Kep. KMB II RC
Kep. KMB II RC
Kep. KMB II RC
Disusun oleh:
Hari :
Tanggal :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan ini yang berjudul Laporan Pendahuluan dan asuhan keperawatan pada
pasien Ny. P dengan Post Operasi Hemoroid di Ruang Pringgodani RSU Rajawali
Citra
Atas segala kekurangan dalam pembuatan laporan ini, kami penulis menerima
segala kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya kami dapat mengerjakan
tugas serupa dengan lebih baik.
Mahasiswa
ii
DAFTAR ISI
D. Ruang Lingkup........................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 8
A. Gambaran Umum Hemoroid ................................................................................... 8
1. Definisi.................................................................................................................... 8
2. Etiologi.................................................................................................................... 9
4. Klasifikasi ............................................................................................................. 12
5. Patofisiologi ........................................................................................................ 14
6. Pathways ............................................................................................................... 16
7. Komplikasi ............................................................................................................ 17
9. Penatalaksanaan .................................................................................................... 18
iii
4. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................... 31
5. Intervensi Keperawatan......................................................................................... 33
BAB III............................................................................................................................. 44
TINJAUAN KASUS........................................................................................................ 44
A. Pengkajian Keperawatan ....................................................................................... 44
B. Analisa data........................................................................................................... 56
D. Intervensi Keperawatan......................................................................................... 58
F. Dokumentasi ......................................................................................................... 86
BAB IV ............................................................................................................................. 87
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 87
A. Pembahasan Pengkajian ........................................................................................... 87
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50an, sekitar 50% individu
darah yang berwarna merah terang dan tidak disertai nyeri pada akhir
menetap dan tidak bisa masuk lagi meskipun didorong secara manual
1
pada area tersebut (Sugeng J dan Weni K, 2016). Banyak orang yang justru
prolaps. Hal ini dapat menyebabkan infeksi sampai sepsis dan gangren yang
interna derajat I sampai III atau semua derajat Hemoroid yang ada
spinalis. Saraf aferen akan menyampaikan persepsi nyeri ke otak (Tri Utami
2
dan Ganik Sakitri, 2020). Post Hemoroidektomi, banyak ahli bedah yang
internal karena adanya regangan dan tekanan pada saraf perifer di kanalis
Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. “P” dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari Laporan Study Kasus ini yaitu untuk menerapkan teori
pada pasien Ny. “P” dengan Post Operasi Hemoroid di Ruang Pringgodani
2. Tujuan Khusus
3
a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Waktu
2. Lingkup Tempat
Rajawali Citra.
3. Lingkup Keperawatan
4
Dalam pelaksanaan suhan keperawatan dengan pendekatan proses
Rajawali Citra.
Laporan study kasus ini merupakan bagian mata ajar Keperawatan Medikal
E. Manfaat Penulisan
adalah:
1. Bagi Penulis
Rajawali Citra.
5
pendekatan proses keperawatan pada pasien Ny. “P” dengan Post
Penulisan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
pembaca.
F. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus ini adalah
metode desktiptif.
6
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Penulisan.
Penatalaksanaan.
evaluasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Hemoroidialis yang melalui kanal anus atau rectum yang disebabkan oleh
peradangan pada usus yang ditandai dengan nyeri dan rasa tidak nyaman
yang bermanifestasi perdarahan setelah buang air besar (Tri Utami dan
regangan dan tekanan pada saraf perifer di kanalis analis (Rohmani, 2018).
8
spinalis. Saraf aferen akan menyampaikan persepsi nyeri ke otak (Tri Utami
2. Etiologi
konstipasi.
f. Hipertensi portal
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
abdomen)
hormonal)
9
e. Usia tua
f. Konstipasi kronik
i. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah)
3. Manifestasi Klinik
b. Rasa sakit atau perih yang timbul karena prolaps Hemoroid (benjolan
d. Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat
lama).
semua.
a. Rasa gatal dan nyeri, bersifat nyeri akut. Nyeri akut adalah nyeri
yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan
10
b. Pendarahan berwarna merah terang pada saat pada saat BAB.
d. Perdarahan peranus waktu gerak yang berupa darah merah segar yang
e. Bila terdapat bekuan darah pada saat gerak maka dapat menyebabkan
11
4. Klasifikasi
Hemoroid Interna.
a. Hemoroid Eksterna
gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronikatau skin lag berupa satu atau lebih lipatan
kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
Gambar 2.1.
Hemoroid Eksterna
12
Gambar 2.2.
Trombosis Hemoroid Eksterna
b. Hemoroid Interna
1) Derajat I
2) Derajat II
3) Derajat III
4) Derajat IV
13
Gambar 2.3.
5. Patofisiologi
14
tampak pada WC duduk dan tisu toilet atau permukaan tempat duduk.
15
6. Pathways
Kondisi penuaan
Peradangan pada pleksus
Hemoroidalis
Hipertensi portal
(sirosis hepatis)
Prolaps vena Hemorrhoidalis
Vena menegang
Intoleransi aktivitas Perdarahan
16
7. Komplikasi
Rektum akan relaksasi dan harsat untuk defekasi hilang apabila defekasi
tidak sempurna. Air tetap terus di absorsi dari masa feses yang menyebabkan
feses menjadi keras, sehingga defekasi selanjutnya lebih sukar. Tekanan fases
anorektal sering merupakan tempat abses dan fistula, kanker kolon dan rektum
merupakan kanker saluran cerna yang paling sering terjadi pada penderita
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sri Mulyanti (2017), pada kasus penyakit Hemoroid terdapat macam-
a. Inspeksi
Mengetahui adanya bunyi pada sfingter internal dan biasanya pada laki-laki
c. Colok Dubur
17
Tidak diketemukan benjolan kecuali sudah terjadi trombus, pemeriksaan ini
karangan Anton Emmanuel dan Stephen Inns (2016) juga dijelaskan prosedur
eksternal, fissure ani, identifikasi kulit, pembukaan fistula, dan kulit anal.
anus untuk memperhatikan adanya tonus anal saat istirahat dan pada saat
9. Penatalaksanaan
penatalaksanaan bedah.
Hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau pasien yang menolak operasi.
1) Non-farmakologis
18
memperbaiki defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup,
terdiri atas diet, cairan, serta tambahan, pelicin feses, dan perubahan
lakukan tindakan kebersihan local dengan cara merendam anus dalam air
eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat / sisa tinja yang
2) Farmakologi
Terdapat dua macam obat yaitu suplemen serat (fiber suplement) dan
dipakai antara lain psyllium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax,
Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang
dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara
samping antara lain kentut dan kembung. Obat kedua adalah laxant
19
b) Obat simpatomatik
atau anus.
mg dan placebo 3x2 tablet selama 4 hari,lalu 2x2 tablet selama 3 hari.
3) Minimal invasif
berhasil.
20
Ditujukan untuk Hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua
4) Hemoroidektomi
penderita.
