Akuntansi Umkm Kelompok 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI UMKM

TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI KOPERASI DAN UKM

Oleh :

Nama Kelompok 6:

1. Apriani. N (1810134622039)

2. Desri Puji Yani (1810134622049)

3. Era Lisfianti (1810134622038)

4. Mita Marselina (1810134622012)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

STIE MAHAPUTRA RIAU

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

yang berjudul “Akuntasi UMKM.” sebagai tugas kelompok kuliah Akuntansi Koperasi dan

UKM.

Makalah ini berisikan informasi tentang Akuntasi UMKM. Diharapkan makalah ini

dapat memberikan pemahaman tentang Akuntasi UMKM kepada para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu , kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam proses pemyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Pekanbaru, 13 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Akuntansi UMKM...............................................................4

2.2 Manfaat Akuntansi UMKM...................................................................5

2.3 Perbedaan UMKM dengan Perusahaan Besar.......................................6

2.4 Kendala yang menghambat UMKM dalam penerapan Akuntansi .......7

2.5 Peran Akuntansi pada UMKM...............................................................8

2.6 Cara Pencatatan Akuntansi bagi Pengusaha UMKM............................8

2.7 Standar Akuntansi UMKM....................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.2 Saran.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara berkembang tidak terlepas dari kegiatan usaha yang di
lakukan oleh individu maupun kelompok, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Usaha Mikro merupakan kegiatan yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia, UMKM
sangat berperan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan, sekaligus membantu
pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran yang ada. Kegiatan UMKM tidak
terlepas dari aktivitas akuntansi yang sangat berguna untuk menunjukkan perkembangan atau
kondisi keuangan sehingga kelangsungan hidup UMKM dapat terekam dan menjadi bahan
untuk mengevaluasi.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2011) menyatakan bahwa
presentase UMKM di Indonesia mencapai 99,99% dan hanya 0,01%nya adalah usaha besar.
Walaupun UMKM bukan merupakan usaha besar, namun peran UMKM dalam
menggerakkan sektor perekonomian negara tidak dapat diragukan. Wismiarsi, dkk (2008)
menjelaskan bahwa UMKM telah berperan besar dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Fokus pengembangan UMKM dapat berupa kualitas produk yang
dihasilkan, pengembangan skala usaha, maupun peningkatan jumlah unit usaha.
Pengembangan UMKM yang dilakukan dengan baik dapat membantu penyerapan tenaga
kerja serta meningkatkan perekonomian negara.

Aktivitas akuntansi dapat juga disebut sebagai siklus akuntansi dilakukan secara
terstuktur. Dalam Akuntansi berisi kerangka konseptual, metode, standar, prosedur dan teknik
dalam melaporkan suatu keadaan keuangan yang biasa disebut sebagai Laporan Keuangan.
Pendapat Harrison et al (2012:2) laporan keuangan adalah dokumen bisnis yang digunakan
perusahaan dalam melaporkan hasil aktivitasnya kepada kelompok berkepentingan. Tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan
serta laporan arus kas suatu entitas data sehingga bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun.
Tingginya potensi UMKM dalam perkembangan perekonomian tidak diimbangi dengan
kualitas UMKM. Pencatatan dan pengelolaan keuangan yang merupakan salah satu
keberhasilan UMKM. Permasalahan yang paling mendasar pada UMKM adalah pencatatan
dan penyusunan laporan keuangan yang belum memadai. Hal tersebut karena UMKM
terkendala dalam berbagai faktor antara lain kurangnya pengetahuan tentang pencatatan
akuntansi. Pelaporan UMKM pada umumnya mencatat jumlah barang diterima dan
dikeluarkan, jumlah barang dibeli dan dijual, jumlah piutang dan hutang, tanpa menggunakan
standar akuntansi keuangan yang ada, hal tersebut belum mencerminkan informasi keuangan
yang sebenarnya.

Informasi akuntansi yang dihasilkan berguna dalam pengambilan keputusan, sehingga


dasar pertimbangan antara lain : pembelian bahan baku dan alat-alat produksi, penentuan
harga, pengajuan permohonan pembiayaan kepada bank, dan pengembangan sumber daya
manusia serta menambahkan aset usaha. Informasi keuangan yang sistematis pada laporan
keuangan dapat memudahkan pelaku UMKM mengevaluasi kondisi usaha. Sehingga untuk
menjadikan lebih berkualitas.

