Bab 1. Pendahuluan RDRT Kambang (ANALISA U)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

BAB -1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Secara umum perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor utama yaitu
faktor perkembangan penduduk yang diiringi oleh faktor perkembangan aktivitas masyarakat
kota. Faktor perkembangan penduduk timbul karena adanya pertambahan penduduk secara
alami (kelahiran) ataupun pertambahan penduduk akibat adanya arus migrasi. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk kota secara otomatis akan mempengaruhi pola perilaku
sosial, budaya dan ekonomi dari masyarakat perkotaan yang mengakibatkan berkembangnya
pola aktivitas masyarakat kota dari adanya perubahan pada pola prilaku sosial, budaya dan
ekonomi dari masyarakat kota tersebut.

Konsekuensi dari perubahan pola prilaku sosial, budaya dan ekonomi dari masyarakat
ini berpengaruh pada perubahan fisik suatu kota yang secara langsung menyebabkan
peningkatan akan kebutuhan ruang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kota.

Dengan meningkatnya kebutuhan ruang tersebut akan memerlukan suatu


perencanaan kota yang mampu menjawab tantangan akan kebutuhan ruang, sehingga
pertumbuhan kota yang tidak terkendali akan dapat dihindari dan diminimalisasi. Dalam
proses perencanaan kota bisa saja dilakukan pemecahan masalah akan kebutuhan ruang kota
ini dengan penerapan prinsip pengembangan ruang kota secara intensifikasi atau mungkin
pengembangan secara vertikal atau menekankan pada proses peremajaan kota, perbaikan
dan rehabilitasi maupun pengembangan secara ekstensifikasi yang menekankan pada proses
pengembangan wilayah baru ataupun perluasan wilayah kota itu sendiri serta pengembangan
kota baru yang belakangan ini merupakan konsep yang bisa dikatakan baru.

Berdasarkan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana


Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan
serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan maupun kawasan fungsional kabupaten.
Dengan kata lain, RDTR kabupaten mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan

|
LAPORAN ANTARA BAB I-1
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang
yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR
kegiatan berskala kawasan atau lokal dan lingkungan dan atau kegiatan khusus yang
mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2020 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010-2030.
Diamanatkan, Kota Kambang merupakan Pusat Pengembangan Kawasan (PPK), serta pada
Revisi RTRW Propinsi Sumatera Barat diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) untuk
dapat di susun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) nya.

Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Kambang merupakan rencana


pemanfaatan ruang bagian wilayah Kecamatan Lengayang secara terperinci yang disusun
untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan
pembangunan kawasan yang dijadikan sebagai pedoman, pengarahan dan pengendalian bagi
pelaksanaan pembangunan di Kawasan tersebut. Kecamatan Lengayang adalah salah satu
kecamatan di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan dengan ibukota kecamatan terletak di Kota
Kambang . Kota Kambang terletak 55 Km dari Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan atau Kota
Painan dan 130 Km dari Kota Padang Ibukota Propinsi Sumatera Barat. Sedang Kota Kambang
dapat dicapai melalui jalan darat, yaitu arteri primer yang menghubungkan Padang dengan
Provinsi Bengkulu atau disebut sebagai Lintas Barat. Secara administratif Kota Kambang
Kecamatan Lengayang berbatasan sebelah utara dengan Kecamatan SUTERA, sebelah selatan
dengan Kecamatan Ranah Pesisir, sebelah barat dengan Samudera Indonesia, sebelah timur
dengan Solek Selatan.

Kecamatan Lengayang memiliki 9 nagari yaitu Kambang, Lakitan, Kambang Utara,


Kambang Timur, Kambang Barat, Lakitan Utara, Lakitan Selatan, Lakitan Timur dan Lakitan
Tengah. Sedangkan Kota Kambang berada di bibir pantai dengan jarak ±100M – 200M dapat
negatifnya daerah rawan bencana abrasi pantai dan rawan Kelombang pasang serta Tsunami,
dapat Positifnya daerah ini sangat cocok di kembang kan sebagai daerah perdagangan,
Perikanan dan Kawasan Wisata dengan jumlah penduduk sebanyak 48.186 jiwa (10.432 RT)
tahun 2017. Berkaitan dengan hal tersebut, secara tidak langsung aktifitas penduduk berjalan
sangat cepat seiring dengan penggunaan dan pemanfaatan ruang di Kecamatan Lengayang /
Kota Kambang tersebut. Untuk itu, perlu perencanaan dan penataan kembali arahan penataan
ruang secara dini, sehingga pengembangan penggunaan ruang Kota Kambang dapat terarah
dan sesuai dengan peruntukkannnya. Maka dari itu RDTR Kota Kambang Kecamatan
Lengayang dapat dijadikan acuan dalam penataan ruang di wilayah Kawasan dengan

|
LAPORAN ANTARA BAB I-2
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

mengutamakan kepentingan bersama sebagai prioritas serta mengacu pada dokumen RTRW
yang telah ada.