2) Jas panjang bila kemungkinan pencernaan dan gunakan saring tangan bila
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
21
pasien. Data tersebut berasal dari pasien. Pengkajian dilakukan dengan
langsung, dan melihat catatan medis. Adapun data yang diperlukan pada
nama panggilan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama,
2) Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan cair
persisten.
b) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
22
d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah Hemoroid
Hemoroid.
dehidrasi
dehidrasi
6) Genogram
kebutuhan. Bila pasien adalah seorang nenek atau kakek maka dibuat 2
keatas.
23
7) Riwayat psikosial
menerima keadaannya.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan B1-B6
(1) Inspeksi:
Punelchest).
pasienPPOK/ Pneumothoraks)
(1) Inspeksi:
24
CRT (Capillary Refill Time): Normal < 2 detik, Abnormal > 2
detik.
merah muda.
(2) Palpasi:
(1) Inspeksi:
merah muda
perempuan)
25
tidak ada Hidrokel (kantung yang berisi cairan)
(3) Palpasi:
(2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan atas,
(hipertimpani).
(1) Inspeksi: warna kulit sawo matang, pergerakan sendi bebas dan
(3) Perkusi: -
(4) Auskultasi: -
26
Data yang dapat ditemukan dalam proses pemeriksaan fisik
1) Sistem Pernafasan
2) Sistem Kardiovaskuler
3) Sistem Pencernaan
mucus atau pus pada luka post operasi, serta pola eliminasi
pasien.
4) Sistem Genitourinaria
5) Sistem Endokrin
27
Kaji adanya pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar
endokrin.
6) Sistem Persyarafan
7) Sistem Integumen
8) Sistem Muskuloskeletal
operasi.
9) Sistem Penglihatan
28
tidak terdapat gangguan sistem penglihatan pada pasien post
Hemoroidektomi.
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
Pola fungsi ekskresi feses, urine dan kulit seperti pola BAB, BAK, dan
3) Pola Aktivitas
29
tidak teratur, serta aktivitas terlalu berat, ataupun terlalu sering duduk.
4) Pola Istirahat
5) Pola Kebersihan
kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental guna
memberikan perasaan stabil dan aman pada diri individu. (Freitas, 2020)
harga diri, peran, identitas diri. Manusia sebagai sistem terbuka dan
30
3. Analisa Data
daya berfikir dalam penalaran yang di pengaruhi oleh latar belakang ilmu
menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
4. Diagnosa Keperawatan
31
Dalam buku “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia” Persatuan Perawat
pascaoperatif.
akibat eliminasi
32
5. Intervensi Keperawatan
33
Konstipasi D.0049 Eliminasi Fekal L.13113 Manajemen konstipasi
Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala
...x.. jam diharapkan konstipasi
eliminasi fekal membaik 2. Periksa pergerakan usus,
dengan kriteria hasil: karakteristikfeses (konsistensi,
bentuk, volume danwarna)
1. Kontrol pengeluaran
3. Identifikasi faktor resiko
fases meningkat
konstipasi (obat-obatan, tirah
2. Mengejan saat defekasi
baring dan dietrendah serat)
menurun
4. Monitor tanda dan gejala
3. keluhan defekasi lama
ruptur ususdan atau peritonitis
dan sulit menurun
4. Frekuensi BAB membaik
Terapeutik
5. Peristaltik usus membaik
1. Anjurkan diet tinggi serat
6. Konsistensi BAB
2. Lakukan massase abdomen,
membaik
jika perlu
3. Berikan enema atau irigasi,
jika perlu
4. Edukasi
5. Jelaskan etiologi masalah dan
alsantindakan
6. Anjurkan peningkatan asupan
cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
7. Latih buang air besar secara
teratur
8. Edukasi
9. Ajarkan cara mengatasi
konstipasi /impaksi
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan tim medis
tentang penurunan
peningkatan frekuensi suara
usus
2. Kolaborasi
3. Kolaborasi penggunaan obat
pencahar, jika perlu
34
Risiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi
keperawatan selama Observasi
...x….. jam diharapkan Monitor tanda dan gejala infeksi
nyeri menurun dengan lokal dan sistemik
kriteria hasil :
Tanda tanda infeksi Terapeutik
1. Batasi jumlah pengunjung
tidak ada dengan
2. Berikan perawatan kulit pada
kriteria hasil :
area edema
1. Kemerahan tidak 3. Cuci tangan sebelum dan
ada sesudah kontak
2. Rasa panas menurun 4. dengan pasien dan lingkungan
3. Eksudat tidak ada pasien
4. Pus tidak ada 5. Pertahankan tehnik aseptik
5. Edema tidak ada pada pasien
6. beresiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau
5. luka operasi
6. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
7. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178)
L.05047 Observasi
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1. Identifikasi gangguan fungsi
...x….. jam diharapkan tubuh yang mengakibatkan
Toleransi aktivitas kelelahan
35
meningkat dengan kriteria 2. Monitor kelelahan fisik dan
hasil: emosional
1. Keluhan lelah 3. Monitor pola dan jam tidur
menurun 4. Monitor lokasi dan
2. Frekuensi nadi ketidaknyamanan selama
membaik 80- melakukan aktivitas
100x/menit
3. Warna kulit membaik Terapeutik
4. Kemudahan untuk 1. Sediakan lingkunga nyaman
melakukan aktivitas dan rendah stimulus (mis:
sehari-hari meningkat cahaya, suara, kunjungan)
5. Jarak berjalan 2. Lakukan latihan rentang gerak
meningkat pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Risiko Syok Tingkat Syok L.03032 Manajemen syok [I.02048]
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama Observasi
...x….. jam diharapkan 1. Monitor status kardiopulmonal
tingkat syok menurun (frekuensi dan kekuatan nad,
dengan kriteria hasil : frekuensi napas, TD, MAP)
36
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor status oksigenasi
meningkat (oksimetri nadi, AGD)
2. Saturasi oksigen 3. Monitor status cairan
meningkat (masukan dan haluaran, turgor
3. Akral dingin menurun kulit, CRT)
4. Pucat menurun 4. Monitor tingkat kesadaran dan
5. Kekuatan nasi respon pupil
meningkat 5. Periksa seluruh permukaan
tubuh terhadap adanya DOTS
(deformity/deformitas, open
wound/luka terbuka,
tendemess/nyeri tekan,
swelling/bengkak)
Terapeutik
1. Pertahankan jalan napas
paten
2. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
3. Persiapkan Intubasi dan
ventilasi mekanis, jika perlu
4. Berikan posisi syok
(modified Trendelenberg)
5. Pasang jalur IV Pasang
kateter urine untuk menilai
produksi urine
6. Pasang selang nasogastrik
untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
37
2. Kolaborasi pemberian infus
cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
3. Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika perlu
38
6. Implementasi Keperawatan
mencapai tujuan yang telah anda tetapkan Kegiatan dalam pelaksanaan juga
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
tindakan.
pelaksanaan.
efektivitas tindakan.
39
Perawat melakukan aktivitas keperawatan yang dikembangkan dari
pasien terhadap tindakan yang telah diberikan (Potter & Perry, 2017).
7. Evaluasi Keperawatan
dengan tujuan dan kriteria hasil yang anda buat pada tahap
40
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan
keperawatan
c. A, artinya Analisis
41
teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
d. P, artinya Planning
penyembuhan.
