2129041007-Bab 1 Pendahuluan
2129041007-Bab 1 Pendahuluan
2129041007-Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
alam dan sumber daya yang melimpah. Negara Indonesia juga merupakan salah
satu negara multikultur yang terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi
dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh
ratusan juta penduduk. Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis,
budaya, agama dan lain-lain yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus
disisi lain sangat rawan memicu konflik dan perpecahan. Nasikun (2007:33)
dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai dengan
agama, adat serta perbedaan kedaerahan dan kedua secara vertikal ditandai dengan
adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang
cukup tajam.
1
2
Negara Indonesia yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama
yang berbeda-beda sehingga tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika”
yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu juga”. Hal ini merupakan sebuah
keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan
kerukunan beragam, berbangsa dan bernegara yang harus dilakukan secara sadar.
Perbedaan ini justru berfungsi mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi
dan suku bangsa telah ada sejak nenek moyang. Kebhinekaan budaya yang dapat
yang lengkap dan bervariasi. Tidak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan
persoalan dan potensi konflik yang berujung perpecahan. Hal ini menggambarkan
oleh kesadaran individu. Karakter bangsa yang memiliki budi pekerti luhur dan
mempersatukan bangsa.
Penanaman karakter pada masyarakat harus dilakukan sejak dini, dan dapat
ada. Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk membentuk karakter anak sejak
dini. Pendidikan dimulai dari Pendidikan dasar. Kemajuan suatu bangsa sangat
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bernalar kritis;
2020). Karakter berkebhinekaan global menjadi tujuan utama dari Profil Pelajar
terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya
luhur. Terdapat tiga elemen kunci guna mencapai Profil Pelajar Pancasila yang
2020).
dan lain-lain, yang mengarah kepada banyaknya perbedaan yang ada dalam
beraneka ragamnya terdapat suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa, dan lain-
lain yang ada pada negara Indonesia (Rizki, 2018). Kebhinekaan global adalah
pemikiran yang sangat luas ketika berkomunikasi sama budaya yang berbeda,
sehingga dari hal tersebut dapat menumbuhkan sikap menghargai dan membentuk
budaya-budaya luhur yang positif serta tidak memiliki pertentangan sama budaya
terhadap perbedaan (Istianah dkk., 2021). Hal ini berarti dapat menerima
perbedaan, tanpa merasa dihakimi, tanpa merasa menghakimi, atau merasa diri
dan kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. Siswa dengan karakter
luhur, lokalitas dan identitas yang ada di Indonesia (Widiyanti dkk., 2022).
5
dengan pengintegrasian bahan ajar dengan teknologi. Bahan ajar dalam kegiatan
dalam hal bahan ajar. Menurut Irma dkk (2019) generasi saat ini tidak bisa tanpa
gadget atau smartphone karena hampir semua informasi dapat diakses, serta
ini dapat menjadi wadah terciptanya keadaan belajar yang efektif dan efisien.
Tentunya bahan ajar yang sesuai untuk diimplementasikan dalam situasi saat ini
Bahan ajar berbasis teknologi dapat dikatakan sebagai bahan ajar yang
bersifat interaktif dan berkategori high tech. Contoh bahan ajar berbasis teknologi
tersebut adalah bahan ajar yang mengkombinasikan antara audio, video, dan
yang sama. Guru dituntut untuk dapat berinovasi dalam menyusun dan
perhatian, minat, dan motivasi belajar peserta didik untuk mengikuti proses
guru hanya mengambil materi dari buku terbitan pemerintah atau buku
pendamping dari penerbit yang terkadang materinya terlalu dangkal dan kurang
menyampaikan materi yang ingin diajarkan. Khususnya pada mata pelajara IPAS
tentang Indonesia Kaya Budaya akan sulit dipahami oleh siswa jika menggunakan
metode ceramah dan siswa hanya membaca pada buku saja. Tentunya diperlukan
bahan ajar yang menarik agar materi ini dapat tersampaikan kepada siswa. Dalam
materi ini siswa tidak hanya paham teorinya saja, tetapi juga diharapkan dapat
siswa kelas IV dan 10 orang guru dan 5 orang kepala sekolah SD di Gugus Letda
hasil bahwa peserta didik khususnya peserta didik kelas IV di Gugus Letda kajeng
sangat tertarik dengan TIK dan ingin memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
tetapi tidak mampu dipenuhi oleh guru mereka. Selain itu, sebagian besar siswa
tidak mengetahui kebudayan yang ada di Indonesia bahkan kebudayaan yang ada
misalnya ada siswa yang mengejek temannya yang berbeda asal, kebudayaan dan
suku. Hal ini membuktikan bahawa siswa masih belum mampu menghargai
keragaman budaya yang ada, kurangnya rasa berkeadilan sosial siswa karena
kurannya komunikasi antar siswa yang berbeda budaya. Selain itu, dari hasil
pembelajaran, siswa hanya mendengarkan dan menunggu materi dari guru dan
juga siswa belum mampu menyelesaikan sebuah proyek yang diberikan oleh guru.