1.2. PENGERTIAN DASAR

1.2.1. Pengertian Umum

Pengertian-pengertian umum dalam penyusunan RDTR Wilayah Perencanaan Kambang


kecamatan Lengayang adalah sebagai berikut:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
5. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
6. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
7. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
8. Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.
9. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
10. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah WP Langsa 1 yang dilengkapi dengan peraturan
zonasi WP.
11. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang yang memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan atau kawasan.

|
LAPORAN ANTARA BAB I-3
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

12. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
13. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
14. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
15. Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP adalah bagian dari kota atau
kawasan strategis daerah yang akan atau perlu disusun RDTRnya, sesuai arahan atau
yang ditetapkan di dalam RTRW.
16. Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP adalah bagian dari WP yang
dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok.
17. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang
nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, slauran udara tegangan
ekstra tinggi dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan
rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota.
18. Sub Blok adalah pembagian fisik dalam satu blok berdasarkan perbedaan sub zona.

1.2.2. Kedudukan RDTR

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan
dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. RDTR ditetapkan dengan perda
kabupaten/kota. Dalam hal ini RDTR telah ditetapkan sebagai perda terpisah dari zonasi
sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi ditetapkan dengan perda
kabupaten/kota.

Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan
atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun
RDTR apabila merupakan: a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan
menjadi kawasan perkotaan; dan b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR
yang ditetapkan dalam pedoman ini

|
LAPORAN ANTARA BAB I-4
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

Gambar 1. 1. Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional

Peraturan zonasi pada dasarnya adalah suatu alat untuk pengendalian yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk
setiap blok/zona peruntukan (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang), dimana
blok/zona peruntukan yang menjadi acuan ditetapkan melalui rencana rinci tata ruang.
Peraturan zonasi ini lebih dikenal dengan istilah populer zoning regulation, dimana kata zoning
yang dimaksud merujuk pada pembangian lingkungan kota ke dalam zona-zona pemanfaatan
ruang dimana di dalam tiap zona tersebut ditetapkan pengendalian pemanfaatan ruang atau
diberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnet, 1982). Adapun peraturan zonasi
atau zoning regulation ini di beberapa negara lain diberlakukan dengan istilah yang berbeda-
beda, antara lain zoning code, land development code, zoning ordinance, zoning resolution,
zoning by law, dan sebaginya (Zulkaidi, 2008).

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah Perencanaannya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini

|
LAPORAN ANTARA BAB I-5
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

Gambar 1. 2. Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah
Perencanaannya

|
LAPORAN ANTARA BAB I-6
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Maksud Dan Tujuan

Maksud pelaksanaan pekerjaan adalah untuk menyiapkan bahan yang menjadi landasan
spasial pembangunan melalui penyusunan materi teknis RDTR sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

Sedangkan tujuan dari Kegiatan Analisis dan Penyusunan Konsep RDTR di Lokasi OSS
Kota kambang Wilayah I, Provinsi Pesisir Selatan dimaksudkan untuk mewujudkan
pelaksanaan perizinan investasi terpadu secara daring atau OSS. Tujuan dari pekerjaan ini
adalah menganalisis dan menyusun konsep rencana detail tata ruang di lokasi OSS yang telah
disepakati di Kota Kambang Wilayah I, Provinsi Pesisir Selatan.

1.3.2 Sasaran

Sedangkan sasaran dari terselenggaranya penyusunan kegiatan RDTR OSS ini adalah
sebagai berikut :

1. Dokumen Fakta dan Analisa Rencana Detail Tata Ruang;

2. Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) Rencana Detail Tata Ruang;

3. Rancangan Peraturan Kepala Daerah;

4. Album peta digital skala 1:5000 Rencana Detail Tata Ruang;

5. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

1.4 Keluaran

Sebagaimana disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa keluaran dari
kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Dokumen Fakta dan Analisa Rencana Detail Tata Ruang;


b. Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) Rencana Detail Tata Ruang;
c. Rancangan Peraturan Kepala Daerah RDTR;
d. Album peta Digital skala 1:5.000 Rencana Detail Tata Ruang;
e. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

|
LAPORAN ANTARA BAB I-7
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

1.5 Ruang Lingkup


1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup lokasi kegiatan adalah Kawasan Wilayah Perencanaan Kambang. Lingkup


wilayah perencanaan Wilayah I Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR Kambang, yang memiliki
luas lebih kurang Ha yang meliputi :

a. Nagari Kambang Utara, meliputi Kampung Lubuk Sarik, Kampung Akat, Kampung Baru,
Kampung Pasir Laweh, Kampung Ganting Kumbang, Kampung Padang Panjang I, Kampung
Padang Panjang II dan Kampung Kambang Harapan.
b. Nagari Kambang Timur, meliputi Kampung Koto Kandis, kampung Koto Pulai, kampong
Pauh, Kampung Tampunik, Kampung Kapau dan kampung Ganting.
c. Nagari Kambang Barat, meliputi Kampung Pasar Kambang, Kampung Pasar Gompong,
Kampung Rangeh, Kampung Talang dan Kampung Tebing Tinggi.
d. Nagari Kambang Tengah, meliputi Kampuang koto baru, kampuang koto marapak,
kampuang nyiur gadiang, kampuang kulam.