42
diambil dari evaluasi menentukan apakah intervensi
8. Dokumantasi Keperawatan
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Keperawatan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
dokumentasi.
44
Penanggung jawab
Nama : Tn. F
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
nyeri saat melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak karena luka
45
d. Riwayat penyakit keluarga
seperti yang dialami oleh pasien dan tidak ada penyakit menurun seperti
e. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Tinggal serumah
46
Kesimpulan:
Pasien anak ke 4 dari 4 bersaudara. Kedua orang tua pasien masih hidup. Pasien
mempunayi 1 anak laki-laki. Pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Pasien
mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama
dengan pasien.
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya saat ini adalah cobaan
dari Allah. Pasien mengatakan jika sakit lansung periksa ke klinik ataupun
puskesmas terdekat.
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit
makanan yang dimakan sehari-hari adalah nasi, lauk, sayur dan terkadang
ditambah buah. Pasien minum 8-9 gelas per hari dengan jenis minuman air
Selama sakit
makan 3x sehari dengan porsi 1 piring. Jenis makanan adalah bubur, sayur,
lauk dan terkadang ditambah buah. Pasien minum 7-8 gelas per hari dengan
47
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan waktu yang tidak tentu, dengan
konsistensi lembek sedikit keras, warna kuning kecoklatan, bau khas feses.
Pasien BAK 3-4x sehari dengan warna kuning, bau khas urine.
Selama sakit
Pasien mengatakan BAB 1x sehari terasa nyeri skala 5 terasa terus menerus
dengan konsistensi cair agak padat, bentuk BAB tipis, warna kuning
kecoklatan, bau khas feses. Pasien BAK 4-5x sehari dengan warna kuning,
0 : Mandiri
48
2 : Dibantu orang lain
4 : Tergantung total
Sebelum sakit
Selama sakit
Pasien mengatakan selama dirumah sakit tidur malam kurang lebih 6 jam
Sensori: fungsi perabaan dan pendengaran masih baik dan tidak mengalami
gangguan.
hemoroid yang diderita saat ini. Pasien hanya menjawab ada benjolan di
anus.
g. Konsep diri
1) Identitas diri
49
Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang perempuan, seorang
anak dan seorang istri dari suaminya. Pasien juga seorang ibu dari
anaknya.
2) Gambaran diri
3) Ideal diri
Pasien berharap dengan dirawat di RSU Rajawali Citra ini dirinya akan
pulang.
4) Harga diri
karena suami dan anaknya selalu menunggunya dirumah sakit, dan juga
5) Peran diri
Pasien berperan sebagai seorang anak, istri dan ibu dari anaknya.
kateter.
7) Pola hubungan
dan anaknya selalu menunggu pasien saat di rumah sakit dan hubungan
50
dengan tetangga juga baik dibuktikan tetangga pasien kadang ada yang
4. Pemeriksaan fisik
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 87x/menit
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 36,3°C
SpO2 : 99%
3. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam belum beruban, tidak ada bekas
51
4. Mata, telinga, hidung
Telinga : Bentuk simetris kanan kiri, bersih, tidak ada luka, tidak ada
Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada cairan yang keluar dari
5. Mulut
6. Leher
7. Jantung
ventrikel kiri di dinding dada anterior, terletak di sela iga V, 7-9cm di lateral
Perkusi : Pekak
8. Paru
52
Palpasi : Gerakan simetris tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus
9. Abdomen
10. Genetalia
Genetalia pasien tidak terpasang kateter, terdapat bekas jahitan pada anus
fungsio laesa (kematian jaringan) pada luka di anus, tampak luka post
11. Ektermitas
Pada tangan kanan terpasang IV kateter dengan jenis infus Rl 20 Tpm, tidak
terdapat kemerahan, tidak odema. Pasien terpasang infus sejak hari selasa,
17 Oktober 2023.
53
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada lesi, tidak ada odema pada
5 5
kedua kaki. Kekuatan otot:
4 4
12. Kulit
Warna kulit sawo matang, kulit kering, turgor kulit baik CRT ≤ 2 detik.
Pasien mengatakan selama di rawat dirumah sakit belum pernah mandi dan
hanya dilap.
1) Laboratorium
Hasil Laboratorium
54
8. DIFF GRAN/NEUT 58 40-7-.0 %
9. DIFF LYM 33 25-40.0 %
10. DIFF MID/MON 3 2-8.0 %
11. CT (CLOTHING TIME) 9 26-43.0 MENIT
12. BT (BLEEDING TIME) 3.5* 0-3.0 MENIT
13. MCV 84.2 80-100.0 fL
14. MCH 28.4 26-34.0 Pg
15. NLR 1.73 0.-31 BUAH
LAIN-LAIN
HBSSAG NEGATIF NEGATIF 0
GULA DARAH
GULA DARAH SEWAKTU 99 80-140.0 MG/DL
14. Terapi
55
B. Analisa data
Do:
Pasien tampak lemas dan meringis
kesakitan
DO:
Pasien tampak lemah, lemas
TD: 92/57 mmHg, N: 87x/menit
RR: 26x/menit, S: 36,3°C
SpO2: 99%
Kekuatan otot 5 5
4 4
56
3. DS: Resiko infeksi Tindakan invasif
Pasien mengatakan perih pada
anus, sakit ketika BAB
DO:
Terdapat rubor(kemerahan),
dolor(nyeri), dan tumor
(pembengkakan), tidak terdapat
fungsio laesa (kematian jaringan)
pada luka di anus, tampak luka
post operasi pada bagian anus
Tampak luka tertutup dengan
balutan kassa
Panjang luka sekitar 4 cm
Hasil laboratorium: Hemoglobin
11,8 mg/dl normalnya 12-16
mg/dl
57
D. Intervensi Keperawatan
58
8. Monitor efek kualitas hidup dari
samping penggunaan pasien itu sendiri
analgetik 7. Agar kita mengetahui
sejauh mana kemajuan
Terapautik: yang dialami pasien
1. Berikan teknik setelah dilakukan terapi
nonfarmakologis untuk komplementer
mengurangi rasa nyeri 8. Agar ketika timbul
2. Kontrol lingkungan ciri-ciri abnormal pada
yang memperberat rasa tubuh pasien kita dapat
nyeri menghentikan
3. Fasilitasi istirahat dan pemberian obat
tidur analgetik itu sendiri
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri Terapautik:
dalam pemilihan 1. Agar pasien juga
strategi meredakan mengetahui kondisinya
nyeri dan mempermudah
perawatan
Edukasi: 2. Agar dapat mengurangi
1. Jelaskan penyebab, rasa nyeri yang
periode, dan pemicu dirasakan oleh pasien
nyeri dengan menggunakan
2. Jelaskan strategi cara nonfarmakologis
meredakan nyeri 3. Agar nyeri yang
3. Anjurkan memonitor dirasakan oleh pasien
nyeri secara mandiri tidak menjadi lebih
buruk
59
4. Anjurkan 4. Agar kebutuhan tidur
menggunakanan algetik pasien terpenuh
secara tepat
5. Ajarkan teknik Edukasi:
nonfarmakologis untuk 1. Agar tindakan yang
mengurangi rasa nyeri akan kita berikan
sesuai dengan yang
Kolaborasi: dirasakan oleh pasien
Kolaborasi pemberian 2. Agar pasien dapat
