LP Appedisitis Adelya Pratiwi Rahim 14420231053
LP Appedisitis Adelya Pratiwi Rahim 14420231053
LP Appedisitis Adelya Pratiwi Rahim 14420231053
Disusun Oleh :
Nim 14420231053
Kelompok 1 (satu)
Preseptor :
1. Preseptor Institusi
Fitria, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
2. Preseptor Klinik
DEPARTERMEN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DAN KRITIS NURSING
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2024
A Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Apendisitis merupakan peradangan apendiks vermiformis yang di sebabkan oleh adnya
sumbatan berupa fekalit atau infeksi dan menjadi penyebab terbanyak kasus akut abdomen
yang terjadi. Akut abdomen memerlukan tindakan kegawatdaruratan, banyak kasus apendisitis
di indonesia yang memerlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mencegah perforasi
karena hampir 1/3 kasus apendisitis pada anak mengalami perforasi (Finansah et al., 2019)
2. Etiologi
Gejala yang umumnya timbul pada apendisitis akut adalah awalnya nyeri daerah epigastrik
atau bagian bawah umbilikus disertai dengan demam. Nyeri didahului mual dan muntah yang
kemudian menjalar hingga perut kanan bawah disertai timbulnya anoreksia (Khairiyyah &
Limas, 2020)
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh peradangan, benda
asing, penyempitan atau neoplasma. Penyumbatan tersebut menyebabkan cairan mukus yang
diproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut makin banyak,
namun elastis dinding apendiks mempunyai keterbatas sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan. Apendisitis juga dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penumpukan kotoran yang mengeras
2. Folikel limfoid yang membesar
3. Benda asing
4. Cacing usus atau parasite
5. Cedera traumatis
6. Tumor
3. Manifestasi klinis
a. Presentasi klasik apendisitis adalah demam ringan dengan nyeri tumpul yang stabil
pada area periumbilikalis, anoreksia, dan mual.
1. Selama 12 sampai 48 jam, rasa sakit biasanya bergerak ke kuadran kanan bawah
pada titik Mcburney, titik di perut bagian bawah yang terletak di antara umbilicus
dan garis spina iliaca kanan superior.
2. Anoreksia; mual dan muntah.
1. Untuk menilai tanda psoas, perawat meminta pasien untuk berbaring, lalu
pasien miring kiri, secara pasif perawat meminta kaki kanan pasien untuk
ekstensi, dan meminta pasien untuk secara aktif melenturkan kaki kanannya.
Jika kuadran kanan bawah menunjukan adanya nyeri perut, itu adalah “positif’
tanda psoas.
2. Nyeri dihasilkan karena otot psoas berbatasan dengan rongga peritoneum dan
pergerakan itu menyebabkan gerakan sehingga menimbulkan peradangan pada
jaringan di sekitarnya.
3. Adanya nyeri lepas.
4.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap
ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons klien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian,
dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap
proses keperawatan berikutnya (Manullang, 2020)
5. Evaluasi
asuhan keperawatan tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Tunny
& Rumaolat, 2022)
A. Terapi keperawatan
Latihan relaksasi napas selama tiga hari dengan periode dua kali dalam sehari
dapat menurunkan skor kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis. Latihan ini dapat diterapkan dan tidak memerlukan biaya sehingga bisa
dilakukan oleh pasien yang mengalami kecemasan. Meskipun menurun setelah
diberikan intervensi latihan relaksasi napas dalam, tetapi tingkat kecemasan pasien
masih pada kategorisedang. Hal ini menjadi keterbatasan penelitian dalam beberapa
hal seperti peneliti tidak mengamati semua fase latihan relaksasi, periode waktu
yang ditentukan relatif singkat sehingga kedepannya penelitian ini dapat mengontrol
keterbatasan pada ini fadli 2023.Penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2020) dengan
terapi yang berbeda menunjukkan bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum dilakuan
intervensi relaksasi benson yaitu 44.28 dengan standar deviasi 8.30. Sedangkan
rata-rata nilai kecemasan sesudah diberikan intervensi relaksasi benson yaitu 34.42
dengan standar deviasi 6.37.
Perbedaan rata-rata nilai kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi relaksasi benson yaitu 9.85 dengan standar deviasi 7.62. Hasil statistik
didapatkan p value < 0.05 sehingga adaperbedaan yang signifikan antara sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi relaksasi benson.
Appendisitis
Kerusakan control
suhu terhadap Resiko hypovolemia
inflamasi Appendiks teregang
Operasi
Resiko infeksi
Ujung saraf terputus Distensi abdomen
Apendisitis merupakan
ETIOLOGI
peradangan apendiks
vermiformis yang di Gejala yang umumnya timbul
sebabkan oleh adnya
sumbatan berupa fekalit pada apendisitis akut adalah
atau infeksi dan menjadi
awalnya nyeri daerah epigastrik
penyebab terbanyak kasus
akut abdomen yang terjadi. atau bagian bawah umbilikus
Akut abdomen memerlukan
tindakan kegawatdaruratan, disertai dengan demam. Nyeri
banyak kasus apendisitis di
indonesia yang memerlukan didahului mual dan muntah yang
tindakan yang cepat dan
tepat untuk mencegah kemudian menjalar hingga perut
perforasi karena hampir 1/3
kasus apendisitis pada anak kanan bawah disertai timbulnya
mengalami perforasi
anoreksia
APPEDISITIS
Finansah, Y. W., Prastya, A. D., & Mawaddatunnadila, S. (2019). Tata laksana apendisitis akut di era
pandemi covid-19. 145–155.
Manullang, P. S. (2020). Implementasi Asuhan Keperawatan. Osf.Io, 2001, 1–7.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik (Tim Pokja SDKI DPP PPNI (ed.); edisi 1). Dewan Pengurusan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tunny, H., & Rumaolat, W. (2022). Evaluasi Penerapan dan Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Buku SDKI , SIKI dan SLKI di RSUD Piru Maluku Evaluation of the
Implementation and Documentation of Nursing Care Standards Based on the SDKI , SIKI and SLKI
Books at Piru Maluk. 4(3).
Afriani, E., & Fitriana, V. (2020). Penerapan Teknik Distraksi Relaksasi Aromaterapi Lavender
untuk Menurunkan Nyeri Pasien Post Operasi Apendiktomi. 7(2), 154-166.
Brunner, & Suddarth. (2017). Keperawatan medikal bedah Vol 3. EGC.
Khairiyyah, S. F., & Limas, P. I. (2020). Analisis jumlah leukosit , lama gejala dan suhu tubuh
sebagai prediktor lamanya operasi pada kasus apendisitis akut. Tarumanagara Medical Journal,
2(2), 359-363.
https://doi.Org/http://dx.doi.org/10.24912/tmj.v2i2.7855
Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, siwi ikaristi maria. (2018). Keperawatan Gawat Darurat
danBencana Sheehy. Elsevier.
Librianty, N. (2015). Panduan mandiri melacak penyakit. Lintas Kata.
Tim pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Tim pokja SIKI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.