Pelaku UMKM harus mengerti bagaimana sistem pencatatan akuntansi, apa yang harus
dipersiapkan, dan bagaimana menerapkannya sistem pencatatan akuntansi, apa yang harus
dipersiapkan dan bagaimana menerapkannya sistem pencatatan akuntansi tersebut sehingga
menghasilkan laporan keuangan yang memadai karena informasi keuangan tersebut,
merupakan hasil akhir dalam pencatatan akuntansi yang digunakan yang digunakan oleh
pihak berkepentingan untuk perkembangan usaha. Menyadari situasi dan kondisi seperti ini,
maka diperlukan inovasi dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi UMKM?

2. Apa manfaat dari Akuntansi UMKM?

3. Apa perbedaan UMKM dengan Perusahaan besar?

4. Apa saja kendala yang menghambat UMKM tersebut dalam penerapan akuntansi?

5. Bagaimana peran Akuntansi pada UMKM?


6. Bagaimana cara pencatatan Akuntansi bagi pengusaha UMKM?

7. Apa standar untuk Akuntansi UMKM?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan untuk makalah ini, ialah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Akuntansi UMKM.

2. Untuk mengetahui manfaat dari Akuntansi UMKM.

3. Untuk mengetahui perbedaan UMKM dengan Perusahaan besar.

4. Untuk mengetahui kendala yang menghambat UMKM dalam penerapan akuntansi.

5. Untuk mengetahui peran Akuntansi pada UMKM.

6. Untuk mengetahui cara pencatatan Akuntansi bagi pengusaha UMKM.

7. Untuk mengetahui standar Akuntansi UMKM.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Akuntansi UMKM


Akuntansi UMKM adalah pencatatan keuangan yang dilakukan UMKM, dengan
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah. Akuntansi
UMKM, sangat membantu dalam upaya UMKM untuk naik kelas. UMKM adalah bisnis
yang perkembangannya cukup masif di Indonesia, bahkan di dunia. Sumbangsihnya terhadap
Produk Domestik Bruto juga tinggi, baik di tingkat nasional atau dunia. Sebagai ilustrasi pada
2018, UMKM di Indonesia mampu menyumbang PDB hingga 60% dari total Rp 14.000
Triliun. Nilai yang disumbangkan UMKM mencapai Rp 8.400 triliun. Sehingga tidak heran
jika dunia, demikian pula Indonesia perlu memberikan perhatian secara khusus terhadap
UMKM, agar mampu terus bertumbuh.

Sudah menjadi suatu yang lazim dan memang diharapkan oleh setiap orang, saat
memulai usaha adalah usahanya akan terus naik kelas. Dari semua mikro, menjadi kecil,
kemudian menengah, dan menjadi besar. Dalam upaya tersebut, diperlukan salah satunya
adalah pencatatan yang baik. Bukan hanya baik dalam mencatat, namun juga penyimpanan.
Ada banyak dokumen dalam bisnis termasuk UMKM, dan yang paling menyedot banyak
perhatian dan memang cukup penting adalah dokumen keuangan. Sehingga untuk pencatatan
keuangan perlu diberikan perlakuan yang khusus, mengikuti standar tertentu.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam upaya mengikuti perkembangan perekonomian


global, yang menempatkan UMKM dalam posisi penting, kemudian membuat standar
akuntansi khusus UMKM, yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil Menengah (SAK EMKM). Di dalamnya diatur laporan keuangan yang perlu
disampaikan oleh UMKM, dengan menggunakan asumsi dasar akrual dan kelangsungan
usaha, serta syarat penyajian laporan keuangan harus relevan, lengkap, bisa dipahami, dan
komparatif. Dalam SAK EMKM, UMKM disejajarkan dengan entitas bisnis pada umumnya
(perusahaan besar). Memang UMKM sebenarnya tidak berbeda jauh dengan perusahaan
besar, sebab keduanya berupaya mencari laba untuk usaha yang dilakukannya.
2.2Manfaat Akuntansi UMKM

1. Menyampaikan informasi yang berguna untuk perencanaan bisnis.

Penerapan siklus akuntansi UMKM dapat menjadi pemberi informasi usaha yang
berguna untuk si pelaku usaha sendiri, terutama dalam hal keuangan yang terjadi
dalam usaha tersebut. Informasi ini dapat membantu pebisnis untuk menentukan
langkah strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya. Selain itu, informasi
akuntansi ini juga berguna untuk pengambilan investasi dan kredit pada bisnis usaha
tersebut.