analgetik, jika perlu menghindari penyebab
nyeri yang dirasakan
3. Agar pasien dapat
meredakan nyeri secara
mandiri ketika sudah
pulangdari rumah sakit
4. Agar ketika nyeri yang
dirasakan pasien pasien
dapat menghilangkan
rasa nyeri itu dengan
menggunakan obat
analgetik yang sesuai
dengan nyeri yang
dirakan pasien
Kolaborasi:
Agar rasa nyeri yang
dirasakan pasien dapat
60
dihilangkan hingga
dikurangi
2. Gangguan mobilitas
Mobilitas fisik (L.05042) Dukungan Mobilisasi Observasi:
fisik berhubungan (9.05173)
dengan Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Agar mengetahui
keperawatan selama 2x24 jam Observasi: adanya nyeri atau
diharapkan kemampuan dalam keluhan fisik lainnya
gerak fisik meningkat dengan 1. Identifikasi adanya 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil nyeri atau keluhan fisik toleransi Gerakan yang
lainnya
1. Pergerakan ekstremitas ada pada pasien
2. Identifikasi toleransi
meningkat (5) ditandai fisik melakukan 3. Agar terkontrolvital
dengan yang tadinya sulit pergerakan signnya agar tidak
untuk digerakan sekarang 3. Monitor frekuensi terjadi kelelahan
ekstremitas bawah sudah jantung dan tekanan 4. Untuk mengetahui
bisa digerakan darah sebelum memulai kondisi umum selama
2. Kekuatan otot meningkat (5) mobilisasi melakukan mobilisasi
4. Monitor kondisi umum
yang tadinya tidak bisa selama melakukan
menahan tekana sekarang mobilisasi Terapeutik:
sudah bisa menahan dan 1. Untuk memberikan
menendang Terapeutik: keamanan agar tidak
3. Nyeri Menurun (2-3) jatuh saat melakukan
5. Fasilitasi aktivitas
4. Kecemasan menurun (5) mobilisasi dengan alat mobilisasi
yang tadinya cemas tidak
61
mau bergerak karena jahitan bantu (mis: pagar tempat 2. Agar melatih kekuatan
masih basah sekarang sudah tidur) otot pasien
mau bergerak dan jahitan 6. Fasilitasi melakukan 3. Agar memberikan
pergerakan
mulai mengering kenyamanan pada
7. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam pasien dan keluarga
meningkatkan membantu memindah
pergerakan secara sedikit-sedikit
untuk membantu
Edukasi:
pemulihan kekuatan otot
1. Jelaskan tujuan dan pasien
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan Edukasi:
mobilisasi dini 1. Untuk mencegah
3. Ajarkan mobilisasi kelelahan
sederhana yang harus 2. Untuk membantu
dilakukan (mis: duduk di
memulihkan kekuatan
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari otot
tempat tidur ke kursi) 3. Agar membantu pasien
untuk melakukan
Gerakan secara
sederhana untuk melatih
keseimbangan
62
3. Resiko infeksi Tingkat Infeksi (L.14137)
Pencegahan infeksi Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
(I.14539)
tindakan invasif keperawatan selama 2x24 jam Untuk mengetahui tanda
diharapkan Resiko infeksi Observasi dan gejala infeksi lokal dan
meningkat dengan kriteria hasil: sistemik
1. Kebersihan badan Monitor tanda dan gejala
meningkat (5) luka bekas infeksi lokal dan sistemik Terapeutik
operasi yang tadinya basah
sekarang sudah mulai Terapeutik 1. Untuk memberikan
kering kenyamanan pasien
1. Batasi jumlah 2. Untuk memberikan
2. Bengkak menurun (5) yang
pengunjung perawatan luka post
sebelumnya bengkak pada
2. Berikan perawatan kulit operasi
anus dan sekarang sudah
pada area edema 3. Agar terhindar dari
bisa duduk
3. Cuci tangan sebelum infeksi dan bakteri
dan sesudah kontak 4. Untuk menghindari luka
dengan pasien dan infeksi pada luka post
lingkungan pasien operasi
4. Pertahankan teknik
aseptic pada pasien Edukasi
berisiko tinggi
1. Agar pasien mengetahui
tanda dan gelaja infeksi
Edukasi
2. Agar pasien tau
1. Jelaskan tanda dan
prosedur cuci tangan
gejala infeksi
yang tepat dan benar
2. Ajarkan cara mencuci
3. Agar pasien dapat
tangan dengan benar
melapor keadaanan luka
bekas operasi
63
3. Ajarkan cara memeriksa 4. Untuk membantu proses
kondisi luka atau luka penyembuhan dengan
operasi diit yang tepat
4. Anjurkan meningkatkan 5. Agar terhindar dari
asupan nutrisi dehidrasi
5. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi
Untuk meningkatkan
Kolaborasi pemberian kekebalan tubuh pada
imunisasi, jika perlu pasien
64
E. Implementasi Keperawatan
65
Meringis 3 Meringis 3
13.00 Kesulitan tidur 3 Kesulitan tidur 2
Mengganti cairan infus RL 20 tpm Pola tidur 3 Pola tidur 2
P: lanjutlan intervensi
1. Identifikasi lokasi, P: lanjutkan intervensi
karakteristik, durasi, 1. Identifikasi lokasi,
frekuensi, kualitas, karakteristik, durasi,
intensitas nyeri frekuensi, kualitas,
2. Identifikasi skala nyeri intensitas nyeri
(Marlin) 3. Identifikasi respon nyeri 2. Identifikasi skala
non verbal nyeri
4. Identifikasi pengaruh 3. Identifikasi respon
nyeri pada kualitas hidup nyeri non verbal
5. Monitor keberhasilan 4. Identifikasi pengaruh
terapi komplementer yang nyeri pada kualitas
sudah diberikan hidup
6. Monitor efek samping 5. Monitor keberhasilan
penggunaan analgetik terapi komplementer
7. Fasilitasi istirahat dan yang sudah diberikan
tidur 6. Fasilitasi istirahat
8. Anjurkan memonitor dan tidur
nyeri secara mandiri 7. Anjurkan memonitor
9. Kolaborasi pemberian nyeri secara mandiri
analgetik, jika perlu
(Galuh)
(Marlin)
66
Pukul 14.00
14.00 S: pasien mengatakan masih
Menanyakan skala, sifat, berapa kali berapa nyeri
lama nyeri yang dirasakan pasien P: nyeri dianus
Mengobservasi raaut wajah pasien untuk Q: seperti ditusuk-tusuk
memastikan skala nyeri yang dirasakan R: tidak menjalar
pasien S: 4
16.10 T: hilang timbul
Menanyakan ulang cara menarik nafas Pasien mengatakan masih
dalam untuk meredakan nyeri sedikit kesulitan tidur
17.45 karena nyerinya
Mempertahankan lingkungan yang nyaman,
denngan menyalakan AC diruangan pasien O: Pasien tampak meringis
19.30 menahan sakit
Mengingatkan untuk mengecek keadaa luka TD:115/69 mmHg
bekas operasi, jika ada perubahan N: 90 x/menit
RR: 25 x/menit
S: 36,5 oC
A: masalah belum teratasi
Keluhan nyeri 4
(Rifkah) Meringis 3
Kesulitan tidur 2
Pola tidur 2
P: lanjutkan intervensi
1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
67
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
4. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Fasilitasi istirahat dan
tidur
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
(Rifkah)
68
O: pasien tampak meringis
menahan sakit
TD:118/77 mmHg
N: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
