Makalah Indo
Makalah Indo
Makalah Indo
BAHASA INDONESIA
KONDISI LONGSOR DI JALAN BARU
Kab. Kuningan
Di Susun oleh:
Nama: Larasati
Kelas: XI.10
No.Absen: 16
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Kondisi Longsor di Jalan Baru
Kab.Kuningan"
Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.Tentunya,tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Saya sangat berharap semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa memberi tahu apa saja
penyebab terjadi nya longsor dan bagaimana cara mengatasi nya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
PENDAHULUAN
Longsor merupakan salah satu bencana alam yang umumnya terjadi diwilayah pegunungan
atau daerah perbukitan, terutama disaat musim hujan yang dapat mengakibatkan kerugian
harta benda maupun korban jiwa. Peristiwa longsor dikenal sebagai gerakan massa tanah,
batuan atau kombinasinya sering terjadi pada lereng-lereng alam atau buatan.
Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya
gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng. Meskipun longsor merupakan
gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam
mengeksploitasi alam juga dapat menjadi faktor penyebab ketidak stabilan lereng yang dapat
mengakibatkan terjadinya longsor. Disamping itu perubahan penggunaan lahan yang tidak
sesuai dapat mengakibatkan risiko rawan longsor seamakin besar. Faktor-faktor aktivitas
manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng/penggalian tebing, pencetakan kolam,
drainase, konstruksi bangunan dan kepadatan penduduk. Dengan demikian dalam upaya
pembangunan berkelanjutan harus melihat keseimbangan lingkungan dan diperlukan pedoman
penataan ruang kawasan rawan longsor. Sehubungan dengan informasi tentang akibat dan
penanggulangan longsor, pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu
waspada akan terjadinya bencana alam, baik itu longsor, banjir, gunung meletus, dan gempa
bumi.
1
1.2 Rumusan Masalah
2. Sebagai alat bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin
kepada para pengusaha jika ingin mendirikan sebuah usaha.
2
BAB II
KERANGKA TEORIS
2.1 Pengertian
Seringnya terjadi longsor di Jalan Baru Kuningan akibat dari penggunan lahan, aktivitas
manusia dan kondisi topografi yang berbukit. Untuk mengetahui sebaran daerah rawan longsor
di Jalan Baru Kuningan, peneliti menggunakan data dari faktor-faktor yang dapat memicu
terjadinya longsor. Data yang dikumpulkan adalah data tentang iklim (curah hujan), topografi
(kemiringan lereng), geologi(jenis batuan), tanah (jenis tanah), vegetasi (kerapatan vegetasi),
dan penggunaan lahan. Indikator dari iklim adalah curah hujan, dimana curah hujanyang dapat
memicu terjadinya longsor, hal ini sangat erat kaitannya dengan faktor pemicu terjadinya
longsor. Dengan curah hujan yang tinggi maka akan menyebabkan kondisi tanah menjadi
gembur dan daya ikat tanah menjadi lemah sehingga kekuatan tanah dalam mejaga kestabilan
menjadi hilang dan mudah terjadi erosi, pengikisan tanah dan longsor lahan. Longsor mudah
terjadi setiap awal musim penghujan. Ketika kemarau, terjadi penguapan air permukaan tnah
dalam jumlah yang besar. Penguapan tersebut mengakibatkan pori-pori tanah membesar,
kemudia diikuti terbentuknya retakan dan rekahan di permukaan tanah. Ketika musim
penghujan tiba, air akan masuk ke pori-pori dan bagian tanah yang retak, sehingga kandungan
air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Indikator dari topografi adalah kemiringan
lereng, dimana lereng sangat mempengaruhi terjadinya longsor, semakin curam suatu lereng
maka medan luncurnya akan semakin besar karena didorong oleh faktor gaya gravitasi bumi.
Kondisi lereng yang terjal akan memperbesar gaya pendorong material penyusun utama lereng.