2. Mengetahui posisi keuangan usaha.

Siklus akuntansi dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan dari bisnis
yang sedang berjalan. Pengusaha dapat melihat daftar transaksi penjualan dan
pembelian yang terjadi dalam bisnis yang ia kelola. Dengan begitu, pengusaha dapat
mengetahui jumlah modal pada saat tersebut, jumlah utang dan piutang yang ia miliki
hingga nilai aset dalam bisnisnya.

3. Memberikan gambaran neraca perusahaan.

Adanya pencatatan akuntansi dalam suatu usaha memudahkan pemilik bisnis dalam
mencari tahu untung-rugi bisnisnya yang telah berjalan. Saat ini, pelaku UMKM
hanya membuat pencatatan sederhana mengenai arus uang masuk dan uang keluar
dalam usahanya. Namun jika menerapkan siklus akuntansi secara menyeluruh,
pemilik bisnis dapat mengetahui sejelas mungkin mengenai jumlah laba, jumlah rugi,
jumlah modal, dan jumlah utang dalam usahanya.

4. Mempermudah perhitungan pajak usaha yang perlu dilaporkan.

Pebisnis skala mikro, kecil, dan menengah termasuk pelaku Wajib Pajak yang perlu
melaporkan dan membayar pajak usahanya. Pelaporan pajak akan menjadi kurang
lancar ketika pebisnis tidak memiliki catatan keuangan perusahaan yang rapi dan
tepat. Sebab, pebisnis tidak tahu besaran pajak yang perlu ia bayarkan karena tidak
adanya laporan penghasilan yang rapi dan benar. Ketika pebisnis menerapkan siklus
akuntansi dalam UMKM miliknya, ia akan mengetahui besaran penghasilan bersih
yang usahanya miliki sehingga dapat menghitung besaran pajak yang perlu ia lapor
dan bayar setiap periodenya.

5. Menyediakan informasi data mengenai kinerja usaha.


Dengan mengetahui arus uang masuk dan uang keluar, daftar transaksi yang terjadi
selama usaha berjalan, dan melihat kondisi keuangan perusahaan dari siklus akuntansi
ini, pemilik usaha akan mendapatkan gambaran umum mengenai kinerja usahanya.

 Apakah usaha Anda memiliki perkembangan yang baik atau tidak?

 Apakah penghasilan dari periode yang telah berjalan sesuai dengan ekspektasi
pertumbuhan yang diharapkan?

 Apakah pengeluaran usaha lebih besar dari penghasilannya?

 Apakah biaya pemasaran perusahaan lebih besar daripada pendapatan yang


dihasilkan?

2.3 Perbedaan UMKM dengan Perusahaan Besar

Berdasarkan pengertian UMKM di atas, kita dapat mengetahui perbedaannya dengan


perusahaan besar. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1. Asset : Asset yang dimiliki oleh UMKM menurut UU No. 20 th 2008 maksimal
adalah Rp 10.000.000.000,- saja, sedangkan pada perusahaan besar kekayaan lebih
dari Rp 10.000.000.000,-.

2. Omset : Omset yang diperoleh UMKM sesuai UU No. 20 th 2008 maksimal Rp


50.000.000.000,-, sedangkan di atas itu masuk kategori perusahaan besar.

3. Jumlah karyawan : Dari segi jumlah karyawan, merujuk dari definisi yang
dikemukakan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa UMKM memiliki
karyawan maksimal 99 orang. Jika karyawan lebih dari 99 orang maka masuk ke
dalam kategori perusahaan besar.

Selain itu perbedaan antara UMKM dengan perusahaan besar dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut:

UMKM Perusahaan Besar


Dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya. Dikelola/dipimpin oleh manajer professional.
Struktur organisasi sederhana, terjadi Struktur organisasi jelas, spesialis pekerjaan
perangkapan jabatan.
Kesulitan untuk mendapatkan tambahan Perolehan modal lebih mudah.
modal usaha (akses pada lembaga keuangan
cukup sulit).
Belum menerapkan sistem akuntansi yang Sudah menerapkan sistem akuntansi yang
memadai. memadai.