Sebagian besar guru telah mampu untuk mengakses internet dan mengunduh
informasi terkait materi yang diperlukan khususnya pada materi Indonesia Kaya
dapat membuat bahan ajar berbasis teknologi terutama yang memuat komponen
materi IPAS secara mendalam. Melalui wawancara tersebut juga dapat diketahui
pada kenyataannya bahan ajar yang digunakan sekarang hanyalah bahan ajar cetak
berupa buku, sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar dan memiliki pemahaman
yang sempit. Bahan ajar berupa buku juga sulit untuk dibawa kemana-mana, tidak
seperti bahan ajar elektronik yang bisa dibawa dan dibaca kapan saja. Mereka
menginginkan bahan ajar tidak hanya berupa bahan cetak tetapi bahan ajar yang
lebih menarik, efektif, interaktif, dan berbasis digital. Hal ini membuktikan bahwa
Oleh karena itu, guru harus mampu menjawab permintaan peserta didiknya
Banyak sekali jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru untuk
modul. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disusun secara sistematis untuk
menciptakan pengalaman belajar bagi peserta didik sehingga tujuan belajar yang
Secara umum, modul pembelajaran yang ada khususnya untuk sekolah dasar
berbentuk cetak dengan jumlah halaman yang banyak dan membutuhkan biaya
dengan modul cetak menurut Arsal dkk (2019) modul elektronik dapat diakses
sifatnya yang interaktif, dapat menampilkan gambar, audio, video dan animasi
serta dilengkapi tes formatif. Modul elektronik adalah sebuah bentuk bahan ajar
yang disajikan secara runtut, sistematis, dan interaktif dalam format elektronik
dan interaktif sehingga dapat digunakan di mana dan kapan saja secara mandiri
dan tidak tergantung pada guru sebagai sumber informasi (Gunadharma, 2011).
bergantung pada pihak lain, (2) mandiri, semua materi pembelajaran yang
diperlukan terkandung dalam modul secara keseluruhan, (3) berdiri sendiri, modul
dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain, atau tidak harus digunakan
bersama dengan pengajaran lain bahan, (4) adaptif, modul yang dikompilasi dapat
fleksibel untuk digunakan dalam perangkat keras, dan (5) ramah pengguna, modul
harus berisi instruksi dan paparan informasi yang bermanfaat dan ramah bagi
digunakan terutama bagi peserta didik di sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena
didik untuk belajar secara mandiri karena modul elektronik terintegrasi dengan
gambar bergerak, maupun video guna memperjelas materi di dalam modul dan
10
dapat digunakan kapan pun dan di manapun dengan cara mengikuti petunjuk
mengajarkan suatu materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling
sesuai dengan tujuan yang dicapai, salah satu model pembelajaran adalah project
karena model ini membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Menurut
khusunya pada Bab Indonesia Kaya Budaya, siswa diajak untuk membuat suatu
produk, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa akan
menemukan sendiri konsepnya, bukan hanya menerima dari guru saja. Dengan
budaya yang ada di Indonesia. Saat penyusunan proyek juga akan terjadi interaksi
siswa dengan guru dan dengan teman-temannya, mereka akan bekerjasama untuk
menghasilkan sebuah proyek yang diinginkan. Saat pembuat proyek pasti akan
terjadi perbedaan pendapat diantara siswa, tetapi disana siswa akan belajar untuk
11
saling menghargai satu sama lain. Siswa akan menyadari bahwa perbedaan pasti
ada, tetapi tidak membuat perpecahan. Saat suatu proyek yang dikerjakan selesai
maka siswa akan lebih mengenal dan mengharagai budaya sesuai dengan dimensi
kebhinekaan global pada diri siswa akan meningkat. Maka dari itu penerapan
Ncesoft Flip Book Maker, Kvisoft Flipbook Maker, dan Flip PDF Professional.
Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan Flip PDF Professional untuk
berbeda dengan PDF pada umumnya, baik dari segi tampilan. Peneliti
latihan, audio dan video) yang dapat dipadukan sehingga menjadi e-modul
dengan format execute (.exe) portable. Format exe dipilih oleh peniliti karena
format ini lebih mudah digunakan dibandingkan dengan 3 format lain yang
disediakan oleh flip pdf professional. Format yang disediakan oleh Flip PDF
berorientasi project based learning pada mata pelajaran IPAS Bab 6 Indonesia
Sekolah Dasar”.
2) Bahan ajar yang digunakan pendidik terbatas pada buku yang sediakan
oleh pemerintah.
optimal.
perlu adanya pembatasan masalah untuk dapat memfokuskan penelitian agar dapat
lebih terarah. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
beberapa hal.
1) Penelitian ini fokus pada upaya peningkatan kebhinekaan global pada siswa
based learning.
Kaya Budaya.
berorientasi project based learning pada Bab 6 IPAS Indonesia Kaya Budaya
1) Manfaat Teoretis
2) Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
tanpa sekat ruang dan waktu, serta dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
2) Bagi Guru
16
itu, produk hasil pengembangan ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
3) Bagi Sekolah
Manfaat praktis hasil penelitian ini bagi sekolah adalah dapat dijadikan
acuan dalam hal menyusun modul elektronik dan dapat dijadikan salah satu
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan rujukan
yang sesuai dengan kurikulum merdeka dan memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Flip PDF Profesional dengan output atau keluaran file secara online
Kaya Budaya.
5) Terdapat tiga Topik pada modul elektronik ini yaitu Keunikan Kebiasaan
Adapun istilah yang terdapat dalam tulisan penelitian pengembangan ini, yaitu
sebagai berikut.
1) E-modul adalah sebuah bentuk bahan ajar yang disajikan secara runtut,
yang diinginkan.
18
3) Indonesia Kaya Budaya merupakan salah satu Bab yang terdapat dalam
mata pelajaran IPAS. Indonesia Kaya Budaya terdapat pada Bab 6 IPAS
Pelajar Panacasila.
sebagai berikut.