Tugas 1 Pendidikan Agama Islam
Tugas 1 Pendidikan Agama Islam
Tugas 1 Pendidikan Agama Islam
NIM : 050899915
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf
(7):179 tersebut?
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?
Jawab :
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Referensi : https://tafsirweb.com/644-surat-al-baqarah-ayat-165.html
ِ نس ۖ لَ ُه ْم قُلُوب َّّل يَ ْفقَ ُهونَ ِب َها َولَ ُه ْم أَ ْعيُن َّّل يُب
ْص ُرونَ ِب َها َولَ ُه ْم َءاذَان َّّل ِ ِيرا مِنَ ٱ ْل ِج ِن َوٱ ْ ِْل ً َولَقَدْ ذَ َرأْنَا ِل َج َهنَّ َم َكث
ٓ ٓ
َض ُّل ۚ أ ُ ۟ولَئِكَ هُ ُم ٱ ْلغَ ِفلُونَ َيَ ْس َمعُونَ بِ َها ٓ ۚ أ ُ ۟ولَئِكَ َكٱ ْْل َ ْنعَ ِم بَلْ هُ ْم أ
Referensi : https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
Ayat tersebut secara tidak langsung juga menyinggung tentang keimanan seseorang.
Allah mengatakan bahwa manusia dibekali hati, mata, dan telinga, akantetapi ada
yang tidak memanfaatkannya dengan baik.Allah menjelaskan bahwasanya yang akan
menjadi penghuni neraka adalah orang-orang yang lalai dan tidak mau menggunakan
akal pikiran dan telinga mereka baikuntuk menyimpulkan segala yang diketahuinya
dan mengambil ilmu-ilmu maupununtuk mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah
yang ada pada alam ciptaan-Nya, dan tanda-tanda kebesaran-Nya yang tertera dalam
kitab-kitab-Nya yang kedua-duanya adalah merupakan sebab kesempurnaan iman dan
menjadi dorongan jiwa untuk menyempurnakan Islam seseorang.Menarik poin
penting keimanan seseorang bahwa keimanan seorang hamba juga ditunjukkan
dengan cara memanfaatkan karunia yaitu untuk mengerjakan semua syariat-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang
memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai
adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk.
Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadist Nabi yaitu Aqdun bil qalbi wa
ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka Jika didefinisikan bahwa iman adalah
kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara qalbu, ucapan dan perilaku
menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad
saw.Dari surat Al-A’raf ayat 179 dan QS. Al-Baqarah:165 dapat disimpulkan bahwa
keimanan ditunjukkan oleh rasa cinta yang tinggi kepada Allah karena apa yang
dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang yang beriman,kecintaan tersebut
dimanifestasikan dalam kehidupan sehari- hari, yaitu dengan mengerjakan semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.Manusia yang beriman juga
memanfaatkan karunia Allah (hati, mata, dan telinga) sebaik-baiknya untuk
mengerjakan syariat agama. Tidak hanya itu, manusia yang beriman kepada Allah
juga tunduk dan takut akan azab dari Allah.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!
c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut
Jawab :
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”. (QS. Ali
Imran: 190)
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau.
Lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali Imran: 191)
QS. Ali-Imran (3): 190-191 mejelaskan bahwa Hakikat Manusia yaitu untuk
menggunakan akal, merenung dan memikirkan atas penciptaan Allah baik yang ada di
langit dan bumi maupun di antaranya.Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa
tatanan langit dan bumi serta dalam bergantinya siang dan malam secara teratur
sepanjang tahun menunjukkan keagungan Tuhan, kehebatan pengetahuan dan
kekuasaan-Nya.Langit dan bumi dijadikan oleh Allah bertingkat dengan sangat tertib,
bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat tampak hidup, semua bergerak
menurut orbitnya. Bergantinya malam dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan
manusia dan segala yang bernyawa. Terkadang malam terasa panjang atau sebaliknya.
Musim pun yang berbeda. Musim dingin, panas, gugur, dan semi, juga musim hujan
dan panas. Semua itu menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi
orang yang berpikir. Hal tersebut tidaklah terjadi dengan sendirinyaPasti ada yang
mengaturnya yaitu Allah Swt. Sementara itu Q.S. Ali Imran Ayat 191 memberikan
penjelasan pada orang-orang yang cerdas dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang
yang berakal, selalu menggunakan pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan
menggambarkan keagungan Allah. Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di dalam
keadaan apapun, baik di waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Ayat ini menjelaskan
bahwa ulul albab ialah orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus
menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah, sedangkan
objek pikir ciptaan Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pendekatan kepada Allah
lebih banyak didasarkan atas hati. sedang pengenalan alam raya didasarkan pada
penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kemerdekaan yang luas untuk
memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan atas
kekuasaan Allah Swt.Menghendaki kita sebagai kaum muslim untuk memiliki budaya
tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan,
ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Swt.