Pada UMKM, pengelolaan/kepemimpinan biasanya dilakukan sendiri oleh pemiliknya


sehingga tidak dapat terhindarkan masalah perangkapan jabatan. Pemilik bertindak juga
sebagai pengelola utama usaha sekaligus sebagai manajer produksi, sebagai manajer
keuangan, sekaligus juga sebagai manajer pemasaran. Hal tersebut membuat pengelolaan
usaha pada UMKM juga tidak bisa maksimal. Karena kemampuan orang tidak bisa
menguasai berbagai hal dalam waktu yang bersamaan. Berbeda dengan perusahaan besar di
mana pemilik modal terpisah dengan pengelola usaha. Karena pemilik modal belum tentu
menguasai sistem pengelolaan suatu usaha sehingga pada perusahaan besar masing-masing
bagian/departmen terpisah dan terdapat manajer yang bertanggung jawab dalam
pengelolaannya. Karyawan yang dipekerjakan pada masing-masing bagian pun juga sesuai
bidang keahlian masing-masing, sehingga pengelolaan usaha lebih bisa maksimal.

Perbedaan selanjutnya yaitu pada kemampuan memperoleh modal usaha, pada UMKM
yang sebagian besar dikelola oleh perorangan seringkali mengalami kesulitan dalam
memperoleh modal. Kemampuan seseorang dalam mendapatkan modal tentunya berbeda
dengan perusahaan besar yang terdiri dari sekumpulan pemodal (pada perusahaan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT)). Selain itu pada UMKM juga seringkali mengalami kesulitan dalam
mengakses modal pada lembaga perbankan, karena pihak perbankan mensyaratkan laporan
keuangan dalam pengajuan kreditnya akan tetapi hal tersebut belum bisa dipenuhi oleh
sebagian besar UMKM. Hal tersebut terkait dengan belum diterapkannya sistem akuntansi
oleh UMKM, berbeda dengan perusahaan besar yang sudah menerapkan sistem akuntansi
yang memadai.

2.4Kendala yang menghambat UMKM dalam penerapan akuntansi

Kendala yang menghambat UMKM tersebut dalam penerapan akuntansi adalah dari
segi kemampuan yang meliputi Latar belakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh
pemilik atau pengelola yang kurang memadai, sehingga kurangnya pemahaman akan
pentingnya akuntansi dalam pengelolan usaha. Hal itu ditunjukan dari sebagian besar
pengelola usaha (37,25%) pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan pada tingkat Sekolah
Menengah Pertama (25,49%). Sebagian besar pengelola usaha pertokoan (94.12%) tidak
pernah ikut pelatihan akuntansi.

Dan sebagian kecil (5,88%) yang pernah mengikuti pelatihan akuntansi adalah berasal
dari SMK, terutama bidang Akuntansi. Sebagian besar (90,20%) pemilik atau pengelola toko
tidak membutuhkan pelatihan akuntansi. Hanya sebagian kecil pemilik saja (9.80%) yang
merasa butuh akan akuntansi dikarenakan adanya keinginan untuk memajukan usahanya.
Dari segi pengelola sebagian besar dikelola oleh pemilik sendiri (84,3%) dan pengalaman
lama yang menunjukan meskipun tidak menggunakan akuntansi usaha dapat berjalan.
Pemilik menganggap bahwa penerapan akuntansi hanya diperlukan untuk usaha yang tidak
dikelola sendiri. Menurut beberapa responden dari pemilik usaha (50,98%) yang usahanya
sudah berdiri lebih dari 10 tahun menunjukan meskipun tidak menggunakan akuntansi, tetapi
usaha dapat berjalan.