Semakin besar sudut kemiringan lereng, semakin besar pula gaya dorong terhadap material
penyusun lereng. Semakin besar sudut kemiringan lereng semakin besar pula potensi terjadinya
longsor. Indikator dari geologi adalah kondisi batuan, dimana kondisi suatu batuan sangat
berpengaruh dalam terjadinya longsor. Batuan endapan dari gunung berapi dan batuan
sedimen yang berukuran sperti pasir serta campuran antara kerikil, pasir dan lempung,
kondisinya kurang kuat. Kondisi ini sagat mudah mengalami pelapukan menjadi tanah, dan
pada lereng yang terjal akan berpotensi mengakibatkan longsor. Indikator dari tanah adalah
kondisi termasuk tekstur tanah dan jenis tanah, dimana kondisi tanah yang semakin tebal dan
kurang padat, akan semakin mrentan terhadap longsor. Lapisan tanah disebut tebal jika
mempunyai ketebalan lebih dari 2,5 meter. Umumnya berupa tanah liat, tekstur berpasir
dimana daya ikat tanah berpasir kurang kuat dan ketebalan lebih dari 2,5 meter sangat rawan
terhadap longsor. Indikator dari penggunaan lahan adalah pemanfaatan lahan sebagai
3
lahan pemukiman, perkebunan, tegalan, dan sawah. Perubahan lahan yang tidak sesuai dengan
fungsinya maka akan menyebabkan kerusakan ekosistem dan berdampak pada manusia.
Pembuatan permukiman di derah tebing curam maka akan menyebabkan resiko tebing longsor,
pembuatan lahan basah di daerah lereng akan menyebabkan kondisi tanah menjadi labil karena
terlalu banyak kadar air dalam tanah sehingga menyebabkan potensi longsor.
2. Longsoran
Longsoran yaitu massa tanah yang bergerak sepanjang lereng dengan bidang longsoran
melengkung (memutar) dan mendatar. Longsoran dengan bidang longsoran melengkung,
biasanya gerakannya cepat dan mematikan karena tertimbun material longsoran. Sedangkan
longsoran dengan bidang longsoran mendatar gerakannya perlahan-lahan, merayap tetapi
dapat merusakkan dan meruntuhkan bangunan di atasnya.
3. Jenis aliran
Jenis aliran yaitu massa tanah bergerak yang didorong oleh air. Kecepatan aliran bergantung
pada sudut lereng, tekanan air, dan jenis materialnya. Umumnya gerakannya di sepanjang
lembah dan biasanya panjang gerakannya sampai ratusan meter, dibeberapa tempat bahkan
sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai daerah gunung api. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak. 4. Gerakan tanah gabungan
Gerakan tanah gabungan yaitu gerakan tanah gabungan antara longsoran dengan aliran atau
jatuhan dengan aliran. Gerakan tanah jenis gabungan ini yang banyak terjadi di beberapa
tempat akhir-akhir ini dengan menelan korban cukup tinggi. Menurut Dwiyanto (2002), dilihat
dari kenampakan bidang gelincirnya terdapat beberapa tipe longsoran yang sering terjadi
diantaranya: Longsor Rotasi
4
Longsor rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
Longsor translasi adalah bergeraknya massa tanah pada bidang gelincir berbentuk rata atau
bergelombang landai: Aliran Bahan Rombakan
Jenis longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat
bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunung api. Aliran tanah ini
dapat menelan korban cukup banyak.
BAB III
3.1 Pembahasan
1.Berlindunglah ke tempat yang aman dan jangan mendekati daerah longsor karena longsor
susulan masih mungkin terjadi. Bila memungkinkan bantu keluarga dan orang lain yang
mengalami situasi sulit akibat longsor.
2.Ketika musim hujan, air hujan akan masuk dan meresap ke dalam tanah yang retak dan
memenuhi rongga, sehingga terjadilah pergeseran tanah. Tanah yang bergeser menyebabkan
erosi tanah dan kemudian terjadi longsor.
5
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
longsor adalah suatu jenis gerakan tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor
bahan rombakan (debris avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides).
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/77818/3/BAB%201.pdf
6