LKPD 2
LKPD 2
LKPD 2
Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran saat ini kita telah
sampai di penghujung bagian terakhir dari buku ini. Pada bagian terakhir ini, kita akan
belajar bersama tentang gotong royong. Pernahkah kalian mendengar kata gotong royong?
Ataukah kalian pernah ikut gotong royong? Gotong royong merupakan identitas dan
kekayaan budaya Indonesia. Ada pepatah menyebutkan “Berat sama dipikul ringan sama
dijinjing”. Pepatah ini bermakna, pekerjaan berat jika dilakukan bersama-sama maka akan
terasa ringan. Pepatah ini dapat menggambarkan makna gotong royong. Lalu, apa yang
dimaksud gotong royong itu? Mari kita diskusikan bersama-sama! Sebagai makluk
sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini menjadi itrah manusia.
Oleh karena itu, dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerja sama, gotong
royong, dan sikap saling membantu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata gotong royong bermakna bekerja
bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). Kata gotong royong sendiri berasal
dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong. Gotong artinya pikul atau angkat.
Sedangkan royong artinya bersama-sama. Dengan demikian, secara hariah gotong
royong dapat diartikan mengangkat beban secara bersama-sama agar beban menjadi
ringan. Koentjaraningrat membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia yaitu: gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja
bakti. Kegiatan gotong royong tolong-menolong bersifat individual, misalnya menolong
tetangga kita yang sedang mengadakan pesta pernikahan, upacara kematian,
membangun rumah, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti
biasanya dilakukan untuk mengerjakan suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan
umum, seperti bersih-bersih desa/kampung, memperbaiki jalan, membuat tanggul, dan
lain-lain.
Koentjaraningrat lebih lanjut membagi jenis-jenis gotong royong yang terdapat pada
masyarakat pedesaan menajadi 4 (empat), yaitu: 1) tolong-menolong dalam aktivitas
pertanian; 2) tolong-menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga; 3) tolong-
menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara; 4) tolong-menolong dalam
peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian.
Gotong-royong lahir atas dorongan kesadaran dan semangat untuk mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama, serentak, dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan
mengutamakan keuntungan pribadi. Gotong royong harus dilandasi dengan semangat
keikhlasan, kerelaan, kebersamaan, toleransi, dan kepercayaan. Gotong-royong
merupakan suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan usaha bersama, suatu
amal, suatu pekerjaan atau suatu karya bersama, suatu perjuangan bantu-membantu.
Dalam gotong royong, melekat nilai-nilai Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial yang merupakan landasan filsafat bangsa
Indonesia.
Konsep gotong royong dapat pula dimaknai sebagai pemberdayaan masyarakat. Hal ini
lantaran gotong royong dapat menjadi modal sosial (social capital) untuk mendukung
kekuatan institusional pada level komunitas, negara, dan lintas bangsa. Dalam gotong
royong termuat makna collective action to struggle, self governing, common goal, dan
sovereignty. Secara sosio-kultural, nilai gotong royong merupakan semangat yang
dimanifestasikan dalam berbagai perilaku individu yang dilakukan tanpa pamrih guna
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan individu atau kolektif
tertentu. Bintarto menyatakan bahwa gotong royong merupakan perilaku sosial dan juga
tata nilai kehidupan sosial yang ada sejak lama dalam kehidupan di desa-desa
Indonesia. Secara sosio-historis, tradisi gotong royong tumbuh subur di pedesaan
Indonesia lantaran kehidupan pertanian memerlukan kerja sama yang besar untuk
mengolah tanah, menanam, memelihara hingga memetik hasil panen. Bagi bangsa
Indonesia, gotong royong tidak hanya bermakna sebagai perilaku, namun berperan pula
sebagai nilai-nilai moral. Hal ini mengandung pengertian bahwa gotong royong
senantiasa menjadi pedoman perilaku dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam
beragam bentuk.
Kalian tentu tahu bahwa Indonesia dikenal dunia karena masyarakat Indonesia memiliki
sikap ramah, kekeluargaan, dan budaya gotong royong. Sejak lama, budaya gotong
royong mengakar di bumi Indonesia. Sartono Kartodirjo menyebutkan bahwa gotong
royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial
masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi gotong royong
bahkan menjadi penanda dan identitas budaya bangsa Indonesia. Budaya gotong royong
di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk dan istilah yang berbeda,
sesuai dengan daerah masing-masing. Misalnya di Jawa, dikenal dengan istilah
sambatan. Sambatan merupakan tradisi untuk meminta pertolongan kepada warga
masyarakat untuk membantu keluarga yang sedang membutuhkan bantuan, seperti
membangun dan memperbaiki rumah, membantu hajatan perkawinan, upacara kematian,
dan kepentingan-kepentingan lain yang membutuhkan bantuan orang banyak.