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
Terjemah Q.S Qaaf(50): 16
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”
Dalam ayat ini Hakikat Manusia yang dimaksud adalah secara keseluruhan baik itu
orang beriman maupun orang kafir diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang
dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-
Nya. Dan sungguh Allah Maha Mengetahui keadaan manusia walau yang paling
tersembunyi sekali pun.Allah menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia
danberkuasa penuh untuk menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu
pula apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati
ini (dalam bahasa Arab) dinamakan hadisun nafsi. Bisikan hati tidak dimintai
pertanggungjawaban kecuali jika dikatakan atau dilakukan. Allah swt lebih dekat
kepada manusia dari urat lehernya sendiri. Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan
sebuah hadis dari Abu Sa'id bahwa Nabi saw bersabda: Allah dekat kepada manusia
(putra Adam) dalam empat keadaan Ia lebih dekat kepada manusia dari pada urat
lehernya. Ia seolah-olah dinding antara manusia dengan hatinya. Ia memegang setiap
binatang pada ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia dimana saja ia berada.
(Riwayat Ibnu Mardawaih).
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13
dan QS. Az-Zukhruf: 32
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
Jawab:
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan
berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling
mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan
kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannyakarena yang paling
mulia di antara manusia pada sisi Allah hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-
Nya.Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selaluada sangkut-pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling
mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.Dan dalam QS. Az-Zukhruf: 32
Allah menegaskan "Sekali-kali tidaklah demikian halnya, Kamilah yang berhak dan
berwenang mengatur dan menentukan penghidupan hamba dalam kehidupan dunia.
Kami-lah yang melebihkan sebagian hamba atas sebagian yang lain; ada yang kaya
dan ada yang lemah, ada yang pandai dan ada yang bodoh, ada yang maju dan ada
yang terbelakang, karena apabila Kami menyamakan di antara hamba di dalam hal-hal
tersebut di atas, maka akan terjadi persaingan di antara mereka, atau tidak terjadi
situasi saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain, dan tidak akan terjadi
saling memanfaatkan antara satu dengan yang lain, sebaliknya mereka saling
mengejek. Semuanya itu akan membawa kepada kehancuran dan kerusakan dunia.
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran
pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan
masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa
membutuhkan orang lain. Dari fitrah inikemudian mereka berinteraksi satu sama lain
dalam jangka waktu yang lamasehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada
gilirannya menumbuhkankesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban
daripada hubungansosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.Masyarakat beradab
dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau masyarakat
madani. Meskipun memeliki makna dan sejarahsendiri, tetapi keduanya,civil society
dan masyarakat madani merujuk padasemangat yang sama sebagai sebuah masyarakat
yang adil, terbuka,demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi
yangdiimplementasikan dalam kehidupan sosial.Prinsip masyarakat beradab dan
sejahtera menurut padangan masyarakat madani adalah keadilan sosial,
egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan
sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala
penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama,
suku, dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya
secara tulus sebagaisebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah
menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas”
dan“bawah”.
❖ Keadilan
Keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran Islam.setiap orang muslim
akan memperoleh hak dan kewajibannya secara sama. Berdasarkan pada
hakekat manusia yang derajatnya sama antara satu mukmin dengan mukmin
yang lain. Dan yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan dari setiap
mukmin tersebut.Dalam Al-Qur’an keadalan disebut hukum
keseimbanga,kaadilan juga merupakn sikap yang paling dekat dengan takwa
karena setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu penyelewengan yang
dapat di perjelas dalam Al-qur’an surat At-Takaasur dan Surat Al-Ahumajah.
❖ Suprementasi Hukum
Supremasi hukum adalah cara untuk menegakkan ketentuan hukum. Hal
tersebut juga digunakan untuk melindungi masyarakat yang menempati suatu
negara hukum.Dalam mewujudakn supremasi hukum harus dapat menetapkan
hukum kepada siapa pun tanpa padang bulu.Hal ini di perjelasdalan Al-Qur’an
Surat Al-Maidah (8) dan Surat An-Nisa (58).
❖ Egalitarisme
Islam mengajarkan semua manusia itu setara bukan tergantung status sosial,
jabatan, atau kekayaannya melainkan atas prestasi dalam hal ketakawaan
terhadap Allah.Prinsip egalitarisme itu sendiri maka akan terwujud
keterbukaan dimana seluruh anggota masyarakat dalam menentukan
pimpinananya dan menentukan kebijakan-kebijakan publik.
❖ Pluralisme
Pluralisme merupakan suatu sistem nilai atau pandangan yang mengakui
keragaman di dalam suatu bangsa. Keragaman atau kemajemukan dalam suatu
bangsa itu haruslah senantiasa dipandang positif dan optimis sebagai
kenyataan riil oleh semua anggota lapisan masyarakat dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Esensi makna pluralisme tidak hanya
diartikan sebagai sebuah pengakuan terhadap keberagaman suatu bangsa, akan
tetapi juga mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial, dan ekonomi.Islam
memandang bahwa pluralisme adalah sesuatu yang alamiah(sunatullah) dalam
wahana kehidupan manusia.Keasadaran Pluralisme diwujudkan dengan sikap
toleransi dan saling menghormati antar sesama manusia denga tidak membeda
bedakan suku,ras bangsa maupun agama.
❖ Pengawasan Sosial
Pengawasan sosial ini menjadi penting terutama ketika kekuatan baik
kekuatan uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga
perwujudan mas yarakat beradab dan sejahtera hanya slogan semata.
Pengawasan sosial baik secara individu maupun lembaga merupakan suatu
keharusan dalam usaha pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera.
Namun demikian, pengawasan tersebut harus didasarkan atas prinsip fitrah
manusia baik sehingga senantiasa bersikap husnu al-dzan.