Makalah Kel 4-1
Makalah Kel 4-1
Makalah Kel 4-1
Kelompok 5 :
2024
i
KATA PENGANTAR
Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beragam aliran teologi yang berdiri memiliki sejarah yang cukup panjang,
semuanya tidak terlepas dari para pendirinya dan latar belakang yang
menyertai sampai pada para pengikutnya yang memiliki loyalitas terhadap
aliran tersebut. Makalah ini akan membahas tentang aliran Asy’ariyah yang
berkembang pada abad ke-4 dan ke-5 atau ke-10 dan ke-11. Aliran ini
merupakan salah satu aliran yang muncul atas reaksi terhadap Mu’tazilah
sebagai paham yang memprioritaskan akal sebagai landasan dalam beragama.
Ketidaksepakatan doktrin-doktrin Mu’tazilah tersebut memunculkan aliran
Asy’ariyah yang dipelopori oleh Abu Al-Hasan Al-Asy’ari.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Sejarah lahirnya Ahl al-Sunnah Khalaf (Asy’ari dan Maturidi)
b. Kerangka berfikir Ahl al-Sunnah Khalaf (Asy’ari dan Maturidi)
c. Pokok-pokok pemikiran kalam Ahl al-Sunnah Khalaf (Asy’ari dan
Maturidi)
C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan karya tulis ini tentunya memiliki tujuan, yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Asy'ari
1. Sejarah Lahirnya al-Asy’ari
Nama Asy’ariyah sebagai suatu aliran dalam Ilmu Kalam berasal dari
nama tokoh Imam Abu Hasan al-Asy’ari yang nama lengkapnya adalah
Abu al-Hasan Ali Ibn Isma’il al-Asy’ari. Ia lahir di kota Basrah (Irak) pada
tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H / 935 M. Dengan menyebut
nama al-Asy’ari dibelakang namanya, benarlah bahwa Imam Abu Hasan
al-Asy’ari mempunyai hubungan darah dengan Abu Musa al-Asy’ari,
seorang sahabat yang menjadi hakam (perantara) dalam sengketa antara Ali
bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Pada usia remaja Abu
Hasan Al-Asy’ari berguru kepada tokoh Mu’tazilah bernama Abu Ali al-
Jubbai. Oleh sebab itu ajaran-ajaran Mu’tazilah sungguh telah didalami
oleh al-Asy’ari sampai ke akar-akarnya. Malah dikatakan Abu Hasan al-
Asy’ari menggeluti paham yang terdapat dalam Mu’tazilah selama lebih
kurang 40 tahun.
Tetapi oleh sebab-sebab yang kurang jelas, Abu Hasan al-Asy’ari
meninggalkan paham Mu’tazilah, dan kemudian membangun suatu sistem
teologi sendiri yang kemudian dikenal dalam sejarah pemikiran Islam
dengan nama aliran Asy’ariyah. Diantara sebab yang sering disebut dalam
menjelaskan keluarnya Abu Hasan al-Asy’ari dari Mu’tazilah adalah
mimpi Asy’ari sendiri yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW
beserta perdebatannya dengan Abu Ali al-Jubbai tentang bagaiman
kedudukan tiga orang, mukmin, kafir, dan anak kecil, kelak di akhirat.
Teologi Asy’ariyah dibangun oleh Abu Hasan Ali Ibn Isma’il Asy’ari
yang lahir di Basrah pada tahun 873 M dan wafat di Bagdad pada tahun 935
M. pada mulanya ia adalah murid al-Jubbai dan termasuk salah seorang yang
terkemuka dalam golongan Mu’tazilah. Abu Hasan Ibn Isma’il Asy’ari adalah
seorang yang pada mulanya penganut Mu’tazilah yang tangguh sehinggah ia
mendapatkan perintah dan kepercayaan untuk berdebat dengan orang-orang
yang merupakan lawan Mu’tazilah.
B. Al-Maturidi
Oleh karena itu antara teologinya dan teologi yang ditimbulkan oleh al-
Asy’ari terdapat perbedaan, sungguhpun keduanya timbul sebagai reaksi
terhadap aliran Mu’tazilah.
Salah satu pengikut penting dari al-Maturidi ialah Abu al-Yusr Muhammad
al-Bazdawi (421-493 H). Nenek al-Bazdawi adalah murid dari al-Maturidi, dan
al-Bazdawi mengetahui ajaran-ajaran al-Maturidi dan orang tuanya. Al-
Bazdawi sendiri mempunyai murid-murid dan salah seorang dari mereka ialah
Najm al-Din Muhammad al-Nasafi (460-537 H), pengarang buku al-‘Aqa ‘idal-
Nasafiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asy’ariyah sebagai suatu aliran dalam Ilmu Kalam berasal dari nama tokoh
Imam Abu Hasan al-Asy’ari yang nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali
Ibn Isma’il al-Asy’ari. Ia lahir di kota Basrah (Irak) pada tahun 260 H/873 M
dan wafat pada tahun 324 H / 935 M. Al-Asy’ari mengambil jalan tengah antara
golongan rasionalis dan golongan teksturalis, maka cara tersebut dapat diterima
oleh mayoritas kaum muslimin. Ajaran Asy’ariyah ini muncul sebagai
10
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA