
dan mengajar di beberapa sekolah lainnya.
Asy’ari) Tebuireng, juga sebagai Sekretaris Pondok Tebuireng, saat itu beliau
sudah mulai menjadi penulis, lewat tulisan-tulisannya pemikiran Gus Dur mulai
17
mendapat perhatian banyak orang.
Pada awal tahun 1980 Gus Dur menjadi Sekretaris Syuriah PBNU. Disini
beliau terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah
agama, sosial dan politik. Pada saat itu pemerintah masih takut akan sikap
hubungan yang antagonis dengan pemerintah. Akan tetapi pada akhirnya Gus
Dur mampu mendesain penerimaan asas tunggal dari kalangan NU. Mulai sejak
Gus Dur juga mulai memperluas jaringannya dengan dunia Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dengan beberapa tokoh. Sejak saat itu pikiran-pikiran dan
16
Ali Yahya, Gus Dur di Mata Adik-Adiknya, ( Jombang: Pustaka Tebuireng, 2010) h.
21
17
A. Mubarok dan Fathurrahman Karyadi, “Biografi Singkat”, A.M.Y. Spe (Editor), Gus
Dur di Mata Keluarga dan Sahabat , h. 10
18
Al-Zastrauw Ng, Gus Dur Siapa Sih Sampeyan? Tafsir Teoritik Atas Tindakan dan
Pernyataan Gus Dur, (Jakarta: Erlangga, 1999) h. 29
1
menentang arus tindakan masyarakat yang tidak sesuai dengan gagasan dan
pikirannya serta kesetiaanya pada gagasan, komitmennya pada Islam dan nilai-
untuk segera terjun ke dunia politik. maka ia pun mendirikan Partai Kebangkitan
mengatakan bahwa partai ini adalah partai terbuka, bukan hanya untuk kalangan
NU.20
Peran Gus Dur dalam perpolitikkan di PKB begitu besar, karena dengan
ketokohan Gus Dur ia mampu membesarkan PKB. Sepertinya jika tanpa adanya
Gus Dur mungkin PKB tak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat. Bayang-
bayang Gus Dur dalam visi, misi dan perilaku politik PKB sangat dominan. Gus
Sejak PKB didirikan pada bulan juli 1998, banyak dari anggota partai ini
yang berharap bahwa Gus Dur akan menjadi Presiden. Paling tidak mereka
mempunyai hak untuk mencalonkan Gus Dur sebagai Presiden. Pada tanggal 7
Februari 1999 akhirnya Ketua Umum PKB, mengumumkan bahwa PKB akan
19
Al-Zastrauw Ng, Gus Dur Siapa Sih Sampeyan?, h. 31
20
Ali Yahya, Gus Dur di Mata Adik-Adiknya, h. 22
21
Faisal Ismail. NU Gusdurisme Dan Politik Kiai, h. 144
2
mencalonkan Gus Dur sebagai Presiden. Gus Dur menjadi Ketua Dewan Syuro
DPR-MPR, Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia yang ke empat dengan
373 suara. Reformasi pertama yang dilakukan Gus Dur adalah membubarkan
dan membubarkan Departemen Sosial yang korup. Gus Dur juga memberikan
Gus Dur mengunjungi Jayapura dan merubah nama provinsi Irian Jaya menjadi
Papua. Tak heran jika kini Gus Dur diberi gelar sebagai “ Bapak Orang Papua”
kontroversi. Banyak orang, baik yang pro maupun yang kontra terhadapnya, yang
Gus Dur. Nota tersebut berisi diadakannya sidang khusus MPR dimana
22
Greg Barton, Biografi Gus Dur, h. 324
23
A. Mubarok dan Fathurrahman Karyadi, “Biografi Singkat”, A.M.Y. Spe (Editor), Gus
Dur di Mata Keluarga dan Sahabat, h. 21
24 Ali Yahya, Gus Dur di Mata Adik-Adiknya, h. 23
2
pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Akhirnya pada 23 juli 2001, MPR resmi
Setelah berhenti dari jabatannya, Gus Dur tetap berjuang dan tetap
banyak penyakit, bahkan sejak ia mulai menjabat sebagai presiden. Beberapa kali
Gus Dur mengalami serangan stroke, diabetes dan ginjal. Namun ia selalu bilang
Pada pemilihan presiden tahun 2004, PKB memilih Gus Dur menjadi
Presiden kembali. Namun Gus Dur dijegal dengan peraturan KPU tentang
kesehatan calon. Pada agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin
koalisi politik yang bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Koalisi ini
ziarah ke kakeknya, KH. Wahab Hasbullah. Karena, kelelahan kondisi fisik Gus
Sakit Dr Sutomo Surabaya, akan tetapi batal dan langsung dirujuk ke Rumah
25
A. Mubarok dan Fathurrahman Karyadi, “Biografi Singkat”, A.M.Y. Spe (Editor),
Gus Dur di Mata Keluarga dan Sahabat, h .23
2
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hari rabu, 30 Desember 2009, kondisi Gus
komplikasi penyakit ginjal dan diabetes yang di deritanya. Pada pukul 18.45
dunia. 26
perjalanan intelektualitasnya yang tidak pernah lepas dari kultur tersebut. Hampir
Berbagai bentuk pengalaman hidupnya yang cukup unik telah ikut mengantarkan
26
A. Mubarok dan Fathurrahman Karyadi, “Biografi Singkat”, A.M.Y. Spe (Editor),
Gus Dur di Mata Keluarga dan Sahabat, h. 24
27
Listiyono Santoso, Teologi Politik Gus Dur, (Yogyakarta : Ar- Ruzz Jogjakarta, 2004)
h. 74
2
merupakan sejumlah contoh tema aktual yang selalu ditawarkan dalam berbagai
kesempatan.28
Gus Dur juga tokoh yang selalu membuat berita. Wacana-wacana politik
di Tanah Air, rasanya kurang lengkap bila tidak disertai tanggapan atau komentar
Gus Dur. Dalam setiap kesempatan dia sering diminta wartawan baik wartawan
diskursus politik yang hangat dan aktual. Gus Dur sendiri bukannlah tokoh
politik praktis, tetapi lebih menonjol sebagai sosok seorang intelektual, pengamat
Cara pandang Gus Dur dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada di
Indonesia bisa dibilang memiliki nuansa yang khas dan spesifik. Gus Dur
28
Ahmad Bahar, Biografi Kiai Politik Abdurrahman Wahid, h. 13
29
Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai, h. 49
2
Walaupun terkadang banyak orang dibuat geleng kepala akibat sikap dan
pemikiran Gus Dur yang sering dibilang “nyeleneh”, namun Gus Dur akan jalan
Pemikiran Gus Dur tentang hubungan agama dan negara sangat menarik,
karena berada di ranah filosofis. Artinya Gus Dur ternyata bukan seorang ideolog
Islam yang mencitakan terbentuknya masyarakat Islami secara total. Bukan pula
kaum sekuler yang hendak memisahkan antara Islam dan negara. Akan tetapi
keislaman. Dengan demikian secara esensial, Gus Dur tidak memisahkan Islam
dari politik meskipun politik tersebut tidak harus berbentuk negara Islam. 31 Gus
Dur menyatakan:
pemikir dan yang lainnya. Banyak diajukan pemikiran tentang negara Islam,
30
Ahmad Bahar, Biografi Kiai Politik Abdurrahman Wahid, h. 14
31
Syaiful Arif, Humannisme Gus Dur Pergumulan Islam dan Kemanusiaan,(
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) h. 151
32
Abdurrahman Wahid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, ( Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999) h. 56
2
yang berimplikasi pada orang yang tidak menggunakan pemikiran itu maka
dinilai telah meninggalkan Islam. Disini Gus Dur beranggapan bahwa, Islam
sebagai jalan hidup (syari’ah) tidak memiliki konsep yang jelas tentang negara.