2.5Peran Akuntansi pada UMKM

Peran Akuntansi pada UKM memang sangat penting. Sudah seharusnya jika Anda
pemilik bisnis untuk mempelajari akuntansi. Alternatif lainnya adalah Anda dapat
menggunakan jasa akuntan untuk bisnis kecil Anda atau mungkin, Anda bisa mempelajari
akuntansi sendiri agar tidak membuang pengeluaran yang besar, terlebih untuk usaha yang
baru dimulai. Anda dapat menggunakan software akuntansi untuk memantau, menambahkan
informasi stok, dan melaporkan informasi keuangan dengan pengoperasian yang mudah.
Software akuntansi juga membantu pemilik bisnis memberikan catatan keuangan yang
akurat, contohnya adalah Accurate. Berdiri sejak 1999, Accurate software akuntansi
terkomputerisasi yang juga dapat menghitung pajak dan gaji bagi karyawan. Kini juga telah
hadir Accurate lite yang bisa Anda gunakan dimana saja dan kapan saja. Software akuntansi
berbasis Cloud, yang memudahkan Anda untuk tetap bisa mengakases laporan bisnis Anda
secara real time melalui smsrtphone Anda. Dimanapun dan kapanpun. Sudah saatnya UMKM
Indonesia menjadi lebih baik.

2.6Cara pencatatan Akuntansi bagi Pengusaha UMKM

Pencatatan akuntansi yang baik tentunya akan mempengaruhi keberhasilan bisnis Anda.
Pencatatan akuntansi digunakan sebagai pelaporan transaksi keuangan yang terjadi selama 1
tahun. Hasil catatan tersebut akan menjadi sebuah laporan keuangan bisnis Anda. Laporan
inilah yang menjadi acuan untuk menerapkan sebuah strategi bisnis Anda. Bisnis Anda sulit
berkembang jika Anda sulit menentukan sebuah strategi bisnis tanpa adanya laporan
keuangan usaha. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya resiko besar, seperti penipuan
anggaran keuangan, ketidakpastian suatu kondisi keuangan bisnis dan sulitnya pembuatan
keputusan perencanaan bisnis. Untuk mengurangi resiko tersebut, berikut adalah 8 cara
mudah pencatatan akuntansi bagi pengusaha UMKM.

Berikut cara untuk melakukan pencatatan Akuntansi bagi pengusaha UMKM, yaitu:

1. Lakukan pencatatan Data Transaksi.

Data transaksi keuangan dikumpulkan terlebih dahulu baru diidentifikasi dan


dianalisis dalam sebuah pencatatan akuntansi. Data transaksi keuangan yang tercatat
berupa bukti transaksi pengeluaran dan transaksi pemasukan. Bukti tersebut dapat
berbentuk kuintasi, nota, faktur dan wesel bayar. Hal ini ditujukan untuk menentukan
kevalidan nilai dan status transaksi tersebut jika dilakukan pemeriksaan pajak dan
audit. Tanpa adanya bukti transaksi, catatan keuangan dianggap tidak sah.

Jika ada transaksi pengeluaran untuk membeli barang dagangan, cobalah untuk
mencatat setiap pengeluaran atau modal yang telah dikeluarkan selama satu bulan.
Hal ini membantu Anda secara mudah membuat target balik modal. Sedangkan, jika
ada transaksi pemasukan, catatlah juga mengenai jumlah pemasukan harian yang
diperoleh sebagai total pendapatan dalam satu bulan.

2. Buatlah Jurnal Transaksi.

Setelah dilakukan pencatatan bukti transaksi yang ada, saatnya memasukkan semua
bukti transaksi ke dalam jurnal transaksi harian. Jurnal transaksi dikenal sebagai
jurnal umum. Jurnal umum harus dibuat dan dicatat secara rutin berdasarkan pada
urutan waktu. Pada proses pembuatan jurnal umum, identifikasilah data untuk jenis
transaksi, seperti transaksi kas, piutang, utang dan sebagainya. Di dalam jurnal umum,
terdapat beberapa kolom informasi yang harus dibuat adalah tanggal, nomor bukti,
nama akun, keterangan, debit, kredit dan saldo transaksi.
3. Pindahkan Jurnal Umum ke Buku Besar.

Jurnal umum yang telah dibuat baru dipindahkan ke dalam kelompok akun masing-
masing sesuai dengan jenis transaksi. Kelompok-kelompok akun inilah yang disebut
“Buku Besar’’. Proses pemindahan transaksi dari jurnal umum ke buku besar ini
disebut sebagai posting. Di dalam buku besar, satu akun transaksi dari jurnal umum
yang digabung menjadi satu kelompok akun sehingga semua transaksi ini menjadi
lebih terstruktur. Contohnya adalah buku pembelian, buku penjualan, buku utang,
buku piutang.