Untuk lebih jelasnya mengenai Peta Wilayah Perencanaan dan Wilayah Perencanaan
berdasarkan administrasi Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut.

|
LAPORAN ANTARA BAB I-8
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

Gambar 1.3 Pera Orientasi Kecamatan Lengayang terhadap Provinsi Sumatera Barat.
Sumber : Hasil Analisis Arcgis, 2022

|
LAPORAN ANTARA BAB I-9
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

Gambar 1.4. Peta Orientasi WP Kota Kambang Terhadap Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber : Hasil Analisis Arcgis, 2022

|
LAPORAN ANTARA BAB I-10
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu Perencanaan


Lingkup waktu perencanaan RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun
dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih
dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika:
a. Terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi BWP RDTR; atau
b. Terjadi dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara
mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar, perkembangan ekonomi
yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

1.5.3 Ruang Lingkup Kegiatan

f. Melakukan persiapan kegiatan antara lain meliputi:


a) Menyiapkan kajian awal data sekunder, mencakup kajian terhadap rtrw kabupaten, rdtr
sebelumnya (jika ada), rpjpd, rpjmd, dan ketentuan sektoral terkait pemanfaatan ruang;
b) Melakukan identifikasi awal indikasi delineasi kawasan perencanaan;
c) Melakukan persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi penyiapan metodologi
pendekatan pelaksanaan pekerjaan, penyiapan rencana kerja rinci, dan penyiapan
perangkat survei serta mobilisasi personil;
d) Berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk persiapan pelaksanaan kegiatan; dan
e) Melibatkan akademisi, praktisi, atau tenaga ahli lokal untuk koordinasi dengan
pemerintah daerah dan penguatan isu kewilayahan dan karakteristik/ kearifan lokal di
kawasan perencanaan.

g. Melaksanakan koordinasi antar KL (Kementerian/Lembaga) terkait dan Pemerintah Daerah;


h. Melakukan survei untuk pengumpulan data dan informasi meliputi:
a) Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi dan jenis guna lahan atau
bangunan, intensitas ruang, serta konflik konflik pemanfaatan ruang (jika ada) maupun
infrastruktur perkotaan, kondisi fisik dan sosial ekonomi kawasan perencanaan; dan
b) Data sekunder yang terdiri atas peta dasar dan peta tematik serta data dan informasi
lain sebagaimana tercantum dalam permen agraria dan tata ruang/kepala bpn no.11
tahun 2021 tentang tata cara penyusunan, peninjauan kembali, revisi, dan penerbitan
persetujuan substansi rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten, kota, dan
rencana detail tata ruang.

|
LAPORAN ANTARA BAB I-11
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

i. Melakukan pengolahan dan analisis data antara lain:


a) Analisis untuk penyusunan RDTR:
- Analisis struktur internal WP;
- Analisis sistem penggunaan lahan;
- Analisis kedudukan dan peran WP dalam wilayah yang lebih luas;
- Analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan;
- Analisis sosial budaya;
- Analisis kependudukan;
- Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
- Analisis transportasi atau pergerakan;
- Analisis sumber daya buatan;
- Analisis kondisi lingkungan binaan;
- Analisis kelembagaan; dan
- Analisis karakteristik peruntukan zona;
- Analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan mungkin akan
berkembang di masa mendatang;
- Analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona;
- Analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona;
- Analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;
- Analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan dengan
kondisi yang terjadi di lapangan;
- Analisis karakteristik spesifik lokasi;
- Analisis ketentuan dan standar setiap sektor terkait; dan
- Analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

b) Untuk kepentingan PZ perlu ditambahkan beberapa hal sebagai berikut :


- Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
- Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
- Ketentuan tata bangunan;
- Ketentuan prasarana minimal;

|
LAPORAN ANTARA BAB I-12
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

- Ketentuan khusus;
- Standar teknis;
- Ketentuan pelaksanaan meliputi ketentuan variansi pemanfaatan ruang, ketentuan
insentif dan disinsentif, dan ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
(nonconforming situation) dengan peraturan zonasi
j. Menyelenggarakan FGD 4 (empat) kali, dan Konsultasi Publik (KP) 2 (dua) kali bersama
pemerintah daerah di daerah dengan menghasilkan berita acara penyepakatan muatan
yang dibahas. Adapun FGD dan KP dilakukan dalam rangka:
a) FGD persiapan pembahasan konsultasi publik-1 di daerah untuk menjaring isu-isu
kewilayahan dan isu pembangunan berkelanjutan strategis di kawasan perencanaan;
b) Survey dan Pemetaan dilakukan di lokasi deliniasi untuk survey peraturan zonasi;
c) KP 1, dilaksanakan untuk :
- Mendapatkan masukan terhadap konsep rencana, struktur dan pola ruang; dan
- Mendapatkan masukan terhadap hasil analisis 6 muatan KLHS dan analisis KRP.
d) FGD persiapan pembahasan konsultasi publik-2 di daerah untuk membahas hasil
masukan terhadap indikasi program, peraturan zonasi dan rancangan peraturan kepala
daerah (Raperkada), analisis Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) terhadap kondisi
lingkungan hidup;
e) KP 2, dilaksanakan untuk:
- Mendapatkan kesepakatan terhadap indikasi program, Peraturan Zonasi dan
Raperkada;
- Sinkronisasi perencanaan tata ruang dengan wilayah berbatasan (jika ada) dengan
TKPRD di daerah; dan
- Membahas rekomendasi perbaikan Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) dan
integrasi hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
f) FGD dengan Forum Penataaan Ruang yang dilakukan setelah KP 2 untuk membahas
rencana pola ruang, struktur ruang, indikasi program dan muatan peraturan zonasi;
g) FGD dalam rangka ekspos materi teknis dan ranperda RDTR, pembahasan bersama
TKPRD Kota Langsa Wilayah I serta penjaminan kualitas KLHS;

1.6 DASAR HUKUM

|
LAPORAN ANTARA BAB I-13
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

Rujukan penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Perkotaan Kota Kambang adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5168);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
12. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837 Tahun 1980 Tentang Kriteria dan
Tata Cara Penetapan Hutan Lindung;
13. Perda Kabupaten Pesisir Selatan No. 7 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2010-2030;
14. Standar Nasional Indonesia 3242 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Permukiman;
15. Standar Nasional Indonesia 03-1733 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

|
LAPORAN ANTARA BAB I-14
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

1.7 Sistematika Penulisan


Laporan Secara garis besar buku Laporan Analisis Dan Penyusunan Konsep RDTR
Kawasan Wilayah Perencanaan Kambang adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menyajikan latar belakang dari pekerjaan, pengertian dasar dari
pengertian umum dan kedudukan RDTR, maksud, tujuan dan sasaran, keluaran, ruang
lingkup, dasar hukum dan sistematika pelaporan dari kegiatan analisis.
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menyajikan tinjauan kebijakan dari muatan RTR tingkat nasional, muatan
rencana sektoral tingkat nasional, muatan RTR tingkat provinsi serta tinjauan kebijakan
terhadap pembangunan daerah di Wilayah Perencanaan Kota Langsa Wilayah I ini.
BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN
Pada bab ini menyajikan gambaran umum dari wilayah perencanaan, cakupan
kawasan perencanaan, delineasi kawasan perencanaan, profil fisik dasar dan lingkungan,
profil pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, profil kependudukan dan sosial budaya,
kondisi perekonomian, profil citra kawasan, kondisi perdagangan dan jasa, kondisi
pemerintahan, kondisi sarana pelayanan umum, kondisi sistem transportasi, kondisi jaringan
prasarana atau utilitas, kondisi keuangan pembangunan daerah dan kondisi kelembagaan
pembangunan daerah
BAB IV ANALISA
Pada Bab ini menyajikan hasil analisis yang telah dilakukan seperti analisis struktur
internal wp, sistem pengggunaan lahan, kedudukan dan peran WP dalam wilayah yg lebih
luas, analisis SDA dan fisik atau lingkungan WP, analisis sosial budaya, analisis kependudukan,
analisis ekonomi dan sektor unggulan, analisis transportasi/pergerakan, analisis sumber daya
buatan, analisis lingkungan binaan, analisisi kelembagaan dan analisis pembiayaan
pembangunan.
BAB V KONSEP PENATAAN RUANG WP
Pada bab ini menyajikan konsep dari penataan ruang Wilayah Perencanaan Kota
Langsa Wilayah 1 terdiri dari tema dan arahan pengembangan kawasan, tujuan penataan wp,
konsep distribusi penduduk, pembagian sub wp dan blok, konsep pengembangan kawasan
perkotaan dan konsep peraturan zonasi

|
LAPORAN ANTARA BAB I-15
PEMBUATAN (RDTR) KOTA KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

|
LAPORAN ANTARA BAB I-16

Anda mungkin juga menyukai