Karena sepanjang hidupnya, Gus Dur telah mencari dengan sia- sia makhluk
jadi tidak salah jika disimpulkan memang Islam tidak memiliki konsep
Dasar jawaban itu adalah tiadanya pendapat yang baku dalam dunia Islam
tentang dua hal. Pertama, Islam tidak mengenal pandangan yang jelas dan pasti
tentang pergantian pemimpin. Rasulullah SAW digantikan Abu Bakar tiga hari
Kedua, besarnya negara yang dikonsepkan menurut Islam, juga tidak jelas
bahwa Negara Islam adalah sesuatu yang tidak konseptual, dan tidak diikuti oleh
Ada tiga pilar pemikiran Gus Dur : (1) keyakinan bahwa Islam harus
secara aktif dan subtansif ditafsirkan ulang atau dirumuskan ulang agar tanggap
Indonesia, Islam tidak boleh menjadi agama negara, dan bahwa (3) Islam harus
menjadi kekuatan yang inklusif, demokratis dan pluralis, bukan ideologi negara
yang eksklusif.34
ideologi negara yang sering di perdebatkan oleh para pemikir-pemikir dari zaman
ke zaman. Gus Dur memaparkan bahwa jalinan sangat kuat antara aspirasi
34
John L. Esposito, John O. Voll, Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer, h. 264
35
Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan Nilai-Nilai Indonesia dan Transformasi
Kebudayaan, ( Jakarta: The wahid Institute, 2007) h. 164
2
akan mampu mengganti akidah sebab akidah berkaitan dengan dasar keyakinan
Pancasila akan menjadi penjamin bagi kehidupan keislaman itu sendiri, dengan
37
ukuran tidak ada peraturan negara yang bertentangan dengan akidah Islam.
Menurut Gus Dur sebagaimana dikutip Syaiful Arif yang menyatakan bahwa:
Bahwa model hubungan pertama antara Islam dan pancasila itu, yaitu agama
mengejawantah dalam ideologi negara dan pandangan hidup bangsa dan negara
diikuti oleh kaum muslimin. Karena, dalam negara yang demikian majemuk
36
Abdurrahman Wahid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, h.94
37
Syaiful Arif, Humannisme Gus Dur Pergumulan Islam dan Kemanusiaan, h. 171
38
Syaiful Arif, Humannisme Gus Dur Pergumulan Islam dan Kemanusiaan, h.171
2
susunan warga negara dan situasi geografisnya, Islam ternyata bukan satu-
satunya agama yang ada. Dengan demikian, negara harus memberikan pelayanan
yang adil kepada semua agama yang di akui. Dengan demikian, menjadi jelas
bahwa pancasila dan Islam tidak memiliki pola hubungan yang bersifat polaritatif
demokrasi itu harus take and give. Demokrasi yang diinginkan Gus Gur adalah
dimana Gus Dur sendiri yang menjadi ketua forum tersebut. Gus Dur konsisten
39
Abdurrahman Wahid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, h. 93
40
Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan, h.
2
Sebuah tuduhan besar di ajukan oleh H.M. Yusuf Hasyim, tuduhan yang
dalam hal ini tentu akan bertindak mengutamakan subtansi hukum Islam melalui
kekuasaan negara monolitis. (2) keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau
termasuk di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Persoalan yang muncul ini
politik dan hal ini dinyatakan tidak hanya dalam bentuk ide tetapi juga sikap.
seperti persamaan, pluralisme dan toleransi. Oleh karena itu, dalam konteks
kedudukan muslim dan non muslim, suatu hal yang menjadi titik krusial dalam
kehidupan sosial dan politik di dunia Islam, Gus Dur melakukan reinteroretasi
terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits dan hal ini juga dilakukan oleh ulama
43
Masykuri Abdillah,”Gus Dur Tentang Demokrasi dan Pluralisme”, Ahmad Fathoni
Rodli dan Fahruddin Salim, Berguru Kepada Bapak Bangsa, (Jakarta: Pimpinan Pusat Gerakan
Pemuda Ansor, 1999) h. 195
44
Masykuri Abdillah,”Gus Dur Tentang Demokrasi dan Pluralisme”, Ahmad Fathoni
Rodli dan Fahruddin Salim, Berguru Kepada Bapak Bangsa, h. 196
45
Abdurrahman Wahid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara,
3
suku, agama dan adat-istiadat. Melihat kenyataan itu Gus Dur berpendapat
bahwa nilai- nilai Indonesia yang harus dijunjung tinggi yaitu berupa solidaritas
sosial, yang didasarkan pada rasa kebangsaan tanpa mengucilkan getaran rasa
nilai yang menampilkan watak kosmopolitan, yang masih diimbangi oleh rasa
agama, diskriminasi berdasarkan suku dan diskriminasi adat istiadat. Gus Dur
46
Abdurrahman Wahid, Prisma Pemikiran Gus Dur, ( Yogyakarta: LKIS, 1999) h. 109
47
Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam kita, h. 154
3
mendapat respon oleh Gus Dur yang menyatakan bahwa harus adanya nilai baru
yang dikembangkan.
menghormati orang lain, melainkan juga untuk untuk mengerti kesulitan yang
diatas kelompok sendiri. Pengembangan dari kedua nilai tersebut sangat penting
untuk melahirkan solidaritas yang tulus dari berbagai kelompok etnis, agama,
Indonesia. 48
Pendapat tersebut juga dibuktikan dalam sikap Gus Dur dalam membela
kepentingan minoritas non muslim, antara lain dalam bentuk kritik Gus Dur
Indonesia) sebagaimana telah disebutkan diatas. Oleh karena itu, dengan disertai
hubungan kemanusiaan yang baik dengan non muslim itu, mereka merasa
mendapat perlindungan dari Gus Dur. Hal ini terbukti, misalnya, ketika terjadi
peristiwa huruhara pembakaran dan penjarahan kota Jakarta pada 14-15 Mei
1998, banyak dari tokoh-tokoh non muslim mendatangi kediaman Gus Dur.
melihat agama-agama itu antara aspek teologi dengan aspek sosial. Menurutnya,
karena masing-masing mengandung ajaran yang unik. Namun keunikan ini harus
49
Masykuri Abdillah,”Gus Dur Tentang Demokrasi dan Pluralisme”, Ahmad Fathoni
Rodli dan Fahruddin Salim, Berguru Kepada Bapak Bangsa, h.197
BAB III
PKB yang didirikan pada awal reformasi ini dideklarasikan pada tanggal
23 Juli 1998, Ciganjur, Jakarta Selatan bertempat di kediaman Gus Dur. Awal
mula sejarah berdirinya partai PKB yaitu, pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden
Soeharto lengser karena desakan arus reformasi yang kuat, mulai yang mengalir
dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai istighosah dan
PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air.
Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan
agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol. Tercatat
ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang diusulkan adalah
hati-hati. Sebab, sejak kembali ke khittah 1926 pada Mukhtamar Situbondo tahun
1
DPW PKB Jawa Tengah, Partai Untuk Rakyat, ( Semarang: Aneka Ilmu Semarang,
2003) h. 115
34
3
menyatakan berjarak dari semua kekuatan politik. 2 Namun demikian, sikap yang
ditunjukkan PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan
PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang dalam akhir rapatnya menghasilkan keputusan
untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk memenuhi aspirasi warga
NU. Tim Lima diketuai oleh KH Ma’ruf Amin (Rais Suriah/ Koordinator Harian
Said Aqil Siradj, M.A ( Wakil Katib Aam PBNU) dan Ahmad Bagdja. Untuk
mengatasi hambatan organisatoris, tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU.
Tim Lima ini berikutnya menjadi wadah untuk membentuk partai politik sebagai
maka Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni 1998
memberi surat tugas kepada Tim Lima, selain itu juga dibentuk Tim Asistensi
yang diketuai oleh Arifin Djunaedi, Muhyidin Arubusman, H.M Fachri Thaha
2
A. Effendi Choirie, PKB Dari NU Untuk Indonesia, ( Jakarta Selatan: Levira
Foundation, 2008) h. 16
3
DPW PKB Jawa Tengah, Partai Untuk Rakyat, h. 116
4
Imam Nahrawi, Moralitas Politik PKB (Aktualisasi PKB Sebagai Partai Kerja, Partai
Nasional dan Partai Modern), ( Malang: Averroes Press, 2005) h. 18
3
Ma’ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz, M.A., Drs H Andi Muarli Sunrawa, H.M.
Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Drs. Amin Said Husni dan Muhaimin
dan merangkum usulan yang ingin membentuk parpol baru, dan membantu
warga NU dalam melahirkan parpol baru yang dapat mewadahi aspirasi politik
warga NU.5
Pada 22 Juni 1998,Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan rapat untuk
tanggal 26- 28 Juni 1998, Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan pertemuan
politik, (2) Mabda’ Siyasi, (3) Hubungan partai politik dengan NU, (4) AD/ART,
itu dibawa ke forum “Silaturrahmi Nasional Ulama dan Tokoh- tokoh NU” di
hotel Bandung, Bandung, Jawa Barat yang diadakan pada tanggal 4-5 Juli 1998
masukan kepada Tim Lima dan Tim Asistensi. Mengenai nama parpol,
rancangan yang disiapkan oleh tim lima dan tim asistensi tersebut, forum
kepada tim lima dan tim asistensi untuk melakukan perumusan akhir.7
pertemuan finalisasi yang berlangsung pada tanggal 17 Juli 1998, maka Tim
Lima dan Tim Asistensi menyerahkan hasil akhir rangcangannya kepada Rapat
tersebut, baik dari segi nama, sifat, visi, misi dan flatform politiknya, pleno
PBNU masih mempunyai satu beban, yakni rekruitmen pengurus partai, terutama
menyangkut ketua umum partai. Dalam rapat plenonya tanggal 22 Juli 1998,
kepengurusan belum tuntas, akan tetapi rencana deklarasi PKB besoknya tanggal
Akhirnya pada tanggal 23 Juli 1998, partai warga NU yang diberi nama “
KH. Moenasir Ali, KH. Muchith Muzadi, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Musthofa
susunan Dewan Pengurus Pusat PKB untuk masa bakti 1998-1999. Terdiri dari
Dewan Syuro sebanyak dua belas orang dan Dewan Tanfidz sebanyak enam
1. Dewan Syura
Ketua : KH. Ma’ruf Amin
Wakil Ketua : KH. M.Cholil Bisri
Sekretaris : KH. Drs. Darwam Anwar
Anggota : Brigjen TNI (Purn) Sulam Samsun
KHM. Hasyim Latief
Dr. KH. Nahrawi Abdus Salam, MA
KH. Mukeri Gawith, MA
KH. Yusuf Muhammad, Lc
KH. Dimyati Rais
Hj. Sariani Thaha Ma’ruf
TGH. Turmudzi Badruddin
KH. Syarif Usman Bin Yahya
2. Dewan Tanfidz
Ketua Umum : H. Matori Abdul Djalil
Ketua : Dr. H. Alwi Syihab
Ketua : Dra. Hj. Umroh M. Thalhah Mansoer
Ketua : H. Agus Suflihat
Ketua : H. Amru Al-Mu’tasim
Ketua : KHM. Buchari Chalil AG
Ketua : H. Taufiqurrahman, SH., M.Si
Ketua : H. Yafie Thahie
Ketua : Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa
10
Andi Muawiyah Ramly, Saya Bekerja Maka PKB Menang, h. 26
3
kepengurusan periode pertama yang memikul tugas dan tanggung jawab yang
amat berat. Yaitu mempersiapkan PKB yang baru lahir untuk ikut bertanding,
sekaligus memenangkan pemilu 1999. Hanya dalam waktu kurang lebih dari tiga
ratus hari atau sepuluh bulan. Terhitung sejak partai ini dideklarasikan hingga
Kelahiran PKB tidak terlepas dari berbagai tarikan nilai, ideologi dan
faktor-faktor politik lainnya. PKB, upaya pencarian identitas nilai dan ideologi
dirinya ditempuh melalui jalan panjang yang tercermin dalam proses dan sejarah
berdirinya.
yang disamping berlatar belakang ideologi Islam, juga sangat berjasa dalam
11
Dokumen Muktamar I PKB, Membangun Persaudaraan Sejati Antar Manusia
Sebagai Esensi Rekonsilisasi Nasional, (Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PKB, 2000) h. 20
4
keputusan final bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, visi dan misi PKB juga
Dasar PKB disebutkan: “Partai berasaskan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia.”
mengabdi kepada Allah SWT, yang menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran,
Asas Pancsila dipilih dengan alasan yang sangat kuat secara hukum
agama (fiqih) maupun sejarah politik bangsa dimana para ulama terlibat dalam
ingin menjaga, meneruskan dan mengembangkan apa yang sudah dirintis dan
dirumuskan oleh para ulama mengenai status Fiqih dan politik Negara Kesatuan
12
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 211
13
A. Effendi Choirie, PKB Dari NU Untuk Indonesia, h. 26
4
keislaman salaf yang di padu dengan nasionalisme. Mabda’ siyasi merupakan ruh
dari PKB dan merupakan sumber nilai segala kegiatan dan aktivitas PKB14.
dokumen historis PKB dalam Mukhtamar I PKB di Surabaya tanggal 23-28 Juli
2000.15
bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur sejahtera lahir dan batin,
keadilan sosial dan menjamin terpenuhinya hak-hak asasi manusia serta ikut
2. Bagi Partai Kebangkitan Bangsa, wujud dari bangsa yang dicitakan itu adalah
keterbukaan bersumber pada hati nurani (as-shidqu) dapat dipercaya, setia dan
3. Dalam mewujudkan apa yang selalu dicita- citakan tersebut, misi utama yang
yang sejahtera lahir dan batin, yang setiap warganya mampu menjawantahkan
keturunan, jaminan atas perlindungan masa depan generasi penerus (hifzu al-
nasl) dan terpeliharanya harta benda (hifzu al-mal). Misi ini ditempuh dengan
kemungkaran.
yang dicitakan tersebut tidak bisa tidak harus dicapai melalui keterlibatan
4
5. Partai Kebangkitan Bangsa sadar dan yakin bahwa kekuasaan itu sejatinya
milik Tuhan Yang Maha Esa. Kekuasaan yang ada pada diri manusia
merupakan titipan dan amanat Tuhan yang dititipkan kepada manusia yang
oleh manusia hanya bisa diberikan pada pihak lain yang memiliki keahlian
kekuasaan yang bersifat demikian itu harus dapat dikelola dengan sebaik-
itu hanya mungkin dilakukan manakala kekuasaan tidak tak terbatas dan tidak
arti yang sesungguhnya. Pemahaman atas hal ini tidak hanya berlaku saat
yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, tatanan kehidupan bangsa
mengambil hal-hal yang baru yang lebih baik untuk ditradisikan menjadi
corak perjuangan yang ditempuh dengan cara-cara yang santun dan akhlak
beradab yang dicitakan, serta menjadi sarana dan wahana sekaligus sebagai
agama, suku, ras, dan lintas golongan yang dimanestasikan dalam bentuk visi,
didirikannya partai.