P: lanjutkan intervensi
1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
4. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Fasilitasi istirahat dan
tidur
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
69
(Galuh)
70
(Marlin) 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
20.00 4. Identifikasi pengaruh
Mengganti cairan infus RL 20 tpm nyeri pada kualitas hidup
21.00 5. Monitor keberhasilan
Pemberian obat ketorolac 30 mg melalui terapi komplementer yang
intravena sudah diberikan
21.15 6. Fasilitasi istirahat dan
Menjaga ruangan supaya tidak bising agar tidur
tidur tidak sering terbangun
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
(Rifkah)
(Marlin)
Pukul 20.00
S: pasien mengatakan nyeri
sudah sangat berkurang
P: nyeri dianus
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: tidak menjalar
S: 3
T: hilang timbul
71
N: 98 x/menit
RR: 23 x/menit
A: masalah teratasi
Keluhan nyeri 1
Meringis 1
Kesulitan tidur 1
Pola tidur 1
P: hentikan intervensi
1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
4. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Fasilitasi istirahat dan
tidur
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
(Rifkah)
72
3. Gangguan 2.1 Selasa, 17 Oktober 2023 Selasa, 17 Oktober 2023 Rabu, 18 Oktober 2023
mobilitas fisik Pukul 08.00 Pukul 08.00 20.00
berhubungan Melakukan observasi keadaan umum S: pasien mengatakan
dengan Nyeri pasien S: pasien mengatakan belum sudah bisa melakukan
Menanyakan kepada pasien anggota tubuh bisa untuk melakukan aktivitas toileting,
mana yang kurang maksimal dalam aktivitas toileting, berpindah dan
bergerak berpakaian dan berpindah, berpakaian tanpa
09.00 pasien mengatakan masih bantuan orang lain,
Melakukan rentang gerak seperti miring merasa lemah dan lelah pasien mengatakan
kanan dan miring kiri secara bertahap O: pasien tampak lemas, sudah tidak merasa
Menganjurkan pasien untuk mendengarkn pasien tampak meringis lelah dan lemah
murotl atau music untuk membantu untuk menahan sakit,
relaks TD: 110/70 mmHg O: pasien tampak bugar
10.50 N: 96x/menit TD: 120/78 mmHg
Membantu pasien untuk duduk diatas RR:26x/menit N: 98x/menit
tempat tidur Suhu: 36°C RR: 23x/menit
12.13 A: masalah belum teratasi S: 36 oC
Menanyakan posisi nyaman saat berbaring Keluhan Lelah 4
diatas bed Frekuensi napas 20- A: masalah teratasi
12.30 24x/menit Keluhan Lelah 5
Meminta pasien untuk segera melapor jika Tekanan darah 4 Frekuensi napas 5
merasakan Lelah yang tidak berkurang Kemudahan dalam Tekanan darah 5
walaupun sudah beristirahat beraktivitas sehari-hari 2 Kemudahan dalam
P: lanjutkan intervensi beraktivitas sehari-hari
1. Identifikasi adanya 5
nyeri atau keluhan fisik
(Marlin) lainnya P: hentikan intervensi
2. Identifikasi toleransi 1. Monitor kelelahan
fisik melakukan
fisik dan emosional
pergerakan
73
3. Fasilitasi aktivitas 2. Monitor pola dan jam
mobilisasi dengan alat tidur
bantu (mis: pagar 3. Sediakan lingkungan
tempat tidur) nyaman dan rendah
4. Fasilitasi melakukan stimulus (mis: cahaya,
pergerakan suara, kunjungan)
5. Jelaskan tujuan dan 4. Lakukan latihan
prosedur mobilisasi
6. Anjurkan melakukan rentang gerak pasif
mobilisasi dini dan/atau aktif
5. Fasilitasi duduk di sisi
(Marlin) tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
6. Anjurkan melakukan
Pukul 14.00 aktivitas secara
S: pasien mengatakan masih bertahap
belum bisa untuk 7. Ajarkan strategi
melakukan aktivitas koping untuk
toileting, berpakaian tetapi mengurangi kelelahan
sudah bisa berpindah tanpa
bantuan orang lain, pasien
mengatakan rasa Lelah dan (Rifkah)
lemas cukup berkurang
74
A: masalah teratasi sebagian
Keluhan Lelah 3
14.00 Frekuensi napas 20-
Menganjurkan pasien untuk mobilisasi 24x/menit
mandiri Bersama keluarga Tekanan darah 120/80
15.30 mmHg
Mengajarkan strategi koping untuk Kemudahan dalam
mengurangi kelelahan seperti menjelaskan beraktivitas sehari-hari 2
istirahat yang cukup untuk membantu
mobilitas fisik terpenuhi P: lanjutkan intervensi
19.30 1. Identifikasi toleransi
Menganjurkan pergerakan secara bertahap fisik melakukan
seperti setengah duduk pergerakan
2. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis: pagar
tempat tidur)
3. Fasilitasi melakukan
(Rifkah) pergerakan
4. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
5. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
(Rifkah)
Pukul 20.00
S: pasien mengatakan masih
belum bisa untuk
75
melakukan aktivitas
toileting, berpakaian tetapi
sudah bisa melakukan
berpindah tanpa bantuan
orang lain, pasien
mengatakan Lelah dan
lemas mulai berkurang
76
Menjelaskan pentingnya mobilisasi pasca 3. Jelaskan tujuan dan
operasi prosedur mobilisasi
4. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
5. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
(Galuh) dilakukan (mis: duduk
di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur ke kursi)
(Galuh)
77
09.45 RR: 23 x/menit
Melakukan rentan gerak seperti miring
kanan dan miring kiri secara bertahap A: masalah teratasi sebagian
10.50 Keluhan Lelah 4
Memoitor apakah ada tingkatan kelelahan Frekuensi napas 5
fisik seperti ngos-ngosan Tekanan darah 5
12.00 Kemudahan dalam
Membantu pasien ke toilet untuk buang air beraktivitas sehari-hari 4
kecil
P: lanjutkan intervensi
(Marlin)
Pukul 20.00
S: pasien mengatakan sudah
bisa untuk melakukan
aktivitas toileting,
78
berpakaian dan berpindah
tanpa bantuan orang lain
(Rifkah) (Rifkah)
79
Melihat apakah ada tanda dan gejala infeksi O: Tampak luka post
pada luka bekas operasi operasi pada bagian anus
10.11 Tampak luka tertutup
Memberitahu pasien bahwa untuk dengan balutan kassa
membatasi penjengukan agar mempercepat Panjang luka sekitar 4cm
proses penyembuhan Penurun hemoglobin Hasil
12.00 laboratorium: Hemoglobin
Mngajarkan dan mempraktikan 6 langkah 11,8 mg/dl
benar mencuci tangan TD: 110/70 mmHg
13.01 N: 96 x/menit
Mengajarkan cara memeriksa luka bekas R: 26 X/menit
operasi dengan Tindakan yang benar, S: 36,0ºC
sebelum melihat luka bekas operasi pasien
diminta cuci tangan dan membantu untuk A: masalah belum teratasi
memperlihatkan lukanya di anus Nyeri 2
P: lanjutkan intervensi
(Marlin) 1. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
2. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
3. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
(Marlin)
80
mencuci tangan sebelum dan sesudah S: pasien mengatakan perih
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien pada anus, pasien
14.22 mengatakan sakit ketika
Menganjurkan meningkatkan asupan cairan BAB
seperti minum air putih hangan 2liter/hari O: Tampak luka post
15.55 operasi pada bagian anus
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi seperti Tampak luka tertutup
kulit kemerahan dan munculnya darah di dengan balutan kasa
sekitar kahitan yang belum kering Panjang luka sekitar 4cm Rabu, 18 Oktober 2023
16.33 TD:115/69 mmHg Pukul 08.00
Mengingatkan Kembali cara mencuci N: 90 x/menit S: pasien mengatakan
tangan dengan 6 langkah benar RR: 25 x/menit perih pada anus sudah
18.40 S: 36,5 oC berkurang, pasien
Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengatakan sakit ketika
utrisi dengan cara menghabiskan porsi A: masalah belum tertasi mengejan berkurang
makannya dan minum yang cukup Nyeri 2
O: tampak luka post
P: lanjutkan intervensi operasi pada bagian
1. Batasi jumlah anus luka tertutup
pengunjung dengan balutan kasa,
2. Berikan perawatan panjang luka sekitar
kulit pada area edema 4cm
(Rifkah) 3. Anjurkan TD:120/78 mmHg
meningkatkan asupan N: 98 x/menit
nutrisi RR: 23 x/menit
4. Anjurkan
meningkatkan asupan A: masalah teratasi
cairan
sebagian
Nyeri 3
81
P: lanjutkan intervensi
1. Ajarkan cara
memeriksa
(Rifkah) kondisi luka atau
Pukul 20.00 luka operasi
20.00 S: pasien mengatakan perih 2. Anjurkan
Menanyakan Kembali apa tanda dan gejala pada anus, pasien meningkatkan
infeksi mengatakan masih sakit asupan nutrisi
20.30 ketika BAB 3. Anjurkan
Mengingatkan kembali sebelum makan meningkatkan
hendaknya cuci tangan terlebih dahulu O: tampak luka post operasi asupan cairan
21.00 pada bagian anus, luka
Meminta pasien dan keluarga untuk tertutup dengan balutan
membatasi jumlah pengunjung kasa, panjang luka sekitar
(Marlin)
4cm
TD:118/77 mmHg
(Galuh) N: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
82
2. Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
(Galuh)
83
mencuci tangan sebelum dan sesudah pasien mengatakan sakit
kontak dengan pasien dan lingkungan ketika mengejan berkurang
pasien
06.33 O: tampak luka post operasi
Melihat apakah ada tanda dan gejala infeksi pada bagian anus luka
Mengkolaborasi pemberian antibiotik tertutup dengan balutan
07.20 kasa, panjang luka sekitar
Mengingatkan pasien dan keluarga pasien 4cm
untuk selalu mencuci tangan TD:120/78 mmHg
07.45 N: 98 x/menit
Menjaga kulit disekitar luka bekas operasi RR: 23 x/menit
agar tetap bersih
(Galuh) A: masalah teratasi sebagian
08.00 Nyeri 3
mencuci tangan sebelum dan sesudah P: lanjutkan intervensi
kontak dengan pasien dan lingkungan 1. Cuci tangan sebelum dan
pasien sesudah kontak dengan
09.15 pasien dan lingkungan
Mengobservasi kondisi luka bekas operasi pasien
pasien 2. Pertahankan teknik aseptic
10.43 pada pasien berisiko tinggi
Mempertahankan Teknik aseptic pada 3. Anjurkan meningkatkan
pasien asupan nutrisi
12.00 4. Anjurkan meningkatkan
Mencuci tangan setelah kontak dengan asupan cairan
pasien
13.33
Melihat apakah asupan nutrisi pasien cukup (Marlin)
84
(Marlin) Pukul 20.00
S: pasien mengatakan perih
Pukul 20.00 pada anus sangat berkurang
mencuci tangan sebelum dan sesudah O: tampak luka post operasi
kontak dengan pasien dan lingkungan pada bagian anus, luka
pasien tertutup dengan balutan
20.10 kasa, panjang luka sekitar
Melakukan perawatan luka pada luka bekas 4cm
operasi TD:120/78 mmHg
21.00 N: 98 x/menit
Mengingatkan Kembali tanda dan gejala RR: 23 x/menit
infeksi A: masalah teratasi sebagian
21.00 Nyeri 4
P: lanjutkan intervensi
1. Berikan perawatan kulit
(Rifkah) pada area edema
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
3. Pertahankan teknik aseptic
pada pasien berisiko tinggi
(Rifkah)
85
F. Dokumentasi
2x24 jam yang dilaksanakan pada tangga 17 Oktober 2023 sampai 18 Oktober
2023.
86
BAB IV
PEMBAHASAN
studi kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. “P” dengan Post
Citra, Bantul, Yogyakarta. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 2x24 jam
dimulai dari tanggal 17 Oktober 2023 sampai dengan tanggal 18 Oktober 2023.
Didalam bab ini penulis membahas kesenjangan antara teori dengan fakta yang
ada dalam situasi nyata dan kesenjangan ini dipecahkan dengan pola pikir
ilmiah. Pembahasan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. “P” dengan Post
A. Pembahasan Pengkajian
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
data-data mengenai status kesehatan pasien yang meliputi aspek fisik, mental,
87
studi dokumentasi menggunakan status pasien. Pada pengkajian ini penulis
dan tenaga kesehatan yang lain menunjukkan respon dan sikap yang mau
88
Gangguan mobilitas fisik Gangguan Mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri berhubungan dengan nyeri
Menurut Rudi Haryono (2012), tanda Pasien mengatakan tidak bisa untuk
dan gejala dari Hemoroid, antara lain: melakukan aktivitas toileting,
1. Rasa sakit atau perih yang berpakaian dan berpindah
timbul karena prolaps Pasien mengatakan merasa lemah
Hemoroid (benjolan tidak dapat dan lelah
kembali) dari anus terjepit
karena adanya trombus. DO:
2. Perasaan tidak nyaman (duduk Tekanan darah berubah-rubah
terlalu lama dan berjalan tidak Tekanan darah: 92/57 mmHg
kuat lama). Nadi: 87x/menit
Respirasi: 26x/menit
Menurut (Jitowiyono & Suhu: 36,3°C
Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala Hasil laboratorium: Hemoglobin
pada hemoroid yaitu: 11,8 mg/dl normalnya 12-16 mg/dl
89
Resiko infeksi berhubungan dengan Resiko infeksi berhubungan dengan
tindakan invasive tindakan invasive
1.) Pasien mengatakan perih
Menurut Rudi Haryono (2012), tanda pada anus
dan gejala dari Hemoroid, antara 2.) Pasien mengatakan sakit
lain: ketika BAB
3.) Tampak luka post operasi
Perdarahan segar di sekitar anus pada bagian anus
dikarenakan adanya rupture varises 4.) Tampak luka tertutup dengan
balutan kassa
5.) Panjang luka sekitar 4cm
6.) Penurun hemoglobin
Menurut (Jitowiyono &
7.) Hasil laboratorium:
Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala
Hemoglobin 11,8 mg/dl
pada hemoroid yaitu: Pendarahan
normalnya 12-16 mg/dl
berwarna merah terang pada saat
pada saat BAB.