4. Buatlah Neraca Saldo.

Cobalah untuk membuat neraca saldo (trial balance) dari semua transaksi dalam buku
besar. Biasanya dilakukan setiap menjelang penutupan buku selama akhir bulan. Hal
ini bertujuan untuk memastikan bahwa pada jenis akun tertentu, saldo debit harus
sama dengan saldo kredit. Begitu pula, jumlah nilai keseluruhan transaksi yang
saldonya di sisi debit harus sama dengan saldo di sisi kredit.

5. Buatlah Laporan Keuangan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan akuntansi
transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku apabila saldo akun neraca
saldo sudah sama. Terdiri dari empat jenis laporan keuangan perusahaan jasa, yaitu:

 Laporan Laba Rugi berisi ringkasan dari semua transaksi pendapatan dan transaksi
beban yang diperoleh dalam suatu periode pencatatan akuntansi. Perhitungan selisih
antara total pendapatan dan total pengeluaran bisa diketahui dari posisi laba atau rugi
bersih dari usaha Anda.
 Neraca berisi laporan dengan posisi keuangan perusahaan untuk posisi aktiva (aktiva
lancar maupun aktiva tetap), kewajiban (jangka pendek maupun jangka panjang) dan
modal. Perbedaan antara laporan keuangan perusahaan dagang dengan perusahaan
jasa, yaitu terletak pada akun-akun yang tertera, seperti akun pembelian, penjualan,
persediaan, harga pokok penjualan, beban pokok penjualan, retur dan diskon
penjualan.
 Laporan Arus Kas berisi ringkasan dari semua anggaran uang masuk dan uang keluar
yang diperoleh dalam suatu periode pencatatan akuntansi. Jika estimasi arus kas
kurang, maka dilakukan suatu antisipasi hal-hal yang tak terduga, seperti menaikkan
penjualan atau menurunkan biaya pengeluaran.
 Laporan Perubahan Modal merupakan bagian dari laporan yang menunjukkan
perubahan bertambah atau berkurangnya modal pemilik usaha dalam suatu periode
pencatatan akuntansi.

6. Buatlah Jurnal Penutup.

Jurnal penutup (closing entries) merupakan ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
menutup saldo angka nominal, sehingga saldo perkiraan menjadi nol pada akhir
periode. Berikut adalah 4 akun yang harus dibuat dalam jurnal penutup, diantaranya:

 Akun pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun
ikhtisar laba/rugi.

 Akun beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun
beban.

 Rekening ikhtisar laba/rugi dibuat jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih
besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit maka perusahaan memperoleh laba.

 Rekening ikhtisar laba/rugi dibuat jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih
besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit maka perusahaan menderita rugi.

 Rekening prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun
prive pemilik.

7. Buatlah Neraca Saldo Setelah Penutupan.

Neraca saldo setelah penutupan dilakukan dengan proses tutup buku dan juga dibuat
setelah jurnal penutup diposting ke dalam buku besar dari semua akun yang harus
ditutup. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa jumlah saldo yang ada pada buku
besar telah seimbang.

8. Buatlah Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan tambahan yang berisi informasi
perusahaan atas suatu akun tertentu. Berikut 5 catatan atas laporan keuangan,
diantaranya:

 Ulasan umum tentang profil perusahaan yang bersangkutan.


 Ikhtisar keuangan yang menjelaskan tentang kebijakan pencatatan akuntansi
perusahaan.
 Ulasan lain mengenai semua hal pada setiap akun dan informasi dalam laporan
keuangan.
 Informasi lain tentang dasar yang diambil untuk menyusun laporan keuangan.
 Laporan yang harus tercantum dalam laporan keuangan menurut PSAK.

Untuk memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan bisnis, gunakan software akuntansi
yang digunakan untuk mengakses status keuangan bisnis Anda dimanapun dan kapan saja.
Sehingga Anda dapat secara terus-menerus memantau perkembangan bisnis Anda pada setiap
bulan.