Asas dan prinsip perjuangan PKB sebagai penjelas misi partai, yakni
seperti bunyi lima sila dalam Pancasila. Pada Anggaran Dasar (AD) partai,
termaktub dalam pasal 3 PKB tahun 1998-2000. Sifat dan fungsi PKB yang juga
terbuka. Tujuan dan usaha PKB sebagai penjelas visi partai, yakni mewujudkan
4
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin, material
dan spiritual serta mewujudkan tatanan politik yang demokratis, terbuka, bersih,
16
dan berakhlakul karimah.
Dalam hal visi tentang hubungan Islam dan negara dalam konteks ke
Indonesiaan, PKB berpendapat bahwa sampai hari ini masih tumbuh subur
agama merupakan perilaku politik yang harus dikecam oleh semua pihak, karena
selain mereduksi fungsi dan sakralitas agama itu sendiri, juga akan melahirkan
ini PKB menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara
B. Konflik Politik
Definisi sederhana konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih
(individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-
16
Imam Nahrawi, Moralitas Politik PKB Aktualisasi PKB Sebagai Partai Kerja Partai
Nasional dan Partai Modern, ( Malang: Averroes Press, 2005) h. 28
17
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 213
4
sasaran yang tidak sejalan. Berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya
siselesaikan tanpa kekerasan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik
Konflik dalam tubuh partai politik merupakan hal yang wajar. Ia adalah
harus dikelola agar tidak merusak organisasi dan siliditas kader. Kemampuan
negatif. Konflik yang tidak berhasil dikelola dengan baik dapat mendinamisasi
dimasyarakat.
politik internalnya. Unik karena konflik dalam tubuh partai besutan kiai-kiai NU
ini terlalu sering muncul dan mencuat kepermukaan. Konfliknya pun seiring kali
bersifat tak terdamaikan. Sehingga selalu saja ada pihak yang menang dan pihak
yang kalah. Dalam kerangka inilah PKB boleh disebut gagal mengelola konflik
internalnya menjadi sesuatu yang produktif bagi kemajuan partai. Dari konflik ke
18
Imam Nahrawi, Moralitas Politik PKB Aktualisasi PKB Sebagai Partai Kerja, Partai
Nasional dan Partai Modern, h. 49
4
konflik eksistensi PKB semakin kecil sebagaimana terlihat dari perolehan suara
Konflik internal yang berlangsung pada pertengahan Juli 2001 antara Gus
Dur dan Matori Abdul Djalil telah membuat partai ini kehilangan energi untuk
melakukan konsolidasi politik dan organisasi dalam mengejar target pemilu 2004
itu, PKB terhempas cukup keras bukan oleh kekuatan partai-partai lain yang
Konflik ini berawal pada saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI dan
Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB berbeda pandangan mengenai situasi
politik kontemporer dengan Matori Abdul Djalil, Ketua Umum Dewan Tanfidz.
Matori yang pada saat itu sebagai Wakil Ketua MPR RI, memutuskan
dari kursi kepresidenan 2001. Padahal DPP PKB saat itu telah mengintruksikan
kepada seluruh anggota fraksi PKB di DPR/MPR untuk tidak menghadiri sidang.
Dewan Tanfidz DPP PKB dan Gus Dur dilengserkan dari kepresidenan melalui
19
Bebal Sejarah PKb Dalam Pusaran Konflik dan Konflik ( Lembaga Pelatihan dan
Pengembangan Pemuda Bangsa, 2008) h. 22
20
Bebal Sejarah PKB, h. 21
21
Bebal Sejarah PKB, h. 24
4
Lagi-lagi konflik ini melibatkan Gus Dur, dan kali ini dengan Alwi Shihab dan
Saifullah Yusuf. Konflik ini berawal dipicu oleh pemecatan dengan hormat Alwi
Shihab dan Saifullah Yusuf dari posisi Ketua Umum dan Sekretaris Jendral DPP
Bersatu.
pemecatan Gus Ipul yang merupakan keponakannya sendiri, manuver Gus Dur
diyakini sebagai bagian kaderisasi. Gus Dur dinilai mampu melihat tantangan
PKB dan kader-kader NU ke depan yang tentunya makin berat. Untuk itu perlu
kader yang handal dan berani mengambil keputusan yang taktis dan strategis.
berpolitik, tidak seperti kader NU lain yang terkesan masih polos dan hitam putih
dalam berpolitik. Ada pula yang menafsirkan bahwa Gus Dur hendak memberi
angin pada keponakan yang lain yakni Muhaimin Iskandar yang pada saat itu
22
Fraksi Kebangkitan Bangsa Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia,
Mendayung di Pusaran, (Jakarta: PT Inti Bintang Cemerlang, 2004) h. 253
5
politik baru pada tanggal 21 November 2006, yakni Partai Kebangkitan Nasional
Ulama (PKNU).23
Berlanjut lagi Pada tahun 2008 adanya konflik di tubuh PKB yang cukup
rumit. Dimana yang pada saat forum Mahfud MD berpamitan untuk menjadi
gabungan Ketua DPP PKB yang membahas munculnya isu pihak-pihak yang
ingin menggelar Muktamar Luar Biasa. Isu itu dinilai untuk menggoyang Gus
Dur dari Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Rapat internal itu akhirnya berujung
pada dicopotnya Muhaimin Iskandar dari jabatan Ketua Umum Dewan Tanfidz
Ketua Dewan Tanfidz terhadap peraturan atau AD/RT Partai atau karna adanya
tendensi politis.
PKB kubu Gus Dur dengan PKB kubu Muhaimin. Masing-masing menyatakan
bahwa PKB-nya lah yang sah. Gus Dur mengklaim “bahwa dari 427 DPC PKB,
hanya 7 yang mendukung Muhaimin. 420 dukung kita”, kubu Gus Dur juga
Selanjutnya kubu Gus Dur menegaskan bahwa Depkum dan HAM akan
23
Bebal Sejarah PKB, h.