90
B. Pembahasan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan masalah yang ada pada pasien pada
waktu pengkajian, baik masalah yang actual maupun potensial. Pada teori
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. “P” terdapat 3 diagnosa
91
Analisa:
1. Analisa Diagnosa Yang Ada Pada Teori dan Ada Pada Kasus
trauma, latihan fisik berlebihan). Diagnosa ini ada dalam teori dan
2023 pada Ny. P Pasien mengatakan nyeri pada anus, P: nyeri anus,
92
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive
patogen lingkungan. Diagnosa ini ada dalam teori dan muncul pada
ditegakkan.
2. Diagnosa yang ada pada Teori dan tidak ada pada Kasus
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus tetapi ada pada teori Ny. P karena
akibat eliminasi
93
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus tetapi muncul pada teori Ny. P
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus tetapi muncul pada teori Ny. P
piring. Jenis makanan adalah bubur, sayur, lauk dan terkadang ditambah
buah. Pasien minum 7-8 gelas per hari dengan jenis minuman air putih
atau, terkadang susu dan teh, sehingga diagnosa ini tidak ditegakkan.
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus tetapi muncul pada teori Ny. P
sakit, dan juga tetangganya ada yang menjenguk saat dirawat dirumah
sakit. Pasien tidak ada ansietas sehingga diagnosa ini tidak ditegakan
94
3. Diagnosa ada pada kasus dan tidak ada pada teori
Gangguan Mobilitas fisik: Keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau
Etiologi Nyeri akut, Diagnosa ini tidak ada dalam teori dan muncul pada
kasus karena pada saat pengkajian tanggal 17 Oktober 2023 pada Ny. P
Pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan, sehingga tidak bisa melakukan
tindakan. Dalam kasus ini penulis menetapkan tujuan dan mengacu pada
95
evaluasi keperawatan akan mudah dilaksanakan menurut prioritas masalah dan
prioritas hasil serta perubahan perencanaan dari teori yang ada yaitu:
Intervensi yang ada pada teori Intervensi yang ada pada kasus
Observasi Observasi
a. Lakukan pengkajian nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif secara komprehensif
b. Observasi reaksi nonverbal b. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan dari ketidaknyamanan
Terapeutik Terapeutik
c. Evaluasi pengalaman nyeri c. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau masa lampau
d. Bantu pasien dan keluarga d. Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan untuk mencari dan
menemukan dukungan menemukan dukungan
e. Kontrol lingkungan yang e. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan pencahayaan dan kebisingan
f. Lakukan penanganan nyeri f. Lakukan penanganan nyeri
non- farmakologi non- farmakologi
g. Berikan analgetik g. Berikan analgetik untuk
untuk mengurangi mengurangi nyeri
nyeri Edukasi
Edukasi h. Evaluasi keefektifan kontrol
h. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat
nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasi
Kolaborasi i. Kolaborasi dengan dokter
i. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan
jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
tindakan nyeri tidak berhasil.
berhasil.
96
Berdasarkan table diatas intervensi pada diagnosa nyeri akut yang ada dalam
teori dan ada pada kasus sesuai yaitu: Lakukan pengkajian nyeri secara
pengalaman nyeri masa lampau, bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
non- farmakologi. Adapun intervensi yang ada di teori dan tidak tditrapkan
pada pasien yaitu: Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, karena pada
tingkat nteri pasien dengan skala 5 terus menurun dan tidak meningkat sehingga
Intervensi yang ada pada teori Intervensi yang ada pada kasus
Dukungan Mobilisasi (9.05173) Observasi:
97
b. Fasilitasi melakukan 2. Agar melatih kekuatan otot
pergerakan pasien
c. Libatkan keluarga untuk 3. Agar memberikan kenyamanan
membantu pasien dalam
pada pasien dan keluarga
meningkatkan pergerakan
membantu memindah secara
Edukasi: sedikit-sedikit untuk membantu
pemulihan kekuatan otot pasien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan Edukasi:
mobilisasi dini 1. Untuk mencegah kelelahan
3. Ajarkan mobilisasi sederhana 2. Untuk membantu memulihkan
yang harus dilakukan (mis: kekuatan otot
duduk di tempat tidur, duduk di 3. Agar membantu pasien untuk
sisi tempat tidur, pindah dari melakukan Gerakan secara
tempat tidur ke kursi)
sederhana untuk melatih
keseimbangan
berhubungan dengan nyeri yang tidak ada dalam teori dan ada pada kasus sesuai
yaitu: Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, Identifikasi toleransi
fisik melakukan pergerakan, Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis: pagar tempat tidur), Fasilitasi
(mis: duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi).