2.7 Standar Akuntansi UMKM

Standar Akuntansi keuangan atau SAK adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di
bawah pengawasannya dilansir dari iaiglobal.or.id. Menurut jurnal.id, Indonesia memiliki 4
(empat) tipe SAK yang berlaku di Indonesia, yaitu:

 SAK (Standar Akuntansi Keuangan),


 SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik),
 PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah),
 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah).
IAI selanjutnya menyusun SAK yang lebih sederhana dari SAK-ETAP yaitu SAK EMTM
pada pertengahan 2015 menurut welojoe.id. Hal ini dikarenakan masih banyaknya UMKM di
Indonesia yang belum mampu untuk membuat serta menyusun laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK yang berlaku.

SAK EMKM adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah
Makro yang dirancang secara khusus sebagai patokan standar akuntasi keuangan pada
UMKM. Standar Keuangan ini disusun dan disahkan oleh IAI atau Ikatan Akuntasi Indonesia
sebagai sebuah orgnasasi profesi yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia dilansir dari
iaiglobal.or.id. SAK EMKM ini merupakan salah satu dorongan kepada pengusaha-
pengusaha di Indonesia agar dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan
UMKM yang lebih maju. Mengapa hal ini sangat dibutuhkan untuk usaha terutama UMKM?
Karena laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam sebuah usaha. Pastinya setiap
pengeluaran dan pemasukkan harus jelas dan harus seimbang agar usaha bisa lebih maju lagi.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Akuntansi UMKM adalah pencatatan keuangan yang dilakukan UMKM, dengan


mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah. Akuntansi
UMKM, sangat membantu dalam upaya UMKM untuk naik kelas. UMKM adalah bisnis
yang perkembangannya cukup masif di Indonesia, bahkan di dunia. Sumbangsihnya terhadap
Produk Domestik Bruto juga tinggi, baik di tingkat nasional atau dunia. Sebagai ilustrasi pada
2018, UMKM di Indonesia mampu menyumbang PDB hingga 60% dari total Rp 14.000
Triliun. Nilai yang disumbangkan UMKM mencapai Rp 8.400 triliun. Sehingga tidak heran
jika dunia, demikian pula Indonesia perlu memberikan perhatian secara khusus terhadap
UMKM, agar mampu terus bertumbuh.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam upaya mengikuti perkembangan perekonomian


global, yang menempatkan UMKM dalam posisi penting, kemudian membuat standar
akuntansi khusus UMKM, yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil Menengah (SAK EMKM). Di dalamnya diatur laporan keuangan yang perlu
disampaikan oleh UMKM, dengan menggunakan asumsi dasar akrual dan kelangsungan
usaha, serta syarat penyajian laporan keuangan harus relevan, lengkap, bisa dipahami, dan
komparatif. Dalam SAK EMKM, UMKM disejajarkan dengan entitas bisnis pada umumnya
(perusahaan besar). Memang UMKM sebenarnya tidak berbeda jauh dengan perusahaan
besar, sebab keduanya berupaya mencari laba untuk usaha yang dilakukannya.

Manfaat dari Akuntansi UMKM, yaitu:

1. Menyampaikan informasi yang berguna untuk perencanaan bisnis.


2. Mengetahui posisi keuangan usaha.
3. Memberikan gambaran neraca perusahaan.
4. Mempermudah perhitungan pajak usaha yang perlu dilaporkan.
5. Menyediakan informasi data mengenai kinerja usaha.

3.2 SARAN

Akuntansi UMKM seharusnya lebih dipahami secara mendalam, lebih disosialisasikan


agar pemahaman mengenai Akuntansi UMKM lebih dapat dimengerti oleh masyarakat dan
juga dapat diterapkan. Jika ada kekungan dalam penulisan makalah ini, diharapkan pembaca
memberikan saran yang membangun kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/akuntansi-umkm

https://ubico.id/blog/akuntansi-umkm-sebagai-upaya-naik-kelas/

https://cpssoft.com/blog/akuntansi/mengetahui-peran-akuntansi-untuk-ukm/

https://blog.id.aspireapp.com/8-cara-mudah-pencatatan-akuntansi-bagi-umkm/

https://goukm.id/sak-emkm/

Anda mungkin juga menyukai