5
luar biasa (MLB) dalam tenggat waktu yang hampir bersamaan. Pada tanggal 30
April – 1 Mei 2008 kubu Gus Dur menggelar MLB di Pondok Pesantren Al-
Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor, Jawa Barat. Sementara pada tanggal 2 – 4
Pada akhirnya konflik ini dihentikan oleh Kasasi PKB Gus Dur di
Mahkamah Agung terkait konflik PKB ditolak. Dalam putusan kasasi bernomor
kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005. Gus Dur tetap sebagai Ketua Umum
Dewan Syura, dan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz.24
Membina konflik internal dalam partai politik itu sangatlah penting agar
tidak berakibat buruk pada partainya. Dan konflik yang terjadi pada PKB ini
dapat diambil menjadi pembelajaran pada partai ini agar tidak terjadi lagi konflik
2
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/19/03164441/
5
politik Indonesia. Salah satu yang menjadi tuntutan reformasi adalah perubahan
ideologi dan platform partai melalui jalur institusi formal negara, PKB harus
mengikuti proses pemilu sebagai proses politik legal. Untuk itu, sesuai ketentuan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik maka PKB harus
memperoleh pengakuan secara legal formal sebagai institusi politik yang berhak
PKB ialah salah satu pendatang baru diantara partai peserta pemilu 1999.
Ditengah perubahan sistem pemilu dan peta kekuatan partai, PKB sebagai partai
baru merasa mempunyai peluang untuk menang dalam pemilu 1999. Keyakinan
ini muncul karena PKB merupakan cerminan politik NU yang mempunyai basis
politik yang kuat. Salah satu yang membuat prediksi optimistis itu adalah pakar
politik Indonesia dari Ohio State university Amerika Serikat, Dr. William Liddle
26
yang memprediksi PKB akan memenangkan pemilu 1999
25
Koirudin, Menuju Partai Advokasi, (Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005) h. 35
26
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 261
5
penuh kepercayaan diri, menghadapi pemilu 1999 DPP PKB membentuk dua
institusi atau badan, yaitu Panitia Pemenang Pemilu (Papilu), dan Majelis
pemilu sesuai dengan kebijakan DPP PKB. Sedangkan tugas Mantap melakukan
lancar. Konsolidasi organisasi penting, karena PKB itu institusi baru, tidak
PKB tidak ada partai mayoritas tunggal, seperti kemenangan Golkar selama Orde
Baru. Karena itu, PKB akan berkoalisi dengan partai politik lain yang meraih
suara sekitar 20% sampai semuanya bisa 70% yang berarti bisa mencapai
mayoritas. Yang pasti, PKB akan berkoalisi dengan kekuatan politik lain untuk
menguasai parlemen asal visinya sama, yaitu partai yang bersikap demokrat,
29
tidak rasial, dan mempunyai visi kerakyatan.
oleh PKB adalah televisi. Walaupun dengan biaya yang cukup besar, PKB
berhasil membuat dua jenis ilkan. Pertama adalah berupa visual versi “Saya
27
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 266
28
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 266
29
Matori Abdul Djalil, Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa, ( Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1999) h.153
5
Sedangkan versi kedua adalah berupa iklan yang berisi pesan singkat
Matori Abdul Djalil. Pola kampanye seperti itu memang menjadi tren dalam
Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU juga terlibat menjadi juru
kampanye PKB. Untuk kepentingan itu Gus Dur bahkan mengambil cuti dalam
aktivitasnya sebagai Ketua Umum PBNU. Struktur sosial NU yang masih kental
dengan pola patron klien antara ulama NU dengan warga NU, menjadikan para
mencerminkan makna demokrasi yang sesungguhnya dalam arti para calon harus
bahwa setiap calon anggota DPR RI harus diusulkan oleh DPC dan DPW
legislatif PKB benar-benar berangkat dari bawah dan dikenal oleh rakyat yang
Setelah melalui proses penjaringan dan seleksi oleh Tim Mantap Pusat,
sebanyak 525 calon anggota DPR RI yang di daftarkan kepada Panitia Pemilihan
Indonesia.
Pemilu tahun 1999 akhirnya dilaksanakan tepat pada tanggal 7 juni 1999.
Dengan perolehan kursi yang tidak cukup signifikan bagi PKB untuk
mengajukan seorang calon Presiden. memang, pada masa kampanye, pada setiap
kesempatan dalam pidato dan orasi, selalu ditegaskan bahwa apabila PKB
menang maka, PKB akan mengajukan kader terbaik untuk calon presiden.
pemilu 1999, maka Megawati sebagai Calon Presiden dari PDI-P yang
mempunyai peluang yang kuat untuk menjadi Presiden. Akan tetapi rupanya
realitas politik berbicara lain. Kekuatan Islam di parlemen, baik dari kalangan
tradisional maupun modernis dan mungkin juga dengan motivasi yang berbeda,
mendukung Gus Dur sebagai calon Presiden dari partai PKB. Akhirnya, Gus Dur
terpilih menjadi Presiden, Bukan Megawati sebagai calon yang di ajukan oleh
31
PDI-P sebagai partai pemenang pemilu.
menandai makin terbukanya sistem politik Indonesia berhasil dilalui PKB dengan
31
A. Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h.
5
cukup baik. PKB berhasil mengantongi 13,3 juta suara, PKB juga keluar sebagai
Secara keseluruhan PKB berada di posisi ketiga setelah PDI Perjuangan dan
Partai Golkar.32
pendidikan nasional.33
Namun perjalanan pemilu ini tidak semulus pemilu pada tahun 1999.
Disini PKB mengalami penurunan suara menjadi 11,9 % juta suara dan politik di
Dalam pemilu 2004 ini PKB memperoleh suara terbesar ketiga ditingkat
PKB tidak cukup handal untuk mengelola potensi yang ada dalam
dirinya. Terbukti pada pemilu 2004, suara PKB turun menjadi 11,9 juta suara dan
32
Bebal Sejarah PKB, h.21
33
Hakim Jayli dan Mohammad Tohadi, PKB Dan Pemilu 2004, h. 65
35
Andi Muawitah Ramly, Saya Bekerja Maka PKB Menang,
5
34
Bebal Sejarah PKB, h.21
35
Andi Muawitah Ramly, Saya Bekerja Maka PKB Menang,
5
provinsi saja.36
memutuskan pencalonan kembali Gus Dur, sebagai calon Presiden RI. Keputusan
tersebut dihasilkan melalui musyawarah dan perdebatan selama hampir enam jam
kepada Gus Dur untuk menunjuk penggantinya jika berhalangan atau terganjal
Berkaitan dengan dukungan para kiai khos padanya, yang diperkuat oleh
Mukernas PKB tersebut, Gus Dur mulai mencari pasangan cawapres yang
dianggapnya tepat. Pilihan Gus Dur akhirnya jatuh kepada Marwah Daud
Ibrahim.
Namun, upaya Gus Dur untuk menjadi presiden tidak berjalan sesuai
dan No.31 tahun 2004. Kedua SK tersebut berkaitan dengan petunjuk teknis
penilaian syarat sehat jasmani dan rohani calon presiden atau wakil presiden,
yang menyebutkan bahwa seorang calon presiden dan calon wakil presiden harus
36
Bebal Sejarah PKB, h.
