T5.K2 - Koneksi Antar Materi Proyek

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 5

PENENTUAN STRATEGI PROJEK KEPEMIMPINAN MENGGUNAKAN MODEL


REFLEKSI 5M

PROYEK KEPEMIMPINAN 1

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Proyek Kepemimpinan 1

PPG Prajabatan PGSD E

Oleh:

Fransisca Herning Tiastuti 2217563864

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2023
Koneksi Antar Materi Topik 5

1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi.

2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi


peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun
tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.

3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan,


keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.

4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut


dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian
lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.

5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi


kejadianserupa di masa mendatang.
No. Refleksi 5M Penjelasan dan Penjabaran sesuai proyek Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas
di MI At Taqwa GUPPI Wojowalur
1. Mendeskripsikan (Reporting) Sampah menjadi permasalahan utama dalam peradaban manusia. beberapa jenis sampah memerlukan
waktu yang sangat lama agar dapat diurai oleh dekomposer alami di alam, bahkan ada jenis sampah
yang sama sekali tidak dapat diuraikan secara alami. Kegiatan khusus yang dipilih dalam menjalankan
tugas Mata Kuliah Proyek Kepemimpinan di MI At Taqwa GUPPI Wojowalur adalah “Pemanfaatan
Barang Bekas.” Kegiatan ini dianggap akan sangat bermanfaat terhadap kebersihan lingkungan dan
akan memunculkan ide kreatif dari masyarakat untuk memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan
mereka menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat dan akan memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi. Barang-barang bekas biasanya akan berakhir di tempat sampah, menjadi tumpukan sampah yang
merusak lingkungan dan menyita luas daratan yang ada di muka bumi. Menumpuknya barang bekas
terjadi karena masyarakat tak tahu bagaimana cara mengolah sampah yang ada di lingkungan mereka
menjadi barang lain yang lebih berguna. Memanfaatkan barang bekas dari lingkungan sekitar dapat
menambah kreatifitas anak-anak, sehingga kegiatan ini sangat berguna (Febriana, 2007). Warga
madrasah MI At Taqwa GUPPI Wojowalur turut berpartisipasi dalam menjalankan program ini,
khususnya anak-anak mulai dari kelas 1-6. Anak-anak tampak sangat antusias melakukan pembuatan
kerajinan tangan dari barang bekas, bahkan banyak di antara mereka yang saling berebutan untuk ikut
serta. Hal ini dapat dikatakan sangat baik karena anak-anak merupakan generasi muda yang seharusnya
mampu melakukan segala perbaikan demi lingkungan yang terbebas dari sampah. Selain anak-anak.
Kegiatan ini dapat menambah wawasan mereka bahwa barang bekas tidak harus dibuang, melainkan
dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
2. Merespon (Responding) Pelatihan pemanfaatan barang bekas diharapkan dapat mengubah pola pikir para peserta didik.
Pelatihan pemanfaatan barang bekas mendorong para peserta didik agar memulai mengenali dan
memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat serta melakukan penyelamatan
lingkungan. Pola pikir yang selalu berorientasi membuang sampah di rubah menjadi berorientasi untuk
memanfaatkan sampah. Maka hal tersebut dapat diajarkan melalui penanaman nilai-nilai sejak
dini, yang nantinya akan membentuk karakter dan perilaku agar penyelamatan lingkungan dapat
dimaksimalkan sejak dini.
Mengaitkan (Relating) Realita sosial yang sangat terasa di era global ini ialah banyak orang yang melakukan pola hidup
3.
konsumtif. Jarang ditemui peserta didik yang telah membiasakan diri untuk berkreasi sejak masih di
bangku sekolah yang pada akhirnya akan mampu memanfaatkan sumberdaya sampah menjadi sesuatu
yang bernilai bahkan dapat memberikan peluang untuk membuka pekerjaan untuk orang lain jika usaha
tersebut ditekuni dan dikembangkan dengan baik. Karena itu jiwa kreatifitas perlu ditanamkan pada
setiap orang sejak dini dengan direalisir melalui pendidikan. Maka menurut Yulianto (2009)
menyatakan bahwa daur ulang merupakan konsep memanfaatkan suber daya yang berasal dari limbah
kegiatan manusia. Kemudian Dirgantara (2013) mengemukakan pengolahan sampah berbasis
masyarakat adalah kegiatan mandiri yang dapa dilakukan agar mengurangi limbah dan dapat diolah
untuk kebutuhan sehari-hari

4. Menganalisis (Reasoning) Pelatihan pembuatan produk kepada seluruh warga sekolah berguna untuk mengedukasi dan melatih
untuk mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Sehingga ketika melakukan
pengolahan sampah terdapat dua hal yang secara langsung terlaksana yakni pengurangan limbah dan
juga pembutan produk yang dapat menghasilkan uang. Hal ini tentu dapat berguna bagi lingkungan
hidup dan juga perekonomian
Proyek Pemanfaatan Barang Bekas dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi kegiatan. Proyek Pemanfaatan Barang Bekas yang diberikan memberikan kontribusi positif
terhadapterbentuknya karakter jiwa pemerhati lingkungan yang dapat membekali peserta didik untuk
dapat melakukan penyelamatan lingkungan hidup.
5. Merancang ulang (Reconstructing) Adapun untuk mengatasi tantangan di era ini, kegiatan proyek pemanfaatan barang bekas harus
memiliki tujuan yang baik bagi sasaran proyek. Tujuan dari proyek pemanfaatan barang bekas yang
akan dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk mengurangi tumpukan sampah di lingkungan dan mengubahnya menjadi barang yang
lebih berguna.
b. Menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah
c. Membangun kreativitas peserta didik dalam memanfaatkan sampah di lingkungan menjadi
barang berharga dan berguna.
d. Mendidik anak untuk sadar lingkungan

Anda mungkin juga menyukai