98
3.) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive
Intervensi yang ada pada teori Intervensi yang ada pada kasus
Pencegahan Infeksi Observasi
Observasi a. Monitor tanda dan gejala
a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
infeksi lokal dan sistemik Terapeutik
Terapeutik b. Batasi jumlah
b. Batasi jumlah pengunjung pengunjung
c. Berikan perawatan kulit c. Berikan perawatan kulit
pada area edema pada area edema
d. Cuci tangan sebelum dan d. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien dan lingkungan
pasien pasien
e. Pertahankan tehnik aseptik e. Pertahankan tehnik
pada pasien beresiko tinggi aseptik pada pasien
Edukasi beresiko tinggi
f. Jelaskan tanda dan gejala Edukasi
infeksi f. Jelaskan tanda dan gejala
g. Ajarkan cara mencuci infeksi
tangan dengan benar g. Ajarkan cara mencuci
h. Ajarkan etika batuk tangan dengan benar
i. Ajarkan cara memeriksa h. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka kondisi luka atau luka
operasi operasi
j. Anjurkan meningkatkan i. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi asupan nutrisi
k. Anjurkan meningkatkan j. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan asupan cairan
Kolaborasi
l. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Berdasarkan table diatas intervensi pada diagnosa resiko infeksi yang ada
dalam teori dan ada pada kasus sesuai yaitu: Monitor tanda dan gejala infeksi
99
lokal dan sistemik, batasi jumlah pengunjung, berikan perawatan kulit pada
area edema, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan dengan benar,
intervensi yang ada di teori dan tidak ditrapkan pada pasien yaitu: Kolaborasi
pemberian imunisasi, jika perlu karena pada kasus ini pasien dan keluarga
kepada pasien dan keluarga sehingga Ny. P tidak diberikan imunisasi dan
intervsi ada pada teori namun tidak diterapkan pada kasus Ny. P yaitu:
Ajarkan etika batuk, pada kasus, Ny. P tidak batuk sehingga intervensi
Intervensi Implementasi
100
d. Bantu pasien dan keluarga e. Menjaga ruangan supaya tidak
untuk mencari dan menemukan bising
dukungan f. Menganjurkan supaya
e. Kontrol lingkungan yang dapat menghindarkan bau
mempengaruhi nyeri seperti menyengat seperti makanan
suhu ruangan, pencahayaan atau parfum yang berlebihan
dan kebisingan g. Mengajarkan paasie tehnik
f. Lakukan penanganan nyeri nafas dalam
non- farmakologi h. Pemberian obat ketorolac 30
g. Berikan analgetik mg melalui intravena
untuk mengurangi i. Mengganti cairan infus RL 20
nyeri tpm
Edukasi j. Mengkaji aktivitas dailu living
h. Evaluasi keefektifan kontrol pasien selama sakit
nyeri Tingkatkan istirahat k. Mengajarkan paasie tehnik
Kolaborasi nafas dalam
i. Kolaborasi dengan dokter jika l. Menanyakan ulang cara
ada keluhan dan tindakan nyeri menarik nafas dalam untuk
tidak berhasil. meredakan nyeri
m. Mempertahankan lingkungan
yang nyaman, melihat seisi
ruangan apakah ada kotoran
dan bau yang menyengat di
atas bed
n. Mengingatkan untuk
memonitor keadaa luka bekas
operasi, jika ada perubahan
o. Mengobservasi keadaan
umum pasien
p. Menganjurkan pasien banyak
berisitirahat
q. Menanyakan tingkat nyeri
pasien
Gangguan mobilitas fisik a. Mengidentifikasi faktor
berhubungan dengan nyeri penyebab kelelahan
101
Observasi: b. Melakukan rentan gerak seperti
miring kanan dan miring kiri
a. Identifikasi adanya nyeri atau secara bertahap
keluhan fisik lainnya c. Membantu pasien untuk duduk
b. Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan diatas tempat tidur
c. Monitor frekuensi jantung dan d. Menanyakan posisi nyaman
tekanan darah sebelum memulai saat berbaring diatas bed
mobilisasi e. Memantau asupan makanan
d. Monitor kondisi umum selama pasien apakah terpenuhi dan
melakukan mobilisasi mengecek apakah porsi makan
Terapeutik: pasien sudah sesuai
f. Mengajarkan strategi koping
e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi untuk mengurangi kelelahan
dengan alat bantu (mis: pagar seperti menjelaskan istirahat
tempat tidur)
yang cukup
f. Fasilitasi melakukan pergerakan
g. Libatkan keluarga untuk membantu g. Menyediakan lingkungan
pasien dalam meningkatkan nyaman seperti cahaya lampu
pergerakan yang cukup
h. Menganjurkan pergerakan
Edukasi:
secara bertahap seperti setengah
h. Jelaskan tujuan dan prosedur duduk
mobilisasi i. Menanyakan apakah pasien
i. Anjurkan melakukan mobilisasi masih merasakan lelah yang
dini berlebih
j. Ajarkan mobilisasi sederhana yang j. Mengubah posisi bed dari
harus dilakukan (mis: duduk di
setengah duduk menjadi tidur
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kembali
kursi) k. Memonitor pola tidur pasien
102
c. Berikan perawatan kulit pada agar mempercepat proses
area edema penyembuhan
d. Cuci tangan sebelum dan d. Mengajarkan dan
sesudah kontak dengan pasien mempraktikan 6 langkah
dan lingkungan pasien benar mencuci tangan
e. Pertahankan tehnik aseptik e. Mengajarkan cara memeriksa
pada pasien beresiko tinggi luka bekas operasi dengan
Edukasi Tindakan yang benar, sebelum
f. Jelaskan tanda dan gejala melihat luka bekas operasi
infeksi pasien diminta cuci tangan
g. Ajarkan cara mencuci tangan dan membantu untuk
dengan benar memperlihatkan lukanya di
h. Ajarkan etika batuk anus
i. Ajarkan cara memeriksa f. mencuci tangan sebelum dan
kondisi luka atau luka operasi sesudah kontak dengan pasien
j. Anjurkan meningkatkan asupan dan lingkungan pasien
nutrisi g. Menganjurkan meningkatkan
k. Anjurkan meningkatkan asupan asupan cairan seperti minum
cairan air putih hangan 2liter/hari
Kolaborasi h. Menjelaskan tanda dan gejala
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika infeksi seperti kulit
perlu kemerahan dan munculnya
darah di sekitar kahitan yang
belum kering
i. Mengingatkan Kembali cara
mencuci tangan dengan 6
langkah benar
j. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan utrisi dengan
cara menghabiskan porsi
makannya dan minum yang
cukup
k. Menanyakan Kembali apa
tanda dan gejala infeksi
l. Mengingatkan kembali
sebelum makan hendaknya
cuci tangan terlebih dahulu
103
m. Menganjurkan pasien dan
keluarga yang menunggu
untuk membatasi kunjungan
di rumah saktit
yang tidak diterapkan yaitu: mengukur vital sign dan mengganti flabot
infus. Dan untuk intervensi yang tidak diterapkan yaitu pada diagnosa ke 1:
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendokumentasian keperawatan.
1. Pengkajian
RSU Rajawali Citra. Data yang diperoleh dari pengkajian ada sebagian yang
iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rectal/anal sekunder akibat spasme
sfingter pada pascaoperatif di dalam kasus terdapat nyeri akibat luka bekas
2. Diagnosa keperawatan
105
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
3. Perencanaan Keperawatan
data pada pasien sehingga kami tidak menyantumkannya dan kami hanya
4. Pelaksanaan Keperawatan
yang baik dengan petugas kesehatan, selain itu partisipasi aktif pasien dan
5. Evaluasi Keperawatan
diagnosa dan perencanaan tercapai semua pada pengkajian hari ke dua yaitu
106
B. Saran
yang baik dan keterlibatan antara pasien, keluarga dan tim Kesehatan lainnya.
Biasanya orang yang menderita wasir cenderung diam-diam saja dan tidak
darah balik (vena) di area sekitar anus atau rektum bagian bawah. Meski tak
dapat terjadi di segala usia, tetapi lebih sering dialami oleh orang usia 50
tahun atau lebih. Diharapkan bagi pasien dan keluarga agar tidak
cara Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12, Sarankan
untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah bokong,
Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah
107
apabila stadium hemoroid telah mencapai derajat 3 hemoroid interna untuk
semua.
3. Bagi Perawat
4. Bagi Mahasiswa
sebelumnya.
108
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Selatan
Yogyakarta.
Jakarta.
EGC, Jakarta.
109