5
sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan melalui pemeriksaan yang dilakukan
KPU tidak meloloskan Gus Dur sebagai Capres dari PKB. Alasan KPU,
Dari hasil Mukernas III PKB yang diadakan pada tanggal 31 Agustus
dengan hati nurani masing-masing. Sikap politik PKB yang tidak memihak
namun “cenderung memilih SBY- Jusuf Kalla ini” rupanya merupakan kunci
37
Koirudin, Menuju Partai Advokasi, h. 86
6
Seperti pada pemilu 2004, pemilu 2009 ini juga pemerintah tetap
ini tidak jauh beda dengan mekanisme dalam Undang-undang Pemilihan Umum
Akan tetapi ternyata pada hasil pemilu 2009 kali ini PKB ternyata
mendapatkan suara lebih kecil di bandingkan dengan pemilu 2004. Pada pemilu
2009 ini PKB hanya mendapatkan 4,9% suara. Penurunan suara ini terjadi akibat
konflik internal yang terjadi pada PKB antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar.39
Iskandar, juga tidak pula ikut serta dalam pemilu tahun 2009. Sehingga hasil
perolehan suara dari pemilu PKB pada tahun 2009 ini menurun drastis. Dimana
PKB ini menduduki peringkat ketujuh dari partai politik lainnya. Jadi sebenarnya
kekuatan Gus Dur sangat efektif dan masih banyak yang mengikuti jejak politik
38
http://m.tempo.co/read/news/2007/03/20
39
Wawancara dengan Ali Masykur Musa 23 Maret 2015 jam 13.00 wib
6
Gus Dur. Namun, dengan demikian Gus Dur tetap menghormati proses politik
Sangat disayangkan sekali pada pemilu 2009 ini, padahal PKB adalah
salah satu partai politik yang mempunyai dukungan bagus dari masyarakat.
Namun akibat dari konflik internal pada PKB ini dan PKB tidak mampu untuk
partainya.
40
Wawancara dengan Ali Masykur Musa, 23 Maret 2015, pukul 13.00 wib
BAB IV
nilai-nilai yang dijadikan dasar negara Republik Indonesia sudah tuntas dengan
ditetapkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945. Semua pihak harus
memahami dasar negara menurut bunyi dan maknanya yang terkandung dalam
Indonesia ikut aktif dalam perumusan dan kesepakatan tentang dasar negara,
karena nilai-nilai yang dirumuskan menjadi dasar negara itu dapat disepakati dan
1
Keputusan Muktamar NU XXVII Situbondo, (Surabaya: Pengurus Wilayah NU Jawa
Timur, 1984) h. 26
61
6
alasan untuk menuduh bahwa penerimaan itu karena ia bersikap akomodatif dan
adalah aqidah dan syari’ah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan
cita-cita seluruh masyarakat Indonesia. Maka untuk mewujudkan tujuan dan cita-
cita tersebut, disusunlah Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Nahdlatul Ulama.3
tentang negara Islam sudah bermasalah karena terjebak di dalam aspek legal
rakyat.
2
Einar Martahan Sitompul, NU dan Pancasila, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989)
h. 168
3
Hasil Muktamar NU ke 27 Situbondo, NU Kembali Ke Khittah Perjuangan 1926,
(Semarang: Sumber Barokah, 1986) h. 35
6
itu tidak lagi menjadi penting. Hal ini didasarkan Gus Dur pada pemilahan antara
prinsip tujuan dan cara penyampaian atau metode (al-ghayat wa al-wasail). Jika
suatu tujuan bisa tercapai, bentuk dari cara penyampaiannya menjadi sekunder.4
fungsional.5
Islam dalam kerangka kenegaraan modern. Pada titik inilah penulis bertemu pada
jantung pemikiran Gus Dur yaitu Pancasila, karena Gus Dur berpikir dalam
konteks dirinya sebagai warga negara NKRI maka ia menemukan ideal strategis
bagi penerapan etika sosial Islam di dalam negara- bangsa RI. Ideal strategis itu
4
Syaiful Arif, Humanisme Gus Dur Pergumulan Islam dan kemanusiaann, h. 151
5
Efendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h.135
6
Menurut Gus Dur negara dan agama adalah dua hal yang berbeda.
Pancasila adalah hasil pemikiran manusia, upaya penggalian oleh Bung Karno
Agama Islam adalah wahyu Allah, bukan hasil pemikiran nabi Muhammad
SAW. Keduanya dapat sejalan dan saling mengukuhkan, tidak bertentangan dan
diamalkan.
sesuatu yang wajar, tetapi tidak harus ditafsirkan bahwa hal itu merupakan
dominasi Pancasila atas hukum Islam. Gus Dur pun beranggapan bahwa negara
Pancasila yang berketuhanan seperti yang kita jalani saat ini adalah suatu bentuk
perwujudan hubungan Islam dan negara yang sudah tepat dan proposional,
dengan catatan bahwa memang masih ada beberapa ekses yang harus diperbaiki.7
al-muhafadzotu ‘ala al-Qadim al-Shalih wal akhdzu bil jadidi aslah menjaga
6
Syaiful Arif, Humanisme Gus Dur Pergumulan Islam dan kemanusiaann, h. 170
7
Abdurrahman Wahid, Islam, Negara dan Demokrasi Himpunan Percikan Perenungan
Gus Dur, (Jakarta: Erlangga, 1999) h. 119
6
sesuatu yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik dari yang
bagi berdirinya PKB. Jadi ada beberapa yang dihasilkan oleh Tim Lima dan Tim
Sembilan misalnya Mabda’ Siyasi. Dalam NU, Mabda’ Siyasi bisa disebut
dengan Qonun Asasi yang di tulis oleh Hadratus Syeikh. Disitulah dasar-dasar
bagi organisasi maupun ideologi maupun program bagi PKB itu ditetapkan,
dasar-dasarnya ada didalamnya. Ini dua hal yang berkaitan dengan Pancasila
bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur sejahtera lahir dan batin,
keadilan sosial dan menjamin terpenuhinya hak-hak asasi manusia serta ikut
yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, tatanan kehidupan bangsa
didalam Mabda’ Siyasi tentang Pancasila, kemudian hasil yang lain adalah
hubungan ideologi, kemudian AD/RT, yang ngotot bahwa dasar partai ini
pancasila ini adalah Gus Dur dan sebagian menginginkan dasar ideologi PKB
diperjuangkan oleh PKB itu Gus Dur ada kemerdekaan, ada kesetaraan,
Dengan didirikannya partai PKB ini pertama, Gus Dur dan warga NU
menginginkan dengan dibentuknya PKB ini ikut menjaga keutuhan NKRI, kedua
berbangsa bernegara, maka dari itu Pancasila dijadikan sebagai dasar dari PKB,
terus untuk menjaga prulalitas yang ada dimasyarakat kita, karena dalam
8
Wawancara dengan Arifin Junaidi, tanggal 22 April 2015, pukul 15.30 wib
6
pancasila itu sendiri ada slogan Bhineka Tunggal Ika ini yang akan terus di
bentengi oleh partai ini. keempat untuk tetap menjadikan konstitusi undang-
undang dasar 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia tidak diubah dengan yang
lain. 9
B. Pengaruh Gus Dur Dalam Menata Hubungan Antara Agama Dan Politik
PKB
sekularistik, yaitu pemisahan antara wilayah agama dan negara. Sejalan dengan
pemikiran tokoh seperti Ali Abd A-Raziq.10 Hal ini terjadi karena Gus Dur tidak
memisahkan Islam dari politik meskipun tidak harus diwadahi dalam negara
Islam.11 Gus Dur adalah penganut paradigma yang menetapkan bahwa agama
dan negara tidak ada hubungan secara struktural tetapi agama menjadi sumber
Dalam wacana politik Islam sendiri paling tidak, terdapat tiga paradigma
tentang pola hubungan antara Islam dan Negara, yaitu paradigma integralistik,
9
Wawancara dengan Arifin Junaidi, tanggal 22 April 2015, pukul 15.30 wib
10
Neraca Gus Dur Di Panggung Kekuasaan, h. 121
11
Syaiful Arif, Humanisme Gus Dur Pergumulan Islam dan kemanusiaan, h. 170
12
Wawancara dengan Ali Masykur Musa, tanggal 29 April 2015 , pukul 10.00 WIB
6
pasca khittah. Pola hubungan PKB yaitu sebagai partai politik dan warga NU
Dapat dikatakan PKB merupakan alat politik NU. Kelahiran PKB juga harus
kebangsaan.14
Gus Dur menginginkan PKB dalam hubungan antara agama dan politik
dengan fiqh, yang mana di Indonesia ini adalah bukan sebuah negara agama.
Ada istilah the power tends to corrupt jadi kekuasaan cenderung untuk
kerusakan. Dan ada juga yang menambahkan kekuataan atau kekuasaan tanpa
agama itu akan rusak, ada juga yang memaparkan kekuasaan tanpa akhlak itu
akan rusak, jadi agama dan politik harus berjalan beriringan, dan itupun yang
13
Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU, h. 125
14
Effendy Choirie, PKB Politik Jalan Tengah NU , h. 307
6
pada posisi tertinggi, maka langkah langkah politik harus terus di arahkan oleh
nilai-nilai agama.15
yang mendasarkan pada agama menjadi ideologi negara. Tetapi perjuangan PKB
melalui sistem yang dinamakan oleh Gus Dur yaitu eklektik. elektik adalah
agama bisa menginsert/ masuk didalam sistem nilai kebangsaan. Karena itulah
syariah yang esensinya Islam bisa masuk sistem ekonomi negara. Jadi tidak
Begitu pula dalam konteks PKB Gus Dur juga selalu mengedepankan
Islam yang toleran, inklusif dan menjunjung tinggi pada aspek humanisme,
hingga dengan demikian gerakan Gus Dur didalam PKB secara nasional tidak
15
Wawancara dengan Arifin Junaidi, tanggal 22 April 2015, pukul 15.30 wib
16
Wawancara dengan Ali Masykur Musa, tanggal 23 April 2015 , pukul 13.00 wib
17
Wawancara dengan Ali Masykur Musa, tanggal 29 April 2015 , pukul 10.00 wib
7
C. Pengaruh Gus Dur Dalam Orientasi dan Praktik Politik Dalam PKB
Sejak berdirinya PKB, partai ini menempatkan dirinya sebagai mitra kritis
pemerintah. PKB tidak pernah menjadi partai oposisi juga tidak menjadi partai
pemerintah. Sikap politik seperti itu dipilih karena PKB benar-benar ingin
menjadi saluran aspirasi masyarakat. Sebab, bagi PKB politik adalah sarana
siyasah ma kana fi’lan yukun ma’a al-nas aqrab ila al-ashlah wa ab’ad ‘an al-
fasad wa in lam yadha’hu al-rasul wa lam yanzil bih wahy ( politik adalah
tindakan untuk membuat rakyat lebih dekat kepada kemaslahatan dan jauh dari
kerusakan, kendatipun tidak ada panduan bakunya dari rasul atau kitab suci).
Rumusan itu berangkat dari pemikiran teologis bahwa syariat, dan bahkan
agama itu sendiri, diturunkan kepada manusia untuk mewujudkan seluruh umat
dibutuhkan suatu kebijakan khusus, meski tidak ada ketentuan bakunya dalam
nash. Itulah yang dalam fiqih disebut sebagai al-siyasah al-syar’iyyah. Karena
itu, bagi PKB, politik adalah bagian dari syariat (al-siyasah juz’un min ajza’ al-
syari’ah).18
inilah yang membedakan PKB dengan PPP, PKB dengan PKS mereka jelas-jelas
Indonesia itu bukan negara agama tetapi negara Pancasila yang esensi dari
ideologi Pancasila itu sejalan dengan Islam itu sendiri. Dengan demikian,
implikasi dari sikap PKB seperti itu artinya negara Pancasila kehadirannya juga
kedudukan, peran, dan fungsinya secara tepat, melakukan reposisi dan reorientasi
masalah kemasyarakatan. PKB tidak boleh hanya menjadi “menara gading” yang
penguasa. Karena misi PKB adalah amar ma’ruf nahi munkar. Secara konsisten
19
Wawancara dengan Ali Masykur Musa, tanggal 23 April 2015 , pukul 13.00 wib
20
Hasil-hasil Keputusan Mukernas dan Munas Alim ‘Ulama PKB, Muspim PKB,
Rekornas Dewan Syura PKB, Rapatkan Barisan, (Jakarta: DPP PKB, 2002) h. 71
7
Kebangkitan Bangsa, yang disingkat FKB. Anggaran umah Tangga PKB (ART
PKB) Pasal 34 ayat (2) menyebutkan, FKb merupakan perangkat partai yang
FKB di MPR/DPR RI di bentuk oleh DPP PKB, Di DPRD I dibentuk DPW dan
kenaikan harga BBM, interpelasi nuklir Iran, interpelasi lumpur Lapindo dan
media komunikasi dan publikasi, baik kedalam maupun keluar. Kedalam, FKB
telah dan akan dilakukan FKB. Kemudian keluar, FKB akan mengintensifkan
7
hubungan dengan mass media, baik cetak maupun elektronik. Mereka adalah
Ketika Gus dur secara resmi baik politik maupun hukum menjadi Ketua
Dewan Syuro PKB, maka hampir seluruh gerakan PKB mulai dari perencanaan
Gus Dur mempunyai pengaruh yang sangat kuat, tetapi setelah mengalami
dengan Ketua Dewan Syuro Kiyai Azis Mansyur maka posisi dan pengaruh Gus
Dur hanya sebatas pada orientasi ideologi belaka, bukan dalam praktek politik
praktis, karena memang pengendali PKB tidak lagi Gus Dur sejak tahun 2009.
Dengan kesimpulan, status Gus Dur menjadi atau tidak menjadi Ketua Dewan
Syuro tetap berpengaruh dilingkungan PKB. Akhirnya PKB yang sekarang masih
membutuhkan pengaruh Gus Dur, Karena konstituen masih banyak yang taat
21
Effendy Choirie, PKB Dari NU Untuk Indonesia, h. 83
22
Wawancara dengan Ali Masykur musa, tanggal 29 April 2015, pukul 10.00 wib
7
keturunan para tokoh pembesar, Kiai sekaligus para penyebar Islam di tanah
Jawa. 23Berikut inilah faktor-faktor pengaruh Gus Dur pada Tubuh PKB:
1. Gus Dur adalah cucu dari pendiri NU. Kakek Gus Dur, KH. Hasyim Asy’ari
adalah pendiri organisasi NU, sedangkan ayahnya juga seorang aktivis NU,
maka sudah dipastikan arah perjalanan keorganisasian Gus Dur mau tidak
bentukan sang kakek tersebut.24 Sehingga ketika Ia terjun pada PKB Gus Dur
di hormati oleh orang-orang PKB, karena PKB lahir dari rahim NU.
2. Gus Dur adalah salah satu deklarator PKB. Gus Dur sendiri merupakan sosok
warga jami’iyyah yang rata-rata sudah tidak sabar lagi menanti munculya
bawah. Gus dur waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum Tanfidziyah NU.
Maka, peranan Gus Dur yaitu sebagai bidan atau fasilitator yang ditugasi oleh
PBNU.25 Nah, karena Gus Dur ikon tunggal pada partai ini. Gus Dur mudah
23
Agus N. Cahyo, Salah Apakah Gus Dur? Misteri di Balik Pelengserannya, (
Yogyakarta: IRCiSoD, 2014) h. 13
24
Agus N. Cahyo, Salah Apakah Gus Dur?, h. 19
25
Imam Nahrawi, Moralitas Politik PKB, h. 22
7
3. Gus Dur pernah terpilih sebagai Presiden RI ke-4. Gus Dur berani melawan
arus dan membersihkan sisa-sisa peninggalan Orde Baru. 26 Gus Dur terpilih
baik oleh anggota PKB. Ini juga menjadi sejarah yang baik bagi PKB, karena
pada pemilu awal PKB didirikan, PKB mampu mendapatkan peringkat ketiga
Gus Dur cucu dari pendiri NU, Gus Dur juga banyak menuangkan
26
Agus N. Cahyo, Salah Apakah Gus Dur?, h.57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wahid ( Gus Dur) dan pengaruhnya terhadap politik Partai Kebangkitan Bangsa
berikut:
dan bernegara, karena Pancasila mampu mewadahi aspirasi bagi setiap agama
salah satunya Islam. Menurut Gus Dur agama dan negara itu dua hal yang sangat
berbeda. Namun keduanya saling berkaitan, dapat mengukuhkan satu sama lain,
tidak bertentangan dan juga harus diperjuangkan serta diamalkan. Jadi Pancasila
suatu bentuk perwujudan hubungan Islam dan negara yang sudah paling sesuai
Kemudian ideologi Pancasila ini Gus Dur terapkan dalam PKB, karena
Gus Dur menginginkan PKB ini menjadi salah satu partai yang bisa ikut menjaga
NKRI dan dengan dianutnya ideologi Pancasila pada PKB, PKB ini dapat
diterima bukan hannya dikalangan warga NU tetapi bisa juga dikalangan non
76
7
terbentuklah Mabda’ Siyasi, AD/RT, dan Naskah Deklarasi. Yang mana itu
semua dijadikan sebagai pedoman PKB yang masih dijalankan sampai sekarang.
2. Pengaruh Gus Dur dalam menata hubungan agama dan politik yang dianut
dalam PKB
Gus Dur adalah penganut yang menyatakan bahwa agama dan negara
tidak ada hubungan secara struktural akan tetapi ia beranggapan bahwa Islam
PKB adalah partai politik yang lahir dari rahim NU, yang mana segala
sesuatu baik ideolog maupun prinsipnya masih berkaitan dengan NU. termasuk
Indonesiaan.
Jadi Gus dur dalam menata hubungan agama dan politik yang ada dalam
PKB, yaitu ia selalu mengedepankan Islam yang toleran, inklusif yang mana
kesadaran akan kelompok atau agama lain harus diterima untuk hidup
negara kesatuan.
Gus Dur dalam orientasi dan praktik politik PKB sangatlah penting.
Karena Gus Dur dipandang sebagai sosok intelektual muslim yang mampu
berpikir moderat untuk kemajuan bangsa. Orientasi PKB yaitu amar ma’ruf nahi
Gus Dur mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam orientasi dan
praktek politik pada PKB, karena baik mendirikan PKB, membuat Mabda’
siyasi, AD/ART, menentukan DPP PKB, atau menentukan caleg itu Gus Dur
adalah salah satu tokoh yang berperan didalamnya. Dan praktik PKB dalam
parlemenpun sangat matang. Karena PKB mampu membentuk FKB yang mana
B. Saran-Saran
berikut:
7
1. Untuk partai politik dalam pembuatan ideologi bagi partai, agar tidak
untuk ideologi partai karena tidak bertentangan baik Agama maupun Negara.
2. Dalam menata hubungan agama dalam politik sebaiknya politik itu bisa
sejalan dengan agama, karena negara tanpa agama itu akan hancur, dan
apa yang dicita-citakan oleh partai, bukan untuk kekuasaan dan kepentingan
Buku-buku
Bahar Ahmad, Biografi Kiai Politik Abdurrahman Wahid, ( Jakarta: Bina Utama
Perkasatama Publishing, 1999)
Barton Greg, Biografi Gus Dur The authorized Biography of Abdurrahman Wahid”,
(Yogyakarta : LKIS, 2002)
Bebal Sejarah PKb Dalam Pusaran Konflik dan Konflik ( Lembaga Pelatihan dan
Pengembangan Pemuda Bangsa, 2008)
Cahyo Agus N., Salah Apakah Gus Dur? Misteri di Balik Pelengserannya, (
Yogyakarta: IRCiSoD, 2014)
DPW PKB Jawa Tengah, Partai Untuk Rakyat, ( Semarang: Aneka Ilmu Semarang,
2003)
80
8
Esposito John L., John O. Voll, Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2002)
Ismail Faisal, NU Gusdurisme dan Politik Kiai, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1999)
Jayli Hakim dan Mohammad Tohadi, PKB Dan Pemilu 2004, ( Jakarta Selatan:
Lembaga Pemenang Pemilu Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan
Bangsa, 2003)
Kelompok Kerja LPP DPP PKB, Orientasi Pemenangan Pemilu Partai Kebangkitan
Bangsa, ( Jakarta, LPP DPP PKB, 2002)
MD Mahfud, Gus Dur Islam, Politik dan Kebangsaan, (Yogyakarta: LKIS, 2010)
Mudatsir Arif dan Mandan Miftahuddin, Jejak Langkah Guru Bangsa Abdurrahman
Wahid, ( Jakarta: Pustaka Indonesia satu, 2010)
Musa Ali Masykur, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur, (Jakarta: Erlangga, 2010)
Nahrawi Imam, Moralitas Politik PKB (Aktualisasi PKB Sebagai Partai Kerja,
Partai Nasional dan Partai Modern), ( Malang: Averroes Press, 2005)
Ng Al-Zastrauw, Gus Dur Siapa Sih Sampeyan? Tafsir Teoritik Atas Tindakan dan
Pernyataan Gus Dur, (Jakarta: Erlangga, 1999)
8
Purwanto Wawan H., The Power Of Gus Dur, (CMB Press: 2010)
Ramly Andi Muawiyah, Saya Bekerja maka PKB menang, ( Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Partai Kebangkitan bangsa, 2008)
Rifai Muhammad, Gus Dur KH. Abdurrahman Wahid Biografi Singkat 1940-2009,
(Yogyakarta: Garasi House Of Book, cet 1, 2010)
Santoso Listiyono, Teologi Politik Gus Dur, (Yogyakarta : Ar- Ruzz Jogjakarta,
2004)
Sitompul Einar Martahan, NU dan Pancasila, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989)
Suaedy Ahmad dan Ulil Abshar Abdalla, Gila Gus Dur Wacana Pembaca
Abdurrahman Wahid, (Yogyakarta: LKIS, 2000)
Wahid Abdurrahman, Islamku Islam Anda Islam Kita Agama Masyarakat Negara
Demokrasi, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006)
Zakki Muhammad, Gus Dur presiden Republik Akhirat, (Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka, 2010)
8
Internet
http://m.tempo.co/read/news/2007/03/20
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/19/03164441/jalan.panjang.konflik.pkb